Anda di halaman 1dari 33

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN

BALITA USIA 1-5 TAHUN DI POSYANDU X

Proposal Penelitian

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Disusun Oleh :

Nama : Amalia Azizah

NIM : P21331118006

Dosen Pembimbing : Dr. Marudut MPS

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II

Jakarta, 2020
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN
PERKEMBANGAN BALITA 1-5 TAHUN DI POSYANDU
X
Lembar Pengesahan

Proposal penelitian demgam judul “Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan


Balita di Posyandu X”, disusun oleh : Amalia Azizah/ NPM : P2.13.31.1.18.006.

Telah ditulis dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Metodologi
Penelitian.

Jakarta, Desember 2020

i
Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan semiskripsi ini yang berjudul Hubungan

Status Gizi dengan Perkembangan Balita di Posyandu X sebagai tugas akhir mata

kuliah Metodologi Penelitian.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis banyak mendapatkan

dukungan dan bimbingan dari berbegai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orangtua atas berkat izin dan do’a serta dukungannya baik secara moril maupun

materiil yang selalu diberikan kepada penulis untuk mengerjakan tugas-tugas

kuliah.

2. Bapak Marudut Sitompul, MPS selaku dosen pembimbing materi yang banyak

memberikan bimbingan selama proses pembuatan proposal hingga penyelesaian.

3. Seluruh teman-teman seangkatan D4 jurusan gizi yang telah memberikan

dukungan sehingga tugas proposal ini dapat diselesaikan.

Penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Penulis memohon maaf atas

segala kesalahan baik sengaja ataupun tidak, baik dari segi penulisan maupun bahasa.

ii
iii

Jakarta, Desember 2020

Penulis
Daftar Isi

Lembar Pengesahan.....................................................................................................i

Kata Pengantar............................................................................................................ii

Daftar Isi......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................6

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................6

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................7

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................8

1.4 Hipotesis Penelitian............................................................................8

1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................8

1.5.1 Bagi Peneliti.........................................................................................8

1.5.2 Bagi Masyarakat....................................................................................9

1.5.3 Bagi Institusi...........................................................................................9

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................10

2.1 Kerangka Teori......................................................................................10

2.1.1 Konsep Balita........................................................................................10

2.1.2 Perkembangan Balita...........................................................................11

2.1.3 Status Gizi.............................................................................................15

2.2 Kerangka Konsep..................................................................................20

2.3 Definisi Operasional..............................................................................21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................22

iv
v

3.1 Ruang Lingkup Penelitian....................................................................22

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................22

3.3 Jenis Penelitian......................................................................................22

3.4 Rancangan Penelitian............................................................................22

3.5 Populasi dan Sampel.............................................................................22

3.3.1 Populasi.................................................................................................22

3.3.2 Sampel...................................................................................................23

3.6 Tahap Penelitian....................................................................................23

3.7 Teknik Pengumpulan Data...................................................................24

3.8 Pengolahan Data....................................................................................24

3.8 Etik Penelitian........................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................29
BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, hipotesis penelitian,
kegunaan penelitian, asumsi keterbatasan, dan ruang lingkup.

1.1 Latar Belakang Masalah


Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap
lingkungan dan berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulangi lagi. Masa ini
disebut “masa keemasan” (golden period) dan “masa kritis” (critical period). Namun
masalah keterlambatan perkembangan pada masa balita masih tinggi, seperti yang
dinyatakan IDAI,

Diperkirakan 5-10% anak di Indonesia mengalami keterlambatan


perkembangan. Perkembangan anak sangat penting karena anak dengan
perkembangan yang terlambat akan sulit mengejar ketertinggalan dan akan
memengaruhi kehidupan anak di masa mendatang.1

Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, sehingga perkembangan anak sangat


berdampak pada sumber daya manusia suatu bangsa. Gangguan perkembangan
sekecil apapun pada masa balita, apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan
baik akan berdampak buruk. Lestari, Isa, dan Novadela mengatakan, “Jika
keterlambatan tidak diketahui lebih cepat akan sangat berpengaruh pada
perkembangan motorik anak selanjutnya, karena perkembangan anak memiliki

1
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak

6
7

rangkaian tahapan yang berurutan.”2 Salah satu upaya untuk mengetahui adanya
penyimpangan perkembangan bayi dan balita yaitu dengan deteksi dini
penyimpangan perkembangan. Melalui deteksi dini dapat diketahui adanya masalah
perkembangan anak sehingga pemulihannya dapat dilakukan lebih awal dan akhirnya
tumbuh kembang anak yang dapat berlangsung dengan optimal.

