PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
Muhamad Nuh Sudrajat Karta Nagara - 03052012017
BAB I .............................................................................................................................3
PENDAHULUAN ..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................7
1.3 Tujuan penelitian ...................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitan ..................................................................................................7
BAB 2 ............................................................................................................................8
KAJIAN TEORI .............................................................................................................8
2.1 Kajian Pustaka.......................................................................................................8
2.1.1 Interaksi Orang Tua dengan Anak ...................................................................8
2.1.2 Dukungan Sosial ......................................................................................9
2.2 Hipotesis ............................................................................................................. 10
BAB III ......................................................................................................................... 11
METODE PENELITIAN .............................................................................................. 11
3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................................... 11
3.2 Variabel Penelitian .............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak Januari 2020, dunia dilanda fenomena yang dapat dikatakan sebagai
salau satu fenomena paling penting dan fenomena paling berbahaya dalam 5 tahun
terakhir. Diduga dimulai dari Provinsi Wuhan, Tiongkok, Corona Virus Disease
2019 atau yang lebih dikenal dengan akronim COVID-19 menyerang siapapun
tanpa tebang pilih. Secara sederhana COVID-19 merupakan virus yang
menyerang saluran pernafasan, nampak seperti flu pada umumnya, namun
dampak yang dirasakan tubuh begitu perlahan hingga sistem imun dari orang yang
terjakit akhirnya menghancurkan organ yang seharusnya dilindunginya, yaitu
paru-paru1. Penyebaran COVID-19 pun begitu sederhana, melalui cairan tubuh
yang secara tidak sadar dikeluarkan oleh pasien terjangkit, yaitu melalui cairan
tubuh. Termasuk didalamnya, baik yang berbentuk embun yang dikeluarkan
manusia secara natural ketika berbicara ataupun dalam bentuk dahak dan bersin,
dan juga keringat.
1
Here is What Coronavirus Does to The Body, National Geographic,
https://www.nationalgeographic.com/science/2020/02/here-is-what-coronavirus-does-to-the-
body/
2
Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public, WHO,
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public
Pada sektor pendidikan, tata cara penyampaian pendidikan di Indonesia
umumnya dilakukan secara langsung, dimana tenaga pengajar dan peserta didik
bertatap muka secara langsung di sebuah ruang kelas. Di Indonesia, pembelajaran
jarak jauh sangatlah jarang digunakan dan cenderung tidak memberikan hasil
yang efektif baik dari tenaga pengajar maupun peserta didik dikarenakan
kurangnya engagement dari kedua belah pihak secara langsung selama proses
belajar mengajar. Namun, situasi saat ini dimana pemerintah mengharuskan PSBB
dilakukan secara menyeluruh, mengharuskan seluruh sektor pendidikan di
Indonesia untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh; atau secara
lebih spesifik, kegiatan belajar mengajar menggunakan daring sebagai media
interaksi.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang lebih dahulu menerapkan
Pembelajaran Jarak Jauh, berdasarkan pernyataan Gubernur Jawa Barat dalam SK
Gubernur Nomor 400/27/hukham, tanggal 13 Maret 2020. Kegiatan belajar
mengajar diharuskan untuk dilakukan menggunakan daring sebagai media
pembelajaran. Tidak perlu dipungkiri, tidak semua sekolah siap untuk melakukan
pembelajaran melalui daring dikarenakan keterbatasan prasarana pendukung
pembelajaran baik dari pihak sekolah maupun dari peserta didik.
3
Hurlock, Elizabeth B., Developmental Psychology, A Life-span Approach, Fifth Edition, 1992
4
Ibid
5
Ibid
6
Ibid
Disisi lain, dengan diterapkannya WFH secara luas, banyak orang tua
siswa yang mendadak memiliki waktu tambahan di luar pekerjaannya. Salah satu
sisi yang sangat positif dari WFH adalah adanya kebebasan bagi setiap karyawan
untuk menentukan alur kerjanya secara fleksibel, tanpa dibatasi oleh kebiasaan di
kantor yang cenderung kaku. Hal tersebut menyebabkan munculnya waktu-waktu
senggang yang tadinya tidak dimiliki oleh orang tua dikarenakan kesibukannya
bekerja. Waktu tersebut bisa mereka pergunakan untuk lebih memperhatikan apa
yang terjadi di rumahnya, terutama apa yang sedang terjadi di kehidupan anak
yang juga sedang diharuskan beraktivitas di rumah.
