Anda di halaman 1dari 52

POLI OBGYN

23 Maret
(1)
Ny. H; 32th; 157cm; 65kg
Dx : P2002 + A000 + post SC hari ke-7 + Hipertensi
Tindakan : Rawat luka
Penatalaksanaan :
Rawat luka
Aff jahitan
Asam mefenamat 3x500mg
Cefadroxil 3x500mg
Nifedipin 2x10mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol post SC hari ke-7. Tidak ada keluhan. Riwayat persalinan anak
kedua. RPD : HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 154/87, HR 89 kali/menit, RR 24


kali/menit. Kepala leher, toraks, dan ekstremitas dalam batas normal. Abdomen soepl, lapangan
operasi (subkutis) kering.

Penatalaksanaan di poli dilakukan aff jahitan sebagian dan rawat luka. Luka dibuka, dibersihkan
dengan kapas yang mengandung PZ, angkat jahitan, dan luka didisinfeksi dengan betadine.
Kemudian luka ditutup dengan kasa kedap air. Pasien diedukasi untuk makan makanan bergizi,
tidak ada pantangan, perawatan payudara, dan menjaga kebersihan diri. Pasien disarankan
membuka kasa sore nanti setelah mandi, selanjutnya diajarkan untuk rawat luka mandiri di
rumah. Pasien diberi obat pulang asam mefenamat 3x500mg dan cefadroxil 3x500mg. Kontrol
dalam 5 hari untuk aff jahitan yang tersisa.

(2)
Ny. S; 30th; 155cm; 60kg
Dx : G1P0000 + A000 + 31/32 minggu THIU + letak kepala + Struma Nodusa
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan USG kehamilan
Hemafort 1dd1
Kalk 1dd1
Konsul bedah
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol kehamilan. Tidak ada keluhan dalam kehamilan. Pasien mengeluh
memiliki benjolan di leher sejak 1 tahun yang lalu. Sering berkeringat dan jantung berdebar.
RPD : struma nodusa. RPO : propylthiouracil 3x100mg.

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 130/78, HR 106 kali/menit, RR 22
kali/menit. Kepala leher anemis (-), terdapat benjolan di leher, batas tegas, teraba kenyal, mobil
saat menelan, warna seperti kulit, tidak panas, dan tidak nyeri. Toraks dan ekstremitas dalam
batas normal.

Pada pemeriksaan leopold didapatkan bokong teraba di fundus, TFU 4 jari bawah xifoid, letak
punggung di kanan, kepala belum masuk PAP. Pemeriksaan USG letak plasenta di korpus lateral
anterior, ketuban cukup, BPD dan AC sesuai usia kehamilan. DJJ janin 147 kali/menit.

Penatalaksanaan di poli pasien mendapat obat pulang hemafort 1dd1 dan kalk 1ddd1. Pasien
dikonsulkan ke bedah untuk follow up terapi struma.

(3)
Ny. SH; 45th; 157cm; 65kg; 451682
Dx : P2002 + A000 + 20 tahun + Susp. Kista ovari
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Lab
USG
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kiri bawah hilang timbul dan teraba benjolan sejak 1
tahun yang lalu. BAK BAB normal. Siklus mens tidak teratur sejak 1 yahun yang lalu. Riwayat
persalinan normal dua kali. Anak terakhir berusia 20 tahun. RPD : HT (-), DM (-), riwayat
operasi kista 2 tahun lalu, riwayat benjolan di payudara.

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 133/85, HR 102 kali/menit, RR 24
kali/menit. Kepala leher, toraks, dan ekstremitas dalam batas normal. Abdomen soepl, teraba
massa di kiri bawah pusar dengan diameter 10 cm, nyeri tekan (+).

Pada pemeriksaan USG didapatkan gambaran kistik. Pasien diperiksa lab terlebih dahulu untuk
menilai kadar hormon untuk evaluasi terapi lebih lanjut.

24 Maret
(4)
Ny, M; 30th; 159cm; 65kg;
Dx : P1011 + A140 + post SC hari ke-7
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Rawat luka
Aff jahitan
Asam mefenamat 3x500mg
Cefadroxil 3x500mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol post SC hari ke-7. Tidak ada keluhan. Riwayat persalinan anak
pertama. Pasien memiliki riwayat hamil di luar kandungan 4 kali dan abortus 1 kali.. RPD : HT
(-), DM (-).
Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 120/87, HR 79 kali/menit, RR 24
kali/menit. Kepala leher, toraks, dan ekstremitas dalam batas normal. Abdomen soepl, lapangan
operasi (subkutis) kering.

Penatalaksanaan di poli dilakukan aff jahitan sebagian dan rawat luka. Luka dibuka, dibersihkan
dengan kapas yang mengandung PZ, angkat jahitan, dan luka didisinfeksi dengan betadine.
Kemudian luka ditutup dengan kasa kedap air. Pasien diedukasi untuk makan makanan bergizi,
tidak ada pantangan, perawatan payudara, dan menjaga kebersihan diri. Pasien disarankan
membuka kasa sore nanti setelah mandi, selanjutnya diajarkan untuk rawat luka mandiri di
rumah. Pasien diberi obat pulang asam mefenamat 3x500mg dan cefadroxil 3x500mg. Kontrol
dalam 5 hari untuk aff jahitan yang tersisa.

(5)
Nn. J; 22th; 157cm; 65kg;
Dx : G0P0000 + A000 + PCOS
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Lab kadar hormon androgen dan gula darah
USG
Clomifene 1x50mg
Metformin 3x500mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan mens tidak teratur sejak usia remaja dan memberat 1 tahun
terakhir. Pasien mengaku mens 1 kali dalam 2 bulan, terkadang lebih dari 2 kali dalam sebulan.
Terakhir pasien menstruasi sudah lebih dari 1 bulan yang lalu. Sering disertai rasa sakit yang
hebat saat periode menstruasi. Pasien mengaku sering kelelahan, sering tidur, banyak makan, dan
muncul jerawat. RPD : DM (-), HT (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 110/79, HR 72 kali/menit, RR 22


kali/menit. Kepala leher tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Toraks suara
napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-). Abdomen soepl, tidak didapatkan massa. Ekstremitas
dalam batas normal.

Dilakukan pemeriksaan lab untuk menilai kadar hormon androgen dan gula darah. Pada
pemeriksaan USG didapatkan gambaran multipel kistik pada ovarium. Rekomendasikan olahraga
dan diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan. Hal ini karena gejala sindrom ovarium
polikistik akan mereda seiring penurunan berat badan pasien. Olahraga juga berguna untuk
meningkatkan efektivitas obat dan membantu meningkatkan kesuburan. Pasien mendapat terapi
clomifene 1x50mg selama 5 hari dan metformin 3x500 mg. Pasien disarankan untuk kontrol
kembali setelah 5 hari dan direkomendasikan untuk periksa ke dokter penyakit dalam.

(6)
Ny. SH; 31th; 160cm; 70kg;
Dx : G3P1011 + A100 + 23/24 minggu THIU + letak bokong + ROJ
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan USG kehamilan
Hemafort 1dd1
Kalk 1dd1
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol kehamilan. Tidak ada keluhan selama kehamilan. Demam (-). Mual
(-). Muntah (-). Makan dan minum baik. Saat ini kontrol kehamilan ketiga. Pernah mengalami
abortus saat kehamilan anak kedua di usia 2 bulan. RPD : eklamsia (-), HT (-), DM (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 120/84, HR 96 kali/menit, RR 22


kali/menit. Kepala leher anemis (-). Toraks dan ekstremitas dalam batas normal.

Pada pemeriksaan leopold didapatkan kepala teraba di fundus, TFU setinggi pusat, letak
punggung di kanan, bokong di bagian terbawah. Pemeriksaan USG letak plasenta di korpus
lateral anterior, ketuban cukup, BPD dan AC sesuai usia kehamilan. DJJ janin 137 kali/menit.

Penatalaksanaan di poli pasien mendapat obat pulang hemafort 1dd1 dan kalk 1ddd1.

(7)
Ny. P; 45th; 157cm; 50kg;
Dx : P30003 + A000 + 20 tahun + Ca Cervix
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Lab
Biopsi
CXR
Asam mefenamat 3x500mg
Hemafort 1dd1
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan muncul pendarahan dari jalan lahir sejak 6 bulan yang lalu,
terutama setelah berhubungan badan. Keluhan disertai dengan keputihan yang berbau busuk dan
kadang bercampur darah. Nyeri pingggang (-). Kaki bengkak (-). Sesak (-). Nyeri tulang (-).
BAK dan BAB baik. Riwayat keluhan serupa (-). RPD : DM (-), HT (-).

Pada pemeriksaan fisik KU cukup, kesadaran CM, GCS 456, TD 120/75, HR 75 kali/menit, RR
22 kali/menit, T 37, SpO2 98, Kepala leher tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan
dyspnea. Toraks suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-), auskultasi jantung S1 S2 tunggal.
Abdomen soepl, BU (+) normal. Ekstremitas akral hangat +/+, edema -/-. Pada pemeriksaan
ginekologi didapatkan masa berdungkul pada vagina, rapuh (+), pada handscone terdapat darah
dan jaringan. Dilakukan pemeriksaan lab DL, biopsi, dan CXR.

Pasien diberi edukasi bahwa penyakitnya adalah kanker ganas pada serviks. Perlu dilakukan
pemeriksaan biopsi sebagai diagnosis pasti dan menentukan jenis kanker serta pemeriksaan CXR
untuk mengetahui apakah sudah terjadi proses metastase ke paru. Penatalaksanaan selanjutnya
dapat berupa kemoterapi, radioterapi, ataupun pembedahan disesuaikan dengan hasil
biopsy.Untuk sementara pasien diberikan terapi Asam mefenamat 3x500mg dan Hemafort 1dd1.
26 Maret
(8)
Ny.S; 52th; 155cm; 52kg;
Dx : Myoma Uteri
Tindakan :
Penatalaksanaan :
USG
Asam mafenamat 3x500mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada perut bawah sejak 3 bulan terakhir. Nyeri dirasakan
tidak menjalar dan muncul tidak tentu. Keluhan disertai dengan pendarahan dari jalan lahir.
Sering kencing (-). Konstipasi (-). Demam (-). Mual (-). Muntah (-). Riwayat keluhan serupa (-).
RPD : DM (-) HT (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 120/70, HR 82 kali/menit, RR 24


kali/menit. Kepala leher, toraks, dan ekstremitas dalam batas normal. Abdomen soepl, teraba
massa di kanan bawah pusar dengan diameter 10 cm, nyeri tekan (+).

