Anda di halaman 1dari 10

Epidemiologi dan Biostatistik

Hasil sero survey: 86,6% penduduk indonesia memiliki


antibodi terhadap COVID-19
18 Maret 2022. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/penelitian-dan-pengembangan-kesehatan/
20220318/3139545/hasil-sero-survey-866-penduduk-indonesia-memiliki-antibodi-terhadap-covid-19

Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Dalam Negeri dan Tim Pandemi Fakultas
Kesehatan Masyarakat (FKM) UI mengumumkan hasil survei serologi antibodi penduduk
Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2. Hasil nya sebanyak 86,6% populasi Indonesia
memiliki antibodi terhadap COVID-19. Sero survey dilakukan pada November – Desember
2021. Artinya 86,6% penduduk Indonesia memiliki kekebalan terhadap COVID-19 itu pada
bulan tersebut. Namun seiring dengan masih dilakukannya vaksinasi COVID-19 maka
jumlah penduduk yang memiliki kekebalan terhadap COVID-19 akan semakin bertambah.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan hasil survei serologi akan
menunjukkan berapa persen penduduk Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap
virus SARS-CoV- 2. “Sero survei perlu dilakukan karena ini akan dipakai oleh pemerintah
sebagai dasar dalam menentukan kebijakan yang berbasis bukti,” katanya dalam konferensi
pers secara virtual terkait hasil sero survei, Jakarta, Jumat (18/3). Dasar dari penelitian ini
adalah mengukur berapa banyak tingkat penduduk yang sudah mempunyai tingkat kekebalan
terhadap SARS-CoV-2.

- Epidemiologi : Studi yang mempelajari Distribusi dan Determinan penyakit dan


keadaan kesehatan pada populasi serta penerapannya untuk pengendalian
masalah – masalah kesehatan
- Survei serologi antibodi : survei yang dilakukan untuk melihat jumlah populasi
penduduk yang sudah memiliki antibodi terhadap virus SARS-Cov -2
- Biostatistik : disiplin ilmu tentang penerapan statistik pada berbagai topik
yang dipelajari dalam ilmu-ilmu yang berbasis biologi, seperti, kesehatan
masyarakat, kedokteran, dan ilmu-ilmu kesehatan lainnya.

1. Apa tujuan serta peran epidemiologi dan biostatistik dalam kesehatan?


Tujuan Epidemiologi adalah :
a. Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu
penyakit atau keadaan kesehatan populasi.
b. Menjelaskan etiologi penyakit.
c. Meramalkan kejadian penyakit.
d. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi
Epidemiologi memiliki beberapa kegunaan, diantaranya:
- Membantu dalam pekerjaan administrasi kesehatan. Data yang diperoleh
dari pekerjaan epidemiologi akan dapat digunakan untuk perencanaan
pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan program penanggulangan
penyakit, Monitoring atau pengawasan pelayanan kesehatan dan evaluasi
dari pada pelayanan kesehatan yang dilakukan.
- Untuk menjelaskan penyebab dari suatu masalah. Pekerjaan epidemiologi
akan dapat menjelaskan mengapa terjadi suatu masalah kesehatan.
Dengan mengetahui penyebab dari suatu masalah kesehatan maka akan
disusun langkah-langkah penanggulangan masalah tersebut agar tidak
meluas atau mengurangi yang dapat diakibatkan oleh masalah atau
pekerjaan wabah/penyakit. Dan penanggulangannya dapat bersifat
preventif atau kuratif.
- Untuk menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit. Pengetahuan
yang berkaitan dengan perkembangan alamiah suatu penyakit peting
artinya untuk menggambarkan perjalanan suatu penyakit, terutama yang
berkaitan dengan perkembangan penyakit yang berhubungan dengan
keadaan waktu, tempat dan orang. Dengan mengetahui perkembangan
penyakit tersebut maka akan dapat dilakukan berbagai upaya untuk
mencegah atau menghentikan perjalanan penyakit tersebut.
- Untuk menerangkan suatu keadaan masalah kesehatan. Pekerjaan
epidemiologi dapat menerangkan keadaan dari suatu masalah kesehatan,
terutama yang berkaitan dengan keadaan waktu terjadinya suatu masalah
kesehatan, tempat terjadinya masalah tersebut serta orang atau
masyarakat yang terserang penyakit dan keadaan masalah kesehatan yang
telah kita kenal adalah epidemi, pandemi dan sporadis.
- Untuk penelitian dan pengembangan program pemberantasan penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan. Dengan mengetahui hubungan
kausal antara dan faktor-faktor penyebab risiko yang dilakukan dalam
penyelidikan epidemiologi antalitik, maka dapat direncanakan program
penanggulangan masalah kesehatan secara keseluruhan.
- Untuk memperoleh keterangan dalam mengklasifikasikan penyakit.
Pekerjaan epidemiologi baik dilihat dari keadaan waktu, tempat, dan orang
yang terserang suatu penyakit atau masalah kesehatan yang diperoleh dari
suatu penelitian akan sangat berguna dalam mengklasifikasi penyakit.
- Untuk penyusunan program pencegahan penyakit. Dengan ditemukannya
faktor-faktor risiko dalam terjadinya penyakit, sebagai hasil penelitian
deskriptif dan hubungan kausal antar faktor-faktor yang dapat
menimbulkan penyakit dan penelitian analitik, maka dapatlah ditentukan
langkah-langkah dalam pencegahan penyakit, baik yang bersifat
pencegahan primer, sekunder dan tersier

