Anda di halaman 1dari 19

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

GEULIS
(Gerakan Peduli Stunting)

Menyusun Program Inovatif dalam Kesehatan Masyarakat

Pembimbing : drg. ArnitaSyafrida, M.Kes


Kelompok :
Fariz Auliadi Khalil
Arini Nashirah
Jauza Raudhatul Jannah Mendrofa
Narisha Amelia Putri
Niswah Mardhiyatillah

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penyusunan Laporan Praktikum POACE (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling, and Evaluation) ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam penulis
sampaikan kepada suri tauladan kita nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan pengikutnya yang setia. Penulisan laporan ini berjudul “GEULIS
(Gerakan Peduli Stunting)”.
Dalam penulisan laporan ini penulis dibimbing dan dibantu oleh berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya terutama kepada drg.Anita Syafrida, M.Kes. selaku dosen
pembimbing praktikum.
Semoga dengan bantuan, bimbingan dan motivasi yang telah diberikan
bernilai ibadah dan mendapat balasan yang berlimpah dari Allah SWT, aamiin.
Penulis menyadari segala keterbatasan yang dimiliki. Akhir kata, penulis berharap
semoga laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua, aamiin ya Rabbal
alamin.

Lhokseumawe, 20 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
RANGKUMAN EKSEKUTIF PROGRAM .......................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Program ........................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan umum .................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan khusus ................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
2.1 Gambaran Program ................................................................................... 4
2.1.1 Nama dan tema program ................................................................... 4
2.1.2 Bentuk program ................................................................................. 4
2.1.3 Metode pelaksanaan .......................................................................... 5
2.1.4 Jadwal pelaksanaan ......................................................................... 11
2.1.5 Lokasi pelaksanaan ......................................................................... 11
2.2 Sasaran, Target, Output, dan Indikator Keberhasilan............................. 13
BAB III ................................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14
3.2 Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
RANGKUMAN EKSEKUTIF PROGRAM

“Geulis” (gerakan peduli stunting) sebagai percontohan dilaksanakan di


Banda Sakti yang merupakan posyandu dengan balita stunting terbanyak di
wilayah Banda Sakti. Program geulis dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan
dengan jumlah peserta 10 ibu dari balita stunting.
Kegiatan Geulis yang dilaksanakan di Banda Sakti diantaranya berupa
sub-sub kegiatan seperti pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita di
posyandu, sosialisasi ASI eksklusif, sosialisasi gizi seimbang dengan metode
zimba, pemilihan duta geulis, sosialisasi pemberian makanan bayi dan anak
balita, serta tidak kalah penting komitmen dan dukungan lintas program dan
lintas sektor dalam mendukung pencegahan stunting.
Gizi seimbang masih belum diketahui banyak orang (dulu istilahnya
“empat sehat lima sempurna”) dikarenakan kata-kata dalam pesan gizi
seimbang yang agak sulit dihafalkan dan dipahami masyarakat. Dalam paparan
di atas disampaikan bahwa salah satu keberhasilan “Geulis” dalam pencegahan
stunting adalah adanya dukungan dan komitmen dari lintas program dan lintas
sektor. Dukungan lintas program seperti program kesehatan lingkungan (berupa
sosialisasi jamban sehat dan akses sanitasi layak dan inspeksi sanitasi rumah
sehat), program promosi kesehatan (berupa sosialisasi PHBS, 1000 hari
pertama kehidupan,dll), program kesehatan ibu dan anak (berupa optimalisasi
kelas ibu hamil dan kelas ibu balita), dan program imunisasi (berupa sosialisasi
imunisasi dasar).

