Oleh :
dr. Hapsari Rianingtyas
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINI PROJECT
Disusun Oleh :
dr. Hapsari Rianingtyas
Telah disetujui
Brebes, 26 April 2021
Pembimbing Pendamping
ii
Prawoto, SKM.S.Kep,Ns,M.Kes(Epid)
PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul
“gambaran pengetahuan peserta prolanis terhadap hipertensi di wilayah kerja
puskesmas sitanggal kab. Brebes”.Penyusunan laporan ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prawoto, SKM.S.Kep,Ns,M.Kes(Epid) selaku Kepala Puskesmas
Sitanggal Kabupaten Brebes, dr. M. Fahmi Atabaki selaku pendamping
PIDI dan dr. Rita selaku Pembimbing diPuskesmas Jatirokeh yang telah
memberi kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu dan pengalaman
dalam program internsip.
2. Kedua orangtua kami, yang senantiasa memberikan dukungan moral
maupun material.
3. Seluruh staf serta karyawan Puskesmas Sitanggal Dan Jatirokeh
Kabupaten Brebes yang telah membantu kami dalam pelaksanaan Program
Internsip Dokter Indonesia ini yang telah menciptakan suasana harmonis
serta kekeluargaan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
4. Serta pihak lain yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga penyusunan
laporan mini project puskesmas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT. berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan mini project
puskesmas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
iii
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2
2.1 Hipertensi...........................................................................................................2
2.1.1 Pengertian Hipertensi........................................................................................2
2.1.2 Patofisiologi Hipertensi Esensial........................................................................2
2.1.3 Faktor Risiko Hipertensi.....................................................................................2
2.1.4 Manajemen Pengendalian Hipertensi...............................................................2
2.1.5 Komplikasi Hipertensi.......................................................................................2
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan..............................................2
2.3 Prolanis...............................................................................................................2
2.3.1 Pengertian Prolanis...........................................................................................2
2.3.2 Tujuan Prolanis..................................................................................................2
2.3.3 Sasaran..............................................................................................................2
2.4 Kerangka konsep................................................................................................2
BAB III....................................................................................................................2
METODE PENELITIAN......................................................................................2
iv
3.1 Ruang Lingkup Kerja.........................................................................................2
3.2 Jenis Penelitian...................................................................................................2
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................................2
3.4 Desain Penelitian................................................................................................2
3.5 Sampel Penelitian...............................................................................................2
3.6 Metode Pengumpulan Data................................................................................2
3.6.1. Data Primer......................................................................................................2
3.6.2 Data sekunder...................................................................................................2
3.7 Instrumen Penelitian...........................................................................................2
3.8 Definisi Operasional...........................................................................................2
BAB IV....................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................2
LAMPIRAN............................................................................................................2
Tabel Kuisioner......................................................................................................2
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
kondisi penyakitnya. Berdasarkan data dari rekapan kunjungan pasien Puskesmas
Sitanggal selama bulan Januari - Desember tahun 2020, kasus hipertensi tercatat
sebanyak1.499
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap penderita hipertensi dengan judul Gambaran Pengetahuan dan
Perilaku Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah Terkontrol
di wilayah Puskesmas Sitanggal, Kabupaten Brebesmelalui program Prolanis.
2
2. Sebagai sumber informasi untuk mengetahui pengetahuan peserta
prolanis tentang faktor risiko hipertensi.
3.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
4
2.1.2 Patofisiologi Hipertensi Esensial
Sistem renin-angiotensin
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya
angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme
(ACE).Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama (Geleijnse, 2009) (Price
& Wilson, 2006).
Meningkatkan sekresi Anti-Diuretic Hormone (ADH) dan rasa
haus.Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan
ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
5
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler
akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.
Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.
Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk
mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.
Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah.
6
Gambar 1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
7
Gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi, antara
lain minum minuman beralkohol, kurang berolahraga, dan merokok. Gaya
hidup merupakan faktor risiko hipertensi yang dapat dirubah.
