MINI PROJECT
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Internsip Dokter Indonesia
Disusun oleh:
dr. Serli Ulfa Novia Dewi
Pendamping:
dr. Rozanah
NIP. 19740904 200604 2 017
1
MINI PROJECT
Disusun oleh :
dr. Serli Ulfa Novia Dewi
Mengetahui,
Dokter Pendamping
dr. Rozanah
NIP. 19740904 200604 2 017
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan evaluasi project yang berjudul
“Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi Dalam Pengobatan Hipertensi di
Puskesmas Kembangbahu” untuk memenuhi sebagian persyaratan Program
Internsip Dokter Indonesia. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ 2
KATA PENGANTAR..................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................... 4
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 5
1.2 Rumusan masalah ……………………………………………........... 8
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 8
1.4 Manfaat................................................................................................ 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi ......................................................................................... 9
2.1.1 Definisi ..................................................................................... 9
2.1.2 Klasifikasi.......................................................................................10
2.1.3 Faktor risiko....................................................................................11
2.1.4 Gambaran Klinis.............................................................................15
2.1.5 Diagnosis........................................................................................15
2.1.6 Tatalaksana.....................................................................................17
2.1.7 Komplikasi......................................................................................20
2.2 Kerangka Teori...........................................................................................20
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian...............................................................................21
3.2 Metode Pengambilan Sampel............................................................21
3.3 Teknik Pengumpulan Data................................................................22
3.4 Kerangka Konsep, Variabel Penelitian.............................................22
3.5 Pengolahan Data................................................................................26
3.6 Analisis Data.....................................................................................27
3.7 Penyajuan data..................................................................................27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian..................................................................................28
4
4.1.1 Data Umum....................................................................................28
4.1.2 Data Khusus....................................................................................30
4.2 Pembahasan........................................................................................32
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan.......................................................................................37
5.2 Saran..................................................................................................37
5
1.1 Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan ketika tekanan
darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
oleh masyarakat Indonesia yang dapat terjadi akibat dari salah satu
usia lanjut dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti nyeri kepala,
obesitas, nutrisi serta gaya hidup serta faktor risiko yang tidak dapat
6
pekerjaan, jenuh minum obat, kurang dukungan dari
darah ke tingkat normal dan kepatuhan< 50% tidak efektif dan adekuat
yang positif atau negatif bagi pengguna obat, faktor ekonomi, kepercayaan
7
Ketidakpatuhan minum obat dapat dilihat terkait dengan dosis, cara
minum obat, waktu minum obat dan periode minum obat yang tidak sesuai
karena dosis, cara minum obat, waktu minum obat dan period.
8
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dikemukakan di atas,
maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Kepatuhan
minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Baradatu Way Kanan”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi
di Puskesmas Baradatu Way Kanan, diharapkan dapat meningkatkan
presentase kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengidentifikasi gambaran tingkat kepatuhan minum obat pada pasien
hipertensi di Puskesmas Baradatu Way Kanan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Untuk Masyarakat
a) Diharapkan penelitian ini menjadi acuan pentingnya untuk patuh dan
disiplin dalam minum obat hipertensi.
b) Masyarakat lebih memahami klasifikasi dan komplikasi Hipertensi
apabila terjadi ketidakpatuhan dalam minum obat Hipertensi
1.4.2 Untuk Dokter Internship
a) Merupakan kesempatan untuk menambah pengalaman dan
menerapkan ilmu kedokteran terutama Ilmu Kesehatan Masyarakat.
b) Meningkatkan ketrampilan komunikasi di masyarakat dan
bersosialisasi dengan masyarakat dan juga meningkatkan kemampuan
berpikir analisis dan sistematis dalam mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah Kesehatan.
