Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SURVEILANS KESEHATAN MATRA


Untuk memenuhi salah satu tugas kuliah
Oleh ibu Arinil Hidayah,M.kes

Oleh:
1. Sri Niken (21030026)
2. Indah Permata Sari (21030036)
3. Melia Hannum Ritonga (21030017)
4. Dani Adnan Harahap (21030006)

PROGRAM STUDI
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberi kesehatan jasmani dan rohani
kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi
seluruh alam.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah dengan judul
“Memahami Surveilans Kesehatan Matra”. Di samping itu, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
makalah ini.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan,demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan
saran yang bagi kita semua,khusunya bagi kami umumnya para pembaca makalah ini.

Padangsidimpuan, Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................2
2.1 Defenisi Surveilans Kesehatan Matra..............................................................2
2.2 Tujuan dan Sasaran surveilans Kesehatan Matra.............................................2
2.3 Strategi Kesehatan Matra.................................................................................3
2.4 Sistem pelaporan Kesehatan Matra...................................................................4
2.5 Laporan surveilans kesehatan matra.................................................................4
BAB III................................................................................................................................8
KESIMPULAN....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Salah satu sasaran surveilans kesehatan adalah kesehatan matra. Kesehatan matra
adalah suatu upaya kesehatan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna
beradaptasi terhadap kondisi ataupun keadaan matra. Surveilans kesehatan matra paling
sedikit meliputi: a. surveilans kesehatan haji; b. surveilans bencana dan masalah sosial;
dan c. surveilans kesehatan matra laut dan udara.
Fungsi dasar Surveilans Kesehatan tidak hanya untuk kewaspadaan dini penyakit
yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), tetapi juga sebagai dasar
perencanaan dan pengambilan keputusan program kesehatan jangka menengah dan
jangka panjang. Untuk itu hendaknya pelaksanaan Surveilans Kesehatan mencakup
seluruh pelaksanaan program di bidang kesehatan yang membutuhkan pengamatan terus
menerus, analisis dan diseminasi informasi. Hal ini sejalan dengan kebutuhan data dan
informasi yang terpercaya dan mempunyai aspek kekinian.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa defenisi dari surveilans kesehatan matra ?
2. Apa tujuan Surveilans kesehatan matra ?
3. Bagaimana Strategi kesehatan matra ?
4. Bagaimana Sistem pelaporan kesehatan matra ?
5. Bagaimana Laporan surveilans kesehatan matra?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui defenisi dari surveilans kesehatan matra ?
2. Mengetahui tujuan Surveilans kesehatan matra ?
3. Mengetahui strategi kesehatan matra ?
4. Mengetahui sistem pelaporan kesehatan matra ?
5. Mengetahui laporan surveilans kesehatan matra?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Surveilans Kesehatan Matra


Surveilans kesehatan Matra adalah dimensi / lingkungan / wahana / media
tempat seseorang atau sekelompok orang melangsungkan hidup serta melaksanakan
kegiatan. Matra adalah kondisi lingkungan yang berubah bermakna yang mempengaruhi tingkat
kesehatan seseorang atau kelompok. Lingkungan tersebut bisa terjadi di darat (lapangan), laut
maupun udara. Kondisi matra akibat lingkungan yang berubah bermakna ini bisa terjadi karena
sudah direncanakan maupun tidak direncanakan. Sedangkan kondisi Matra adalah keadaan
dari seluruh aspek pada matra yang serba berubah dan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan
tersebut.
Matra adalah Dimensi, wahana, lingkungan, media.Kondisi Matra adalah
kondisi lingkungan, habitat, wahana, yang berbeda bermakna dengan kondisi
lingkungan atau habitat, wahana keseharian nya.
Kesehatan Matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan
diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik di lingkungan
darat, laut, maupun udara
Kesehatan matra meliputi kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air,
serta kesehatan kedirgantaraan. Penyelenggaraan kesehatan matra harus dilaksanakan
sesuai dengan standar dan persyaratan. Ketentuan mengenai kesehatan matra
sebagaimana dimaksud dalam pasal ini diatur dengan Peraturan M (Permenkes No.61
Tahun 2013 tentang Kesehatan Matra).