Pada pemeriksaan USG didapatkan gambaran massa simetris, berbatas tegas, dan hiperechoic
(+). Penatalaksanaan selanjutnya direncanakan tindakan pembedahan. Terapi sementara asam
mafenamat 3x500mg.

(9)
Ny. IH; 30th; 160cm; 70kg;
Dx : G2P1001 + A000 + 31/32 minggu + THIU + 6 tahun + BSC
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan USG kehamilan
Hemafort 1dd1
Kalk 1dd1
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol kehamilan. Tidak ada keluhan selama kehamilan. Demam (-). Nyeri
perut (-). Mual (-). Muntah (-). Makan dan minum baik. Saat ini kontrol kehamilan kedua. Pasien
pada kehamilan pertama riwayat SC. RPD : eklamsia (-), HT (-), DM (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 120/84, HR 96 kali/menit, RR 22


kali/menit. Kepala leher anemis (-). Toraks dan ekstremitas dalam batas normal.

Pada pemeriksaan leopold didapatkan bokong teraba di fundus, TFU setinggi 3 jari dibawah
xifoit, letak punggung di kanan, kepala di bagian terbawah. Pemeriksaan USG letak plasenta di
korpus lateral anterior, ketuban cukup, BPD dan AC sesuai usia kehamilan. DJJ janin 144
kali/menit.
Penatalaksanaan di poli pasien mendapat obat pulang hemafort 1dd1 dan kalk 1ddd1.

(10)
Ny. YA; 36th; 157cm; 76kg
Dx : P0301 + A000 + post SC hari ke-7 + PEB + MOW
Tindakan : Rawat luka
Penatalaksanaan :
Rawat luka
Aff jahitan
Asam mefenamat 3x500mg
Cefadroxil 3x500mg
Nifedipin 2x10mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol post SC hari ke-7. Tidak ada keluhan. Riwayat persalinan anak
pertama. Pasien memiliki riwayat persalinan prematur pada dua kehamilan sebelumnya
disebabkan oleh PEB. Saat kehamilan terakhir pasien didiagnosa kembali dengan PEB. Keluhan
pandangan kabur (-), pusing (-), nyeri kepala (-), kejang (-), sesak (-). RPD : PEB (+), DM (-),
autoimun (-). RPK : kehamilan dengan PE (+)

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 154/87, HR 89 kali/menit, RR 24


kali/menit. Kepala leher, toraks, dan ekstremitas dalam batas normal. Abdomen soepl, lapangan
operasi (subkutis) kering.

Penatalaksanaan di poli dilakukan aff jahitan sebagian dan rawat luka. Luka dibuka, dibersihkan
dengan kapas yang mengandung PZ, angkat jahitan, dan luka didisinfeksi dengan betadine.
Kemudian luka ditutup dengan kasa kedap air. Pasien diedukasi untuk makan makanan bergizi,
tidak ada pantangan, perawatan payudara, dan menjaga kebersihan diri. Pasien disarankan
membuka kasa sore nanti setelah mandi, selanjutnya diajarkan untuk rawat luka mandiri di
rumah. Pasien diberi obat pulang asam mefenamat 3x500mg, cefadroxil 3x500mg, dan nifedipin
2x10mg. Kontrol dalam 5 hari untuk aff jahitan yang tersisa.

(11)
Ny. H; 27th; 156cm; 65kg
Dx : G2P0010 + A1000 + 23/24 minggu + THIU + Hepatitis B
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan USG kehamilan
Hemafort 1dd1
Kalk 1dd1
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol kehamilan. Tidak ada keluhan selama kehamilan. Demam (-). Nyeri
perut (-). Mual (-). Muntah (-). Makan dan minum baik. Saat ini kontrol kehamilan kedua. Pasien
memiliki riwayat abortus pada kehamilan pertama. RPD : eklamsia (-), HT (-), DM (-), hepatitis
B dengan HbsAg (+).
Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 110/80, HR 77 kali/menit, RR 22
kali/menit. Kepala leher anemis (-). Toraks dan ekstremitas dalam batas normal.

Pada pemeriksaan leopold didapatkan bokong teraba di fundus, TFU setinggi pusat, letak
punggung di kanan, kepala di bagian terbawah. Pemeriksaan USG letak plasenta di korpus lateral
anterior, ketuban cukup, BPD dan AC sesuai usia kehamilan. DJJ janin 155 kali/menit.

Penatalaksanaan di poli pasien mendapat obat pulang hemafort 1dd1 dan kalk 1ddd1. Pasien
diberikan edukasi tentang penyakitnya yang memiliki resiko penularan tinggi kepada bayi saat
persalinan dan pentingnya untuk segera memberikan vaksin sesaat setelah bayi dilahirkan untuk
memutus transmisi hepatitis B ibu kepada bayi.

27 Maret
(12)
Ny. W; 30th; 160cm; 58kg;
Dx : P2002 + A000 + 4 tahun + Kista Bartolin
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Insisi
Cefixim2x100mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan yang tidak terasa nyeri di bibir
kemaluan.Benjolan semakin lama semakinmembesar dan terasa mengganjal. Keluar cairan (-),
merah (-), demam (-). Pasien mengaku memiliki riwayat infeksi saluran kemih sejak
hamil anak pertama. RPD : DM (-), HT (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 130/70, HR 87 kali/menit, RR 22


kali/menit. Kepala leher anemis (-). Toraks, absomen, dan ekstremitas dalam batas normal.
Status lokalis tampak massa berbatas tegas, di arah jam 4 labia mayor, konsistensi lunak,
berwarna seperti sekitarnya, nyeri (-).

Penatalaksanaan di poli pasien diberikan edukasi tentang penyakitnya dan tindakan selanjutnya.
Pasien direncanakan untuk insisi kista dan diberikan obat pulang cefixim 2x100mg.

(13)
Ny. R; 36th; 154cm; 56kg
Dx : P5005 + A010 + 13 tahun + Post laparotomi KET
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Rawat luka
Aff jahitan
Asam mefenamat 3x500mg
Cefadroxil 3x500mg
Hemafort 1dd1
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol post laparotomi hari ke-7. Tidak ada keluhan. Riwayat kehamilan
kelima. Saat hamil pasien mengaku nyeri perut yang mendadak, pendarahan, dan lemas. Mual
(+). Muntah (+). Pasien tidak memiliki riwayat hamil di luar kandungan sebelumnya. RPD : HT
(-), DM (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 110/77, HR 87 kali/menit, RR 24


kali/menit. Kepala leher, toraks, dan ekstremitas dalam batas normal. Abdomen soepl, lapangan
operasi (subkutis) kering.

Penatalaksanaan di poli dilakukan aff jahitan sebagian dan rawat luka. Luka dibuka, dibersihkan
dengan kapas yang mengandung PZ, angkat jahitan, dan luka didisinfeksi dengan betadine.
Kemudian luka ditutup dengan kasa kedap air. Pasien diedukasi untuk makan makanan bergizi,
tidak ada pantangan, perawatan payudara, dan menjaga kebersihan diri. Pasien disarankan
membuka kasa sore nanti setelah mandi, selanjutnya diajarkan untuk rawat luka mandiri di
rumah. Pasien diberi obat pulang asam mefenamat 3x500mg, cefadroxil 3x500mg, dan hemafort
1dd1. Kontrol dalam 5 hari untuk aff jahitan yang tersisa.

(14)
NY. Y; 23th; 157cm; 60kg
Dx : G1P0000 + A000 + THIU + 27/28 minggu + KPD
Tindakan :
Penatalaksanaan :
DL
Tes Nitrazine
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan USG kehamilan
Rawat konservatif
Hemafort 1dd1
Kalk 1dd1
Nifedipin 3x20mg
Injeksi deksametason 2x12mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan merembes cairan dari jalan lahir 6 jam yang lalu. Cairan berbau
khas, volume sedikit, dan sudah berhenti. Tidak ada tanda-tanda hendak melahirkan. Kenceng-
kenceng (-), keluar darah dari jalan lahir (-). Demam (-). Nyeri perut (-). Cairan berbau busuk (-).
Mual (-). Muntah (-). Makan dan minum baik. Saat ini kontrol kehamilan kedua. Riwayat
keluhan serupa pada kehamilan sebelumnya disangkal RPD : eklamsia (-), HT (-), DM (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 122/78, HR 88 kali/menit, RR 22


kali/menit. Kepala leher anemis (-). Toraks dan ekstremitas dalam batas normal.

Pada pemeriksaan leopold didapatkan kepala teraba di fundus, TFU setinggi antara pusat dan
xifoid, letak punggung di kiri, kepala di bagian terbawah. Pemeriksaan USG letak plasenta di
korpus lateral anterior, ketuban cukup (AFI 15), BPD dan AC sesuai usia kehamilan. DJJ janin
147 kali/menit. Pasien diperiksakan DL dan tes nitrazine untuk menguji apakah cairan yang
keluar adalah air ketuban atau bukan.
Karena usia kehamilan masih 27/28 minggu dengan berat bayi masih < 1500 g dan air
ketubannya masih cukup (AFI tidak kurang dari 8) maka pada pasien dilakukan terapi
konservatif dengan rawat inap 2x24 jam untuk observasi. Pada pasien diberikan nifedipin
3x20mg sebagai tokolitik, injeksi deksametason 2x12mg sebagai pematang paru (diberikan
ketika usia janin >24 minggu), serta hemafort 1dd1 dan kalk 1dd1.Evaluasi ulang USG, bila air
ketuban tidak keluar lagi dan AFI cukup maka pasien dapat KRS.

