Anda di halaman 1dari 26

MINI PROJECT

GENERASI EMAS ANAK SEHAT (GEMAS)

Dokter Pendamping:
dr. Susy Gunawan

Disusun Oleh:
dr. Mohammad Kasyful Haq
dr. Raden Roro Ariane Natasha
dr. Yielky Darlinton Lumban Gaol

PUSKESMAS TANAH SAREAL


KOTA BOGOR
PROGRAM DOKTER INTERNSIP
PERIODE 22 MEI - 22 NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam, tiada daya dan upaya selain atas
izin dari-Nya, serta atas berkat rahmat yang diberikan oleh-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan Mini Project kami yang berjudul Generasi Emas Anak
Sehat (GEMAS). Laporan ini merupakan salah satu syarat Program Dokter Internsip
Indonesia. Penyusunan laporan ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak
yang berperan serta dalam memberikan bimbingan, ilmu, tenaga dan waktu bagi kami untuk
berkonsultasi mengenai penyusunan makalah dan pelaksanaan program kami.Kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Susy Gunawan selaku dokter pendamping dan pembimbing
2. drg. Masayu Rubianti, MKM selaku Kepala Puskesmas Tanah Sareal

3. Para dokter, paramedik dan seluruh staf Puskesmas Tanah Sareal


4. Seluruh siswa/i, guru dan perangkat SDN Tanah Sareal 1 Bogor
5. Serta semua pihak yang telah banyak membantu selama penyusunan dan pelaksanaan
program kami yang tidak dapat disbeutkan satu per satu
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
pengetahuan, pengalaman dan waktu. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk makalah ini, agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Kami memohon maaf yang sebesarnya apabila masih terdapat banyak kesalahan dalam
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap agar makalh ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penyusun dan semua pihak yang membaca makalah ini. Semogan dapat memberikan
inspirasi dan motivasi untuk membuat program yang lebih baik dan bermanfaat dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Bogor, 14 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
I.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
I.2 Tujuan ................................................................................................................ 2
I.2.1 Tujuan Umum .......................................................................................... 2
I.2.2 Tujuan Khusus ......................................................................................... 2
I.3 Kerangka Konsep............................................................................................... 3
BAB II KEGIATAN......................................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................... 14
IV.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 14
IV.2 Saran ............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 16
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Mengatasi masalah kesehatan masih menjadi sebuah tantangan serius di Indonesia.
Saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya
kesakitan dan kematian akibat Penyakit Tidak Menular seperti stroke, jantung, diabetes,
hipertensi, dll. 80 persen penyakit tidak menular disebabkan oleh perilaku tidak sehat.
Perubahan pola hidup masyarakat yang makin modern menjadi salah satu
dasar dicanangkannya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.1
Berdasarkan Inpres No.1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
GERMAS merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Gerakan ini merupakan
gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya promotif
dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan
seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat.2
GERMAS dapat diwujudkan dengan cara: 1. Peningkatan aktivitas fisik; 2.
Peningkatan perilaku hidup sehat; 3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan
gizi; 4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit; 5. Peningkatan kualitas
lingkungan; dan 6. Peningkatan edukasi hidup sehat. Pada tahap awal, GERMAS secara
nsional dimulai dengan berfokus kepada tiga kegiatan, yakni : melakukan aktivitas fisik 30
menit per hari, mengkonsumsi buah dan sayur, memeriksakan kesehatan secara rutin.1
Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah baik dari sekolah negeri,
swasta maupun sekolah agama. Anak usia sekolah merupakan masa keemasan untuk
menanamkan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang berisiko
di masa depan. Anak berpotensi sebagai agen perubahan pola hidup masyarakat di masa
mendatang. 1,3 Maka dari itu kami merancang suatu program/kegiatan yaitu Generasi Emas
Anak Sehat (GEMAS) yang akan dilakukan di SDN Tanah Sareal 1 Bogor. Program
GEMAS terdiri dari beberapa kegiatan yang meliputi aktivitas fisik, makan buah dan
sayur, penetapan kawasan tanpa asap rokok (KTR) dan tim pengawas merokok, dan juga