Menurut Celik dkk., balita dengan gangguan gizi buruk akan mengalami
gangguan perkembangan yang mengarah ke perubahan permanen. Yaitu gangguan
pekembangan motorik dan dapat mengalami keterbelakangan dalam perkembangan
kognitif, kesulitan belajar, gangguan perilaku dan keterbelakangan dalam
perkembangan bahasa dan usia membaca.3 Hasil Riskesdas 2018 menyatakan
prevalensi gizi buruk (sangat kurus) pada balita sebesar 3,9%.4 Penelitian Lindawati
(2013) menunjukkan bahwa status gizi yang paling memengaruhi perkembangan
motorik anak.5

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimanakah status gizi pada balita di Posyandu X?
b. Bagaimanakah perkembangan balita di Posyandu X?
c. Bagaimanakah hubungan status gizi dengan perkembangan balita di
Posyandu X?

2
Lestari RD, Isa N, Novadela T. Faktor Postnatal yang Berhubungan dengan Perkembangan Anak Balita di
Wilayah Lampung Utara. (Lampung: UNILA, 2016), hlm. 32.
3
Celik, dkk., Growth Status of Childrenmin Well-Baby Outpatient Clinics and Related Factors. (Turk Pediatri
Ars, 2014), hlm. 47.
4
Riskesdas. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2018), hlm 9.
5
Lindawati. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia Pra Sekolah. (Jurnal
Health Quality, 2013) hlm. 1.
8

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan balita
di Posyandu X.
2. Tujuan Khusus
d. Untuk mengidentifikasi status gizi pada balita di Posyandu X.
e. Untuk mengidentifikasi perkembangan balita di Posyandu X.
f. Untuk menganalisis hubungan status gizi dengan perkembangan balita di
Posyandu X.

1.4 Hipotesis Penelitian


1. Hipotesis Nol (H0)
Tidak ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan balita di
Posyandu X
2. Hipotesis alternatif (Ha)
Ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan balita di Posyandu X.

1.5 Manfaat Penelitian


Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai manfaat penelitian yang mencakup
bagi peneliti, masyarakat, dan institusi.

1.5.1 Bagi Peneliti


Berdasarkan hipotesis penelitian di atas, maka manfaat penelitiannya adalah
peneliti diharapkan dapat mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan
balita. Selain itu, diharapkan juga menambah wawasan dan pengalaman peneliti di
bidang gizi.
9

1.5.2 Bagi Masyarakat


Berdasarkan hipotesis penelitian di atas, maka manfaat

penelitiannya adalah penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan pada masyarakat terkait hubungan status gizi dengan

perkembangan balita.

1.5.3 Bagi Institusi


Berdasarkan hipotesis penelitian di atas, maka manfaat penelitiannya adalah
penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan data
mengenai hubungan status gizi dengan dengan perkembangan balita kepada Jurusan
Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
10

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian balita, status gizi dan
perkembangan.

2.1 Kerangka Teori


2.1.1 Konsep Balita
Balita merupakan singkatan dari anak di bawah umur lima tahun, yang
merupakan usia bayi dan balita dibatasi sampai lima tahun ke bawah. Balita
merupakan periode pertumbuhan yang sangat pesat yang akan memengaruhi
perkembangan anak. Soetjiningsih mengatakan,

Pada periode ini anak akan mengalami perkembangan di bidang bahasa,


sosial, emosional, kongnitif, dan kreativitas. Periode ini juga merupakan tahap
pembentukan kepribadian anak untuk tahap selanjutnya. Jika terdapat masalah
pada perkembangan anak dan tidak diatasi, maka akan berdampak pada
perkembangan anak yang tidak optimal bahkan akan kehilangan potensi anak.
Tetapi jika perkembangan anak selalu diperhatikan, maka anak akan optimal di
perkembangan selanjutnya.6

Awal masa kanak-kanak merupakan periode dimana anak akan menjadikan


perilaku di sekitarnya sebagai dasar untuk anak masuk sekolah nanti. Dalam buku
yang berjudul Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita
disebutkan, “Dalam periode ini anak menjelajah lingkungan dengan cara bertanya dan
mencontoh tindakan serta cara berbicara orang dewasa.”7

6
Soetjiningsih, C. H., Perkembangan Anak Sejak Pertumbuhan Sampai Dengan Kanak-Kanak Akhir (Jakarta:
Rendra Media Grup, 2012), hlm. 9.
7
Marimbi, H., Tumbuh Kembang, Status gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita (Yogyakarta: Nuha Medika,
2010), hlm. 13.
11