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya
pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting (pendek) dan severely
stunting (sangat pendek) merupakan status gizi yang didasarkan pada indeks
Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U).
Balita yang mengalami stunting dapat diketahui dengan pengukuran panjang atau
tinggi badannya dan kemudian dibandingkan menggunakan standar, dan hasilnya
berada di bawah normal (1). Dalam hasil pengukuran indeks TB/U, stunting
terdapat pada nilai <-2 standar deviasi pada standar penilaian WHO (WHO Child
Growth Standards). Stunting menunjukkan adanya manifestasi masalah
kekurangan zat gizi dan infeksi yang dialami sejak atau sebelum masa kelahiran
anak (dalam jangka waktu yang panjang) (2). Stunting dapat terjadi sebagai akibat
kekurangan gizi terutama pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) (3).
Lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia, dan lebih
dari sepertiganya berasal dari Afrika. Dari seluruh kejadian balita stunting di Asia,
proporsi terbanyak berasal dari Asia Selatan (58,7%) dan proporsi paling sedikit
di Asia Tengah (0,9%) (4). Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan
World Health Organization (WHO) pada tahun 2005-2017, Indonesia termasuk
dalam negara ketiga dengan prevalensi balita dengan keadaan stunting tertinggi di
regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR), dengan nilai rata-rata
balita stunting di Indonesia adalah 36,4% (5).
Proporsi status gizi sangat pendek (severely stunting) dan pendek
(stunting) pada balita menurut provinsi dari seluruh wilayah di Indonesia dari
tahun 2013-2018, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menduduki peringkat
pertama dalam kejadian sutunting dengan persentase 42,6% (6). Provinsi Aceh
merupakan provinsi ke-3 dari seluruh Indonesia dengan angka kejadian stunting
yang tertinggi. Kejadian stunting di Aceh mengalami peningkatan sebesar 8,9%
dari tahun 2016 hingga 2017 (7).

1
2

Data status gizi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe
tahun 2018, stunting pada bayi dan balita terbanyak ditemukan di Kecamatan
Banda Sakti Kota Lhokseumawe yaitu berjumlah 522 anak. Puskesmas Banda
Sakti kota Lhokseumawe mencatat terdapat 338 anak yang mengalami stunting.
Hal ini di duga karena Kecamatan Banda Sakti merupakan pusat kota
Lhokseumwe dengan berbagai kegiatan utama yaitu pemerintahan, perdagangan,
pendidikan dan kesehatan. Sehingga tercatat bahwa tahun 2017 Kecamatan Banda
Sakti Kota Lhokseumawe memiliki jumlah penduduk yang terbanyak
dibandingkan dengan kecamatan lainnya, yakni sebanyak 198.980 jiwa (8).
Stunting menimbulkan dampak terhadap yang merugikan di masa kanak-
kanak maupun dewasa. Seperti, singkatnya masa sekolah, penurunan
produktivitas, serta kurangnya tinggi badan yang tidak mencapai pertumbuhan
sesuai dengan usianya (9). Anak dengan stunting dapat menunjukkan
ketidakseimbangan pertumbuhan dan perkembangan. Idealnya, pertumbuhan dan
perkembangan dapat dicapai anak dengan optimal dan seimbang antara
perkembangan fisik, sosial emosional dan kognitif. Pemantauan dan stimulasi
tumbuh kembang anak sangat diperlukan untuk optimalisasi tumbuh kembang
anak dan mengenali masalah secara dini (10).
Perkembangan adalah proses perubahan menuju kedewasaan melalui
proses pertumbuhan dan diferensiasi. Untuk menilai perkembangan pada anak,
dapat digunakan berbagai metode, diantarnya adalah KPSP (Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan) dan DDST II/ Denver Test. Penilaian perkembangan
penting dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya hambatan dalam
perkembangan anak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan KPSP karena
lebih sederhana, memberikan hasil yang baik, dan mudah untuk digunakan
dibandingkan dengan metode lainnya (11).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka stunting
ialah dengan menerapkan program GEULIS. Program GEULIS dirancang
menggunakan metode seven smart yang terdiri dari education, indication,
parenting, nutrition, cooking, consultation, dan sanitation.
3

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui program ini pada
dasarnya tidak lepas dari ruang lingkup permasalahan diatas, yaitu :
1. Bagaimana cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak?
2. Bagaimana cara menurunkan angka stunting di Banda Sakti ?
3. Bagaimana upaya menerapkan seven smart ?