1
pelatihan pemeriksaan kesehatan oleh dokter kecil (dokcil) yang bertujuan untuk
menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari asap rokok dan generasi muda yang
sehat. Kami memilih SDN Tanah Sareal 1 Bogor setelah melakukan brainstorming dengan
seluruh petugas puskesmas dari semua program, SDN Tanah Sareal 1 Bogor merupakan
sekolah yang sering aktif mengikuti kegiatan program kesehatan. Sudah ada beberapa
program yang dijalankan sekolah seperti dokcil yang sudah berjalan secara rutin dan
kegiatan membawa bekal saat jam pelajaran olahraga. Kami berharap setelah melakukan
kegiatan ini, SDN Tanah Sareal 1 Bogor bisa menjadi sekolah sehat dan menambah daftar
sekolah sehat di wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal.

I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan seluruh siswa/i, guru dan
semua perangkat SDN Tanah Sareal 1 Bogor untuk berperilaku sehat dalam upaya
meningkatkan kualitas hidup.

I.2.2 Tujuan Khusus


a. Meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan kebugaran siswa/i, guru dan semua
perangkat SDN Tanah Sareal 1 Bogor
b. Meningkatkan kesadaran untuk menyediakan pangan sehat melalui konsumsi buah dan
sayur bagi siswa/i, guru dan semua perangkat SDN Tanah Sareal 1 Bogor
c. Meningkatkan kesadaran berperilaku hidup sehat melalui pengadaan Tim Pengawas
Rokok di SDN Tanah Sareal 1 Bogor
d. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan seluruh siswa/i, guru dan semua
perangkat SDN Tanah Sareal 1 Bogor untuk mendeteksi dini faktor risiko penyebab
PTM (Penyakit Tidak Menular) bagi siswa

2
I.3 Kerangka Konsep

Penyuluhan Bahaya
merokok

Bagan 1 Kerangka Konsep

3
BAB II
KEGIATAN

GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia (Kemenkes, 2017). GERMAS mengedepankan upaya promotif dan
preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh
komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. 1
GERMAS dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu,
keluarga, dan masyarakat dalam mempraktikkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha,
organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk
berperilaku hidup sehat; serta pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam
menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.1
Terdapat 7 langkah penting dalam rangka menjalankan GERMAS. Ketujuh langkah
tersebut merupakan bagian penting dari pembiasaan pola hidup sehat dalam masyarakat guna
mencegah berbagai masalah kesehatan yang beresiko dialami oleh masyarakat Indonesia.
Berikut ini 7 langkah GERMAS yang dapat menjadi panduan menjalani pola hidup yang lebih
sehat, yaitu: (1) Melakukan Aktivitas Fisik; (2) Makan Buah dan Sayur; (3) Tidak Merokok;
(4) Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol; (5) Melakukan Cek Kesehatan berkala; (6)
Menjaga Kebersihan Lingkungan; (7) Menggunakan Jamban.1
Didasari dari GERMAS inilah, kami melakukan pengembangan program berupa
Generasi Emas Anak Sehat (GEMAS) dengan sasaran guru dan para murid di SDN Tanah
Sareal 1 Bogor. Tujuan dari sosialisasi GEMAS ini adalah agar para siswa mulai dilatih untuk
menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat sedari usia dini, agar di masa depan dapat
menjadi agen perubahan yang dapat membawa Indonesia menjadi lebih sehat.
Dokter-dokter Internsip Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor mensosialisasikan dari
beberapa langkah dari GERMAS, yaitu: (1) Melakukan Aktivitas Fisik; (2) Makan Buah dan
Sayur; (3) Tidak Merokok; dan (4) Melakukan Cek Kesehatan Berkala melalui pendekatan
upaya promotif dan preventif.
Sosialisasi GEMAS dilakukan melalui pendekatan upaya Promotif dan Preventif, yang
terdiri dari:

4
A. Promotif
1) Penyuluhan Bahaya Merokok
Penyuluhan dilakukan dengan media Power Point dengan tema “Bahaya Merokok
Bagi Kesehatan”. Presentasi dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan
dengan tampilan power point yang banyak menampilkan gambar-gambar dan animasi
sehingga anak-anak SD kelas 1-6 di SDN Tanah Sareal 1 Bogor dapat dengan mudah
memahami dan mengingatnya. Lamanya pemaparan presentasi sekitar ±15 menit dan 1
dokter internsip mempresentasikan ke setiap kelas perwakilan dengan jumlah
masing-masing kelas yang berisikan murid sekitar 20-30 orang tiap kelasnya dan 1
wali murid. Selain di kelas, presentasi juga dilakukan didepan guru-guru dan staff SDN
Tanah Sareal 1 Bogor. Setelah presentasi selesai selanjutnya diadakan sesi tanya jawab
kepada murid-murid. Isi materi penyuluhan terhadap bahaya merokok yang
disampaikan terdiri dari:
- Latar belakang bahaya merokok;
- Pengertian dari rokok;
- Kandungan zat yang berbahaya bagi tubuh di dalam 1 batang rokok;
- Kandungan zat dari rokok elektrik atau vape;
- Efek pajanan rokok pada anak, dan bahaya perokok pasif.
2) Penyuluhan Makan Buah dan Sayur
Penyuluhan bekal sehat menggunakan media Power Point dengan judul “Bekal Sehat”.
Presentasi dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dengan banyak
menampilkan gambar-gambar dan animasi pada power point yang disampaikan
sehingga anak-anak SD kelas 1-6 di SDN Tanah Sareal 1 Bogor dapat dengan mudah
memahami dan mengingatnya. Lamanya pemaparan presentasi sekitar ±20 menit dan 1
dokter internsip mempresentasikan ke setiap kelas perwakilan dengan jumlah
masing-masing kelas yang berisikan murid sekitar 20-30 orang tiap kelasnya dan 1
wali murid. Setelah presentasi selesai selanjutnya diadakan sesi tanya jawab kepada
murid-murid. Isi materi penyuluhan tentang makan buah dan sayur yang disampaikan
terdiri dari:
- Definisi Bekal Sehat
- Isi piringku
- Macam-macam contoh makanan karbohidrat dan manfaatnya

5
- Macam-macam contoh makanan protein dan manfaatnya
- Macam-macam contoh makanan buah dan sayur serta manfaatnya
- Anjuran minum air putih dalam 1 hari dan manfaatnya
- Ciri-ciri air putih yang sehat dan baik untuk diminum

B. Preventif
1) Pelatihan Dokcil
Pengertian Dokter Kecil itu sendiri adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah
terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya. Tujuan umum dari
Dokter Kecil yaitu meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS.
Menurut UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan Bab V bagian ketiga belas pasal
45 ayat 1: Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan ketidakmampuan
hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya
yang lebih berkualitas.
Berikut ini merupakan kriteria-kriteria peserta yang boleh menjadi Dokter Kecil:
1. Siswa kelas 4 – 6 SD dan belum pernah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
2. Berprestasi sekolah
3. Berbadan sehat.
4. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
5. Berpenampilan bersih
6. Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
7. Mendapat izin orang tua
Tugas dan kewajiban dokter kecil:
1. Selalu bersikap dan berperilaku sehat.

6
2. Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersama-sama menjalankan
usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing.
3. Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah maupun di
rumah.
4. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan
kesehatan di sekolah.
5. Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan, antara lain : Pekan kebersihan,
Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB di sekolah, Pekan Kesehatan Gigi,
Pekan Kesehatan Mata, dan lain-lain.
Sedangkan materi pelatihan Dokter Kecil yang disampaikan meliputi:
1. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.
Para peserta Dokter Kecil diajarkan cara mengukur tinggi badan dan berat badan
yang benar, serta cara menghitung Indeks Massa Tubuh Ideal yang kemudian
hasilnya dimasukkan kedalam kurva grafik WHO Indeks massa tubuh terhadap usia.
2. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
Materi yang diajarkan tentang P3K terhadap Dokter Kecil yaitu :
 Pedoman P3K
 Macam-macam peralatan P3K
 Jenis-jenis luka yang dapat ditangani sendiri dan yang tidak dapat ditangani
sendiri
 Pertolongan pertama terhadap luka perdarahan
 Pertolongan pertama terhadap luka memar
 Pertolongan pertama terhadap luka bakar kecil
 Macam-macam pembalut
 Cara-cara pembidaian