2.1.2 Perkembangan Balita


2.1.2.1 Konsep Perkembangan
Menurut Fikawati,

Perkembangan adalah proses pematangan fungsi organ tubuh yang


diperlihatkan oleh berkembangnya kemampuan, inteligensi, serta perilaku.
Perkembangan ditandai oleh bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks, sehingga dapat bersifat kualitatif serta kuantitatif
pada proses perkembangan terjadi peningkatan fungsi sel tubuh, maturasi, dan
sistem organ, keterampilan, kemampuan afektif, serta kreativitas.8

Menurut Kemenkes RI dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
Perkembangan, “Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian.”9

Menurut Coelho R, perkembangan anak adalah proses yang terus menerus dan
dinamis yang mempromosikan perubahan di beberapa bidang: fisik, sosial,
emosional, dan kognitif, dalam interaksi yang kompleks antara perubahan dan
lingkungan di mana setiap tahap berdasarkan langkah sebelumnya.10

Menurut Marimbi, karakteristik balita berdasarkan usia adalah sebagai berikut11 :

1) Pada usia 12 sampai 18 bulan, balita mampu berjalan dan mengelilingi rumah,
menyusun 2 sampai 3 balok, mengucapkan 5 sampai 10 kata, melihatkan rasa
cemburu dan bersaing. Pada usia 18 sampai 21 bulan, balita dapat naik turun
tangga, menyusun 6 balok, menyusun 2 kata, belajar menilai dirinya sendiri
8
Fikawati SD. Gizi Anak dan Remaja. (Depok: Rajagrafindo Persada, 2017), hlm. 39.
9
Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. (Jakarta: Kemenkes RI, 2015), hlm. 3.
10
Coelho R., Child Development in Primary Care : A Surveillance. (Rio J: J Pediatr. 2016), hlm. 41.
11
Marimbi, H., Op.Cit, hlm. 13.
12

serta memahaminya, dapat menggambar garis, mengkondisikan saat buang air


besar atau buang air kecil, dan mulai tertarik pada kegiatan orang dewasa.
2) Pada usia 24 sampai 36 bulan, balita sudah dapat berusaha melompat dan
memanjat, membuat jembatan menggunakan 3 balok, merangkai kata menjadi
kalimat, berucap saya, bertanya, menjawab, mengambar lingkaran, dan
bermain dengan teman di lingkungan sekitar.
3) Pada usia 42 bulan sampai 48 bulan, balita dapat berjalan sendiri dan
berinteraksi dengan lingkungan sekitar, berjinjit, mulai belajar memakai
pakaian dan melepasnya sendiri, mengambar garis silang, mengambar orang
hanya kepala dan badan kebawah hanya garis, mengenali 2 sampai 3 warna,
menegndalikan dirinya sendiri, berbicara dengan lancar, mulai bertanya
tentang banyak hal, suka mendengarkan cerita, mulai bermain dengan
temannya, dan mempunyai rasa kasih sayang terhadap saudaranya.
4) Pada usia 54-60 bulan, balita sudah dapat melompat dan menari, balita sudah
dapat mengambar orang dengan utuh, balita sudah dapat mengambar banguan
datar, lancar berbicara, berhitung dan menyebut nama-nama hari, mendengar
dan mengulang cerita, menunjukkan ketertarikan pada kosa kata baru
menjukan protes bila keinginanya tidak dituruti, menyebutkan 4 warna, dan
membedakan benda besar dan kecil, tertarik pada kegiatan orang dewasa.

2.1.2.2 Aspek Perkembangan


Menurut Kemenkes RI, Aspek perkembangan anak terdiri dari12 :
1) Motorik kasar (gross motor) adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot
besar seperti gerakan lengan, duduk, berdiri, berjalan dan sebagainya.

12
Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. (Jakarta: Kemenkes RI, 2015), hlm. 5.
13

2) Motorik halus (fine motor skills) adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menggambar orang, mampu menjimpit benda, melambaikan
tangan dan sebagainya.

3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan


kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan, dan berkomunikasi, dan sebagainya.

4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan


kemampuan mandiri anak (makan sendiri, mebereskan mainan selesai bermainan),
berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya, dan sebagainya.

