DOSEN FASILITATOR
DR.H.HADI SURYATNO., S.E.M.KES
DISUSUN OLEH
RESTA PRANATANIA
021.01.3824
dengan Perilaku yang Mengarah ke Seks Bebas”. Skripsi ini disusun sebagai salah
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................8
2.1 Konsep Pengetahuan....................................................................................8
2.1.1 Definisi..............................................................................................8
2.1.2 Tingkat Pengetahuan.........................................................................8
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan.......................................................10
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan..........................12
2.1.5 Pengukuran Pengetahuan.................................................................13
2.2 Konsep Teori Sikap ..................................................................................14
2.2.1 Definisi Sikap..................................................................................14
2.2.2 Ciri-Ciri Sikap.................................................................................15
2.2.3 Struktur Sikap..................................................................................15
2.2.4 Tingkatan Sikap...............................................................................17
2.2.5 Fungsi Sikap....................................................................................18
2.2.6 Bentuk Sikap....................................................................................19
2.2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap......................................20
2.2.8 Sikap Terhadap Kesehatan (haealth attitude).................................21
2.2.9 Cara Pengukuran Sikap...................................................................22
2.3 Konsep Remaja ..................................................................................23
2.3.1 Definisi Remaja...............................................................................23
2.3.2 Batasan Remaja...............................................................................24
2.3.3 Aspek Perkembangan pada Masa Remaja.......................................25
2.4 Konsep Pendidikan Seks............................................................................26
2.4.1 Definisi Pendidikan Seks.................................................................26
2.4.2 Tujuan Pendidikan Seks..................................................................30
2.4.3 Manfaat Pendidikan Seks................................................................32
2.4.4 Materi Pendidikan Seks...................................................................33
2.5 Konsep Perilaku yang Mengarah ke Seks bebas........................................37
2.5.1 Definisi Perilaku Seksual Remaja...................................................37
2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja....................38
2.5.3 Bentuk Perilaku Seksual Remaja.....................................................39
2.5.4 Penyakit yang diakibatkan Seks Bebas...........................................42
iii
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA................................47
3.1 Kerangka Konsep ..................................................................................47
3.2 Hipotesis ..................................................................................48
3.3 Metode Penelitian ..................................................................................48
3.4 Desain Penelitian ..................................................................................49
3.5 Populasi dan Sampel..................................................................................49
3.5.1 Populasi...........................................................................................49
3.5.2 Sampel.............................................................................................50
3.5.3 Teknik Sampling..............................................................................50
3.6 Kerangka Kerja Penelitian.........................................................................51
3.7 Variabel Penelitian ..................................................................................53
3.8 Definisi Operasional Variabel....................................................................54
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................56
3.10 Pengolahan dan Analisa Data..................................................................56
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................61
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki proporsi remaja kurang lebih 1/5 dari jumlah seluruh
diperkirakan 1,2 milyar atau sekitar 1/5 dari jumlah penduduk dunia. Masa
remaja merupakan masa pancaroba yang pesat, baik secara fisik, psikis dan
sosial. Masuknya berbagai yang bebas tidak melalui saringan yang benar
banyak anak-anak SMP atau SMA yang sudah pacaran bahkan ada yang
sampai hamil diluar nikah. Belum lagi pendidikan seks masih dianggap
sesuatu yang tabu untuk dibahas meskipun dalam pelajaran sekolah. Masa
remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena
pada masa remaja tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi
manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata
berasal dari adolescence yang berarti dewasa. Masa remaja juga merupakan
2010).
1
Berdasarkan data WHO yang melakukan penelitian dibeberapa negara
40% remaja pria umur 18 tahun dan remaja putri umur 18 tahun sekitar 40%
Akibat dari hubungan seksual pranikah, sekitar 12% telah positif terkena
Penyakit Menular Seksual, sekitar 27% positif HIV, dan 30% remaja putri
2005 menyatakan 75% responden memiliki pacar dan 50% telah melakukan
hubungan seksual antara usia 15-16 tahun. Penelitian Amerika tahun 2011
tahun 2012 menyatakan bahwa senyak 16,9% remaja perempuan dan 12,4%
hubungan seksual pertama kali pada remaja usia 15-24 tahun adalah karena
ingin tahu (51,3%), terjadi begitu saja (38,4%) dan dipaksa oleh
Persentase remaja wanita dan pria umur 15-24 tahun yang telah
remaja wanita 48% dan remaja pria 46% kurang memperoleh informasi
2
tentang HIV dan infeksi menular seksual lainnya dari sekolah atau tentang
alat/cara KB wanita 30% dan 19% pria ( Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesi, 2012).
