Anda di halaman 1dari 70

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat PEBRUARI 2018

Dan Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo

LAPORAN ANALISIS KESEHATAN IBU ANAK-KELUARGA BERENCANA


(KIA-KB) PUSKESMAS LEPO-LEPO PERIODE JANUARI - DESEMBER 2017

Oleh:
M. Idris Ibnu Ikhsan, S.Ked
K1A1 12 085

Pembimbing :
dr. I. Putu Sudayasa, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertandatangan di bawahini, menyatakanbahwa:
Nama : M. Idris Ibnu Ikhsan, S.Ked
NIM : K1A1 12 085
Judul Laporan : Laporan Analisis Manajemen UpayaKesehatan Masyarakat
Pengembangan Puskesmas Lepo-Lepo Periode Januari-
Desember 2017

Telah menyelesaikan tugas laporan Analisis ManajemenUpaya Kesehatan


Masyarakat Pengembangan Puskesmas Lepo-Lepo dalam rangka kepaniteraan
klinik pada Bagian Ilmu Kedokteran Keluargadan Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Halu Oleo.

Kendari, 1 Pebruari 2018


Mengetahui,
Pembimbing Puskesmas Lepo-Lepo

dr. I Putu Sudayasa, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Analisis Program Kesehatan Ibu anak-keluarga berencana Puskesmas
Lepo-lepo ini dalam rangka sebagai tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu
Oleo.
Penulis menyadari bahwa pada proses pembuatan laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran dari semua
pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan berikutnya
sangat penulis harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. I Putu
Sudayasa, M.Kes atas bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah
dan kendala dalam proses penyusunan laporan ini dapat teratasi dan
terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga LaporanAnalisis Manajemen UpayaKesehatan
Masyarakat PengembanganPuskesmas Lepo-lepo ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya serta dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas segala bantuan dan perhatian baik
berupa tenaga, pikiran dan materi pada semua pihak yang terlibat dalam
menyelesaikan laporan ini penulis ucapkan terima kasih.

Kendari, Pebruari 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................... 2
C. Manfaat ....................................................................................... 3
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................ 3
E. Metodologi ................................................................................... 3
BAB II ANALISIS SITUASI
A. Gambaran Umum Puskesmas Lepo-lepo .................................... 4
B. Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk ................................... 7
C. Pendekatan Upaya Kesehatan di Puskesmas ............................. 16
D. Pendekatan Sumber Pembiayaan Pendapatan (PAD)..................18
E. Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga berencana ........... 20
F. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas .......... 30
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) ................................ 30
2. Pergerakan & Pelaksanaan (P2) ............................................. 33
3. Pengawasan, Pengendalian, Penilaian (P3) ........................... 37
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH
A. Analisis Masalah.......................................................................... 40
B. Analisa Penyebab Masalah ......................................................... 40
C. Identifikasi Penyebab Masalah Dengan Prioritas Tertinggi.........46
D. Analisa Penyebab Masalah...........................................................47
E. Tabel Paired Comparison ............................................................ 48
F. Tabel Kumulatif Dari Hasil Paired Comparison Untuk
Penyelesaian Masalah ................................................................ 48

iv
G. Penyebab Masalah yang Perlu Diselesaikan Berdasarkan Nilai
Kumulatif ..................................................................................... 49
H. Rencana Kegiatan ....................................................................... 49
I. Kriteria Mutlak Dari Rencana Kegiatan ........................................ 49
J. Program yang Akan Dilaksanakan .............................................. 50
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................... 53
B. Saran ........................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman


Tabel 1. Jumlah dan keadaan penduduk per kelurahan 8
tahun 2017.
Tabel 2. Sarana Tempat Ibadah di Wilayah Puskesmas 9
Lepo-LepoTahun 2017
Tabel 3. Sumber Daya Manusia Puskesmas Lepo-Lepo 15
Tabel 4. Retribusi Pelayanan Kesehatan pada 19
Puskesmas Lepo-Lepo tahun
Tabel 5. Data Cakupan K1 periode Januari-Desember 20
2017
Tabel 6. Data Cakupan K4 periode Januari-Desember 22
2017
Tabel 7. Data Cakupan Bumil Resti periode Januari- 23
Desember 2017
Tabel 8. Data Cakupan Bulin Nakes periode Januari- 24
Desember 2017
Tabel 9. Data Cakupan KF1 periode Januari-Desember 25
2017
Tabel 10. Data Cakupan KF Lengkap periode Januari- 25
Desember 2017
Tabel 11. Data Cakupan KN1 periode Januari-Desember 26
2017
Tabel 12. Data Cakupan KN Lengkap periode Januari- 26
Desember 2017
Tabel 13. Data Cakupan Neonatu Resti periode Januari- 27
Desember 2017

vi
Tabel 14. Data Cakupan Pelayanan Bayi periode 28
Januari-Desember 2017
Tabel 15. Data Cakupan Anbal periode Januari- 29
Desember 2017
Tabel 16. Data Cakupan KB Aktif periode Januari- 30
Desember 2017
Tabel 17. Analisis masalah kesehatan Ibu Anak-Keluarga 40
Berencana
Tabel 18. Tabel Kriteria A (Besar Masalah) 42
Tabel 19. Tabel Kriteria B (Kegawatan Masalah) 43
Tabel 20. Tabel KriteriaC (Kemudahan Penanggulangan) 43
Tabel 21. Tabel Faktor PEARL 44
Tabel 22. Tabel Prioritas Masalah Dengan Rumus NPD 45
dan NPT
Tabel 23. Identifikasi Penyebab kurangnya Pelaksanaan 46
KN Lengkap
Tabel 24. Paired Comparison 48
Tabel 25 Kumulatif Dari Hasil Paired Comparison Untuk 48
Penyelesaian Masalah
Tabel 26 Kriteria mutlak dapat atau tidaknya dilakukan 49
Tabel 27 Plain Of Action (POA) masalah Kesehatan 51
Jiwa di Puskesmas Lepo-lepo periode Januari-
Oktober 2017

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


Gambar
Gambar 1. Struktur Organisasi Puskesmas Lepo-lepo 6
Gambar 2. Peta wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo 8

viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya
yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor,
serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan
oleh periode sebelumnya.
Data dan informasi merupakan sumber daya yang sangat
strategis bagi suatu organisasi yang melaksanakan prinsip-prinsip
manajemen modern. Dibidang kesehatan, kebutuhan akan data dan
informasi yang evidence based (berbasis data yang akurat, tepat dan
cepat) sangat penting karena berkaitan dengan kesehatan
jiwa raga manusia baik di kabupateri/kota untuk
operasionalisasi program, di provinsi untuk penentuan strategi
program, maupun di pusat untuk menentukan kebijaksanaan
nasional. Kebutuhan data dan informasi kesehatan dipenuhi dengan
menyelenggarakan sistem informasi kesehatan yaitu serangkaian
kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan analisis
data, serta penyajian informasi.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas


adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

1
kerjanya.Penyelenggaraan Puskesmas di era desentralisasi dapat
digolongkan menjadi program kesehatan esensial dan program kesehatan
pengembangan.
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. Upaya kesehatan esensial harus diselenggarakan oleh
setiap puskesmas untuk mendukung pencapaian standarpelayanan minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat esensial
meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi,
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya kesehatan
masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang
kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inofatif dan/atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
yang tersedia di masing-masing Puskesmas.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masalah-
masalah yang ada pada Kesehatan Ibu Anak dan keluarga berencana
Puskesmas Lepo- Lepo periode Januari– Desember 2017.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui perencanaan (P1) kinerja program Puskesmas
Lepo-Lepo periode Januari-Desember 2017.
b. Untuk mengetahui pergerakan dan pelaksanaan (P2) kinerja
program kesehatan ibu anak dan keluarga berencana Puskesmas
Lepo-Lepo periode Januari-Desember 2017.
c. Untuk mengetahui pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)
kinerja program upaya kesehatan ibu anak dan keluarga berencana
Puskesmas Lepo-Lepo periode Januari-Desember 2017.

2
d. Untuk menentukan prioritas masalah program kesehatan ibu anak-
keluarga berencana Puskesmas Lepo-Lepo periode Januari-
Desember 2017.
e. Untuk menyusun Planning of Action (PoA) dari prioritas masalah
program kesehatan ibu anak-keluarga berencana Puskesmas
Lepo-Lepo periode Januari-Desember 2017.

C. Manfaat
1. Manfaat praktis
a. Memberi gambaran mengenai pelaksanaan manajemen program
Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga berencana Puskesmas Lepo-
Lepo periode Januari-Desember 2017.
b. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Puskesmas dan pelaksana
program Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga berencana mengenai
prioritas masalah yang ditemukan melalui analisis program
sehingga menjadi bahan pertimbangan arah kebijakan dan
kegiatan.
2. Manfaat teknis
Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan khususnya mengenai kesehatan ibu anak dan keluarga
berencana dan menjadi bahan rujukan bagi penulis selanjutnya.
3. Manfaat bagi penulis
Menerapkan dan memperkaya ilmu pengetahuan yang diperoleh
dari perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu
anak dan keluarga berencana.
D. WaktudanTempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan analisis manajemen upaya pengembangan
Puskesmas Lepo-lepo ialah selama satu pecan dilaksanakan dari tanggal
23-30 Desember 2017 di wilayahkerja Puskesmas Lepo-Lepo Kelurahan
Baruga, KecamatanBaruga, Jl. Christina M. Tiahahu Nomor 117.

