Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

DOSEN PEMBIMBING:
Sutrisno, M.Kes

DISUSUN OLEH:
Andi Akhmal Kurniawan P07220217003
Andi Tandri P07220217004
Yudha Adi Saputra P07220217037
Yulia Rahmawati P07220217038

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019

1
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK
KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

DOSEN PEMBIMBING:
Sutrisno, M.Kes

DISUSUN OLEH:
Andi Akhmal Kurniawan P07220217003
Andi Tandri P07220217004
Yudha Adi Saputra P07220217037
Yulia Rahmawati P07220217038

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. karena berkat

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan

sejak awal hingga tersusunnya makalah dengan judul Konsep Pertumbuhan dan

Perkembangan dalam memenuhi penugasan yang diberikan oleh dosen pengajar dalam

mata kuliah Keperawatan Anak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini dapat

diselesaikan karena adanya bantuan baik moral maupun material serta kerja sama

terutama dari teman-teman, dosen pembimbing, dan berbagai pihak. Untuk itulah,

penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan penghargaan dan terima kasih

kepada pembimbing dalam bimbingan pembuatan makalah ini.

Akhir kata, penulis menerima secara terbuka saran dan kritik atas segala

kekurangan dalam makalah ini, dan penulis berharap makalah ini dapat meningkatkan

ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan

masyarakat luas.

Samarinda, 15 September 2018

Penulis,

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................3

Daftar Isi........................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................5

B. Rumusan Masalah..............................................................................................7

C. Tujuan................................................................................................................8

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan.........................................................9

B. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan.......................................................11

C. Prinsip-prinsip tumbuh kembang.....................................................................14

D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak............................20

E. Aspek-aspek atau indikator tumbuh kembang.................................................22

F. Periode tumbuh kembang anak........................................................................25

G. Tugas-tugas perkembangan sesuai usia...........................................................31

H. Gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan.......................................32

BAB III PENUTUP.....................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................38

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang apling penting.

Mengetahui dan memahami tumbuh kembang anak tidak hanya melihat dari satu

aspek saja, pemberian nutrisi atau gizi pada anak, tetapi lebih dari itu tumbuh

kembang anak juga harus dilihat dari berbagai aspek, seperti faktor keturunan,

kejiwaan, aturan dalam keluarga dan proses pembelajaran termasuk didalamnya

pendidikan keluarga dan agama. Dalam hal ini perhatian orangtua lebih difokuskan

pada pertumbuhan secara fisik dan Stimulasi psikososial di sini sangat berperan

dalam pembentukan perkembangan anak. Stimulasi psikososial merupakan

perkembangan anak yang ditinjau dari aspek psikososial, bahwa pada mas aini anak

dalam perkembangannya dipengaruhi oleh lomgkungan sosial (Hidayat, 2005:29).

Kebutuhan stimulasi (asah) ini sangat membantu proses pembelajaran dan

pencapaian dalam pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Stimulasi ini

dapat berupa latihan atau bermain. Pembentukan kecerdasan ini harus ada interaksi

dengan lingkungan sejak dini (Hidayat, 2011:51). Kecerdasan terbentuk dari

interaksi antara faktor internal dengan lingkungan. Faktor linfkungan termasuk di

dalamnya lingkungan dalam keluarga dan luar keluarga (Candriyani, 2009:14-19).

Tahun pertama kehidupan adalah sangat penting karena merupakan dasar

perkembangan atau penentu perkembangan selanjutnya. Dapat dikatakan bahwa

5
usia awal merupakan tahapan penting karena dimasa inilah banyak aspek penting

yang berkembang pesat dan merupakan masa diletakannya pola-pola dasar perilaku

individu. Berbagai aspek perkembangan tidak terjadi secara terpisah dan sendiri-

sendiri, melainkan saling mempengaruhi antara satu aspek dengan aspek yang lain.

Hambatan dalam salah satu aspek dapat menghambat perkembangan aspek yang

lainnya. Oleh karena itu seluruh aspek perkembangan harus dianggap sama

pentingnya dan semua diupayakan berkembang optimal. Agar perkembangan

individu terjadi secara optimal mungkin, diperlukan pemberian stimulasi-stimulasi

sesuai dengan taraf perkembangannya karena kurangnya stimulasi dapat

menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan menetap

(Soetjiningsih, 2012:9-12).