28 Maret
(15)
Ny. M; 35th; 157cm; 80kg
Dx : : G3P2002 + A000 + 23/24 minggu + THIU + 6 tahun + DMG
Tindakan :
Penatalaksanaan :
GDA
GDP
TTGO
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan USG kehamilan
Hemafort 1dd1
Kalk 1dd1
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol kehamilan. Saat ini pasien mengeluh sering makan, sering haus,
lemas, mudah lelah dan mengantuk, serta sering buang air kecil. Demam (-). Nyeri perut (-).
Mual (+). Muntah (+). Makan dan minum baik. Saat ini kontrol kehamilan ketiga. Riwayat
keluhan serupa pada kehamilan sebelumnya disangkal RPD : eklamsia (-), HT (-), DM (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 130/84, HR 96 kali/menit, RR 22


kali/menit. Kepala leher anemis (-). Toraks dan ekstremitas dalam batas normal.

Pada pemeriksaan leopold didapatkan bokong teraba di fundus, TFU setinggi pusat, letak
punggung di kiri, kepala di bagian terbawah. Pemeriksaan USG letak plasenta di korpus lateral
anterior, ketuban cukup, BPD dan AC sesuai usia kehamilan. DJJ janin 131 kali/menit. Pasien
diperiksakan GDP, GDA, dan TTGO.

Penatalaksanaan di poli pasien mendapat obat pulang hemafort 1dd1 dan kalk 1ddd1. Pasien
dikonsulkan ke poli penyakit dalam untuk memulai terapi insulin. Berikan edukasi kepada pasien
mengenai penyakitnya dan komplikasi yang dapat terjadi pada janinnya, antara lain janin
berukuran besar, pertumbuhan terhambat (IUGR), kelainan pernapasan, dan kelainan darah.

(16)
Ny.D; 24th; 157cm; 54kg
Dx : P1011 + A100 + 1 tahun + Post kuret abortus
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Riwayat Penyakit :
Asam mefenamat 3x500mg
Cefadroxil 3x500mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol post kuret. Tidak ada keluhan. Riwayat persalinan abortus pada
kehamilan kedua. Saat hamil usia kehamilan 6 minggu pasien mengalami nyeri perut disertai
pendarahan dan pengeluaran hasil konsepsi sebagian. Pasien mengaku tidak ada riwayat demam
dan tidak minum jamu-jamuan. RPD : HT (-), DM (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 110/77, HR 89 kali/menit, RR 24


kali/menit. Kepala leher, toraks, abdomen, dan ekstremitas dalam batas normal. Status
ginekologis OUE tertutup, darah (-).

Penatalaksanaan pasien di poli dengan diberikan obat asam mefenamat 3x500mg dan cefadroxil
3x500mg.

(17)
Ny. RA; 26th; 156cm; 80kg
Dx : G1P000 + A000 + 29/30 minggu + THIU + Skrining PE (+)
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan USG kehamilan + Doppler velometri
Tes celup urin
Hemafort 1dd1
Kalk 1dd1
Aspirin 1x75mg
Nifedipin 2x10mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol kehamilan pertama. Tidak ada keluhan selama kehamilan. Demam
(-). Nyeri perut (-). Mual (-). Muntah (-). Makan dan minum baik. Keluhan pandangan kabur (-),
pusing (-), nyeri kepala (-), kejang (-), sesak (-). RPD : HT (+), DM (-), autoimun (-). RPK :
kehamilan dengan PE (+).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 142/93, HR 96 kali/menit, RR 22


kali/menit. Kepala leher anemis (-). Toraks dan ekstremitas dalam batas normal.

Pada pemeriksaan leopold didapatkan bokong teraba di fundus, TFU setinggi 3 jari dibawah
xifoit, letak punggung di kanan, kepala di bagian terbawah. Pemeriksaan USG letak plasenta di
korpus lateral anterior, ketuban cukup, BPD dan AC sesuai usia kehamilan. DJJ janin 138
kali/menit. Dilakukan pemeriksaan Doppler velometri dan didapatkan hasil RI > 0,7, notching
(+).

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, serta USG pasien diperlakukan sebagai skiring PE
(+). Pasien memenuhi kriteria PE karena merupakan primigravida, riwayat keluarga PE (+),
obesitas/BMI 32, MAP 127, serta riwayat hipertensi kronik. Didukung juga dengan pemeriksaan
doppler velometri (+). Untuk mencegah terjadinya eklamsia maka pasien diberikan terapi untuk
mengontrol tekanan darahnya dengan aspirin 1x75mg dan nifedipin 2x10mg, serta hemafort
1dd1 dan kalk 1dd1. Pasien diberikan edukasi tentang gejala-gejala PEB dan eklamsia, antara
lain pandangan mata kabur, nyeri kepala, pusing, sesak, dan kejang, serta segera ke RS bila
gejala tersebut muncul. Pasien disarankan untuk rutin memantau tekanan darah dan
perkembangan janinnya saat kontrol.

(18)
Ny. S; 43th; 158cm; 65kg
Dx : P3002 + A000 + 15 tahun + ISK
Tindakan :
Penatalaksanaan :
DL
GDA
UL
Ciprofloxaxin 2x250mg
Paracetamol 3x500mg bila panas
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan  nyeri kedua sisi pinggang tembus hingga ke depan. Nyeri hilang
timbul dan memberat sejak 1 hari yang lalu. BAK terasa nyeri (+), panas (+). BAK lebih sering
dengan volume sedikit-sedikit sejak 5 hari yang lalu. BAK merah (-), BAK berpasir (-). Demam
(+) naik turun sejak 3 hari yang lalu, mual (+), muntah (+) 1 kali. RPD : HT (-), DM (-).

Pemeriksaan fisik KU lemah, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 110/70, HR 78


kali/menit, RR 22 kali/menit, T 36,5. Tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea.
Toraks simetris, retraksi (-), suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-). Abdomen soepl, BU
(+) normal, nyeri suprapubik (+). Ekstremitas akral hangat, edema -/-.
 
Penatalaksanaan di poli dengan dilakukan DL, GDA, dan UL. Pasien mendapat terapi
ciprofloxaxin 2x250mg dan paracetamol 3x500mg bila panas.

POLI MATA
30 MARET
(1)
An. RA; 12th; 146cm; 35kg
Dx: Eksotropia
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan gerak bola mata
Hirscberg test
Cover uncover test
Pemeriksaan segmen anterior
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol ke Poli Mata. Pasien mengeluh sering pusing, sakit kepala, mata
lelah, dan penglihatan kabur. Keluhan dirasakan terutama saat pasien sedang kelelahan dan
membaca dalam jarak dekat. Riwayat lingkungan baik, pasien dapat mengidentifikasi orang dan
benda di sekitarnya. Riwayat penggunaan kacamata (-). RPD : tidak sedang menderita sakit yang
lain.. Riwayat Keluarga : tidak ada anggota keluarga dengan gejala serupa.

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 111/76, HR 83 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 20/30 OS 20/25, gerak bola
mata dalam batas normal. Hirscberg test ODS dekat ortho, ODS jauh XT 15 derajat. Cover
uncover test ODS jauh ortho.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/-)
Kornea : jernih (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)

Untuk saat ini, pasien tidak dilakukan tindakan apapun. Keluarga diberikan edukasi bahwa untuk
penatalaksanaan lanjutan akan dilakukan pemeriksaan dan koreksi refraksi. Selain itu, perlu
dilakukan latihan ortoptik di rumah untuk melatih otot mata. Apabila kedua hal tersebut tidak
memberi kemajuan maka disarankan menjalani pembedahan.

(2)
An. B; 7th; 135cm; 30kg
Dx: Konjungtivis bakteri
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Gentamisin 0,3% ed 6dd gtt I OD
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan mata kanan dan kiri merah sejak 1 hari yang lalu. Kemerahan
muncul mendadak disertai rasa gatal. Rasa terbakar (-), panas (-), mengganjal (+), berpasir (+),
dan silau (+). Keluar secret berwarna kekuningan dan mudah mengering. Sering keluar air mata
(+). Susah membuka mata (-). Penglihatan kabur (-), dobel (-). Riwayat kelilipan atau kemasukan
benda asing(-). Riwayat keluhan serupa (+). Riwayat keluarga dengan keluhan serupa (-).
Riwayat penggunaan kacamata dan obat-obatan (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 110/70, HR 73 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 6/6 OS 6/6.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (+/+)
Kornea : jernih (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)

Penatalaksanaan di poli pasien mendapat terapi gentamisin 0,3% ed 6dd gtt I OD.

(3)
Ny. H; 60th; 158cm; 78kg
Dx: Glaukoma kronik
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan TIO
Pemeriksaan segmen anterior
Funduskopi
Glaukon 2x250 mg
Timolol 0,2% 2 dd gtt I ODS
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan penglihatan menurun pada mata kanan dan kiri sejak 1 tahun yang
lalu, dan memberat 1 bulan terakhir. Keluhan disertai lapang pandang menyempit sehingga
pasien seringkali menabrak benda di depannya ketika berjalan. Pasien juga mengaku seringkali
melihat lingkaran-lingkaran cahaya. Kadang kedua mata terasa nyeri. Mata merah (-). Mual (-).
Muntah (-). Riwayat keluhan serupa (+). Riwayat keluarga dengan keluhan serupa (-). Riwayat
penggunaan kacamata dan obat-obatan (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 120/80, HR 78 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 2/40 OS 2/40, lapang pandang
menyempit, TIO OD 30mmHg, OS 30 mmHg.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/-)
Kornea : edema (+/+)
BMD : dangkal (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : midmidriasis (+/+)
Lensa : keruh (+/+)

Pemeriksaan fundus reflex : fundus reflex (+/+), papil N.II batas tegas (+/+), warna normal (+/+),
eksudat (-/-), pendarahan (-/-), macular reflex (+/+). Penatalaksanaan di poli pasien mendapat
obat glaukon 2x250mg dan timolol 0,2% 2dd gtt I ODS.