3
E. Metodologi
Metode dalam pengumpulan data dalam Laporan kesehatan ibu
anak dan keluarga berencana Puskesmas Lepo-lepo ini yaitu dengan
metode observasi, wawancara, dan pengolahan data sekunder Program
Pengembangan Puskesmas Lepo-Lepo periode Januari- Desember 2017.

4
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. Gambaran Umum Puskesmas Lepo-Lepo


Puskesmas lepo-lepo merupakan Puskesmas Perawatan (Kebidanan
dan Unit Gawat Darurat) dengan jumlah tempat tidur sebanyak 12 buah.
Puskesmas lepo-lepo terletak dijalan Christina M. Tiahahu No.117 Kota
Kendari Telp. (0401) 3195398. Pada tahun 2007 dilakukan rehabilitasi fisik
untuk peningkatan menjadi rawat inap penuh (khususnya rawat inap umum).
1. Visi dan Misi Puskesmas Lepo-Lepo
Adapun visi dan misi Puskesmas Lepo-Lepo adalah sebagai
berikut:
a. Menjadi puskesmas andalan bagi masyarakat menuju Kota Kendari
Sehat 2020.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berkualitas yang
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam
wilayah Kecamatan Baruga dan Kota Kendari pada umumnya.
2) Menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan kesehatan.
3) Memperdayakan potensi keluarga dan masyarakat untuk mampu
berperan aktif dalam upaya mewujudkan keluarga sehat mandiri.
4) Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan
memperdayakan individu, keluarga, dan masyarakat melalui
program kelurahan siaga.
5) Menggalang kemitraan dengan seluruh potensi masyarakat
dalam wilayah kerja puskesmas yakni Kecamatan Baruga dalam
rangka mendukung Kota Kendari Sehat tahun 2020.
6) Menerapkan transparansi dan akuntabilitas internal organisasi
Puskesmas dan eksternal dengan organisasi lainnya baik secara
vertikal maupun horizontal.

5
2. Motto Puskesmas Lepo-lepo
CEMPAKA:
Cepat, Empati, Mutu, Peduli, Aman, Keterbukaan dan Akuntabilitas
3. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Puskesmas Lepo-lepo sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur organisasi Puskesmas Lepo-lepo

4. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas


a. Tugas Pokok Puskesmas Lepo-Lepo
1) Memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat
dalam bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif yang
terdiri promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2) Memberikan pelayanan 24 jam yang meliputi pelayanan gawat
dasar, rawat inap umum dan rawat inap kebidanan.

6
3) Membina peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
dalam wilayah kerja Puskesmas yakni dalam wilayah administrasi
Kecamatan Baruga Kota Kendari.
b. Fungsi Puskesmas Lepo-Lepo
1) Sebagai motivator dan fasilitator pembangunan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerja puskesmas (wilayah administratif
kecamatan baruga) melalui upaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan dan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan, disamping itu puskesmas
aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan.Upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2) Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dalam arti masyarakat
baik perorangan terutama pemuka masyarakat,keluarga dan
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kemampuan melayani
diri sendiri dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Mengidentifikasi, merencanakan dan melakukan
pemecahan masalah kesehatan dalam wilayah kerja puskesmas
(kecamatan baruga) dengan memanfaatkan potensi setempat dan
fasilitas yang ada.
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik,
komprehensif,integratif dan berkesinambungan.
4) Melaksanakan urusan tata usaha yang meliputi pencatatan dan
pelaporan kegiatan,pengelolaan keuangan dan penataan
kepegawaian.

7
B. Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk
1. Keadaan dan Kondisi Geografis
a. Wilayah kerja terdiri dari 4 kelurahan (Lepo-Lepo, Wundudopi,
Baruga, Watubangga) yang merupakan wilayah administratif
Kecamatan Baruga
b. Luas wilayah kerja : 13.130 Ha
c. Batas-batas wilayah:
1) Sebelah utara :Kecamatan Wua-Wua dan Kecamatan Kadia
2) Sebelah timur :Kecamatan Poasia
3) Sebelah selatan :Kecamatan Konda (Kabupaten Konawe
Selatan)
4) Sebelah barat :Kecamatan Ranomeeto (Kab Konawe
Selatan) danKecamatan Mandonga Kota Kendari
d. Keadaan Alam : 80% daratan dan 20% perbukitan
e. Prasarana Transportasi : 75% jalan aspal dan 25% jalan berbatu dan
tanah.

Gambar 2. Peta wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo


2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo pada
tahun 2017 sebanyak 23.211 yang tersebar di 4 kelurahan (Lepo-Lepo,
Wundudopi, Baruga, Watubangga). Distribusi penduduk per Kelurahan
disajikan pada Tabel 1.

8
Tabel 1. Jumlah dan keadaan penduduk per kelurahan tahun 2017
No Nama Kelurahan L P Jumlah Jiwa

1 Lepo- lepo 2.461 2.641 5.102

2 Wundudopi 1.826 1.925 3.751

3 Baruga 4.661 4.279 8.940

4 Watubangga 2.706 2.712 5.418

Jumlah 11.654 11.557 23.211

Berdasarkan Tabel 1 terlihat jumlah penduduk terbanyak di


Kelurahan Baruga yaitu 8.940 jiwa dan yang paling sedikit di kelurahan
Wundudopi yaitu 3.751 jiwa.
3. Keadaan Sosial Ekonomi
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
sumber daya manusia. Di Wilayah Puskesmas Lepo-lepo jumlah
sarana pendidikan terbagi: Taman Kanak-kanak (TK) berjumlah 13
sekolah, Sekolah Dasar (SD) berjumlah 9 sekolah, SMP berjumlah 4
sekolah dan SMA berjumlah 4 sekolah. Data lebih lengkap terlihat
pada tabel jumlah sekolah di wilayah Puskesmas Lepo-lepo tahun
2017.
b. Agama
Perkembangan pembangunan dibidang spiritual dapat dilihat
dari banyanyaknya sarana peribadatan masing-masing agama.
Menurut data statistiktahun 2017 Penduduk Kecamatan Baruga
sebagian besar menganut agama Islam. Jumlah sarana ibadah
dapat dilihat pada Tabel berikut :

9
Tabel 2. Sarana Tempat Ibadah di Wilayah Puskesmas Lepo-Lepo
Tahun 2017
Jenis Sarana

No Kelurahan Masjid Gereja

1. Lepo-lepo 8 1
2. Wundudopi 9 1

3. Baruga 14 2

4. Watubangga 10 0
Jumlah 41 4

4. Keadaan Lingkungan
a. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan
beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang
menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan social
sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif.
Syarat-syarat rumah sehat antara lain : memiliki sarana air bersih,
memiliki jamban yang sehat, memiki tempat pembuangan sampah
yang tertutup, ada sarana pembuangan air limbah yang sehat,
ventilasi dan jendela yang cukup, atap lantai dan dinding kedap air
serta kepadatan hunian rumah sesuai dengan luas rumah.
Dari data yang terkumpul menunjukkan bahwa jumlah rumah
yang diperiksa sebanyak 4406 dan rumah yang sehat sebanyak 3629
(82%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
rumah yang ada di wilayah Puskesmas Lepo-lepo kondisinya sudah
cukup memenuhi syarat-syarat kesehatan/mempunyai fasilitas
sanitasi kesehatan sesuai kriteria rumah sehat.
b. Akses Terhadap Air Bersih
Air merupakan sumber dari kehidupan manusia. Air yang tidak
sehat dapat menjadi perantara penyakit, oleh karena itu air harus
memenuhi syarat-syarat kesehatan agartidak mengganggu

10
kesehatan manusia antara lain tidak berbau, tidak berasa dan tidak
berwarna, selain itu air juga tidak terkontaminasi oleh bakteri patogen
serta tidak mengandung zat-zat kimia yang berbahaya dalam jumlah
yang melebihi ambang batas yang ditentukan.Untuk memenuhi
kebutuhan akan air bersih, masyarakat di wilayah Puskesmas Lepo-
lepo mengakses air dari berbagai sumber yaitu yang menggunakan
sumur gali sebanyak 7628 (36,4%), sumur bor sebanyak 12768
(60,9%), dan PDAM sebanyak 570 (2,7%).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
besar masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan air yaitu
menggunakan sumur bor. Banyaknya masyarakat memakai sumur
bor dikarenakan dalam pembuatan sumur bor tidak perlu lokasi yang
luas serta air yang dihasilkan banyak dan lebih jernih, selain itu 1
sumur bor juga dapat memenuhi kebutuhan air untuk beberapa
keluarga.
c. Jarak Air Minum Dengan TPA Kotoran
Air yang kita konsumsi tiap hari harus terbebas dari kotoran
ataupun kuman oleh karena itu jarak antara sumber air minum
(sumur gali, sumur bor) dengan tempat kotoran minimal 10 meter.
Pada tahun 2017 jumlah sarana yang aman jaraknya dari sumber
pencemaran sebanyak 476 (98,7%) dari 482 sarana sumur gali yang
ada, sedangkan untuk sumur bor yaitu 773 sarana semua jaraknya
aman.
d. Ketersediaan Jamban
Jamban keluarga yang sehat harus memenuhi syarat antara
lain : tidak mencemari sumber air minum, tertutup (leher angsa) tidak
berbau, mudah dibersihkan, aman digunakan, ada pelindung yang
kedap air, penerangan dan ventilasi cukup, bebas serangga dan tikus
serta tersedia air bersih.
Pada tahun 2017 jumlah KK yang mempunyai jamban yang
sehat di wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo sebanyak 5264 (97,3%)
. Ada beberapa KK yang belum mempunyai jamban sehat hal ini

