BIDANG KEGIATAN
OLEH
Endah Tri Wijayanti, M.Kep.,Ns
RINGKASAN
Perkembangan anak usia pre school merupakan tahapan golden age dimana anak mencapai
perkembangan tertinggi dalam tahapan siklus hidup manusia. Banyak sekali factor yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak usia pre scgholl. Orang tua
merupakan factor penentu keberhasilan proses tumbuh kembang anak. Namun tidak semua
orang tua mengerti konsep tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, guru pendidik tingkat
PAUD dan TK sangat berpotensi dalam membantu tumbuh kembang anak mencapai tahap
optimal. Akan tetapi melihat kondisi lembaga pendidikan PAUD dan TK di Indonesia,
apalagi di daerah pedesaan, masih jauh dari kata sempurna jika dilihat dari segi kualitas
guru pendidik. Salah satunya adalah lembaga pendidikan PAUD dn TK Al Fath, yang
sudah terjun megabdikan diri untk pendidikan anak usia dini. Tenaga pendidik yang ada
belum menempuh pendidikan kekhususan usia dini. Oleh karena itu, penting kiranya untuk
bekerja sama dengan kepala sekolah dalam memberikan penyuluhan tentang konsep
tumbuh kembang anak. Kegiatan ini merupakan tahap pertama dan akan ditindaklanjuti
dengan kegiatan tutorial serupa di lembaga tersebut.
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia adalah pilar pokok kemajuan suatu bangsa. Tanpa sumber
daya manusia yang berkualitas, mustahil suatu negara bisa mencapai kejayaannya. Sumber
daya manusia yang berkualitas tentunya harus didukung oleh kesehatan yang optimal. Sehat
seutuhnya meliputi kesempurnaan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikis.
Upaya mencapai sehat seutuhnya tidaklah mudah karena prosesnya sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor genetik adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari
ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis,
dan sosial.
Kesehatan masyarakat menjadi masalah bersama yang harus menjadi perhatian
pemerintah dan masyarakat. Kesehatan ibu dan anak masih menjadi prioritas program
kesehatan masyarakat. Kesehatan anak meliputi pertumbuhan fisik, perkembangan semua
fungsi tubuh, serta ketrampilan motorik maupun sensorik. Upaya kesehatan dilakukan sedari
dini bahkan sejak anak berada dalam kandungan ibu sampai usia 5 tahun pertama
kehidupannya (enfa, 2014). Upaya tersebut meliputi pemantauan pertumbuhan fisik,
pemantauan gizi, skrining perkembangan serta penanganan perilaku menyimpang. Upaya
tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup anak demi mencapai tumbuh kembang
optimal baik fisik, mental, emosional, serta memiliki intelegensi beragam sesuai dengan
potensi genetiknya (Kusbiantoro, 2015).
Proses perkembangan anak sejak bayi sampai lima tahun berada dalam rentang masa
yang kritis, karena pada masa tersebut seluruh potensi fisik dan mental, emosional berada
dalam tahapan keemasan atau golden period. Pada usia 3-5 tahun seorang anak mengalami
perkembangan kognitif, motorik, komunikasi, serta sosial yang sangat pesat. Salah satu hasil
penelitian menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kapasitas kecerdasan anak telah mencapai
50%. Bahkan Direktur Pendidikan Anak Dini Usia (PADU), Depdiknas, Dr. Gutama,
kapasitas kecerdasan itu mencapai 80% di usia 8 tahun. Ini menunjukkan pentingnya
memberikan perangsangan pada anak dini usia, sebelum masuk sekolah (PAUD Jawa
Tengah, 2015). Penelitian lain mengatakan bahwa sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang
dewasa telah terjadi pada usia 4 tahun, 80% telah terjadi pada usia 8 tahun, dan mencapai titik
tertinggi pada usia 18 tahun (Iskandar, 2019).