A. Penegakan Diagnosis
Diagnosis hipertensi dengan pemeriksaan fisik paling akurat
menggunakan sphygmomanometer air raksa.Sebaiknya dilakukan lebih
dari satu kali pengukuran dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk
di atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan posisi
lengan sebaiknya setinggi jantung.Pengukuran dilakukan dalam keadaan
tenang.Pasien diharapkan tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang
dapat mempengaruhi tekanan darah misalnya kopi, soda, makanan tinggi
kolesterol, alkohol dan sebagainya (Guyton, 2007).
Pasien yang terdiagnosa hipertensi dapat dilakukan tindakan lebih lanjut
yakni:
B. Menentukan sejauh mana penyakit hipertansi yang diderita
Tujuan pertama program diagnosis adalah menentukan dengan
tepat sejauh mana penyakit ini telah berkembang, apakah hipertensinya
ganas atau tidak, apakah arteri dan organ-organ internal terpengaruh, dan
lain- lain.
C. Mengisolasi penyebabnya
Tujuan kedua dari program diagnosis adalah mengisolasi penyebab
spesifiknya.
8
E. Terapi Non-Farmakologi
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat
menurunkan tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan
dalam menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular.Pada pasien yang
menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain,
maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang
harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan.Bila setelah jangka waktu
tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan atau
didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan
untuk memulai terapi farmakologi (Kotchen, 2006) (Krummel & Debra,
2004) (PERKI, 2015).
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines
adalah:
Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah, seperti
menghindari diabetes dan dislipidemia.
Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam dan
lemak merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak
jarang pula pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan
cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak
jarang, diet rendah garam ini juga bermanfaat untuk mengurangi dosis
obat antihipertensi pada pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan
untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari
Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60
menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan
tekanan darah. Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk
berolahraga secara khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk
berjalan kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas
rutin mereka di tempat kerjanya.
Mengurangi konsumsi alkohol. Walaupun konsumsi alkohol belum
menjadi pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi
9
alkohol semakin hari semakin meningkat seiring dengan
perkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota besar.
Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per
hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan
demikian membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol sangat
membantu dalam penurunan tekanan darah.
Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti
berefek langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok
merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan
pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok.
F. Terapi Farmakologi
Secara umum, oleh PERKI tahun 2015 terapi farmakologi pada
hipertensi dimulai bila pada pasien hipertensi derajat 1 yang tidak
mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani pola
hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2. Beberapa
prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga
kepatuhan dan meminimalisasi efek samping, yaitu:
Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi
biaya
Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti
pada usia 55 – 80 tahun, dengan memperhatikan faktor komorbid
Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi
farmakologi
Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.
10
American Society of Hypertension and the International Society of
Hypertension2013;
11
2.1.5 Komplikasi Hipertensi
A. Faktor Internal
Informasi: Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi
dapat membantu memudahkan seseorang untuk memperoleh
informasi secara cepat (Mubarak, 2007).
Pendidikan: Pendidikan adalah suatu usaha yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa saja yang diharapkan
oleh pelaku pendidikan (Notoatmojo, 2010).
Lingkungan: Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di
sekitar seseorang, baik lingkungan fisik, biologis, maupun social.
Lingkungan memiliki pengaruh terhadap proses masuknya
12
pengetahuan ke dalam seseorang yang berada dalam lingkungan
tersebut (Mubarak, 2007).
Sosial budaya dan ekonomi: Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan
seseorang dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan
sikapnya terhadap sesuatu (Notoatmojo, 2010).
Pekerjaan: Pekerjaan menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung (Mubarak, 2007).
Faktor Eksternal
Minat: Minat menjadikan seseorang mencoba dan menekuni suatu
hal sehingga akan medapatkan pengetahuan yang signifikan dan
luas (Mubarak, 2007).
Pengalaman: Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan
suatu cara untuk mendapatkan kebenaran pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi di masa lampau (Mubarak,
2007).
Usia: Semakin bertambah usia umur seseorang maka proses
perkembangan mentalnya semakin baik, bertambahnya proses
perkembangan tidak secepat ketika berumur belasan tahun
(Notoatmojo, 2007).
B. Tingkat Pengetahuan
Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,
2005).
Pengetahuan atau kognitif yang merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.Pengetahuan
diperlukan sebagai dorongan fisik dalam menumbuhkan rasa percaya
13
diri maupun dengan dorongan sikap perilaku setiap orang sehingga
dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap
tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005).