2) Senam Perengangan “Gerak CERDIK”


Peregangan adalah kegiatan melakukan gerakan-gerakan yang bertujuan melenturkan
atau melemaskan kembali bagian-bagian tubuh yang kaku. Peregangan merupakan salah
satu aktivitas fisik dalam program GERMAS. Gerakan peregangan yang banyak
dilakukan adalah gerakan aktif dinamis sekitar 3 menit. Hal ini sejalan dengan amanat
UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan yaitu upaya kesehatan kerja wajib
7
diselenggarakan pada setiap tempat kerja agar dapat bekerja secara sehat dan tidak
menimbulkan penyakit bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar.
Sebelumnya para masing-masing siswa dan wali kelas telah mendapatkan arahan dan
contoh peragaan secara langsung oleh Dokter Internsip dan melalui video yang
ditampilkan lewat proyektor. Kegiatan senam peregangan “Gerak CERDIK” ini mulai
dilakukan saat jam pelajaran sedang berlangsung. Fungsinya supaya para siswa-siswa
dapat merelaksasikan diri sejenak di sela-sela jam pelajaran yang padat, dan musik
senam peregangan Gerak CERDIK ini akan diputar secara rutin sesuai dengan jam yang
telah disepakati oleh pihak sekolah.

8
BAB III
PEMBAHASAN

GEMAS adalah salah satu upaya inovasi dari Dokter Internsip Puskesmas Tanah
Sareal yang didasari oleh GERMAS dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia, yang dimulai dari ruang lingkup yang lebih kecil. Indonesia saat ini
sedang menghadapi tantangan kesehatan yang besar, yaitu triple burden, karena masih
adanya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit-
penyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali. Saat ini, terjadi pergeseran pola
penyakit (transisi epidemiologi). Pada tahun 2015, PTM seperti stroke, penyakit jantung
koroner (PJK), kanker, diabetes mellitus (DM) menduduki peringkat tertinggi. Sedangkan
pada tahun 1990, penyakit menular seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),
Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan.1
Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi PTM mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Prevalensi kanker naik dari 1,4% (Riskesdas 2013)
menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal kronik
naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, DM naik dari 6,9%
menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi
34,1%.4
Transisi epidemiologi ini salah satunya disebabkan perubahan gaya hidup
masyarakat, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta
konsumsi buah dan sayur.1,4
Oleh karena itu, kami termotivasi untuk membuat program GEMAS dengan sasaran
anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak-anak yang dianggap sudah mulai mampu
bertanggung jawab atas perilakunya sendiri. Usia sekolah merupakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan
dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.5
Anak usia sekolah merupakan generasi muda penerus bangsa, dimana jumlahnya
yang besar yaitu sepertiga jumlah penduduk Indonesia, mudah dijangkau karena
terorganisir dengan baik dalam wadah sekolah, merupakan kelompok yang mudah
dimotivasi. Sehingga kelompok ini merupakan sasaran strategis dalam pembinaan
kesehatan.6 Anak usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan pola hidup