Tujuan biostatistik adalah sebagai dasar dalam menarik kesimpulan yang


benar dan untuk mengambil keputusan yang baik dalam bidang kesehatan
dan kedokteran.

Peranan biostatistik selain sebagai sarana pengembangan cara berpikir


secara logis dan ilmiah dalam rangka merencanakan, menyimpulkan dan
membuat keputusan, biostatistik juga merupakaan landasan dari kegiatan
penelitian. (Buku Pengantar Biostatistik aplikasi statistik untuk bidang
kesehatan, prof.Dr.dr. Rizanda Machmud, M.Kes)

- Dalam kehidupan sehari hari.


Dalam kehidupan sehari hari, biostatistik memiliki peranan sebagai
penyedia bahan-bahan atau keterangan-keterangan berbagai hal untuk
diolah dan ditafsirkan. Peristiwa penting dalam masyarakat tersebut,
antara lain mengukur status kesehatan, mengetahui masalah kesehatan
yang terdapat pada berbagai kelompok masyarakat antar daerah, ataupun
trend perbandingan kesehatan dari waktu ke waktu. Kita juga bisa
menggunakan aplikasi biostatistik untuk keperluan perencanaan dalam
rangka mengestimasikan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan, serta menentukan target pencapaian tujuan program kesehatan
- Dalam penelitian ilmiah
Dalam penelitian ilmiah, biostatistik memiliki peranan sebagai penyedia
alat untuk mengemukakan atau menemukan kembali keterangan-
keterangan yang seolah-olah tersembunyi dalam angka-angka statistik
2. Ruang lingkup epidemiologi?
Ruang lingkup epidemiologi dibedakan atas 3 sebagai berikut:
a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi. Epidemiologi
tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja,
tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di
masyarakat. Di antaranya masalah keluarga berencana, masalah
kesehatan lingkungan, pengadaan 9 tenaga kesehatan, pengadaan sarana
kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian subjek dan objek
epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia. Pekerjaan epidemiologi
dalam mempelajari masalah kesehatan akan memanfaatkan data dari
hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut
masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah
dianalisa dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya
penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang
masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara
menganalisa data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan
memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka
dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan meliputi 6E, yaitu:
- Etiologi (Penyebab)
- Efikasi (untuk melihat efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari
adanya intervensi kesehatan ex. Vaksinasi)
- Efektivitas (untuk mengetahui efek intervensi dalam berbagai kondisi
lapangan yang berbeda)
- Efisiensi (untuk mengetahui kegunaan dan hasil yang diperoleh
berdasarkan besarnya biaya yang dikeluarkan)
- Evaluasi (melihat dan memberikan nilai keberhasilan suatu program)
- Edukasi (salah satu bentuk intervensi berupa upaya peningkatan
pengetahuan kesehatan
3. Apa hubungan epidemiologi dan biostatistik? (Last JM (2001). A dictionary
of epidemiology. Edisi ke4. New York: Oxford University Press)
Epidemiologi dan biostatistik merupakan dua disiplin ilmu yang berbeda tetapi
berhubungan erat. Baik epidemiologi maupun biostatistik merupakan
ilmudasar kesehatan masyarakat. Penelitian tentang masalah-masalah
kesehatan masyarakat menggunakan metode kuantitatif, yang
menggabungkan disiplin epidemiologi dan biostatistik. Epidemiologi
merupakan “the core science of public health”–ilmu inti kesehatan
masyarakat. Menurut Last (2001) dalam buku Dictionary of Epidemiology,
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan
peristiwa-peristiwa terkait kesehatan (yaitu, penyakit, kematian, berbagai
akibat penyakit lainnya, penggunaan pelayanan kesehatan, dan sebagainya)
pada populasi, dan penerapan pengetahuan itu untuk mengendalikan
masalah kesehatan. Sedang biostatistik merupakan disiplin ilmu tentang
penerapan statistik pada berbagai topik yang dipelajari dalam ilmu-ilmu yang
berbasis biologi, seperti, kesehatan masyarakat, kedokteran, dan ilmu-ilmu
kesehatan lainnya. Dalam studi epidemiologi deskriptif, untuk
mendeskripsikan penyakit pada populasi menurut orang (siapa yang terkena
penyakit), tempat (dimana terjadi penyakit), dan waktu (kapan terjadi
penyakit), epidemiologi membutuhkan metode kuantitatif. Demikian juga
dalam studi epidemiologi analitik, untuk mengungkapkanberbagai determinan
(yaitu, etiologi, kausa, faktor risiko) penyakit dan kematianpada populasi, ahli
epidemiologi menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif diperoleh
dari biostatistik. Metode biostatistik dapat digunakan untuk mengumpulkan
data, mendeskripsikan data, menganalisis data yang belum bisa dimaknai
menjadi informasiyang bisa dimaknai, menafsirkan informasi, menyimpulkan
informasi, selanjutnya menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan
keputusan.Demikian juga metode biostatistik berguna untuk membantu
melakukan proses ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang disebut logika
induktif, yaitu menarik kesimpulan (inferensi) tentang hubungan variabel-