1.3 Tujuan Program


1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari program yang direncanakan yaitu untuk melihat proses
tumbuh kembang anak usia golden periode dan menurunkan angka stunting di
wilayah Puskesmas Banda Sakti.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia golden periode di wilayah
Puskesmas Banda Sakti.
2. Menurunkan angka stunting di wilayah Puskesmas Banda Sakti.
3. Meningkatkan upaya seven smart untuk mengatasi stunting di Wilayah
Puskesmas Banda Sakti.
BAB II
BENTUK PROGRAM

2.1 Gambaran Program

Gambar 2. 1 Logo GEULIS

2.1.1 Nama dan tema program


Nama dan tema dari program yang direncanakan antara lain:
Nama program : GEULIS ( Gerakan Peduli Stunting)
Tema program : “Memperbaiki tumbuh kembang anak dan menurunkan
angka stunting dengan gerakan Seven Smart”

2.1.2 Bentuk program


Bentuk program GEULIS adalah dengan melakukan upaya seven smart
kepada seluruh elemen masyarakat terutama orang tua dan pihak puskesmas.
Gerakan Seven Smart terdiri dari tujuh komponen pendukung berupa education,
indication, parenting, nutrition, cooking, consultation, dan sanitation. Gerakan
Seven Smart digunakan sebagai upaya mengoptimalkan tumbuh kembang dan
menurunkan prevalensi stunting di wilayah Puskesmas Banda Sakti.

4
5

2.1.3 Metode pelaksanaan


Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah
rangkaian tahapan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan
pendekatan POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controlling, Evaluating).
Berikut adalah penjabaran mengenai metode pelaksanan program GEULIS
dengan pendekatan POACE.
1. Planning
Pada tahap ini, disusun beberapa perencanaan sebagai persiapan awal
untuk melaksanakan program GEULIS. Adapun perencanaan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Menyusun program GEULIS dengan metode Seven Smart.
2. Menentukan target, sasaran, output dan indikator keberhasilan
program GEULIS.
3. Menyusun materi program GEULIS melalui pendekatan Seven
Smart (cara pelaksanaan, pelaksana, peraturan, jadwal pelaksanaan,
lama pelaksanaan, cara monitor dan evaluasi).
4. Menentukan jadwal sosialisasi program GEULIS kepada
masyarakat.
5. Melakukan pendekatan dan aksi terhadap program program
GEULIS.
6. Melakukan penerapan wajib berbasis Seven Smart terhadap
masyarakat wilayah Puskesmas Banda Sakti.
7. Evaluasi hasil penerepan program GEULIS.
8. Melakukan pengecekan perhitungan angka stunting kembali.
9. Menilai perbedaan angka stunting sebelum dan sesudah.
10. Evaluasi program GEULIS melalui pendekatan Seven Smart
apakah efektif terhadap penurunan angka stunting atau tidak.
2. Organizing
Pada tahap ini, dibentuk susunan organisasi program GEULIS di mulai
dari Ketua Program, Wakil Ketua Program, Sekretaris, Bendahara, Ketua Bidang
Seven Smart yang terdiri dari (Ketua Bidang Smart Education, Ketua Bidang
6

Smart Indikation, Ketua Bidang Smart Parenting, Ketua Bidang Smart Nutrition,
Ketua Bidang Smart Cooking, Ketua Bidang Smart Konsultation, Ketua Bidang
Smart Sanitation), dan perangkat penunjang lainnya.
Pada tahap ini pula, materi program GEULIS yang telah disiapkan pada
tahap sebelumnya disampaikan kepada masyarakat melalui sosialisasi program di
Puskesmas Banda Sakti. Semua nama yang telah ditetapkan beserta jabatannya
disusun ke dalam sebuah bagan organisasi program, di bawah ini adalah hasil dari
penyusunan bagan organisasi program GEULIS.