Tumbuh kembang pada anak tak lepas dari peran serta orangtua. Tingkat

pendidikan dan sosial orangtua yang relative rendah dapat mempengaruhi tumbuh

kembang pada anak karena mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit,

berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan

perkembangannya. Sering kali para orangtua mempunyai pemahaman bahwa

pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai pengertian yang sama. Dalam

tumbuh kembang anak tidak sedikit peran ibu dan ekologi anak yaitu peran ibu

sebagai para genetic faktor yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan

psikologis terhadap pertumbuhan post natal dan perkembangan kepribadian

melalui ibu, sehingga ibu dapat memberikan stimulasi perkembangan kepribadian

melalui ibu, sehingga ibu dapat memberikan stimulasi perkembangan kognitif

6
dengan cara anak diperlukan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini terkait

dengan tempat pertama anak belajar beradaptasi dengan lingkungan yaitu kelaurga.

Agar anak dapat tumbuh kembang dengan optimal, diperlukan lingkungan yang

kondusif (Soetjiningsih, 2012).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu konsep pertumbuhan?

2. Apa itu konsep perkembangan?

3. Bagaimana ciri-ciri tumbuh kembang anak?

4. Apa saja prinsip tumbuh kembang anak?

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?

6. Apa saja aspek-aspek/indikator tumbuh kembang?

7. Bagaiaman peridoe tumbuh kembang anak?

8. Apa saja tugas-tugas perkembangan susai usia?

9. Apa saja gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan?

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

7
Pembuatan makalah ini bertujusn untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Anak sekaligus untuk mengetahui konsep pertumbuhan dan

perkembangan pada anak.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui konsep pertumbuhan.

2. Untuk mengetahui konsep perkembangan

3. Untuk mengetahui ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan

4. Untuk mengetahui prinsip pertumbuhan dan perkembangan

5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan

6. Untuk mengetahui aspek-aspek/indikator tumbuh kembang

7. Untuk mengetahui periode tumbuh kembang

8. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan sesuai usia

9. Untuk mengetahui gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan

BAB II

TINJAUAN TEORI

8
A. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan

a. Pengertian Pertumbuhan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pertumbuhan berasal dari kata

tumbuh yang berarti tambah besar atau sempurna. Serta secara Termitologis

Pertumbuhan adalah perubahan scara fisiologis sebagai hasil dari proses

pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak

yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu.

Pengertian pertumbuhan menurut para ahli:

1. Karl E. Garrison: Pertumbuhan adalah perubahan individu dalam bentuk

ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan kelenjar.

2. Atan Long: Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diukur dari suatu

peringkat ke satu peringkat yang lain dari masa ke masa.

3. D.S Wright & Ann Taylor. Pertumbuhan adalah pertambahan dalam

berbagai sifat luaran seseorang (sifat jasmani, seperti: ukuran tubuh, tinggi,

berat badan, dan lain-lain).

4. Kartono : Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara

normal pada diri anak dan berdasarkan peredaran waktu tertentu.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan

perubahan individu berupa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya yang dapat

diukur. Dapat dicontohkan misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya

tinggi, dan bertambahnya panjang pada rambut.

9
b. Pengertian Perkembangan

Perkembangan berasal dari kata kembang menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia kembang berarti maju, menjadi lebih baik.

Perkembangan (Development) adalah suatu proses perubahan kearah

kedewasaan atau pematangan yang bersifat Kualitatif (ditekankan pada segi

fungsional) akibat adanya proses pertumbuhan materil dan hasil belajar dan

biasanya tidak dapat diukut. Contoh: pematangan sel ovum dan sperma,

munculnya kemampuan berdiri dan berjalan, dst.

Pengertian perkembangan Menurut Para Ahli:

1. Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan arti

perkembangan yaitu: “perkembangan adalah proses perubahan dalam

pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi

dengan lingkungan”.

2. E.B Harlock: Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif

yang terjadi sebafai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan

terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

3. Crow: Perkembangan adalah perubahan secara kualitatif serta cenderung

kearah yang lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral, dan social.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

perkembangan yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih

sempurna yang terjadi dari proses terbentuknya indiviud sampai akhir hayat

dan berlangsung secara terus menerus. Sebagai contoh anak yang baru

10
berusia 5 bulan hanya dapat tengkurap kemudian setelah sekita 7 bulan

sudha bias berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9

bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit.

Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan lancer, setelah itu dia

dapat berlari-lari. Maka proses tersebut dinamakan dengan perkembangan.

B. Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Pertumbuhan

Terdapat 4 kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan menurut

Soetjiningsih (1998) yaitu:

1. Perubahan ukuran

Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan

bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi

badan, lingkaran kepala, dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung,

paru-paru, atau usus akan bertambah besar sesuai dengan peningkatan

kebutuhan tubuh.