9
sehat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang berisiko di masa depan. Anak
berpotensi sebagai agen perubahan pola hidup masyarakat di masa mendatang. Dengan
adanya program ini, diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai kesehatan sejak dini,
sehingga ke depannya, anak-anak lebih memahami dan mampu bersikap dan berperilaku
hidup sehat atas dasar kesadaran dan kemauan dari dalam dirinya untuk hidup sehat. 1,3
Program GEMAS ini terdiri dari 4 rangkaian kegiatan, yaitu mengonsumsi sayur dan
buah, tidak merokok, melakukan aktivitas fisik dan pemeriksaan kesehatan berkala dengan
beserta pelatihan dokter kecil.
Konsumsi sayur dan buah diperlukan tubuh sebagai sumber vitamin, mineral dan
serat dalam mencapai pola makan sehat sesuai anjuran pedoman gizi seimbang untuk
kesehatan yang optimal. Sebagian vitamin dan mineral yang terdapat dalam sayur dan buah
mempunyai fungsi sebagai antioksidan sehingga dapat mengurangi kejadian PTM terkait
gizi, sebagai dampak dari kekurangan atau kelebihan gizi.7
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa kurangnya konsumsi buah
dan sayur dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti obesitas, DM, hipertensi, dan
kanker. Kematian dini dan kehidupan produktif yang hilang karena cacat, 28% dari
kematian di seluruh dunia disebabkan karena rendahnya konsumsi buah dan sayur. Selain
itu, tidak cukup buah dan sayur diperkirakan menyebabkan sekitar 14% dari kematian
akibat kanker pencernaan, sekitar 11% dari jantung dan sekitar 9% kematian akibat
stroke.8
Berdasarkan hasil Riskesdas 2010-2013 menunjukkan bahwa secara nasional
perilaku penduduk umur >10 tahun yang kurang mengonsumsi sayur dan buah masih di
atas 90%. Kondisi ini sejalan dengan temuan hasil Survei Konsumsi Makanan Individu
(SKMI) dalam Studi Diet Total (SDT) 2014 bahwa konsumsi penduduk terhadap sayur dan
olahannya serta buah dan olahannya masih rendah.7
Prevalensi kekurangan gizi (BB/TB) pada anak usia sekolah dasar (5-12 tahun)
maish tinggi (>10%), yaitu 11,2% pada tahun 2013. Namun, di sisi lain anak usia sekolah
yang menderita kegemukan cenderung meningkat, yaitu sebesar 18,8% tahun 2013
meningkat sebesar dua kali lipat dibandingkan tahun 2010 yaitu 9,25%.7
Dalam rangka meningkatkan konsumsi sayur dan buah, kami membuat kegiatan
membawa bekal sehat yang dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu. SDN SDN
Tanah Sareal 1 Bogor sendiri, sebelumnya telah melakukan kegiatan membawa bekal
setiap jam pelajaran olahraga. Namun, kegiatan membawa bekal tersebut belum mengacu
pada gizi seimbang. Oleh karena itu, kami membuat kegiatan bekal sehat yang didasari
oleh panduan “Isi Piringku” dari KEMENKES RI. “Isi Piringku” merupakan pengganti
10
slogan “4 Sehat 5

