DOSEN PENGAMPUH:
DISUSUN OLEH:
Nama kelompok 2:
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karuniaNya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah
ini.Dimana makalah
ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah, yaitu “Stimulasi Deteksi Intervensi Dini
Tumbuh Kembang”.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dan menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahawa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Isi..................................................................................
Bab I Pendahuluan..........................................
Bab II Pembahasan......................................................
Kesimpulan......................................................................
Saran................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakanadambaan setiap keluarga. Setiap keluarga mengharapkan
anaknya tumbuh kembang secaraaoptimal (Soetjiningsih, 2015). Kualitas
seorang anak dapat dinilaiadari proses pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot,
dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal)
sedangkan perkembangan adalah salah satu indikator dalamamemantau
kesehatan anak. Perkembangan anak mencakup perkembangan personal
sosial, motorikakasar, bahasa, dan motorik halus.
Perkembangan paling pesat terjadi pada usia 1-5 tahun karena masa
perkembangan yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting.
Anak usia 5 tahun atau masa balita disebut juga sebagai masa keemasan
(Golden Periode), jendela kesempatan (Window Opportunity) atau masa kritis
(Critical Periode) karena periode iniamerupakan masa dimana pertumbuhan
dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada otak atau masa
yang paling peka dalam menerima masukan darialingkungan sekitarnya.
Mengingat masa sejak lahir sampai lima tahun pertama kehidupan anak
merupakan masa yang relatif pendek dan tidak akan terulang kembali dalam
kehidupan seorang anak, makaaorangtua, pengasuh, pendidik atau masyarakat
dan tenaga kesehatan harus dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk
membentuk anak menjadi anak yang berkualitasatinggi (Wijaya, 2009). Oleh
karena itu orangtua perlu mengupayakanaagar anaknya tumbuh dan
berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki antara lain melalui
upaya Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
pada balita.
B. Rumusan Masalah
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang
(DDTK), kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat dengan
tenaga profesional dan merupakan salah satu program pokok Puskesmas yang
dilaksanakan di Posyandu.
Seiring perkembangan zaman yang semakin modern maka dibuat perangkat dalam
bentuk aplikasi untuk memudahkan orangtua dalamamemantau pertumbuhan
dan perkembangan buah hati mereka dimanapun dan kapanpun meraka
berada (Sudarmilah, 2011). Berdasarkan fenomena tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh pendidikan kesehatan
menggunakan booklet dengan aplikasi SDIDTK terhadap kemandirian keluarga
dalam pemantauan tumbuh kembang balita diwilayah Kerja
Puskesmas Bajo Barat
C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah teridentifikasi pengaruh pendidikan
kesehatan menggunakan media booklet dan media aplikasi SDIDTK
terhadap kemandirian keluarga dalam pemantauan tumbuh kembang balita
di wilayah kerja Puskesmas Bajo Barat?
2. Tujuan khusus
a. Teridentidentifikasi karakteristik responden (usia dan tingkat pendidikan).
b. Teridentifikasi perbedaan tingkat kemandirian keluarga sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media booklet di wilayah kerja
Puskesmas Bajo Barat.
c. Teridentifikasi perbedaan tingkat kemandirian keluarga sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media aplikasi SDIDTK di wilayah
kerja Puskesmas Bajo Barat.
d. Teridentifikasi perbedaan tingkat kemandirian keluarga sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media booklet+aplikasi SDIDTK di
wilayah kerja Puskesmas Bajo Barat.
e. Teridentifikasi intervensi yang paling efektif untuk meningkatkan
kemandirian keluarga dalam pemantauan tumbuh kembang di Wilayah
kerja Puskesmas Bajo Barat.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi tenaga kesehatan
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai alat bantu bagi tenaga
kesehatan dalam menjalankan program SDIDTK yang merupakan salah
satu program kerja yang ada di Puskesmas. Selain itu akan lebih mudah
mendapatkan data terkait pertumbuhan dan perkembangan anak yang ada
di wilayah kerjanya.
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI SDIDTK.
PENGERTIAN SDIDTK.
1. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
2. Deteksi tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah.
3. Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada
anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan
umurnya.
4. Penyimpangan bisa salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan
gerak kasar gerak halus bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian anak.
(yoyok)
Contoh :
ORIENTASI STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG
ANAK (SDIDTK) BAGI GURU PAUD/TK DI WILAYAH KOTA PALANGKA RAYA
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang
dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan sampai lima tahun
pertama kehidupannya hal ini ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh
kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun social serta memiliki
intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.
PENUTUP
Kesimpulan
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan menjadi hal yang sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah
dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang
mendapat stimulasi. Dengan demikian diperlukan suatu metode untuk mendeteksi
dini dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang. Disinilah letak peran
strategis SDIDTK. Salah satu program pemerintah untuk menunjang upaya tersebut
adalah diterbitkannya buku pedoman pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak diTingkat Pelayanan Kesehatan Dasar 3)
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) anak yaitu suatu
kegiatan untuk merangsang kemampuan dasar anak usia 0 – 6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal, serta untuk menemukan penyimpangan
secara dini agar lebih mudah dilakukan intervensi. Melalui kegiatan SDIDTK kondisi
terparah dari penyimpangan pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah,
karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan
yang terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK.
Selain mencegah terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga
mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental
emosional)
Saran
Saran yang dapat di ambil dari materi ini adalah mengenai kecerdasan yang
menunjukkan bahwa kurun waktu 4 tahun pertama usia anak, perkembangan
kognitifnya mencapai sekitar 50%, kurun waktu 8 tahun mencapai 80%, dan
mencapai 100% setelah anak berusia 18 tahun. Oleh karena masa lima tahun
pertama kehidupannya merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan
dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa
balita disebut sebagai “masa keemasan” (golden period),”jendela kesempatan
“(windaw of opportunity) dan masa kritis “(critical period) 2) Di Indonesia jumlah
balita sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari seluruh populasi, maka sebagai
calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita diIndonesia perlu
mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai
serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dini dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.1)