Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI KESEHATAN MANTRA

Dosen pengampu : Dr. Drg Omry pakpahan, M.kes

Disusun oleh :

Hariyandi ( 191051038 )

Hasanul Hadi ( 191051039 )

Husnul khotimah ( 191051041 )

Irin karomah ( 191051045 )

Isardeo ( 191051046 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN GIGI

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Surveilans epidemiologi kesehatan mantra” ini
dapat diselesaikan. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Epidemiologi
prodi D3 Keperawatan Gigi dan meningkatkan pemahaman penulis maupun pembaca mengenai
Surveilans epidemiologi kesehatan mantra.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penyusunan makalah ini akibat keterbatasan ilmu dan pengalaman kami. Oleh karena itu,
semua saran dan kritik akan menjadi sumbangan yang sangat berarti guna menyempurnakan
makalah ini.

Pontianak, 12 Desember 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif
dan efisien.
Salah satu sasaran surveilans kesehatan adalah kesehatan mantra. Kesehatan
mantra adalah suatu upaya kesehatan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental
guna beradaptasi terhadap kondisi ataupun keadaan mantra. Surveilans kesehatan mantra
paling sedikit meliputi : a. Surveilans kesehatan haji .
b. Surveilans bencana dan masalah sosial.
c. Surveilans kesehatan mantra laut dan udara.
Fungsi dasar surveilans kesehatan tidak hanya untuk kewaspadan didni penyakit
yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), tetapi juga sebagai dasar
perencanaan dan pengambilan keputusan program dibidang kesehatan yang
membutuhkan pengamatan terus menerus, analisis dan diseminasi informasi. Hal ini
sejalan dengan kebutuhan data dan informasi yang terpercaya dan mempunyai aspek
kekinian.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa definisi dari surveilans kesehatan?


2. Apa definisi dari surveilans kesehatan mantra?
3. Apa dasr hukum kesehatan mantra?
4. Apa saja yang termasuk ruang lingkup kesehatan mantra?
5. Bagaimana peran aktif masyarakat dalam kesehtan mantra?

1.3 Tujuan
1. dari surveilans kesehatan mantra.
2. Mengetahui dasr hukum kesehatan mantra.
3. Mengetahui ruang lingkup kesehatan Mengetahui definisi dari surveilans kesehatan.
4. Mengetahui definisi mantra.
5. Mengetahui apa saja peran aktif masyarakat dalam kesehtan mantra.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Surveilans Kesehatan


Surveilans kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang sistematis
dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan diseminasi kepada pihat-pihak
terkait yang membutuhkan. (PKM No. 45 ttg penyelenggaraan surveilans kesehatan)
Penyelenggaraan surveilans kesehatan harus mampu memberikan gambaran
epidemiologi antara komponen pejamu, agen penyakit, dan lingkungan yang tepat
berdasarkan dimensi waktu, tempat dan orang. Karakteristik pejamu, agen penyakit, dan
lingkungan mempunyai peran dalam menentukan cara pencegahan dan penanggulangan
jika terjadi gangguan keseimbangan yang menyebabkan sakit.

2.2 Bentuk Penyelenggaraan Surveilans kesehatan


A. Surveilans berbasis indikator
Surveilans berbasis indikator dilakukan untuk memperoleh gambaran penyakit,
faktor resiko dan masalah kesehatan atau masalah yang berdampak terhadap kesehatan
yang menjadi indikator program dengan menggunakan sumber data yang terstruktur.
Contoh data terstruktur antara lain
a) Kunjungan ibu hamil
b) Kunjungan neonatus
c) Cakupan imunisasi
d) Laporan bulanan data kesakitan puskesmas
e) Laporan bulanan kasus TB
f) Laporan mingguan kasus AFT
g) Laporan bulanan kasus campak
h) Laporan bulanan kematian rumah sakit
i) Laporan berkala STBM (Sanitasi Berbasis Masyarakat)
j) Registri penyakit tidak menular