Wajar jika sebagai orang tua, mereka ingin mengetahui lebih dan secara
aktif membantu segala sesuatu permasalahan yang anaknya hadapi. Dalam ilmu
psikologi, bentuk bantuan yang diberikan oleh orang tua ini termasuk dalam
dukungan sosial.
Dukungan Sosial (Social Support) adalah bentuk umpan balik dari orang
lain dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa seseorang dicintai, diperhatikan,
dihargai, dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban
yang bersifat timbal balik. Dukungan sosial juga berperan penting dalam
perkembangan manusia. Individu yang memiliki relasi yang baik dengan individu
lain akan cenderung memiliki kondisi mental dan fisi yang baik, kesejahteraan
subjektif yang tinggi, dan tingkat morbiditas dan mortaliltas yang rendah 7.
Dalam aspek dukungan sosial, poin pertama dan keempat merupakan poin
yang menarik untuk dilihat lebih lanjut terkait dengan bentuk dukungan yang
biasanya diberikan oleh orang tua kepada anaknya.
7
Rif’ati, Mas Ian., Arumsari, Azizah., Fajriani, Nurul., Maghfiroh, Virgin S., Abidi, Ahmad Fathan.,
Konsep Dukungan Sosial, Surabaya, 2018
8
Ibid
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan teori-teori di atas muncul sebuah permasalahan yang
menarik, yaitu dukungan sosial dari orang tua yang bersifat positif dan tulus
belum tentu diterima secara positif oleh anaknya terutama mereka yang berusia 12
hingga 17 tahun. Hal ini dikarenakan remaja pada rentang usia tersebut sedang
secara aktif membentuk kemandirian sebagai seorang individu terutama
kemandirian dari orang tuanya, sehingga bentuk bantuan dari orang tua, baik
berupa saran atau dukungan moril, dapat disalah-artikan oleh si anak sebagai
faktor yang mengganggu mereka untuk mencapai kemandirian yang merupakan
dari tugas perkembangannya. Masalah tersebut kemudian dapat berkembang,
seperti munculnya rejection dari si anak terhadap orang tuanya, dan
termanifestasikan dalam interaksi antara orang tua dengan anaknya.
KAJIAN TEORI
Ada tiga jenis pola asuh orang tua menurut Hoffman, yaitu:
1. Pola asuh bina kasih (induction), yaitu jenis pola asuh yang diterapkan
orang tua dalam mendidik anaknya dengan memberikan penjelasan yang
masuk akal terhadap setiap keputusan dan perlakuan yang diambil bagi
anaknya.
2. Pola asuh unjuk kuasa (power assertion), yaitu jenis pola asuh yang
diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan memaksakan
kehendaknya untuk dipatuhi oleh anak meskipun sebenarnya anak tidak
dapat menerimanya.
3. Pola asuh lepas kasih (love withdrawal), yaitu jenis pola asuh yang
diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan cara menarik
sementara cinta kasihnya ketika anak tidak menjalankan apa yang
dikehendaki orang tuanya. Jika kemudian si anak melakukan apa yang
orang tuanya inginkan, makan cinta kasih orang tuanya pun akan kembali
seperti sediakala.
Untuk mencapai perkembangan anak yang optimal, termasuk didalamnya
perkembangan hubungan sosial, pola asuh yang disarankan oleh Hoffman adalah
pola asuh bina kasih (induction). Dalam pola asuh bina kasih, setiap keputusan
yang diambil oleh orang tua terhadap anaknya harus disertai dengan penjelasan
atau alasan yang rasional. Dengan demikian, anak diharapkan dapat
mengembangkan pemikirannya untuk kemudian mengambil keputusan secara
mandiri untuk mengikuti atau tidak keputusan atau perlakuan orang tuanya (M.Ali
& Asrori, 2004;102).
9
Rif’ati, Mas Ian., Arumsari, Azizah., Fajriani, Nurul., Maghfiroh, Virgin S., Abidi, Ahmad Fathan.,
Konsep Dukungan Sosial, Surabaya, 2018
10
Ibid
8. Dukungan informatif, seperti memberikan saran atau umpan balik.
2.2 Hipotesis
Penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:
1. Adanya pengaruh dari dukungan sosial orang tua terhadap interaksi orang
tua dengan anaknya selama masa PSBB.
2. Adanya pengaruh positif dari dukungan sosial orang tua terhadap interaksi
orang tua dengan anaknya selama masa PSBB.
BAB III
METODE PENELITIAN
11
Pengertian Penelitian: Definisi, Tujuan, dan Ciri-ciri penelitian;
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-penelitian.html; diakses pada tanggal 18
Desember 2020 pukul 21.22
Diagram 3.1
(X) (Y)