Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

DI RUMAH TANGGA

Tugas Mandiri Online 3 mata Kuliah Dasar Promosi Kesehatan

Dosen Mata Kuliah: Rosdiana S.KM, M.KM

DISUSUN OLEH

EKA SARI
NIM : 2302022012

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan yang maha esa
atas rahmat- Nya dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah ‘Promosi Kesehatan
di Rumah Tangga’.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen mata kuliah Dasar Promosi Kesehatan Ibu
Rosdiana,S.KM, M.KM, yang telah memberikan tugas makalah kepada
penulis. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan Langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan dari penulis, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
penulis harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Medan,18 Januari 2024

Tertanda,

Penyususn

PAGE \* MERGEFORMAT i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................

Daftar Isi.........................................................................................................................

BAB I

Pendahuluan...................................................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................................

C. Tujuan.......................................................................................................2

BAB II

Pembahasan....................................................................................................................

2.1 Promosi Kesehatan di Rumah Tangga.........................................................3

2.2 Teori Promosi Kesehatan......................................................................................

2.3 Faktor yang mempengaruhi Inflementasi Promosi Kesehatan....................6

2.4 Strategi Promosi Kesehatan di Rumah Tangga...........................................7

2.5 Peran Ibu Rumah Tangga Sebagai Agen Promosi Kesehatan....................7

2.6 Dampak Promosi Kesehatan di Rumah Tangga.........................................8

2.7 Tantangan dan Hambatan...........................................................................9

BAB III

Penutup.........................................................................................................................

A. Kesimpulan......................................................................................................

Daftar Pustaka.............................................................................................................

PAGE \* MERGEFORMAT i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Promosi Kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya pemberdayaan


masyarakat untuk tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Banyak permasalahan kesehatan di Indonesia dapat dicegah melalui kegiatan
promosi kesehatan. Namun, proses perubahan perilaku di masyarakat tidaklah
mudah, maka perlu dikembangkan strategi serta langkah-langkah yang dapat
mendukung upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu berperilaku hidup
bersih dan sehat.
Pentingnya peranan promosi kesehatan dalam pembangunan kesehatan telah
diakui oleh berbagai pihak, oleh sebab itu didalam Grand Strategy Departemen
Kesehatan yang tertuang pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 457
Tahun 2008, telah ditetapkan Visi pembangunan kesehatan adalah: “Masyarakat
yang Mandiri untuk Hidup Sehat” serta Misi: “Membuat Masyarakat Sehat”
dengan Strategi: “Menggerakkan dan Memberdayakan Masyarakat Untuk Hidup
Sehat”. Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor memberikan
kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro
berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif
melalui pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga,
karena rumah tangga yang sehat merupakan aset atau modal pembangunan di
masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit
menular dan penyakit tidak menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit
tersebut, anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS
(Depkes, 2009)

1
B. Rumusan Masalah

Dalam konteks ini, perumusan masalah dalam makalah ini melibatkan pertanyaan
mengenai efektivitas promosi kesehatan di tingkat rumah tangga, faktor-faktor
yang memengaruhi implementasinya, dan dampaknya terhadap kualitas hidup
keluarga.

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan di
Rumah Tangga.
2. menggali pemahaman yang lebih dalam mengenai konsep promosi
kesehatan di rumah tangga, menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi implementasinya, dan mengevaluasi dampaknya terhadap
kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Promosi Kesehatan di Rumah Tangga

Promosi kesehatan di rumah tangga merujuk pada upaya sistematis untuk meningkatkan
kesehatan dan mencegah penyakit melalui perubahan perilaku, pemahaman, dan lingkungan
dalam lingkup rumah tangga. Konsep ini memandang keluarga sebagai unit yang dapat
memengaruhi kebiasaan kesehatan setiap individu di dalamnya.

Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat telah ditetapkan pembangunan


nasional berwawasan kesehatan. Untuk melaksanakan pembangunan kesehatan tersebut
diperlukan pendekatan Promosi Kesehatan. Untuk mewujudkan perilaku hidup bersih
dan sehat ditetapkan visi Nasional Promosi Kesehatan yaitu “Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat”. Dalam implementasinya Promosi Kesehatan didukung oleh tiga strategi yaitu
pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan advokasi.
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas
sumber daya manusia, oleh karena itu perlu dipelihara dan ditingkatkan. Status
kesehatan masyarakat antara lain ditentukan oleh Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Umur Harapan Hidup (UHH).
Angka kematian ibu yang tinggi sangat erat kaitannya dengan ditolong tidaknya
persalinan oleh tenaga kesehatan. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi
terbanyak disebabkan karena pertumbuhan janin yang sangat lambat, kekurangan janin
pada bayi, kelahiran premature dan berat bayi rendah.
Sedangkan untuk penyebab tidak langsung adalah kurangnya ibu yang memberikan ASI
secara eksklusif, sehingga banyak bayi yang mudah terkena penyakit infeksi seperti
diare dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Perubahan tingkat kesehatan juga memicu transisi epidemiologi penyakit, yakni
bertambahnya penyakit degenerasi atau dikenal dengan penyakit tidak menular (PTM).
Saat ini PTM seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes mellitus merupakan
penyebab utama kematian dan ketidakmampuan fisik yang diderita oleh masyarakat
Indonesia bahkan dunia. Terjadinya PTM ternyata telah mempunyai prakondisi sejak
dalam kandungan dan masa pertumbuhan seperti berat bayi lahir rendah, kurang gizi
dan terjadinya infeksi berulang, juga diperberat oleh perilaku tidak sehat. Perilaku tidak

3
sehat yang saat ini menjadi tren gaya hidup masyarakat antara lain merokok, kurang
aktivitas fisik dan kurang mengkonsumsi buah dan sayur.
Permasalahan di atas dapat di cegah dengan melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat khususnya di rumah tangga. Ini karena anggota rumah tangga
merupakan asset yang sangat potensial untuk diberdayakan dalam menjaga memelihara
kesehatan.

Promosi Kesehatan di rumah tangga, yakni:


a) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini
seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada
beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu
persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril,
penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan
kematian ibu dan bayi.
b) Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI
Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
mulai usia nol hingga enam bulan.
c) Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan
dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan
ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5
tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju
Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.
d) Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti
memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
e) Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun
dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan
sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan
melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan,
setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.
f) Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk

4
jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat
dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan
dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi
udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
g) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala
(PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan
nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas,
dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu.
Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M
(Menguras, Mengubur, Menutup).
h) Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena
banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi
tubuh.
i) Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun
kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
j) Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan
dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan
karbon monoksida (CO). Jika ada anggota keluarga yang merokok (perokok aktif),
terlebih di dalam rumah, maka asap yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya
berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-orang disekitarnya (perokok
pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi kesehatan. Rumah sebagai tempat berlindung
bagi keluarga, termasuk dari asap rokok. Oleh karena itu, perokok pasif harus berani
menyuarakan haknya untuk bebas dari kepulan asap rokok.

2.2 Teori Promosi Kesehatan

Teori-teori seperti Health Belief Model, Theory of Planned Behavior, dan Social Cognitive
Theory menjadi landasan teoretis dalam merancang strategi promosi kesehatan di rumah
tangga. Pengaplikasian teori-teori ini membantu pemahaman mengenai motivasi, sikap, dan
norma sosial yang mempengaruhi keputusan kesehatan dalam konteks rumah tangga.

5
 Teori Keseimbangan Pendapat (Balance Theory): Menjelaskan bahwa orang
cenderung mencari keseimbangan atau konsistensi dalam pikiran, perasaan, dan
perilaku mereka. Intervensi promosi kesehatan dapat merangsang perubahan dengan
menciptakan ketidakseimbangan yang memotivasi perubahan positif.
 Teori Perilaku Terencana (Planned Behavior Theory): Menyatakan bahwa
perilaku kesehatan dipengaruhi oleh niat, sikap, norma subjektif, dan kendali perilaku
yang dirasakan. Memahami faktor-faktor ini membantu merancang intervensi yang
lebih terarah.
 Teori Health Belief Model (HBM): merupakan suatu teori yang dikembangkan
pada tahun 1950-an oleh sejumlah peneliti, termasuk Hochbaum, Rosenstock, dan
Kegels, untuk menjelaskan perilaku kesehatan individu. Model ini dirancang untuk
memahami faktor-faktor yang memengaruhi keputusan individu dalam mengadopsi
perilaku kesehatan pencegahan atau penyembuhan. Health Belief Model fokus pada
persepsi individu terhadap risiko penyakit dan manfaat atau hambatan dari
mengadopsi perilaku kesehatan tertentu.
 Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory): dikembangkan oleh Albert
Bandura dan merupakan kerangka kerja psikologis yang digunakan untuk
menjelaskan bagaimana individu memperoleh pengetahuan, belajar, dan mengubah
perilaku mereka melalui interaksi dengan lingkungan sosial mereka. Teori ini
menekankan peran penting pengamatan, penguatan, dan pengaruh sosial dalam proses
pembelajaran dan perkembangan individu. Berikut adalah beberapa konsep kunci
dalam Teori Kognitif Sosial:

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Promosi Kesehatan

Implementasi promosi kesehatan di dalam suatu komunitas, organisasi, atau rumah


tangga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu
merancang strategi yang lebih efektif dan mendukung keberhasilan program promosi kesehatan.
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi promosi kesehatan

a. Faktor Individu: Tingkat pengetahuan, sikap, dan motivasi setiap anggota keluarga.

b. Faktor Lingkungan: Ketersediaan sumber daya, aksesibilitas fasilitas kesehatan, dan


kondisi fisik rumah.

6
c. Faktor Sosial: Pengaruh norma sosial, dukungan sosial, dan interaksi antaranggota
keluarga.

2.4 Strategi Promosi Kesehatan di Rumah Tangga


Promosi kesehatan di rumah tangga memerlukan strategi yang holistik dan berkelanjutan.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan di lingkungan
rumah tangga

a. Pendidikan Kesehatan: Melibatkan sesi edukasi tentang pentingnya gaya hidup sehat dan
cara penerapannya di rumah tangga.

b. Perubahan Lingkungan: Menciptakan lingkungan fisik dan sosial yang mendukung


pilihan hidup sehat, seperti menyediakan makanan sehat dan ruang olahraga di rumah.

c. Pemanfaatan Teknologi: Memanfaatkan aplikasi kesehatan, perangkat pemantau, dan


platform online untuk memfasilitasi pencapaian tujuan kesehatan.

2.5 Peran Ibu Rumah Tangga sebagai Agen Promosi Kesehatan

Sebagai pusat aktivitas rumah tangga, ibu rumah tangga memiliki peran kunci
dalam membentuk budaya kesehatan keluarga. Peran ini mencakup penyediaan
makanan bergizi, pengelolaan kebersihan rumah, hingga mengintegrasikan aktivitas
fisik dalam rutinitas sehari-hari.

Peran ibu rumah tangga sebagai agen promosi kesehatan memainkan peran
integral dalam membentuk lingkungan rumah yang mendukung kesehatan dan
kesejahteraan seluruh keluarga. Melalui perannya yang beragam, ibu rumah tangga
menjadi kunci dalam membangun kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan kualitas
hidup keluarga.

7
2.6 Dampak Promosi Kesehatan di Rumah Tangga

Promosi kesehatan di rumah tangga memiliki dampak yang signifikan terhadap


kesehatan dan kesejahteraan anggota keluarga. Berikut adalah beberapa dampak positif
yang dapat dihasilkan dari implementasi program promosi kesehatan di rumah tangga:

a. Kesehatan Fisik:

Pengurangan risiko penyakit kronis, peningkatan kebugaran, dan pemeliharaan berat badan
yang sehat.

 Penurunan Risiko Penyakit Kronis: Implementasi gaya hidup sehat, seperti pola makan
yang seimbang dan aktifitas fisik teratur, dapat membantu menurunkan risiko terjadinya
penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.

 Pertahankan Berat Badan yang Sehat: Promosi kesehatan dapat memberikan kesadaran
tentang pentingnya menjaga berat badan yang sehat, mengurangi risiko obesitas, dan penyakit
terkait

b. Kesehatan Mental:

Menurunkan tingkat stres, meningkatkan kesejahteraan psikologis, dan menciptakan


lingkungan yang positif.