1.4.3 Untuk Puskesmas
a) Memudahkan pihak puskesmas dalam pendataan kasus Hipertensi
b) Menambah informasi mengenai keadaan kesehatan masyarakat di
Puskesmas Baradatu Way Kanan
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
2.1.1. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai
usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Joint
Blood Pressure (JNC VIII) telah mempublikasikan revisi panduan nilai tekanan
darah sistolik dan diastolik yang optimal dan hipertensi. Pada umumnya tekanan
darah yang dianggap optimal adalah kurang dari 120 mmHg untuk tekanan darah
sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan darah diastolik, sementara tekanan yang
dianggap hipertensi adalah lebih dari 140 mmHg untuk tekanan sistolik dan lebih
dari 90 mmHg untuk tekanan diastolik. Untuk individu terutama yang memiliki
keluarga untuk infark miokard atau stroke, atau riwayat diabetes pada individu,
10
simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan
merokok.21
sekresi hormon dan fungsi ginjal. Penyebab spesifik hipertensi sekunder antara
Pada masa ini ada 2 klasifikasi yang banyak dianut, yaitu berdasarkan
pedoman The Joint National Commision (JNC VII) dari Amerika Serikat dan yang
dikeluarkan oleh The European Society of Hypertension (ESC) tahun 2007, yang
Sistolik Diastolik
Normal <120 mmHg dan <80 mmHg
11
Klasifikasi Hipertensi ESC/ISH (2007)
Sistolik Diastolik
Optimal <120 mmHg dan <80 mmHg
1). Usia
Hal ini disebabkan karena tekanan arterial yang meningkat sesuai dengan
yang lebih sering pada usia tua. Pada saat terjadi penambahan usia sampai
mencapai tua, terjadi pula risiko peningkatan penyakit yang meliputi kelainan
syaraf kejiwaan, kelainan jantung dan pembuluh darah serta berkurangnya fungsi
panca indera dan kelainan metabolism pada tubuh.10Ahli lain berpendapat bahwa
berat badan dan tekanan darah menjadi lebih reaktif terhadap konsumsi garam,
12
digunakan oleh wanita menopause dapat pula menyebabkan peningkatan tekanan
darah.24
Di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6% pada pria dan 11% pada
wanita. Di daerah perkotaan Semarang didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9%
pada wanita, dan di daerah perkotaan Jakarta didapatkan 14,6% pada pria dan
13,7% pada wanita.25 Pria dan wanita menopause memiliki pengaruh sama pada
terjadinya hipertensi.26
terkena hipertensi 14,378 kali lebih besar bila dibandingkan dengan subjek tanpa
hipertensi primer melalui beberapa gen yang terlibat dalam regulasi vaskuler dan
hipertensi. Garam dapur mengandung 40% natrium dan 60% klorida. Konsumsi 3-
7 gram natrium perhari, akan diabsorpsi terutama di usus halus. Pada orang sehat
dan berbanding secara proporsional dengan natrium tubuh total. Volume sirkulasi
efektif adalah bagian dari volume cairan ekstraseluler pada ruang vaskular yang
melakukan perfusi aktif pada jaringan. Natrium diabsorpsi secara aktif, kemudian
13
dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring dan dikembalikan ke aliran
darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam
dikonsumsi, dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran urin ini diatur oleh hormon
berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga
darah.23
Kandungan bahan kimia dalam minyak goreng terdiri dari beraneka asam
lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh (ALTJ).Minyak goreng yang
tinggi kandungan ALTJ-nya hanya memiliki nilai tambah pada gorengan pertama
saja. Penggunaan minyak goreng lebih dari satu kali pakai dapat merusak ikatan
kimia pada minyak, dan hal tersebut dapat meningkatkan pembentukan kolesterol
yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan aterosklerosis dan hal yang memicu
3). Merokok
14
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan kemudian akan
diedarkan hingga ke otak. Di otak, nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar
pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan
5). Obesitas
Obesitas merupakan suatu keadaan di mana indeks massa tubuh lebih dari
atau sama dengan 30. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena
badan berlebih.31 Makin besar massa tubuh, makin banyak pula suplai darah yang
dibutuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Hal ini
yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih
keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung dalam memompa
15
darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada dinding arteri sehingga
Kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan
a. Sakit kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
c. Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah pada ginjal dan filtrasi
glomerulus.
2.1.5 Diagnosis
2.1.5.1 Anamnesis
kelainan tekanan darah intermiten yang dilaporkan pada waktu yang lalu
dalam usia 35 tahun atau setelah 35 tahun. Riwayat penggunaan steroid adrenal
atau estrogen mempunyai arti yang nyata, riwayat infeksi urinarius yang berulang
dengan sindroma cushing. Faktor risiko lainnya yang sebaiknya diperoleh adalah
16
merokok, diabetes mellitus, gangguan lipid, riwayat keluarga, adanya kematian
ditemukan pada koarktasio aorta. Pengukuran tekanan darah di tangan kiri dan
murmur diastolik akibat regurgitasi aorta. Bunyi S4 (gallop atrial atau presistolik)
dapat ditemukan akibat dari peninggian tekanan atrium kiri. Sedangkan bunyi S3
suara napas tambahan seperti ronki basah atau ronki kering.Pemeriksaan perut
ditujukan untuk mencari aneurisma, pembesaran hati, limpa, ginjal dan asites.
