Puspita Dewi
Teti Reswati
Lilik Rosmiati
Sukardi
Melinda Putri
Dionesio Daw
Surdiana
Indrawati N
Erlina
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
3.1 Pengkajian...............................................................................................................14
3.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................................25
3.3 Intervensi Keperawatan.......................................................................................28
3.4 Implementasi...........................................................................................................30
3.5 Evaluasi....................................................................................................................32
BAB 4 SIMPULAN
4.1 Simpulan..................................................................................................................33
4.2 Saran..........................................................................................................................33
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar
belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan
berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila
kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah. Salah satu upaya yang
dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan
kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok
Berdasarkan hasil pengkajian data yang dilakukan di Desa Labuhan Sangoro yang
dilakukan pada tanggal 12 November 2012. Ditemukan sebagian besar anak SDN Labuhan
Sangoro yang memiliki masalah kebersihan diri (personal hygiene), cukup banyak antara
lain 45 murid yang bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 %, 25 murid yang tidak
menggosok gigi dengan persentase 20.3%, 6 murid yang tidak tidak mencuci tangan sebelum
makan dengan persentase 4.9%, 15 murid yang tidak mencuci kaki sebelum tidur dengan
persentase 12.1 %, 7 murid tidak biasa memakai alas kaki dengan persentase 5.7 %, 20 murid
tidak biasa potong kuku dengan persentase 16.2% , 5 murid yang mempunyai kebiasaan
mandi 1 kali sehari dengan persentase 4%. Dampak negatif dari perilaku tersebut adalah
menimbulkan berbagai penyakit yang terjadi seperti karies gigi, diare, cacingan, dan gatal-
gatal. Sehingga perlu untuk ditindak lanjuti dengan pemberian asuhan keperawatan.
3
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia anak sekolah
maka diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu menangani masalah
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Untuk memberikan gambaran tentang perilaku berisiko pada komunitas agregat anak usia
Tujuan Khusus :
2. Melakukan analisis dan sintesa data komunitas agregat anak usia sekolah.
5. Melakukan intervensi sesuai prioritas terhadap komunitas agregat anak usia sekolah.
4
C. Manfaat
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan di atas, asuhan keperawatan yang ditujukan pada
komunitas agregat anak usia sekolah di Desa Labuhan Sangoro diharapkan dapat
2. Memberikan informasi data tentang anak usia sekolah dan risiko yang mungkin
terjadi.
3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait anak
usia sekolah.
4. Membantu masyarakat khususnya keluarga yang mempunyai anak usia sekolah dalam
memberikan intervensi.
penanganan masalah kesehatan pada anak usia sekolah dalam hal promotif dan
preventif.
6. Membantu anak usia sekolah lainnya melalui kelompok peernya baik dalam institusi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Komunitas
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial
satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok
berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.
Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang
a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia
antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.
b. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun
Sebagai komunitas yang dikaji adalah komunitas agregat anak usia sekolah di SDN
Labuhan Sangoro Surabaya pada tanggal 12 November s.d 26 November 2012. Luas
2
wilayah komunitas 700 m dengan batas wilayah sebelah utara rumah penduduk RT.5
Kel. Wonokromo, sebelah selatan rumah penduduk RT.4 Kel. Wonokromo, sebelah Barat
Masjid Qomarudin Wonokromo dan sebelah timur rumah penduduk RT.4 Kel.
Wonokromo.
6
3. Besarnya Komunitas
Komunitas agregat anak usia sekolah yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia
sekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun berjumlah 123 (Data SDN Labuhan Sangoro,
November 2012).
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk
di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya.
Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan
dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa
jika faktor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat
potensial terjadinya sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari
populasi. Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:
Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah
Aktivitas fisik anak semakin meningkat
Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya
Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan
pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai
inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8
7
pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan
Ervin, 2002).
I. Pengkajian
1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah
3. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia
sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada,
B. Data subsystem
1. Lingkungan Fisik
Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas,
8
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan
bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.
3. Ekonomi
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang jajan
para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.
b. Transportasi
Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah untuk
Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang harus
9
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi
b. Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua,
peran guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah,
keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak
usia sekolah.
7. Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah, dan
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat anak
usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.