11
Sempurna” untuk pedoman makan sehari-hari guna memenuhi gizi seimbang. Konsep Isi
Piringku adalah satu piring makan yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50
persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein. Dengan demikian, masyarakat
diharapkan dapat membatasi konsumsi karbohidrat serta lebih banyak mengonsumsi serat
dan vitamin, sehingga risiko masalah kesehatan, DM dan obesitas pun bisa berkurang.
Dengan menggunakan panduan tersebut, diharapkan anak-anak dapat mulai membiasakan
diri untuk mengonsumsi sayur dan buah minimal tiga kali dalam seminggu. Sehingga,
seiring dengan bejalannya kegiatan, nantinya anak-anak mulai terbiasa dan mau untuk
mengonsumsi sayur dan buah setiap harinya.9
Perilaku kehidupan modern seringkali membuat banyak orang minim melakukan
aktivitas fisik, baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun karena berolahaga.
Kemudahan kemudahan dalam kehiduan sehari – hari karena bantuan teknologi dan
minimnya waktu karena banyaknya kesibukan telah menjadikan banyak orang menjalani
gaya hidup yang kurang sehat.10 Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dapat
meningkatkan pengelurana tenaga atau energi. Pada tahap awal, Germas secara nasional
dimulai dengan berfokus kepada tiga kegiatan, salah satunya adalah melakukan
aktivitas fisik 30 menit per hari. Ada 3 komponen utama dalam aktivitas fisik, yaitu
aktivitas/kegiatan sehari – hari, latihan fisik, dan olahraga.11
a. Aktivitas fisik11
Dalam kegiatan sehari hari, setiap orang melakukan berbagai aktivitas fisik,
misalnya: membersihkan rumah, mencuci, menyetrika, memasak, berkebun, naik
turun tangga, mencuci mobil, dll. Berbagai aktivitas tersebut akan meningkatkan
pengeluaran energi dan tenaga.
b. Latihan fisik11
Latihan fisik adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara
terstruktur, terencana dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
misalnya: jalan kaki, jogging, sit-up/push-up, peregangan, senam aerobik,
bersepeda dan sebagainya.
c. Olahraga10
Salah satu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur, terencana dan
berkesinambungan dengan mengikuti aturan – aturan tertentu dan bertujuan
untuk meningkatkan kebugara jasmani dan prestasi. Misalnya : sepak bola,
badminton, tenis meja, bola basket, dan sebagainya
Gangguan kesehatan yang sering dialami oleh pekerja atau pelajar adalah masalah

12
gangguan otot rangka terutama bagian leher, bahu, pergelangan, tulang belakang dan siku
akibat gerakan tubuh yang statis, duduk terlalu lama, dan bekerja dalam posisi yang tidak
tepat. Posisi tubuh yang salah dan cara kerja yang tidak tepat dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman atau keluhan. Jika kondisi ini berlangsung lama maka dapat menimbulkan
gangguan kesehatan.12
Oleh karena itu “Gerak CERDIK” yang kami perkenalkan di SDN Tanah Sareal 1
Bogor merupakan bentuk peregangan yang dilakukan di sela jam pelajaran. Menurut
Kemenkes, peregangan di sela jam kerja dapat memberikan 6 manfaat, yakni : mengurangi
ketegangan otot, meningkatkan fleksibilitas jaringan otot, mengurangi resiko cedera otot
(kram), mengurangi resiko nyeri atau cedera punggung, mengendalikan postur tubuh dan
mengoptimalkan aktivitas fisik sehari – hari.12
Telah disepakati dengan pihak sekolah, “Gerak CERDIK” ini akan diputar setiap jam
10.00 WIB pagi. Gerakan yang dilakukan berupa gerakan dinamis dengan meregangkan
dan melemaskan sendi dan otot secara perlahan. Seluruh gerakan dalam gerak CERDIK
dilakukan perlahan, tidak dipaksakan dan tidak dihentakan. Diharapkan untuk kedepannya
“Gerak CERDIK” dapat menjadi sebuah kebiasaan yang akan berdampak positif bagi
warga SDN Tanah Sareal 1 Bogor untuk mengurangi masalah kesehatan sehingga
produktivitas belajar dan bekerja dapat meningkat.
Selain aktivitas fisik, tahap awal sosialisasi germas juga berfokus pada pemeriksaan
fisik secara berkala. Pemeriksaan kesehatan berkala pada anak bertujuan untuk
meningkatkan status kesehatan peserta didik yang dilaksanakan melalui wadah Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Dalam program UKS ini peserta didik tidak hanya berperan
sebagai obyek penerima layanan kesehatan, tetapi juga sebagai subyek bersama dengan
masyarakat sekolah lainnya, melalui program Dokter Kecil. 10 Oleh karena itu program
pemeriksaan kesehatan berkala pada GEMAS, melibatkan dokter kecil sebagai salah satu
pelaksana.
Salah satu pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan pada peserta didik adalah
pengukuran status gizi.12 Kegiatan ini diharapkan nantinya dapat dilakukan mandiri oleh
pihak sekolah, mengingat keterbatasan tenaga kesehatan yang masih menjadi masalah
yang sering dihadapi di puskesmas. Kegiatan ini juga bertujuan tersedianya data atau
informasi untuk menilai perkembangan kesehatan para peserta didik dan terdeteksinya
secara dini masalah kesehatan peserta didik, sehingga bila terdapat masalah dapat segera
ditindak lanjuti. Selain itu GEMAS juga memberikan pelatihan P3K pada Dokter Kecil