Auskultasi bising sekitar kiri kanan umbilicus (renal artery stenosis). Arteri
radialis, arteri femoralis dan arteri dorsalis pedia harus diraba. Tekanan darah
17
2.1.5.3 Pemeriksaan Penunjang
2. Hemoglobin / hematokrit
4. Ureum / kreatinin
6. Kolesterol total
2.1.6 Tatalaksana
stroke sebesar >50%, 20% dan 35%, dengan kontrol tekanan darah yang adekuat.
kegemukan, pembatasan asupan garam kurang atau sama dengan 100 meq/L/hari
(2,4 gram natrium atau 6 gram natrium klorida), meningkatkan konsumsi buah
dan sayur, menurunkan konsumsi alkohol tidak lebih dari 2 kali minum/hari,
kardiovaskular.
18
2.1.6.2 Pengobatan farmakologi
dan yang sudah memiliki kerusakan organ target atau KV lain sebaiknya dirujuk
Prinsip farmakoterapi :
farmakoterapi bila tekanan darah tetap sama atau lebih dari 140/90 mmHg
untuk farmakoterapi bila tekanan darah sama dengan atau diatas 140/90
mmHg.
130/80 mmHg.
(Aldo Ant)
19
Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 Receptor Antagonist/Blocker
(ARB)
oleh beberapa faktor, yaitu: faktor sosio ekonomi, profil faktor kardiovaskular,
ada tidaknya kerusakan organ target, ada tidaknya penyakit penyerta, variasi
interaksi dengan obat yang digunakan pasien untuk penyakit lain, bukti ilmiah
kardiovaskular.34
bertambah.34
diuretika, Alfa Blocker (AB) dengan Beta Blocker (BB), dan kadang diperlukan
20
2.1.7 Komplikasi Hipertensi
Hipertensi
Penatalaksanaan
21
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif.
Pengertian dari deskriptif menurut (Sugiono: 2009;29) adalah suatu metode
yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran berupa
tingkatan terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan intervensi dan analisis.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian deskriptif biasanya meliputi angka
kejadian pada suatu populasi, penyebaran, frekuensi, morbiditas dan
mortalitas dalam suatu populasi.
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Baradatu Way Kanan.
2. Waktu Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan pada awal bulan Oktober hingga bulan
November 2021
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian objek yang nyata dan memiliki karakteristik tertentu yang
mewakili populasi. (Martono,2012). Dalam hal ini sampel yang ditargetkan pada
penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung atau berobat di Puskesmas
Baradatu Way Kanan. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah penderita
22
a. Pasien yang berkunjung dan bersedia menjadi responden Puskesmas
Baradatu Way Kanan.
b. Pasien penderita
hipertensi. Kriteria Eksklusi :
penelitian terganggu.
f. Hipertensi gravidarum.
23
Menurut Notoatmodjo (2010), hubungan antara satu variable dengan
variable yang lain maka dalam penelitian ini dibedakan menjadi:
Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas merupakan variable yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable terikat (dependen)
(Notoatmodjo,2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pasien
Hipertensi di Puskesmas Baradatu Way Kanan.
Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variable bebas. (Notoatmodjo,2010).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Kepatuhan Minum
Obat Hipertensi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Baradatu Way
Kanan
Definisi operasional variabel merupakan pedoman bagi peneliti
untuk mengukur atau memanipulasi variabel penelitian sehingga
memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan
interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel.
(Notoatmodjo,2010).
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Tingkat Kepatuhan minum obat Hipertensi (Ordinal) :
a. Patuh (>75-100%)
b. Cukup Patuh (56-75%)
c. Tidak Patuh (<56%)
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan
cara tatap muka yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari objek penelitian atau responden berdasarkan teori yang ada
di tinjauan pustaka dengan metode skoring.
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data.