Data tersebut dimanfaatkan dalam rangka kewaspadaan dini penyakit atai masalah
kesehatan. Hasil analisis dimaksudkan untuk memperoleh gambaran penyakit atau
masalah kesehatan atau masalah yang berdampak terhadap kesehatan seperti:
situasi dan kecenderungan, perbandiangan dan periode sebelumnya, dan
perbandiangan antara wilayah/daerah/kawasan. Kegiatan surveilans ini biasanya
digunakan untuk menentukan arah program/intervensi, serta pemantauan dan
evaluasi terhadap program/intervensi. Pelaksanaan surveilans berbasis indikator
dilakukan mulai dari puskesmas sampai pusat, sesuai dengan periode waktu
tertentu (harian, mingguan, bulanan dan tahunan)

B. Surveilans berbasis kejadian

Surveilans berbasis kejadian dilakukan untuk menangkap dan memberikan


informasi secara cepat tentang suatu penyakit, faktor resiko, dan masalah kesehatan,
dengan menggunakan sumber data selain data yang terstruktur. Surveilans berbasis
kejadian dilakukan untuk menangkap masalah kesehatan yang tidak tertangkap
melalui surveilans berbasis indikator. Sebagai contoh, beberapa KLB campak
diketahui dari media massa, tidak tertangkap melalui surveilans PD3I terintengrasi
(penyakit yang dicegah dengan imunisasi).

Pelaksanaan surveilans berbasisi kejadian dilakuka secara terus menerus (rutin)


seperti halnya surveilans berbasis indikator, dimulai dari puskesmas sampai pusat.
Sumber laporan didapat dari sektor kesehatan (instansi/sarana kesehatan, organisasi
profesi kesehatan, asosiasi kesehatan, dan lain-lain), dan diluar sektor kesehatan
(instansi pemerintah non kesehatan, kelompok masyarakat, media, jejaring sosial dan
lain-lain).

2.3 Definisi Kesehatan Mantra

Mantra adalah dimensi / lingkungan / waktu / media tempat seseorang atau


kelompok orang melangsungkan hidup serta melaksanakan kegiatan. Mantra adalah
kondisi lingkungan yang berubah bermakna yang mempengaruhi tingakat kesehatan
seseorang atau kelompok. Lingkungan tersebut bisa terjadi di darat (lapangan), laut
maupun udara. Kondisi mantra akibat lingkungan yang berubah bermakna ini bisa terjadi
karena sudah direncanakan maupun tidak direncanakan. Sedangkan kondisi mantra adalah
keadaan dari seluruh aspek pada mantra yang serba berubah dan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan
tersebut.

Kesehatan mantra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang


diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat, laut,
mapun udara (Permenkes No. 61 Tahun 2013 Tentang Kesehatan Mantra)

Kesehatan mantra merupakan cabang ilmu kesehatan/ kedokteran yang


mempelajari, membina individu/ kelompok/ masyarakat yang terpajan di lingkungan yang
menimbulkan dampak kesehatan. (Kepmenkes No.1215/Menkes/SK/XI/2001). Kesehatan
mantra juga dapat diartikan sebagai upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat, laut,
maupun udara. Kesehatan mantra diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat.

Kesehatan Mantra diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan


masyarakat. Kesehatan mantra dimaksudkan untuk mewujudkan upaya kesehatan pada
kondisi mantra secara cepat, tepat, menyeluruh dan terkoordinasi guna menurunkan potensi
resiko kesehatan, tujuannya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat dalam menurunkan resiko serta memelihara kesehatan masyarakat dalam
menurunkan resiko serta memelihara kesehatan masyarakat dalam menghadapi kondisi
mantra agar tetap sehat dan mandiri.

2.4 Dasar Hukum Kesehatan Mantra

Kesehatan mantra masuk dalam institusi kementrian kementrian kesehatan sejak


ditetapkan UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan sebagai upaya kesehatan yang ke
15. Kesehatan mantra termasuk salah satu upaya yang didesentralisasikan sehingga
berlaku ketentuan otonomi daerah.

Adapun UU yang menjadi dasar kesehatan mantra :

 UU No. 4/1984 tentang wabah


 UU No.36/2009 tentang kesehatan
 UU No. 32/2004 tentang otonomi daerah
 PP No. 40/1991 tentang penanggulangan wabah penyakit menular
 Kepmenkes No. 1215/2001 tentang pedoman kesehatan mantra
 UU RI no.13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji
- pasal 6 : pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan
administrasi, bimbingan haji, akomondasi, transportasi,
palayanan kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang
diperlukan oleh jemaan haji.