13
SDN SDN Tanah Sareal 1 Bogor. Hal ini dilakukan agar para dokter kecil juga memilki
pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar dalam melakukan pertolongan pertama pada
korban kecelakaan. Kegiatan pelatihan ini dilakukan dengan metode ceramah dan simulasi
kasus.
Menurut WHO, Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar
di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin
tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok.
Tahun 2030 diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan mencapai 10 juta jiwa,
dan 70% diantaranya berasal dari negara berkembang. Merokok menimbulkan beban
kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan tidak saja bagi perokok tetapi juga bagi orang
lain. Perokok pasif, terutama bayi dan anak-anak perlu dilindungi haknya dari kerugian
akibat paparan asap rokok.13
Atas dasar hal tersebut, kami melakukan penyuluhan mengenai bahaya merokok
SDN Tanah Sareal 1 Bogor dalam rangka mendukung point GERMAS untuk tidak
merokok. Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Bogor No. 10 Tahun 2018 pasal 7
ayat (2), tempat proses belajar mengajar menjadi salah satu area yang seharusnya bebas
dari asap rokok. Hal ini merupakan salah satu perwujudan dari upaya pengendalian
dampak rokok terhadap kesehatan, baik bagi para siswa/i, guru, seluruh perangkat SDN
Kencana 3 dan warga yang memasuki kawasan sekolah tersebut.14
Tentunya kegiatan ini tidak akan berjalan tanpa adanya komitmen dari para guru dan
seluruh perangkat SDN Tanah Sareal 1 Bogor. Sehingga nantinya kami berharap kualitas
kesehatan para siswa/i, guru dan seluruh perangkat SDN Tanah Sareal 1 dan
mewujudkan udara yang bersih, bebas dari asap rokok dan mewujudkan generasi muda
yang sehat

14
BAB IV
PENUTUPAN

IV.1 Kesimpulan
Inovasi GEMAS merupakan suatu program berkelanjutan yang berfokus pada
kegiatan promotif dan preventif. GEMAS terdiri dari 4 rangkaian kegiatan yang didasari
oleh GERMAS, yaitu mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, melakukan aktivitas
fisik dan pemeriksaan kesehatan berkala dengan sasaran anak usia sekolah. Anak usia
sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan pola hidup sehat untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan yang berisiko di masa depan. Anak berpotensi sebagai agen
perubahan pola hidup masyarakat di masa mendatang. Tentunya kegiatan ini tidak akan
berjalan tanpa adanya komitmen dari para guru dan seluruh perangkat SDN Tanah Sareal 1
untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan Indonesia dimulai dari lingkup yang
lebih kecil, yaitu sekolah.
Dengan adanya program ini, diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai kesehatan
sejak dini, sehingga ke depannya, anak-anak lebih memahami dan mampu bersikap dan
berperilaku hidup sehat atas dasar kesadaran dan kemauan dari dalam dirinya untuk hidup
sehat. Tentunya juga program ini dapat memberikan dampak dan manfaat bagi para guru
dan perangkat SDN Tanah Sareal 1 untuk lebih memahami, meningkatkan kesadaran dan
kemauan untuk berperilaku hidup sehat.

IV.2 Saran
1. Pihak UKS Tanah Sareal melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap
berjalannya kegiatan pemeriksaan rutin status gizi anak di SDN Tanah Sareal 1, dan
dapat berkoordinasi lintas program dengan Gizi apabila ditemukan hasil yang
berisiko/bermakna.

