Disusun Oleh :
dr. Dilla Ulfa Ristiansyah
Pendamping :
dr. M. Osman Redha
Peserta Pendamping
Mengetahui,
Laporan
Vivi Handayani SKM.M.KES
F.7 198108202006042010
Mini Project
UPAYA PENJARINGAN HIPERTENSI
UPAYA PENJARINGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS LANGSA
TIMUR KOTA LANGSA BULAN JANUARI 2021
Kata Pengantar
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji dan syukur kami ucapkanataskehadirat Allah SWT karena hanya
dengan rahmat dan karunia-nya, penyusun penelitian ini dapat selesai. Puji syukur
kami ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala karena berkat rahmatNya, kami
dapat menyelesaikan Mini project dengan judul “UPAYA PENJARINGAN
HIPERTENSI DI PUSKESMAS LANGSA TIMUR KOTA LANGSA
BULAN JANUARI 2021”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyususnan mini project ini dapat
terselesaikan berkat bantuan, dukungan, bimbingan, serta arahan dari banyak
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. M. Osman Redha selaku pendamping dokter internsip di Puskesmas Langsa
Timur
2. Bapak/Ibu Staf UPTD Puskesmas Langsa Timur di setiap bidang kerja.
3. Teman sejawat dalam Program Internsip Dokter Indonesia di wahana Kota
Langsa.
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
BAB V PENUTUP
5.2 Saran.............................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap
hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di
subjek dewasa umur 40 tahun atau lebih yang berobat pada praktik dokter,
urutan ke-4 dari 10 besar penyakit di Semarang pada tahun 2009. Kasus hipertensi
pada tahun 2009 dikota Semarang terjadi sebanyak 2063 kasus (12,85%).
Prevalensi hipertensi pada usia muda dikota Semarang terjadi sebanyak 164 kasus
(6,01%). Dari 164 kasus tersebut, sebanyak 6-10% sudah mengalami komplikasi
seperti penyakit jantung, ginjal dan lain-lain. Meskipun prevalensinya rendah hal
ini bisa saja menjadi masalah kesehatan yang serius karena akan mengakibatkan
komplikasi yang berbahaya jika tidak terkendali dan tidak diupayakan pencegahan
teratut sebanyak 22,8% sedangkan yang tidak teratur sebanyak 77,2%. Berdasarkan
laporan dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, kasus tertinggi hipertensi
terdapat di kota Semarang yaitu sebanyak 67,101 kasus (19,56%). Tertinggi kedua
Hipertensiatautekanandarahtinggiseringkalimuncultanpagejala,
saatinimenderitahipertensi. Namunsebaliknya,
Kalausajahipertensitidakmengundangsegudangrisikokomplikasi,
lebihberat. Hipertensibisamenyebabkanberbagaimacampenyakit,
hipertensi, didapatkan sebagian besar dari mereka enggan untuk melakukan kontrol
karena takut untuk memeriksakan penyakitnya ke puskesmas. Hal ini yang perlu
digaris bawahi dari hal tersebut yaitu timbulnya masalah tentang ketidak teraturan
1.2 PerumusanMasalah
1.3 TujuanPenelitian
1. TujuanUmum
2. TujuanKhusus
1.4 ManfaatPenelitian
2. Manfaat bagi institusi : Hasil mini project ini diharapkan dapat menjadi
data dasar untuk mengetahui lebih lanjut factor resiko dan menjadi dasar
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENGERTIAN
Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
peningkatan sistolik.
II. PENYEBAB
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu :
1. Hipertensiessensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh
penyakit lain
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ), jenis
kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) dan ras ( ras
kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihidari 30 gr ),
kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain
misalnya merokok, minum alcohol, minumobat-obatan ( ephedrine,
prednison, epineprin )
III. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimanadengandilepaskannyanoreepineprinmengakibatkankonstriksipembulu
hdarah. Berbagai factor sepertikecemasan dan
ketakutandapatmempengaruhiresponpembuluhdarahterhadaprangsangvasoko
nstriksi. Individudenganhipertensisangat sensitive terhadapnorepinefrin,
meskipuntidakdiketahuidenganjelasmengapahaltersebutbisaterjadi.