berpacaran remaja. Hal ini dapat dilihat bahwa hal-hal yang ditabukan
remaja pada beberapa tahun lalu seperti berciuman dan bercumbu, kini
sudah dianggap biasa. Bahkan, ada sebagaian kecil dari mereka setuju
dengan free sex. Seks bebas (free seks) atau seks pra nikah kini telah
menjadi trend oleh beberapa kelompok pelajar serta merupakan bagian dari
peraturan dan tindakan hukum telah dilakukan. Akan tetapi masih saja sulit
untuk diatasi dan belum ditemukan solusi yang terbaik. Jika dicermati
3
atau informasi yang tepat akan menentukan seorang remaja untuk
persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar. Informas itu meliputi
adalah suatu pengetahuan yang kita ajarkan mengenai segala sesuatu yang
kelamin pada wanita dan laki- laki, tentang menstruasi, mimpi basah,
(Burhan, 2008).
hasrat seksual, baik lawan jenis sesama jenis. Obyek seksual bisa berupa
orang lain, orang dalam khyalan ataupun dirinya sendiri (Sarwono, 2010).
Penyebab utama dari perilaku tersebut dari perilaku tersebut pada remaja
adalah dorongan biologis (sexual drive) yang sudah tidak dapat dibendung
4
Perilaku seksual dipengaruhi oleh dua faktor yaitu eksternal dan
internal. Faktor eksternal berasal dari luar diri individu yakni berupa
2009). Faktor internal yaitu berdiri dari hormonal atau dorongan seksual,
dapat terhindar dari dampak negatif dari perilaku seksual seperti KTD,
datang dariberbagai faktor mulai dari orang tua, sekolah atau pendidikan,
agama, teman sebaya dan lingkungan. Sehinggga peran orang tua sangatlah
sudah beranjak remaja atau dewasa, melalui pendidikan formal. Ini penting
perlu untuk menjadi perisai remaja dari serangan pergaulan yang negative
5
GANGGA pada tahun 2023 pernah terjadi murid melakukan seks bebas dan
GANGGA ?”
Bebas.
di SMPN 1 GANGGA
di SMPN 1 GANGGA
6
d. Untuk menganalisis Hubungan Pengetahuan, Sikap Remaja
remaja.
pembelajaran.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2010).
1. Tahu (Know)
dan sebagainya.
8
2. Memahami (Comprehension)
dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
9
6. Evaluasi (Evaluation)
diantaranya :
tersebut terpecahkan.
b. Secara kebetulan
10
c. Cara kekuasaan atau otoritas
11
kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu
khusus.
1. Faktor internal
a. Umur
b. Pendidikan
berdiri sendiri.
c. Pengalaman
12
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
2. Faktor eksternal
a. Faktor lingkungan
b. Sosial budaya
(Nursalam, 2003).
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-
13
2.2 Konsep Teori Sikap
perilaku terbuka.
14
2.2.2 Ciri-Ciri Sikap
dengan obyeknya.
jelas.
4. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
15
1. Komponen Kognitif
apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Contoh
2. Komponen Afektif
terhadap obyek.
3. Komponen Perilaku/Konatif
berkaitan yang sangat rat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
16
tersebut disertai dengan perasaan tertentu yang mengarahkan pada
2012).
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa (subyek) mau dan memperhatikan
2. Menanggapi (responding)
Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila
3. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subyek, atau seseorang memberikan
17
membahasnya dengan orang lain dan mengajak atau mengajarkan
Seseorang yang telah mengambil resiko bila ada orang lain yang
mana obyek dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam rangka
18
ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan
1. Sikap positif
menghadapi masalah.
19
2. Sikap Negatif
pada muka yang muram, sedih, suara parau, penampilan diri yang
2011)
3. Pengaruh Kebudayaan
20
kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap
berbagai masalah.
4. Media Masa
mempengaruhi sikap.
6. Faktor Emosional
21
3. Sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang profesional
maupun tradisional.
lalu lintas.
1. Skala Likert
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh tiga respons yang
S= Setuju R = Ragu
TS = Tidak Setuju
3. Skala Pilihan Ganda
Skala ini berbentuk spertis soal pilihan ganda yaitu suatu
22
4. Skala Thurstone
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ABCDEFGHIJ
5. Skala Guttman
6. Sematic Differential
23
mempengaruhi terjadinya perubahan- perubahan perkembangan, baik
2010).
b. Ingin bebas
24
2.3.3 Aspek Perkembangan pada Masa Remaja
1. Perkembangan Fisik
(mammae).