2. Perubahan proporsi

Perubahan proporsi juga merupakan ciri pertumbuhan. Anak

bukanlah dewasa kecil. Tubuh anak memperlihatkan perbedaan

proporsi bila dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Proporsi tubuh

seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak

11
ataupun orang dewasa. Pada bayi lahir, kepala relative mempunyai

proporsi yang lebih besar dibandingkan pada umur lainnya. Titik pusat

tubuh bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilicus, sedangkan pada

orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih simpisis pubis.

3. Hilangnya ciri-ciri lama

Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi

perlahan-lahan seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi

susu, dan menghilangnya reflek-reflek primitif.

4. Timbulnya ciri-ciri baru

Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan

fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan

adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang telah

lepas, dan munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti timbulnya

rambut pubis, aksila, dan lain-lain.

b. Perkembangan

Perkembangan merupakan sederetan perubahan fungsi organ tubuh

yang berkelanjutan, teratur, dan saling terkait. Seperti pertumbuhan,

perkembangan pun mempunyai ciri-ciri tertenu sebagai suatu pola yang

tetap walaupun variasinya sangat luas.

12
Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan.

Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat

dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan

system neuromuscular, bicara, emosi, dan sosial. Kesemua fungsi tersebut

memiliki peran penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Ciri-ciri

perkembangan adalah:

1. Perkembangan melibatkan perubahan

Karena perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan,

maka setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.

Perubahan-perubahan tersebut meliputi perubahan ukuran tubuh

secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama,

dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tandan kematangan suatu organ

tubuh tertentu.

2. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya

Seseorang tidak bias melewati satu tahap perkembangan

sebelum ia melewati tahap sebelumnya. Misalnya, seorang anak

tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena itu,

perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan

menentukan perkembangan selanjutnya.

3. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Tahap ini dilalui seseorang anak mengikuti pola yang teratur dan

berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya

13
anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu

membuat gambar kota, berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.

4. Perkembangan memiliki kecepatan yang berbeda

Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam

kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat

pada awal masa remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin

berkembang pesat pada masa lainnya.

5. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun

demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi,

dan lain-lain (Moersintowarti, 2002).

C. Prinsip-Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan

Arnold Gesell membagi prinsip-prinsip dasar pemkembangan menjadi

lima yaitu:

a. Principle of Developmental Direction (Prinsip Arah Perkembangan)

Prinsip arah perkembangan dlaam pemikiran Gesell mengandung arti

bahwa perkembangan tidak berlangsung acak, melainkan dalam pola yang

teratur. Kenyataannya adalah perkembangan bergerak maju secara

sistematis dari kepala hingga ke ujung kaki, contohnya seorang bayi yang

baru lahir relative lebih matang susunan saraf motoriknya dibagian kepala

14
daripada yang ada dibagiannya muncul lebih dulu dibandingkan koordinasi

kaki.

Perkembangan ini cenderung dalam teratur mulai dari arah kepala ke

kaki, hal ini disebut sebagai tren cefalokaudal (cephalocaudal trend).

Perkembangan juga bergerak dari pusat tubuh kea rah luar, kearah pinggir.

Contohnya, gerakan-gerakan bahu terlihat jauh lebih teratur pada awal

kehidupan seorang anak dibandingkan gerakan-gerakan pergelangan tangan

dan jari-jarinya. Berikutnya adalah tren proksimadistal proximodistal

trend) atau dari arah terdekat menuju yang terjauh, bisa dilihat pada

perilaku tangan yang menggenggam pada anak. Pada usia 20 minggu,

perilaku ini berlangsung secara serampangan dan dominasi oleh gerakan

lengan atas, tetapi pada minggu ke-28, ketika si anak sudah bisa

menggunakan jempolnya secara lebih cermat, gerakan ini menunjukkan

keahlian motorik lebih baik. Kedua tren cefalokaudal dan proksimadistal

ini menguatkan pendapat Gesell bahwa perkembangan dan perilaku

memiliki arah dan arah ini pada dasarnya merupakan suatu fungsi

mekanisme genetic yang telah terprogram.

b. Principle of Recoprocal Interweaving (Prinsip Jalinan Timbal Balik)

