Anda di halaman 1dari 63

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN

DIRI PADA REMAJA DI DESA BABATAN KECAMATAN


KADUGDE KABUPATEN KUNINGAN 2020

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Disusun oleh :
NONO TARSONO
CKR0160151

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yangtelahmelimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul “Hubungan Pengalaman
Bullying Terhadap Tingakat Kepercayaan Diri pada Remaja di SMK3
Kuningan Tahun 2020”. Proposal Skripsi ini disusun untuk memenuhi
syarat yang telah ditentukan untuk dapat menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan.
Dalam proses penyusunan Proposal ini penulis tidak mungkin dapat
menyusun tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin
menyampaikan ucapanterima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M.Kes., AIFO., selaku ketua Yayasan
Pendidikan Bhakti Husada Kuningan.
2. H. Abdal Rohim, S.Kp, MH., Selaku Ketua STIKes Kuningan.
3. Ns.NanangSaprudin, S.Kep., M.Kep.,selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan STIKes Kuningan sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Proposal.
4. Ns. Neneng Aria Nengsih, S.Kep., M.Kep, selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunanProposal.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kuningan yang telah membantu dalam
penyusunan Proposal ini.
6. Seluruh siswa siswi remaja yang telah bersedia menjadi responden
penelitian.
7. Yang saya cintai kedua orang tua beserta keluarga besar yang senantiasa
mencurahkan kasih sayang, memberi dukungan moral maupun material
serta doa dan kepercayaan kepada saya selama ini sehingga saya bisa
menyelesaikan penyusunan Proposal ini dengan lancar.

i
8. Rekan-rekan mahasiswa program S1 Keperawatan STIKes Kuningan yang
telah memberikan saran dan motivasi dalam penyusunan Proposal ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun guna
kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Wassalamualaikumwr.wb.

Kuningan, Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ......................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................5

D. Manfaat Penelitian .....................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................7

A. Konsep Kepercayaan Diri.........................................................................7


B. Konsep remaja.........................................................................................19
C. Kerangka Teori........................................................................................23

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN


HIPOTESIS.......................................................................................................25

A. Kerangka Konsep ......................................................................................25

B. Definisi Operasional ..................................................................................26

C. Hipotesis......................................................................................................41

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.......................................................42

A. Jenis dan Rancangan Penelitian...............................................................42

B. Variabel Penelitian.....................................................................................42

C. Populasi dan Sampel..................................................................................43

D. Instrumen Penelitian.................................................................................44

iii
E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................45

F. Prosedur pengolahan data ......................................................................... 48

G. Analisis Data............................................................................................... 49

H. Etika Penelitian............................................................................................ 52

I. Lokasi, Waktu, dan Jadwal Penelitian.................................................... 53

J. Kuesioner Percaya diri................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasiona..................................................................... 39

v
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.4 Kerangka Teori........................................................................... 34

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian....................................................... 38

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Surat Izin Permohonan Data Ke Sekolahan

Lampiran 3 Surat Izin Study Pendahuluan

Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 5 Lembar Surat Persetujuan Responden

Lampiran 6 Lembar Kuesioner

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan salah satu masa yang dilewati dalam

setiap perkembangan individu. Masa perkembangan remaja adalah priode

dalam perkembangan individu yang merupakan masa mencapai kematangan

mental, sosial, fisik dan pola peralihan dari masa kanak-kanak menuju

dewasa (Malahayanti, 2010)Disisi lain, remaja yang kurang percayan diri

akan menunjukan perilaku seperti tidak bisa berbuat banyak, selalu ragu

dalam menjalankan tugas, tidak berani berbicara jika tidak mendapat

dukungan, menutup diri, cenderung sedapat mungkin menghindari situasi

komunikasi, menarik diri dari lingkungan, sedikit melibatkan diri dalam

kegiatan atau kelompok, menjadi agresi, bersikaf bertahan dan membalas

dendam perlakuaann yang dianggap tidak adil (Triningtyas 2015)

Menurut santrock (2007:105), masa remaja adalah masa dimana

dapat mengembangkan pemikiran yang lebih abstrak dan logis, biasanya

pada masa ini lebih menekankan pada pencarian identitas diri atau jati diri”.

Dari uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa, masa remaja

adalah masa peralihan dari anak-anak menuju ke dunia orang dewasa

dengan perubahan yang signifikan pada perubahan fisik, mental, dan

psikososial serta pada masa ini biasanya seseorang akan mencari identitas

diri.

1
2

Menurut Ilyas (2017) kepercayaan diri pada remaja tampak pada

sikap yang menerima diri sebagaimana adanya. Penerimaan diri merupakaan

sikap yang mencerminkan rasa senang sehubungan dengan kenyataan diri

sendiri. Sikap tersebut merupakaan perwujudan dari kepuasaan terhadap

kualitas kemampuan diri yang nyata. Remaja yang puas pada kualitas

dirinya akan cenderung merasa aman, tidak kecewa dan tahu apa yang

dibutuhkannya, sehingga dapat mandiri dan tidak bergantung pada orang

lain dalam memutuskan segala sesuatu secara objektif.

Kepercayaan dirisebagai suatu keyakinan yang dimiliki seseorang

terhadap segala aspek kelebihannya dan keyakinan tersebut membuatnya

merasa mampu mencapai berbagai tujuan dalam kehidupannya (Hakim

dalam Hidayat, 2016). Dengan kata lain, kepercayaan diri bisa dikatakan

sebagai keyakinan seseorang dalam berperilaku sesui yang di inginkan dan

diharapkan oleh seseorang tersebut. Sedangkan menurut Risnawita (2012)

mendefinisikan kepercayyan diri diperoleh daripengalamaan hidup.

Kepercayaan diri merupakan hal yang penting yang harus dimiliki

anak untuk menapaki roda kehidupan. Rasa percaya diri berpengaruh

terhadap perkembangan mental dan karakter mereka. Mental dan karakter

anak yang kuat akan menjadi modal penting bagi masa depannya ketika

menginjak usia dewasa, sehingga mampu merespon setiap tantangan dengan

lebih realistis (Rahayu, 2013).Perkembangan kepercayaandiri seseorang

berawal dari terbentuknya konsep diri yang positif. Begitu juga dengan

kepercayaan diri pada masa remaja. “Pada masa ini kepercayaan diri
3

seseorang remaja diawali dengan konsep diri yang positif” (Hurlock et al.,

2012). Konsep diri positif pada remaja juga dapat disebabkan oleh faktor

dari dalam diri dan faktor dari lingkungan. Faktor dari dalam diri ini

merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang akan kemampuannya sendiri

sehingga ia yakin dengan potensi yang ia miliki. Sedangkan faktor dari

lingkungan yang berpengaruh pada konsep diri remaja yaitu lingkungan

keluarga dan lingkungan sekolah.

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi

sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini. Oleh Ida Ayu Surya Dwipayanti

dan Komang Rahayu Indrawati (2014), tentang Hubungan Antara Tindakan

Bullying pada Tingkat Sekolah Dasar. Hasil penelitiannya terdapat

hubungan negatif antara tindakan bullying dengan presentasi belajar

anakkorban bullying pada tingkat sekolah Dasar semakin tinggi tindakan

bullying yang dialami anak korban bullying maka presentasi belajar akan

semakin rendah, begitupula sebaliknya. Hasilini didukung dengan nilai rata-

rata subjek penelitian lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata kelompok

pada sekolah yang menjadi lokasi penelitian.

