Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas I yang Diampu Oleh
Ibu Vina Agustina, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun oleh :
Kelompok 7
Alfonso : 2022-01-14201-009
Carolina Natasya : 2022-01-14201-018
Michella Gladisa : 2022-01-14201-036
Nopika : 2022-01-14201-126
Rista Seftiani Berry : 2022-01-14201-130
Yemima Theresa N : 2022-01-14201-145
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I Stikes Eka Harap
Palangka Raya.
Makalah ini membahas tentang trend dan issue keperawatan maternitas teknik
persalinan water birth, yaitu salah satu metode persalinan yang dilakukan di dalam air hangat.
Kami berusaha untuk menyajikan informasi yang akurat, relevan, dan terkini mengenai topik
ini, serta memberikan analisis kritis dan saran yang bermanfaat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk perbaikan di masa depan. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan wawasan bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan yang tertarik
dengan topik ini.
` Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.3. Tujuan................................................................................................................
BAB II PEMBAHAAN.....................................................................................................
3.1. Kesimpulan........................................................................................................
3.2. Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
pemuka masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan
para dukun bayiserta pembinaan kesehatan akan di taman kanak-kanak.
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam fase ini meskipun proses penyakit belum mulai tapi ketiga faktor
utama untuk terjadinya penyakit, yaitu agent, host, dan environment yang
membentuk konsep segitiga epidemiologi selalu akan berinteraksi yang satu
dengan lainya dan selalu merupakan ancaman potensial untuk sewaktu-waktu
mencetuskan terjadinya stimulus yang memicu untuk mulainya terjadinya
proses penyakit dan masuk kedalam fase pathogenesis. Untuk pencegahan
primer masalah sistem reproduksi pada dewasa, antara lain:
1. Pada Pria
a. Promosi Kesehatan
3
Sebagian besar strategi promosi kesehatan termasuk ke dalam
pencegahan primer. Seperti peningkatan kesehatan, misalnya: dengan
pendidikan kesehatan reproduksi tentang HIV/AIDS; standarisasi nutrisi;
menghindari seks bebas dan sebagainya. Perlindungan khusus, misalnya:
imunisasi; kebersihan pribadi; atau pemakaian kondom.
b. Spesific Protection
4
bergizi, cukup olahraga, menghindari penyakit menular seksual,
dan menciptakan ketenangan psikis.
2. Pada Wanita
a. Pencegahan HIV
5
c. Pencegahan Vulvavaginitis
2). Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air besar
dengan air bersih (gunakan air mengalir kalau sedang di toilet
umum), cara pembersihan dengan gerakan dari depan ke belakang.
6
2) Batasi jumlah pasangan seks.
3) Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di daerah.
7
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara
mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan
maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk memastikan
diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau
kolposcopy. Tujuan utama dari usaha ini yaitu :
b). Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact
person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera
diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya
isolasi, desinfeksi dan sebagainya.
a. Disability Limitation
8
sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat (tidak terjadi
komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan
tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini
dipertahankan semaksimal mungkin.
9
kecacatan akibat masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah Rehabilitasi,
contohnya: rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium, kanker
payudara dan lain sebagaiannya.
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi
cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan
tertentu. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit,
kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula
masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang
normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja
untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada
masyarakat. Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya rehabilitasi PSK, dan
korban narkoba. Rehabilitasi ini terdiri atas :
1) Rehabilitasi fisik, yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik
semaksimal- maksimalnya.
2) Rehabilitasi mental, yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri
dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali
bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-
kelainan atau gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan
sebelum kembali ke dalam masyarakat.
3) Rehabilitasi sosial vokasional, yaitu agar bekas penderita menempati suatu
pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang
semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan
ketidak mampuannya.
4) Rehabilitasi aesthesis, usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan walaupun kadang-kadang fungsi dari alat
tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan.
Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakatmemerlukan
bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat
mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik, mental dan
kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian
dirinya dalam masyarakat, dalam keadaannya yang sekarang.
10
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan
falsafah pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini.
Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga
masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata-mata,
melainkan juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.
Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan
berurutan mulai dari pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier.
Prinsip mencegah lebih mudah dan lebih murah daripada mengobati masih
menjadi dasar mengapa pemilihan strategi pencegahan penyakit sebaiknya
berurutan dari primer menuju tersier.
Senam kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul merupakan terapi
bagi wanita yang tidak mampu mengontrol keluarnya urin. Bagi wanita yang
tidak terlatih otot Panggulnya akan mengalami penurunan uterus akibat
melemahnya atau menipisnya otot Panggul. Senam kegel adalah latihan
kontraksi kecil yang terjadi di dalam otot dasar panggul yang menguatkan
uretra,kandung kemih,rahim dan dubur.
Nama senam ini diambil dari penemunya Arnold Kegel seorang dokter
spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di Los Angeles sekitar tahun
1950- an.Dokter Kegel sering kali melihat pasiennya yang sedang dalam
proses persalinan sering tidak dapat menahan keluarnya air seni (ngompol)
Timbul inisiatifnya untuk menemukan latihan agar pasiennya tidak
mengalami hal tersebut.
Senam kegel atau senam yang juga disebut sebagai senam seks ini
adalah jenis senam yang sangat baik dilakukan untuk membantu
mengencangkan kembali organ intim kewanitaan. Senam ini merupakan jenis
senam yang sangat bagus dilakukan oleh para ibu-ibu tertama bagi mereka
yang sudah pernah melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan biasanya
akan mengalami pengenduran otot pada panggul bagian bawah dan juga pada
bagian sekitar kewanitaan.
11
Gerakan senam dalam senam kegel membuat otot-otot di sekitar organ
intim wanita akan semakin kembali kencang. Selain itu gerakan senam kegel
tentunya akan membuat seorang wanita bisa menemukan kembali gairah cinta
membara dan menggelora serasa kembali berbulan madu lagi. Latihan senam
kegel atau senam seks biasanya dilakukan sebagai bagian dari latihan aerobik,
yaitu sebagai latihan senam lantai. Senam ini banyak sekali melibatkan otot-
otot pantat, perut, panggul dan otot dasar panggul.
Berikut ini adalah manfaat dari senam kegel untuk para ibu hamil ibu
bersalin, ibu nifas dan ibu-ibu setelah melahirkan.
12
d. Mempermudah proses persalinan (otot kuat dan terkendali) Ibu
Nifas
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan
primer juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu
penyakit pada seseorang dengan faktor risiko.
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya
adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan
menderita penyakit tertentu.
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi.
3.2. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam
penulisan ataupun pembahasan serta penjelasan kurang jelas, kami mohon
maaf atas kekurangannya. Karena kami hanya mahasiswa yang tidak luput
dari kesalahan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami
ucapkan terima kasih atas perhatian dan pastisipasinya.
14
DAFTAR PUSTAKA
4. Novia Shinta; "Upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada sistem
reproduksi"
Universitas Esa Unggul, 2020.
15