Pada saatbersamaandimana system
sarafsimpatismerangsangpembuluhdarahsebagairesponsrangsangemosi,
kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkantambahanaktivitasvasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresiepinefrin, yang menyebabkanvasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresikortisol dan steroid lainnya, yang
dapatmemperkuatresponsvasokonstriktorpembuluhdarah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkanpenurunanalirankeginjal, menyebabkanpelepasan
rennin. Rennin merangsangpembentukan angiotensin I yang
kemudiandiubahmenjadi angiotensin II, suatuvasokonstriktorkuat, yang pada
gilirannyamerangsangsekresialdosteron oleh korteks adrenal.
Hormoninimenyebabkanretensi natrium dan air oleh tubulusginjal,
menyebabkanpeningkatan volume intra vaskuler. Semua factor
inicenderungmencetuskankeadaanhipertensi.
Untukpertimbangan gerontology. Perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluhperiferbertanggungjawab pada
perubahantekanandarah yang terjadi pada usialanjut.
Perubahantersebutmeliputiaterosklerosis, hilangnyaelastisitasjaringan ikat
dan penurunandalamrelaksasiotot polos pembuluhdarah, yang pada
gilirannyamenurunkankemampuandistensi dan dayaregangpembuluhdarah.
Konsekuensinya, aorta dan
arteribesarberkurangkemampuannyadalammengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkanpenurunancurangjantung dan peningkatantahananperifer.
1. Tidakadagejala
Tidakadagejala yang spesifik yang
dapatdihubungkandenganpeningkatantekanandarah,
selainpenentuantekananarteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
iniberartihipertensi arterial
tidakakanpernahterdiagnosajikatekananarteritidakterukur.
2. Gejala yang lazim
Seringdikatakanbahwagejalaterlazim yang
menyertaihipertensimeliputinyerikepala dan kelelahan.
Dalamkenyataannyainimerupakangejalaterlazim yang
mengenaikebanyakanpasien yang mencaripertolonganmedis.
Penatalaksanaandenganobatantihipertensibagisebagianbesarpasiendimulaide
ngandosisrendahkemudianditingkatkansecaratitrasisesuaidenganumur, kebutuhan,
dan usia. Dosistunggallebihdiprioritaskankarenakepatuhanlebihbaik dan
lebihmurah. Sekarangterdapatobat yang
berisikombinasidosisrendahduaobatdarigolonganberbeda yang
terbuktimemberikanefektivitastambahan dan mengurangiefeksamping. Jenis-
jenisobatantihipertensiuntukterapifarmakologishipertensi yang dianjurkan oleh
JNC VII yaitudiuretika (terutamajenisThiazide atauAldosteronAntagonist), beta
blocker, calsium channel blocker, angiotensin converting enzyme inhibitor, dan
angiotensin II receptor blocker.
Diuretikabiasanyamenjaditambahankarenameningkatkanefekobat yang lain. Jika
tambahanobatkeduadapatmengontroltekanandarahdenganbaik minimal
setelahsatutahun, makadicobauntukmenghentikanobatpertamamelaluipenurunan
dosis.4,6
BAB 3
METODE
3.1 MetodePenelitian
3.1. 1 RancanganPenelitian
Jenispenelitian yang
digunakanadalahdeskriptifobservasionalyaitujenispenelitian yang
digunakanuntukmengetahuigambaransuatuvariabeldenganmengidentifikasikanvari
abel yang ada pada responden yang sama dan
dilihatbagaimanagambaranvariabeltersebut.
Rancanganpenelitianinibertujuanuntuk mengetahui gambaran tekanan darah pada
penduduk di wilayah kerjaLangsa Timur
3.1.4 DefinisiOperasionalVariabel
a. Tekanan Darah JNC 7
Definisioperasional :
Hipertensidapatdidefinisikansebagaitekanan
darahpersistendimanatekanansistoliknyadiat
as 140 mmHg dan tekanandiastoliknyadiatas
90 mmHg
Cara ukur : Menggunakantensimeter
Standar : Normal < 120/80mmHg
Prehipertensi 130-139/80-89mmHg
Hipertensi stage 1 : ≥120/80mmHg
Hipertensi stage 2: ≥160/100mmHg
Skala ukur : Nominal
b. Jeniskelamin
Definisioperasional : Atributfisiologis dan anatomis yang
membedakanantaralaki-laki
dan perempuansaatdilahirkan
Cara ukur : Menggunakankuesioner
Standar : Dibedakanmenjadilaki-laki (L) dan
perempuan (P)
Skala ukur : Nominal
c. IMT
Definisioperasional : Berat badan seseorangdalam kg
dibagikuadrattinggi badan dalam meter
Cara ukur : kg/m2
Standar : 1. Normal 18.5-22.9
2. overweight/ Obesitas≥23
4.1 ProfilKomunitasUmum
PuskesmasLangsa Timur merupakanpuskesmas yang berdomisi di
kecamatanLangsa Timur Kota Langsadenganjumlahpenduduk 14.512 jiwa,
denganjumlahpenduduklaki-laki 7.451 jiwa dan perempuan 7,061 jiwa.