Ketua Program
Fariz Auliadi Khalil

Wakil Ketua

Sekretaris Bendahara Ketua Bidang SMART


Humas
Arini N Niswah M Jauza RJM Narisha AP

Education Indication Parenting Nutrition Cooking Consultation Sanitation


Kader 1 Kader 2 Kader 3 Kader 4 Kader 5 Kader 6 Kader 7

Gambar 2. 2 Struktur Pelaksana Program


Setelah penyusunan organisasi program, kemudian ditetapkan tugas dan
wewenang pada masing-masing jabatan tersebut. Adapun rincian tugas dan
wewenang di tiap jabatan adalah sebagai berikut:
a. Ketua Program
Ketua Program bertugas untuk mengawasi, mengevaluasi, dan
memonitoring secara umum pelaksanaan program GEULIS. Ketua
program berwenang untuk memberikan arahan, menerima laporan,
dan memutuskan keputusan terkait pelaksanaan program GEULIS.
7

b. Wakil Ketua Program


Wakil Ketua Program bertugas untuk membantu tugas Ketua
Program dan berwenang untuk menggantikan posisi Ketua Program
dalam kondisi tertentu, misal berhalangan hadir atau meninggal
dunia.
c. Sekretaris Program
Sekretaris bertugas dalam segala urusan kesekretariatan, dalam hal
ini mengenai surat menyurat ataupun pengarsipan. Sekretaris
berwenang untuk menyimpan data program selama program
dilaksanakan.
d. Bendahara
Bendahara bertugas dalam segala kegiatan terkait keuangan, dalam
hal ini bendahara mempertanggungjawabkan keuangan baik dana
yang terkumpul, dana yang terpakai serta pertanggungjawaban atas
setiap permasalahan terkait dana.
e. Ketua Bidang Smart Education
Kabid Smart Education bertanggung jawab atas kegiatan
sosialisasi, edukasi, peningkatan pemahaman akan masalah
stunting dan penatalaksanaannya.
f. Ketua Bidang Smart Indication
Kabid Smart Indication bertanggung jawab atas kegiatan sosialisasi
indikasi-indikasi terkait permasalahan stunting dan
penatalaksanaannya.
g. Ketua Bidang Smart Parenting
Kabid Smart Parenting bertanggungjawab atas kegiatan edukasi
dan pelatihan terhadap pola asuh yang baik dan benar kepada
orangtua si anak yang terkait.
h. Ketua Bidang Smart Nutrition
Kabid Smart Nutrition bertanggungjawab atas edukasi, dan
pengawasan terhadap Nutrisi anak di wilayah kerja Puskesmas
Banda Sakti.
8

i. Ketua Bidang Smart Cooking


Kabid Smart Cooking bertanggungjawab atas edukasi dan
pengawasan bagian pengelolaan makanan orangtua terhadap
anaknya.
j. Ketua Bidang Smart Consultation
Kabid Smart Consultation bertanggungjawab atas edukasi,
pengawasan, serta pelaksanaan konsultasi kesehatan terhadap
orangtua dan anak yang terkait.
k. Ketua Smart Sanitation
Kabid Smart Sanitation bertanggungjawab atas edukasi,
pengawasan, serta penatalaksanaan program sanitasi terhadap
masyarakat.
3. Actuating
Tahap ini adalah tahap inti dari program GEULIS, yaitu tahap pelaksanaan
program ini di lokasi program. Adapun tahapan dalam pelaksanaan program
GEULIS adalah sebagai berikut:
1. Ketua/Wakil Ketua Program memberikan arahan kepada Ketua
Korlap untuk melaksanakan program GEULIS.
2. Sekretaris dan Bendahara bertanggung jawab atas pelaksanaan
masing-masing tugas.
3. Ketua Bidang Seven Smart Melakukan kegiataan sesuai bidang
masing-masing.
4. Ketua Bidang Smart Education melaksanakan program seperti:
Edukasi pemahaman tentang stunting terhadap orangtua di Wilayah
kerja Puskesmas Banda Sakti. Edukasi yang dilakukan terkait
dengan pengertian stunting, bahaya stunting, bagaimana
penatalaksanaan terbaik bagi anak dengan stunting, serta edukasi
pemahaman-pemahaman lainnya.
5. Ketua Bidang Smart Indikation melaksanakan program seperti :
edukasi tentang indikasi-indikasi yang mungkin terjadi terhadap
anak dengan stunting seperti : jika terjadi indikasi keterlambatan
9