(Notoatmodjo,2010) diberikan :
24
Kuesioner tingkat pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan
jawaban Ya dan Tidak.
=
- Bila Ya nilai 1
=
- Bila Tidak nilai 0
Dengan cara penilaian =
x
Nilai yang diberi 100%
Observasi lapangan
25
Populasi
Sampel
Kuesioner
Penderita Hipertensi
Informed Consent
Setuju
Gambaran Tingkat
Kepatuhan Minum Obat
Hipertensi
26
3.5 Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dikumpulkan dan diolah
a) Editing
dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Sehingga
jika terdapat beberapa data yang belum diisi atau pengisian yang tidak sesuai
respon den untuk melengkapi kuesioner yang belum diisi atau kurang lengkap.
b) Coding
c) Entry Data
Entry data merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam master table atau database computer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau membuat table kontingensi.40
d) Tabullating
27
menggunakan program komputer untuk memudahkan dalam proses tabulasi.
3.6Analisis Data
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang hasil penelitian meliputi, gambaran
karakteristik responden penelitian, analisa data serta pembahasan yang di
sesuaikan dengan teori yang ada. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-
Novmber 2021 di Puskesmas Baradatu Way Kanan Penelitian ini dilakukan
dengan melakukan pembagian kuesioner.
29
sebanyak 56 orang (56%), lalu rentang usia 41-50 tahun sebanyak 26 orang
(26%) dan sebanyak 18 orang pada rentang usia >51 tahun (18%).
30
TOTAL 100 100
31
Tabel 5.6Tingkat Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Baradatu Way Kanan
4.2 PEMBAHASAN
32
merupakan salah satu aspek penting ke arah pencegahan terjadinya
hipertensi. Apabila masyarakat tidak melakukan pencegahan hipertensi
maka akan berpengaruh terhadap kesehatannya. Untuk itu pengobatan
hipertensi merupakan aspek penting yang berpengaruh terhadap
antisipasi hipertensi.
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah kondisi medis
dimana tekanan darah dalam arteri melebihi batas normal. Hipertensi
atau tekanan darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, hipertensi tak
ubahnya bom waktu, dia tidak mengirimkan sinyal-sinyal terlebih
dahulu.
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya
interaksi berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Ada beberapa
faktor resiko hipertensi yang tidak bisa diubah seperti riwayat keluarga,
umur, jenis kelamin, dan etnis. Akan tetapi, fakta yang sering terjadi
justru faktor diluar itulah yang menjadi pemicu terbesar terjadinya
hipertensi dengan komplikasi stroke dan serangan jantung, sperti stres,
obesitas, dan nutrisi(Nurrahmani,2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebgaian besar responden
berjenis kelamin laki-laki, sedangakan sebagian kecil berjenis kelamin
perempuan. Dari data tersebut semakin bertambahnya usia, hormon
estrogen yang dimililki perempuan tidak mampu menghasilkan High-
Density Lipoprotein (HDL) dalam jumlah banyak, sehingga beresiko
terkena arteriskerosis akibat meningkatnya Low-Density Lipoprotein
(LDL). Perempuan yang sudah memasuki menopause hormon estrogen
yang berperan dalam melindungi pembuluh darah sudah rusak.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Smantummkul
(2014) yang menyatakan bahwa perempuan mengalami perubahan
hormonal (menopause) yaitu terjadinya penurunan perbandingan
estrogen dan anderogen yang menyebabkan peningkatan pelepasan
rennin, sehingga dapat memicu peningkatan tekanan darah.
33
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar umur responden
41- 50 tahun. Umur 41- 50 tahun merupakan umur yang sudah memiliki
kematangan, sehingga mampu memahami tentang pencegahan hipertensi,
dimana umur tersebut responden mengerti bahwa hipertensi merupakan
tekanan darah tinggi yang dapat mengganggu kesehatan seseorang dan
dapat mengganggu aktifitas sehari-hari (Nurrahmani, 2014). Dengan
bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan dan pada aspek
fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar
ada empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua,
perubahan proporsi, ketiga, hilangnya ciri-ciri lama, keempat, timbulnya
ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek
psikologis atau mental taraf berpikir semakin matang dan dewasa
(Nurrahmani, 2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berpendidikan SLTA. Pada tingkat pendidikan responden tidak melatar
belakangi responden terhadap kepatuhan dalam pengobatan atau
mengontrol tekanan darah. Dalam penelitian ini responden sudah
memiliki kesadaran untuk menjaga tekanan darah agar tetap stabil,
responden mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan karena tidak
ingin penyakit hipertensi menjadi semakin parah. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Rasajati, Raharjo, dan Ningrum (2015)
responden yang berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan rendah
sama-sama ingin sembuh dari penyakit sehingga tingkat pendidikan tidak
mempengaruhi kepatuhan melakukan pengobatan. (Natoatmodjo;2010)
perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan pada
pengetahuan dan kesadaran melalui proses pembelajaran.