11
disebabkan karena mereka menganggap jamban belum merupakan
suatu kebutuhan, selain itu juga masih luas pekarangan rumah dan
kebun mereka sehingga mereka memanfaatkan kebun untuk
membuang kotoran (buang air besar).
5. Keadaan Perilaku Masyarakat
a. Jaminan Kesehatan Pra Bayar
Saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan
antara lain Jamkesda, Kartu Indonesia Sehat, BPJS Ketenagakerjaan
yang merupakan transformasi dari program Jamsostek serta BPJS
Kesehatan yang merupakan peleburan dari Askes dan Jamkesmas.
Pada tahun 2017 jumlah peserta BPJS (mandiri, PNS,
ketenagakerjaan, Jamkesda, KIS) adalah sebanyak 17810 peserta.
Jumlah peserta BPJS tersebut bukan hanya berasal dari wilayah
Puskesmas Lepo-lepo saja tapi juga berasal dari wilayah Pusksmas
lain tetapi mereka lebih memilih Puskesmas Lepo-lepo karena alasan
lebih mudah dijangkau dan dekat dengan jalan raya.
b. PHBS Masyarakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan ada 4
faktor yaitu: Perilaku, Pelayanan Kesehatan, Lingkungan dan
Genetik. Dari 4 faktor tersebut faktor perilaku merupakan factor yang
besar pengaruhnya terhadap masalah kesehatan oleh karena itu
diharapkan masyarakat mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tahun 2017 PHBS diambil di Kelurahan Watubangga. Dari
1137 Rumah Tangga yang dipantau yang dinyatakan sehat sebanyak
917 Rumah Tangga (80,68%). Ada 10 indikator dalam PHBS namun
mayoritas Rumah Tangga hanya memenuhi beberapa indikator hal ini
disebabkan karena tingkat pengetahuan, kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap kesehatan masih kurang, antara lain masih ada
yang menganggap jamban bukan merupakan kebutuhan yang
penting sehingga mereka membuang kotorannya disembarang
tempat seperti di kali atau di kebun sehingga dapat menularkan

12
penyakit seperti Diare, Cacingan dan lain-lain. Kebiasaan merokok
merupakan kebiasaan buruk yang sulit untuk dihilangkan, dan
sebagian besar rumah yang dilakukan PHBS ada penghuni rumah
yang mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.
6. Sarana Kesehatan
a. Puskesmas dan Jaringannya
Sarana Kesehatan (Pembinaan UKBM) yang ada di wilayah
Kecamatan Baruga meliputi :
1) Sarana Kesehatan Pemerintah
a) Puskesmas
Puskesmas Lepo-lepo merupakan Puskesmas induk
yang membawahi 2 Puskesmas Pembantu yaitu Pustu Nanga-
nanga dan Pustu Allo Jaya serta mempunyai wilayah yang
cukup luas sehingga memerlukan sarana transportasi baik
kendaraan roda 2 maupun roda 4 untuk kegiatan luar gedung
maupun merujuk pasien. Sarana transportasi (kendaraan
dinas) yang digunakan diPuskesmas lepo-lepo adalah
kendaraan roda 4 berjumlah 2 unit dan kendaraan roda 2
berjumlah 13 unit.
b) Rumah Sakit
Rumah Sakit yang ada di wilayah Kecamatan Baruga
adalah Rumah Sakit Provinsi Kendari yang merupakan rumah
sakit negeri kelas B. Rumah Sakit ini mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas.
Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari
Rumah Sakit Kota/Kabupaten. Rumah Sakit Provinsi terletak di
Kelurahan Watubangga Kecamatan Baruga.
c) Sarana Kesehatan Swasta
- Rumah Sakit Umum : ada 2 yaitu Rumah Sakit Hati Mulia
yang terletak di Kelurahan Wundudopi dan Rumah Sakit
Dewi Sartika yang terletak di Kelurahan Watubangga.

13
- Rumah Bersalin : 2 Unit, yang berlokasi di Kelurahan
Lepo-lepo dan KelurahanBaruga.
- Praktek dokter berkelompok : 1 Unit, berlokasi di
Kelurahan Lepo-lepo.
- Praktek dokter perorangan : 5 unit
b. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
1) Posyandu
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan
memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat. Posyandu merupakan UKBM yang paling dikenal
oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5
program prioritas yang dikenal dengan istilah sistem 5 meja.
Posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata yaitu Pratama,
Madya, Purnama dan Mandiri.
Jumlah Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Lepo-
lepo adalah sebanyak 18 Posyandu Balita. Dari 18 Posyandu
tersebut yang masuk dalam kriteria madya berjumlah 1
Posyandu, Purnama 6 Posyandu dan Mandiri sebanyak 11
Posyandu. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa
hampir semua Posyandu di wilayah Puskesmas Lepo-lepo sudah
masuk strata yang diharapkan yaitu Purnama dan Mandiri ( 17
Posyandu ). Posisi strata tersebut harus dipertahankan agar
tidak turun statusnya dengan cara meningkatkan jumlah
kunjungan Balita di Posyandu serta mempertahankan dan
meningkatkan jumlah kader yang aktif di Posyandu.
2) Polindes
Jumlah Polindes yang ada di wilayah Puskesmas Lepo-lepo
adalah 2 buah yaitu di Kelurahan Baruga 1 sarana dan di
Kelurahan Watubangga 1 sarana akan tetapi sarana tersebut
kurang berfungsi karena masyarakat lebih cenderung untuk
datang di Puskesmas daripada di Polindes karena mereka

14
merasa pelayanan di Puskesmas lebih lengkap serta jarak ke
Puskesmas juga tidak terlalu jauh.
3) Desa Siaga
Desa siaga merupakan suatu konsep peran serta dan
pemberdayaan masyarakat di tingkat Desa/Kelurahan, disertai
dengan pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat
untuk memelihara kesehatannya secara mandiri. Tujuan desa
siaga adalah terujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli dan
tanggap terhadap terhadap permasalahan kesehatan di
wilayahnya.Semua Kelurahan di wilayah Puskesmas Lepo-lepo (
4 Kelurahan ) sudah masuk Kelurahan siaga. Di setiap
Kelurahan masing-masing ada 2 bidan kelurahan yang siap
membantu masyarakat terutama ibu hamil dan melahirkan serta
pelayanan KB. Disamping itu ada juga kader kesehatan yang
membantu Bidan Desa/Kelurahan untuk mendorong peran serta
masyarakat dalam program kesehatan seperti pendataan dan
posyandu.
7. Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Tenaga Kesehatan Puskesmas lepo-lepo
Untuk upaya peningkatan mutu dan jangkauan
pelayanankesehatan, maka tenaga kesehatan yang ada harus
memadai jumlahnya. Di Puskesmas Lepo-lepo setiap tahun hampir
selalu ada penambahan jumlah pegawai baik pegawai titipan
maupun pegawai tetap. Selain itu tenaga sukarela juga semakin
bertambah banyak setiap tahunnya.Jumlah tenaga kesehatan yang
bertugas di Puskesmas Lepo-lepo pada tahun 2017 sebanyak 97
orang dengan uraian sebagai berikut :

15
Tabel 3.Sumber Daya Manusia Puskesmas Lepo-Lepo
Status
No Jenis Tenaga Jumlah
PNS Honor Sukarela
Dokter Umum
Dokter Gigi
Sarjana Keperawatan
1 . Sarjana Kesehatan 3 - -
3
2. Masyarakat 1 - -
1
3. Sarjana Kebidanan 9 - 11
20
4. Sarjana Kesehatan 17 - 1
18
5. Lingkungan 3 - -
3
6. Apoteker 1 - -
1
7. Ahli Madya 2 - -
2
8. Keperawatan 16 - 18
34
9. Ahli Madya Kebidanan 17 - 12
29
10. Ahli Madya Gizi 3 - 2
5
11. Ahli Kesehatan 1 - 1
2
12. Lingkungan 1 1 1
3
13. Ahli Madya Analis 9 - -
9
14. Kesehatan 2 - -
2
15. Perawat 4 - -
4
16. Perawat gigi 1 - -
1
17. Bidan 2 - -
2
18. SPAG 1 - -
1
19. SPPH 3 2 -
5
20. SMF 1 - -
1
21. Tenaga Administrasi - 2 -
2
22. Sopir - 1 -
1
23 Petugas Kebersihan - - -
Tukang Masak dan
Tukang cuci
SMU
Jumlah 97 6 46 149

16
Berdasarkan Tabel di atas,terlihat bahwa pegawai yang
berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 97 orang,
tenaga honorer sebanyak 6 orang, dan tenaga sukarela sebanyak 46
orang. Menurut jumlah kebutuhan dokter umum yang ada per jumlah
penduduk (20981) maka kebutuhan dokter umum seharusnya
berjumlah 4, sedangkan yang ada hanya 3 dokter umum berarti
masih kurang 1 dokter umum. Sedangkan untuk tenaga paramedik
sudah cukup banyak bahkan cenderung sudah lebih dari jumlah
yang dibutuhkan
C. Pendekatan Upaya Kesehatan di Puskesmas
Sesuai dengan Permenkes 75 tahun 2004, Puskesmas
menyelenggarakan 2 (dua) fungsi di wilayah kerjanya, yaitu :
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama
Seluruh upaya kesehatan di Puskesmas, diselenggarakan dengan
mengacu kepada prinsip :
1. Kesinambungan pelayanan bagi tiap tahap dalam siklus hidup
2. Pendekatan keluarga sehat.
3. Integrasi UKM-UKP
Upaya Kesehatan di Puskesmas meliputi :
1. UKM Tingkat Pertama
a. UKM Esensial
1) Pelayanan promosi kesehatan
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (KIA-
KB)
4) Pelayanan gizi
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
b. UKM Pengembangan
1) Pelayanan kesehatan jiwa
2) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat

17
3) Pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer
4) Pelayanan kesehatan kerja
5) Pelayanan kesehatan olahraga
6) Pelayanan kesehatan indera
7) Pelayanan kesehatan lanjut usia (lansia)
8) Pelayanan kesehatan lainnya
2. UKP Tingkat Pertama
a. Pelayanan rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari
d. Home care
e. Pelayanan rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan

D. Pendekatan Sumber Pembiayaan Pendapatan (PAD)


Sumber pembiayaan pendapatan (PAD) puskesmas lepo-lepo Tahun
2017 berasal dari retribusi pelayanan kesehatan pada Puskesmas Lepo-
Lepo. Uraian pos penerimaan pendapatan tahun 2017 disajikan pada tabel
4.
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa Retribusi Puskesmas terbanyak
bersumber dari Dana Kapitasi BPJS Rawat Jalan yang berjumlah
Rp.1.550.232.506,- dari seluruh PAD Puskesmas, urutan kedua bersumber
dari dana Jampersal yaitu sebesarRp.289.080.000,-urutan ke tiga
bersumber dari BOK yang berjumlah Rp.225.600.000,-urutan ke empat
bersumber dari BPJS Rawat Inap Perawatanyang berjumlah
Rp.153.300.000,- dari seluruh PAD Puskesmas, serta urutan kelima
bersumber dari Rawat Inap Umum yang berjumlah Rp.56.125.000,- dari
seluruh PAD Puskesmas.

18
Tabel 4. Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas Lepo-Lepo tahun
2017.

Uraian Jumlah %
Juml.Anggaran Juml.Anggaran yg
No Retribusi Pelayanan Anggaran pencap
Yg diterima (Rp) telah disetor (Rp)
Kesehatan (Rp) aian
1. Administrasi karcis 0 996.000 996.000 0
2 Tindakan Operasi 0 0 0 0
3 Rawat jalan jasa sarana 0 1.992.000 1.992.000 0
4 Rawat inap umum 0 56.125.000 56.125.000 0
5 Obat-obatan 0 0 0 0
6 Laboratorium 0 5.612.000 5.612.000 0

7 Ambulance 0 3.055.000 3.055.000 0


8 Tindakan medis 0 3.984.000 3.984.000 0
9 P3K / UGD 0 14.310.000 14.310.000 0
10 Poli Gigi 0 1.390.000 1.390.000 0
11 Pelayanan Haji 0 0 0 0
12 Visum 0 1.025.000 1.025.000 0
13 SKBS 0 3.060.000 3.060.000 0
14 Jamkesmas 0 0 0 0
15 Jampersal 0 289.080.000 289.080.000 0
16 BOK 0 225.600.000 225.600.000 0
17 Jamsostek 0 0 0 0
18 IOM (Imigran) 0 0 0 0
19 BPJS Rawat jalan 0 1.550.232.506 1.502.937.998 0
20 BPJS Rawat inap
0 153.300.000 153.300.000 0
Perawatan
21 BPJS Rawat Inap K.
0 45.175.000 45.175.000 0
Bersalin
Rp.
Jumlah Rp. 2.354.936.506
2.307.641.998

19
E. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (KIA-KB)
1. Cakupan Ibu Hamil (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini
mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8.
Adapun data cakupan K1 januari-desember adalah sebagai berikut.
Tabel 5. Data cakupan K1 periode januari-desember 2017

No Kunjungan Kumulatif %
1 Januari 66 11,4
2 Februari 125 21,5
3 Maret 178 30,6
4 April 231 39,7
5 Mei 278 47,8
6 Juni 326 56,1
7 Juli 375 64,5
8 Agustus 410 70,6
9 September 450 77,5
10 Oktober 488 83,8
11 Novemver 539 92,8
12 Desember 581 100
Target 581

Adapun pelaksanaan K1 dari target tahun 2017 yaitu 581 cakupan


penduduk pada periode januari-desember mencakup 585. Hal ini
melebihi target atau 100% dari yang di tetapkan.
2. Cakupan Ibu Hamil (K4)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan
pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar (1-1-2). Kontak 4
kali dilakukan sebagai berikut: minimal satu kali pada trimester I(0-12
minggu), minimal satu kali pada trimester ke2(>12-24 minggu), dan
minimal 2 kali pada trimester ke-3 (>24 minggu sampai dengan
kelahiran). Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan
dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan.
Adapun kegiatan puskesmas lepo-lepo yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut

20
1. Pengadaan buku KIA (dengan stiker P4K);
2. Pendataan Bumil;
3. Pelayanan Antenatal sesuai standar;
4. Kunjungan rumah bagi yang Drop Out;
5. Pembuatan kantong persalinan;
6. Pelatihan KIP/konseling;
7. Pencatatan dan Pelaporan;
8. Supervisi, Monitoring dan Evaluasi (PWS – KIA, Analisis Manajemen
Prog. KIA)
Data K4 puskesmas Lepo-Lepo periode Januari-Desember 2017
tertera pada tabel 5.
Adapun pelaksanaan K4 dari target tahun 2017 yaitu 581 cakupan
penduduk pada periode januari-desember mencakup 582. Hal ini
melebihi target atau 100% dari yang di tetapkan.

21
Tabel 6. Data cakupan K4 periode januari-desember 2017
No Kunjungan Kumulatif %
1 Januari 40 6,8
2 Februari 97 16,7
3 Maret 146 25,1
4 April 199 34,3
5 Mei 244 42
6 Juni 288 49.6
7 Juli 342 59,0
8 Agustus 388 66,8
9 September 436 75,2
10 Oktober 488 83,1
11 Novemver 534 91,6
12 Desember 100
Target 581

3. Ibu Hamil Risiko Tinggi (Bumil Resti)


Cakupan kegiatan untuk mewaspadai ibu hamil risiko tinggi oleh tenaga
kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Deteksi Bumil, Bulin, dan Bufas Komplikasi
2. Rujukan kasus komplikasi kebidanan
3. Pelayanan penanganan komplikasi kebidanan
4. Penyediaan pusat pelatihan Klinis
5. Pelatihan PONED bagi Bidan Desa dan Tim Puskesmas
6. Pelatihan Tim PONEK di RS Kabupaten/Kota
7. Penyediaan peralatan PONED di Puskesmas dan PONEK di RS
Kabupaten/Kota
8. Penyediaan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
9. Pelaksanaan PONED dan PONEK
10. Pencatatan dan Pelaporan
11. Pemantauan & Evaluasi
Data Ibu hamil risiko tinggi puskesmas Lepo-Lepo periode
Januari-Desember 2017 tertera pada tabel 6.
Adapun pelaksanaan K1 dari target tahun 2017 yaitu 116 cakupan
penduduk pada periode januari- desember mencakup 116 sesuai target
atau 100% dari yang di tetapkan.

22
Tabel 7. Data cakupan bumil resti periode januari-desember 2017

No Kunjungan Kumulatif %
1 Januari 9 7,5%
2 Februari 19 16%
3 Maret 28 24,3%
4 April 37 31,9%
5 Mei 47 40,5 %
6 Juni 57 49,1%
7 Juli 68 58,6%
8 Agustus 75 64,7%
9 september 87 75%
10 Oktober 98 83,6%
11 Novemver 106 91,4%
12 desember 116 100%
Target 116

4. Cakupan Bulin Nakes


Adapun cakupan kegiatan untuk ibu bersalin oleh tenaga kesehatan
adalah sebagai berikut
 Kemitraan Bidan – Dukun
 Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
 Pelayanan persalinan
 Penyediaan/Pengantian Peralatan Persalinan (Bidan KIT)
 Pelatihan + Magang (APN)
 Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi (PWS-KIA dan Analisis
Manajemen Program KIA)
Data bulin nakes puskesmas Lepo-Lepo periode Januari-
Desember 2017 tertera pada tabel 7.
Adapun pelaksanaan Bulin Nakes dari target tahun 2017 yaitu 554
cakupan penduduk pada periode januari- desember mencakup 554
sesuai target atau 100% dari yang di tetapkan.

23
Tabel 8. Data cakupan bulin nakes periode januari-desember 2017

No Kunjungan kumulatif %
1 Januari 35 6,3
2 Februari 87 15,7
3 Maret 139 25,1
4 April 184 33,6
5 Mei 237 42,8
6 Juni 280 50,7
7 Juli 327 59,2
8 Agustus 370 66,8
9 september 421 76
10 Oktober 454 83,6
11 Novemver 504 92,8
12 desember 554 100
Target 554

5. Cakupan Nifas (KF1) dan KF lengkap


Pelayanan kesehatan ibu nifas merupakan pelayanan kesehatan sesuai
standar yang diberikan pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca
persalinan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan kunjungan nifas
didefinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan baik di
dalam gedung maupun di luar gedung fasilitas kesehatan (termasuk
bidan di desa/polindes/ poskesdes) dan kunjungan rumah. Pelayanan
kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi: 1) pemeriksaan tekanan
darah, nadi, respirasi dan suhu; 2) pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3)
pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervagina lainnya; 4)
pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Ekslusif 6 bulan; 5) pemberian
kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali; dan 6) pelayanan KB
pasca persalinan.
Data KF1 dan KF lengkap puskesmas Lepo-Lepo periode Januari-
Desember 2017 tertera pada tabel 8 dan 9.
Adapun pelaksanaan KF1 dan KF lengkap masing-masing dari target
tahun 2017 yaitu 554 dan 554 cakupan penduduk pada periode januari-
desember mencakup 554 dan 554 sesuai target atau 100% dari yang di
tetapkan.