Jumlah anak usia dini (0-6 tahun) di Indonesia diperkirakan berjumlah 30 juta anak. Dari
jumlah tersebut hanya 30% saja yang telah mengenyam pendidikan anak usia dini. Padahal
sesuai kesepakatan dengan UNESCO, bahwa jangkauan layanan PAUD adalah sebesar 75%.
Padahal usia dini merupakan masa kritis yang tidak bisa diulang lagi. Pada usia dini, perlu
kita fikirkan akan pentingnya hak mereka yang salah satunya adalah hak anak untuk
mendapatkan program stimulasi melalui program pendidikan serta deteksi dini serta
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.
Faktor penentu bagi perkembangan anak baik fisik maupun mental adalah peran orang
tua, terutama peran seorang ibu, karena ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-
anak yang dilahirkan sampai dia dewasa. Hasil penelitian tentang peran orang tua dalam
menstimulasi perkembangan anak usia toddler menunjukkan, bahwa dari 36 responden yang
diteliti sebanyak 23 orang tua mempunyai peran buruk dan sisanya berperan baik (Wardani,
2014). Hasil penelitian Henderson and Map (2002), menyatakan bahwa keikutsertaan orang
tua dalam pendidikan anak usia dini dapat mempengaruhi prestasi anak serta perilaku anak.
Hasil penelitian Indahyati (2015) tentang pentingnya peran orang tua terhadap perkembangan anak
usia 1-3 tahun menunjukkan bahwa keterlibatan aktif orang tua dalam mendukung proses tumbuh
kembang memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan anak. Hal ini dibuktikan
bahwa dari 20 responden orang tua, 17 responden mempunyai anak dengan tingkat perkembangan
normal, 2 responden meragukan, dan 1 responden mengalami keterlambatan. Hasil penelitian lain
juga menunjukkan pentingnya peran orang tua terhadap perkembangan bahasa usia toddler yang
ditunjukkan dengan p= 0,000 < 0,05 (Magfuroh dan Impartina, 2014).
Oleh karena itu bukanlah menjadi suatu hal yang berlebihan jika setiap orang tua dituntut
mengetahui tentang bagaimana cara melakukan skrining/ deteksi dini tumbuh kembang sederhana
Berdasarkan argument ilmiah yang telah dipaparkan sebelumnya, penting kiranya para orang tua
memahami cara melakukan skrining tumbuh kembang bagi anaknya, karena orang tua adalah
garda terdepan yang mengetahui setiap jengkal perkembangan anak. Jangan sampai pertumbuhan
dan perkembangan anak terganggu atau bahkan mengalami keterlambatan, yang pada akhirnya
tertinggal jauh dari anak yang lain. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan
ketrampilan ibu mengenai deteksi tumbuh kembang anak dan cara stimulasi tumbuh kembang
anak. Bertambahnya pemahaman dan ketrampilan ibu akan mendukung upaya pemantauan
kesehatan dan pengendalian disfungsi tumbuh kembang anak. Kemampuan itu juga diharapkan
akan mencegah dan meminimalisasi adanya efek negative yang akan dialami anak dari disfungsi
tumbuh kembang, seperti gangguan dan kecacatan tertentu, baik fisik maupun psikis. Program
pengabdian kepada masyarakat yang berupa pelatihan deteksi dini tumbuh kembang anak..
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari program ini adalah :
1. Peserta dapat membedakan pengertian pertumbuhan dan perkembangan anak
2. Peserta dapat memahami ciri tumbuh kembang anak
3. Peserta dapat memahami prinsip tumbuh kembang anak
4. Peserta dapat memahami factor-faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang
anak
C. Manfaat
1. Sasaran target dapat memahami proses tumbuh kembang anak usia pre school
2. sasaran target dapat menggunakan instrument KPSP
3. Terciptanya anak usia dini yang tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan perkembangan
usianya
3 tahun pertama anak adalah usia emas baginya untuk menyerap informasi sebanyak-banyaknya.