15
2. Pihak Gizi Puskesmas Tanah Sareal dapat berkoordinasi dengan SDN Tanah Sareal
1 untuk mengadakan penyuluhan gizi seimbang kepada orangtua murid agar
meningkatkan pemahaman orangtua mengenai pentingnya konsumsi gizi seimbang
demi pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak, dan dapat mencegah
terjadinya PTM yang dapat menurunkan derajat kesehatan.
3. Program bekal sehat yang sudah berjalan, apabila dalam 3 bulan telah berjalan
optimal, yaitu rutin dilaksanakannya kegiatan membawa bekal sehat sebanyak tiga
kali dalam seminggu, dapat ditingkatkan frekuensi nya sampai pada akhirnya anak
menyadari pentingnya mengonsumsi buah dan sayur tanpa merasa hal tersebut
hanya bagian dari kewajiban, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan dan
menurunkan risiko PTM.
4. Dapat dilakukan lomba bekal sehat setiap 6 bulan sekali, untuk meningkatkan
ketertarikan anak terhadap konsumsi buah dan sayur, juga meningkatkan kesadaran
orangtua mengenai pentingnya menanamkan kebiasaan pola hidup sehat sedari dini.
5. Dapat dilakukan lomba poster rokok agar meningkatkan kepedulian anak terhadap
bahaya rokok dan mengajak anak berpartisipasi dalam memerangi asap rokok.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. (2016) GERMAS Wujudkan Indonesia Sehat, diakses tanggal 9 September
2019,http://www.depkes.go.id/article/view/16111500002/germas-wujudkan-indonesia-
sehat.html
2. Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan RI. (2017) Instruksi Presiden RI Nomor
1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, diakses 9 September 2019,
http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Inpres-
Nomor-1-Tahun-2017-tentang-Gerakan-Masyarakat-Hidup-Sehat_674.pdf
3. Santuri, Utomo dkk (2017). “GERMAS: Aksi Nyata Untuk Mengajak Masyarakat
Hidup Sehat” dalam Wartakesmas. Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan RI. (2018). Potret Sehat Indonesia dari
Riskesdas 2018, diakses tanggal 9 September 2019, http://www.depkes.go.id
/article/view/8110200003/potret-sehat-indonesia-dari-riskesdas-2018.html
5. Wong, et all. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatric Edisi 6. Volume 2 : Jakarta :
EGC.
6. Indonesia, Kementrian Kesehatan RI,2011. Pedoman pelatihan dokter kecil
Direktorat. Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.. Jakarta.
7. Hermina & Prihatini, S 2014, ‘Gambaran Konsumsi Sayur dan Buah Penduduk
Indonesia dalam Konteks Gizi Seimbang: Analisis Lanjut Survei Konsumsi Makanan
Individu (SKMI) 2014’, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat,
vol. 44, No. 3, September 2016: 205-218
8. WHO. Nutrition in Adolescence Issue and Challeges for The Health Sector: Geneva :
WHO Press; 2005.
9. Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan RI. ISI PIRINGKU, diakses tanggal 9
September 2019, http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98
f00/files/LEAF LET-ISI-PIRINGKU-ilovepdf-compressed_1011.pdf
10. Indonesia, Kementrian Kesehatan RI,2017. 7 langkah Gerakan masyarakat hidup
sehat. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta.

17
11. Puskesmas Bantul, 2018. Aktivitas Fisik Salah satu pilar Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
12. Indonesia, Kementrian Kesehatan RI,2018. Pentingnya peregangan di tempat kerja.
Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan. Jakarta.
13. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Perilaku Merokok
Masyarakat Indonesia berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2013, diakses tanggal 9
September 2019, www.depkes.go.id›download›infodatin-hari-tanpa-tembakau-sedunia
14. Berita Daerah kota bogor. Peraturan Walikota Bogor Nomor 10 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Saerah Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Kawasan tnapa
Rokok, diakses tangal 9 September 2019, https://jdih.kotabogor.go.id/assets/file/
peraturan/20190312021844.pdf

18
Lampiran
Dokumentasi Kegiatan GEMAS di SDN Tanah Sareal 1
Keterangan Gambar:
Video Gerak CERDIK yang
kami buat untuk GEMAS

Anda mungkin juga menyukai