2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan


Menurut Kemenkes RI, faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
adalah sebagai berikut13 :
A.Faktor Internal
1) Umur merupakan suatu tolak ukur percepatan pertumbuhan dan
perkembangan anak
2) Jenis kelamin merupakan perkembangan pada anak perempuan lebih cepat di
banding anak laki-laki
3) Keluarga akan mempengharuhi bentuk tubuh anak sesuai dengan orang tuanya
4) Genetik merupakan faktor bawaan anak dengan memiliki potensi. Kelainan
genetik pada anak akan berpengaruh pada perkembangan anak selanjutnya

B. Faktor Eksternal

1) Gizi merupakan faktor terpenting pada saat ibu hamil di akhir trimester yang
dapat memengaruhi janin

13
Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. (Jakarta: Kemenkes RI, 2015), hlm. 7.
14

2) Mekanis merupakan posisi fetus yang tidak normal yang berdampak pada
kelainan kongenital
3) Toksin dan zat kimia terdapat di obat seperti aminoptrin yang dapat
menyebabkan kelainan kongenital
4) Radiasi merupakan paparan radium dan sinar rontgen yang akan berdampak
pada janin
5) Infeksi, penyakit ini bila pada awal trimester dan trimester kedua akan
menyebabkan kelainan pada janin (kemenkes, 2016)

Menurut Husnah,

Perkembangan pada anak dipengaruhi oleh lingkungan dan orang tua. Orang
tua yang merupakan orang terdekat dengan anak harus paham tentang tumbuh
kembang anak. Tidak hanya itu, untuk mencapai perkembangan yang berkualitas
harus didukung dengan asupan gizi yang baik, karena terdapat kesinambungan
antara asupan gizi dan jumlah gizi yang dibutuhkan oleh tubuh anak. Hal ini
sangat penting untuk memenuhi berbagai fungsi tubuh anak.14

2.1.2.4 Tes Perkembangan Balita Menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining


Perkembangan)
KPSP adalah alat yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak
normal atau ada penyimpangan. KPSP merupakan kuisioner yang berisi 9-10
pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak dengan
sasaran umur 0-72 bulan. Perkembangan anak dinilai yaitu kemampuan motorik
halus, motorik kasar, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian.

Menurut Kemenkes RI, tujuan screening atau pemeriksaan perkembangan


anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau
ada penyimpangan. Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur

14
Husnah. Hubungan Pola Makan, Pertumbuhan dan Stimulasi dengan Perkembagan Anak Usia
Balita di Posyandu Melati Kuta Alam Banda Aceh. (Aceh: Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 2015),
hlm. 16.
15

3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan. Skrining atau pemeriksaan


dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih. Alat atau
instrumen yang digunakan adalah formulir KPSP menurut umur. Alat bantu
pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola tenis, bola besar dan kubus, pensil,
kerincingan, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil.15

KPSP bisa digunakan dengan dua cara, yaitu yang pertama dengan tanya jawab
dengan orang tua dan yang kedua dengan menulis di jawaban di kertas formulir.
Jawaban di KPSP hanya terdiri iya dan tidak. Jika orang tua menyawab iya, maka
terdapat nilai. Jika orang tua menjawab iya dari 9-10 pertanyaan, maka
perkembangan anak sudah sesuai. Jika orang tua menjawab iya hanya 7-8 pertanyaan,
maka anak tersebut perkembanganya meragukan. Apabila orang tua menjawab iya
kurang dari 6 maka anak tersebut mengalami penyimpangan (kemenkes, 2016)

2.1.3 Status Gizi


2.1.3.1 Konsep Status Gizi
Menurut Istiany & Rusilanti,

Status gizi merupakan suatu kondisi tubuh yang dipengaruhi makanan yang
dikonsumsi. Penggunaan zat gizi yang baik diperoleh dari makanan yang
seimbang baik, akan berdampak pada pertumbuhan fisik, perkembangan otak
anak, serta kesehatan. Status gizi yang tidak seimbang akan berdampak bahaya
didalam tubuh yang dapat menimbulkan efek toksik.16

2.1.3.2 Penilaian Status Gizi Balita


Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan indeks masa tubuh, melihat
berat badan menurut usia serta tinggi badan menurut usia, maka dapat ditentukan