Jumlahpendudukinitersebardalam 16 desa.
satupuskesmasdenganrawatinapdijajarandinaskesehatankotaLangsa. Adapun
desa, yaitu :
1. Alur Pinang
2. Alur Merbau
3. Bukit Meutuah
4. Bukit Medang Ara
5. Bukit Pulo
6. Bukit Rata
7. Cinta Raja
8. Matangcengai
9. MatangSetui
10. MatangPanyang
11. Senebok Antara
12. Sungai Lueng
13. Sukarejo
14. Simpang Wie
15. Alur Pinang Timur
16. Kappa
24
TabeljenispegawaikesehatanPuskesmasLangsa Timur tahun 2011
No JenisPegawai Jumlah
1 PNS 73 orang
2 PTT 15 orang
3 Honor 8 orang
4 Bakti 6 orang
Total 159 orang
4.4.2 FasilitasPenunjang
PuskesmasKembangTanjungmemilikifasilitaspenunjangdalammendukungtugas-
tugasoperasional dan agar jangkauanpelayananPuskesmaslebihluas dan
meratahinggadapatmencakupkeseluruh wilayah kerjanya. Adapun
fasilitaspenunjangtersebutadalahsebagaiberikut:
25
Visi
- Gambaran masyarakat Wilayah Kerja UTPD PuskesmasAmbarawa masa
depan yang ingindicapai oleh
segenapkomponenmasyarakatmelaluipembangunankesehatan UPTD
PuskesmasAmbarawaadalah : “MENYEHATKAN MASYARAKAT”.
Misi
- Misimencerminkanperan, fungsi dan
kewenanganseluruhjajaranorganisasikesehatanperludilaksanakan oleh
penanggungjawab dan pelaksana program
secarateknisterhadappencapaiantujuan dan sasaranpembangunankesehatan di
wilayah kerja UPTD PuskesmasAmbarawa.
JumlahKaryawan
PNS : 26
PTT :4
PHL :1
WiyataBakti : 3
5 DATA DEMOGRAFIK
Terdapat 8 desa dan 2 kelurahan di kecamatanAmbarawadimana total
pendudukyaitu 58.767 jiwa, jumlahrumahtangga 17.070 jiwa, rata-rata jiwa per
rumahtangga 3,44 dan kepadatanpenduduk per km2 2082,46.
JumlahpendudukkelurahanKranggan 2.834 jiwa, kelurahanLodoyong 6.573
jiwa, kelurahanKupang 13.959 jiwa, kelurahan Panjang 8.685 jiwa,
kelurahanNgampin 5.123 jiwa, kelurahanPojok Sari 2.621 jiwa, desaBejalen
1.449 jiwa, kelurahanTambak Boyo 5.487 jiwa, kelurahan Baran 5.917 jiwa dan
desaPasekan 6.117 jiwa. Dari data diatas yang paling
26
banyakpenduduknyaadalahdi kelurahanKupang, kemudiankelurahan Panjang
dan yang ketigaadalahkelurahanLodoyong.
6 SUMBERDAYA KESEHATAN
Di PuskesmasAmbarawasendiriterdapat 2 orang dokterumum, 1 orang
doktergigi, 12 orang bidandesa yang tersebar di PKD 9 desa di wilayah
kerjapuskesmasAmbarawaserta 5 orang perawat dan 1 laboran.