24
Tabel 9. Data cakupan KF1 periode januari-desember 2017

No Kunjungan kumulatif %
1 Januari 39 7.0
2 Februari 88 15,7
3 Maret 139 25,1
4 April 186 33,6
5 Mei 237 42,8
6 Juni 289 50,7
7 Juli 328 59,2
8 Agustus 370 66,8
9 september 432 78
10 Oktober 463 83,6
11 Novemver 510 92,1
12 desember 554 100
Target 554

Tabel 10. Data cakupan KF lengkap periode januari-desember 2017

No Kunjungan Kumulatif %
1 Januari 39 7,0%
2 Februari 87 15,7%
3 Maret 139 25,1%
4 April 168 30,5%
5 Mei 230 41,6%
6 Juni 278 50,2%
7 Juli 326 58,8%
8 Agustus 368 66,4%
9 september 419 75,6%
10 Oktober 460 83%
11 Novemver 510 92,1%
12 desember 554 100%
Target 554
6. Cakupan Neonatus (KN1) dan Cakupan KN lengkap
Bayi baru lahir (0-28 hari) atau neonatus merupakan golongan umur
yang memiliki risiko gangguan kesehatan yang paling tinggi. Hasil
Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa 78,5% kematian neonatus terjadi
pada minggu pertama kehidupan (0-6 hari). Mengingat besarnya risiko
kematian pada minggu pertama ini, setiap bayi baru lahir harus
mendapatkan pemeriksaan sesuai standar untuk mendetaksi adanya
penyakit atau tandabahaya sehingga dapat dilakukan intervensi sedini
mungkin untuk mencegah kematian.Pelayanan pada kunjungan
neonatus sesuai dengan standar mengacu pada pedoman Manajemen
Terpadu Balita Muda (MTBM) yang meliputi pemeriksaan tanda

25
vital,konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI Ekslusif, injeksi
Vit.K1, Imunisasi (Jikabelum diberikan saat lahir, penanganan dan
rujukan kasus, serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan
menggunakan buku KIA.
Data KN1 dan KN lengkap puskesmas Lepo-Lepo periode Januari-
Desember 2017 tertera pada tabel 10 dan 11.
Adapun pelaksanaan KN1 dan KN lengkap dari target tahun 2017 yaitu
116 cakupan penduduk pada periode januari- desember mencakup 116
sesuai target atau 100% dari yang di tetapkan.
Tabel 11. Data cakupan KN1 periode januari-desember 2017
No Kunjungan Kumulatif %
1 Januari 8 6,8%
2 Februari 18 15,4%
3 Maret 31 26,9%
4 April 41 35,4%
5 Mei 48 41,6%
6 Juni 61 53,4%
7 Juli 72 62,4%
8 Agustus 77 66,8%
9 september 88 76%
10 Oktober 102 88%
11 Novemver 113 98,1%
12 desember 116 100%
Target 116

Tabel 12. Data cakupan KN lengkap periode januari-desember 2017


No Kunjungan Kumulatif %
1 Januari 6 4,9%
2 Februari 13 11,2%
3 Maret 26 22,1%
4 April 35 30,5%
5 Mei 48 41,6%
6 Juni 61 52,9%
7 Juli 72 62%
8 Agustus 77 66,4%
9 september 88 75,6%
10 Oktober 96 83%
11 Novemver 116 100%
12 desember - -
Target 116

26
7. Cakupan Neonatus Resti
Adapun cakupan program menangani neonatus risiko tinggi kegiatan
puskesmas lepo-lepo adalah sebagai berikut :
1. Deteksi Dini Bumil, Bulin, dan Bufas komplikasi.
2. Pelayanan kesehatan pasca persalinan untuk ibu dan neonatal
sesuai standar
3. Penyediaan sarana, peralatan, laboratorium, obat esensial yg
memadai, dan transport.
4. Pelatihan manajemen BBLR bagi bidan, manajemen Asfiksia bayi
baru lahir, MTBS, PONED bagi Tim puskesmas, PONEK bagi Tim
RSUD
5. Pelaksanaan PONED dan PONEK;
6. Pemantauan untuk asuhan tindak lanjut bagi neonatus yang dirujuk
7. Pencatatan dan pelaporan
8. Pemantauan pasca pelatihan dan evaluasi
9. Pelaksanaan dan Pemantapan Audit Maternal Perinatal (AMP);
10. Rujukan pasien, tenaga medis, dan spesimen
Data KN1 dan KN lengkap puskesmas Lepo-Lepo periode
Januari-Desember 2017 tertera pada tabel 12.
Adapun pelaksanaan Neonatus Resti dari target tahun 2017 yaitu 79
cakupan penduduk pada periode januari- desember mencakup 79
sesuai target atau 100% dari yang di tetapkan.
Tabel 13. Data cakupan Neonatus Resti periode januari-desember 2017.
No Kunjungan Kumulatif %
1 Januari 6 7
2 Februari 11 14
3 Maret 21 26,4
4 April 28 34,9
5 Mei 32 40,4
6 Juni 40 50,9
7 Juli 44 55,7
8 Agustus 52 66,0
9 september 60 75,5
10 Oktober 79 100
11 Novemver -
12 desember - -
Target 79

27
8. Cakupan Pelayanan bayi (29 hari-11 bulan)
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
oleh tenaga kesehatan (Dokter, Bidan, dan Perawat) minimal 4 kali
dalam setahun, yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada
umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9 –
11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian
imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio1-4, dan campak), stimulasi
deteksi intervensi dini tumbuh kembang penilaian terhadap upaya
peningkatan akses bayi memperolah pelayanan kesehatan dasar,
mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit,
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan
kualitas hidup bayi.
Data pelayanan bayi puskesmas Lepo-Lepo periode Januari-Desember
2017 tertera pada tabel 13.
Adapun pelaksanaan Pelayanan Bayi (29 hari-11 bulan) dari target
tahun 2017 yaitu 528 cakupan penduduk pada periode januari-
desember mencakup 532 melebihi target atau 100% dari yang di
tetapkan.
Tabel 14. Data cakupan pelayanan bayi periode januari-desember 2017.

No Kunjungan kumulatif %
1 Januari 32 6,1
2 Februari 65 12,4
3 Maret 132 25,0
4 April 176 33,4
5 Mei 231 43,8
6 Juni 267 50,7
7 Juli 315 59,7
8 Agustus 358 67,8
9 September 400 75,8
10 Oktober 441 83,5
11 Novemver 486 92,2
12 Desember 528 100
Target 528

9. Cakupan Pelayanan Anbal


Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada
anak umur 12 – 59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan

28
pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal
2x setahun dan pemberian vit A 2 x setahun (Pebruari dan Agustus).
Data anbal puskesmas Lepo-Lepo periode Januari-Desember 2017
tertera pada tabel 14.
Adapun pelaksanaan Anbal dari target tahun 2017 yaitu 2215 cakupan
penduduk pada periode januari- desember mencakup 2023 lebih kecil
dari target atau 91,33% dari yang di tetapkan.
Tabel 15. Data cakupan anbal periode januari-desember 2017

No Kunjungan kumulatif %
1 Januari 53 2,4
2 Februari 213 9,6
3 Maret 255 11,5
4 April 443 20,0
5 Mei 904 40,8
6 Juni 1088 49,1
7 Juli 1285 58
8 Agustus 1473 66,5
9 September 1670 75,4
10 Oktober 1845 83,3
11 Novemver 2016 90,0
12 Desember 2023 91
Target 2215
10. Cakupan Pelayanan KB Aktif
Wanita usia subur adalah wanita yang berusia antara 15-49 tahun.
Untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran wanita
usia subur atau pasangannya diprioritaskan untuk menggunakan alat
kontrasepsi. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat
dilihat dari cakupan peserta KB aktif (peserta KB yang sedang
menggunakan alat/metode kontrasepsi), cakupan peserta KB yang baru
menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB dan jenis
kontrasepsi yang digunakan akseptor. Pada Puskesmas lepo-lepo
dapat digambarkan seperti grafik berikut:
Data KB aktif puskesmas Lepo-Lepo periode Januari-Desember 2017
tertera pada tabel 15.
Adapun pelaksanaan Anbal dari target tahun 2017 yaitu 4018 cakupan
penduduk pada periode januari- oktober mencakup 3357 atau 83,3%
sesuai target yang ditetapkan.