31 MARET
(4)
Bpk. S; 57th; 164cm; 58kg
Dx: Pterigium
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan gerak bola mata
Pemeriksaan segmen anterior
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan muncul daging berbentuk segitiga pada mata kanan. Nyeri (-),
panas (-), mengganjal (-). Keluar kotoran (-). Mata merah (-). Penglihatan berkurang (-), dobel
(-). Sehari-hari pasien bekerja sebagai petani. Riwayat kelilipan atau kemasukan benda asing (-).
RPD : DM (-), HT (-). RPK : keluhan serupa (-). Riwayat penggunaan kacamata (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 131/87, HR 92 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 6/6 OS 6/6, lapang pandang
dan gerak bola mata dalam batas normal.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/-), OD tampak massa berbentuk segitiga dari konjuntiva menuju
kornea
Kornea : jernih (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)

Penatalaksanaan di poli pasien diberikan edukasi tentang penyakitnya dan tindakan yang akan
dilakukan. Penyakit ini tidak membahayakan, namun cara menyembuhkannya adalah dengan
tindakan pembedahan. Pasien disarankan untuk tidak lagi bekerja di bawah paparan sinar
matahari.

(5)
An. Y; 14th; 150cm; 42kg
Dx: Keratitis
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan gerak bola mata
Pemeriksaan segmen anterior
Fluorescein test
Amphotericin 0,1% ed 6dd gtt I OD
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan mata kanan merah sejak 3 hari yang lalu. Kemerahan muncul
perlahan. Gatal (-), nyeri (+), rasa terbakar (+), panas (+), mengganjal (-), berpasir (-), dan silau
(+). Keluar kotoran (+). Sering keluar air mata (+). Susah membuka mata (+). Penglihatan kabur
(+), dobel (-). Riwayat mata terkena tumbuhan padi saat sedang bermain di sawah. Riwayat
keluhan serupa (-). Riwayat keluarga dengan keluhan serupa (-). Riwayat penggunaan kacamata
dan obat-obatan (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 110/70, HR 73 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 6/9 OS 6/6, lapang pandang
dan gerak bola mata dalam batas normal. Fluorescein test OD (+)

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (+/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (+/-)
Kornea : jernih (+/+), infiltrat satelit (+/-)
BMD : dalam (+/+), hipopion (-/-)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)

Penatalaksanaan di poli dengan pemberian obat amphotericin 0,1% ed 6dd gtt I OD.

(6)
An. M; 13th; 143cm; 39kg
Dx: Miopia
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Kacamata OD -0,5, OS -0,75
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan kedua mata kabur sejak 3 bulan yang lalu. Kabur dirasakan
terutama jika melihat jauh, contohnya saat melihat papan tulis dari duduk bagian depan maupun
belakang. Selain itu, kabur juga terjadi saat pasien membaca buku dari jarak dekat sehingga
pasien sering merasa sakit kepala. Riwayat mata nyeri dan merah berulang disangkal. Riwayat
kacamata (-). Riwayat keluarga menggunakan kacamata + (ibu dan kakak). Riwayat trauma (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 112/76, HR 78 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 6/7,5 OS 4/60, visus refraksi
OD 6/7,5 S-0,5 5/5, OS 4/60 S-0,75 5/5.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/-)
Kornea : jernih (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)

Saat ini pasien dengan ODS myopia. Terapi dengan penggunaan kacamata mata kanan -0,5 dan
mata kiri-0,75.

1 APRIL
(7)
Ny. F; 56th; 157cm; 70kg
Dx: Sindroma mata kering
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Tes Schirmer
Cenfresh ed 6dd gtt I ODS
Protagenta ed 6dd gtt I ODS
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan kedua mata terasa merah 3 bulan yang lalu. Keluhan ini disertai
mata terasa ngeres, perih, dan gatal. Pasien juga mengeluhkan pandangan matanya menjadi
kabur dan kadang nerocoh. Riwayat kelilipan disangkal Pasien sudah berobat ke Puskesmas dan
mendapat tetes mata gentamisin tiga kali sehariRiwayat trauma disangkal. RPD: DM sejak 1
tahun yang lalu, HT (-). Riwayat pemakaian kacamata (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 111/70, HR 83 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 6/12 OS 6/10. Tes schirmer OD
7 mm, OS 7mm.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (+/+)
Kornea : jernih (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)

Saat ini pasien dengan ODS Sindroma Mata Kering dilakukan terapi dengan kompres hangat,
cenfresh ed 6dd gtt I ODS, dan protagenta ed 6dd gtt I ODS. Disarankan agar pasien kontrol 1
bulan berikutnya.

(8)
Bpk.A; 65th; 165cm; 70kg
Dx: Katarak imatur + Glaukoma sekunder
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Funduskopi
Catarlent ed 3 dd gtt I ODS
Lyteers ED 6 dd gtt I ODS
Pro op katarak
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan mata kanan terasa kabur sejak 1 tahun yang lalu dan perlahan
semakin memberat sehingga pasien susah melihat bentuk benda secara detail. Pasien mengaku
pandangannya seperti seolah-olah tertutup kabut. Kadang mata kanan terasa nyeri. Riwayat
melihat bintik-bintik hitam melayang disangkal, melihat kilatan cahaya disangkal, dan mata
merah juga disangkal. Pasien tidak ada riwayat hipertensi dan kencing manis sebelumnya.
Riwayat pengguanaan kacamata jauh dekat (-). Riwayat operasi mata disangkal.

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 131/86, HR 83 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 4/60 OS 4/60.
Pemeriksaan segmen anterior :
Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/-)
Kornea : jernih (-/+)
BMD : dalam (-/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : keruh (+/-), iris shadow (+/-)

Pemeriksaan fundus reflex : fundus reflex (+/+), papil N.II batas tegas (+/+), warna normal (+/+),
eksudat (-/-), pendarahan (-/-), macular reflex (+/+). Saat ini pasien dengan OD Katarak imatur +
OD glaucoma sekunder. Pasien mendapat terapi catarlent ed 3 dd gtt I ODS dan lyteers ed 6dd
gtt 1 ODS. Pasien dapat diberikan kacamata untuk koreksi sementara sambil menunggu jadwal
operasi ekstraksi katarak.

(9)
Bpk.R; 52th; 165cm; 67kg
Dx: Uveitis
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Sulfas atropin 1% ed 6dd gtt I ODS
Fluorometholon 0,1% ed 6dd gtt I ODS
Riwayat Penyakit :
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan mata kanan dan kiri merah sejak 4 hari yang lalu. Kemerahan
muncul perlahan. Nyeri (-), rasa terbakar (-), panas (+), mengganjal (+), berpasir (+), dan silau
(+). Keluar kotoran (-). Sering keluar air mata (+). Susah membuka mata (+). Penglihatan kabur
(+), dobel (+). Riwayat kelilipan atau kemasukan benda asing (-). Riwayat keluhan serupa (+).
Riwayat keluarga dengan keluhan serupa (-). Riwayat penggunaan kacamata dan obat-obatan (-).
Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 110/70, HR 73 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 6/9 OS 6/9.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (+/+), spasme (+/+), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (+/+)
Kornea : jernih (-/-), keratic precipitate (+/+)
BMD : dalam (+/+), flare cell (+/+)
Iris : edema (+/+), pucat (+/+)
Pupil : miosis (+/+), isokor, diameter 2mm/2mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : keruh (+/+)

Penatalaksanaan di poli pasien mendapat terapi sulfas atropin 1% ed 6dd gtt I ODS dan
fluorometholon 0,1% ed 6dd gtt I ODS.

2 APRIL
(10)
An. F; 12th; 143cm; 40kg
Dx: Astigmatisme + ambliopia
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Kacamata OD S-8,25 C-1,75 A 1800, OS S -5,50 C-1,50 A 1800
Riwayat Penyakit :

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 101/66, HR 73 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 2/60 OS 4/60. Visus refraksi
OD S-10,00 C+1,75 A 900; OS S -7,00 C+1,50 A 900.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/-)
Kornea : jernih (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)

Saat ini pasien dengan ODS astigmatisme myopia kompositus + ambliopia. Terapi dengan
penggunaan kacamata dengan transposisi OD S-8,25 C-1,75 A 1800; OS S -5,50 C-1,50 A 1800.

(11)
An. AG; 10th; 140cm; 35kg
Dx: Hordeolum eksterna
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Kompres hangat
Cendo xytrol 6 dd gtt I OD
Salep mata chloramphenicol 3 dd OD
Ampicillin 4x250mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan di kelopak mata kanan dekat bulu mata sejak 2
hari yang lalu. Benjolan nyeri saat ditekan dan saat pasien menunduk. Mata terasa mengganjal,
bangkak, susah membuka mata, panas, nyeri, dan agak gatal. Krusta (-). Nanah (-). Mata merah
(+). Penglihatan terganggu (-), dobel (-). Riwayat pengobatan (-). Riwayat pemakaian kacamata
(-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 121/76, HR 83 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 6/6 OS 6/6.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (+/-), hiperemi (+/-), spasme (+/-), ptosis (+/-)
Konjungtiva : hiperemi (+/-)
Kornea : jernih (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)

Saat ini pasien dengan OD hordeolum eksterna. Pasien diedukasi untuk menjaga kebersihan
mata, memakai handuk yang berbeda dengan anggota keluarga yang lain, dan mengkompres
hangat mata kanan beberapa kali selama 5-10 menit. Benjolan tidak boleh ditekan ditusuk.
Pasien mendapat terapi cendo xytrol 6 dd gtt I OD, salep mata chloramphenicol 3 dd OD, dan
obat oral ampicillin 4x250mg.

(12)
Bpk.MM; 59th; 158cm; 77kg
Dx: Diabetik retinopati + Ablasio retina + Katarak imatur
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan segmen anterior
Funduskopi
Pro op vitrektomi
Riwayat Penyakit :
Pasien ODS Proliferative Diabetic Retinopati + OS Tractional Retinal Detachment. Pasien
mengeluh kedua mata kabur sejak 2 tahun yang lalu. Kabur dirasakan semakin memberat. Kabur
dirasakan seperti ada bagian yang gelap pada beberapa lapang pandang. Riwayat melihat
bayang-bayang hitam pada kedua mata. Riwayat melihat kilatan cahaya terutama pada mata kiri.
Pasien memiliki riwayat sakit kencing manis sejak 5 tahun yang lalu dan rutin berobat ke dokter.
Pasien juga mengaku memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat
penggunaan kacamata disangkal. Riwayat trauma dan operasi disangkal.