2.2 Tujuan dan Sasaran Kesehatan Matra


a. Tujuan
Pengaturan Kesehatan Matra dimaksudkan untuk :
1. Mewujudkan upaya kesehatan pada Kondisi Matra secara cepat, tepat,
menyeluruh dan terkoordinasi guna menurunkan potensi Risiko
2. Kesehatan, meningkatkan kemampuan adaptasi, dan mengendalikan Risiko
Kesehatan.
2
3. Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
menurunkan risiko serta memelihara kesehatan masyarakat dalam
menghadapi Kondisi Matra agar tetap sehat dan mandiri.
4. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi
apapun
5. Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan
6. Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai
tiba kembali ditanah air
7. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar /
masuk oleh jemaah haji.
Tujuan yang tercantum dalam pedoman kesehatan matra (Kepmenkes 215/2004)
adalah “ Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
menghadapi kondisi matra agar tetap sehat”. Bila upaya kesehatan matra telah berjalan
maka tujuan dapat lebih dioperasionalkan dengan sasaran epidemiologis menjadi
“menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat kondisi matra”.

b. Sasaran
Sasaran kesehatan matra adalah meningkatnya kesehatan penduduk dalam kondisi
matra serta menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian penduduk akibat
kondisi matra melalui proses pelaksanaan kegiatan yang terorganisasi lintas program dan
lintass sektor dengan melibatkan swasta dan masyarakat memalui kemitraan yang
dinamis
c.upaya kesehatan matra
Upaya kesehatan matra untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna
adaptasi terhadap kondisi/keadaan matra.

2.3 Strategi Kesehatan Matra


1. Surveilans Berbasis Indikator
Surveilans berbasis indikator dilakukan untuk memperoleh gambaran penyakit,
faktor risiko dan masalah kesehatan dan/atau masalah yang berdampak terhadap
kesehatan yang menjadi indikator program dengan menggunakan sumber data yang
terstruktur.