variabel yang terjadi pada populasi, berdasarkan analisis data pada sebagian
kecil dari populasi yang disebut sampel.
4. Apa saja jenis-jenis penelitian di bidang kesehatan?
1) Metode penelitian survey
Penelitian survey adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan
intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat), sehingga sering
disebut dengan penelitian non eksperiman. Dalam survei, penelitian tidak
dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti atau populasi tetapi hanya
mengambil sebagian dari populasi tersebut (sampel). Sampel adalah
bagian dari populai yang dianggap mewakili populasinya. Dalam penelitian
survei, hasil dari peneliitian tersebut merupakanhasil dari keseluruhan.
Dengan kata lain, hasil dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan
sebagi hasil populasi.
2) Metode penelitian eksperimen
Dalam penelitian eksperimen atau percobaan, peneliti melakukan
percobaan atau perlakuan terhadap variabel independennya, kemudian
mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut terhadap dependen
variabel. Yang dimaksud dengan percobaan atau perlakuan di sini adalah
suatu usaha modifikasi kondisi secara sengaja dan terkontrol dalam
menentukan peristiwa atau kejadian, serta pengamatan terhadap
perubahanyang terjadi akibat dari peristiwa tersebut.
3) Metode penelitian surveilans
Dalam epidemiologi, khususnya pemberantasan penyakit menular,
penelitian harus dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui
perkembangan penyakit-penakit yang bersangkutan. Penelitian yangterus
menerus dilakukan dalam rangka memantau perkembangan suatu
penyakit itu disebut dengan surveilans. Surveilans (surveillance) yang
artinya pengamatan secara terus menerus terhadap suatu penyakit atau
suatu kelompok atau masyarakat. Pengamatan dalam rangka surveilans
dapat dilakukan terhadap kejadian suatu penyakit baik penyakit menular
atau tidak menular
5. Apa saja jenis epidemiologi?
- Epidemiologi deskriptif : mempelajari tentang frekuensi dan distribusi suatu
masalah kesehatan dalam masyarakat. Pada epidemiologi deskriptif,
informasi dikumpulkan untuk “menandai” atau merangkum kejadian atau
masalah kesehatan. Epidemiologi deskriptif mengevaluasi semua keadaan
yang berada di sekitar seseorang yang dapat mempengaruhi sebuah
kejadian kesehatan. Yang menjadi fokus dalam epidemiologi deskriptif ini
adalah frekuensi dan pola. Frekuensi digunakan untuk menilai tingkat
kejadian, sedangkan pola dapat digunakan untuk membantu epidemiologi
analitik menunjukkan faktor risiko. Penelitian deskriptif ini juga berfokus
pada pertanyaan who (siapa saja yang terkena/terpengaruhi), when (kapan
mereka terpengaruhi), dan where (di mana mereka terpengaruhi).
- Epidemiologi analitis : epidemiologi yang menekankan pada pencarian
jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta
munculnya suatu masalah kesehatan. Dalam epidemiologi analitik
diupayakan untuk mencari jawaban mengapa (why), kemudian dianalisa
hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan. faktor penyebab diarahkan
kepada faktor-faktor yang mempengaruhi, sedangkan akibat menunjuk
kepada frekuensi, penyebaran, serta adanya suatu masalah kesehatan.
Oleh karena itu perlu dirumuskn hipotesa yang berkaitan dengan masalah
yang timbul, lalu dilanjutkan dengan menguji hipotesa melalui suatu
penelitian yang selanjutnya ditarik suatu kesimpulan tentang sebab akibat
dari timbulnya suatu penyakit.
- Epidemiologi eksperimental : upaya epidemiologi untuk menguji faktor
kebenaran tentang penyakit dengan percobaan atau eksperimen
6. Prinsip epidemiologi?
Dalam epidemiologi ada 4 prinsip sebagai berikut :
a. Mempelajari sekelompok manusia/masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan.
b. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada
sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka frekuensi mutlak
atau rasio.
c. Menunjuk kepada banyaknya masalah-masalah kesehatan yang dirinci
menurut keadaan tertentu, di antaranya keadaan waktu, tempat, orang
yang mengalami masalah kesehatan.
d. Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji
masalah-masalah kesehatan sehingga diperoleh kejelasan dari masalah
tersebut.
Tujuan Epidemiologi
Menurut Lilienfeld dalam buku Timmreck (2004) menyatakan bahwa ada tiga
tujuan epidemiologi, yaitu:
1. Menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit atau
sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan,
sindrom, atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan
epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus
informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat,
termasuk ilmu sosial/ perilaku.
2. Menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan pengetahuan, ilmu perilaku,
dan ilmu biomedis yang terbaru.
3. Memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian
dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berisiko, dan
untuk pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan
masyarakat yang diperlukan; yang semuanya itu akan digunakan untuk
mengevaluasi keberhasilan langkah-langkah, kegiatan, dan program
intervensi