Pada perilaku ini dari sebuah prinsip psikologi yang disebut sebagai

recipcoral intervation (aktivitas saraf secara timbal balik), yang diajukan

oleh Sir. Charles Scott Sherrington, pemenang Hadiah Nobel Kedokteran

tahun 1932. Prinsip fisiologis Sherrington menyatakan bahwa

15
pengencangan dan peregangan otot-otot yang berbeda sama-sama saling

melengkapi untuk menghasilkan gerakan tubuh yang efisien. Gesell

menegaskan bahwa fenomena seperti itu juga beroprasi dalam proses

perkembangan artinya, berlangsungnya pola-pola perilaku membutuhkan

pertumbuhan structural saling melengkapi. Gesell menjelaskna urutan

perkembangan yang menghasilkan aktivitas berjalan kaki sebagai

rangkaian pergantian antara dominasi otot pengencang dan dominasi otot

pelonggar pada lengan dan kaki; hal ini dilakukan melalui semacam

koordinasi dan integrasi otot-otot saraf dala jangka waktu tertentu.

Gesell menggunakan prinsip ini untuk menggambarkan

berkembangnya kemampuan berjalan kaki dan juga berkembangnya

kemampuan menggerakkan tangan-kanan atau tangan-kiri. Ia

menyimpulkan prinsip tersebut sebagai susunan hubungan timbal-balik

antara dua fungsi atau sistem saraf motorik yang saling berlawanan, yang

secara ontogenik terwujud melalui peralihan periodik yang semakin

meningkat antara berbagai komponen fungsi atau sistem, dengan modulasi

dan integrasi progresif pada pola-pola perilaku yang dihasilkan (Gesell,

1954, h. 349). Melalui prose-proses yang saling melengkapi seperti itu,

rangkaian kekuatan yang saling berlawanan menjadi meningkat (atau

dominan) dalam waktu yang berbeda-beda selama berlangsungnya siklus

perkembangan. Kinerja dari kekuatan-kekuatan yang berlawanan ini

16
menghasilkan integrasi dan kemajuan ke arah tingkat kematangan yang

lebih tinggi.

c. Principle of Functional Asymmetry (Prinsip Asimetri Fungsional)

Menurut prinsip ini prilaku berlangsung melalui periode-priode

perkembangan yang bersifat asimetris (tidak seimbang) agar organisme bisa

mencapai kadar kematangan pada tahapan selanjutnya. Contoh yan

diberikan oleh Gesell sebagai ilustrasi mengenai prinsip kompleks ini

diantaranya adalah tanggapan dasar yang disebut refleks pengencangan otot

leher (tonic neck reflex). Refleks ini terjadi ketika seorang anak mengambil

posisi tubuh seperti seorang pemain anggar, di mana kepala menoleh ke satu

sisi, satu tangan terentang ke samping dan kaki pada sisi tersebut tetap lurus,

sementara tangan yang lain terlipat melintang di dada, dan kaki lainnya

menekuk lutut.

Perilaku asimetris ini menjadi pendahuluan bagi pencapaian

perkembangan simetris berikutnya, di mana kedua tangan si anak secara

berbarengan memegangi suatu benda yang tergantung. Ini menjadi langkah

penting bagi si anak untuk menguasai dan memahami lingkungannya.

Gesell juga menegaskan bahwa prinsip asimetri fungsional sangat terkait

dengan perkembangan gerakan tangan dan bentuk-bentuk dominasi

psikomotor yang lainnya. Hal itu juga membantu mencegah anak-anak dari

kemungkinan kekurangan napas (dengan cara menolehkan kepala) dan

17
merupakan simpanan dari berbagai refleks yang turut menyumbang

terbentuknya tindakan tertentu, misalnya melempar bola dan bahkan agresi.

d. Principle of Individuating Maturation (Prinsip Kematangan Individu)

Prinsip ini menekankan pentingnya pola pertumbuhan, yakni

mekanisme internal dalam diri individu yang menentukan arah dan pola

perkembangannya. Menurut Prinsip maturasi individuasi, perkembangan

merupakan proses terbentuknya pola-pola berurutan yang telah tertentukan

dan terwujud seiring dengan bertambah matangnya organisme.

Gesell menekankan hubungan antara pematangan dengan lingkungan

sebagai berikut: Faktor-faktor lingkungan ikut mendukung, membelokkan,

12 dan meng-khususkan; tetapi faktor-faktor lingkungan tidak menjadi

penyebab munculnya bentuk-bentuk pokok dan tata urutan ontogenesis.