Menurut data World Healt Organization (WHO) pada tahun 2018

di dunia terdapat 732.5 juta kasus penduduk dunia mengalami

kepercayandiri rendah(Low Self Confidence), jumlah tersebut di dominasi

oleh remaja. Jumlah ini meningat dari data tahun 2016 data ini menurut

prevalansi stasitik penyebaran kasus di dunia.(WHO. 2018).


4

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes

RI) gangguan kesehatan mental diawali tingkat kepercayaan diri rendah hal

ini sangat rentan terjadi pada mayarakat pada tahun 2018 di indonesia

kepercayaan diri menjadi masalah yang dasar terhadap aktivitas masyarakat,

pada tahun 2018 di indonesia 10 – 15 % per 100 penduduk di tiap provinsidi

indonesia mengalami kepercayaan diri rendah. (Kemenkes RI. 2018).

Menurut Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) di Jawa Barat

padatahun 2018 terdapat 54.231 ribu jiwa yang tercatat melaporkan dirinya

mempunyai kepercayaan diri rendah, prevalansi ini tercatat mengalami

peningatan dari tahun 2016.

Berdasarakan studi pendahuluan di Desa Babatan Kecamatan

Kadugede.Kabupaten Kuningan Kepada 10 orang remaja didapatkan hasil 4

dari 10 orang yang di wawancara memiliki kepercayaan diri rendah

berdasarkan pertanyaan yang di ajukan.

Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Diri

Pada Remaja Di Desa Babatan Kecamatan Kadugde Kabupaten Kuningan

B. Rumusan Masalah

Masa remaja merupakan salah satu masa yang dilewati dalam setiap

perkembangan individu.Masa perkembangan remaja adalah priode dalam

perkembangan individu yang merupakan masa mencapai kematangan mental,

sosial, fisik dan pola peralihan dari masa kanak-kanak menuju

dewasa.kepercayaan diri pada remaja tampak pada sikap yang menerima diri
5

sebagaimana adanya. Penerimaan diri merupakaan sikap yang mencerminkan

rasa senang sehubungan dengan kenyataan diri sendiri.Berdasarkan uraian

latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Diri Pada Remaja

Di Desa Babatan Kecamatan Kadugde Kabupaten Kuningan”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan

diri pada remaja.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi Faktor-Faktor yang mempengaruhi tingkat

kepercayaan diri pada remaja.

b. Mengidentifikasi Faktor Internal yang mempengaruhi tingkat

kepercayaan diri pada remaja.

c. Menganalisisi Faktor Ekternal yang mempengaruhi tingkat

kepercayaan diri pada remaja.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pengembangan

ilmu pengetahuan dan keperawatan terutama bidang keperawatan jiwa

yang berkaitan dengan pengalaman Faktor-Faktor yang mempengaruhi

tingkat kepercayaan diri pada remaja.


6

2. Manfaat praktis

a. Bagi responden

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan pada remaja

tentang kepercayaan diri.

b. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi sekolah untuk

membuat program kegiatan yang berhubungan dengan bullying.

c. STIKes Kuningan

Penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan di perpustakaan

STIKes Kuningan, dan dapat menjadi acuan bagi penelitian

selanjutnya terkait Faktor-Faktor yang mempengaruhi tingkat

kepercayaan diri pada remaja.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini bisa menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya terkait

antara Faktor-Faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan diri

pada remaja.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dipaparkan beberapa teori, konsep, dan

penelitian sebelumnya yang terkait dengan masalah penelitian, yang

digunakan sebagai sumber rujukan saat melakukan penelitian dan

pembahasan. Tinjauan teori dalam penelitian ini meliputi pengalaman

bullying, kepercayaan diri, dan remaja.

A. Konsep Kepercayaan Diri

1. Definisi Kepercayaan Diri

Secara khusus, Pearce mengemukakan kepercayaan diri berasaldari

tindakan, kegiatan dan usaha utuk bertindak bukannya menghindari keadaan

dan bersifat pasif. Pernyataan tersebut kemudian diperkuat oleh hakim yang

menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap

segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan membuat kemampuan untuk

mencapai berbagai tujuan hidup ( Apriyanti, 2013).

Menurut Fatimah (2010) kepercayaan diri adalah sikap positif

seseorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan

penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan atau situasi

yang dihadapinya.

Menurut Sukarman (2014) sikap percaya diri merupakan suatu

bentuk perilaku positif dan rasa optimis yang dimiliki oleh semua individu
8

dalam memandang setiap usaha dan tindakan yang dilakukan dalam

kehidupan sehari-harinya.

Menurut Ilyas (2017) kepercayaan diri pada remaja tampak pada

sikap yang menerima diri sebagaimana adanya. Penerimaan diri merupakaan

sikap yang mencerminkan rasa senang sehubungan dengan kenyataan diri

sendiri. Sikap tersebut merupakaan perwujudan dari kepuasaan terhadap

kualitas kemampuan diri yang nyata. Remaja yang puas pada kualitas

dirinya akan cenderung merasa aman, tidak kecewa dan tahu apa yang

dibutuhkannya, sehingga dapat mandiri dan tidak bergantung pada orang

lain dalam memutuskan segala sesuatu secara objektif.

Disisi lain, remaja yang kurang percayan diri akan menunjukan

perilaku seperti tidak bisa berbuat banyak, selalu ragu dalam menjalankan

tugas, tidak berani berbicara jika tidak mendapat dukungan, menutup diri,

cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi, menarik diri

dari lingkungan, sedikit melibatkan diri dalam kegiatan atau kelompok,

menjadi agresi, bersikaf bertahan dan membalas dendam perlakuaann yang

dianggap tidak adil (Triningtyas 2015)

Kesimpulan kepercayaan diri adalah suatu bentuk perilaku positif

dan optimis yang ada pada diri seseorang terhadap potensi atau kemampuan

dirinya dalam menjalani kehidupannya, dan dia percaya bahwa yang dia

lakukan merupakan suatu hal yang tidak merugikan orang lain.


9

2. Ciri-Ciri Kepercayaan diri

Orang-orang yang memiliki kepercayaan diri biasanya ditunjukan

dengan sikapnya dalam mengahadapi segala situasi dalam kehidupannya.

Sikap percaya diri berbeda dengan sombong, orang-orang yang sombong

tidak mau mengakui bahwa orang lain memiliki kelebihan tetapi sebaliknya,

orang yang meiliki kepercayaan diri dia akan menganggap bahwa setiap

orang memiliki kelebihan dan kekurangan.

Menurut Patimah (2011) menyebutkan bahwa kepercayaan diri

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Percaya akan kompentensi hingga tidak membutuhkan pengakuan dan

hormat dari orang lain;

b. Tidak terdorong untuk konformis demi diterima orang lain;

c. Berani menerima penolakan orang lain;

d. Punya pengendalian diri yang baik;

e. Memiliki internal locus of control;

f. Memiliki harapan yang realistis terhadapdiri sendiri.