15
Ibid, hlm, 10.
16
Istiany, Ari dan Ruslianti. Gizi Terapan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 34.
16

dengan rumus: , apabila nilai real ≥ nilai medianya maka Z-score = dan apabila nilai
real ≤ nilai median maka Z-score = terdapat kategori yaitu:
1. Gizi buruk yaitu ≤-3 SD
2. Gizi kurang yaitu -3 SD sampai ≤ 2 SD
3. Gizi baik yaitu -2 SD sampai 1 SD
4. Gizi lebih yaitu 1 SD sampai 2 SD
5. Obesitas yaitu ≥ 3 SD
Selain dengan mengukur, penilaian satus gizi dapat dilihat dengan metode:
1. Survei konsusmsi makanan
Survei konsumsi makanan dilakukan untuk mengetahui pola makan, kecukupan
bahan makan, dan gizi pada rumah tangga kelompok dan perorangan.
2. Statistik vital
pemeriksaan dilakukan untuk menganalisa tentang kesehatan melalui angka
kesakitan, kematian, pelayanan kesehatan, penyakit infeksi, semuanya ada kaitanya
tentang gizi
3. Faktor ekologi
Faktor ini merupakan faktor yang sangat berkaitan dengan cuaca, kondisi tanah,
merupakan faktor yang berhubungan dengan kurangnya gizi (Istiany& Rusilanti,
2014).

2.1.3.3 Angka Kecukupan Gizi


Menurut Ratifah dkk., Angka Kecukupan Gizi meliputi17:
1) Energi
Anak umur 1 tahun hingga 3 tahun membutuhkan energi sebanyak 1000 kkal,
sedangkan untuk anak umur 4 tahun hingga 5 tahun membutuhkan energi antara 1550
kkal. Energi yang dibutuhkan setiap anak tentunya berberda dilihat dari aktivitas
fisik, metabolisme tubuh, akan tetapi penilaian gizi tentang asupan energi dapat
dilihat dari pertumbuhan setelah itu dibandingakan dengan grafik lemak tubuh.

17
Ratifah dkk., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita (Jakarta: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 2015),
hlm. 26.
17

2) Protein
Protein sangat dibutuhkan balita untuk pemeliharaan jaringan, pembentuk
jaringan baru, dan perubahan komposisi tubuh. Untuk anak berusia 1 tahun hingga 3
tahun membutuhkan protein sekitar 25 gram, sedangakan anak berusia 4 tahun hingga
5 tahun membutuhkan protein sebesar 39 gram. Protein pada makanan dapat dijumpai
pada makanan seperti kacang, tahu, tempe, telur, daging, susu, hati, dan keju.
3) Mineral
Sumber mineral juga terdapat pada makanan sehari-hari seperti pada sayuran,
wortel, bayam, tomat, labu kuning, dan buah apel , jambu biji serta pisang.
4) Kalsium
Kalsium sangat dibutuhkan untuk pemadatan tulang dan gigi, kebutuhan
kalsium pada anak sekitar 150 sampai 200 gram/hari. Kalsium dapat ditemui di susu,
ikan teri, dan ikan berduri lunak.
5) Besi
Zat besi pada setiap usia anak berbeda, anak yang berusia 1 tahun hingga 3
tahun membutuhkan zat besi sebanyak 8,0 mg, sedangkan untuk anak berusia 4 tahun
hingga 5 tahun membutuhkan zat besi sebanyak 9,0 mg. Zat besi didapat di makan
seperti ikan, kacang, sayuran, serta rumput laut.
6) Seng
gizi seng sangat diperlukan oleh anak di masa pertumbuhan dimana manfaat
seng dapat meningkatkan fungsi kongnitif, imun tubuh, terhindar dari radikal bebas.
Kebutuhan seng pada anak berbeda sesuia dengan usia, untuk usia 1 tahun hingga 3
tahun membutuhkan sebanyak 0,46 mg/kgBB/hari, sedangkan untuk anak berusia 4
tahun hingga 5 tahun membutuhkan seng sebanyak 0,38 mg/kgBB/hari, seng seng
sering didapat dari daging, ikan dan kerang.
7) Yodium
Yodium diperlukan anak dalam pertumbuhan dan perkembangan, kebutuan
yodium pada naka berbeda sesuai usia anak, dimana anak yang berusia 1 tahun
hingga 3 tahun membutuhkan yodium sebanyak 10 mcg/kgBB/hari, sedangkan anak
berusia 4 tahun hingga 5 tahun membutuhkan yodium sebnayak 8 mcg/kgBB/hari.
Sumber yodium berasal dari air laut dan hasil laut seperti kerang, rumput laut. Bahaya
dari kekurangan yodium pada anak akan berdampak pada pertumbuhan anak akan
terhambat, penurunan tingkat kongnitif, dan membesarnya kelenjar tiroid.
8) Vitamin
18

Vitamin pada anak balita sangat diperlukan untuk proses metabolisme,


kebutuhan vitamin anak balita ditentukan pada asupan energi, kabohidrat, lemak serta
protein.
9) Suplemen gizi
Suplemen gizi pada anak tidak boleh semabarangan harus melihat status gizi
anak, misalnya anak tidak mau makan buah maka anak harus diberi suplemen gizi
seperti vitamin untuk mendapatkan gizi yang baik seperti anak makan buah.