34
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden patuh
35
2011). Jenis ketidakpatuhan pada terapi obat, mencakup kegagalan
dan etnis. Akan tetapi, fakta yang sering terjadi justru faktor diluar
36
obat-obatan anti hipertensi seperti deuretik seperti HCT,
BAB V
6.1 Kesimpulan
37
yang tergolong Hipertensi Berat dan memiliki tingkat ketidakpatuhan
dalam minum obat Hipertensi, sehingga pengetahuan masyarakat harus
lebih ditingkatkan agar dapat dijadikan preventif terhadap komplikasi dari
penyakit Hipertensi. terutama pada golongan individu hipertensi sedang –
berat.
b. Penderita Hipertensi di Puskesmas Baradatu Way Kanan sebagian besar
dalam kategori hipertensi ringan, dan umumnya ialah penderita berjenis
kelamin laki-laki, dalam rentang usia 41-50 tahun yang memiliki riwayat
penyakit dahulu mengalamai kolesterol tinggi, dan riwayat penyakit
keluarga hipertensi.
6.2 Saran
6.2.1 Untuk Masyarakat
Masyarakat dalam hal ini terutama tokoh masyarakat dan kader
diharapkan untuk tetap berperan aktif dalam memberikan motivasi dan
dorongan untuk mematuhi perintah tim medis khususnya dalam pemberian
obat agar terhindar terjadinya hipertensi berat dan memberikan informasi
pentingnya mencegah terjadinya hipertensi.
6.2.2 Untuk Puskesmas
Tetap menggalakkan penyuluhan guna memberikan informasi dan
motivasi secara kontinu kepada responden tentang pentingnya patuh atau taat
dalam mengkonsumsi obat hipertensi dan pihak puskesmas rutin
menggalakkan skrining hipertensi baik dalam kegiatan posyandu lansia
maupun kegiatan promotive dan kuratif lainnya.
.
38
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
39
4. Baradero M. Klien gangguan kardiovaskular :seri asuhan keperawatan.
Jakarta: Kedokteran EGC; 2005.
5. A T. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Gaya Baru; 2001.
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2013 [Internet]. 2013 [cited 2015 May
20].
7. Kemenkes. Riskesdas dalam angka provinsi Jawa Tengah 2013. 2013.
8. Anies. Waspada ancaman penyakit tidak menular :Solusi pencegahan dari
aspek perilaku & lingkungan. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2006.
9. Sugiharto A. Faktor-faktor risiko hipertensi grade II pada masyarakat (studi
kasus di kabupaten Karanganyar). Univ Diponegoro. 2007;1(2):60–4.
10. Julianti E. Bebas hipertensi dengan terapi jus. Jakarta: Niaga Swadaya; 2011.
11. Puspitorini M. Hipertensi cara mudah mengatasi tekanan darah tinggi. 3rd ed.
Yogyakarta: Image Press; 2009.
12. Nuryati S. Gaya hidup dan status gizi serta hubungannya dengan hipertensi
dan diabetes mellitus pada pria dan wanita dewasa di DKI Jakarta. 2009.
13. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Riset kesehatan dasar
(RISKESDAS) 2007. Lap Nas 2007. 2008;1–384.
14. Hembing W. Ramuan tradisional untuk pengobatan darah tinggi. Jakarta: PT
AgroMedia.
15. A. SyahriAinun, MS, Dian SidikArsyad R. Hubungan Gaya Hidup dengan
Kejadian Hipertensi pada Mahasiswa di Lingkup Kesehatan Universitas
Hasanuddin. Bagian Epidemiologi Fak.Kesehatan Masyarakat Univ
Hasanuddin. 2012;1–10.