Menurut Anthiny dalam Aulia Hapsari dan Emilliana Primastitu

(2014) ciri-ciri individu yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi adalah

sebagai berikut :

a. Optimis, yaitu perasaan bahwa dirinya akan mampu mewujudkan

rencana-rencananya dengan berhasil, menimbulkan kecenderungan

untuk tidak ragu-ragu dalam bertindak lebih lanjut lebih siap


10

menghadapi atau menerima akibat-akibat yang akan terjadi dari

tindakan yang akan dilakukan.

b. Mandiri, yaitu tidak tergantung pada orang lain dalam mengerjakan

sesuatu karena dapat menentukan standar dirinya sendiri dan mampu

mengembangkan motivasi.

c. Tidak ragu-ragu, yaitu dengan penuh keyakinan cepat dalam

mengambil keputusan.Melalui uraian yang telah di sampaikan di atas,

dapat disimpulkan bahwa karakteristik rasa percaya diri yang baik

untuk dijadikan instrumen penelitian antara lain:

d. Optimis merupakan sikap yang selalu berpengharapan baik dalam

segala hal. Orang yang mempunyai sikap optimis sudah pasti dia akan

berani melangkah penuh dengan percaya diri untuk meraih apa yang ia

cita-citakan.

e. Mempunyai mental kuat di depan umum

Orang yang memiliki percaya diri yang tinggi maka dia mampu

menghadapi berbagi macam rintangan yang ada disekitarnya.

f. Mudah berinteraksi dengan orang lain

Kepercayan diri yang tinggi dapat ditunjukan dengan adanya interaksi

yang baik dengan orang lain. Interaksi tersebut menimbulkan

hubungan yang positif sehingga dapat menambah kepercayaan diri.

g. Selalu bersikap tenang dalam mengambil keputusan, Seseorang yang

memiliki sikap percaya diri pasti tidak tergesa-gesa dalam mengambil


11

keputusan. Orang percaya diri itu tahu bahwa tergesa-gesa itu hanya

mendatangkan penyesalan.

h. Tidak minder dengan kekurangan yang dimiliki, Orang yang percaya

diri dengan kekurangan yang dia miliki, tapi kekurangan tersebut tidak

menjadikan sebagai penghalang untuk meraih cita-cita.

3. Aspek Kepercayaan Diri

Seseorang siswa yang telah memiliki sejumlah keterampilan yang

didapatkan melalui hasil pembelajaran antar siswa dan guru meliputi

keterampilan diri, rasional, dan akademik dapat meningkatkan

kepercayaan diri. Menurut Lauster ( dalam Muhid, 2013) orang yang

memiliki kepercayaan diri yang positif adalah sebagai berikut:

a. Merasa yakin pada kemampuan sendiri adalah sikap positif seseorang

tentang dirinya, ia mampu secara sungguh-sungguh akan apa yang

dilakukannya.

b. Memahami diri adalah orang yang memandang segala sesuatu dari segi

yang mengandung harapan baik dan bereaksi positif tentang diri dan

kemampuan dalam menghadapi masalah.

c. Merasa mandiri adalah kesediaan orang untuk menanggung bagian

terhadap urusan diri sendiri sehingga dapat memikul kepercayaan pada

dirinya serta mempunyai pengendalian diri yang baik.


12

4. Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Seseorang

Menurut Anthony (dalam Prihartani, 2014) terbentuknya

kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Faktor Internal

a. Konsep diri yaitu sikap dan pandangan individu terhadap seluruh

keadaan dirinya melalui pengetahuan individu tentang keadaan

dirinya dan penilaiaan individu terhadap diri yang akan membentuk

penerimaan terhadap diri mulai dari dimensi fisik, karakteristik

pribadi, motivasi, kepandaian, kelemahan dan keunggulan diri.

Selain itu seseorang yang konsep dirinya positif akan percaya diri

karena ia mempunyai kemampuan yang cenderung tinggi, seperti

bakat atau keahlian khusus yang dimilikinya dari hasil interaksi

pergaulannya yang diupayakan akan menghasilkan konsep diri.

b. Harga diri yaitu individu membandingkan kemampuan individu lain

melalui penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri, sebagai

individu yang berhasil pada kemampuannya yang dapat diterima

oleh orang lain adalah orang yang mempunyai harga diri tinggi.

c. Kondisi fisik yaitu suatu kondisi yang dapat menimbulkan diri tidak

berharga dibandingkan dengan fisik orang lain seperti kegemukan,

cacat anggota tubuh, bahkan rusaknya salah satu indera menjadi diri

seseorang tidak dapat tampil percaya diri.

d. Aktivitas masa lalu yang diperoleh menjadi sumber timbulnya

percaya diri, jika aktivitas masa lalu yang diperoleh mengecewakan


13

orang tua cenderung tidak mengawasi dan mempunyai sikap yang

keras dalam mendidik anak, kekerasan fisik maka akan timbulnya

rasa rendah diri sebaliknya seseorang yang percaya diri masa

lalunya diperoleh seseorang yang telah mampu berprestasi di

sekolah formal maupun informal dapat meningkatkan kepercayaan

diri tinggi.

2. Faktor Eksternal

a. Dukungan sosial keluarga

berinteraksi satu sala lain. Menurut Dion dan Betan (2013),

keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami,

istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan

anaknya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

Menurut Harmoko (2016) keluarga adalah perkumpulan dua atau

lebih individu yang disatukan oleh hubungan darah, perkawinan atau

adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga selalu suami, istri yang terikat

dalam suatu perkawinan yang saling berinteraksi.

Menurut Bailon dalam Setyowati dan Muwarni (2008),

keluargaadalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah

tanggakarena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.

Mereka salingberinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai

peran masing-masingdan menciptakan serta mempertahankan suatu

budaya.
14

Menurut Friedman dalam Dion dan Betan (2013), terdapat

beberapa fungsi keluarga antara lain:

1) Fungsi Afektif

Merupakan basis sentral bagi pembentukan dan

kelangsungan unit keluarga yang dibutuhkan untuk perkembangan

individu dan psikologis anggota keluarga. Komponen yang

dibutuhkan dalam melaksanakan fungsi afektif adalah adanya

saling asuh, menerima, menghormati dan mendukung antar anggota

keluarga, menaruh perhatian, cinta dan kasih kehangatan,

menerima pendewasaan keperibadian anggota keluarga.

2) Fungsi Sosial

Fungsi yang mengembangkan dan tempat melatih anak

untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain, anggota keluarga disiplin norma-

norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam

lingkungan keluarganya sendiri.

3) Fungsi Ekonomi

Kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keluarga yang

mencakup kebutuhan makan, pakaian, tempat berlindung yang

aman dan nyaman (rumah). Dalam menjalankan fungsinya yang

dilakukan keluarga adalah mencari sumber penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga, mengatur penggunaan penghasilan

keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, serta menabung


15

untuk memenuhi keluarga dimasa yang akan datang seperti

pendidikan anak dan jaminan hari tua.

4) Fungsi Reproduksi

Keluarga memiliki fungsi untuk menjaga kelangsungan

generasi dan juga untuk keberlangsungan masyarakat. Komponen

yang dilaksanakan keluarga dalam melaksanakan fungsinya adalah

meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,

memenuhi gizi keluarga, memelihara dan merawat anggota

keluarga.

5) Fungsi Perawatan Keluarga

Merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan

kesehatan keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

Menurut Friedman dalam Setiadi (2008) jenis dukungan keluarga

dibagi menjadi empat yaitu:

a) Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber

pertolongan praktis dan konkret.

b) Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai

sebuah kolektor dan diseminator (penyebar informasi).

c) Dukungan penilaian adalah keluarga bertindak sebagai sebuah

umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah

serta sebagai sumber dan validator identitas keluarga.