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 161/96, HR 95 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 2/60 OS 2/60, lapang pandang
menyempit.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/-)
Kornea : jernih (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : keruh (+/+), iris shadow (+/+)

Pemeriksaan fundus reflex : Fundus reflex (+/+), jaringan fibroglial (+/+), traction (-/+),
neovaskularisasi (+/+). Pasien akan direncanakan operasi viterktomi OS.

3 APRIL
(13)
Bpk. MM; 69th; 157cm; 58kg
Dx: Glaukoma sudut terbuka + katarak
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan TIO
Pemeriksaan segmen anterior
Funduskopi
Koreksi refraksi 5/40 S-1,25 C-1,50 A 900 5/8,5
Lyteers ED 6 dd gtt I ODS
Riwayat Penyakit :
Pasien merupakan pasien kontrol dan saat ini mengaku tidak ada keluhan. Pada tahun 2014,
pasien datang dengan keluhan mata kanan kabur perlahan sejak 5 bulan SMRS (TiO ODS
mencapai 59,1 mmHg). Kabur dikelukan berupa melihat bayang-bayang seperti kabut. Selain itu,
pasien juga mengaku melihat lingkaran-lingkaran cahaya. Mata merah dan silau disangkal. Ada
nyeri di mata kanan. Mata kiri tidak dapat melihat sejak tahun 2008 dan didiagnosis OS
Glaukoma Absolut. Riwayat trauma disangkal. Riwayat penggunaan kacamata (+). RPD : DM
(+), HT (-). Diketahui ibu pasien memiliki riwayat penyakit yang sama. Riwayat pengobatan
glaukoma sebelumnya menggunakan Glaucon 2x250 mg, Timolol 2dd gtt I OS, dan Azopte 2dd
gtt I OS.
Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 130/90, HR 88 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 5/40 OS LP (-), lapang pandang
menyempit, TIO OD 10,2mmHg, OS susah dievaluasi.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/-),
Kornea : jernih (+/-), neovaskularisasi (-/+)
BMD : dangkal (+/+), VH III/VH III
Iris : radier (+/+), iridektomi (+/-)
Pupil : midmidriasis (+/+)
Lensa : keruh (+/+), subluksasi (-/+), iris shadow (+/-)

Pemeriksaan fundus reflex : OD fundus reflex (+/+), papil N.II batas tegas (+/+), warna normal
(+/+), eksudat (-/-), pendarahan (-/-), macular reflex (+/+). OS fundus reflex (-).Saat ini pasien
dengan OD Advanced Primary Open Angle Glaukoma dan Katarak Imatur, serta OS Glaukoma
absolut dan Katarak Komplikata. Pasien mendapat terapi koreksi refraksi untuk membantu fungsi
penglihatan sehari-hari dan lyteers ED 6 dd gtt I ODS. Saat ini tidak didapatkan gejala pada pasien,
namun pasien tetap disarankan kontrol pada bulan selanjutnya.

(14)
Bpk. H; 30th; 165cm; 87kg
Dx: Corpal
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Pemeriksaan fluorescein
Pengambilan corpal
Gentamisin salep 0,3% 4 dd I OS
Bebat mata kiri
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan mata kiri terasa mengganjal saat bangun tidur pagi ini. Kemudian
pasien bercermin dan mendapati pada mata kirinya ada kotoran berwarna hitam yang tidak
hilang bahkan setelah pasien mencuci matanya. Pasien merasa kotoran ini adalah serpihan besi,
sebab kemarin pasien sedang memotong besi tanpa menggunakan kacamata pelindung. Pasien
sehari-hari bekerja di bengkel. Pasien mengaku saat memotong besi biasanya pasien akan
memakai kacamata, namun karena kemarin ukuran besi yang akan dipotong cukup kecil, pasien
tidak memakai kacamata. Selain itu pasien mengeluh mata kirinya menjadi merah dan berair.
Penurunan penglihatan, silau, melihat bayang-bayang hitam, pelangi, susah membuka mata, dan
nyeri disangkal. Riwayat yang sama sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit hipertensi dan
kencing manis disangal. Riwayat penggunaan kacamata dan operasi pada mata disangkal.

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 120/76, HR 80 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 6/6 OS 6/6.
Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/+)
Kornea : jernih (+/+), fl tes (-/+), corpal gram (-/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)

Saat ini pasien dengan OS Erosi Kornea ec Corpal gram dilakukan terapi pengambilan gram
dengan spuit 1 cc dan slit lamp, kemudian diberi gentamisin salep 0,3%, dan mata kiri ditutup
dengan kasa. KIE pasien agar menjaga kebersihan dengan cuci tangan sebelum dan sesudah
menyentuh mata serta mengoleskan salep gentamisin di rumah sehari 4 kali pada mata kiri.
Kemudian disarankan kontrol 1 hari kemudian.

(15)
An..T; 8th; 135cm; 30kg
Dx: OS Trakoma
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Pewarnaan giemsa
Cendo xytrol 6 dd gtt I ODS
Salep tetracyclin 3 dd ODS
Erythromycin 4x250mg selama 3 minggu.
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan kedua mata terasa mengganjal sejak 1 minggu yang lalu. Mata
merah (+), keluar air mata (+), silau (+), mata berpasir (+), dan nyeri (+). Susah membuka
kelopak mata (+). Keluar kotoran (+). Pandangan mata terganggu (-), dobel (-). Riwayat
pengobatan (-). Riwayat penggunaan kacamata (-). Pasien merupakan santri dan sedang mondok.
Kebersihan kurang terjaga.

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 110/70, HR 72 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 6/6 OS 6/6. Dilakukan
pengerokan konjungtiva, kemudian dicat dengan giemsa, didapatkan inclusion bodies (+).

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (+/+), hiperemi (+/+), spasme (+/+), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (+/+), folikel di konjungtiva palpebral superior (+/+), sikatrik (-/-), secret
mukoprulen (+/+)
Kornea : jernih (+/+), Herbert’s follicle (+/+), pannus (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)
Saat ini pasien dengan ODS trakoma. Pasien mendapat terapi cendo xytrol 6 dd gtt I ODS, salep
tetracyclin 3 dd ODS, dan erythromycin 4x250mg selama 3 minggu. Pasien diberikan edukasi
untuk menjaga kebersihan diri, makan makanan bergizi, memakai handuk, pakaian, dan
peralatan pribadi yang tidak dipakai bersama dengan teman-temannya yang lain, serta rutin
kontrol saat obat habis.

4 APRIL
(16)
Bpk. D; 73th; 155cm; 52kg
Dx: Katarak imatur + Sindroma mata kering
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Funduskopi
Kacamata OD S+1,50, OS S+2,50 C+1,25
Kompres hangat
Catarlent ed 3 dd gtt I ODS
Lyteers ed 6dd gtt 1 ODS
Pro op katarak imatur
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan kedua mata terasa kabur, terutama mata kiri, sejak 1 tahun yang
lalu dan perlahan semakin memberat. Pandangan seperti seolah-olah tertutup kabut. Riwayat
melihat bintik-bintik hitam melayang disangkal, melihat kilatan cahaya disangkal, mata merah
dan nyeri juga disangkal. Selain itu, pasien merasa kedua mata terasa ngeres, gatal, dan berair.
Pasien tidak ada riwayat hipertensi dan kencing manis sebelumnya. Riwayat pengguanaan
kacamata jauh dekat (+). Riwayat operasi mata disangkal. Riwayat pengobatan catarlent dan
lyteers.

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 121/76, HR 83 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 6/15 OS 6/30. Visus Refraksi
OD 6/15 S+1,50 6/6, OS 6/30 S+2,50 C+1,25 6/6.

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/-)
Kornea : jernih (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : keruh (+/+), iris shadow (+/+)

Pemeriksaan fundus reflex : fundus reflex (+/+), papil N.II batas tegas (+/+), warna normal (+/+),
eksudat (-/-), pendarahan (-/-), macular reflex (+/+). Saat ini pasien dengan ODS Katarak imatur
+ ODS Sindroma Mata Kering dilakukan terapi untuk mengatasi SMK dengan kompres hangat,
catarlent ed 3 dd gtt I ODS , dan lyteers ed 6dd gtt 1 ODS. Pasien dapat diberikan kacamata
untuk koreksi sementara sambil menunggu jadwal operasi ekstraksi katarak.

(17)
Bpk. P; 46th; 158cm; 70kg
Dx: Hipermetropi
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan segmen anterior
Kacamata OS +1,50
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan mata kabur bila melihat jauh maupun dekat, pusing jika membaca,
dan penglihatan dobel. Riwayat melihat kilatan cahaya, bayangan hitam, dan pelangi disangkal.
Riwayat menggunakan kacamata (+). Tidak ada keluarga dengan riwayat sakit yang sama.
Riwayat trauma dan operasi mata disangkal. RPD : HT (-), DM (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 120/82, HR 86 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 5/5,75 dengan pinhole 5/7,5 OS
5/6,6 dengan pinhole 5/5. Visus refraksi OS 5/6,6 S+1,50 5/5

Pemeriksaan segmen anterior :


Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/-)
Kornea : jernih (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)

Saat ini pasien dengan OS Hipermetropia Ringan. Terapi yang diberikan adalah kacamata
dengan lensa spheris, OD : plano dan OS : S+1,50. Kontrol bila pasien merasa ada keluan
tambah kabur atau pusing serta rasa tidak nyaman. Edukasi visual hygiene setelah aktivitas yang
menggunakan mata secara intens.

(18)
Ny. AM; 66th; 154cm; 50kg
Dx: Glaukoma kronik
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan TIO
Pemeriksaan segmen anterior
Funduskopi
Asam mefenamat 3x500mg
Glaukon 2x250 mg
Xalatan 3 dd gtt I ODS
Timolol 0,2% 2 dd gtt I ODS
Riwayat Penyakit :
Pasien merupakan pasien kontrol. Saat ini keluhan yang dirasakan yaitu kedua mata terasa nyeri
cekot-cekot. Pandangan seperti tertutup kabut dan perlahan-lahan semakin kabur. Silau, mata
merah, dan mual muntah disangkal. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
Riwayat kencing manis dan hipertensi disangkal. Tidak didapatkan riwayat penggunaan
kacamata dan riwayat operasi.