2.1.3.4 Faktor yang Memengaruhi Status Gizi


Menurut Istiany & Rusilanti, faktor yang memengaruhi status gizi adalah
sebagai berikut18 :

1) Infeksi
Penyakit infeksi sering terjadi pada anak karena kurangnya gizi yang
dikonsusmsi anak contohnya, infeksi saluran pernafasan atas dan bawah, infeksi kulit,
serta diare pada anak. Infeksi pada jika tidak segeara diatasi akan berdampak buruk
pada anak seperti, ketidakoptimalan pertumbuhandan mengahambat pertumbuhan
pada anak, infeksi juga merupakan suatu penyakit yang dapat menyebabkan kematian
pada anak.
2. Pola pengasuhan
Pola pengasuhan merupakan kegiatan interaksi antar orang tua dan anak untuk
memberi pengarahan, bimbingan, serta pengawasan kepada objek dalam aktivitas
sehari-hari. Pengasuhan dilakukan setiap harinya, pola pengasuhan ini merupakan
faktor yang memengaruhi nutrisi anak. Pola pengasuhan juga akan memberikan
makanan yang simbang dan perawatan, perlindungan dan kasih sayang dari keluarga,
peran keluaraga sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak.

2.1.3.5 Masalah Gizi Anak Balita


Menurut Ratifah dkk., Angka Kecukupan Gizi meliputi19 :
1) Anemia

18
Ibid., hlm. 35.
19
Ibid., hlm. 42.
19

Kondisi dimana anak balita mengalami terlalu rendah mengkonsusmsi


makanan yang mengandung zat besi, sehingga untuk mengatasi masalasah ini maka
diperlukan suplemen gizi yang mengandung zat besi dan orang tua harus memberikan
makanan yang banyak mengandung zat besi.
1) Karies gigi
Situasi gigi anak yang mengalami permasalahan karies gigi, dimana karies gigi
muncul di gigi anak balita karena anak sering mengkonsumsi makanan manis yang
banyak mengandung gula yang sifatnya lengket, sifat lengket pada gula nantinya akan
menjadi pluque di gigi yang menjadi sarang bakteri, lama kelamaan pluque itu akan
membuat lubang di gigidan membuat gigi rusak.
2) Pica
Pica merupakan benda yang bukan makanan, dimana anak balita sering
memasukan kedalam mulutnya, ini tidak terlelu berbahaya bagi tubuh anak selama
tidak menelan dan mengandung racun, akan tetapi anak balita harus diawasi oleh
orang tua.
2.2 Kerangka Konsep

Gizi buruk
Faktor mempengaruhi
Gizi
status gizi :
kurang
1. Infeksi seperti saluran Status gizi
pernafasan atas dan 1. Berat badan Gizi baik
bawah, infeksi kulit, dan 2. Umur
diare pada anak. Gizi lebih
2. Asupan Gizi
Obesitas

Faktor yang
Sesuai
memepengaruhi Perkembangan
perkembangan: balita usia 1-5
1. Faktor internal tahun
seperti: umur, keluarga, 1. Perkembangan
jenis kelamin, genetik. motorik Meragukan
2. Faktor ekternal 2. Kongnitif
seperti: gizi, mekanis, 3. Bahasa
toksik dan zat kimia, 4. Sosial dan Penyimpang
endokrin, radiasi, emosional. an
infeksi.