3
Contoh data terstruktur antara lain:
1. Kunjungan Ibu hamil
2. Kunjungan neonatus
3. Cakupan imunisasi
4. Laporan bulanan data kesakitan puskesmas
5. Laporan bulanan kasus TB
6. Laporan mingguan kasus AFP
7. Laporan bulanan kasus campak
8. Laporan bulanan kematian rumah sakit
9. Laporan berkala STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
10. Registri penyakit tidak menular
Data tersebut dimanfaatkan dalam rangka kewaspadaan dini penyakit atau masalah
kesehatan. Hasil analisis dimaksudkan untuk memperoleh gambaran penyakit atau
masalah kesehatan dan/atau masalah yang berdampak terhadap kesehatan seperti: situasi
dan kecenderungan, perbandingan dengan periode sebelumnya, dan perbandingan antar
wilayah/daerah/kawasan. Kegiatan surveilans ini biasanya digunakan untuk menetukan
arah program/intervensi, serta pemantauan dan evaluasi terhadap program/intervensi.
Pelaksanaan surveilans berbasis indikator dilakukan mulai dari puskesmas sampai pusat,
sesuai dengan periode waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan dan tahunan).
2. Surveilans Berbasis Kejadian
Surveilans berbasis kejadian dilakukan untuk menangkap dan memberikan informasi
secara cepat tentang suatu penyakit, faktor risiko, dan masalah kesehatan, dengan
menggunakan sumber data selain data yang terstruktur. Surveilans berbasis kejadian
dilakukan untuk menangkap masalah kesehatan yang tidak tertangkap melalui surveilans
berbasis indikator. Sebagai contoh, beberapa KLB campak diketahui dari media massa,
tidak tertangkap melalui surveilans PD3I terintegrasi (Penyakit yang dapat Dicegah
Dengan Imunisasi).
Pelaksanaan surveilans berbasis kejadian dilakukan secara terus menerus (rutin)
seperti halnya surveilans berbasis indikator, dimulai dari puskesmas sampai pusat.
Sumber laporan didapat dari sektor kesehatan (instansi/sarana kesehatan, organisasi
profesi kesehatan, asosiasi kesehatan, dan lain-lain), dan di luar sektor kesehatan
(instansi pemerintah non kesehatan, kelompok masyarakat, media, jejaring sosial dan
lain-lain)
4
2.4 Ruang Lingkup Kesehatan Matra
Upaya kes. Haji
 Upaya kes. Transmigrasi
 Upaya kes. Penanggulangan korban akibat bencana
 Upaya kes. Di bumi perkemahan
 Upaya kes. Dlm situasi khusus
 Upaya kes. Penanggulangan akibat gang. Kamtibmas
 Upaya kes.Lintas alam
 Upaya kes. Bawah tanah
 Upaya kes. Wisata
2.5 Dasar Hukum Kesehatan Matra
UU RI no. 13 tahun tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
Pasal 6 : Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji,
Akomodasi, Transportasi, Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang
diperlukan oleh Jemaah Haji.
2.6 Kebijakan Kesehatan Matra
 Meningkatkan kemampuan Teknis Medis petugas pemeriksa kesehatan calon
jemaah haji ditingkat Puskesmas dan Rumah Sakit.
 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan Rumah sakit dengan
menerapkan standar pelayanan bagi calon jemaah haji.
 Melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu bagi calon jemaah haji di
Puskesmas, Rumah sakit dan Embarkasi.
 Melaksanakan Pembinaan kesehatan sejak dini bagi calon jemaah haji Resiko
Tinggi di tanah air.
 Melaksanakan perekrutan tenaga kesehatan profesional secara transparan.
 Memberikan vaksinasi Meningitis meningokokus bagi calon jemaah haji dan
petugas kesehatan.
 Melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu, cepat dan terjangkau bagi jemaah
haji selama menunaikan ibadah haji.
 Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Haji pada setiap
5
jenjang administrasi kesehatan.
 Mengembangkan sistem kewaspadaan dini dan respon cepat KLB, Bencana, serta
musibah massal.
2.7 Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
1 Surveilans kesehatan haji
2. Surveilans kesehatan pelabuhan & lintas batas
3. Surveilans bencana & masalah sosial
4. Surveilans kesehatan matra laut & udara

2.8Sistem pelaporan Kesehatan Matra


Sistem informasi kesehatan adalah suatu sistem yang menyediakan dukungan
informasi bagi proses pengambilan keputusan di setiap jenjang administrasi kesehatn,
baik di tingkat unit pelaksana kesehatan, di tingkat kabupaten/kota, di tingkat propinsi,
maupun di tingkat pusat. Sebagaimana system pada umumnya, system informasi
kesehatan juga mempunyai komponen sub system yang saling berkaitan. (Siregar, 2002)
Sistem informasi kesehatan adalah tatanan yang dengan transformasi data menjadi
informasi kesehatan yang dimanfaatkan oleh pengambil keputusan di bidang kesehatan.
Sistem informasi kesehatan harus mempunyai sifat yang kompetitif, cepat dalam
merespon, mudah dalam pengoperasiaannya dan mudah untuk dapat diperbarui serta
dikembangkan. Sistem informasi kesehatan merupakan rangkaian antara data, informasi,
tindakan dan tujuan. Data yang diperoleh diolah menjadi sebuah informasi yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan dalam rangka pencapaian tujuan.

2.9 Laporan surveilans kesehatan matra


1. Mekanisme Data-Informasi-Komunikasi-Respon

A. Pengolahan Data dan Informasi Ketransmigrasian

Pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian, meliputi pengumpulan,


pengolahan, analisis, dan penyajian data dan informasi ketransmigrasian.Sarana dan
prasarana pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian.Penanggung jawab
pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian. Pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan penyajian data dan informasi. Ketransmigrasian menggunakan sarana
dan prasarana pengelolaan informasi ketransmigrasian berupa perangkat lunak dan
perangkat keras. Penyajian data dan informasi ketransmigrasian dapat dilakukan