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 120/80, HR 78 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,5. Status oftalmologis visus naturalis OD 1/60 OS 1/300, lapang pandang
menyempit, TIO OD 13 mmHg, OS 27 mmHg. Funduskopi susah dievaluasi.
Pemeriksaan segmen anterior :
Palpebra : edema (-/-), spasme (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : hiperemi (-/-)
Kornea : jernih (+/+)
BMD : dalam (+/+)
Iris : radier (+/+)
Pupil : bulat (+/+), isokor, diameter 3mm/3mm, RC (+/+), RAPD (-/-)
Lensa : jernih (+/+)

Saat ini pasien dengan ODS Glaukoma Kronis diberikan terapi xalatan eye drop 3 dd gtt I ODS,
timolol eye drop 2 dd gtt I ODS, glaukon 2x250mg, serta asam mefenamat oral 3 x 500 mg untuk
keluhan nyerinya. Pasien disarankan kontrol 1 bulan mendatang.

POLI SYARAF
6 April
(1)
Ny. B; 51th; 154cm; 48kg; 467446
Dx : Parkinson
Tindakan :
Penatalaksanaan :
HEXIMER 2(2x sehar 1 biji), jml : 60
LEVOPAR(2x1 biji sehari), jml : 60
BISOPROLOL 5 MG NOVELL(1XSEHARI 1/2 BIJI), jml : 15
LISINOPRIL 10 AAM/DEXA(1XSEHARI 1 PAGI), jml : 30
MINIASPI(1XSEHARI 1 BIJI), jml : 30
Riwayat Penyakit :
Keluhan : kedua tangan masih gemetar
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan kedua tangan masih sering gemetar,
daerah sekitar bibir juga gerak gerak, leher kadang terasa berat
Penyakit dahulu : parkinson
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 140/80 mmHg / mmHg
Nadi : 80 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : kedua tangan gemetar
Pulmo : normal/tak ada kelainan

(2)
Bpk. B; 55th; 158cm; 65kg; 467358
Dx : Stroke
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Kolesterol total, HDL, LDL, TG
ATORVASTATIN 20 MG TABLET(1x1 bji malam), jml : 7
LISINOPRIL 10 AAM/DEXA(1XSEHARI 1 malam), jml : 30
BETAHISTINE DEXA(3XSEHARI 1 BIJI), jml : 21
MINIASPI(1XSEHARI 1 BIJI), jml : 30
Riwayat Penyakit :
Keluhan : kadang masih pusing berputar kalau bangun dari tidur
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan kadang masih pusing berputar kalau
bangun dari tidur, nyeri punggung bawah
Penyakit dahulu : HT + CVA hasil CT SCAN : SUBDURAL HYGROMA
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 110/80 mmHg / mmHg
Nadi : 80 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : normal/tak ada kelainan
Pulmo : normal/tak ada kelainan

(3)
An. Y; 7th; 134cm; 20kg; 470111
Dx : Epilepsi
Tindakan :
Penatalaksanaan :
ASAM VALPROAT 250 SYR (2 dd 5 cc (250mg)
Riwayat penyakit :
Keluhan : kejang
Penyakit sekarang : pasien baru dengan keluhan pasien sering kejang kejang pertama waktu
umur 22 bulan, kejang terakhir tadi pagi, dalam seminggu terakhir 3X kejang, tangan kanan
gerak gerak, mata kanan kedip kedip, gigi terkatuk, kedua tungkai lurus, Waktu kejang sekitar 5
mnt, AURA: lidah terasa kaku, dan tangan kanan gringgingan, pasien tidak minum obat
Penyakit dahulu : kejang sejak umur 22 bulan
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 90/60 mmHg / mmHg
Nadi : 92 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : normal/tak ada kelainan
Pulmo : normal/tak ada kelainan

(4)
Nn. Y; 24th; 160cm; 56kg; 439255
Dx : Epilepsi (absen seizure)
Tindakan :
Penatalaksanaan :
CARBAMAZEPIN 200 MG(3X 1 BIJI SEHARI), jml : 90
VELPRAZ 250 mg(2x2 biji), jml : 120
Riwayat Penyakit :
Keluhan : pasien masih sering seperti orang bengung sesaat
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan pasien masih sering seperti orang
bengung sesaat, terakhir tadi malam kurang lebih 10 detik, 3 hari yg lalu mata melotot ,bengung
sekitar 5 detik, kalau minum velpras pasien sering kencing
Penyakit dahulu : epilepsi
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 90/70 mmHg / mmHg
Nadi : 80 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : normal/tak ada kelainan
Pulmo : normal/tak ada kelainan
Berat : 54 Kg

(5)
Ny. M; 43th; 161cm; 64kg; 470139
Dx : Susp. Neoplasma cerebri
Tindakan :
Penatalaksanaan :
CT scan kepala dengan kontras
Riwayat Penyakit :
Keluhan : nyeri kepala cekot cekot terutama kanan sejak 3 bulan yg lalu
Penyakit sekarang : pasien baru kiriman dari RSUD SUMENEP dengan CEPHALGIA CRONIS,
pasien nyeri kepala cekot cekot terutama kanan , pusing berputar, sejak 3 bulan yg lalu,
penglihatan kabur, kedua alis nyeri, kedua telinga berdengung, sering lupa, tangan kanan
gringgingan, separuh badan sisi kiri gringgingan, ekstremitas kiri terasa lemah dan kadang
bengkak, kepala kadang bengkak
Penyakit dahulu : sakit kepala
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 120/70 mmHg / mmHg
Nadi : 80 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : ekstremitas kiri terasa lemah
Pulmo : normal/tak ada kelainan

7 April
(6)
S; 21th; 165cm; 57kg; 456201
Dx : Epilepsi
Tindakan :
Penatalaksanaan :
KUTOIN 100 mg KAPSUL merapi(2 kali sehari 1 biji), jml : 60
Riwayat Penyakit :
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan pasien sudah 8 bulan tdk kejang, obat
habis. pasien menjalani pengobatan TB yang ke 8 bulan. sebelumnya pasien menjalani
pengobatan di RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG selama 8 bulan
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 130/80 mmHg / mmHg
Nadi : 84 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : normal/tak ada kelainan
Pulmo : normal/tak ada kelainan
Berat : 57 Kg
Terapi : Pasien dapat terapi di RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG =RIFAMPICIN 1X
,INOXIN 400 1X,VITAMIN B6 1X, PHENITOIN 2X100 MG
Penyakit dahulu : epilepsi +TB

(7)
Bpk. S; 46th; 165cm; 87kg; 470200
Dx : Stroke
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Lab
CT scan kepala polos
MRS
Riwayat Penyakit :
Keluhan : tangan dan tungkai kanan lemah
Penyakit sekarang : pasien baru dengan keluhan tangan dan tungkai kanan lemah sejak tadi
malam jam 22.00 tiba tiba waktu tiduran , mual, separuh badan sisi kanan gringgingan/terasa
tebal
Penyakit dahulu : Ht
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 220/130 mmHg / mmHg
Nadi : 88 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : tangan dan tungkai kanan lemah
Pulmo : normal/tak ada kelainan

8 April
(8)
Ny.A ; 40th; 158cm; 64kg; 470242
Dx : Epilepsi
Tindakan :
Penatalaksanaan :
KUTOIN 100 mg KAPSUL merapi(3X 1 BIJI SEHARI), jml : 90
Riwayat Penyakit :
Keluhan : kejang+ sejak 1 thn yg lalu , pasien tidak pernah berobat
Penyakit sekarang : pasien baru datang sendiri dengan keluhan pasien sering kejang, kejang
pertama 1 thn yg lalu, kejang kedua setelah 5 bulan , kejang ke tiga 1 bulan yg lalu, kejang
terakhir 4 hari yang lalu waktu tidur, kedua tangan nekuk kaku, kedua tungkai lurus kaku, mata
melotot ke atas, gigi terkatuk, mulut berbusa, wajah kebiruan, waktu kejang sekitar 10 mnt,
setelah kejang pasien tidur kembali,
Penyakit dahulu : kejang 1 thn yg lalu, waktu kecil tdk pernah kejang
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 120/80 mmHg / mmHg
Nadi : 80 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : normal/tak ada kelainan

(9)
Nn. RA; 17th; 155cm; 45kg; 459151
Dx : Epilepsi
Tindakan :
Penatalaksanaan :
VELPRAZ 250 mg(3x sehari 1 biji), jml : 90
Riwayat Penyakit :
Keluhan : kejang+
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan pasien kejang 1x kemarin siang waktu
tidur, sakit kepala, tadi malam panas
Penyakit dahulu : epilepsi pasien baru dengan keluhan pasien sering kejang sejak 4 bulan yg lalu,
kejang tiap bulan, pasien kejang terakhir tgl 25 oktober 2019, kedua tangan dan tungkai lurus
kaku, kedua mata melotot ke atas, , gigi terkatuk, mulut berbusa, ngompol, kejang di waktu tidur,
waktu kejang 1-3 mnt, setelah kejang pasien seperti orang bingung
Penyakit dahulu : kejang
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 110/70 mmHg / mmHg
Nadi : 80 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36,3 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : normal/tak ada kelainan
Pulmo : normal/tak ada kelainan

(10)
Ny. AR; 26th; 156cm; 56kg; 445651
Dx : Epilepsi
Tindakan :
Penatalaksanaan :
CLOBAZAM 10 MG DEXA/AAM(1x1 tablet malam), jml : 60
KUTOIN 100 mg KAPSUL merapi(3x1 biji sehari), jml : 180
Riwayat Penyakit :
Keluhan : kejang1x
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan pasien kejang 1x pada pertengahan
bulan maret waktu mau datang bulan
Penyakit dahulu : EPILEPSI pasien baru dengan keluhan pasien sering kejang sejak bayi, dalam
sebulan sampai 2x kejang, kejang terakhir 10 hr yang lalu, kejang waktu tidur
Penyakit dahulu : epilepsi
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 100/70 mmHg / mmHg
Nadi : 80 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : normal/tak ada kelainan
Pulmo : normal/tak ada kelainan