Manfaat Epidemiologi

Ada tujuh manfaat epidemiologi dalam bidang kesehatan masyarakat, yaitu:

a. Mempelajari riwayat penyakit. Ilmu epidemiologi bermanfaat untuk


mempelajari tren penyakit untuk memprediksi tren penyakit yang mungkin
akan terjadi. Hasil penelitian epidemiologi tersebut dapat digunakan dalam
perencanaan pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat.
b. Diagnosis masyarakat. Epidemiologi memberikan gambaran penyakit,
kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa saja yang
menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian di dalam
suatu komunitas atau wilayah.
c. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat
mempengaruhi kelompok maupun populasi. Epidemiologi memberikan
manfaat dengan memberikan gambaran faktor risiko, masalah, dan
perilaku apa saja yang mempengaruhi suatu kelompok atau suatu
populasi. Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap
faktor risiko dan menggunakan teknik pemeriksaan kesehatan, misalnya:
risiko kesehatan, pemeriksaan, skrining kesehatan, tes kesehatan,
pengkajian penyakit, dan sebagainya.
d. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian. Epidemiologi memberikan manfaat
dalam menilai sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan dalam mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan populasi
atau kelompok. Epidemiologi juga berguna untuk mengkaji keefektifan;
efisiensi; kualitas; kuantitas; akses; ketersediaan layanan untuk mengobati,
mengendalikan atau mencegah penyakit; cedera; ketidakmampuan; atau
kematian.
e. Melengkapi gambaran klinis. Ilmu epidemiologi berguna dalam proses
identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi
memang ada atau bahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu.
Epidemiologi juga berguna untuk menentukan hubungan sebab akibat,
misalnya: radang tenggorokan dapat menyebabkan demam rematik.
f. Identifikasi sindrom. Dalam hal ini, ilmu epidemiologi membantu dalam
menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom,
misalnya: sindrom down, fetal alkohol, kematian mendadak pada bayi.
g. Menentukan penyebab dan sumber penyakit. Temuan epidemiologi
memberikan manfaat untuk memungkinkan dilakukannya pengendalian,
pencegahan, dan pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cedera,
ketidakmampuan dan kematian.

Anda mungkin juga menyukai