10
D. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah
kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada keseluruhan populasi
keluarga.
2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah
antara lain :
a. Kolaborator
sekolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh
b. Koordinator
11
c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia
d. Case manager
e. Pendidik
f. Konselor
membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak usia
12
h. Care giver
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan
13
BAB III
Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN Labuhan Sangoro
Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, anak
I. Pengkajian
1.Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi SDN Labuhan
Sangoro untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa, jumlah anak sekolah menurut jenis
14
30
25
20
15 Perempuan
10 Laki-laki
5
0
6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 - 11 12 tahun
tahun
Dari 123 siswa SDN Labuhan Sangoro antara siswa laki-laki yang berumur 8 – 9 tahun
dan anak perempuan berumur 8 – 9 tahun mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu
20.5 % dan 20 %.
2. Status perkawinan
Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di bawah ini :
Kristen
3.1%
Islam
96.9%
15
Dari diagram di atas mayoritas responden beragama Islam yaitu 96,9 %.
Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan tidak tersedia musala
untuk tempat beribadah karena letak SD bersebelahan dengan masjid, kegiatan keagamaan
Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru agama, menyatakan bahwa nilai/norma/budaya
yang dianut anak-anak SD baik, kehidupan beragama berjalan dengan harmonis, dan anak-
anak rajin dan antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.
B. Data subsystem
1. Lingkungan Fisik
Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya.
Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-laki
16
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik
bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang
Pelayanan kesehatan di sekolah SDN Labuhan Sangoro terdapat UKS untuk tempat
istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa
a. Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya,
akan tetapi ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan
Diagram 3 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan oleh anak usia sekolah di
sekolah SDN Labuhan Sangoro
17
Kebiasaan Jajan Sembarangan
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak
Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan
sembarangan sebesar 98 anak (80%). Ini merupakan hal yang negatif bagi
kesehatan anak usia sekolah karena kebersihan makanan dan kandungan gizi
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Permen Coklat Snack
18
Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah
permen sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi
kandungan gula yang tinggi sehingga berisiko tinggi terjadi kejadian karies
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak
Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi
sebelum tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini merupakan hal yang negatif bagi
perilaku anak usia sekolah karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan sejak
dini, selain itu apabila tidak menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai
19
gigi. Alasan kebiasaan anak SD tidak menggosok gigi sebelum tidur dapat
Tabel 1: Frekuensi alasan anak SDN Labuhan Sangoro tidak menggosok gigi
sebelum tidur
b. Transportasi
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah keikut sertaan
anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap masalah
yang terkait dengan anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang tua. Hasil
20
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Media Ortu Guru
tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi tentang
iklan pasta gigi sebesar 45%. Media informasi yang digunakan anak ini mempunyai
b. Komunikasi informal
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah SDN
Labuhan Sangoro meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang
tua, peran orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibatan
orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak. Agar lebih jelasnya
Diagram 7 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara anak dengan orang tua di
sekolah SDN Labuhan Sangoro
21
60
50
40
30
20
10
0
Sering Jarang Tidak Pernah
mengadakan diskusi dengan orang tua dalam mengatasi masalah anak yaitu sebesar
74 responden (60%). Keadaan ini sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak
untuk mencari informasi melalui orang lain atau media yang belum tentu
kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua berperan sebagai pendengar aktif dan
Diagram 8 : Perlunya orang tua membantu mengatasi masalah anak di sekolah SDN
Labuhan Sangoro
Tidak perlu
1.0%
Perlu
99.0%
22
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa hampir 100 % responden menyatakan
perlu mendapatkan bantuan orang tua untuk mengatasi masalah yang terjadi pada
dirinya.
7. Pendidikan
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke
Kebun Binatang Surabaya (KBS), taman-taman kota, Pantai Kenjeran, dan Taman
Hiburan Remaja (THR). Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah raga dan seni di
sekolah SDN Labuhan Sangoro terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam, dan tari.