16

d) Dukungan emosional adalah keluarga sebagai sebuah tempat

yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta

membantu penguasaan terhadap emosi.

Menurut Setiadi (2008) setiap bentuk dukungan keluarga

mempunyai ciri-ciri antara lain:

1. Dukungan informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar

dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-

persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan ide-

ide atau informasi yang lainnya yang dibutuhkan serta informasi ini

dapat di sampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi

persoalan yang sama atau hampir sama.

2. Perhatian emosional setiap individu pasti membutuhkan bantuan dari

orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta,

kepercayaan dan penghargaan.

3. Bantuan instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk

mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya yang

berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau

menolong secara langsung kesulitan yang di hadapi.

Bantuan penilaian, merupakan suatu bentuk penghargaan yang

diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari

penderita.
17

5. Pembentukan Kepercayaan Diri

Menurut (Taylor, 2013)memandang bahwa kepercayaan diri tidak

muncul begitu saja pada diri seseorang, hubungan guru dengan siswa

merupakan hal yang amat penting dan sangat menentukan berhasil atau

tidaknya guru membangkitkan kepercayaan diri siswa melainkan

kepercayaan diri dibangun dengan cara tanya jawab dengan teman maupun

guru, mengembangkan sikap kepemimpinan diantara kelompok siswanya

dalam menjawab soal yang sulit, guru memiliki kemahiran mengajar dan

melatih, lebih menekankan keunggulan individu daripada kelemahan yang

dimilikinya, menyertakan sikap humor, tidak mempermalukan dan

mengintimidasi siswa. pembentukan kepercayaan diri yang meningkat

pada seseorang di kemudian hari jika situasi kelas terkondisi dengan baik,

siswa juga dapat menjalani beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Menaklukkan penghambat kepercayaan diri apakah hubungan dengan

orang lain serta situasi yang melemahkan percaya diri selainitu

menghabiskan waktu bersama orang yang memacu pada anda dalam

pembentukan kepercayaan diri, tanyakan hal – hal yang anda inginkan

daripada membiarkan emosi anda dan menaklukkan penghambat

dengan mengendalikan sumber kekuatan.

b. Ubah pemikiran negatif menjadi positif yakni menolak satu

kemunduran yang merusak aspek kehidupan pribadi anda dengan

mengabaikan pemikiran saya yakni sering menyalahkan diri sendiri

dan mencari hal positif walaupun dalam masalahserius.


18

c. Mengeluarkan ketakutan anda yakni menghadapkan mereka pada

kenyataan, mencari dorongan dari teman dan penasehat yang dekat

dengan anda bukan yang dekat dengan masalah anda dan hadapi

ketakutan anda serta teruslahmaju,

d. Visualisasikan kemudian wujudkan tujuan anda yakni visualisasikan

masalah sebelum situasi terjadi agar dapat mengatasinya, kendalikan

ketakutan itu sampai kejadian yang diharapkan selesai, membayangkan

hasil positif dari sebuah masalah, sesuatu yang anda takutkan jarang

terjadi di kehidupannyata.

6. Indikator Percaya Diri

Seorang yang memiliki tingkat kepercayaan dirinya tinggi menurut

Lauster (dalam Muhid, 2013) menyebutkan beberapa diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Selalu aktif mendekatitujuan

2. Cukup toleran

3. Merasaoptimis

4. Suka berkreatif

5. Bertanggung jawab

6. Mampu menyelesaikan tugas denganbaik

7. Menerima pengalamanbaru
19

8. Berani menghadapitantangan

9. Mampu menentukan masadepan.

10. Mampu mengembangkanmotivasi

11. Berinisiatif

Menurut (Asiyah, 2013)menyebutkan bahwa gejala – gejala yang

menandai kondisi seorang kurang percaya diri adalah sebagai berikut:

1. Fisik berupa otot kaku dan tegang terutama pada leher, bahu, dan

punggung bawah, nyeri kepala, berdebar – debar, napas pendek,

gemetar, tangan dan kaki terasa dingin, wajah terasa

panas,berkeringat.

2. Pikiran berupa berkurangnya konsentrasi, ragu – ragu, pikiran penuh

atau kosong, kehilangan rasahumor.

3. Emosi berupa ketakutan, depresi, frustrasi, tiba – tiba menangis,

rendah diri, menarik diri dari pergaulan, dan menjauhi dari aktifitas

yang sebelumnyadisukai.

4. Perilaku dapat berupa mondar – mandir, gelisah, menggerak –

gerakkan anggota badan atau jari, marah melempar barang

ataumemukul.

Selain itu menurut Rusdi Maslim (2013) menguraikan beberapa

ciri orang yang kepercayaan diri rendah adalah sebagaiberikut:


20

1. Ketidakmampuan diri ataupun lebih rendah dari orang lain seperti

seorang yang memiliki postur tubuh akibat kecelakaan sehingga batasan

tinggi badan dapat menjadi kendala apabila ternyata yang bersangkutan

tidak mencapai taraf yang telahditentukan.

2. Keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali mampu melihat

sisi positif dirinya maupun situasi yang terjadi, prilaku yang menandai

adalah putus asa, ketakutan, rendah diri dan menarik diri daripergaulan.

3. Menarik diri dari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak

melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik,ditolak.

4. Perasaan hati – hati yangberlebihan

7. Pengukuran tingkatkepercayaan diri.

Menurut Guntar (2018)tingkat percaya diri bisa berubah tergantung

pada tempat dan waktu. Rasa percaya diri bisa meningkat dan menurun

sesuai dengan sejalannya dengan banyaknya pengalaman seseorang yang

telah dilalui, percaya diri bisa pengaruhi oleh situasi oleh hal-hal yang

terjadi di tempat seseorang berada. Ada banyak cara mengukur tingkat

kepercayaan diri berikut adalah salah satu pertanyaan pertanyaan yang

dapat di berikan skore 1-5 sebagai berikut:

1. Saya sudah punya kejelasan tentang apa-apa yang penting dalam

hidup.

2. Saya benar-benar tahu apa yang saya inginkan untuk kehidupan saya.

3. Saya tak pernah mencela diri habis-habisan atas kegagalan yang saya
21

alami.

4. Saya bisa tetap berdiri tegak dan berpikir jernih meskipun suasannya

sudah jadi begitu emosional.

5. Banyak dari pekerjaan saya melibatkan apa-apa yang saya suka untuk

jalani.

6. Terkadang saya benar-benar merasa tenggelam dalam pekerjaan.

7. Saya di kenalorang sebagai orang yang optimis.

8. Saya menghargai diri sendiri dan orang-orang di sekitar saya.

9. Saya punya penilaian yang realitis tentang kekuatan dan kelemahan

saya.

10. Saya tidak merasa canggung untuk mencoba hal dan tantangan baru.

11. Saya begitu menikmati pengalaman belajar dan bertumbuh.

12. Saya merasa mampu menangani stres.

B. Konsep remaja

1. Definisi remaja

Menurut Ardiani dan Wiratmadi (2012:284), “remaja merupakan

asset bangsa terciptanya generasi mendatang yang baik. Masa remaja atau

adolensence adalah waktu terjadinya perubahan yang berlangsungnya cepet

dalam hal pertumbuhan, kognitif, dan psikososial atau tingkah laku”.

