Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER PADA


SISTEM REPRODUKSI PADA- KAGEL EXERCISE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas I yang Diampu Oleh
Ibu Vina Agustina, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 7
Alfonso : 2022-01-14201-009
Carolina Natasya : 2022-01-14201-018
Michella Gladisa : 2022-01-14201-036
Nopika : 2022-01-14201-126
Rista Seftiani Berry : 2022-01-14201-130
Yemima Theresa N : 2022-01-14201-145

YAYASAN EKA HARAP

STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA

TAHUN AJARAN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I Stikes Eka Harap
Palangka Raya.

Makalah ini membahas tentang trend dan issue keperawatan maternitas teknik
persalinan water birth, yaitu salah satu metode persalinan yang dilakukan di dalam air hangat.
Kami berusaha untuk menyajikan informasi yang akurat, relevan, dan terkini mengenai topik
ini, serta memberikan analisis kritis dan saran yang bermanfaat.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk perbaikan di masa depan. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan wawasan bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan yang tertarik
dengan topik ini.

Palangka Raya, 26 September 2023

` Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1. Latar Belakang...................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................

1.3. Tujuan................................................................................................................

BAB II PEMBAHAAN.....................................................................................................

2.1. Pencegahan Primer.............................................................................................

2.2. Pencegahan Sekunder .......................................................................................

2.3. Pencegahan Tersier............................................................................................

2.4. Kegel Exercise..................................................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................

3.1. Kesimpulan........................................................................................................

3.2. Saran..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

iii
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang


di hadapi oleh masyarakat kita saat ini. Semakin maju teknologi di bidang
kedokteran, semakin banyak pula macam penyakit yang mendera
masyarakat.Hal ini tentu saja di pengaruhi oleh faktor tingkah laku
manusia itu sendiri.

Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini sebenarnya


mereka sudah seringkali menghadapi masalak kesehatan serta bahaya
kematian yang disebabkan oleh faktor lingkungan hidup yang ada disekitar
mereka. Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar
dapat kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya
dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok,
berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.

Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah


kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah
kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat
dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong
peningkatan peran serta masyarakat. Upaya kesehatan Ibu dan Anak
adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusuibayi dan anak balita
serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan
upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non
klinis terkait kehamilan dan persalinan.

Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang


dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat
transportasi/ komunikasi (telepon genggam,telpon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencatatan, pemantaun dan informasi KB. Dalam
pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,

1
pemuka masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan
para dukun bayiserta pembinaan kesehatan akan di taman kanak-kanak.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa saja upaya pencegahan primer?

1.2.2. Apa saja upaya pencegahan sekunder?

1.2.3. Apa saja upaya pencegahan tersier?

1.2.4. Apa itu senam kegel exercise?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk Mengetahui tentang pencegahan primer

1.3.2. Untuk Mengetahui tentang pencegahan sekunder

1.3.3. Untuk Mengetahui tentang pencegahan tersier

1.3.4. Untuk Mengetahui tentang senam kagel exercise

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat


menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi.
Pencegahan primer juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap
terjadinya suatu penyakit pada seseorang dengan faktor risiko. Tahap
pencegahan primer diterapkan dalam fase pre pathogenesis yaitu pada
keadaan dimana proses penyakit belum terjadi atau belum mulai.

Dalam fase ini meskipun proses penyakit belum mulai tapi ketiga faktor
utama untuk terjadinya penyakit, yaitu agent, host, dan environment yang
membentuk konsep segitiga epidemiologi selalu akan berinteraksi yang satu
dengan lainya dan selalu merupakan ancaman potensial untuk sewaktu-waktu
mencetuskan terjadinya stimulus yang memicu untuk mulainya terjadinya
proses penyakit dan masuk kedalam fase pathogenesis. Untuk pencegahan
primer masalah sistem reproduksi pada dewasa, antara lain:

1. Pada Pria

a. Promosi Kesehatan

Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promosi kesehatan oleh


para ahli kesehatan di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,
bukan promosi kesehatan, hal ini dikarenakan makna yang terkandung
dalam istilah promotion of health disini adalah meningkatkan kesehatan
seseorang, yaitu melalui asupan gizi seimbang, olahraga teratur, dan lain
sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit.
Namun demikian, bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada
hubungannya dengan promosi kesehatan Leavell dan Clark dalam
penjelasannya tentang promotion of health menyatakan bahwa selain
melalui peningktan gizi dan sebagainya peningkatan kesehatan juga
dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan (health
education) kepada individu dan masyarakat. Usaha ini merupakan
pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.