Sebagai konsekuensinya, pembelajaran (learning) hanya bisa terjadi ketika

struktur-struktur telah berkembang sehingga memungkinkan terjadi

adaptasi perilaku, dan sebelum struktur-struktur itu berkembang maka

pendidikan semacam apa pun tidak akan bisa efektif. Gesell sangat

menekankan peranan faktor-faktor biologi. Gesell menegaskan bahwa efek-

efek lingkungan terhadap hasil akhir perkembangan bersifat amat terbatas.

e. Principle of Self-Regulatory Fluctuation (Prinsip Fluktuasi Teratur)

Menurut Prinsip Pluktuasi teratur, setiap tahap yang berjalan dengan

tidak seimbang atau goyah akan dikuti oleh satu tahapan perkembangan

yang seimbang. Artinya bahwa perkembangan bergerak naik-turun

18
(fluctuates) antara periode stabil dan periode tidak stabil, dan antara periode

pertumbuhan aktif dan periode konsolidasi. Fluktuasi progresif ini, yang

amat mirip dengan kaidah “memberi dan menerima” dalam prinsip jalinan

timbal balik, berpuncak pada serangkaian tanggapan yang bersifat stabil.

Semua fluktuasi ini bukannya tidak dikehendaki atau berjalan acak.

Sebaliknya, semua itu merupakan upaya organisme untuk mempertahankan

keutuhannya sambil memastikan bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan

tetap berjalan.

Menurut Gesell, dalam kenyataannya setiap urutan tahapan yang khas

akan berlangsung berulang-ulang seiring dengan semakin dewasanya si

anak, dan tahapan-tahapan yang tidak seimbang atau goyah akan selalu

diikuti oleh tahapan-tahapan yang seimbang. Gambar 3.1 menunjukkan

tingkatan keseimbangan dalarn perkembangan anak sejak usia 2 hingga 16

tahun, menggambarkan bagaimana perkembangan berlangsung dalam

siklus yang meliputi keadaan yang relatif seimbang sampai keadaan yang

relatif tidak seimbang. Garis tren dalam gambar menunjukkan karakteristik

perilaku anak-anak pada umumnya, dan balikan perilaku setiap anak.

Meskipun kelima prinsip yang dipaparkan di atas bisa diamati dalam

pola-pola pertumbuhan semua (mak, Gesell juga menekankan pentingnya

perbedaan individu yang beranekaragam dan stabil. Salah satu sumbangan

unik dari Gesell bagi psikologi perkembangan adalah upayanya

menggunakan gambar-gambar bergerak untuk merekam perkembangan

19
anak-anak yang tengah diteliti. Gesell dan para rekannya pertama kali

menggunakan ‘rekaman-rekaman sinema ini untuk meneliti lima anak kecil

dalam tahun-tahun awal kehidupan mereka, mereka meneliti lagi anak-anak

yang sama ini 5 tahun kemudian.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Menurut Soejtiningsih (2012) faktor utama yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak secara umum digolongkan menjadi dua

yaitu:

1. Faktor Genetik

Faktor genetk merupakan modal dasar dalam pencapaian hasil akhir

proses tumbuh kembang anak. Termasuk faktor genetic antara lain adalah

berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku

bangsa atau bangsa.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau

tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang baik akan memungkinkan

tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan

menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-

sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi

sampai akhir hayatnya.

20
Faktor lingkungan ini secara garis besar dapat dibagi menjadi dua

golongan, yaitu faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih di

dalam kandungan (faktor prenatal) meliputi: gizi ibu pada waktu hamil,

mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas dan

anoksia embrio (Soetjiningsih, 2012).

Faktor fisik antara lain cuaca, musim keadaan geografis suatu daerah,

sanitasi, keadaan rumah, dan radiasi. Faktor yang ketiga adalah faktor

psikososial meliputi: stimulasi, motivasi, belajar, ganjaran atau hukuman

yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih saying dan

kualitas interaksi anak dengan orangtua. Keempat adalah faktor keluarga

dan adat istiadat antara lain: pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan

ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah

tangga, kepribadian ayah/ibu. Agama, dan urbanisasi (Soejtinignsih, 2012).

Contoh faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak adalah pola asuh, gizi, stimulasi, psikologis, sosial

ekonomi dan pendidikan orangtua. Orangtua memegang peran utama dalam

mengasuh anak-anaknya. Terutama kedekatan anak terhadap ibu, karena

ibunya yang mendukung, melahirkan dan menyusui secara psikologis

mempunyai ikatan yang lebih dalam. Kurangnya hubungan yang

melibatkan antara orangtua dan anak sebagian besar disebabkan karena

ketidakbijaksanaan orangtua dalam menerapkan pola asuh kepada anaknya.