Menurut lestari (2012:72), “masa remaja adalah masa dimana anak sudah

meninggalkan masa kanak-kanaknya menuju orang dewasa, dimana pada


22

masa ini terjadi perubahan fisik, mental, dan psikososial yang cepat

sehingga berdampak pada aspek kehidupan”.

Menurut santrock (2007:105), masa remaja adalah masa dimana

dapat mengembangkan pemikiran yang lebih abstrak dan logis, biasanya

pada masa ini lebih menekankan pada pencarian identitas diri atau jati diri”.

Dari uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa, masa remaja

adalah masa peralihan dari anak-anak menuju ke dunia orang dewasa

dengan perubahan yang signifikan pada perubahan fisik, mental, dan

psikososial serta pada masa ini biasanya seseorang akan mencari identitas

diri.

2. Proses perkembangan psikologi pada remaja

Menurut Mar’at (2013:189), “perkembangan adalah

menunujkanpada perubahan-perubahan dalam bentuk tubuh dan kesatuan

fungsional bila pertumbuhan itu berlangsun”. Adapun menurut Badriah

(2011:99), “pada masa remaja, sudah dimulai mengembangkan konsep

identitas diri, system nilai moral dan etika, dan sudah memiliki

penghargaan atas dirinya. Pada masa ini berkembang emosi, kognitif dan

sikap-sikap yang sifat sosial”

3. Karakteristik umum perkembangan remaja

Menurut Ali dan Asrori (2010:16), ada beberapa sikap yang sering

ditunjukan oleh remaja, yaitu sebagai berikut:


23

a. Kegelisahan

Sesuai dengan fase perkembangan, remaja mempunyai banyak

idealisme, angan-angan atau keinginan yang hendak diwujudkan

dimasa depan.

b. Pertentangan

Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada pada

situasi psikologi antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan

perasaan masih belum mampu untuk sendiri.

c. Mengkhayal

Keinginan untuk menjelajah dan berpetualangan tidak semuanya

tersalurkan. Biasanya hambatannya dari segi keuangan atau biaya.

d. Aktivitas kelompok

Kebanyakan jalan keluar dari kesulitan setelah mereka berkumpul

dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama.

e. Keinginan mencoba segala sesuatu.

Pada umumnya remaja meiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena

hal tersebut, remaja cenderung ingin berpetualangan, menjelajah segala

sesuatu dan mencoba segaa sesuatu yang belum pernah dialaminya.

4. Ciri Umum Masa Remaja

Menurut WHO masa remaja yang disebut remaja adalah mereka

yang berada pada tahap transisi antara masa kanak kanak dan dewasa,

batas usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun.(WHO

2018).Menurut mentri kesehatan RI batas usia remaja adalah antara 10-19


24

Tahun dan belum kawin. (kemenke RI 20100. Menurut Mighua (2011:63),

ciri-ciri umum masa, remaja diantaranya:

a. Masa Transisi

Transisi merupakan tahap peralihan dari satu tahap

perkembangan ke tahap berikutnya. Maksudnya, yaitu apa yang terjadi

sebelumnya akan beralih pada apa yang terjadi sekarang. Jadi jika

seseorang akan beralih dari masa kanak-kanak ke dewasa, dia harus

meninggalkan segala hal yang bersifat kenak-kanakan dan mempelajari

pola tingkah laku yang baru.

b. Masa pencarian identitas

Bagi remaja penyesuaian diri dengan kelompok di anggap jauh

lebih penting bagi remaja dari pada individualitas. Contohnya dalam hal

berpakaian, berbicara, dan tingkah laku, seorang remaja inin seperti

teman-teman dalam kelompoknya. Apabila tidak demikian, maka ia

akan dikucilkan oleh kelompoknya. Melalui cara seperti itu, remaja

berusaha menarik perhatian orang lain agar mereka memandangnya

sebagai individu. Selain itu, mereka juga berusaha mempertahankan

identitas dirinya terhadap kelompok sebayanya.

c. Masa perubahan

Selama masa remaja, tingkat perubahan sikap dan perilaku

sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Ketika perubahan fisik terjadi

dengan pesat selama masa awal remaja, perubahan perilaku dan sikap

juga berlangsung pesat. Perubahan yang terjadi pada masa remaja


25

memang beragam. Ada beberapa perubahan yang terjadi pada masa

remaja salah satunya adalah emosi, intensitas emosi tergantung pada

perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.


26

2.3 Kerangka Teori

kepercayyan diri
Remaja

Faktor yang Mempengaruhi Ciri Umum Masa Remaja


Kepercayaan Diri Seseorang Masa Transisi
1. Faktor Internal Masa pencarian identitas
2. Faktor Eksternal
Masa perubahan

Sumber : Apriyanti ( 2013:63), Fatimah (2010:21),Sukarman


(2014:128),Anthiny (2014:66), Muhid (2013), Ros Taylor (2011),
Asiyah (2010), Rusdi Maslim (2013), Wiyani (2012:12), Kathryn
(2012:17) (Morgan,2014:138) Les Parson (2011: 14-17),
Wiratmadi (2012:284), santrock (2007:105), Mar’at (2013:189),
Asrori (2010:16), Mighua (2011:63),
27

Pada hasil peneliti yang dilakukan peneliti, kepercayaan diri pada remaja
yang pernah atau mengalami perilaku bullying ringan diketahui bahwa sebagian
besar memiliki kepercayaan diri yang cukup tingggi. Hal ini dapat terjadi karna
siswa-siswa tersebut memiliki mekanisme koping dan penyesuaian diri yang baik
serta bullying yang dialami oleh subjek tergolong tidak parah dalam menerima
perilaku bullying. Namun ada juga siswa yang menerima perilaku bullying ringan
memiliki kepercayan diri yang cukup rendah, hal ini bisa terjadi karena beberapa
faktor yaitu siswa tersebut kurang bisa mengungkapkan perasaan, selain itu
keadaan yang dialami subjek di luar lingkungan sekolah serta kejadian buruk yang
terjadi di masalalu.
28

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN


HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah uraian tentang hubungan antar variabel-


variabel yang terkait dengan masalah penelitian dan dibangun berdasarkan
kerangka teori atau kerangka pikir atau hasil studi sebelumnya sebagai
pedoman penelitian. Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori
yang akan diteliti, untuk mendeskripsikan secara jelas variabel yang
dipengaruhi (variabel terikat) dan variabel pengaruh (variabel bebas)
(Surahman, 2014)

Variabel
Faktor- faktoryang
mempengaruhi
kepercayaan diri Faktor Internal

Faktor Eksternal
Bagan 3.1 Tabel Definisi Oprasional

Keterangan

Variabel yang diteliti

Penghubung
29

B. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yag
dirumuskan berdasarkan karakteisti-karakteristik variabel tersebut yang
diamati dan benar-benar dilakukan peneliti sesuai dengan variabel yang
terlibat dalam penelitian (Badriah, 2012). Menurut Notoatmodjo (2010),
definisi operasional adalah batasan ruang lingkup atau pengertian variabel-
variabel yang diteliti atau diamati.