16. N A. Faktor risiko hipertensi pada masyarakat di desa kabongan kidul,
kabupaten rembang laporan hasil penelitian karya tulis ilmiah. 2012.
17. Lili M. 100 Questions & Answer Hipertensi. Jakarta: Elex Media
Komputindo; 2007.
18. Setiawan D. Care your self, Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus; 2008.
40
19. Hu B, Liu X, Yin S, Fan H, Feng F, Yuan J. Effects of Psychological Stress
on Hypertension in Middle-Aged Chinese: A Cross-Sectional Study. PLoS
One. 2015;10(6):e0129163.
20. Corwin, EJ,. 2009. Dalam: Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3, Jakarta:
EGC :484-489.
21. ArifMansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I :Nefrologi dan
Hipertensi. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2001. p: 519-520.
22. Sheps, S. G. (2005). Mayo clinic hipertensi; mengatasi tekanan darah tinggi.
Jakarta: Intisari Mediatama.
23. Rilantono LI. 2012. Penyaki tKardiovaskular (PKV). Jakarta: FK UI.
24. Sandhya Pruthi. Menopause and High Blood Pressure. 2010. Available from:
http://www.mayoclinic.com/health/
25. Lam Murni BR Sagala. Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah oleh
Keluarga Suku Batak danSuku Jawa di Kelurahan Lau Cimba
Kabanjahe.2011. P: 10 – 13.
26. Aris Sugiarto. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat
(Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). 2007. P:29-50, 90-126.
27. Kartikasari AN. Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat di Desa Kabongan
Kidul, Kabupaten Rembang. 2012. Available from:
http://eprints.undip.ac.id/37291/
28. Kaplan M. Norman. Measurenment of Blood Pressure and Primary
Hypertension: Pathogenesis in Clinical Hypertension: Seventh Edition.
Baltimore, Maryland USA: William & Wilkins; 1998. P:28-46
29. Mayo Clinic Staff. High Blood Pressure ( Hypertension ). 2012. Available
from: http://www.mayoclinic.com/health/high-blood-pressure/risk-factors/
30. Efendi Sianturi. Strategi Pencegahan Hipertensi Esensial Melalui Pendekatan
Faktor Risiko di RSU dr.Pirngadi Kota Medan. 2004. Available from:
http://repository.usu.ac.id/
31. S.A. Nugraheni, Mellina Suryandari, Ronny Aruben. Pengendalian Faktor
Determinan sebagai Upaya Penatalaksanaan Hipertensi di Tingkat
Puskesmas.2008.Available from: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
41
32. Williams, G. H., 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam,
Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC: 1256-1272.
33. Panggabean MM. Penyakit Jantung Hipertensi. Dalam:Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Eds: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiadi S. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing,2009;p 1777-1778.
34. Mohani, CI,.Hipertensi Primer. Dalam: Buku Ajar IlmuPenyakitDalam,Eds:
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF. Edisi
VI. Jakarta: Interna Publishing, 2014;p2284-2293.
35. Berkowitz Aaron. Lecture Notes Patofisiologi Klinik. Tangerang: BINARUPA
AKSARA, 2013;p69-70.
Lampiran I
KUESIONER
Hari/tanggal :
Pukul :
42
I. Data Umum
Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang
telah tersedia.
1. Jenis kelamin anda?
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Umur anda saat ini?
a. 21 – 30 tahun
b. 31 – 40 tahun
c. 41 – 50 tahun
d. > 50 tahun
3. Pendidikan terakhir anda?
a. SD
b. SLTP
c. SLTA
d. Perguruan tinggi
4. Pekerjaan :
5. Riwayat Penyakit Dahulu :
a. Tidak ada
b. Kolesterol
c. Diabetes Mellitus
d. Asam Urat
e. Tidak tahu
6. Riwayat Penyakit Keluarga mengalami Hipertensi?
a. Ya
b. Tidak
7. Saat kontrol berapa tekanan darah Anda?
a. 140 /90 – 159/100
b. 160/100 – 179/110
c. > 180/110
43
No Pertanyaan Jawaban Skor
Pasien (Ya= 1 /
Ya Tidak Tidak=0)
1. Pernahkah Anda lupa minum obat ?
2. Selain lupa, mungkin Anda tidak
minum obat karena alasan lain. Dalam
2 minggu terakhir, apakah Anda
pernah tidak minum obat?