: diteliti : tidak diteliti

20
21

2.3 Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor/ Kriteria


Operasional Ukur

Variabel Status gizi 1. Berat Timban Nominal 1. Gizi buruk


independe merupakan badan gan antara ≤ 3 SD
n suatu kondisi 2. Tinggi injak 2. Gizi kurang
Status gizi nutrisi yang badan antara -3 SD
ada di dalam 3. Umur sampai ≤ 2 SD
tubuh yang 3. Gizi baik antara
digunakan -2 SD sampai 1
untuk SD
beraktivitas 4. Gizi lebih1 SD
sehari-hari sampai 2 SD
dan berguna 5. Obesitas antara
untuk ≥ 3 SD
pertumbuhan (istianti&ruslianti,
dan 2014)
perkembanga
n anak
Variabel Perkembanga 1. KPSP Ordinal Skror jawaban iya:
dependen n meruapakan perkemba (Kuisio 1
Perkemba proses anak ngan ner Skor jawaban
ngan balita menuju motorik PraSker tidak: 0
usia 1-5 kematangan 2. ining Kategori:
tahun dan potensi kongnitif Perkem 1. Sesuai jika
yang dimiki 3. bahasa bangan menjawab iya 9
anak sesuai 4. sosial sampai 10
dengan umur dan pertanyaan
anak emosional 2. Meragukan jika
menjawab
pertanyan iya 7
sampai 8
3. Penyimpangan
menjawab
pertanyan iya 6
atau bisa kurang
kemungkinan ada
penyimpangan
(kemenkes,2016).
22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini akan menjelaskan mengenai hubungan status gizi dengan
perkembangan balita 1-5 tahun.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Posyandu X, karena di Posyandu X terdapat
permasalan terkait gizi dan perkembangan balita usia 1-5 tahun. Waktu penelitian ini
dimulai dari bulan x sampai x 20xx.

3.3 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bersifat
obserbvasional dengan metode desktriptig analitik, yaitu menganalisis hubungan
status gizi dengan perkembangan balita usia 1-5 tahun.

3.4 Rancangan Penelitian


Desain penelitian ini adalah studi potong lintang (design cross sectional) yang
merupakan penelitian berorientasi pada waktu serta observasi pada kedua variabel
dan hanya dilakukan sekali dan tidak ada tindak lanjut.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah balita di Posyandu X yang berusia 1-5
tahun selama penelitian ini berlangsung.
23

3.5.2 Sampel
Penelitian ini menggunakan probability sampling di mana populasi di suatu
tempat penelitian mempunyai kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih dalam
sampel penelitian.

Sampel dari penelitian ini adalah bagian dari populasi yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi

a) Kriteria Inklusi
1) Peserta Posyandu X
2) Berusia 1-5 tahun
3) Dalam keadaan sadar dan sehat secara jasmani dan rohani
4) Orang tua / wali bersedia menjadi responden dan mendandatangani informed
consent

b) Kriteria Eksklusi
1) Responden tidak hadir pada saat pengambilan data
2) Responden sedang dalam keadaan sakit
3) Responden mengundurkan diri pada saat pengambilan data

3.6 Tahap Penelitian


1. Identitas sampel diperoleh dengan cara masing-masing orang tua subjek
mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti
2. Peneliti melakukan pengukuran status gizi kepada anak dan responden, lalu
mengukur perkembangan anak dengan KPSP yang diberikan ke orang tua
3. Pengukuran dan kuisioner sudah diberikan, peneliti melakukan penegcekan
kembali.
4. Peneliti melakukan analisa dan penyususnan hasil penelitian.
24

3.7 Teknik Pengumpulan Data


1) Data karaktersitik responden (nama, umur, jenis kelamin tanggal lahir, riwayat
penyakit, pendidikan dan pekerjaan orang tua) diperoleh dengan bantuan
formulir kuesioner.
2) Data konsumsi pangan diperoleh dengan wawancara dengan bantuan formulir
kuesioner ffq.
3) Data antropometri diperoleh dengan melakukan pengukuran kepada balita.
4) Data perkembangan anak diperoleh dengan bantuan formulir KPSP.
5) Setelah data terkumpul lengkap, kemudian dilakukan analisis data.

3.8 Pengolahan Data


1) Editing

Editing merupakan pengumpulan data dan memeriksa kembali data kuisioner dan
dilihat jawabanya jika terdapat jawaban yang kurang maka dilakukan pengulangan.

2) Coding

Coding merupakan suatu cara pemberian tanda atau kode yang terdapat pada
beberapa kategori seperti:

a) Responden: responden = R01, R02, R03

b) Jenis kelamin: laki-laki = 1

perempuan = 2

c) Pertanyaan kuisioner praskrining perkembangan :


25

12 bulan = X1

15 bulan = X2

18 bulan = X3

24 bulan = X4

30 bulan = X5

36 bulan = X6

42 bulan = X7

48 bulan = X8

54 bulan = X9

60 bulan = X10

e) Pendidikan ibu : SD = 1 SMP = 2 SMA = 3

f) Pekerjaan ibu : Iburumah tangga = 1 Wiraswasta =2 PNS = 3

g) Urutan anak : Anak ke-1 = 1 Anak ke-2 = 2 Anak ke-3 = 3

h) Status gizi : Gizi buruk = 1

i. Gizi kurang = 2

ii. Gizi baik = 3

iii. Gizi lebih = 4

iv. Obesitas = 5

i) Usia balita : 12 bulan – 18 bulan = 1


26

i. 18 bulan – 21 bulan = 2

ii. 24 bulan – 36 bulan = 3

iii. 36 bulan – 48 bulan = 4

iv. 48 bulan – 60 bulan = 5

3) Scoring

Penelitian mengunakan skala guttman untuk varibael dependen perkembangan


balita usia 1-5 tahun dengan jawaban iya diberi skor 1 untuk jawaban tidak diberi 0,
sedangan kan untuk varibel independen status gizi balita melakukan pengukuran.