Definisi Cara Hasil Sekala


No Variabel Alat ukur
Operasional ukur ukur ukur
Variabel
1 Kepercayaa kepercayaan observasi Keusioner 1. Keperca Nominal
n diri diri adalah yaan diri
suatu bentuk baik,
perilaku positif jika nilai
dan optimis > mean /
yang ada pada median
diri seseorang
tehadap 2. Keperca
potensi atau yaan diri
kemampuan kurang
dirinya dalam baik jika
menjalani nilai ≤
kehidupannya mean /
median

Sub variabel
30

2 Faktor Internal
Konsep diri yaitu sikap 1. baik Nominal
dan baik,
pandangan jika
a
individu nilai >
terhadap mean /
seluruh median
keadaan 2. kurang
baik
jika
nilai ≤
mean /
median
Harga diri yaitu individu 1. Baik, jika Nominal
b
membanding nilai >
kan mean /
kemampuan median
individu lain 2. kurang
melalui baik jika
penilaian nilai ≤
yang mean /
dilakukan median
terhadap diri
sendiri
c Kondisi fisik yaitu suatu 1. baik, jika Nominal
kondisi yang nilai >
dapat mean /
menimbulkan median
diri tidak 2. kurang
berharga baik jika
dibandingkan nilai ≤
31

dengan fisik mean /


orang lain median

d Aktivitas lalu yang 1. baik, jika Nominal


masa lalu diperoleh nilai >
menjadi mean /
sumber median
timbulnya 2. kurang
percaya diri, baik jika
jika aktivitas nilai ≤
masa lalu mean /
median
3.
Faktor Ekternal
a Dukungan Dukungan 1. baik, Nominal
sosial yang bersifat jika
keluarga dorongan nilai >
semangat atau mean /
pembentukan median
kepercayaan 2. kurang
diri dan baik jika
kepribadian nilai ≤
baik mean /
median
32

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengacu pada analisis

kuantitatif pada data-data numerik (angka-angka) yang diolah dengan metoda

statistik. Pada pembahasan kuantitatif dilakukan pada penelitian jenis

inferensial dan menyandarkan kesimpulan penelitian pada suatu masalah

probabilitas hipotesis hipotesis. Dengan metoda kuantitatif akan diperoleh

signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel

yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian

dengan jumlah sampel besar. Jenis penelitian berdasarkan pendekatan

kuantitatif secara mendalam dibagi menjadi: penelitian deskriptif dan

penelitian inferensial.(Badriah 2019)

A. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2012).


33

Pada Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (Independent)

dan variabel terikat (dependent).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah kelompok subjek yang hendak dikenali generalisasi

hasil penelitian. Suatu populasi harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik

bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain, meliputi

ciri lokasi, ciri individu, atau juga karakter tertentu (Badriah, 2012),

Populasi dalam penelitian ini adalah Orang tua yang memiliki balita di

Kelurahan Cigintung Kuningan yang berjumlah 195 orang.

2. Sampel

Menurut Badriah (2012), sampel adalah sebagian dari populasi, karena

merupakan bagian dari populasi tentulah memiliki ciri-ciri yang dimiliki

oleh populasinya. Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari

populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan

kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi (Notoatmodjo, 2010).

a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) REAMAJA berusia 12-24 tahun.

2) Bertempat tinggal di Desa Babatan.

b. Kriteria Eklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


34

1) Pindah tempat saat dilakukan penelitian

2) Responden menolak berpartisipasi dalam penelitian

Adapun besar sampel ditarik menggunakan rumus slovin karena dalam

penarikan sampel jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat di

generalisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah

sempel, namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana.

Rumus Slovin untuk menentukan sempel adalah sebagai berikut :

N
n=
1+ N (e)²

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = presentase kelonggaranketelitian kesalahan pengambilan sempel yang

masih bisa di tolelir; e = 0,1

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut :

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar

Nilai e = 0,2 (20%)untuk populasi dalam jumlah kecil

jumlah populasi dalam ppenelitian ini adalah sebanyak 195 remaja,

sehingga presentasi kelonggaran yang di gunakan adalah 10% dan hasil

perhitungan mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sempel

penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut :

195
n=
1 + 195 (0,1)²
35

195
n = = 66 responden
2,95

Berdasarkan perhitungan diatas sampel yang menjadi responden

dalam penelitian disesuaikan sebanyak 66 orang dari seluruh balita di Desa

Babatan Adapun cara pengambilan sample, peneliti menggunakan cara

purposive sampling.

Purposive sampling adalah pengambilan sample yang berdasarkan

atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi atau ciri-ciri

yang sudah diketahui (Notoatmodjo, 2010).

C. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pengumpulan data yang telah baku atau alat

pengumpul data yang memiliki standar validitas dan reliabilitas (Badriah,

2012).

Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan

menggunakan lembar observasi dan kuesioner yang di modifikasi mengacu

pada teori dan konsep (Novitasari, 2016). Jenis kuesioner dengan

menggunakan kuesioner tertutup yaitu pertanyaan yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih dengan membubuhkan tanda

checklist (̌v) pada jawaban yang sesuai (Arikunto, 2010).

1. Uji Validitas Dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu

benar-benar mengukur hal yang diukur. Untuk mengetahui apakah


36

kuisoner yang kita susun tersebut mampu mengukur hal yang hendak kita

ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap

item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Bila semua

pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna.Apabila kuisoner

tersebut telah memiliki kontruk, berarti semua item (pertanyaan) yang

ada didalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur

(Notoatmodjo, 2010).Sedangkan menurut Arikunto (2013).Validitas

adalah suatu ukuran untuk menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan

kesahihan instrumen.

Untuk menguji instrumen praktik manajemen lingkungan keluarga

karena menggunakan skala likert dilakukan dengan menghitung korelasi

anatara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan

rumus Korelasi Pearson Product Momen. Bila r hitung> dari r tabel

maka butir instrumen dianggap valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel

maka butir instrumen di anggap tidak valid sehingga instrumen tidak

dapat dipergunakan dalam penelitian atau direvisi pertanyaannya.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2013), hasil pengukuran dapat dipercaya

apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok

subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Adapun

untuk mengukur reliabilitas secara statistik, menggunakan koefisien

reliabilitas Alpha Cronbach dengan bantuan jasa komputerisasi.


37

Instrumen dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel dan dikatakan

tidak reliabel jika r hitungnya < r tabel. Kuesioner tentang Faktor-

faktorkepercayaan diri dilakukan uji reliabilitas dengan alpha Cronbach,

bila nilai r alpha lebih besar dari r tabel (0,413) maka dinyatakan reliabel.

Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai r alpha = 0,902 yang berarti semua

pernyataan reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Sifat Data

Menurut Sugiyono (2012) Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar

data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini pengumpulan data di ambil dari

data primer dengan membagikan kuesioner dan jika tidak memungkinkan

akan melakukan penelitian via telephone pada responden di Desa Babatan

2. Tata Cara Pengambilan Data

a. Tahap Persiapan

Pada tahap awal penyusunan skripsi, peneliti menentukan masalah,

subyek penelitian dan lahan penelitian terlebih dahulu. Kemudian

melakukan penelusuran data penunjang di lapangan. Studi kepustakaan

dilakukan peneliti di perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kuningan, dan dari internet. Tahap selanjutnya adalah menyusun

proposal penelitian dilanjutkan dengan seminar proposal penelitian.


38

Selanjutnya, peneliti mempersiapkan instrumen penelitian. Dalam tahap

ini, peneliti juga mengajukan permohonan surat izin penelitian yang

dikeluarkan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan ke

kepala Kelurahan Cigintung Kuningan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan penelitian setelah

mendapatkan izin penelitian dari kepala Kelurahan Cigintung Kuningan.