JumlahKaryawan
PNS : 26
PTT :4
PHL :1
WiyataBakti :3
27
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 5.2DistribusipasienhipertensiberdasarkanJenisKelamin
Tekanan Darah Jeniskelamin Frekuensi Presentasi (%)
Hipertensi stage 1 Laki-laki 4 40%
perempuan 6 60%
28
Hipertensi stage 2 Laki-laki 1 11%
perempuan 7 78%
5.2 Pembahasan
Berdasarkantabel 5.1 didapatkanpasienhipertensi stadium 1 sebanyak 20%
dan stadium 2 sebanyak 10%. Salah satufaktorrisiko yang
tidakdapatdimodifikasiuntukkejadianhipertensiadalahpeningkatanusia,
sehinggalansiadenganhipertensimemilikirisikolebihtinggiuntukkejadianpenyakitjantu
ng, stroke, dan gagalginjal. Penelitian Lei Wu, dkk yang berlangsungselama 10 tahun,
sejaktahun 2001 hinggatahun 2010,
mendapatkanhasiladanyapeningkatanprevalensihipertensi di China dari 60.1%
menjadi 65.2% .
33
Tekanandarahsecaraalamiakanmeningkatseiringdenganbertambahnyausiaseseorang.
Penelitian yang dilakukanSugiharto, mendapatkanhasilproporsihipertensi pada
29
kelompokusia 36-45 tahunsebesar 84%, usia 45-55 tahunsebesar 93,1%, dan usia 56-
65 tahunsebesar 95%.Menurutteoridikatakanbahwausiadiatas 45
tahundindingpembuluhdarahakanmengalamipenebalankarenaadanyapenumpukanzatk
alogen pada lapisanotot. Sehinggapembuluhdarahakanmenyempit dan menjadi kaku.34
Berdasarkan table 5.2didapatkanpasienHipertensi Stadium 1 danhipertensi
stadium 2 terbanyakberjeniskelaminperempuandenganpersentase masing-masing 60%
dan 78%. Berbedadenganpenelitiansebelumnyadidapatkanprporsihipertensitertinggi
pada laki-lakiadalah 81,81% dan pada kelompokperempuanadalah 61,90%. Namun
pada Analisa statistikdenganmenggunakan uji chi-square, tidakterdapathubungan
yang bermaknaantarajeniskelamindengankejadianhipertensi.
Artinyajeniskelaminbukansebagaifaktorrisikountukkejadian hipertensi.35
MenurutCortas, prevalensikejadian pada priasamadenganwanita.
Untukwanitadiatasusia 45
tahuncenderungakanmengalamipeningkatanrisikotekanandarahtinggi (hipertensi) di
akibatkankarenaterjadinya menopause.36 Hal ini di karenakanberkurangnyahormon
estrogen pada masa menopause yang mengakibatkanberkurang pula kadar High
Density Lipoprotein (HDL), haltersebutakanmempengaruhiterjadinya proses
aterosklerosis dan mengakibatkantekanandarahtinggiakibattingginyakadar High
Density Lipoprotein (LDL). 37
Berdasarkan table 5.3didapatkanpasienHipertensi Stadium 1 dan hipertensi
stadium 2 terbanyakmemilikiindeks masa tubuhobesitasdenganpersentase masing-
masing 70% dan 56%. SejalandenganpenelitianPenelitian yang dilakukan oleh
Hendrik, tahun 2012 menunjukanbahwakenaikannilai IMT
diikutidengankenaikantekanandarah. Artinyasemakintingginilai IMT
seseorangmakapeluanguntukterkenahipertensisemakintinggi pula. Ketika
seseorangmengalamiobesitasataudalam kata lain memilikiberat badan yang
berlebihmaka orang
tersebutakanmembutuhkanlebihbanyakdarahuntukmenyuplaioksigen dan
makanankejaringantubuhnya, sehingga volume darah yang
30
beredarmelaluipembuluhdarahmeningkat, curahjantungikutmeningkat, dan
akhirnyatekanandarahikutmeningkat. 38
BAB 6
31
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Pada penelitianinididpatkanproporsipasienHipertensi Stadium 1
sebanyak 10 jiwadenganpersentase 20%, dan Hipertensi Stadium 2
sebanyak 9 jiwadenganpersentase 18%.
b. Pada penelitianinididpatkanproporsipasienHipertensi Stadium 1
danhipertensi stadium 2
terbanyakberjeniskelaminperempuandenganpersentase masing-masing
60% dan 78%.
c. Pada penelitianinididpatkanproporsipasienHipertensi Stadium 1
danhipertensi stadium 2 terbanyakmemilikiindeks masa
tubuhobesitasdenganpersentase masing-masing 70% dan 56%.
2. Saran
1) Didapatkan masih kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat untuk rutin
memeriksakan kesehatan, terutama tekanan darah ke pusat kesehatan terdekat.
Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko hipertensi. Hal
ini menyebabkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan tekanan darah
secara rutin ketenaga kesehatan masih kurang. Oleh sebab itu diharapkan
kepada tenagakesehatan dan
kaderproaktifuntukmengajakmasyarakatberkunjungkeposyandulansiasehingga
secararutindapatmendeteksisecaradinipenyakit-penyakittidakmenular pada
lansiakarenaHipertensi meningkat seiring peningkatan jumlah usia.
Perlu dilakukan edukasi tentang hipertensi kepada pasien melalui
penyuluhan secara terus menerus.
TujuandaripemberianEdukasiadalahpengetahuanbagimasyarakat.
Pengetahuanmerupakanhasil “tahu”, dan initerjadisetelah orang
melakukanpengindraanterhadapobjektertentu. Pengetahuan (kognitif)
merupakan domain yang sangatpentinguntukterbentuknyatindakanseseorang
32
(overt behavior). Karena daripengalaman dan penelitianternyataperilaku yang
didasari oleh pengetahuanakanlebihlanggengdaripadaperilaku yang
tidakdidasaripengetahuan.
Ada beberapalangkah/ proses sebelum orang mengadopsiperilakubaru.
Pertamaadalah awareness (kesadaran), dimana orang tersebutmenyadari
stimulus tersebut. Kemudiandiamulaitertarik (interest). Selanjutnya, orang
tersebutakanmenimbang-nimbangbaikatautidaknya stimulus tersebut
(evaluation). Setelah itu, diaakanmencobamelakukanapa yang dikehendaki
oleh stimulus (trial). Pada tahapakhiradalah adoption,
berperilakubarusesuaidenganpengetahuan, kesadaran, dan sikapnya.
Denganmendapatkaninformasi yang benar,
diharapkanlansiamendapatbekalpengetahuan yang
cukupuntukdapatmelaksanakanpolahidupsehatsehinggadapatmencegahterjadin
yapenyakit-penyakittidakmenularsedangkanbagi yang
sudahmenderitadapatmenurunkanrisikoterjadinyaprogresivitaspenyakit dan
terjadinyakomplikasi.
2) Perludilakukan monitoring dan evaluasitekanandarahpasiensecaraberkala.
Monitoring yang dilakukan dengan menggunakan kartu monitoring/
buku kontrol minum obat. Dimana setiap orang yang melakukan pemeriksaan,
semuanya di catat dalam kartu monitoring, sehingga para petugas kesehatan
bisa mengkontrol dari kartu monitoring ini.
Pendekatan kepada peserta dilakukan melalui Anamnesa dan
Pemeriksaan Vital Sign. Setelahdilakukanedukasi, peserta tampak lebih
paham mengenai hipertensi dan diharapkan kedepannya semakin
memperlihatkan tanda-tanda bahaya yang mungkin timbul sehingga tidak
terlambat mendapatkan penanganan di instalansi kesehatan.
3) Lansia yang
menderitakomplikasidarihipertensidirujukkepuskesmasuntukdilakukanpenang
ananlebihlanjut
33
DAFTAR PUSTAKA
4. Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I : Nefrologi dan Hipertensi.
Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2001. p: 519-520.
5. Hendi. Hipertensi dan Rosella [internet]. c2008 Feb 21 [cited 2011 Oct 7].
Available from: http://rohaendi.blogspot.com/2008/02/hipertensi-dan-rosella.html
10. Nurlaely Fitriana. Hipertensi pada Lansia [internet]. c2010 [cited 2011 Nov 18].
Available from: http://nurlaelyn07.alumni.ipb.ac.id/author/
11. Made Ary Puspita Sari, IGAA Wulan Kristiana, dan Ni L. Pt. Mutiara Ayu K.
Gambaran Faktor-faktor Determinan pada Pasien Hipertensi di Desa Sudimara
34
Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan Mei 2010 [internet]. c2010 [cited 2011
Nov 22]. p: 8. Available from: http:// dc252.4shared.com/doc/
12. E.J. Corwin. Buku Saku Patofisiologi (Terjemahan) [monograph online]. Jakarta:
EGC; 2001 [cited 2011 Nov 24]. p: 694. Available from:
http://books.google.com/books/
13. Sutin Saleh. Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi
pada Pasien di Ruang Inap di RSUP MM Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo
Tahun 2009 [internet]. c2010 [cited 2011 Nov 22]. p: 10-40. Available from:
http://dc252.4shared.com/doc/4ce64UhQ/preview.html.