23
C. Analisa Data
Data Masalah
1. Lingkungan fisik :
24
3. Komunikasi Risiko penyalahgunaan media cetak dan
a. Komunikasi Formal elektronik pada anak untuk memperoleh
Anak mengetahui mengenai informasi yang tidak sesuai dengan
informasi tentang gosok gigi perkembangannya
sebelum tidur bersumber dari media
khusunya televisi tentang iklan pasta
gigi sebesar 45%
b. Komunikasi Informal
- Sebesar 60% anak sekolah jarang Ketidakefektifan komunikasi anak dengan
diskusi dengan orang tua untuk orang tua
menyelesaikan masalah
- Sebesar 99% anak usia sekolah
menganggap perlu peran ortu
untuk mengatasi masalah anak
1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada
2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan
anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebesar 75%, mayoritas jenis
jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid yang
bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar 48.7% anak usia
sekolah beralasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh orang tuanya
3. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk memperoleh
informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya b/d sumber informasi yang
digunakan anak untuk mengetahui informasi tentang gosok gigi sebelum tidur
bersumber dari media khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%
25
4. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang diskusi dengan
orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% dan perlunya peran ortu untuk
III. Perencanaan
a. Prioritas masalah
keperawatan komunitas yang mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dengan
masyarakat.
Prioritas untuk diagnosa komunitas pada agregrat anak usia sekolah di SDN
26
Risiko penyalahgunaan 2 1 1 4
media cetak dan elektronik
pada anak untuk
memperoleh informasi yang
tidak sesuai dengan
perkembangannya
Ketidakefektifan 2 1 2 5
komunikasi anak dengan
orang tua
Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko kejadian karies
gigi pada agregat anak usia sekolah dan yang akan dijadikan implementasi adalah upaya
preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak
usia sekolah di SDN Labuhan Sangoro Desa Labuhan Sangoro Kecamatan Maronge.
27
b. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metode Waktu Tempat
keperawatan
1. Risiko 1. Jangka panjang 1. Lakukan pendekatan - Kepala - Komunikasi 3 Desember SDN Labuhan
terjadinya Terbentuknya secara formal dengan sekolah, dan 2012
kejadian kelompok anak kepala sekolah, guru, guru, dan informasi Sangoro
karies gigi
usia sekolah dan petugas UKS petugas UKS
pada agregat
anak usia yang peduli SDN Labuhan
sekolah terhadap Sangoro
kesehatan gigi
2. Jangka pendek 2. Berikan penyuluhan - Kelompok - Ceramah dan
- Agregat anak kesehatan tentang karies anak usia diskusi
usia sekolah gigi pada kelompok anak sekolah di
tidak usia sekolah SDN Labuhan
mengalami 3. Demonstrasikan cara Sangoro - Edukasi dan
karies gigi menggosok gigi dengan demonstrasi
- Agregat anak baik dan benar pada
usia sekolah kelompok anak usia
mendapatkan sekolah
pengetahuan 4. Beri kesempatan pada
yang cukup kelompok anak usia
tentang sekolah untuk bersama-
pencegahan sama mempraktikan cara
masalah menggosok gigi dengan
karies gigi baik dan benar
28
31 Desember
5. Lakukan kerjasama - Puskesmas 2012
dengan puskesmas Wonokromo
setempat untuk - Monitoring
melakukan monitoring
terhadap kelompok anak
usia sekolah di SDN
Labuhan Sangoro
29
IV. Implementasi
30
Senin / 31 Desember 5. Melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat untuk melakukan
2012 monitoring terhadap kelompok anak usia sekolah di SDN Labuhan Sangoro
31
V. Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses dari
peserta hadir, 90% peserta terlibat aktif dalam diskusi dan pelaksanaan kegiatan berjalan
sesuai alokasi waktu. Evaluasi hasil yang dapat diketahui adalah melalui peningkatan
pengetahuan kelompok anak usia sekolah tentang cara menggosok gigi dengan baik dan
benar yang dapat dilihat dari antusias anak usia sekolah dalam mempraktikan cara
32
BAB IV
SIMPULAN
A. Simpulan
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial
satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok
berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.
Yang menjadi sasaran pengkajian adalah anak usia sekolah SD dengan umur 6 – 12 tahun
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan
pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai inti
(core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan)
subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan
B. Saran
Dibutuhkan peran perawat komunitas untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan pada komunitas anak usia sekolah
Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat untuk mendukung
keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada komunitas anak usia sekolah
33