Kemudian peneliti mengunjungi masyarakatKelurahan Cigintung

Kuningan dan peneliti membagikan surat permohonan menjadi

responden kepada orang tua yang mempunyai balita, bagi orangtua yang

bersedia menjadi responden diminta untuk menandatangani surat

permohonan menjadi responden kemudian melakukan wawancara kepada

orang tua dan jika tidak memungkinkan akan melakukan penelitian via

telephone pada responden yang memiliki balita untuk memudahkan

dalam pengumpulan data. Peneliti terlebih dahulu menjelaskan kepada

setiap responden mengenai tujuan dan cara pelaksanaan, kemudian

melakukan informed consent dan membagikan kuesioner untuk diisi.

Peneliti memberikan penjelasan pada responden tentang pengisian

kuisioner serta membimbing responden atau memperjelas apabila ada

kalimat yang salah. Setelah selesai mengisi kuesioner, responden

mengumpulkan kuesioner kepada peneliti pada hari yang sama. Setelah

itu dilakukan pengecekan kelengkapan data dan memasukan data yang


39

diperoleh ke dalam tabel kemudian di analisis dengan uji statistik yang

telah ditentukan.

c. Tahap Akhir

Pada langkah akhir ini, peneliti melakukan penyusunan laporan

hasil penelitian, dan kemudian peneliti melakukan sidang skripsi untuk

mempertanggung jawabkan hasil penelitian. Setelah itu hasil penelitian di

dokumentasikan dan di gandakan yang sebelumnya telah dinilai oleh

dosen dan penguji.

F. Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian penelitian

setelah kegiatan pengumpulan data (Heriana, 2015). Agar analisis penelitian

menghasilkan informasi yang benar, ada empat tahapan dalam pengelolaan

data yang harus dilalui, yaitu:

a. Editing

Peneliti melakukan pengecekan angket, isian formulir atau kuesioner

apakah jawaban yang ada dikuesioner sudah:

a. Lengkap: semua pertanyaan sudah terisi jawabannya

b. Jelas: jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca

c. Relevan: jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaannya

d. Konsisten: apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi

jawabannya konsisten

b. Coding
40

Peneliti mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka

atau bilangan.Kuesioner yang telah diisi responden diberi kode, membuat

konversi jawaban kedalam angka-angka sehingga memungkinkan untuk

diolah dengan komputer.

c. Processing

Peneliti memproses data agar dapat dianalisis.

d. Cleaning

Peneliti melakukan pengecekan kembali data yang sudah dimasukan

apakah ada kesalahan data atau tidak.

2. Rancangan Analisis Data

Menurut Badriah (2012) menjelaskan bahwa menganalisis data adalah

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis data dilakukan secara univariat yang dilakukan untuk melihat

tiap variabel dari hasil penelitian.Pada umumnya hasil analisis ini

menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Badriah, 2012).

a. Analisis Univariat

Menurut Badriah (2012), analisis univariat dilakukan terhadap tiap

variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya hasil analisis ini

menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Selanjutnya

menurut Menurut Notoatmodjo (2012) “analisis univariat bertujuan untuk


41

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Data

numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi.

Pada umunya pada analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan persentase dari tiap variabel”.

Pengolahan data diolah dengan cara menghitung jawaban dari

wawancara yang didapatkan dari responden serta observasi yang

dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian variabel faktor kepadatan rumah,

kebiasaan menggantung pakaian, praktik menguras TPA, ketersediaan

tutup penampung air, pengelolaan barang bekas dan keberadaan breeding

placedihitung dengan rumus :

f
P x100
%
N

Keterangan:

P: Persentase

F: Frekuensi responden

N: Jumlah seluruh responden

b. Analisis Bivariat

Menurut Notoatmodjo (2010) Analisis bivariat merupakan analisis

yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkorelasi.

G. Etika Penelitian
42

Penelitian pada umumnya menggunakan manusia sebagai objek yang

diteliti atau sebagai peneliti,hubungan antara peneliti dengan yang diteliti

adalah sebagai hubungan antara mereka yang memerlukan informasi dan

mereka yang memberikan informasi. Orang yang telah memberikan informasi

harus didahulukan sebagai perwujudan hak-hak responden, maka sebelum

dilakukan pengambilan data dan wawancara terlebih dahulu meminta

persetujuan kepada keluarga responden atau Informend Consent. Berikut

adalah beberapa hak dan kewajiban responden dan peneliti:

1. Hak dan kewajiban responden

Menurut Notoadmodjo (2012), hak dan kewajiban responden antara lain:

a. Hak Reponden

a) Hak untuk dihargai privasinya

b) Hak untuk merahasiakan informasi yang diberikan

c) Hak memperoleh jaminan keamanan

d) Hak memperoleh imbalan atau kompensasi

b. Kewajiban Responden

Setelah adanya informed concent dari responden, artinya responden

sudah mempunyai keterkaitan dengan peneliti

2. Hak dan kewajiban peneliti

a. Hak Peneliti

Bila responden bersedia diminta informasinya, peneliti mempunyai hak

memperoleh informasi yang sejujurnya dan selengkap-lengkapnya dari

responden atau informan.


43

b. Kewajiban Peneliti

a) Menjaga privasi reponden

a) Menjaga kerahasiaan responden

B. Lokasi, waktu dan jadwal penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Babatan

2. Waktu dan jadwal penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan setelah ujian proposal.


44

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Diri Pada

Remaja Di Desa Babatan Kecamatan Kadugde Kabupaten Kuninga

2020Kuesioner pada Kepercaya diri

A. Identitas

Nama

Umur

Jenis kelamin

B. PetunjukPengisian

1. Bacalah baik- baik pernyataan dibawah ini!

2. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan anda

sebenarnya dengan menggunakan tanda (√) pada kolom yang


45

tersedia!

3. Jawaban anda tidak mempengaruhi atau mengurangi penilaian

guru.

4. Keterangan pengisian angket:

SL: Selalu SR: Sering

KD:Kadang-Kadang

J :Jarang

TP : TidakPernah

C. Kepercayaan diri
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Saya menerima setiap kritikan dari orang lain
demi kebaikan saya 46
2 saya menganggap diri saya sama dengan
orang yang saya idolakan
3
Saya tidak putus asa ketika pendapat saya
ditolak orang lain
4 Saya selalu membuat rencana-rencana
kegiatan yang sesuai sengan kemampuan
saya
5 Biasanya saya lebih senang apabila saya
dapat mandiri
6
Saya tidak percaya diri dengan kondisi
tubuh saya
sekarang ini
7
Saya menghargai orang lain yang berbeda
prisnsip dengan saya
8
Bila suatu ketika ada teman yang menyakiti
perasaan saya, saya mudah memaafkannya
tanpa dia meminta maaf terlebih dahulu
Saya memahami diri saya sendiri
9
Saya akan menunggu orang lain terlebih
dahulu untuk mengambil suatu tindakan
10
Kegagalan yang saya
alamimenimbulkan kekecewaan
dalam diri saya
11 Saya biasanya menyelesaikan persoalan
saya sendiri tanpa bantuan orang lain

12 Saya akan menjaga penampilan di manapun


saya berada
13 Sulitbagisayauntuk melupakan
kegagalan- kegagalan yang pernah saya
alami