2.5 Ruang Lingkup Kesehatan Mantra


Ruang lingkup kesehatan mantra meliputi:
a) Kesehatan Lapangan
Kesehatan lapangan adalah kesehatan mantra yang berhubungan dengan
pekerjaanpekerjaan di darat yang temporer dan serba berubah. Misalnya kesehatan haji
dan kesehatan dibumi perkemahan, adapun sasaran pokoknya adalah melakukan
dukungan kesehatan opersainal dan pembinaan terhadap para personel yang secara
langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan
lapangan.
Contoh kesehatan lapangan, meliputi:
1. Kesehatan haji
2. Kesehatan transmigrasi
3. Kesehatan dalam penanggulangan korban bencana
4. Kesehatan dibumi perkemahan
5. Kesehatan dalam situasi khusus
6. Kesehatan lintas alam
7. Kesehatan bawah tanah
8. Kesehtan dalam penanggulanagn gangguan keamanan ketertiban
masyarakat
9. Kesehatan dalam oprasi dan latihan militer di darat
b) Kesehatan Kelautan dan bawah air
Kesehatan kelautan dan bawah air adalah kesehatan mantra yang
berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan di laut dan berhubungan dengan
keadaan lingkungan yang bertekanan tinggi(hiperbarik). Kesehatan dibawah air
meliputi :
1. Kesehatan pelayaran lepas pantai
2. Kesehatan penyelaman dan hiperbarik
3. Kesehatan dalam oprasi dan latihan militer di laut

Kesehatan mantra laut yang dilaksanakan oleh TNI-AL adalah kesehatan


dalam operasi dan latihan milliter dilaut.

c) Kesehatan Kedirgantaraan
Kesehatan kedirgantaraan adalah kesehatan mantra yang berhubungan
dengan penerbangan dan kesatuan ruang angkasa dengan keadaan lingkungan
yang bertekanan rendah (hipobarik). Kesehatan kedirgantaraan meliputi:
1. Kesehatan penerbangan dirgantara
2. Kesehatan dalam operasi dan latihan militer dirgantara
3. Pengawasan dan atau pemeriksaaan berkala awak atau crew
4. Pilot pesawat yang sakit
5. Penyuluhan kesehatan penerbangan
6. Evakusi medis
Kesehatan mantra kedirgantaraan yang dilaksanakan TNI-AU adalah
kesehatan dalam operasi dan latihan militer di dirgantara. Upaya kesehatan
mantra yang berkaitan operasi tempur dan latihan militer serta upaya kesehatan
mantra yang berkaitan dengan gangguan kamtibmas tidak dilaksanakan oleh
KemKes melainakn oleh TNI-Polri. Upaya kesehatan haji dikelola tersendiri oleh
subdit kesehatan haji menginggat besarnya populasi, dilaksanakan rutin setiap
tahun serta karena kompleksnya masih kesehatan. Subdit kesehatn mantra
melaksanakan upaya kesehatan mantra lainnya. Kecuali kesehatan bawah tanah
dan kesehatan lintas alam, upaya lainnya sudah memiliki pedoman atau juknis.

2.6 Tujuan dan Sasaram Kesehatan Mantra

a. Tujuan

pengaturan kesehatan mantradimaksudkan untuk :

1. Mewujudkan upaya kesehatan pada kondisi mantra secara cepat, tepat, menyeluruh
dan terkoordinasi guna menurunkan potensi resiko kesehatan, meningkatkan
kemampuan adaptasi, dan mengendalikan resiko kesehatan.
2. Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam menurunkan
resiko serta memelihara kesehatan masyarakat dalam menghadapi kondisi mantra
mantra agar tetap sehan dan mandiri.
3. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi apapun.