Menurut penelitian Yuliarsiti (2018) tingkat pengetahuan yang
baik lebi banyak memanfaatkan program pengelolaan penyakit kronis
di wilayah kerja puskesmas Mandala Medan. Pengetahuan penderita
hipertensi akan manfaat prorgam pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam
kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan memiliki hubungan yang bermakna terhadap
pemanfaatan program pengelolaan penyakit kronis di wilayah kerja
Puskesmas Mandala Medan. Sejalan dengan penelitian Tawakal
(2015) “faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan program
pengelolaan penyakit kronis (program pengelolaan penyakit kronis) di
BPJS kesehatan kantor cabang tangerang Tahun 2015” terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan peserta terhadap
penyakitnya dengan pemanfaatan program pengelolaan penyakit
kronis.
Faktor Lain yang mempengaruhi
Usia
Usia merupakan lamanya hidup dalam hitungan waktu (tahun).
Seharusnya orang yang sudah dewasa akan memiliki informasi dan
pengetahuan lebih banyak disbanding orang yang usianya lebih
muda.
Pendidikan
Pendidikan merupakan proses belajar yang pernah ditempuh
secara formal didalam lembaga pendidikan. Tingkat pendidikan
mempunyai hubungan terhadap pengetahuan akan sebuah penyakit.
Tingkat pendidikan tinggi akan mengubah cara penilaian seseorang
tentang hipertensi sehingga timbul keinginan atau motivasi
seseorang itu untuk melakukan pemeriksaan dan terapi.
Sumber informasi
14
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara
dalam penyampaian informasi, merangsang pikiran dan
kemampuan. Media informasi untuk komunikasi massa terdiri dari
media cetak yaitu surat kabar, majalah dan buku, dan media
elektronik seperti radio, tv dan internet. Sumber informasi dari
buku-buku ilmiah adalah lebih baik jika dibandingkan dengan
sumber dari majalah dan surat kabar karena informasinya lebih
diyakini kebenarannya. Selain itu, sumber informasi dari media
elektronik seperti internet juga berbeda kebenarannya di mana
terdapat situs-situs yang menampilkan informasi yang berbeda.
2.3 Prolanis
2.3.3 Sasaran
15
2.4 Kerangka konsep
Program PROLANIS
Penyuluhan dengan metode presentasi
dan tanya jawab
Pemberian Kuesioner sebelum dan
setelah presentasi
Pengecekan Tekanan darah
Pemberian Obat
Edukasi
SEBELUM SETELAH
Pengetahuan Peserta Prolanis Pengetahuan Peserta Prolanis
Puskesmas Sitanggal Puskesmas Sitanggal
16
BAB III
METODE PENELITIAN
17
3.5 Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh peserta yang hadir pada
kegiatan Program Prolanis yang menderita hipertensi (total sampling).
18
BAB IV
4.1.1Analisis Univariat
19
penyuluhan.Secara rinci, data hasil penelitian dengan analasis bivariat
ditujukan pada tabel tabel 6.2.
4.1.3 Pembahasan
20
mengetahui menjadi mengetahui dan yang dahulu belum memahami menjadi
memahami (Wilbur et al, 2010; Muthia et al., 2016).
21
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. 2013. What Your Cholesterol Level Mean. Available
from :http://www.heart.org
Dorland WAN. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC; 2002.
Guyton A.C, Hall JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta :
EGC
Geleijnse J.M, Whitteman J.C.M, Den Breijen J.H, Grobbee D.E. Reduction in
blood pressure with a low sodium, high pottassium, high magnesium salt in
order subject with mild tomoderatte hypertension. 2009. British Med J
23
Krummel, Debra A. 2004. Medical Nutrition Therapy in Hypertension.Dalam : L.
Kathleen Mahan dan Sylivia Escott Stump, Krause’s Food, Nutrition, and
Diet Theraphy. USA : Elsevier. Hal 900.
Kotchen, T.A, Kotchen, J.M. Nutrition diet and Hypertension.In : Shils Me, shike
Nadar, Sunir and Gregory Lip. 2009. Hypertension. Oxford: Oxford University
Press
Rosendorff C, Balck HR, Cannon CP, Cannon BJ, Gersh BJ, Gore J et al.