● Pengelolaan Stres yang Lebih Baik: Program promosi kesehatan biasanya mencakup
strategi pengelolaan stres, membantu anggota keluarga menghadapi tekanan dengan lebih
baik dan meningkatkan kesejahteraan mental.

● Peningkatan Kesejahteraan Psikologis: Kesadaran akan kesehatan mental, dukungan


sosial di rumah, dan praktik-praktik positif dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis
anggota keluarga.

8
2.7 Tantangan dan Hambatan

Meskipun promosi kesehatan di rumah tangga memiliki dampak positif yang


signifikan, namun seringkali dihadapi oleh berbagai tantangan dan hambatan yang dapat
mempengaruhi implementasi dan keberlanjutan program. Beberapa tantangan tersebut
antara lain:

a. Keterbatasan Sumber Daya: Terbatasnya waktu dan anggaran untuk aktivitas kesehatan
di rumah tangga.

b. Resistensi Terhadap Perubahan: Ketidaknyamanan terhadap perubahan gaya hidup yang


dianggap tradisional.

2.8 Keberlanjutan Program Promosi Kesehatan

Dalam mencapai keberlanjutan, program promosi kesehatan di rumah tangga perlu berfokus
pada penguatan kebiasaan sehat, keterlibatan keluarga, dan adaptabilitas terhadap perubahan
kebutuhan kesehatan.

Bab pembahasan ini menguraikan konsep promosi kesehatan di rumah tangga, landasan teori,
faktor-faktor yang memengaruhi implementasi, strategi, peran ibu rumah tangga, dampak,
tantangan, dan langkah-langkah keberlanjutan program. Melalui pemahaman mendalam
terhadap aspek-aspek tersebut, diharapkan dapat memberikan pandangan yang holistik
mengenai pentingnya promosi kesehatan di tingkat rumah tangga dalam mencapai kualitas
hidup yang optimal.

9
BAB III
PENUTUP
3. KESIMPULAN

Promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk perubahan


(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dalam
lingkungannya (lingkungan fisik, social budaya, politik, dan sebagainya). Berdasarkan
pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3 kelompok
sasaran yaitu Sasaran Primer (Primary Target), Sasaran Sekunder (Secondary Target),
dan Sasaran Tersier (Tertiary Target). Promosi kesehatan dalam rumah tangga termasuk
kedalam sasaran primer.
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu
untuk mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing
keluarga. Fungsi keluarga yang penting dalam kesehatan adalah fungsi perawatan
kesehatan.
Didalam rumah tangga terdapat banyak sekali masalah tentang kesehatan akibat
kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan
Sehat). PHBS di Rumah Tangga adalah upaya unutk memperdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Pembinaan PHBS di Rumah
Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan sejak tahun
2005.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PHBS Rumah Tangga adalah predisposing,
enabling, reinforcing dan sasaran PHBS utama di rumah tangga adalah seluruh anggota
keluarga diantaranya pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja,
usia lanjut, pengasuh anak. PHBS di rumah tangga bermanfaat untuk nggota
meningkatkan kesehatan anggota keluarga dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat
dan cerdas, produktivitas anggota keluarga meningkat, dan sebagainya. Langkah-
langkah pembinaan PHBS di rumah tangga dimulai dari Kabupaten/Kota, Kecamatan,
hingga ke Desa/Kelurahan. Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni

10
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang
Balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan pakai sabun, gunakan
jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur
setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah. Upaya
penerapan sepuluh PHBS di lingkungan keluarga, tentu sangat tergantung dari
kesadaran dan peran aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
Sebab, upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung pola perilaku
kehidupan masyarakat yang sehat secara kerkesinambungan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Upaya Peningkatan Strata Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tingkat
Rumah Tangga Melalui Strategi Promosi Kesehatan:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/9247. Diakses pada 16 Januari 2024
Pukul 15.11 WITA
Anonim.2013.DefinisiRumahTangga:
http://alamandang.wordpress.com/2013/08/01/definisi-rumahtangga-adalah/.
Diakses pada 16 Januari 2024 Pukul 21.13 WITA
Lamawati, Marlina. 2011. Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat:
http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/. Diakses pada 4
September 2014 Pukul 20.10 WITA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta

12

Anda mungkin juga menyukai