Anda di halaman 1dari 8

1.

Berdasarkan prinsip paradigma sehat, Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan


untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah, Puskesmas menggerakkan dan bertanggung
jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat
bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4. Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas mengintegrasikan dan
mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta
melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

1. Perencanaan (P1)

2. Penggerakan pelaksanaan (P2)

Pengorganisasian

Penggerakan

3. Pengawasan, pengendalian dan Penilaian (P3)

Pengawasan

Pengendalian

Penilaian

Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


Sesuai dengan falsafah dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 mengakui hak asasi warga atas
kesehatan. Hal ini juga termaktub dalam pasal 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa setiap
orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang sesuai amanat
pada perubahan UUD 1945 Pasal l34 ayat 2, yaitu menyebutkan bahwa Negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan dimasukkannya
Sistem Jaminan Sosial dalam perubahan UUD 1945, kemudian terbitnya Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menjadi suatu bukti yang
kuat bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan terkait memiliki komitmen yang besar
untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Melalui Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial, pada hakekatnya bertujuan
untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 ini mengamanatkan bahwa program jaminan sosial
wajib bagi seluruh penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan
penyelenggara jaminan sosial. Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Untuk program Jaminan Kesehatan
yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, implementasinya telah dimulai sejak 1 Januari 2014.
Program tersebut selanjutnya disebut sebagai program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

KEGIATAN PENGUMPULAN DATA EPIDEMIOLOGI SECARA SISTIMATIS, TERATUR &


TERUS MENERUS
PENGOLAHAN ANALISA DAN INTERPRETASI DAT TSB HINGGA MENGHASIL KAN
INFORMASI
SELANJUTNYA INFORMASI DISEBARKAN KEPADA ORANG/LEMBAGA YANG
BERKEPENTINGAN
DALAM RANGKA MEMANTAU, MENILAI DAN MERENCANAKAN KEMBALI PROGRAM-
PROGRAM ATAU PELAYANAN

SURVEILENS EPIDEMIOLOGI

Surveilens Adalah Kegiatan yg Terus-Menerus


Distribusi & Kecenderungan Penyakit Melalui Sistematik Pengumpulan Data,
Konsolidasi, dan Evaluasi Laporan Morbiditas & Mortalitas Juga Data-data Lain yg Sesuai
Disebarkan Kepada Mereka yg Ingin Tahu

Pengumpulan Data yg Sistematik

Konsolidasi dan Evaluasi Data

Diseminasi Kepada Para Pengambil Keputusan


Diseminasi Kepada yg Butuh Informasi

(Langmuir , 1963)

Surveilens Adalah Kegiatan Pengumpulan Data yg Sistematik dan mengahasilkan Informasi


Epidemiologik Untuk Perencanaan, Implementasi dan Penilaian Pembrantasan Penyakit
(WHO, 1968)

Surveilens Berfungsi Sebagai Otak dan Sistem Saraf Untuk Program Pencegahan dan
Pembrantasan Penyakit

(Henderson, 1976)

UNSUR KUNCI
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

1. Pengumpulan Data Kesehatan Secara Jelas Untuk Perencanaan Kesehatan,


Pemberantasan, Pencegahan Penyakit dan Promosi Kesehatan
2. Pengumpulan Data yg Terus Menerus
3. Analisis Sewaktu-waktu
4. Diseminasi Hasil
5. Bertindak Berdasarkan Hasil
6. Evaluasi Periodik Dari Sistem

RISET/ PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

Dilakukan pada waktu tertentu saja


Disain Lebih Metodologis
Kebanyakan Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan & Teknologi
Dalam generalisasi Prinsip Statistika Sangat Penting
Hasil berupa kesimpulan temuan
Saran sesuai hasil temuan

TUJUAN KEGIATAN SURVEILENS

Menilai Status Kesehatan Masyarakat


Menilai Kejadian/Masalah
Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat
Mengevaluasi Program
Menginformasikan Masalah Kesehatan Masyarakat
Memberikan Masukan pada Penentu Kebijakan
Melaksanakan Riset