Sikap pengasuhan anak itu tercermin dari dalam pola pengasuhan kepada

21
anak yang berbeda-beda karena orangtua dan keluarga mempunyai pola

pengasuhan tertentu (Maria & Adriani, 2009).

Pendidikan orangtua juga merupakan salah satu faktor yang penting

dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka

orangtua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara

pengasuhan anak yang baik dan bagaimana menjaga kesehatan anaknya

(Sotjiningsih, 2012).

E. Aspek-aspek atau Indikator Tumbuh Kembang

Untuk meramal pola tumbuh kembang individu tidak terlepas dari

indikator tumbuh kembang yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan.

Indikator tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Kondisi Keluarga

Peran keluarga sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan

perkembangan anak. Anak akan mewarisi sifat-sifat khusus dari

orangtuanya. Anak yang dilahirkan dalam keluarga seniman akan memiliki

bakat seni, anak yang dilahirkan dalam keluarga teknokrat akan handal di

bidang teknologi, anak yang dilahirkan dalam keluarga berjiwa politik,

cenderung akan memiliki jiwa politik yang tinggi.

2. Nutrisi (gizi)

22
Anak yang memperoleh asupan makanan yang bergizi, proses

pertumbuhan dan perkembangannya lebih baik dibandingkan dengan anak

yang kekurangan gizi.

3. Perubahan Emosional

Emosi akan menyebabkan produksi hormone adrenalin meningkat.

Akibatnya, produksi hormone pertumbuhan yang dihasilkan oleh kelenjar

pituitary akan terhambat.

Pertumbuhan anak yang cenderung serius dengan emosi yang labil

akan terlambat dibandingkan dengan anak-anak yang penuh dengan

keceriaan.

4. Jenis Kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan

anak perempuan pada usia 12-15 tahun, karena jumlah tulang dan otonya

lebih banyak. Akan tetapi jenis kelamin bagi anak 0-1 tahun belum

menunjukkan perbedaan yang nyata karena system hormonalnya belum

tumbuh dengan baik.

5. Suku Bangsa

Suku bangsa akan mempengaruhi variasi ukuran tubuh individu. Anak-

anak Amerika lebih besar dan tinggi dibandingkan dengan anak-anak

Indonesia. Fisik anak kulit hitam lebih kuat dibandingkan dengan anak-

anak kulit hitam.

23
6. Intelegensi

Anak-anak dengan intelegensi tinggi cenderung memiliki tubuh lebih

tinggi dan berat badan yang lebih besar dibandingkan dengan anak-anak

yang memiliki intelegensi rendah.

7. Status Sosial Ekonomi

Tubuh anak yang dibesarkan dalam kondisi sosial ekonomi kurang,

cenderung akan lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak yang kondisi

sosial ekonominya cukup terjamin.

8. Tingkat Kesehatan

Anak yang dibesarkan dengan tingkat kesehatan yang baik dan jarang

sakit akan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan anak yang sering sakit-

sakitan.

9. Fungsi Kelenjar Hormin Thyroxin

Jika fungsi kelenjar hormone normal, pertumbuhan pun akan normal. Jika

individu mengalami kekurangan (defisiensi) hormone thyroxin akan

menyebabkan kekerdilan (kreatisme). Sebaliknya, jika kelebihan hormone

akan bertubuh raksasa (gigantisme).

10. Keadaan Dalam Kandungan Ibu

Jika ibu hamil merokok, selalu stress, atau asupan gizi janin kurang

akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan anak, khususnya pada

tahun-tahun pertama pertumbuhannya.

24
F. Peridoe Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak berlagsung secara teratur, saling berkaitan dan

berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh

kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa

kepustakaan, periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:

1. Masa Prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan)

Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

a) Masa Zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2

minggu

b) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8 atau 12 minggu.

Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme,

terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk system organ

dalam tubuh.

c) Masa janin/Fetus, terjadi sejak umur kehamilan 9 atau 12 minggu sampai

akhir kehamilan. Msa ini dibagi menjadi dua periode, yaitu :

 Masa fetus dini

Masa tersebut terjadi sejak kehamilan umur 9 minggu sampai

trimester kedua kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi

percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna.

Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.

25
 Masa fetus lanjut

Padamasa ini terjadi pada trimester akhir kehamilan. Pada masa

ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-

fungsi. Terjadi transfer imunoglobin G (Ig G) dari darah ibu melalui

plasenta Akumulasi asam lemak essensial seri omega 3 (Dicisa

Hexanic Acid) dan omega 6 (Arachidonic Acid) pada otak dan

retina.

Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah

trimester pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak

janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang

pada ibu hamil, infeksi, merokok, dan asap rokok, minuman

berakohol. Obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat,

factor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat

menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan

kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu

memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan.

Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi

anak sehat maka selama msa inta uterin, seorang ibu diharapkan :

- Menjaga kesehatannya dengan baik

- Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan

- Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya

- Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan

26
- Memberi stimulasi dini terhadap janin

- Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan

keluarganya

- Menghindari stress baik fisik maupun psikis

- Tidak berkerja berat yang dapat membahayakan kondisi

kehamilanya.

2. Masa bayi (infancy) umur 0 sapai 11 bulan

Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :

a) Masa neonatal

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi

perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa

neonatal dibagi menjadi dua periode yaitu masa neonatal dini yaitu umur 0-

7 hari dan masa neonatal lanjut yaitu umur 8-28 hari. Hal yang paling

penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat

adalah :

 Bayi ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan

yang memadai

27
 Untuk mengantisipasi resiko buruk pada bayi saat diahirkan, jangan

terlambat pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saaatnya

untuk melahirkan

 Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat

menenangkan perasaan ibu.

 Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh

rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu

dan bayi ang dilahirkan.

 Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan reflex menghisap

diperhatikan oleh karena behubungan dengan masalah pemberian ASI.

b) Masa post (pasca) natal

Terjadi pada umur 29 hari sampai 11 bulan. Pada masa ini terjadi

pertumbuhan yang sangat pesat dan proses pematangan berlangsung secara

terus-menerus terutama meningkatnya fungsi system saraf. Seorang bayi

akan bergantung pada ornagtua dan keluarga sebagai unit pertama yang

dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup

rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak.

Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat

ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan

28
pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal,

mendapat pola asuh yang sesuai.

Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin,

sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sanga besar.

3. Masa Balita (umur 12 sampai 59 bulan)

Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat

kemajuan dalam perkembbangan motorik (gerak kasar dan gerak halus)

serta fungsi eksresi. Peroide penting dalam tumbuh ekmbang anak adalah

masa balita. Pertmbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan

mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Setelah lahir terutama pada 3 bulan pertama kehidupan, pertumbuhan

dan serabut saraf dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan

terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya, sehingga

terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan

hubungan-hubungan antar sel saraf ini berjalan, mengenal huruf, hingga

bersosialisasi.

Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,

kreativitas, kesadaran social, emosional dan intelegensia berjalan sangat

cepat merupakan landasan perkembangan berikutya. Perkembangan moral

29
serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentk pada masa ini, sehingga

setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi

apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya

manusia dikemudian hari.

4. Masa anak prasekolah (umur 60 sampai 72 bulan)

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi

perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya

ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai

menunjukan keinginanya, seiring dengan pertumbuhan dan

perkembanganya. Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah di luar

rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah.

Anak mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan

sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa

anak ke taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat

yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.

Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana

bermain yang bersahabat untuk anak (child friendly environment). Semakin

banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik

untuk menunjang kebutuhan anak.

30
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra

dan system reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah

siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa

proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain.

Orangtua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan

perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak

mengalami kelainan atau gangguan.

G. Tugas-Tugas Perkembangan Sesuai Usia

Menurut ahli psikologi Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya yang

berjudul The first tear of life, tentang tugas perkembangan disetiap fase – fase

perkembangan 0 – 6 tahun :

a. Fase pertama (0 – 1 tahun)

Belajar menghayati berbagai objek diluar diri sendiri, melatih fungsi –

fungsi motorik.

b. Fase kedua (2 – 4 tahun)

Belajar mengenal dunia objektif diluar diri sendiri, disertai dengan

penghayatan yang bersifat subjektif. Misalnya anak bercakap–cakap

31
dengan bonekanya atau berbincang–bincang dan bergurau dengan binatang

kesayangannya.

c. Fase ketiga ( > 5 tahun)

Belajar bersosialisasi. Anak mulai memasuki masyarakat luas (pergaulan

dengan teman sepermainan (TK) dan sekolah dasar. Menurut Soe’oed

(dalam Ihromi, ed.,1999 : 30) syarat penting untuk berlangsungnya proses

sosialisasi adalah interaksi sosial. Menurut A. Gosin (Soe’oed, dalam

Ihromi, ed., 1999 : 30) : sosialisasi adalah proses belajar yang dialami oleh

seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai – nilai dan

norma–norma agar dia bisa berpartisipasi sebagai anggota dalam

masyarakatnya.