6
secara manual dan/atau menggunakan teknologi informasi. Sarana dan prasarana
pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian dilaksanakan dengan
memanfaatkan jaringan komunikasi yang tersedia. Sarana dan prasarana pengelolaan
data dan informasi ketransmigrasian dilakukan melalui loket pelayanan informasi
dan/atau jaringan komunikasi data intranet dan internet yang disediakan oleh
kementerian, dinas provinsi, dan dinas kabupaten/kota. Penanggung jawab
pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian dilakukan oleh pusat dan daerah.
Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian untuk
tingkat pusat, dilaksanakan oleh Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi
(Balitfo) melalui Pusat Data dan Informasi Ketransmigrasian (Pusdatintrans). Unit
Teknis dalam hal ini Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan
Transmigrasi (P2KT) dan Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat
dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT) melaksanakan pengelolaan data dan informasi
yang terkait pelaksanaan kegiatan teknis detail. Penanggung jawab pengelolaan data
dan informasi ketransmigrasian untuk tingkat daerah, dilaksanakan oleh: Kepala
dinas provinsi di tingkat provinsi dan Kepala dinas kabupaten/kota di tingkat
kabupaten/kota
A. Pengolahan Data dan Informasi
Prosedur pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut: sistem pengelolaan data dan informasi
ketransmigrasian dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan lingkup tanggung
jawab masing-masing satuan kerja di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan
Pemerintah. Sistem pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian secara
berjenjang dilaksanakan oleh masing-masing satuan kerja yang menangani
ketransmigrasian dinas kabupaten/kota, dinas provinsi, dan kementerian,
meliputi:pengelolaan data dan informasi sesuai dengan lingkup kewenangannya.
Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Operasionalisasi dan/atau
pemeliharaan sistem informasi ketransmigrasian. Sistem pengelolaan data dan
informasi ketransmigrasian menggunakan pola terpusat dan tersebar. Pola terpusat
dilaksanakan oleh Balitfo dalam memenuhi kebutuhan kerja sama sistem
informasi antar lembaga/instansi terkait. Pola tersebar dilaksanakan oleh setiap
unit kerja terkait sesuai tugas, fungsi, dan kewenangannya.
1. Pelaporan Data dan Informasi
7
Prosedur pelaporan data dan informasi ketransmigrasian dilaksanakan secara
periodik dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Pembangunan Kawasan Transmigrasi
1. Datin-Pertanahan disampaikan setiap tahun: Datin-Pertanahan 01 paling
lamabulan Maret dan Datin-Pertanahan 02 paling lama bulan Desember.
2. Datin-Rentek Bang disampaikan setiap tahun dan setiap bulan: Datin-Rentek
3. Bang 01 paling lama bulan Maret dan Datin-Rentek Bang 02 paling lama
tanggal 5.
4. Datin-Patan Parmas disampaikan setiap bulan: Datin-Patan Parmas 01 paling
lama tanggal 5 dan Datin-Patan Parmas 02 setiap bulan Juli dan Desember.
b) Pengembangan Masyarakat Transmigrasi dan Kawasan Transmigrasi
1. Datin-Bang KWS dan Datin-Bang PP disampaikan setiap tahun dan paling
lama bulan Agustus tahun berjalan.
2. Datin-Daya disampaikan per semester dan paling lama tanggal 10 bulan
berikutnya.
3. Datin-Kembang disampaikan setiap tahun dan paling lama bulan Agustus
tahun berjalan, kecuali data permasalahan permukiman transmigrasi
disampaikan setiap 3 bulan pada bulan April, Juli, Oktober tahun berjalan
dan Januari tahun berikutnya.
2. Mekanisme pelaporan data dan informasi ketransmigrasian dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Datin-Pertanahan, Datin-Rentek Bang dan Datin-Patan Parmas disusun oleh dinas
kabupaten/kota dan disampaikan kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada
kepala dinas provinsi
b. Datin-Pertanahan, Datin-Rentek Bang dan Datin-Patan Parmas disusun oleh dinas
provinsi dan disampaikan kepada gubernur dengan tembusan Menteri melalui
Direktur Jenderal P2KT dan tembusan Kepala Balitfo;
c. Datin-Bang KWS dan Datin-Bang PP disusun oleh dinas kabupaten/kota dan
disampaikan kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada Kepala Dinas
provinsi;
d. Datin-Bang KWS dan Datin-Bang PP disusun oleh dinas provinsi dan
disampaikan kepada gubernur dengan tembusan Menteri melalui Direktur
Jenderal P2MKT dan tembusan Kepala Balitfo melalui Direktorat P2MKT;
8
e. Datin-Daya disusun oleh dinas kabupaten/kota dan disampaikan kepada
bupati/walikota dengan tembusan kepada kepala dinas provinsi;
f. Datin-Daya disusun oleh dinas provinsi dan disampaikan kepada gubernur dengan
tembusan Menteri melalui Direktur Jenderal P2MKT dan tembusan Kepala
Balitfo,khusus Datin-Daya 05 disampaikan juga kepada Balai Besar
Pengembangan Latihan Ketransmigrasian.
g. Datin-Kembang disusun oleh dinas kabupaten/kota dan disampaikan kepada
bupati/walikota dengan tembusan kepada kepala dinas provinsi;
h. Datin-Kembang disusun oleh dinas provinsi dan disampaikan kepada Gubernur
dengan tembusan Menteri melalui Kepala Balitfo.
3. Komunikasi dan Respon
a. Adanya rekomendasi dari lembaga pemerintahan tingkat tonggi kepada
bawahannya, misal . kepala dinas provinsi memeberikan rekomendasi kepada
dinas kabupaten/kota kemudian ke Datin-Pertanahan, Datin-Rentek Bang dan
Datin-Patan Parmas.
b. Adanya program dari rekomendasi yang diberikan oleh pemerintahan pusat
kepada dinas kabupaten/kota dan Datin-Pertanahan, Datin-Rentek Bang dan
Datin-Patan Parmas dalam melaksankan kegiatam transmigrasi.
c. Adanya perubahan susunan kinerja dalam melaksankan kegiatan transmigrasi.

