Proposal Penelitian
Disusun Oleh :
NIM : P21331118006
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN
Jakarta, 2020
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN
PERKEMBANGAN BALITA 1-5 TAHUN DI POSYANDU
X
Lembar Pengesahan
Telah ditulis dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Metodologi
Penelitian.
i
Kata Pengantar
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
Status Gizi dengan Perkembangan Balita di Posyandu X sebagai tugas akhir mata
dukungan dan bimbingan dari berbegai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
1. Orangtua atas berkat izin dan do’a serta dukungannya baik secara moril maupun
kuliah.
2. Bapak Marudut Sitompul, MPS selaku dosen pembimbing materi yang banyak
Penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Penulis memohon maaf atas
segala kesalahan baik sengaja ataupun tidak, baik dari segi penulisan maupun bahasa.
ii
iii
Penulis
Daftar Isi
Lembar Pengesahan.....................................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................6
iv
v
3.3.1 Populasi.................................................................................................22
3.3.2 Sampel...................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................29
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, hipotesis penelitian,
kegunaan penelitian, asumsi keterbatasan, dan ruang lingkup.
1
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak
6
7
rangkaian tahapan yang berurutan.”2 Salah satu upaya untuk mengetahui adanya
penyimpangan perkembangan bayi dan balita yaitu dengan deteksi dini
penyimpangan perkembangan. Melalui deteksi dini dapat diketahui adanya masalah
perkembangan anak sehingga pemulihannya dapat dilakukan lebih awal dan akhirnya
tumbuh kembang anak yang dapat berlangsung dengan optimal.
Menurut Celik dkk., balita dengan gangguan gizi buruk akan mengalami
gangguan perkembangan yang mengarah ke perubahan permanen. Yaitu gangguan
pekembangan motorik dan dapat mengalami keterbelakangan dalam perkembangan
kognitif, kesulitan belajar, gangguan perilaku dan keterbelakangan dalam
perkembangan bahasa dan usia membaca.3 Hasil Riskesdas 2018 menyatakan
prevalensi gizi buruk (sangat kurus) pada balita sebesar 3,9%.4 Penelitian Lindawati
(2013) menunjukkan bahwa status gizi yang paling memengaruhi perkembangan
motorik anak.5
2
Lestari RD, Isa N, Novadela T. Faktor Postnatal yang Berhubungan dengan Perkembangan Anak Balita di
Wilayah Lampung Utara. (Lampung: UNILA, 2016), hlm. 32.
3
Celik, dkk., Growth Status of Childrenmin Well-Baby Outpatient Clinics and Related Factors. (Turk Pediatri
Ars, 2014), hlm. 47.
4
Riskesdas. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2018), hlm 9.
5
Lindawati. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia Pra Sekolah. (Jurnal
Health Quality, 2013) hlm. 1.
8
perkembangan balita.
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian balita, status gizi dan
perkembangan.
6
Soetjiningsih, C. H., Perkembangan Anak Sejak Pertumbuhan Sampai Dengan Kanak-Kanak Akhir (Jakarta:
Rendra Media Grup, 2012), hlm. 9.
7
Marimbi, H., Tumbuh Kembang, Status gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita (Yogyakarta: Nuha Medika,
2010), hlm. 13.
11
Menurut Coelho R, perkembangan anak adalah proses yang terus menerus dan
dinamis yang mempromosikan perubahan di beberapa bidang: fisik, sosial,
emosional, dan kognitif, dalam interaksi yang kompleks antara perubahan dan
lingkungan di mana setiap tahap berdasarkan langkah sebelumnya.10
1) Pada usia 12 sampai 18 bulan, balita mampu berjalan dan mengelilingi rumah,
menyusun 2 sampai 3 balok, mengucapkan 5 sampai 10 kata, melihatkan rasa
cemburu dan bersaing. Pada usia 18 sampai 21 bulan, balita dapat naik turun
tangga, menyusun 6 balok, menyusun 2 kata, belajar menilai dirinya sendiri
8
Fikawati SD. Gizi Anak dan Remaja. (Depok: Rajagrafindo Persada, 2017), hlm. 39.
9
Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. (Jakarta: Kemenkes RI, 2015), hlm. 3.