3. Pernahkah Anda mengurangi atau
berhenti minum obat tanpa
sepengetahuan dokter karena Anda
merasa obat yang diberikan membuat
keadaan Anda menjadi lebih buruk?
4. Pernahkah Anda lupa membawa obat
ketika bepergian ?
5. Apakah Anda masih meminum obat
Anda kemarin?
6. Apakah Anda berhenti minum obat
ketika Anda merasa gejala yang
dialami telah teratasi?
7. Meminum obat setiap hari merupakan
sesuatu ketidaknyamanan untuk
beberapa orang. Apakah anda merasa
terganggu harus minum obat setiap
hari?
8. Apakah Anda sering mengalami
kesulitan mengingat seluruh obat anti
hipertensi yang harus dikonsumsi?
9. Apakah Anda rutin kontrol ke faskes ?
10 Berapa sering Anda lupa minum obat? a. Tidak
. Pernah
Ket : b. Sesekali
Selalu : 7 kali dalam seminggu c. Kadang -
44
Biasanya : 4-6 kali dalam kadang
seminggu Kadang- kadang : 2-3 d. Biasanya
kali dalam seminggu e. Selalu
Sesekali : 1 kali dalam seminggu
Tidak Pernah : Tidak pernah lupa
Total Skor
LAMPIRAN II
Responden Skor Kriteria
1. 60 Cukup Patuh
2. 80 Patuh
3. 90 Patuh
4. 50 Tidak Patuh
5. 80 Patuh
6. 70 Cukup Patuh
7. 80 Patuh
8. 40 Tidak Patuh
9. 50 Tidak Patuh
10. 80 Patuh
11. 60 Cukup Patuh
12. 90 Patuh
45
13. 80 Patuh
14. 40 Tidak Patuh
15. 80 Patuh
16. 90 Patuh
17. 70 Cukup Patuh
18. 60 Cukup Patuh
19. 70 Cukup Patuh
20. 70 Cukup Patuh
21. 80 Patuh
22. 80 Patuh
23. 80 Patuh
24. 80 Patuh
25. 90 Patuh
26. 90 Patuh
27. 80 Patuh
28. 80 Patuh
29. 80 Patuh
30. 60 Cukup Patuh
31. 80 Patuh
32. 90 Patuh
33. 90 Patuh
34. 70 Cukup Patuh
35. 70 Cukup Patuh
36. 70 Cukup Patuh
37. 80 Patuh
38. 50 Tidak Patuh
39. 80 Patuh
40. 80 Patuh
41. 70 Cukup Patuh
42. 90 Patuh
43. 80 Patuh
44. 80 Patuh
45. 50 Tidak Patuh
46. 80 Patuh
47. 80 Patuh
48. 60 Cukup Patuh
49. 70 Cukup Patuh
50. 80 Patuh
51. 90 Patuh
52. 60 Cukup Patuh
53. 80 Patuh
54. 80 Patuh
55. 50 Tidak Patuh
56. 70 Cukup Patuh
46
57. 80 Patuh
58. 80 Patuh
59. 80 Patuh
60. 90 Patuh
61. 60 Cukup Patuh
62. 80 Patuh
63. 80 Patuh
64. 60 Cukup Patuh
65. 80 Patuh
66. 80 Patuh
67. 70 Cukup Patuh
68. 90 Patuh
69. 40 Tidak Patuh
70. 90 Patuh
71. 70 Cukup Patuh
72. 80 Patuh
73. 80 Patuh
74. 80 Patuh
75. 50 Tidak Patuh
76. 70 Cukup Patuh
77. 80 Patuh
78. 80 Patuh
79. 50 Tidak Patuh
80. 50 Tidak Patuh
81. 90 Patuh
82. 90 Patuh
83. 80 Patuh
84. 60 Cukup Patuh
85. 80 Patuh
86. 80 Patuh
87. 80 Patuh
88. 70 Cukup Patuh
89. 80 Patuh
90. 80 Patuh
91. 80 Patuh
92. 90 Patuh
93. 90 Patuh
94. 80 Patuh
95. 60 Cukup Patuh
96. 60 Cukup Patuh
97. 70 Cukup Patuh
98. 90 Patuh
99. 70 Cukup Patuh
100. 80 Patuh
47
48