pertumbuhan, penyakit penyerta, terganggu performa dan


kemampuan fokus belajarnya, terganggu pencernaan, dan lainnya)
agar segera menghubungi dokter untuk penatalaksanaan.
6. Ketua Bidang Smart Parenting melaksanakan program seperti:
edukasi kepada orangtua terkait dengan pelaksanaan pola asuh
yang baik dan benar terhadap anak dengan cara memperhatikan
tumbuh kembang anak, rajin chek kesehatan anak kepada dokter,
taat waktu imunisasi, pijat refleks bayi,cara mengasuh bayi dengan
pola yang benar, menyusui bayi sampai umur 2 tahun, peduli
colostrum, danlainnya, memperhatikan tumbuh kembang bayi
apakah sesuai dengan umurnya, dan melaksanakan pengecekan
rutin terkait perkembangan bayi stunting dengan KPSP.
7. Ketua Bidang Smart Nutrition melaksanakan program seperti:
edukasi serta pengawasan terhadap nutrisi bayi guna menurunkan
angka stunting dan mencegah kejadian stunting melalui edukasi
dan pelaksanaan pemberian ASI eksklusif, pemberian MP-ASI,
melakukan penimbangan berat badan secara berkala, pemberian
makanan pendamping yang memenuhi pola gizi seimbang,
penerapan menu 4 Bintang terhadap MP-ASI, melakukan program
peduli vitamin D terhadap tumbuh kembang, dan nutrisi-nutrisi
lainnya.
8. Ketua Bidang Smart Cooking melaksanakan program pemantauan
terhadap nutrisi-nutrisi yang telah diedukasikan apakan
dilaksanakan apa tidak. Melakukan pemantauan ketat terhadap
pengelolaan MP-ASI yang baik dan benar.
9. Ketua Bidang Smart Consultation melaksanakan program edukasi
serta mengajak masyarakat peduli akan pentingnya konsultasi gizi
ke dokter ahli gizi. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
selalu berkonsultasi masalah gizi guna mencegah stunting dan
mengobati anak-anak dengan stunting.
10

10. Ketua Bidang Smart Sanitation melaksanakan program edukasi dan


pemantauan terhadap sanitasi lingkungan orangtua di wilayah kerja
Banda Sakti, melaksanakan edukasi program PHBS, meningkatkan
pemahaman orangtua akan pentingnya sanitasi dan program PHBS,
serta melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan.
11. Melakukan evaluasi harian, mingguan, dan bulanan terhadap
penerapan Seven Smart.
12. Melakukan perbandingan angka stunting di wilayah kerja
Puskesmas Banda Sakti.
4. Controlling
Tahap ini bertujuan untuk mengawasi jalannya program agar sesuai
dengan perencanaan agar bisa mencapai hasil yang diinginkan. Pengontrolan
program GEULIS dilakukan setiap harinya dengan cara koordinasi antar jabatan.
Laporan yang dikirim oleh Kabid masing-masing kegiatan merupakan salah satu
cara untuk mengontrol program GEULIS. Melalui laporan tersebut, dapat
diketahui apakah program telah dijalankan atau belum. Jadwal pelaporan oleh
Kabid akan disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan kegiatan. Setelah laporan pun
akan dilakukan evaluasi rutin baik itu harian, mingguan, dan bulanan guna melihat
dan menilai apakah program berjalan dengan baik dan semestinya, dan apakah
berdampak baik pada penurunan angka stunting.
5. Evaluating
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pelaksanaan program GEULIS.
Secara umum, evaluasi program GEULIS dilakukan melalui rapat evaluasi
bulanan yang diikuti oleh semua panitia program. Rapat ini ditujukan untuk
menilai tingkat pencapaian hasil, kemajuan, dan kendala yang dihadapi masing-
masing jabatan dalam pelaksanaan program selama sebulan ke belakang, untuk
selanjutnya dijadikan masukan dalam perbaikan pelaksanaan program ke
depannya.
11