29
Tabel 16. Data cakupan KB Aktif periode januari-desember 2017

No Kunjungan kumulatif %
1 Januari 346 8,6
2 Februari 639 15,9
3 Maret 1061 26,4
4 April 1402 34,9
5 Mei 1639 40,8
6 Juni 1973 49,1
7 Juli 2330 58
8 Agustus 2652 66
9 September 3030 75,4
10 Oktober 3347 83
11 Novemver -
12 Desember -
Target 4018

F. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas


1. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap kesehatan
diwilayah kerjanya. Agar upaya kesehatan terselenggara secara
optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan manejemen dengan
baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas
yang efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan
pertanggung jawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan suatu
kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
Perencanaan tingkat Puskesmas diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan
datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah
atau sebagian masalah kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada diwilayah kerjanya.
Adapun upaya kesehatan yang dilaksanakan adalah upaya
kesehatan wajib, upaya lesehatan pengembangan maupun upaya
kesehatan penunjang.Perencanaan Puskesmas ini disusun untuk
kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya

30
secara efektif, efisien dan dapat dipertanggung jawabkan. Perencanaan
tingkat puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat
dalam proses penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas agar
memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk
melaksanakan tahap-tahap perencanaan.
b. Tahap Analisa Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmasmelalui
proses analisis terhadap data yang dikumpulkan. Tim yang telah
disusun melakukan pengumpulan data. Terdapat dua data yang
perlu dikumpulkan yaitu data umum dan data khusus.Data umum
berupa peta wilayah kerja serta fasilitas pelayanan, data
sumberdaya, data peran serta masyarakat, data penduduk dan
sasaran program, data sekolah, data kesehatan lingkungan.Data
khusus berupa status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan
program pelayanan kesehatan, hasil survei.
Analisis situasi akan menghasilkan rumusan masalah dan
berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta potensi sumber daya
Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi.
Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis
data atau fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

c. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan


Penyusunan rencana usulan kegiatan Puskesmas harus
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik secara global,
nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan
informasi yang tersedia di Puskesmas. Rencana usulan kegiatan
juga harus dilengkapi dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan

31
rutin, sarana dan prasarana serta operasional Puskesmas. Rencana
usulan kegiatan (RUK) yang disusun merupakan RUK tahun
mendatang (H+1). Penyusunan RUK disusun pada januari tahun
berjalan dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai
dilaksanakan pada akhir bulan Januari tahun berjalan (H).
Penyusunan usulan kegiatan terdiri dari dua langkah yaitu analisis
masalah dan penyusunan rencana kegiatan. Penyusunan RUK
dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Menyusun RUK bertujuaan untuk mempertahankan kegiatan
yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki
program yang masih bermasalah.
2) Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan
kondisi kesehatan diwilayah tersebut dan kemampuan
Puskesmas
3) Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan baik untuk
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, upaya
kesehatan penunjang maupun upaya kesehatan inovasi
dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegrasi. Langkah-
langkah penyusunan RPK adalah:
1) Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui
2) Membandingkan alokasi kegiatan yang telah disetujui dengan
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang diusulkan dan situasi
pada saat penyusunan RPK
3) Menyusun rancangan awal rincian dan volume kegiatan yang
akan dilaksanakan serta sumber daya pendukung mneurut bulan
dan alokasi pelaksanaan
4) Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahsa
kesepakatan RPK
5) Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks

32
2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Sesuai dengan yang tersebut dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) 2004 bahwa Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Puskesmas mempunyai kewenangan untuk
melakukan pengelolaan program kegiatannya, untuk itu perlu didukung
kemampuan manejeman yang baik.Manejemen Puskesmas merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik yang meliputi
perencanaan, penggerakan, pelaksanaan,serta pengendalian,
pengawasan dan penilaian. Penerapan manajemen penggerakaan
pelaksanaan dalam bentuk forum pertemuan yang dikenal dengan
Lokakarya Mini.
Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar
petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait
(lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan
pelayanan Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara
terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Adapun tujuan
dilaksanakannya lokakarya mini adalah:
a. Tujuan umum
Terselenggaranya lokakarya bulanan intern Puskesmas dalam
rangka pemantauan hasil kerja petugas Puskesmas dengancara
membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas
dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan
dari daerah binaan dengan targentnya serta tersusunnya rencana
kerja bulan berikutnya
b. Tujuan khusus
1) Diketahuinya hasil kegiatan Puskesmas bulan lalu
2) Disampaikannya hasil rapat dari kabupaten/kota, kecamatan
dan berbagai kebijakan serta program
3) Diketahuinya hambatan/masalah dalam pelaksanaan kegiatan
bulan lalu
4) Ditemukannya cara pemecahan masalah
5) Disusunnya rencana kerja bulan baru

33
Lokakarya mini bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam dua
tahap yaitu:
a. Lokakarya Mini bulanan yang pertama
Lokakarya mini bulanan yang pertama merupakan lokakarya
penggalangan tim diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian
untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas (RPK).
Pelaksanaan lokakarya mini bulanan yang pertama adalah sebagai
berikut:
1) Masukan
a) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang
peran, tanggung jawab staf dan kewenangan Puskesmas
b) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
berkaitan dengan Puskesmas
c) Informasi tentang tata cara penyusunan kegiatan (Plan Of
Action = POA) Puskesmas
2) Proses
a) Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan
lapangan/daerah binaan
b) Analisis beban kerja tiap petugas
c) Pembinaan tugas baru termasuk pembagian tanggungjawab
daerah binaan
d) Penyusunan POA Puskesmas tahunan berdasarkan RPK
3) Keluaran
a) Rencana kegiatan (POA) Puskesmas tahunan
b) Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan POA
c) Matriks pembagian tugas dan daerah binaan
b. Lokakarya Mini Bulanan Rutin
Lokakarya mini bulanan Puskesmas ini diselenggarakan
sebagai tindak lanjut dari lokakarya mini bulanan yang
pertama.Lokakarya mini bulanan rutin ini dilaksanakan untuk
memantau pelaksanaan POA Puskesmas yang dilakukan setiap

34
bulan secara teratur. Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin
Puskesmas adalah sebagai berikut:
1) Masukan
a) Laporan kegiatan bulan lalu
b) Informasi tentang hasil rapat di Kabupaten/Kota
c) Informasi tentang hasil rapat di Kecamatan
d) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
2) Proses
a) Analisis hambatan dan masalah antara lain dengan
menggunakan PWS
b) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan
dengan kepatuhan terhadap standar pelayanan
c) Merumuskan alternatif pemecahan masalah
3) Keluaran
a) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
b) Rencana kerja bulanan yang baru
c. Lokakarya Mini Tahunan Lintas Sektor
Adapun tujuan dilaksanakannya lokakarya mini tahunan
lintas sektor adalah:
1) Tujuan umum
Terselenggaranya lokakarya tahunan lintas sektoral dalam
rangka mengkaji hasil kegiatan kerjasama lintas sektoral dan
tersusunnya rencana kerja tahunan berikutnya
2) Tujuan khusus
a) Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral
masalah dan hambatan yang dihadapi
b) Dirumuskannya mekanisme/rencana kerja lintas sektoral
yang baru
Lokakarya mini tahunan lintas sektor dilaksanakan dalam dua
tahap yaitu:
a. Lokakarya Mini Tahunan yang Pertama

35
Lokakarya mini tahunan yang pertama merupakan lokakarya
penggalangan tim diselenggarakan dalam rangka
pengorganisasian. Pengorganisasian dilaksanakan sebagai
penentu penanggung jawab dan pelaksanan setiap kegiatan untuk
satuan wilayah kerja. Pelaksanaan lokakarya mini tahunan adalah
sebagai berikut:
1) Masukan
a) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika
kelompok
b) Informasi tentang program lintas sektor
c) Informasi tentang program kesehatan
d) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
2) Proses
a) Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor
b) Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor
c) Pembagian peran dan tigas masing-masing sector
3) Keluaran
a) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung
program kesehatan
b) Rencana kegiatan masing-masing sektor
b. Lokakarya Mini Tahunan Rutin
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari lokakarya
penggalangan kerjasama lintas sektoral yang telah dilakukan dan
selanjutnya dilakukan setiap tribulan secara
tetap.Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dibantu sektor
terkait dikecamatan.Lokakarya tahunan lintas sektor dilaksanakan
sebagai berikut:
1) Masukan
a) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan
dukungan sektor terkait
b) Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor
dalam pelaksanaan program kesehatan

36
c) Pemberian informasi baru
2) Proses
a) Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program
kesehatan
b) Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-
masing sektor
c) Merumuskan cara penyelesaian masalah
d) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk
tribulan baru
3) Keluaran
a) Rencana kerja tribulanan yang baru
b) Kesepakatan bersama
3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk
melakukan penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas.Adapun aspek
penilaian meliputi pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan
termasuk mutu pelayanan Puskesmas atas perhitungan seluruh
Puskesmas.Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas meliputi
penilaian pencapaian hasil pelaksanaan kesehatan, manajemen
Puskesmas, dan mutu pelayanan.
Secara garis besar, lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut
berdasarkan upaya-upaya Puskesmas dalam menyelenggarakan:
a. Pelayanan kesehatan yang meliputi:
1) Upaya kesehatan wajib sesuai dengan kebijakan nasional
dimana penetapan jenis pelayanannya disusun oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
2) Upaya kesehatan pengembangan antara lain penambahan
upaya kesehatan atau penerapan pendekatan baru upaya
kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan program
kesehatan yang dilaksanakan diPuskesmas
b. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam menyelenggarakan
kegiatan, meliputi:

37
1) Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini
dan pelaksanaan penilaian kinerja
2) Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat,
keuangan, dan lain-lain
c. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi:
1) Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan
2) Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhan
terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan
3) Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan. Dimana masing-masing program mempunyai
indikator tersendiri
4) Penilaian out-come pelayanan
Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas dimulai sejak awal
tahun anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
Puskesmas.Penilaian kinerja Puskesmas meliputi Puskesmas dan
jaringannya yaitu Puskesmas, Pustu, Bidan Desa serta berbagai UKBM
dan upaya pemberdayaan masyarakat lainnya. Adapun pelaksanaan
penilain kinerja Puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Target Puskesmas
Target Puskesmas yaitu tolak ukur dalam bentuk angka
nominal atau persentase yang akan dicapai pada akhir tahun.
Penetapan besar target bersifat spesifik dan berlaku untuk
Puskesmas yang bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama
antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Puskesmas pada
saat penyusunan rencana kegiatan Puskesmas. Penetapan target
Puskesmas dengan mempertimbangkan:
1) Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing
Puskesmas
2) Besarnya masalah yang dihadapi Kabupaten/Kota
3) Keberhasilan tahun lalu dalam menghadapi masalah
4) Kendala-kendala maupun masalah dalam penanganannya
5) Ketersediaan sumberdaya

38
6) Lingkungan baik fisik maupun non fisik
7) Target Puskesmas yang sebenarnya
b. Pengumpulan Data Hasil Kegiatan
Maksud hasil kegiatan Puskesmas disini adalah Puskesmas
beserta jaringannya yaitu Pustu, Puskesmas keliling dan Bidan
desa serta pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.Hasil
kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada periode
waktu tertentu.Penetapan periode ini ditentukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota bersama Puskesmas.Data untuk
menghitung hasil kegiatan diperoleh dari SP2TP dan pencatatan
hasil kegiatan yang ada atau dibuat Puskesmas, tidak hanya
terbatas pada laporan SP2TP yang dikirim ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

39
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH

A. Analisis Masalah
Analisis masalah di Puskesmas Lepo-lepo pada bulan Januari –
Desember tahun 2017 terdiri dari 12 indikator Program Kesehatan Ibu dan
Anak serta Keluarga Berencana (KIA/KB).
Tabel 17. Analisis masalah kesehatan Ibu Anak-Keluarga Berencana

No Indikator Program Sasaran Cakupan Selisih


% % %

Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana


1 K1 95 100 0
2 K4 95 100 0
3 Bumil Resti 90 100 0
4 Bulin Nakes 90 100 0
5 KF1 93 100 0
6 KF Lengkap 93 100 0
7 KN 1 93 100 0
8 KN Lengkap 93 100 0
9 Neonatus Resti 93 100 0
10 Bayi 93 100 0
11 Anbal 87 91 0
12 KB Aktif 100 83 17

B. Prioritas Masalah
Dalam penentuan prioritas masalah kita harus melalui beberapa tahap yaitu
menilai besar masalah, kegawatan masalah, kemudahan penanggulangan
dan PEARL faktor.Dalam Analisa Penyebab Masalah dilakukan analisis
secara individu oleh seorang dokter muda.
1. Besar Masalah (Kriteria A)
Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval
menggunakan rumus sebagai berikut:

40
a. Kelas N = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 12
= 1 + 3,3 (1,07)
= 1 + 3,531
= 4,531
=5
b. Interval = ( nilai tertinggi – nilai terendah )
Jumlah kelas
= (17 - 0) / 12
= 17 / 12
= 1,4

41
Tabel 18. Tabel Kriteria A (Besar Masalah)
NO Indikator Program Besar masalah terhadap Nilai
pencapaian program
Interval
0-1,4 1,5- 3-4,4 4,5- 9-
2,9 8,9 10,4
Nilai
2 4 6 8 10
1 K1 X 2
2 K4 X 2

3 Bumil Resti X 2
4 Bulin Nakes X 2
5 KF1 X 2
6 KF Lengkap X 2
7 KN 1 X 2
8 KN Lengkap X 2

9 Neonatus Resti X 2
10 Bayi X 2
11 Anbal X 2
12 KB Aktif X 10

Sumber data : Data primer puskesmas Poasia Tahun 2017

2. Kegawatan Masalah (Kriteria B)


Keganasan Biaya Urgensi
Sangat ganas :5 Sangat murah: 5 Sangat mendesak : 5
Ganas :4 Murah :4 Mendesak :4
Cukup berpengaruh: 3 Cukup murah: 3 Cukup mendesak : 3
Kurang ganas :2 Mahal :2 Kurang mendesak : 2
Tidak ganas :1 Sangat mahal: 1 Tidak mendesak :1

42
Tabel 19. Tabel Kriteria B (Kegawatan Masalah)
No Indikator Program Keganasan Tingkat Biaya yang Nilai
Urgensi dikeluarkan
1. Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana
1 K1 3 3 5 11
2 K4 3 3 5 11
3 Bumil Resti 4 3 5 12
4 Bulin Nakes 3 4 5 12
5 KF1 3 4 4 11
6 KF Lengkap 3 4 4 11
7 KN 1 4 4 4 12
8 KN Lengkap 4 4 3 11
9 Neonatus Resti 4 4 4 12
10 Bayi 2 3 5 10
11 Anbal 2 2 5 9
12 KB Aktif 24 4 5 13

3. Penilaian Kemudahan Penanggulangan (Kriteria C)


Sangat mudah : 5 Sulit :2
Mudah :4 Sangat sulit :1
Netral :3
Tabel 20. Tabel Kriteria C (Kemudahan Penanggulangan)
No IndiKator program Kemudahan penaggulangan
Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana
1 K1 4
2 K4 4
3 Bumil Resti 3
4 Bulin Nakes 4
5 KF1 4
6 KF Lengkap 4
7 KN 1 3
8 KN Lengkap 3
9 Neonatus Resti 3
10 Bayi 3
11 Anbal 4
12 KB Aktif 4

43
4. Penilaian PEARL FAKTOR (Kriteria D)
Kriteria D (PEARL Faktor)
Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan yaitu :
 Propriety : Kesesuaian dengan program daerah/ nasional/ dunia
 Economy : Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya
 Acceptability : Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan
lembaga
terkait
 Resources : Tersedianya sumber daya
 Legality : Tidak melanggar hukum dan etika
Skor yang digunakan diambil melalui voting 2 anggota kelompok
Setuju :1
Tidak Setuju : 0
Tabel 21. Tabel Faktor PEARL
NO Indikator Program P E A R L Nilai
Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana
1 K1 1 1 1 1 1 1
2 K4 1 1 1 1 1 1
3 Bumil Resti 1 1 1 1 1 1
4 Bulin Nakes 1 1 1 1 1 1
5 KF1 1 1 1 1 1 1
6 KF Lengkap 1 1 1 1 1 1
7 KN 1 1 1 1 1 1 1
8 KN Lengkap 1 1 1 1 1 1
9 Neonatus Resti 1 1 1 1 1 1
10 Bayi 1 1 1 1 1 1
11 Anbal 1 1 1 1 1 1
12 KB Aktif 1 1 1 1 1 1

44
5. Prioritas Masalah Dengan Rumus NDP dan NPT
Setelah kriteria A,B,C, dan D ditetapkan, nilai tersebut, nilai tersebut
dimasukan ke dalam rumus :
Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A+B) X C
Nilai Prioritas Total (NPT) = (A+B) x C x D
Tabel 22. Tabel Prioritas Masalah Dengan Rumus NPD dan NPT
NO Indikator Program A B C D NPD NPT
1 K1 2 11 4 1 52 52
2 K4 2 11 4 1 52 52
3 Bumil Resti 2 12 3 1 42 42
4 Bulin Nakes 2 12 4 1 56 56
5 KF1 2 11 4 1 52 52
6 KF Lengkap 2 11 4 1 52 52
7 KN 1 2 12 3 1 42 42
8 KN Lengkap 2 11 3 1 39 39
9 Neonatus Resti 2 12 3 1 45 45
10 Bayi 2 10 3 1 36 36
11 Anbal 2 9 4 1 44 44
12 KB Aktif 10 13 4 1 92 92
Adapun urutan masalah kesehatan KIA-KB adalah sebagai berikut :
1. KB aktif
2. Bulin Nakes
3. K1
4. K4
5. KF1
6. KF Lengkap
7. Neonatus Resti
8. Anbal
9. Bumil resti
10. KN 1
11. Bayi
12. KN Lengkap

45
C. Identifikasi Penyebab Masalah Dengan Prioritas Tertinggi
Identifikasi penyebab masalah KB aktif dengan analisis pendekatan
sistem.
Tabel 23. Identifikasi Penyebab kurangnya Pelaksanaan KN Lengkap
Komponen Kemungkinan Penyebab Masalah
MAN 1. Kurangnya sumber daya pelaksana
program
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang KB aktif
MONEY Tidak ada masalah
MATERIAL 1. Kurang optimalnya media informasi
tentang KB berupa poster ataupun
INPUT banner.
METODE 1. Kurang optimalnya survey tentang
pengguna KB
2. Kurang optimalnya sosialisasi kepada
masyarakat tentang pentingnya KB
3. Kurangnya koordinasi lintas program
terhadap pelaksanaan KB Aktif
4. kurangnya koordinasi lintas sektor
terhadap KB Aktif
MARKETING Kurangnya penyuluhan ataupun dalam
bentuk poster publik yang menarik dan
mudah dipahami oleh masyarakat
tentang apa itu KB
LINGKUNGAN Masih terdapat stigma di masyarakat
terhadap istilah KB