Tujuan yang tercantum dalam kesehatan mantra ( Kepmenkes 215/2004) adalah “


meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi kondisi
mantra agar tetap sehat’. Bila upaya kesehatan mantra telah berjalan maka tujuan dapat lebih
dioprasonalkan dengan sasaran epidemiologis menjadi “menurunkan angka kesaktian, kecacatan
dan kematian akibat kondisi mantra”.

b. Sasaran

Sasaran kesehatan mantra adalah meningkatnya kesehatan penduduk dalam kondisi


mantra serta menurunnya angka kesakitan, kecacatab dan kematian penduduk akibat kondisi
mantra melalui proses pelaksanaan kegiatan yang terorganisasi lintas program dan lintas sektor
dengan melibatkan swasta dan masyarakat melalui kemitraan yang dinamus.

2.7 Peran aktif masyarakat dalam kesehatan mantra

a) Penyusunan rencana kesiap siagaan


b) Dukungan sumber daya
c) Dukunagn dalam situasi kedaruratan
d) Dukungan dalam upaya pemulihan kesehatan

Berdasarkan peraturan Mentri Kesehatan Indonesia No. 61 tahun 2013, pasal


31, pendanaan penyelenggaran kesehatan mantra dapat bersumber dari anggaran pendapatan
dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah, masyarakat, atau sumber lain
yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundamg-undangan.

2.7 Peran aktif masyarakat dalam kesehatan mantra

a) Penyusunan rencana kesiap siagaan


b) Dukungan sumber daya
c) Dukungan dalam situasi kedaruratan
d) Dukungan dalam upaya pemulihan kesehatan

Berdasarkan peraturan mentri kesehatan indonesia No. 61 tahun 2013, pasal 31,
pendanaan penyelenggaran kesehatan mantra dapat bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanja
daerah, masyarakat, atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-
undangan.

2.8 Pengawasan dan pembinaan

Mentri, mentri terkait, kepala lembaga pemerintah non pemerintah terkait,


gubernur, bupati atau walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan kesehatan mantra.

a) Pembinaan penyelenggaraan kesehatan mantra dilakukan melalui


1. Peningkatan pemberdayaan masyarakat
2. Pendayagunaan tenaga kesehatan
3. Pembiayaan program
b) Pengawasan penyelenggaraan kesehatan mantra dilakukan terhadap:
1. Pelaksanaan kegiatan
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
3. Pengelolaan sumber daya

2.9 Sumber Daya Kesehatan Mantra

Penyelenggaraan kesehatan mantra wajib didukung oleh:

a. Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan teknis serta
manajemen yang diperoleh melalui melalui pendidikan dan pelatihan
b. Saran, prasaan dan teknologi tepat guna.
Kemampuan dan ketrampilan teknis dibuktikan dengan sertifikat kompetensi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

BAB III
KESIMPULAN

Suveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus


menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien. Surveilans kesehatan
diselenggarakan agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisen
melalui proses penggumpulan data, pengolahan data, analisis data.

Kesehatan Mantra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang


diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan
diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik dilingkungan darat,
laut, maupun udara.

Ruang lingkup kesehatan mantra meliputi kesehatan lapangan, kesehatan kelautan


dan bawah air, dan kesehatan kedirgantaraan. Kesehatan lapangan adalah kesehatan
mantra yang berhubungan dengan pekerjaan didarat yang bersifat temporer pada
lingkungan berubah. Kesehatan kelautan dan bawah air adalah kesehatan mantra yang
berhubungan dengan pekerjaan/ kegiatan di laut, dan berthubungan dengan keadaan
lingkungan yang bertekanan tinggi. Dan kesehatan kedirgantaraan adalah kesehatan
mantra yang berhubungan dengan penerbangan dan kesehatan ruang angkasa dengan
keadaan lingkungan yang bertekanan rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia No. 61 tahun 2013 tentang kesehtan
mantra

Keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia No. 1116/MENKES/SK/VII/2003


tentang pedoman penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehtan

Azwar, A. 1993. Pengantar epidemiologi. Jakarta; PT Bina Rupa Aksara

Peraturan pemerintah RI no.25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan


kewenangan propinsi sebagai daerah otonom

Masrochah, S.2006. Sistem Informasi Surveilans Epidemiologi Sebagai Pendukung


Kewapadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Didinas Kesehatan
Kota Semarang. PhD Thesis. Program Pasca sarjana Universitas Diponogoro

Anda mungkin juga menyukai