MANFAAT SURVEILENS EPIDEMIOLOGI

Estimasi Kuantitatif Dari Besar Suatu Masalah Kesehatan


Dapat Menggambarkan Riwayat Alamiah Penyakit
Deteksi Epidemik
Dokumentasi Distribusi &Penyebaran Masalah Kesehatan
Fasilitas Riset Epidemiogik dan Laboratorium
Uji Hipotesis
Evaluasi Efektivitas Pemberantasan dan Pencegahan
Memantau Aktivitas Isolasi
Deteksi Perubahan Dalam Praktek Kesehatan
Perencanaan Program-program Kesehatan
Memantau Jangkauan Pelayanan Kesehatan
1. Analisis Derajat ( Masalah ) Kesehatan
Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yaitu bukan saja sehat dalam arti
bebas dari penyakit tetapi termasuk juga tercapainya kesejahteraan fisik, sosial dan mental.
Untuk menilai suatu kondisi kesehatan digunakan indikator-indikator yang merupakan
kesepakatan mengenai kuantifikasi fenomena kesehatan yang terjadi di masyarakat.
Indikator keadaan kesehatan dapat dibandingkan dengan standar pelayanan kesehatan,
cakupan, target program kesehatan di daerahnya (puskesmas, kabupaten, propinsi,
nasional) atau dibandingkan dengan daerah lain serta dapat dianalisa kejadian dari waktu
ke waktu (trend / kecenderungan).

Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur derajat kesehatan secara umum adalah
angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (moebiditas) .
a. Angka Kematian /Mortalitas
Angka kematian merupakan indikator status kesehatan dan sekaligus juga indikator
kependudukan.
Angka Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate /IMR )
Angka Kematian Ibu ( Martenal Mortality Rate/MMR )
Angka Kematian menurut Penyebab Tertentu ( Age Specific Death Rate/ASDR )
Ketiga angka kematian tersebut merupakan indikator yang peka untuk menggambarkan
status kesehatan dibanding dengan Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate ) atau Angka
Kematian Menurut Umur ( age Spesific Death Rate ) yang lebih tepat untuk
menggambarkan keadaan demografis.
b. Angka Kesakitan /Morbiditas
Angka kesakitan adalah jumlah orang yang terkena penyakit tertentu. Ada 2 macam cara
yang digunakan untuk mengukur angka yaitu Angka Insidens (Incidence Rate )dan Angka
Prevalens (Prevalence Rate).
Angka Insidens
Angka Insidens dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di
kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.
Angka Prevalens
Adalah jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam satu kelompok penduduk
tertentu dalam suatu waktu tertentu pula. Ada 2 metode penghitungan yaitu:
- Point Prevalens : penghitungan jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam
waktu singkat .
- Period Prevalens : Jumlah kasus penyakit selama 1 periode tertentu
2. Analisis Lingkungan Kesehatan
Aspek lingkungan dianggap faktor yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap
derajat kesehatan. Secara spesifik aspek lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan
yaitu lingkungan fisik, biologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan Fisik
Komponen lingkungan fisik diantaranya mencakup suhu udara, kelembaban, penyinaran
matahari, kebisingan, dan lain-lain.

b. Lingkungan Biologi
Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman penyakit,
vektor, binatang ternak, dll.
Indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan biologis : akses terhadap air
bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah serta keberadaan vektor penyakit.
c. Lingkungan Sosial-Ekonomi
Informasi mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat juga sangat bermanfaat dalam
menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan.
Data ekonomi yang bisa digunakan: Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan perkapita,
produk Domestik Refional Bruto (PDRB) per kapita, Upah Minimal Regional (UMR),
Data lingkungan sosial yang dapat digunakan yaitu pranata (lembaga-lembaga) yang ada
dan hidup di masyarakat seperti pengaruh lembaga adat istiadat, organisasi sosial
kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan lain-lain.
3. Analisis Perilaku Kesehatan
Analisis Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap
stimulus yang berkaitan dengan konsep sehat-sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, lingkungan serta kepercayaan-kepercayaan kesehatan yang ada dimasyarakat..
Respons dapat bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap ) maupun aktif ( tindakan
nyata atau praktek ). Sedangkan stimulus :
a. Perilaku terhadap sakit : bagaimana manusia berespons terhadap rasa sakit yang ada
pada dirinya baik secara pasif maupun aktif. Perilaku ini dapat disesuaikan dengan tingkat-
tingkat pencegahan penyakit :
Perilaku berhubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Misal : PHBS,
gizi seimbang, olahraga dll.
Perilaku pencegahan penyakit. Misal : Imunisasi, tidur memakai kelambu untuk mencegah
gigitan nyamuk malaria, dll
Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan. Misal : Usaha mencari pengobatan ke
fasilitas kesehatan modern maupun ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe dll).
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas
kesehatan, dan obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan
Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta
unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, pengelolaan makanan dll.
d Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Lingkup perilaku ini mencakup :
Perilaku sehubungan dengan air bersih
Perilaku berhubungan dengan pembuangan limbah
Perilaku berhubungan dengan rumah yang sehat
Perilaku berhubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk

Sumber data dan informasi tentang analisis perilaku kesehatan dapat diambil dari
SUSENAS, SKRT, sumber data langsung dari masyarat, pendapat tokoh masyarakat,
agama.

4. Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas kelililing, bidan desa,
dokter praktek, POLINDES, posyandu. Sumber data dan informasi dapat diambil dari Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), Sistem Pencatatan Rumah Sakit
(SP2RS), SUSENAS, SKRT, dll.
Analisis program dan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan sistem, yaitu denagn memperhatikan komponen input-proses-output. Akan
tetapi aspek proses dalam program dan pelayanan kesehatan sanat komplek dan berbeda-
beda antar program maka analisis lebih ditekankan pada aspek input dan output serta
peran serta masyarakat.

- Analisis input
Input adalah sub elemen- sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya
sistem.
Imput meliputi tenaga, dana, fasilitas dan sarana kesehatan, kebijakan, teknologi yang
diterapkan.
Langkah dalam analisis input : merinci secara jelas imput yang ada baik secara kuantitatif
maupun kualitatif
Misalkan, data sumber daya tenaga kesehatan di puskesmas X tahun Y
dianalisis Kecukupan tenaga kesehatan
Indikator :
Rasio nakes dengan jumlah penduduk yan harus dilayani
Rasio bidan dengan jumlah ibu hamil, dll
- Analisis Output Upaya kesehatan
Dari berbagai pelaksanaan program dapat dilakukan analisis tentang hasil yang dicapai oleh
program upaya kesehatan. Dalam analisis ini dibedakan Pencapaian program dan Output
program
Pencapaian program lebih bersifat statis artinya hanya menggambarkan keadaan sampai
suatu saat tertentu (misal: pencapaian imunisasi campak yang dinyatakan dalam %)
Output program lebih bersifat dinamis artinya, menggambarkan berapa banyak hasil yang
diprosuksi per satuan waktu (per bulan) misal. Jumlah pasien pada bulan x. Dengan
mengetahui output pada diketahui pola/ trend selama setahun. Trend ini pada dasarnya
menggambarkan kapasitas upaya kesehatan dan berguna untuk penetapan sasaran pada
masa yang akan datang.

- Analisis peran serta masyarakat


Peran serta masyarakat seringkali menjadi faktor penting dalam keberhasilan program
kesehatan. Kesulitan yang sering dihadapi dalam analisis peran serta masyarakat yaitu
belum adanya ukuran standar peran serta masyarakat dalam program kesehatan, sehingga
indikatornya tidak dapat dibandingkan dengan pengukuran pada daerah lain atau waktu
yang lain.
Contoh dari analisis partisipasi masyarakat dalam meningktkan kegiatan posyandu, rasio
kader aktif dengan jumlah balita di desa X

5. Analisis Faktor Hereditas dan kependudukan


Analisis faktor hereditas/keturunan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan biasanya
sulit didapat untuk itu dapat menggunakan analisis demografi.
Analisis hereditas/keturunan dapat dilakukan dengan melihat penyakit-penyakit yang terjadi
dipengaruhi oleh faktor keturunan, misal : Penyakit Diabetes Mellitus.
Analisis demografi penting untuk menentukan besaran masalah dan besaran target program
dan analisis indikator-Indikator lainnya
Jumlah balita sasaran imunisasi, sasaran PMT, dll
Untuk melakukan analisis kependudukan data dan informasi yang diperlukan: Jumlah,
komposisi serta struktur penduduk, pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk,
informasi spesifik lainnya : jumlah bayi dan balita, ibu hamil, fertilitas, tingkat pendidikan,
mata pencaharian dll.
Data dapat diperoleh secara tidak langsung (sekunder) di kantor BPS dan data primer
dengan wawancara menggunakan kuesioner.

Anda mungkin juga menyukai