46
P1 Tidak ada masalah
PROSES P2 Tidak ada masalah
P3 Tidak ada masalah

D. Analisa Penyebab Masalah


A. Kurangnya sumber daya pelaksana program
B. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang KB
C. Kurang optimalnya media informasi tentang KB berupa poster ataupun
banner..
D. Kurang optimalnya survey tentang pengguna KB KB aktif
E. Kurang optimalnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya
KB
F. Kurangnya koordinasi lintas program terhadap pelaksanaan KB Aktif
G. Kurangnya koordinasi lintas sektor terhadap KB Aktif
H. Kurangnya penyuluhan ataupun dalam bentuk poster publik yang
menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat tentang apa itu KB
I. Masih terdapat stigma di masyarakat terhadap istilah KB

47
E. Tabel Paired Comparison
Tabel 24. Paired Comparison
A B C D E F G H I Total
A B A A E F G H A 3
B B B B B B B B 7
C C E F G H C 2
D E F G H I 0
E E E E E 4
F F H I 1
G H I 0
H H 1
I 0
Total 0 1 0 0 3 3 3 5 3
vertical
Total 3 7 2 0 4 1 0 1 0
horizontal
Total 3 8 2 0 7 4 3 6 3 36

F. Tabel Kumulatif Dari Hasil Paired Comparison Untuk Penyelesaian


Masalah
Tabel 25. Kumulatif Dari Hasil Paired Comparison Untuk Penyelesaian
Masalah

B 8 8/36 X 100% 22,22% 22,22%


E 7 7/36 X 100% 19,44% 41,66%
H 6 6/36 X 100% 16,67% 58,33%
F 4 4/36 X 100% 11,11% 69,44%
A 3 3/36 X 100% 8,33% 77,77%
G 3 3/36 X 100% 8,33% 86,1%
I 3 3/36 X 100% 8,33% 94,43%
C 2 2/36 X 100% 5,56% 99,99%
D 0 0/36 X 100% 0% 99,99%
JUMLAH 36 100%

48
G. Penyebab Masalah yang Perlu Diselesaikan Berdasarkan Nilai
Kumulatif
Berdasarkan nilai kumulatif, untuk menyelesaikan suatu masalah
berupa rendahnya cakupan kesehatan ibu anak, dengan menyelesaikan 5
penyebab yang belum mencapai 80%, diantaranya adalah:
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang KB aktif
2. Kurang optimalnya survey pengguna
3. Kurang optimalnya media informasi tentang KB berupa poster ataupun
banner..
4. Kurang optimalnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya
KB
5. Kurangnya sumber daya pelaksana program
H. Rencana Kegiatan
1. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi dengan menggunakan poster
dan banner yang menarik dan mudah di pahami oleh masyarakat.
2. Kunjungan langsung ke masyarakat untuk mendata bayi yang masuk
dalam program KN Lengkap
3. Pelatihan sumber daya pelaksana program untuk menambah jumlah
dan kualitas tenaga.
I. Kriteria Mutlak Dari Rencana Kegiatan
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah di atas, maka dibuat
kriteria mutlak yaitu:
Tabel 26. Kriteria mutlak dapat atau tidaknya dilakukan
Kegiatan Input Output Ket
Man Money Material Meth Mark
A 1 1 1 1 1 1 Dapat dilakukan
B 1 1 1 1 1 1 Dapat dilakukan
C 1 1 1 1 1 1 Dapat dilakukan

49
J. Program yang Akan Dilaksanakan
Berdasarkan kriteria mutlak dan kriteria keinginan, maka 3 rencana
kegiatan di atas yang dapat dijadikan rencana kegiatan / Plan of Action
(POA), yaitu :
1. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi dengan menggunakan poster
dan banner yang menarik dan mudah di pahami oleh masyarakat.
2. Kunjungan langsung ke masyarakat untuk survey pengguna KB aktif
3. Pelatihan sumber daya pelaksana program untuk menambah jumlah
dan kualitas tenaga.

50
Tabel 27. Plain Of Action (POA) masalah Kesehatan Ibu anak di Puskesmas Lepo-lepo periode Januari-Oktober 2017

No Rencana Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Tempat Personil Biaya


1. Melakukan penyuluhan 1. Untuk Masyarakat 100% Setiap Kantor 2 orang Biaya konsumsi=12
dan sosialisasi dengan meningkatkan di wilayah dari bulan kelurahan petugas x 4 x Rp. 50.000,-
menggunakan poster dan pengetahuan kerja total Wilayah kesehata /orangx 2 orang=
banner yang menarik dan masyarakat Puskesmas masyar kerja n Rp.4.800.000
mudah di pahami oleh tentang KB Lepo-Lepo akat Puskesmas Biaya akomodasi=
masyarakat dan 2. Untuk (jumlah Lepo-Lepo 12 x 4 x Rp.
mengadakan reward bagi meningkatkan pendud 50.000,- /orangx5
masyarakat yang berhasil semangat uk : orang=Rp.2.400.000
memahami hasil masyarakat 23.211
penyuluhan. dalam jiwa)
pemahaman
hasil
penyuluhan
dengan
pemberian
reward.

51
2. Kunjungan langsung ke 1. Untuk Masyarakat 100% Setiap Rumah 2 Biaya konsumsi=12
masyarakat untuk survey melengkapi di wilayah dari bulan warga Petugas x 2 orang x 50.000
data pengguna kerja total Wilayah puskes- = Rp.70.000
pengguna KB Aktif.
KB Aktif Puskesmas masyar kerja mas Biaya transportasi =
2. Untuk Lepo-lepo akat Puskesmas 12 x 2 x Rp 25.000=
melengkapi (jumlah Lepo-Lepo Rp 600.000
mempersiapkan pendud
keadaan- uk :
keadaan 23.211
darurat untuk jiwa)
mencegah
kejadian yang
tidak
diinginkan.

3. Pelatihan sumber daya Untuk Petugas 100 % Setiap 6 Aula 5 orang Biaya konsumsi = 2
pelaksana program untuk meningkatan puskesmas bulan puskesmas x 5 x Rp. 50.000=
kualitas dan lepo-lepo Rp 500.000
menambah jumlah dan
kuantitas bagi Biaya transportasi
kualitas tenaga pelaksana dokter pemateri :
program 2 X 1 X 200.000=
Rp. 400.000

52
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data sekunder yang
ada di profil Puskesmas Lepo-Lepo Periode Januari-Desember 2017.
Analisa dilakukan pada semua program kesehatan ibu anak dan keluarga
berencana Puskesmas Lepo-lepo dengan menggunakan metode kuantitatif
Kriteria A, B, C, dan D. Dengan demikian dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu:
1. Prioritas masalah pada kesehatan ibu anak dan keluarga berencana
Puskesmas Lepo-Lepo Periode Januari-Desember 2017 adalah KN
lengkap.
2. Prioritas penyebab masalah pada adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya sumber daya pelaksana program
b. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang KB
c. Kurang optimalnya media informasi tentang KB berupa poster ataupun
banner..
d. Kurang optimalnya survey tentang pengguna KB KB aktif
e. Kurang optimalnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya
KB
f. Kurangnya koordinasi lintas program terhadap pelaksanaan KB Aktif
g. Kurangnya koordinasi lintas sektor terhadap KB Aktif
h. Kurangnya penyuluhan ataupun dalam bentuk poster publik yang
menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat tentang apa itu KB
i. Masih terdapat stigma di masyarakat terhadap istilah KB

3. Adapun alternatif pemecahan masalah kesehatan ibu anak adalah


sebagai berikut:

53
a. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi dengan menggunakan poster
dan banner yang menarik dan mudah di pahami oleh masyarakat.
b. Kunjungan langsung ke masyarakat untuk survey pengguna KB aktif
c. Pelatihan sumber daya pelaksana program untuk menambah jumlah
dan kualitas tenaga.

B. Saran
Berdasarkan masalah kesehatan yang terdapat di Puskesmas Lepo
lepo maka sebaiknya meningkatkan Peran Lintas Program dan Sektor
dalam menunjang kegiatan Puskesmas serta meningkatkan pengetahuan
an keterampilan petugas melalui pelatihan.

54
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan


Tahun 2015-2019.
Menkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial : Pedoman
Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar Tahun 2010
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.2014. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan.
Menkes RI. Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana tahun 2014
Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2016 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Bidang Kesehatan, Serta Sarana Dan Prasarana Penunjang
Subbidang Sarpras Kesehatan Tahun Anggaran.
Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun
2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil. Masa
Hamil, Persalinan, Dan Masa sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
Menkes RI. Rencana Aksi Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019 Tahun
2015.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
Puskesmas III Denpasar Utara. 2016. Profil Puskesmas III Denpasar Utara
Tahun 2016.
Puskesmas Lepo-lepo. 2017. Profil Puskesmas Lepo-lepo Periode 2017.
USAID. Kelola Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan Untuk Kabupaten/Kota tahun 2014

55
Lampiran Cakupan KIA-KB
1. K1

2. K4

3. Bumil Resti

56
4. Bulin Nakes

5. K1

6. KF Lengkap

57
7. KN1

8. KN Lengkap

9. Bayi (29 hari-11 bulan)

58
10. Neonatus Resti

11. Anbal

12. KB aktif

59
Lampiran Dokumentasi

Penyuluhan Kepada Lansia tentang


ISPA, ROKOK, dan DBD

Penyuluhan di Posyandu tentang


kesehatan Ibu Anak

60
Diskusi bersama Programer tentang
KIA KB

Mengikuti kegiatan UKP

61

Anda mungkin juga menyukai