2. Perkembangan Kognitif
25
Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal yang lebih
eksploratif.
perlu, peran orang tua yang sangat dituntut lebih dominan untuk
26
resiko seks bebas, baik secara psikologis maupun emosional, serta
BKKBN (2008) seks berarti jenis kelamin, yaitu suatu sifat atau
berarti yang ada hubungannya dengan seks atau yang muncul dari
seks.
remaja canggung dan enggan untuk bertanya padda orang yang tepat,
18 tahun, 18% mendapat informasi seputar seks dari teman, 35% dari
27
Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan
antara lain pengetahuan, sikap, peran orangtua, peran guru, dan akses
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi setelah
2. Sikap
28
Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan
(Notoatmodjo, 2010).
3. Peran orangtua
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan
4. Peran guru
Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Bagi anak
bahwa kita belum tahu, dan akan berusaha mencari tahu lebih
29
mengetahui berbagai fungsi tubuhnya, terutama fungsi reproduksi,
telanjang.
5. Akses informasi
Tidak adanya pengetahuan yang cukup tentang pendidikan
seks dari orangtua ketika anak bertanya tentang seks akan membuat
anak pada usia 1-5 tahun. Sumber informasi yang didapat dapat
adalah 1/5 dari jumlah kelahiran di dunia. Pertahun 1 juta sampai 4,4
30
juta remaja di Negara berkembang menjalani pengguguran, kompilasi
tanggung jawab).
keluarga.
31
7. Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang
adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada setiap orang,
remaja dapat dilihat dari penelitian WHO (1979) di enam belas negara
32
c. Dua negara secara umum menerima pendidikan seks,
antara lain diajukan oleh Zelnik dan Kim yang menyatakan bahwa remaja
c. Setiap anak memiliki ciri dan sifat yang khas, sehingga tidak
mudah diamati.
33
e. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan remaja laki-laki
akil baliq.
a. Faktor bawaan
b. Faktor lingkungan
Beberapa hal perlu diketahui oleh remaja pada saat awal masa
1. Seksualitas
2. Pubertas
34
Masa pubertas adalah masa di mana seseorang mengalami
perubahan psikis.
3. Mimpi basah
saat tidur, dan umumnya terjadi pada saat mimpi tentang seks.
4. Menstruasi
5. Organ reproduksi
sembilan bulan.
menonjol
35
5. Vagina (lubang senggama) : sebagai saluran keluar dari
di dalam penis.
jumlah banyak.
spermatozoa
36
9. Vesikula seminalis : merupakan kantong-kantong kecil
orang tua. Artinya, orang tua harus berusaha mencari cara-cara yang
2012 )..
37
oleh remaja berhubungan dengan dorongan seksual datang baik
a. Faktor internal
Faktor internal terdiri dari hormonal atau dorongan
(Dewi, 2012).
b. Faktor eksternal
38
pendidikan seksual yang diajarkan kepada remaja, pengaruh teman
a. Mastrubasi (onani)
b. Berpegang tangan
c. Berpelukan
d. Berciuman
39
menimbulakan sensai yang kuat untuk individu pada tahapan
40
e. Saling meraba
(Soetjiningsih, 2008).
f. Necking
g. Oral seks
kelamin, seks oral, seks anal atau vaginal, dan penetrasi vaginal
atau anal dengan alat atau jari, sedangakan perilaku seksual dengan
41
(United National Internasional Children’s Emergency Fund,
2008).
a. Tidak berisiko
Perilaku seksual tidak berisko meliputi berbicara mengenai
seks, berbagi fantasi, ciuman bibir pada pipi, sentuhan, dan oral
42
b. Berisiko
Perilaku seksual berisiko terdiri dari tiga, yaitu agak
penghalang lateks.
pengaman lateks.
infeksi menular seksual atau IMS, adalah penyakit atau infeksi yang
Penyebaran bisa melalui darah, sperma, cairan vagina, atau pun cairan
bisa terjadi dari seorang ibu kepada bayinya, baik saat mengandung
infeksi.
43
Berikut ini adalah paparan umum beberapa penyakit menular seksual
cm, cekung, pinggirnya tidak teratur, keluar nanah dan rasa nyeri,
biasanya hanya pada salah satu sisi alat kelamin. Sering (50%)
nyeri.
b. Klamidia
seksual.
c. Trikonomiasis
tidak nyaman.