(11)
An. AH; 6th; 134cm; 16kg; 461568
Dx : Epilepsi
Tindakan :
Penatalaksanaan :
R/ carbamazepin 200mg no. 30
signa 2 dd 1/2 tablet
R/ asam valproat syr no 4
signa 3 dd 1 cth (250mg)
Riwayat Penyakit :
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan dalam bulan ini pasien tdk kejang, obat
habis
Penyakit dahulu : epilepsi pasien baru sejak 3 bulan yang lalu : ekstremitas kanan atas bawah
lemah dan mulut merot ke kiri 3 mnt, setelah itu sembuh seperrti biasa, seminggu bisa 2 kali
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 90/60 mmHg / mmHg
Nadi : 80 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : normal/tak ada kelainan
Pulmo : normal/tak ada kelainan
Berat : 16 Kg

9 April
(12)
Bpk.A; 80th; 148cm; 50kg; 437939
Dx : Stroke + epilepsi + post status epilepticus
Tindakan :
Penatalaksanaan :
KUTOIN 100 mg KAPSUL merapi(3x sehari 1 biji), jml : 90
LISINOPRIL 10 AAM/DEXA(1x sehari 1 biji pagi), jml : 30
MINIASPI(1x sehari 1 biji siang), jml : 30
Riwayat Penyakit :
Keluhan : kedua ekstremitas bawah lemah
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan ekstremitas bawah lemah, dalam bulan
ini pasien tidak kejang, obat habis
Penyakit dahulu : ht+cva + epilepsi riwayat pasien kejang pukul 05.00 WIB ( datang RS pukul
06.30) mual dan muntah 1 kali RPD : epilepsi
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 150/90 mmHg / mmHg
Nadi : 80 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : ekstremitas bawah lemah
Pulmo : normal/tak ada kelainan

(13)
Nn. S; 24th; 155cm; 45kg; 462693
Dx : Spondilitis TB
Tindakan :
Penatalaksanaan :
MECOBALAMIN 500 MCG NOVELL(2x1 biji sehari), jml : 14
ALPENTIN 100(2x sehar 1 biji), jml : 14
Riwayat Penyakit :
Keluhan : ekstremitas bawah lemah
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan kedua ekstremitas bawah lemah dan
gringgingan, kalau berdiri gemetar, kadang nyeri pada punggung di bekas operasinya, kadang
mual, BAB normal
Penyakit dahulu : post operasi tgl 26-01-2020 spondilos TB
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 100/70 mmHg / mmHg
Nadi : 84 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : kedua ekstremitas bawah lemah, kalau mau berdiri tidak
kuat/gemetar
Pulmo : normal/tak ada kelainan
(14)
Bpk. N; 64th; 164cm; 70kg; 469916
Dx : Stroke
Tindakan :
Penatalaksanaan :
MINIASPI(1XSEHARI 1 BIJI), jml : 30
LISINOPRIL 10 AAM/DEXA(1XSEHARI 1 BIJI), jml : 30
CODEIN 20 MG(3XSEHARI 1 BIJI), jml : 15
Riwayat Penyakit :
Keluhan : badan terasa agak lemas
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol post MRS dengan keluhan badan terasa agak lemas,
bicara sudah tidak pelo ( tidak ada keluhan lain)
Penyakit dahulu : HT + CVA
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 160/90 mmHg / mmHg
Nadi : 84 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : normal/tak ada kelainan
Pulmo : normal/tak ada kelainan

11 April
(15)
Bpk. MAS; 48th; 167cm; 90kg; 462235
Dx : HT urgency
Tindakan :
Penatalaksanaan :
CLOPIDOGREL75 MG AAM(1dd1), jml : 7
MECOBALAMIN 500 MCG NOVELL(1dd1), jml : 7
FUROSEMIDE 40 KF(1dd1), jml : 30
SPIRONOLACTONE 25 MG(1dd1), jml : 30
NIFEDIPIN 10 MG KF(2dd1), jml : 60
BETAHISTINE DEXA(3dd1), jml : 21
MINIASPI(1dd1), jml : 30
GEMFIBROZIL 300 mg tablet(1dd1), jml : 30
Riwayat Penyakit :
Keluhan : paha kiri terasa panas
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan paha kiri terasa panas, kepala terasa
berat, pandangan kabur, leher terasa berat
Penyakit dahulu : HT + CVA
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 220/130 mmHg / mmHg
Nadi : 88 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : normal/tak ada kelainan
Pulmo : normal/tak ada kelainan

(16)
Ny. ED; 28th; 156cm; 57kg; 470371
Dx : Bells palsy
Tindakan :
Penatalaksanaan :
MECOBALAMIN 500 MCG NOVELL(2x sehari 1 biji), jml : 14
METILPREDNISOLON 4 mg quantum(3x sehari 4 biji), jml : 84
PARACETAMOL 500 MG PROMED(3x sehari 1 biji), jml : 20
Riwayat Penyakit :
Keluhan : mulut merot ke kanan
Penyakit sekarang : pasien baru dengan keluhan mulut merot ke kanan, mata kiri tidak nutup
rapat dan nyeri, pipi kiri terasa kaku sejak 3 hari yg lalu
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 130/80 mmHg / mmHg
Nadi : 80 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : mulut merot kekanan, mata kiri tdk nutup rapat
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : normal/tak ada kelainan
Pulmo : normal/tak ada kelainan

(17)
An. RS; 13th; 150cm; 64kg; 445117
Dx : Epilepsi
Tindakan :
Penatalaksanaan :
VELPRAZ 250 mg(2x sehari 1 biji), jml : 60
Riwayat Penyakit :
Keluhan : kejang+
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan dalam bulan ini pasien kejang3x, obat
habis
Penyakit dahulu : epilepsi tipe kejang parsial Penyakit sekarang : pasien baru dengan keluhan
kejang sejak umur 2,5 tahun, kejang terakhir tadi pagi, pasien kejang sampai 3x sehari ,mata
melotot keatas, mulut ngunyah ngunyah, tidak ada kekakuan pada kedua tangan dan kaki ,
Waktu kejang 1mnt, Aura = ketakutan, setelah kejang pasien tidur.
RPO : CARBAMAZEPIN 200 MG(3X 1 BIJI SEHARI), jml : 45

(18)
Ny.B ; 57th; 155cm; 65kg; 423411
Dx : Parkinson
Tindakan :
Penatalaksanaan :
STALEVO tab(2 kali sehari 1 biji), jml : 60
HEXIMER 2(2x sehari 1 biji), jml : 60
Riwayat Penyakit :
Keluhan : kedua ekstremitas gerak gerak
Penyakit sekarang : pasien lama kontrol dengan keluhan kedua ekstremitas gerak gerak, jalan
kaku, langkah pendek
Penyakit dahulu : parkinson PASIEN BARU DENGAN KELUHAN KEDUA TANGAN
GERAK GERAK , KEDUA TUNGKAI BERAT, LUTUT NYERI , TDK BISA JALAN SEJAK
KEMARIN
Penyakit dahulu : PARKINSON
Kesadaran : cm
GCS : 456
Score Gizi : cukup
Tekanan Darah : 120/80 mmHg / mmHg
Nadi : 80 /mnt
RR : 20 /mnt
Suhu : 36 °C
Kondisi umum : cukup
Kepala : normal/tak ada kelainan
Leher : normal/tak ada kelainan
Thorax : normal/tak ada kelainan
Abdomen : normal/tak ada kelainan
Tulang Belakang & Extrimitas : jalan kaku, langkah pendek, gemetar pada ekstremitas
Pulmo : normal/tak ada kelainan

POLI INTERNA
4 Mei
(1)
Ny. D; 35th; 156cm; 48kg
Dx : Hipertiroid
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Lab T3, T4, dan TSH
Propylthiouracil 3x100 mg
Propanolol 2x40mg
Riwayat penyakit :
Pasien datang dengan keluhan sering merasa berdebar-debar sejak 1 tahun terakhir. Keluhan
dirasakan terutama saat pasien beraktivitas dan belum makan. Keluhan disertai gemetar pada
kedua tangan. Sesak (-). Nyeri dada (+). Pasien mengaku sering makan, namun berat badannya
malah berkurang. Riwayat serupa sebelumnya (-). RPD : DM (-), HT (+).

Pada pemeriksaan fisik KU cukup, kesadaran CM, GCS 456, TD 140/97, HR 65 kali/menit, RR
22 kali/menit, T 37, SpO2 98, Kepala leher tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan
dyspnea, lagoftalmus (-), massa di leher (-).. Toraks suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing
(-), auskultasi jantung S1 S2 tunggal. Abdomen soepl, BU (+) normal. Ekstremitas akral hangat
+/+, edema -/-. Dilakukan pemeriksaan lab kadar T3, T4, dan TSH.

Penatalaksanaan di poli pasien diberikan edukasi bahwa penyakitnya disebabkan oleh


ketidakseimbangan hormon di dalam tubuhnya dan terapinya harus selalu dievaluasi sehingga
pasien akan sering kontrol. Pasien diberikan terapi propylthiouracil 3x100 mg dan propanolol
2x40mg.

(2)
Bpk. B; 65th; 156cm; 57kg
Dx : DM
Tindakan :
Penatalaksanaan :
GDA puasa
Metformin 3x500mg
Mecobalamin 1dd1
Riwayat penyakit :
Pasien datang dengan keluhan lemas dan sering merasa lapar sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan
juga disertai dengan penurunan berat badan. Sering haus (+), sering kencing (+). Pusing (-), nyeri
kepala (-), jantung berdebar (+), sesak (-), tangan gemetar (+). Pandangan mata kabur (-). Luka
di kaki (-). Sering kesemutan (+). Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-). RPD : HT (-)

Pada pemeriksaan fisik KU cukup, kesadaran CM, GCS 456, TD 112/70, HR 75 kali/menit, RR
22 kali/menit, T 37, SpO2 98, Kepala leher tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan
dyspnea. Toraks suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-), auskultasi jantung S1 S2 tunggal.
Abdomen soepl, BU (+) normal. Ekstremitas akral hangat +/+, edema -/-. Dilakukan
pemeriksaan GDA puasa.
Penatalaksanaan di poli pasien mendapat terapi metformin 3x500mg dan mecobalamin 1dd1.