14 Biasanya saya selalu berfikir secara


obyektif dalam menghadapi suatu masalah

15 Saya merasakan banyak kekurangan pada


tubuh saya
16
Saya selalu berusaha menjaga kesehatan
tubuh saya
17
Saya selalu merasa yakin dapat
mengerjakan pekerjaan sesulit apapun
18 Saya takut ketika pendapat saya tidak dapat
diterima orang lain
19 Saya berbagi pengalaman dengan
orang- orang yang baru saya kenal
20 Meskipun ada hambatan, saya yakinakan
dapat menyelesaikan apa yang menjadi
47

KISI-KISI KUESIONER

KEPERCAYAAN DIRI

ITEM

TOTAL
48

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, M, (2010). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik, Cetakanke


enam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Badriah, Dewi Laelatul. (2012). Metodologi Penelitian Ilmu-ilmu


Kesehatan.Bandung : Multazam.
Badriah Laelatul Dewi. (2019). Metodologi Penelitian Ilmu-Ilmu Kesehatan.
Kathryn, Gerald. 2012. konseling Remaja: Intervensi Praktis Bagi
RemajaBeresiko. Diterjemahkan oleh: Helly Prajitno Soetjipto, MA &
Dra. Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pusataka Pelajar.
Fatimah, 2010. Psikologo Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia
Mar’at, Samsunuwiyati. (2013). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Morgan, (2014). Pandun menghadapi stres bagi remaja. Penerjemah: Dewi
Wulan Sari. Jakarta: penerbit Gemilang
Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka.
Qodar, N. (2015). Survei ICRW: 84% Anak Indonesia Alami Kekerasan Di
Sekolah. Di akses pada1 April 2017 dari website:
http://news.liputan6.com/read/2191106/survei-icrw84%-anak-indonesia-
alami-kekerasan-di-sekolah.
Santrock, Jhon W, (2007), Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Soetjipto, Helly Prajitno. Dkk. (2012).Konseling Remaja: Intervensi Praktis Bagi
Remaja Berisiko. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soedjatmiko, Nurhamzah W., Maureen A., Wiguna T. (2013). Gambaran
Bullying dan Hubungannya dengan Masalah Emosi dan Perilaku pada
Anak Sekolah Dasar.Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Departemen
Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS. Dr. Cipto
49

Sukarman. 2014. Korelasi Sikap Percaya Diri Dengan Motivasi Belajar. Jurnal
Al-Tazkyah (online), vol.4 2, (https://portalgaruda,org/articel, diakses sabtu
11 febuari 2017)
Sugiyono. (2011).Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.
XAsiyah, N. (2013). Pola asuh demokratis, kepercayaan diri dan kemandirian
mahasiswa baru. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 2(2).
Badriah, D. L. (2012). Metodologi penelitian ilmu-ilmu kesehatan. Bandung:
Multazam.
Derry Iswindharmajaya, J. (2014). Satu hari menjadi lebih percaya diri. Elex
Media Komputindo.
Hidayat, A. (2011). Aziz Alimul. 2011. Metode Penelitian Keperawatan Dan
Teknik Analisis Data, 2010–2012.
Hurlock, E. B., Istiwidayanti, Sijabat, R. M., & Soedjarwo. (2012). Psikologi
perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Erlangga,
Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metododologi Penelitian Kesehatan.
Parsons, L. (2012). Back to Learning. Pembroke Publishers Limited.
Purwaningsih, S., Maulina, V., & Firdaus, R. M. (2017). PENGARUH KONSEP
DIRI, LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA, DAN PENDAPATAN ORANG
TUA TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA DENGAN
PENGETAHUAN TEORI EKONOMI MIKRO SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING. Jurnal Riset Pendidikan Ekonomi, 2(1).
Rahayu, S. (2018). HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ANAK TERHADAP POLA
ASUH PERMISIF INDIFFERENT ORANGTUA DENGAN PERILAKU
ASERTIF PADA REMAJA KORBAN BULLYING SKRIPSI Oleh: Sri Rahayu
13081325 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2018. Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Sugiono, P. D. (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Surahman, S. S. (2014). Metodelogi Penelitian untuk Mahasiswa Farmasi. Trans
Info Media. Jakarta. Halm.
Taylor, R. (2013). MengembangkanKepercayaan Diri. Penerbit Erlangga.
50

Wibowo, A. (2014). Metodologi Penelitian Praktis.

Lampiran 5 Lembar Surat Persetujuan Responden

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN


51

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Setelah mendapatkan penjelasan dari penelitian tentang maksud dan tujuan


dalam penelitian dengan judul“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kepercayaan Diri Pada Remaja Di Desa Babatan Kecamatan Kadugde
Kabupaten Kuninga 2020”.
Maka saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian
ini.Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya

Lampiran Lembar 4 Permohonan menjadi Responden


52

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Calon Responden

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa
STIKesKuningan (STIKKu) Program Studi S1 Keperawatan Semester VIII
(delapan) :
Nama : Lingga Putra
NIM : CKR0160175
Bermaksud akan mengadakan penelitian pada bulan Mei 2019 dengan
judul penelitian “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan
Diri Pada Remaja Di Desa Babatan Kecamatan Kadugde Kabupaten
Kuninga 2020”Apabila Saudara/i menyetujui, maka dengan ini saya mohon
kesediaan untuk mendatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan
yang saya ajukan. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Peneliti

No Pernyataan SS S TS STS
Nono Tarsono
CKR0160151
53

1 Saya merasa bahwa saya orang yang


berharga, setidak-tidaknya memiliki
tingkatan yang setara dengan orang lain.
2 Saya merasa bahwa saya memiliki
banyak sifat yang baik.
3 Secara keseluruhan, saya cenderung
merasa bahwa saya orang yang gagal.

4 Saya dapat melakukan banyak hal


sebaik kebanyakan orang lain.

5 Saya merasa saya tidak memiliki banyak


hal yang dapat saya banggakan.

6 Saya memiliki sikap positif terhadap diri


saya sendiri.
7 Secara keseluruhan, saya merasa puas
dengan diri sendiri.
8 Saya mengangankan saya dapat
memberikan penghargaan yang lebih
banyak pada diri saya sendiri.
9 Kadang-kadang saya merasa tidak
bermanfaat.

10 Kadang-kadang saya berpikir saya sama


sekali tidak baik.

HARGA DIRI

KONSEP DIRI
N PERTANYAAN S SS T ST
54

O S S
1 Saya memiliki tubuh yang sehat
2 Saya senang tampak rapi sepanjang hari
3 Saya seorang yang menarik
4 Saya sakit sakitan
5 Saya tidak menjaga kebersihan tubuh saya
6 Saya orang yang tidak menarik
7 Saya puas dengan ukuran tubuh saya
8 Saya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek
9 Ada keinginan dalam hati saya untuk mengubah bagian-
bagian tertentu dari tubuh saya
10 Saya merasa tidak sesehat yang seharusnya
11 Saya ingin memperbaiki beberapa bagian tubuh saya
12 Saya merasa penampilan fisik saya tidak sebagaimana
yang saya harapkan
13 Saya menjaga kesehatan tubuh saya sebaik-baiknya
14 Saya mampu mengerjakan tugas-tugas saya
15 Saya mencoba menjaga penampilan saya sebaik-
baiknya
55

Anda mungkin juga menyukai