Secara spesifik, evaluasi program dibagi ke dalam 3 tahapan:


1. Evaluasi harian
Evaluasi harian dilakukan oleh Ketua Program beserta Wakil, Sekretaris
dan Bendahara, serta masing-masing Kabid dari setiap program “ Seven
Smart” apakah program berjalan dengan baik dan dilaksanakan secara baik
oleh orangtua yang telah menerima edukasi tentang program kerja
GEULIS. Pemantauan dilakukan tiap hari guna mendukung berjalannya
program dengan baik agar penurunan angka stunting dapat terjadi.
Evaluasi tahap ini untuk menilai pencapaian program dengan hitungan
harian
2. Evaluasi Bulanan
Evaluasi bulanan dilakukan dengan cara pengawasan apakah program
kegiatan masih berjalan dan apakah ada kendala dalam pelaksanaan.
Evaluasi juga dilakukan untuk solusi penyelesaian masalah yang terjadi di
lapangan. Evaluasi terhadap berat badan dan tumbuh kembang bayi dan
melakukan evaluasi data terkait penurunan maupun peningkatan angka
stunting. Evaluasi mingguan ditujukan untuk menilai pencapaian program
dengan hitungan mingguan.
3. Evaluasi Tahunan
Evaluasi dilakukan melalui data tahunan terhadap prevalensi gizi kurang
dan stunting. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah angka stunting
mengalami penurunan dan apakah program GEULIS efektif dan berjalan
sesuai dengan tujuan program atau tidak.

2.1.4 Jadwal pelaksanaan


Program GEULIS akan dilaksanakan mulai Januari 2020 setiap jam kerja,
setelah mendapatkan izin pelaksanaan dari kepala puskesmas Banda Sakti.

2.1.5 Lokasi pelaksanaan

Program GEULIS akan dilaksanakan di Ruang Anak dan Imunisasi


Puskesmas Banda Sakti.
12

Gambar 2. 3 Ruang Anak dan Imunisasi

Gambar 2. 4 Puskesmas Banda Sakti


13

2.2 Sasaran, Target, Output, dan Indikator Keberhasilan


NO Sasaran Target Output Indikator
Keberhasilan
1. Bayi Berat Badan Angka Setiap Terjadinya
Lahir Rendah (BBLR) stunting di keluarga penurunan
dengan riwayat Kecamatan memiliki angka
prematur, bayi yang Banda Sakti pengetahuan stunting di
lahir dari ibu yang mengalami yang bagus Banda Sakti
memiliki riwayat penurunan tentang seven setelah
eklampsia dan SMART program
preeklampsia, bayi dilaksanakan
yang lahir dari selama 2
keluarga yang kurang tahun
mampu, ibu dengan
pengetahuan
rendah
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan kami mengenai penerapan program GEULIS yaitu:
1. Kejadian stunting masih menjadi perhatian utama di dunia kesehatan dan
tumbuh kembang anak. Kurangnya pengetahuan orang tua dapat menjadi
salah satu faktor penting terhadap kejadian ini.
2. Program Gerakan Peduli Stunting (GEULIS) kami susun dan kami buat
untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian para orang tua terhadap
permasalahan stunting serta mengajak masyarakat untuk bekerja sama
menurunkan angka kejadian Stunting di wilayah Banda Sakti.
3. Program GEULIS ini menerapkan metode Seven Smart (Smart Education,
Smart Indication, Smart Parenting, Smart Nutrition, Smart Cooking, Smart
Consultation, dan Smart Sanitation), yang diharapkan mampu mencapai
pendekatan yang holistik terkait penanganan masalah stunting.
Demikian program ini kami buat, mudah-mudahan dapat memberikan
manfaat bagi pihak yang membutuhkannya dan juga menambah kepedulian
masyarakat terhadap kejadian stunting.