9
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Surveilans kesehatan Matra adalah kegiatan pengamatan yang sistematis
dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisien. Surveilans Kesehatan diselenggarakan agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data.
Kesehatan Matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna,
baik di lingkungan darat, laut, maupun udara.
Ruang lingkup kesehatan matra meliputi kesehatan lapangan, kesehatan
kelautan dan bawah air, dan kesehatan kedirgantaraan. Kesehatan lapangan
adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan pekerjaan di darat yang
bersifat temporer pada lingkungan yang berubah. Kesehatan kelautan dan bawah
air adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan pekerjaan /kegiatan di laut,
dan berhubungan dengan keadaan lingkungan yang bertekanan tinggi. Dan
kesehatan kedirgantaraan adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan
penerbangan dan kesehatan ruang angkasa dengan keadaan lingkungan yang
bertekanan rendah.

10
DAFTAR PUSTAKA
CDC. Introduction to Public Health Surveillance.
https://www.cdc.gov/publichealth101/documents/introduction
tosurveillance.pdf
CDC. 2012. Principles of Epidemiology in Public Health Practice Third Edition.
https://www.cdc.gov/ophss/csels/dsepd/SS1978/SS1978.pdf
Gregg, Michael. 2008. Field Epidemiology Third Edition. New York : Oxford
University Press.
Addiarto, W & Yunita, R. 2019. Upaya Mewujudkan Kampus Siaga Bencana
Melalui Peningkatan Kesiapsiagaan Mahasiswa Keperawatan Dengan
Penerapan Metode Tabletop Disaster Exercise (Tde). Probolinggo :
STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan.15(1), 35–39.
Amri, Yulianti, Yunus, Wiguna, Adi, Ichwana, Septian. 2016. Risiko Bencana
Indonesia. Jakarta: Badan Nasional Penangulangan Bencana.
Andrade, C. 2015. Understanding Relative Risk, Odds Ratio, And Related Terms:
As Simple As It Can Get. Journal of Clinical Psychiatry. 76(7), e857–
e861.
Batalipu & Yani. 2019. Manajemen Penanggulangan Gizi Pasca Bencana.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Muhammadiyah Palu. Vol 1–
4.

11

Anda mungkin juga menyukai