4) Tabulating

Tabulating memudahkan untuk memasukan data kedalam suatu tabel menurut


sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan penelitian. (Hidayat, 2017).

Interprestasi digunakan kategori presentase, setelah kategori diketahui kemudian


hasilnya dipresentase dengan kriteria :

a) 0% : tidak ada

b) 1%-25% : sebagian kecil

c) 26%-49% : hampir setengahnya

d) 50% : setengahnya

e) 51%-75% : sebagian besar

f) 76%-99% : hampir seluruhnya

g) 100% : seluruhnya
27

Analisis Univariat

Analisis univariate pada penelitian ini untuk melihat gambaran dan karakeristik
variabel independen/bebas (Status Gizi Balita) serta variabel dependen/terikat
(Perkembangan Balita). Variabel perkembangan anak balita usia 1-5 tahun
pengukuranya sebagai berikut: penilaian yang diberikan pada variabel perkembangan
anak balita usia 1-5 tahun adalah berdasarkan jawaban. Penilaian jawaban yang
diberikan apabila dapat menjawab iya 9-10 pertanyaan dapat dinilai sesuai
perkembanganya, menjawab iya 7-8 pertanyaan maka dapat dinilai dengan
meraguakan perkembangan, apabila menjawab iya 6 atau kurang dapat dinilai ada
kecenderungan penyimpangan pada perkembanganya.

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan


atau berkorelasi. Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis dua variabel. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu
perkembangan anak balita usia 1-5 tahun di Posyandu X dan variabel independenya
status gizi balita. Penelitian ini menggunakan uji non parametrik dengan cara
melakukan pengukuran terlebih dahulu. Penelitian pada varibael independen satatus
gizi dengan variabel perkembangan balita usia 1-5 tahun menggunakan uji statistik
Chi Square dengan tingkat p ≤ 0,05%. Pengelolahan statistik dilakukan secara
komputerisasi dengan menggunakan aplikasi.
3.9 Etik Penelitian

a. Informed Consent

Lembar persetujuan diberikan diberikan kepada subjek yang akan diteliti


kemudian peneliti menjelaskan kepada responden mengenai maksud dan tujuan
penelitian yang akan dilakukan serta dampak yang akan terjadi. Jika responden
bersedia maka harus bersedia menandatangi lembar persetujuan tersebut, jika
menolak peneliti tidak boleh memaksa dan harus tetap menghormati hak-haknya.

b. Anonymity

Peneliti harus menjaga kerahasiaan identitas subjek penelitian, peneliti tidak


mencantumkan nama responden pada lembar observasi, hanya diberikan kode pada
masing-masing lembar observasi.

2. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin peneliti, hanya


pada kelompok tertentu data yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

28
29

DAFTAR PUSTAKA

Celik, dkk., 2014. Growth Status of Childrenmin Well-Baby Outpatient Clinics and
Related Factors. Turk Pediatri Ars.

Fikawati SD. 2017. Gizi Anak dan Remaja. Depok: Rajagrafindo Persada.

Husnah. 2015. Hubungan Pola Makan, Pertumbuhan dan Stimulasi dengan


Perkembagan Anak Usia Balita di Posyandu Melati Kuta Alam Banda
Aceh. Aceh: Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.

http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-
perkembangan-umum-pada-anak

Istiany, Ari dan Ruslianti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kemenkes RI. 2015. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Kemenkes RI.

Lestari RD, Isa N, Novadela T. 2016. Faktor Postnatal yang Berhubungan dengan
Perkembangan Anak Balita di Wilayah Lampung Utara. Bandar
Lampung: UNILA.

Lindawati. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perkembangan Motorik


Anak Usia Pra Sekolah. Jakarta: Jurnal Health Quality

Marimbi, H., 2010. Tumbuh Kembang, Status gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Ratifah dkk. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita. Jakarta:
Jurnal Gizi dan Kesehatan.
30

Riskesdas. 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Soetjiningsih, C. H. 2012. Perkembangan Anak Sejak Pertumbuhan Sampai Dengan


Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Rendra Media Group.
31

Anda mungkin juga menyukai