10
Coelho R., Child Development in Primary Care : A Surveillance. (Rio J: J Pediatr. 2016), hlm. 41.
11
Marimbi, H., Op.Cit, hlm. 13.
12
12
Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. (Jakarta: Kemenkes RI, 2015), hlm. 5.
13
2) Motorik halus (fine motor skills) adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menggambar orang, mampu menjimpit benda, melambaikan
tangan dan sebagainya.
B. Faktor Eksternal
1) Gizi merupakan faktor terpenting pada saat ibu hamil di akhir trimester yang
dapat memengaruhi janin
13
Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. (Jakarta: Kemenkes RI, 2015), hlm. 7.
14
2) Mekanis merupakan posisi fetus yang tidak normal yang berdampak pada
kelainan kongenital
3) Toksin dan zat kimia terdapat di obat seperti aminoptrin yang dapat
menyebabkan kelainan kongenital
4) Radiasi merupakan paparan radium dan sinar rontgen yang akan berdampak
pada janin
5) Infeksi, penyakit ini bila pada awal trimester dan trimester kedua akan
menyebabkan kelainan pada janin (kemenkes, 2016)
Menurut Husnah,
Perkembangan pada anak dipengaruhi oleh lingkungan dan orang tua. Orang
tua yang merupakan orang terdekat dengan anak harus paham tentang tumbuh
kembang anak. Tidak hanya itu, untuk mencapai perkembangan yang berkualitas
harus didukung dengan asupan gizi yang baik, karena terdapat kesinambungan
antara asupan gizi dan jumlah gizi yang dibutuhkan oleh tubuh anak. Hal ini
sangat penting untuk memenuhi berbagai fungsi tubuh anak.14
14
Husnah. Hubungan Pola Makan, Pertumbuhan dan Stimulasi dengan Perkembagan Anak Usia
Balita di Posyandu Melati Kuta Alam Banda Aceh. (Aceh: Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 2015),
hlm. 16.
15
KPSP bisa digunakan dengan dua cara, yaitu yang pertama dengan tanya jawab
dengan orang tua dan yang kedua dengan menulis di jawaban di kertas formulir.
Jawaban di KPSP hanya terdiri iya dan tidak. Jika orang tua menyawab iya, maka
terdapat nilai. Jika orang tua menjawab iya dari 9-10 pertanyaan, maka
perkembangan anak sudah sesuai. Jika orang tua menjawab iya hanya 7-8 pertanyaan,
maka anak tersebut perkembanganya meragukan. Apabila orang tua menjawab iya
kurang dari 6 maka anak tersebut mengalami penyimpangan (kemenkes, 2016)
Status gizi merupakan suatu kondisi tubuh yang dipengaruhi makanan yang
dikonsumsi. Penggunaan zat gizi yang baik diperoleh dari makanan yang
seimbang baik, akan berdampak pada pertumbuhan fisik, perkembangan otak
anak, serta kesehatan. Status gizi yang tidak seimbang akan berdampak bahaya
didalam tubuh yang dapat menimbulkan efek toksik.16
15
Ibid, hlm, 10.
16
Istiany, Ari dan Ruslianti. Gizi Terapan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 34.
16
dengan rumus: , apabila nilai real ≥ nilai medianya maka Z-score = dan apabila nilai
real ≤ nilai median maka Z-score = terdapat kategori yaitu:
1. Gizi buruk yaitu ≤-3 SD
2. Gizi kurang yaitu -3 SD sampai ≤ 2 SD
3. Gizi baik yaitu -2 SD sampai 1 SD
4. Gizi lebih yaitu 1 SD sampai 2 SD
5. Obesitas yaitu ≥ 3 SD
Selain dengan mengukur, penilaian satus gizi dapat dilihat dengan metode:
1. Survei konsusmsi makanan
Survei konsumsi makanan dilakukan untuk mengetahui pola makan, kecukupan
bahan makan, dan gizi pada rumah tangga kelompok dan perorangan.