3.2 Saran
Adapun saran kami mengenai penerapan GEULIS, yaitu:
1. Agar program ini benar-benar dilaksanakan dengan baik dan didukung
oleh semua pihak terutama oleh dinas kesehatan dan puskesmas setempat
supaya tujuan dan penerapan GEULIS dapat tercapai dengan maksimal.
2. Kader yang terlibat dalam program ini diharapkan dapat kooperatif dan
aktif dalam setiap penyuluhan, pelatihan, dan pelaksanaan di lapangan .
3. Agar melakukan evaluasi secara berkala terhadap program yang telah
direncanakan, sehingga untuk ke depannya dapat lebih efektif lagi dalam
hal penyusunan, perencanaan, dan pencapaian tujuannya. Serta perlu
adanya pemahaman yang mendalam mengenai hal penentuan masalah
yang kemudian akan menjadi inti dari program ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI. InfoDATIN. 2016;


2. Ruth H, Ahmad Syauqy. Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar, Motorik
Halus, Bahasa, dan Personal Sosial pada Anak Stunting dan Non Stunting.
Nutr Coll. 2016;5(4):412–8.
3. Fikawati Sandra SA dan VA. Cegah Stunting itu Penting. 2017;1–27.
4. Joint Child Malnutrition Eltimates. Buletin Stunting. J Mol Biol.
2018;301(5):1163–78.
5. UNICEF/WHO/World Bank Group. Levels and Trends in Child
Malnutrition 2018. Joint Child MalnuUNICEF/WHO/World Bank Group
(2018) Levels and Trendds in Child Malnutrition 2018, Joint Child
Malnutrition Estimates 2018 Edition. doi: 10.1016/S0266-6138(96)90067-
4.trition Estimates 2018 Edition. 2018.
6. Picauly I, Sarci D, Toy M. A. Analisis Determinan dan Pengaruh Stunting
Terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah di Kupang dan Sumba Timur,
NTT (The Determinant Analysis and the Impact of Stunting for School
Children School Performance in Kupang and Sumba Timur, NTT). J Gizi
dan Pangan,. 2015;8(72):55—62.
7. Poltekkes Kemenkes Aceh. Laporan Survey Pemantauan Status Gizi
Provinsi Aceh. Has Status Masal Gizi Balita Aceh [Internet]. 2017;36.
Available from: http://dinkes.acehprov.go.id
8. Bappeda Kota Lhokseumawe. Kajian Belanja Pulik Sektor Kesehatan Kota
Lhokseumawe. Archipel [Internet]. 2019;13(1):15–20. Available from:
https://www.persee.fr/doc/arch_0044-8613_1977_num_13_1_1322
9. Education M, Risk AS, Stunting F, Child OF. 4016-5656-1-Sm.
2014;37(Ci):129–36.
10. Shriver AE, Ferguson AM, Goff KL, Cabral de Mello M, Downey JL,
Ferguson BA. Improving Early Childhood Development among Vulnerable
Populations: A Pilot Initiative at a Women, Infants, and Children Clinic.
Child Dev Res. 2018;2018:1–8.
11. Nurhasanah R. Pelatihan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Dengan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan ( KPSP ) Desa Sukamukti
Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. 2017;32–3.

15

Anda mungkin juga menyukai