3
Sebagian besar strategi promosi kesehatan termasuk ke dalam
pencegahan primer. Seperti peningkatan kesehatan, misalnya: dengan
pendidikan kesehatan reproduksi tentang HIV/AIDS; standarisasi nutrisi;
menghindari seks bebas dan sebagainya. Perlindungan khusus, misalnya:
imunisasi; kebersihan pribadi; atau pemakaian kondom.

Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya Pendidikan Kesehatan


Bagian dari Promosi Kesehatan, usaha untuk memepertinggi nilai
kesehatan diantaranya :

1) Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitas

a) Asupan makanan yang dimakan

b) Pengawasan terhadap makanan yang dimakan

2) Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan

3) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat antara lain


pelayanan kesehatan reproduksi dan pelayanan Keluarga Berencana

4) Pendidikan kesehatan pada masyarakat diantaranya :

a) Konseling pranikah, saat hamil, persalinan dan menyusui

b) Konseling mengenai seksualitas, kesehatan reproduksi

b. Spesific Protection

Di bawah ini merupakan pencegahan primer (specific protection)


secara umum yang dapat dilakukan pria, untuk mencegah terjadinya
masalah dalam sistem reproduksi.

a) Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar


kelainan dapat segera ditangani lebih awal.

b) Melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan tidak


menggunakan pakaian teralu ketat sehingga testis tidak
kepanasan.

c) Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur yang


sejuk diperlukan untuk perkembangan sperma.

d) Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan

4
bergizi, cukup olahraga, menghindari penyakit menular seksual,
dan menciptakan ketenangan psikis.

e) Menghindari minuman ber-alkohol dan rokok.

2. Pada Wanita

Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah


dengan promosi kesehatan dan spesific protection. Pada promosi kesehatan
seperti peningkatan kesehatan, misalnya dengan pendidikan kesehatan
reproduksi tentang menghindari seks bebas kanker serviks; dan
sebagainya. Untuk spesific protection, berikut ada penjelasannya;

a. Pencegahan HIV

Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh


ialah melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan
atau jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi
selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal) Walaupun HIV
dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang terinfeksi,
namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan
tersebut, dengan demikian resiko infeksinya secara umum dapat
diabaikan.

Pencegahan untuk mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C-

A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.

B (be faithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan


pasangannya.

C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah


condom.

b. Pencegahan Kanker Payudara

Merupakan promosi kesehatan yang sehat, yaitu melalui upaya


menghindarkan diri dari faktor risiko serta melakukan pola hidup
sehat termasuk juga dengan pemeriksaan payudara sendiri alias
SADARI.

5
c. Pencegahan Vulvavaginitis

1). Gunakan celana dalam bersih, tidak ketat dan kering.

2). Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air besar
dengan air bersih (gunakan air mengalir kalau sedang di toilet
umum), cara pembersihan dengan gerakan dari depan ke belakang.

3). Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang biasanya


terdapat pada sabun pembersih kewanitaan atau sabun mandi.

4). Jangan menggunakan pembalut yang mengandung parfume.

5). Jangan mengusap area vagina terlalu keras saat membersihkannya.


d. Pencegahan Gonorrhea
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain.
1). Menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
2). Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang memiliki
resiko penyakit seksual menular (seperti pekerja seks komersil).
3). Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi atau
pastikan patner seksual bebas dari penyakit sebelum berhubungan
seksual.
e. Pencegahan Sifilis
Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat
dicegah dengan cara melakukan hubungan seksual dengan pencegahan
Herpes Genitalis aman, misalnya menggunakan kondom.
f. Mencegah Herpes Genital
Cara untuk mencegah herpes genital adalah sama dengan yang
untuk mencegah penyakit menular seksual lainnya. Kuncinya adalah
untuk menghindari terinfeksi dengan HSV yang sangat menular, pada
waktu lesi ada. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah
menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan
seksual denagn hanya satu orang yang bebas infeksi. Cara yang dapat
dilakukan antara lain :
1) Gunakan, atau pasangan Anda gunakan, sebuah kondom lateks
selama kontak seksual.

6
2) Batasi jumlah pasangan seks.
3) Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di daerah.

2.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran


utamanya adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam
akan menderita penyakit tertentu. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder
yaitu diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. Adapun beberapa pengobatan
terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat melalui obat dan operasi.
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan pada fase awal
patogenik yang bertujuan untuk:

1. Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit


pada tahap ini.

2. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila


penyakit ini merupakan penyakit menular.

3. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan


orang sakit serta untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga
mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi, karena rendahnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit,
maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di
masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau
diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat
tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.

Pencegahan sekunder terdiri dari :

a. Diagnosis dini dan pengobatan segera

Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk


mendeteksi gejala kanker serviks secara dini, dengan melakukan
pemeriksaan pap smear setiap tahun, jika ditemukan adanya kanker serviks
baru pada tahap awal sehingga kesempatan untuk sembuh lebih besar.
Artinya semakin dini penyakit kanker serviks diketahui maka semakin
mudah menanganinya.

7
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara
mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan
maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk memastikan
diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau
kolposcopy. Tujuan utama dari usaha ini yaitu :

1) Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap


jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan
segera.
2) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
3) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.

Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :

a). Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan


misalnya pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta
segera memberikan pengobatan.

b). Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact
person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera
diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya
isolasi, desinfeksi dan sebagainya.

c). Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal


gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha
pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian
tenaga kesehatannya, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan
itu diberikan.

a. Disability Limitation

(Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan


kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan
penyakit). Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis And
Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang

8
sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat (tidak terjadi
komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan
tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini
dipertahankan semaksimal mungkin.

Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :

a). Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak


sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.

b). Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar

c). Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.

d). Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.

b. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)

Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang


kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan
pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan
pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya.
Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang
yang bersangkutan cacat atau mengalami ketidak mampuan, oleh karena
itu pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini. Penanganan
secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi mencegah
terjadinya infertilitas.

2.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan


utama dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha
rehabilitasi Menurut Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah
untuk mencegah komplikasi penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis
berkembang dan diagnosis sudah ditegakkan. Pencegahan tersier terhadap
penyakit masalah sistem reproduksi dapat dengan melakukan perawatan
pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk meminimalisir

9
kecacatan akibat masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah Rehabilitasi,
contohnya: rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium, kanker
payudara dan lain sebagaiannya.
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi
cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan
tertentu. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit,
kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula
masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang
normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja
untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada
masyarakat. Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya rehabilitasi PSK, dan
korban narkoba. Rehabilitasi ini terdiri atas :
1) Rehabilitasi fisik, yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik
semaksimal- maksimalnya.
2) Rehabilitasi mental, yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri
dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali
bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-
kelainan atau gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan
sebelum kembali ke dalam masyarakat.
3) Rehabilitasi sosial vokasional, yaitu agar bekas penderita menempati suatu
pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang
semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan
ketidak mampuannya.
4) Rehabilitasi aesthesis, usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk
mengembalikan rasa keindahan walaupun kadang-kadang fungsi dari alat
tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan.
Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakatmemerlukan
bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat
mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik, mental dan
kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian
dirinya dalam masyarakat, dalam keadaannya yang sekarang.

10
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan
falsafah pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini.
Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga
masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata-mata,
melainkan juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.
Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan
berurutan mulai dari pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier.
Prinsip mencegah lebih mudah dan lebih murah daripada mengobati masih
menjadi dasar mengapa pemilihan strategi pencegahan penyakit sebaiknya
berurutan dari primer menuju tersier.

2.4. Kagel Exercase

Senam kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul merupakan terapi
bagi wanita yang tidak mampu mengontrol keluarnya urin. Bagi wanita yang
tidak terlatih otot Panggulnya akan mengalami penurunan uterus akibat
melemahnya atau menipisnya otot Panggul. Senam kegel adalah latihan
kontraksi kecil yang terjadi di dalam otot dasar panggul yang menguatkan
uretra,kandung kemih,rahim dan dubur.

Nama senam ini diambil dari penemunya Arnold Kegel seorang dokter
spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di Los Angeles sekitar tahun
1950- an.Dokter Kegel sering kali melihat pasiennya yang sedang dalam
proses persalinan sering tidak dapat menahan keluarnya air seni (ngompol)
Timbul inisiatifnya untuk menemukan latihan agar pasiennya tidak
mengalami hal tersebut.

Senam kegel atau senam yang juga disebut sebagai senam seks ini
adalah jenis senam yang sangat baik dilakukan untuk membantu
mengencangkan kembali organ intim kewanitaan. Senam ini merupakan jenis
senam yang sangat bagus dilakukan oleh para ibu-ibu tertama bagi mereka
yang sudah pernah melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan biasanya
akan mengalami pengenduran otot pada panggul bagian bawah dan juga pada
bagian sekitar kewanitaan.

