1. Perencanaan (P1)
Pengorganisasian
Penggerakan
Pengawasan
Pengendalian
Penilaian
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
SURVEILENS EPIDEMIOLOGI
(Langmuir , 1963)
Surveilens Berfungsi Sebagai Otak dan Sistem Saraf Untuk Program Pencegahan dan
Pembrantasan Penyakit
(Henderson, 1976)
UNSUR KUNCI
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur derajat kesehatan secara umum adalah
angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (moebiditas) .
a. Angka Kematian /Mortalitas
Angka kematian merupakan indikator status kesehatan dan sekaligus juga indikator
kependudukan.
Angka Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate /IMR )
Angka Kematian Ibu ( Martenal Mortality Rate/MMR )
Angka Kematian menurut Penyebab Tertentu ( Age Specific Death Rate/ASDR )
Ketiga angka kematian tersebut merupakan indikator yang peka untuk menggambarkan
status kesehatan dibanding dengan Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate ) atau Angka
Kematian Menurut Umur ( age Spesific Death Rate ) yang lebih tepat untuk
menggambarkan keadaan demografis.
b. Angka Kesakitan /Morbiditas
Angka kesakitan adalah jumlah orang yang terkena penyakit tertentu. Ada 2 macam cara
yang digunakan untuk mengukur angka yaitu Angka Insidens (Incidence Rate )dan Angka
Prevalens (Prevalence Rate).
Angka Insidens
Angka Insidens dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di
kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.
Angka Prevalens
Adalah jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam satu kelompok penduduk
tertentu dalam suatu waktu tertentu pula. Ada 2 metode penghitungan yaitu:
- Point Prevalens : penghitungan jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam
waktu singkat .
- Period Prevalens : Jumlah kasus penyakit selama 1 periode tertentu
2. Analisis Lingkungan Kesehatan
Aspek lingkungan dianggap faktor yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap
derajat kesehatan. Secara spesifik aspek lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan
yaitu lingkungan fisik, biologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan Fisik
Komponen lingkungan fisik diantaranya mencakup suhu udara, kelembaban, penyinaran
matahari, kebisingan, dan lain-lain.
b. Lingkungan Biologi
Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman penyakit,
vektor, binatang ternak, dll.
Indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan biologis : akses terhadap air
bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah serta keberadaan vektor penyakit.
c. Lingkungan Sosial-Ekonomi
Informasi mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat juga sangat bermanfaat dalam
menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan.
Data ekonomi yang bisa digunakan: Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan perkapita,
produk Domestik Refional Bruto (PDRB) per kapita, Upah Minimal Regional (UMR),
Data lingkungan sosial yang dapat digunakan yaitu pranata (lembaga-lembaga) yang ada
dan hidup di masyarakat seperti pengaruh lembaga adat istiadat, organisasi sosial
kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan lain-lain.
3. Analisis Perilaku Kesehatan
Analisis Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap
stimulus yang berkaitan dengan konsep sehat-sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, lingkungan serta kepercayaan-kepercayaan kesehatan yang ada dimasyarakat..
Respons dapat bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap ) maupun aktif ( tindakan
nyata atau praktek ). Sedangkan stimulus :
a. Perilaku terhadap sakit : bagaimana manusia berespons terhadap rasa sakit yang ada
pada dirinya baik secara pasif maupun aktif. Perilaku ini dapat disesuaikan dengan tingkat-
tingkat pencegahan penyakit :
Perilaku berhubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Misal : PHBS,
gizi seimbang, olahraga dll.
Perilaku pencegahan penyakit. Misal : Imunisasi, tidur memakai kelambu untuk mencegah
gigitan nyamuk malaria, dll
Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan. Misal : Usaha mencari pengobatan ke
fasilitas kesehatan modern maupun ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe dll).
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas
kesehatan, dan obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan
Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta
unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, pengelolaan makanan dll.
d Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Lingkup perilaku ini mencakup :
Perilaku sehubungan dengan air bersih
Perilaku berhubungan dengan pembuangan limbah
Perilaku berhubungan dengan rumah yang sehat
Perilaku berhubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk
Sumber data dan informasi tentang analisis perilaku kesehatan dapat diambil dari
SUSENAS, SKRT, sumber data langsung dari masyarat, pendapat tokoh masyarakat,
agama.
- Analisis input
Input adalah sub elemen- sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya
sistem.
Imput meliputi tenaga, dana, fasilitas dan sarana kesehatan, kebijakan, teknologi yang
diterapkan.
Langkah dalam analisis input : merinci secara jelas imput yang ada baik secara kuantitatif
maupun kualitatif
Misalkan, data sumber daya tenaga kesehatan di puskesmas X tahun Y
dianalisis Kecukupan tenaga kesehatan
Indikator :
Rasio nakes dengan jumlah penduduk yan harus dilayani
Rasio bidan dengan jumlah ibu hamil, dll
- Analisis Output Upaya kesehatan
Dari berbagai pelaksanaan program dapat dilakukan analisis tentang hasil yang dicapai oleh
program upaya kesehatan. Dalam analisis ini dibedakan Pencapaian program dan Output
program
Pencapaian program lebih bersifat statis artinya hanya menggambarkan keadaan sampai
suatu saat tertentu (misal: pencapaian imunisasi campak yang dinyatakan dalam %)
Output program lebih bersifat dinamis artinya, menggambarkan berapa banyak hasil yang
diprosuksi per satuan waktu (per bulan) misal. Jumlah pasien pada bulan x. Dengan
mengetahui output pada diketahui pola/ trend selama setahun. Trend ini pada dasarnya
menggambarkan kapasitas upaya kesehatan dan berguna untuk penetapan sasaran pada
masa yang akan datang.