44
d. Skabies (Gudig)
dengan gejala klinik antara lain gatal pada malam hari, terdapat di
mikrokopis.
sudah ada sejak lama) sering disebut Raja Singa atau Lues.
bercak merah pada tubuh yang dapat hilang sendiri tanpa disadari
45
pada usia 17-33 melalui kontak secara langsung. Gejala klinisnya
h. Gonorrhoe
46
seks. Tanda- tandanya adalah nyeri pada saat kencing, merah,
sekref kanfal seperti nanah dari alat kelamin, biasanya pada pria.
i. AIDS
spesifik, mulai dari tanpa gejala pada stadium awal sampai gejala-
gejala yang berat pada stadium yang lebih lanjut. Saat ini AIDS
belum ada obat atau vaksinasinya, gejala baru terlihat 5-10 tahun
47
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA
3. Pengalaman 3. Pengaruh
kebudayaa
4. Sikap n
Faktor
48
Keterangan:
: diteliti
: tidak diteliti
: Berhubungan
beresiko seksual.
3.2 Hipotesis
49
3.4 Desain Penelitian
sekelompok subjek. Hal ini untuk melihat hubungan antara gejala satu
dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lainnya.
objek, kemudian diidentifikasi pula variabel lain yang ada apada objek yang
2012).
3.5.1 Populasi
50
menunggu hasil ujian nasonal. Kelas X dengan jumlah 138 siswa
dan kelas XI dengan jumlah 155 siswa dan jumlah total siswa
3.5.2 Sampel
GANGGA.
1) Kriteria inklusi
adalah :
2) Kriteia eksklusi
a. Siswa yang tidak hadir dan sedang sakit pada saat penelitian
51
sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2013).
random atau acak hal ini berarti setiap anggota populasi mempunyai
(Notoatmodjo, 2012).
52
Gambar 4.2 Kerangka Kerja hubungan pengetahuan, sikap remaja
tentang pendidikan seks dengan perilaku yang
mengarah ke seks bebas
53
3.7 Variabel Penelitian
aturan yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
beresiko seksual.
54
3.8 Definisi Operasional Variabel
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2012).
55
terbuka kepada STS : skor 4
orang tua
5. Sikap remaja
tentang
hubungan
seksual
Variabel Perilaku seksual 1. Pernyataan Kuisoner Nominal Jawaban
dependepen merupakan adalah sering, dari
1. Perilak segala tingkah jarang dan tidak pernytaan
u yang laku yang pernah adalah
mengarah ke didorong oleh melakukan seks a. Sering :
seks bebas hasrat seksual, bebas skor 2
baik dengan b. Jarang :
lawan jenis skor 1
maupun dengan c. Tidak
sesama jenis. pernah :
0
56
Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data
a. Pengolahan (Editing)
b. Pengkodean (Coding)
a. Benar
b. Salah
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
57
b. Pernytaan unfavorale yaitu : SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
a. Sering
b. Jarang
c. Tidak pernah
Salah : 0
a. Sering : skor 2
58
b. Jarang : 1
c. Tidak pernah : 0
4. Tabulating
2. Analisa Data
3. Analisa Univariate
1. Data Umum
sentral yang digunakan adalah nilai mean atau rata-rata, median, atau
Keterangan :
P = ∑𝐹 x 100
𝑁
P : Presentase
∑F : Jumlah frekuensi
responden N : Jumlah
responden
Kategori :
59
1. 0 % - 25 % : Sebagian kecil
2. 25 % - 50 % : Hampir setengah
2. Data Khusus
dengan cara
Keterangan :
p : prosedure
SP : jumlah jawaban yang benar SM : jumlah seluruh pertanyaan
3. Analisa Multivariate
𝑆𝑃
p:𝑆𝑀
𝑥 100%
Analisa multivatiate hanya akan menghasilkan hubungan
60
masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan
Y’ = a + b1 X1 + b2X2 + . . . .
Keterangan :
Y’ = variabel dependen
DAFTAR PUSTAKA
61
Depkes RI. 2007. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Bangsa (PKPR).
Jakarta: Depkes RI.
Dewi, Ika Nur Cherani Tunggal. 2009. Pengaruh Faktor Personal dan
Lingkungan Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja: Tesis S2
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Diponegoro.
Diunduh pada 18 Desember 2013
Luthfie RE. (2009) Fenomena Perilaku Seksual Pada Remaja (Sexual Behaviour
Phenomena on Young People), Jurnal Ceria.
62
Taufik, Ahmad. 2013. Persensi Remaja Terhadap Perilaku Seks Pranikah.e -
jurnal sosiation sosiologi, No. 1 : h. 31-44. Diunduh Pada 12 Maret 2017.
63