2. Statistik vital
pemeriksaan dilakukan untuk menganalisa tentang kesehatan melalui angka
kesakitan, kematian, pelayanan kesehatan, penyakit infeksi, semuanya ada kaitanya
tentang gizi
3. Faktor ekologi
Faktor ini merupakan faktor yang sangat berkaitan dengan cuaca, kondisi tanah,
merupakan faktor yang berhubungan dengan kurangnya gizi (Istiany& Rusilanti,
2014).
17
Ratifah dkk., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita (Jakarta: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 2015),
hlm. 26.
17
2) Protein
Protein sangat dibutuhkan balita untuk pemeliharaan jaringan, pembentuk
jaringan baru, dan perubahan komposisi tubuh. Untuk anak berusia 1 tahun hingga 3
tahun membutuhkan protein sekitar 25 gram, sedangakan anak berusia 4 tahun hingga
5 tahun membutuhkan protein sebesar 39 gram. Protein pada makanan dapat dijumpai
pada makanan seperti kacang, tahu, tempe, telur, daging, susu, hati, dan keju.
3) Mineral
Sumber mineral juga terdapat pada makanan sehari-hari seperti pada sayuran,
wortel, bayam, tomat, labu kuning, dan buah apel , jambu biji serta pisang.
4) Kalsium
Kalsium sangat dibutuhkan untuk pemadatan tulang dan gigi, kebutuhan
kalsium pada anak sekitar 150 sampai 200 gram/hari. Kalsium dapat ditemui di susu,
ikan teri, dan ikan berduri lunak.
5) Besi
Zat besi pada setiap usia anak berbeda, anak yang berusia 1 tahun hingga 3
tahun membutuhkan zat besi sebanyak 8,0 mg, sedangkan untuk anak berusia 4 tahun
hingga 5 tahun membutuhkan zat besi sebanyak 9,0 mg. Zat besi didapat di makan
seperti ikan, kacang, sayuran, serta rumput laut.
6) Seng
gizi seng sangat diperlukan oleh anak di masa pertumbuhan dimana manfaat
seng dapat meningkatkan fungsi kongnitif, imun tubuh, terhindar dari radikal bebas.
Kebutuhan seng pada anak berbeda sesuia dengan usia, untuk usia 1 tahun hingga 3
tahun membutuhkan sebanyak 0,46 mg/kgBB/hari, sedangkan untuk anak berusia 4
tahun hingga 5 tahun membutuhkan seng sebanyak 0,38 mg/kgBB/hari, seng seng
sering didapat dari daging, ikan dan kerang.
7) Yodium
Yodium diperlukan anak dalam pertumbuhan dan perkembangan, kebutuan
yodium pada naka berbeda sesuai usia anak, dimana anak yang berusia 1 tahun
hingga 3 tahun membutuhkan yodium sebanyak 10 mcg/kgBB/hari, sedangkan anak
berusia 4 tahun hingga 5 tahun membutuhkan yodium sebnayak 8 mcg/kgBB/hari.
Sumber yodium berasal dari air laut dan hasil laut seperti kerang, rumput laut. Bahaya
dari kekurangan yodium pada anak akan berdampak pada pertumbuhan anak akan
terhambat, penurunan tingkat kongnitif, dan membesarnya kelenjar tiroid.
8) Vitamin
18
1) Infeksi
Penyakit infeksi sering terjadi pada anak karena kurangnya gizi yang
dikonsusmsi anak contohnya, infeksi saluran pernafasan atas dan bawah, infeksi kulit,
serta diare pada anak. Infeksi pada jika tidak segeara diatasi akan berdampak buruk
pada anak seperti, ketidakoptimalan pertumbuhandan mengahambat pertumbuhan
pada anak, infeksi juga merupakan suatu penyakit yang dapat menyebabkan kematian
pada anak.
2. Pola pengasuhan
Pola pengasuhan merupakan kegiatan interaksi antar orang tua dan anak untuk
memberi pengarahan, bimbingan, serta pengawasan kepada objek dalam aktivitas
sehari-hari. Pengasuhan dilakukan setiap harinya, pola pengasuhan ini merupakan
faktor yang memengaruhi nutrisi anak. Pola pengasuhan juga akan memberikan
makanan yang simbang dan perawatan, perlindungan dan kasih sayang dari keluarga,
peran keluaraga sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak.
18
Ibid., hlm. 35.