Berdasarkan pengetahuan ini pun makin banyak didengungkan mengenai pentingnya pendidikan
usia dini. Perlu orang tua ketahui juga bahwa anak memiliki berbagai kemampuan tersebut
tentunya sudah dapat dibentuk sejak dini.
Guru PAUD merupakan pendidik pertama yang menangani peserta didik yang sekolah di
lembaga pendidikan tersebut, sehingga lebih mudah melakukan deteksi dini dalam tahap
perkembangannya. Guru perlu dibekali pengetahuan dalam melakukan deteksi tumbuh kembang
karena tidak semua orang tua mempunyai pengetahuan tentang hal tersebut. Guru lembaga
pendidikan Al Fath sebanyak 9 orang. Dari jumlah tersebut lulusan SLTA/MAN sejumlah 5
orang, lulusan S1 2 orang, lulusan SD 1 orang, dan 1 orang lagi tidak mengenyam pendidikan
formal. Oleh karena itu, pengetahuan tentang tumbuh kembang anak serta deteksi dini menjadi
sangat penting untuk para guru tersebut karena mereka belum mempunyai dasar keilmuan dalam
hal tersebut.
E. METODE PENERAPAN IPTEKS
Metode yang digunakan dengan memberikan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan mengenai deteksi dini tumbuh kembang anak serta cara stimulasi tumbuh kembang
anak kepada guru pendidik PAUD Al Fath adalah melalui cara sebagai berikut:
1. Ceramah
Metode ini dipilih untuk menyampaikan teori dan konsep yang sangat prinsip dan penting untuk
dimengerti serta dikuasai oleh peserta pelatihan. Materi yang disampaikan meliputi pengertian,
karakteristik anak berdasarkan usia, tahap-tahap perkembangan kognitif, emosi, psikososial dan
motorik anak, pengetahuan mengenai deteksi tumbuh kembang anak, pengetahuan tentang alat
yang dibutuhkan untuk melakukan deteksi tumbuh kembang anak, pengetahuan tentang cara
stimulasi tumbuh kembang anak
3. Role Play
Peserta secara bergantian diminta untuk mempraktikan cara mengisi form KPSP, pendeteksian,
serta mempraktekkan cara stimulasi tumbuh kembang anak secara sederhana.
4. Pendampingan
Metode ini dipilih pada saat pelaksanaan posyandu tim pelaksana terjun langsung untuk
mendampingi kader dalam melakukan pendeteksian dan stimulasi dini tumbuh kembang anak.
Harapannya setelah pelatihan selesai kader dapat melakukan sendiri tanpa pendampingan tim
pelaksana disetiap kegiatan posyandu
Pelatihan diawali dengan pemberian materi pengetahuan. Materi pelatihan dibuat modul dan
dibagikan pada seluruh peserta pelatihan sebelum dimulai.
BAB 2
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2020
Waktu : 10.00 - 11.30 WIB
Tempat : Ruang Kelas PAUD Al Fath Desa Gondanglegi Prambon Nganjuk
Iskandar, Haris. 2019. PAUD dan Pendidikan Keluarga Penting Dalam Mendukung
Perkembangan Anak, online, tersedia di
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/11/paud-dan-pendidikan-keluarga-
penting-dalam-mendukung-perkembangan-anak diakses tanggal 25 Januari 2019.
Wardani. 2014. Peran Orang Tua Dalam Stimulasi Perkembangan Pada Anak Usia Toddler
Di RT 04-06 RW 1 Dusun Kleco Desa Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten
Ponorogo.
Henderson dan Mapp. 2004. National Standard For Parent/Family Involvement Programs.
Indahyati, 2015. Peran Orangtua dalam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak untuk
Membangun Karakter Anak Usia Dini Peran Orangtua dalam Optimalisasi Tumbuh
Kembang Anak untuk Membangun Karakter Anak Usia Dini. di Desa Jatiwates
Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang
http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUB-
KEB/article/viewFile/398/312
Magfuroh L, Impartina A. . Peran Stimulasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Bahasa
Pada Anak Toddler.