11
Gerakan senam dalam senam kegel membuat otot-otot di sekitar organ
intim wanita akan semakin kembali kencang. Selain itu gerakan senam kegel
tentunya akan membuat seorang wanita bisa menemukan kembali gairah cinta
membara dan menggelora serasa kembali berbulan madu lagi. Latihan senam
kegel atau senam seks biasanya dilakukan sebagai bagian dari latihan aerobik,
yaitu sebagai latihan senam lantai. Senam ini banyak sekali melibatkan otot-
otot pantat, perut, panggul dan otot dasar panggul.

1. Tujuan Senam Kegel

Tujuan dilakukannya senam kegel yaitu

a. Untuk melatih atau menguatkan otot-otot dasar panggul (pelvic floor


muscle)

b. Untuk kesehatan hubungan sumi isteri senam ini juga sangat


berguna dalam orgasme wanita.

c. Untuk memperkuat otot-otot saluran kemih (berguna saat proses


persalinan agar tidak terjadi "ngompol").

d. Memperkuat otot-otot vagina (memuaskan suaminya saat


berhubungan seks.

2. Manfaat Senam Kagel

Senam Kegel awalnya ditujukan untuk mengatasi inkotinensia


(ketidakmampuan menahan pipis) pada wanita. Inkontinensia bisa
timbul paska persalinan atau sebab lainnya. Senam ini bertujuan untuk
melatih atau menguatkan otot-otot dasar panggul (pelvic floor muscle).

Berikut ini adalah manfaat dari senam kegel untuk para ibu hamil ibu
bersalin, ibu nifas dan ibu-ibu setelah melahirkan.

1). Ibu Hamil Dan Bersalin

a. Dapat mencegah robeknya perineum.

b. Mengurangi kemungkinan masalah urinasi seperti inkontinensia


paska persalinan.

c. Mengurangi resiko terkena hemoroids (ambein).

12
d. Mempermudah proses persalinan (otot kuat dan terkendali) Ibu
Nifas

e. Membantu atau mempercepat penyembuhan luka robekan


perineum (jika ada).

2). Ibu Setelah Melahirkan

Membuat otot-otot di sekitar organ intim wanita akan semakin


kembali kencang.

Cara Melakukan Senam Kegel

a. Teknik senam Kegel yang paling sederhana dan mudah


dilakukan adalah dengan seolah-olah menahan kencing (pada
wanita dan pria)

b. Kencangkan atau kontraksikan otot seperti menahan kencing,


pertahankan selama 5 detik, kemudian relaksasikan
(kendurkan).

c. Lakukan latihan tersebut setidaknya lima kali berturut-turut.

d. Secara bertahap tingkatkan lama menahan kencing 15-20 detik,


lakukanlah secara serial setidaknya 6-12 kali tiap latihan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan
primer juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu
penyakit pada seseorang dengan faktor risiko.
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya
adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan
menderita penyakit tertentu.
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi.

3.2. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam
penulisan ataupun pembahasan serta penjelasan kurang jelas, kami mohon
maaf atas kekurangannya. Karena kami hanya mahasiswa yang tidak luput
dari kesalahan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami
ucapkan terima kasih atas perhatian dan pastisipasinya.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Kartika Sari, Rini Susanti, Isri Nasifah; "Peningkatan Pengetahuan Kesehatan


Reproduksi Remaja Pemeriksaan Payudara Sendiri Dengan Metode Audio
Visual"
Jurnal Midwifery Update (MU) 2 (1), 11-15, 2020.

2. Windi Chusniah, Suci Puspita Ratih, Rany Ekawati; "Edukasi Upaya


Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks berbasis Media Video Animasi dan
Flipcharts untuk Pelajar"
Preventia: The Indonesian Journal of Public Health 6 (2), 105-110, 2021.

3. Suci Indra Fratami; "Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Berbasis


Edmodo Terhadap Hasil Belajar Dan Literasi Digital Peserta Didik Pada Materi
Sistem Reproduksi Pada Manusia"
Universitas Siliwangi, 2022.

4. Novia Shinta; "Upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada sistem
reproduksi"
Universitas Esa Unggul, 2020.

5. Emi Sutrisminah; "Dampak kekerasan terhadap kesehatan reproduksi pada


manusia"
Majalah Ilmiah Sultan Agung 50 (127), 23-34, 2023.

15

Anda mungkin juga menyukai