H. Gangguan Tumbuh Kembang yang Sering Ditemukan

Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan

anak meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motoric, bahasa,

emosi, dan perilaku.

1. Gangguan Pertumbuhan Fisik

Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas

normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat

32
badan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan secara

mudah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak. Menurut Soetjiningsih

(2012) bila grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan anak

mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan, apabila grafik

berat badan dibawah normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi,

menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal. Lingkar kepala menjadi

salah satu parameter penting dalam mendeteksi gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak. Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai

pada kasus anak yang menderita hidrosepalus, megaensefali, tumor otak

ataupun hanya merupakan variasi normal. Sedangkan apabila lingkar kepala

kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi mental,

malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi nrmal. Deteksi dini

gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu dilakukan

untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis gangguan

penglihatan yang dapat diderita oleh anak antara lain adalah maturisasi

visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling, nistagmus, amblyopia,

buta warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis optic, glaukoma dan lain

sebagainya (Soetjiningsih, 2012). Sedangkan gangguan pendengaran pada

anak dapat dibedakan menjadi tuli konduksi dan tuli sensorineural.

2. Gangguan Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa

hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan

33
tonus otot atau penyakit neuromuscular. Anak dengan serebral palso dapat

mengalami keterbatasan perkembangan motoric sebagai akibat spastisitas,

athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti

spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan

motorik. Penyakit neuromuskular seperti muscular distrofi memperlihatkan

keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya

gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut.

Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi

keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai

kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby

walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan

motorik.

3. Gangguan Perkembangan Bahasa

Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh system

perkembangan anak. Kemampuan berbahasa melibatkan kemampuan

motorik, psikologis, emosional, dan perilaku (Widyastuti, 2008). Gangguan

perkembangan bahasa pada anak dapat dilibatkan berbagai faktor, yaitu

adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensia rendah,

kurangnya interaksi anak dengan lingkunga, maturasi yang terlambat, dan

faktor keluarga. Selain itu, gangguan bicara juga dapat disebabkan karena

adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral palsi. Gagap juga

termasuk salah satu gangguan perkembangan bahasa yang dapat disebabkan

34
karena adanya tekanan dari orangtua agar anak bicara jelas (Soetjiningsih,

2012).

4. Gangguan Emosi Dan Perilaku

Selama tahapan perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai

gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu

gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus

apabila mempengaruhi interaksi sosial dan perkembangan anak. Contoh

kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan

berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan

perkembangan pervasive pada anak meliputi autism serta gangguan

perilaku yang menunjukkan gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku.

Austisme ditandai dengan terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya

gerakan-gerakan aneh seperti berputar-putar, melompat-lompat, atau

mengamuk tanpa sebab.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

35
Perumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang diawali

dari konsepsi (pembuahan) sampai pematangan atau dewasa. Melalui proses

tersebut anak tumbuh menjadi lebih besar dan bertambah matang dalam segala

aspek baik fisik, emosi, intelektual, maupun psikososial. Apabila terdapat suatu

masalah dalam proses tersebut maka yang akan berakibat terhambatnya anak

mencapai tingkat tumbuh kembang yang sesuai dengan usianya. Apabila

gangguan ini berkelanjutan maka akan menjadi suatu bentuk kecacatan yang

menetap pada anak. Namun, apabila sejak dini gangguan tumbuh kembang

sudah terdeteksi, maka kita dapat melakukan suatu intervensi sesuai dengan

kebutuhan anak. Melalui intervensi yang dilakukan sejak dini itulah tumbuh

kembang anak pada tahap selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik.

B. Saran

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang

banyak dijumpai dimasyarakat, sehingga sangatlah penting apabila semua

komponen yang terlibat dalam tumbuh kembang anak yaitu orang tua, guru,

dan masyarakat dapat bekerjasama dalam melakukan pemantauan sejak dini.

Tujuan akhir dari pemantauan dini gangguan tumbuh kembang anak ini

tentunya adalah harapan kita dalam terwujudnya generasi harapan bangsa yang

lebih baik dan berkualitas.

36
DAFTAR PUSTAKA

Soedjtmiko. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC, 2008

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC, 2012

https://id.scribd.com/document/331242332/Periode-Tumbuh-Kembang-Anak-on-Web

37
https://livres92.wordpress.com/2012/09/04/periode-tumbuh-kembang-anak/

http://www.academia.edu/4953412/TUGAS-TUGAS_PERKEMBANGAN

38

Anda mungkin juga menyukai