19
Ibid., hlm. 42.
19
Gizi buruk
Faktor mempengaruhi
Gizi
status gizi :
kurang
1. Infeksi seperti saluran Status gizi
pernafasan atas dan 1. Berat badan Gizi baik
bawah, infeksi kulit, dan 2. Umur
diare pada anak. Gizi lebih
2. Asupan Gizi
Obesitas
Faktor yang
Sesuai
memepengaruhi Perkembangan
perkembangan: balita usia 1-5
1. Faktor internal tahun
seperti: umur, keluarga, 1. Perkembangan
jenis kelamin, genetik. motorik Meragukan
2. Faktor ekternal 2. Kongnitif
seperti: gizi, mekanis, 3. Bahasa
toksik dan zat kimia, 4. Sosial dan Penyimpang
endokrin, radiasi, emosional. an
infeksi.
20
21
3.5.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah balita di Posyandu X yang berusia 1-5
tahun selama penelitian ini berlangsung.
23
3.5.2 Sampel
Penelitian ini menggunakan probability sampling di mana populasi di suatu
tempat penelitian mempunyai kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih dalam
sampel penelitian.
Sampel dari penelitian ini adalah bagian dari populasi yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi
a) Kriteria Inklusi
1) Peserta Posyandu X
2) Berusia 1-5 tahun
3) Dalam keadaan sadar dan sehat secara jasmani dan rohani
4) Orang tua / wali bersedia menjadi responden dan mendandatangani informed
consent
b) Kriteria Eksklusi
1) Responden tidak hadir pada saat pengambilan data
2) Responden sedang dalam keadaan sakit
3) Responden mengundurkan diri pada saat pengambilan data
Editing merupakan pengumpulan data dan memeriksa kembali data kuisioner dan
dilihat jawabanya jika terdapat jawaban yang kurang maka dilakukan pengulangan.
2) Coding
Coding merupakan suatu cara pemberian tanda atau kode yang terdapat pada
beberapa kategori seperti:
perempuan = 2
12 bulan = X1
15 bulan = X2
18 bulan = X3
24 bulan = X4
30 bulan = X5
36 bulan = X6
42 bulan = X7
48 bulan = X8
54 bulan = X9
60 bulan = X10
i. Gizi kurang = 2
iv. Obesitas = 5
i. 18 bulan – 21 bulan = 2
3) Scoring
4) Tabulating
a) 0% : tidak ada
d) 50% : setengahnya
g) 100% : seluruhnya
27
Analisis Univariat
Analisis univariate pada penelitian ini untuk melihat gambaran dan karakeristik
variabel independen/bebas (Status Gizi Balita) serta variabel dependen/terikat
(Perkembangan Balita). Variabel perkembangan anak balita usia 1-5 tahun
pengukuranya sebagai berikut: penilaian yang diberikan pada variabel perkembangan
anak balita usia 1-5 tahun adalah berdasarkan jawaban. Penilaian jawaban yang
diberikan apabila dapat menjawab iya 9-10 pertanyaan dapat dinilai sesuai
perkembanganya, menjawab iya 7-8 pertanyaan maka dapat dinilai dengan
meraguakan perkembangan, apabila menjawab iya 6 atau kurang dapat dinilai ada
kecenderungan penyimpangan pada perkembanganya.
Analisis Bivariat
a. Informed Consent
b. Anonymity
2. Confidentiality
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Celik, dkk., 2014. Growth Status of Childrenmin Well-Baby Outpatient Clinics and
Related Factors. Turk Pediatri Ars.
Fikawati SD. 2017. Gizi Anak dan Remaja. Depok: Rajagrafindo Persada.
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-
perkembangan-umum-pada-anak
Istiany, Ari dan Ruslianti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kemenkes RI. 2015. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Kemenkes RI.
Lestari RD, Isa N, Novadela T. 2016. Faktor Postnatal yang Berhubungan dengan
Perkembangan Anak Balita di Wilayah Lampung Utara. Bandar
Lampung: UNILA.
Marimbi, H., 2010. Tumbuh Kembang, Status gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Ratifah dkk. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita. Jakarta:
Jurnal Gizi dan Kesehatan.
30
Riskesdas. 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.