Treatment of Hypertension in the Prevention and Management of Ischemic
Heart Disease : A Scientific Statement from the American Heart
Association Council for High Blood Pressure Research and the Council on
Clinical Cardiology and Epidemiology and Prevention. Circulation.
2007;115:2761-2788
24
LAMPIRAN
UNIVARIAT
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 4 26.7 26.7 26.7
Perempuan 11 73.3 73.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Sebelum Penyuluhan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang (<60%) 8 53.3 53.3 53.3
Cukup (60-
4 26.7 26.7 80.0
80%)
Baik (>80%) 3 20.0 20.0 100.0
Total 15 100.0 100.0
Setelah Penyuluhan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cukup (60-
8 53.3 53.3 53.3
80%)
Baik (>80%) 7 46.7 46.7 100.0
Total 15 100.0 100.0
25
BIVARIAT
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Setelah Penyuluhan - Negative Ranks 0a
.00 .00
Sebelum Penyuluhan Positive Ranks 12b 6.50 78.00
Ties 3c
Total 15
a. Setelah Penyuluhan < Sebelum Penyuluhan
b. Setelah Penyuluhan > Sebelum Penyuluhan
c. Setelah Penyuluhan = Sebelum Penyuluhan
Test Statisticsa
Setelah
Penyuluhan -
Sebelum
Penyuluhan
Z -3.464b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
26
No Usia Jenis Tingkat Pengetahuan
Kelamin
SebelumPenyuluhan Setelah Penyuluhan
1 56 P KURANG (<60%) CUKUP (60-80%)
2 52 L KURANG (<60%) CUKUP (60-80%)
3 50 P CUKUP (60-80%) BAIK (≥80%)
4 60 P KURANG (<60%) CUKUP (60-80%)
5 58 P KURANG (<60%) CUKUP (60-80%)
6 70 P KURANG (<60%) CUKUP (60-80%)
7 53 P KURANG (<60%) CUKUP (60-80%)
8 41 P BAIK (≥80%) BAIK (≥80%)
9 50 P CUKUP (60-80%) BAIK (≥80%)
10 43 P BAIK (≥80%) BAIK (≥80%)
11 70 L KURANG (<60%) CUKUP (60-80%)
12 59 L BAIK (≥80%) BAIK (≥80%)
13 42 L CUKUP (60-80%) BAIK (≥80%)
14 60 P KURANG (<60%) CUKUP (60-80%)
15 60 P CUKUP (60-80%) BAIK (≥80%)
27
Tabel Kuisioner
Nama :
Umur :
Alamat :
No. BPJS :
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Penderita hipertensi disarankan melakukan kegiatan
olahraga setiap hari
2 Aktifitas fisik seperti jalan cepat secara rutin setiap
haridapat menurunkan tekanan darah
3 Penderita hipertensi melakukan kegiatan olahraga
minimal 15 menit dalam sehari (senam aerobik,
bersepeda, jogging, dan lain-lain )
4 Pasien hipertensi melakukan kegiatan/aktifitas sehari-
hari melakukan pekerjaan rumah, mencuci,
membersihkan rumah, bekerja di kantor, mengajar),
dan lain-lain (sebutkan) ≥ 60 menit dalam sehari
5 Pasien hipertensi harus tidur minimal 12 jam sehari
28
dan nutrisi terhambat sampai kejaringan yang
membutuhkan
10 Sering buang air kecil, terutama pada malam hari
merupakan gangguan (komplikasi) dari hipertensi
karena adanya kerusakan pada ginjal
11 Penglihatan menjadi kabur atau buta merupakan
gangguan (komplikasi) dari hipertensi karena
pecahnya pembuluh darah dimata
12 Hipertensi dapat meningkatkan kejadian stroke
29
22 Gejala yang ditemui pada penderita hipertensi adalah
sakit kepala, rasa berat ditengkuk dan mudah marah
23 Hipertensi hanya bisa diobati dengan obat
24 Berhenti merokok sangat dianjurkan bagi penderita
hipertensi
25 Hipertensi hanya terjadi pada lansia.
30
31
32
33
34