14. I Made Astawan. Cegah Hipertensi dengan pola makan. IPB [internet]. c2011
[cited 2011 Nov 22]. Available from: http://indonesiamedia.com/
17. H.H. Gray, K.D.Dawkins, J.M.Morgan, I.A. Simpson, Kardiologi : Lecture Notes
Ed 4 (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.
18. Anggie Hanifa. Prevalensi Hipertensi Sebagai Penyebab Penyakit Ginjal Kronik
Di Unit Hemodialisis RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2009 [internet]. c2010
[cited 2011 Nov 22]. p: 4-13. Available from: http://repository.usu.ac.id/
20. Lam Murni BR Sagala. Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah oleh Keluarga
Suku Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe [internet]. c2011
[cited 2012 Feb 9]. p: 10-13. Available from: http://repository.usu.ac.id/
21. Mayo Clinic Staff. High Blood Pressure (Hypertension) [internet]. c2012 Jan
[cited 2012 Jan 29]. Available from: http://www.mayoclinic.com/health/high-
blood-pressure/risk-factors/
35
23. Sandhya Pruthi. Menopause and High Blood Pressure [internet].c2010 Nov [cited
2011 Nov 26]. Available from: http://www.mayoclinic.com/health/
24. Ali Khomsan. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada; 2003. p: 88-96.
27. Krzysztof Narkiewicz. Obesity and Hypertension [internet]. c2005 [cited 2011
Dec 26]. Available from: http://ndt.oxfordjournals.org.
28. Stritzke J, Markus MP, Duderstadt S. Obesity is The Main Risk factor for Left
Atrial Enlargement during Aging. The MONICA/KORA (Monitoring of Trends
and Determinations in Cardiovascular Disease/Cooperative Research in the Region
of Augsburg) Study. J Am Coll Cardiol [internet]. c2009 Nov [cited 2011 Dec 23].
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
31. Bramius Mikail dan Asep Candra. Cara Mudah urunkan Tekanan Darah
[internet]. c2011 [cited 2012 Feb 19]. Available from: http://health.kompas.com/
32. Suhardjono. Mengapa Wanita Lebih Kebal Terhadap Hipertensi [internet]. c2012
[cited 2012 Feb 29]. Available from: http://www.penyakit.infogue.com/
35. Swandito Wicaksono. 2015. Hubungan Usia Dan Jenis Kelamin Lansia Dengan
Peningkatan Tekanan Darah (Hipertensi) Di Dusun 1 Desa Kembangseri
Kecamatan Talang Empat Bengkulu Tengah Tahun 2015. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu
36
36. Cortas K, et al. 2008. Hypertension. Emedicine.
38. Hendrik. 2012. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Skripsi: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara
37
Lampiran 1.
38
31 Ny. P 66 P 59 166 21,4 Normal 130/80
32 Ny. L 71 P 57 153 24,3 Obesitas 150/90
33 Ny. W 67 P 62 160 24,2 Obesitas 100/60
34 Tn. P 77 L 65 162 24,8 Obesitas 140/70
35 Tn. K 69 L 57 172 19,3 Normal 130/80
36 Tn. A 75 L 68 162 25,9 Obesitas 110/60
37 Tn. K 71 L 59 167 21,2 Normal 110/60
38 Ny. S 64 P 67 162 25,5 Obesitas 130/80
39 Ny.PD 67 P 59 155 24,6 Obesitas 160/100
40 Ny. S 62 P 55 154 23,2 Obesitas 110/70
41 Ny. F 63 P 47 155 19,6 Normal 170/100
42 Ny. G 61 P 49 154 20,7 Normal 200/110
43 Ny. H 69 P 57 162 21,7 Normal 130/70
44 Ny.RJ 61 P 58 155 24,1 Obesitas 100/60
45 Ny. K 80 P 62 168 22,0 Normal 110/70
46 Ny. L 75 P 62 158 24,8 Obesitas 110/60
47 Tn. M 72 L 54 155 22,5 Normal 90/60
48 Ny. B 71 P 67 159 26,5 Obesitas 130/80
49 Ny. C 84 P 62 160 24,2 Obesitas 150/90
50 Tn. P 67 L 64 172 21,6 Normal 140/90
51 Ny. S 64 P 59 169 20,7 Normal 140/60
Lampiran 2
Dokumentasi kegiatan
39