(3)
Ny. M; 40th; 156cm; 54kg
Dx : Hipotiroid
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Lab DL dan GDA
Lab kadar TSH, T3, dan T4
Levotiroksin 1x50mg
Riwayat penyakit :
Pasien datang dengan keluhan mudah merasa lelah sejak 6 bulan yang lalu. Lebih sering
mengantuk, lemas (+), rambut rontok (+), dan sering kesemutan. Berat badan meningkat (+).
Sering obstipasi (+). Benjolan di leher (-). RPD : DM (-), HT (+).

Pada pemeriksaan fisik KU cukup, kesadaran CM, GCS 456, TD 126/76, HR 60 kali/menit, RR
22 kali/menit, T 37, SpO2 98, Kepala leher tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan
dyspnea. Massa di leher (-). Toraks suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-), auskultasi
jantung S1 S2 tunggal. Abdomen soepl, BU (+) normal. Ekstremitas akral hangat +/+, edema -/-.
Dilakukan pemeriksaan DL, GDA, kadar TSH, T3 dan T4.

Penatalaksanaan di poli pasien mendapat obat levotiroksin 1x50mg. Berikan edukasi kepada
pasien bahwa penyakitnya merupakan kondisi ketidakseimbangan hormon dan terapinya harus
selalu dipantau disesuaikan dengan gejala yang dialami pasien.

(4)
Bpk. J; 30th; 164cm; 78kg
Dx : Hepatitis B akut
Tindakan :
Penatalaksanaan :
DL
GDA
SGOT
SGPT
HbsAg
USG
Paracetamol 3x500mg
Antasida 3ddcth2ac
Lansoprazole 1x30mg
Riwayat penyakit :
Pasien datang dengan keluhan lemas sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai mual dan muntah.
Muntah > 5 kali, sedikit-sedikit. Demam (+), batuk (+), pilek (+), nyeri perut (+) sejak 3 hari
yang lalu. Nyeri perut kanan atas, hilang timbul, mencret (-). Mata kuning (+) sejak hari ini.
BAK seperti teh (+), BAB pucat (+) 1 kali hari ini. RPD: HT (-), DM (-).

Pemeriksaan fisik KU lemah, kesadaran CM, GCS 456, TD 116/66, HR 106 kali/menit, RR 24
kali/menit, T 37,2. Ikterus (+). Toraks simetris, retraksi (-), vesikuler, ronki (-), wheezing (-).
Abdomen soepl, BU (+) normal, hepar teraba, konsistensi kenyal, permukaan rata, batas tegas,
berukuran 2 jari di bawah arcus costae, nyeri tekan (+), lien tidak teraba. Ekstremitas akral
hangat dan edema (-). Dilakukan DL, GDA, SGOT, SGPT, HbsAg, dan pemeriksaan USG.

Penatalaksanaan di poli pasien mendapat obat paracetamol 3x500mg, antasida 3ddcth2ac, dan
lansoprazole 1x30mg. Pasien diberikan edukasi untuk menjaga kebersihan makanan, hindari
sayur dan buah untuk sementara. Banyak makan makanan bergizi dan tingkatkan imunitas tubuh.

5 MEI
(5)
Bpk. ; th; cm; kg
Dx : Dislipidemi
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Lab DL dan GDA
USG
Foto thorax
Riwayat penyakit :

Pada pemeriksaan fisik KU cukup, kesadaran CM, GCS 456, TD 120/76, HR 65 kali/menit, RR
22 kali/menit, T 37, SpO2 98, Kepala leher tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan
dyspnea. Toraks suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-), auskultasi jantung S1 S2 tunggal.
Abdomen soepl, BU (+) normal. Ekstremitas akral hangat +/+, edema -/-. Dilakukan
pemeriksaan

Penatalaksanaan di poli

(6)
Bpk. ; th; cm; kg
Dx : Demam tifoid
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Lab DL dan GDA
USG
Foto thorax
Riwayat penyakit :

Pada pemeriksaan fisik KU cukup, kesadaran CM, GCS 456, TD 120/76, HR 65 kali/menit, RR
22 kali/menit, T 37, SpO2 98, Kepala leher tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan
dyspnea. Toraks suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-), auskultasi jantung S1 S2 tunggal.
Abdomen soepl, BU (+) normal. Ekstremitas akral hangat +/+, edema -/-. Dilakukan
pemeriksaan

Penatalaksanaan di poli
(7)
Bpk. ; th; cm; kg
Dx : Hipertiroid
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Lab DL dan GDA
USG
Foto thorax
Riwayat penyakit :

Pada pemeriksaan fisik KU cukup, kesadaran CM, GCS 456, TD 120/76, HR 65 kali/menit, RR
22 kali/menit, T 37, SpO2 98, Kepala leher tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan
dyspnea. Toraks suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-), auskultasi jantung S1 S2 tunggal.
Abdomen soepl, BU (+) normal. Ekstremitas akral hangat +/+, edema -/-. Dilakukan
pemeriksaan

Penatalaksanaan di poli

(8)
Bpk. ; th; cm; kg
Dx :
Tindakan :
Penatalaksanaan :
Lab DL dan GDA
USG
Foto thorax
Riwayat penyakit :

Pada pemeriksaan fisik KU cukup, kesadaran CM, GCS 456, TD 120/76, HR 65 kali/menit, RR
22 kali/menit, T 37, SpO2 98, Kepala leher tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan
dyspnea. Toraks suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-), auskultasi jantung S1 S2 tunggal.
Abdomen soepl, BU (+) normal. Ekstremitas akral hangat +/+, edema -/-. Dilakukan
pemeriksaan

Penatalaksanaan di poli

POLI KULIT
15 JUNI
(1)
Nn. A; 22th; 158cm; 51kg
Dx : Fluor albus ec BV
Tindakan :
Penatalaksanaan :
UL
Pemeriksaan gram
Metronidazol 2x500mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan keputihan sejak 1 bulan yang lalu. Keputihan beruba cairan putih,
cair, dan tipis. Keputihan berbusa (-), berwarna kehijauan (-), kental seperti susu (-). Gatal pada
kemaluan (-), panas (-), nyeri saat BAK (-). Pasien tidak pernah menggaruk-garuk kemaluan.
Pasien mengaku aktivitasnya meningkat 1 bulan terakhir dan jarang mempedulikan kebersihan
diri. RPD : DM (-), HT (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 120/70, HR 87 kali/menit, RR 22


kali/menit. Kepala leher anemis (-). Toraks, abdomen, dan ekstremitas dalam batas normal.
Status lokalis tampak keputihan di liang vagina, cair, tipis, homogeny, tidak berbau, iritasi
vagina (-), strawberry cervix (-).

Penatalaksanaan di poli dengan dilakukan pemeriksaan gram dan tes urine untuk mengetahui
jenis infeksi yang diderita pasien. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya dan
memberikan edukasi agar lebih memperhatikan kebersihan diri, terutama area kemaluan agar
penyakitnya dapat segera pulih. Pasien mendapat terapi metrinidazol 2x500mg selama 7 hari dan
kontrol bila masih ada keluhan.

(2)
Nn.; th; cm; kg
Dx : Gonococcal infection
Tindakan :
Penatalaksanaan :
UL
Pemeriksaan gram
Riwayat Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan keputihan sejak 1 bulan yang lalu. Keputihan beruba cairan putih,
cair, dan tipis. Keputihan berbusa (-), berwarna kehijauan (-), kental seperti susu (-). Gatal pada
kemaluan (-), panas (-), nyeri saat BAK (-). Pasien tidak pernah menggaruk-garuk kemaluan.
Pasien mengaku aktivitasnya meningkat 1 bulan terakhir dan jarang mempedulikan kebersihan
diri. RPD : DM (-), HT (-).

Pemeriksaan fisik KU baik, kesadaran CM, GCS 456, TD 120/70, HR 87 kali/menit, RR 22


kali/menit. Kepala leher anemis (-). Toraks, abdomen, dan ekstremitas dalam batas normal.
Status lokalis tampak keputihan di liang vagina, cair, tipis, homogeny, tidak berbau, iritasi
vagina (-), strawberry cervix (-).

Penatalaksanaan di poli dengan dilakukan pemeriksaan gram dan tes urine untuk mengetahui
jenis infeksi yang diderita pasien. Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya dan
memberikan edukasi agar lebih memperhatikan kebersihan diri, terutama area kemaluan agar
penyakitnya dapat segera pulih. Pasien mendapat terapi metrinidazol 2x500mg selama 7 hari dan
kontrol bila masih ada keluhan.

(3)
Nn.; th; cm; kg
Dx : Leprosy
Tindakan :
Penatalaksanaan :
UL
Pemeriksaan gram
Riwayat Penyakit :

14 JUNI
(4)
Nn.; th; cm; kg
Dx :
Tindakan :
Penatalaksanaan :
UL
Pemeriksaan gram
Riwayat Penyakit :

POLI JANTUNG
29 JUNI
(1)
Ny. H; 42th; 156cm; 54kg
Dx : HF + Cardiomiopati + AF
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Concor 1x2,5 mg
Furosemid 1x40 mg
Spironolakton 1x25 mg
Copidogrel 1x75 mg
Ranitidin 2x150 mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan rasa berdebar. Sesak (-), ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Kadang mengeluh nyeri
dada. Mual (-), muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat
HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 156/91, HR 148
kali/menit, RR 24 kali/menit, T 36,7, SpO2 98. Tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan
dispnea. Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus
kordis sebelah lateral dari MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan dalam batas normal,
batas jantung kiri bergeser ke kiri, dan pada auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop.
Pada pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema
ekstremitas (-) dan akral hangat kering merah. Dilakukan pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG tampak atrial fibrilasi dengan respon ventrikel cepat (HR > 100) ,
terdapat PVC, dan LVH. Pasien mendapat obat concor 1x2,5 mg, furosemid 1x40 mg,
spironolakton 1x25 mg, clopidogrel 1x75 mg, dan ranitidin 2x150 mg. Pasien disarankan kontrol
kembali.

(2)
Ny. SR; 57th; 155cm; 70kg
Dx : Chronic ischemic HD + HF + AV blok
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Amlodipin 1x5 mg
Digoxin 1x0,25 mg
Miniaspi 1x80 mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan sering sesak napas dan sulit tidur. Ngangsor (+) saat
berjalan sejauh 10 meter, PND (+) ortopnea (+), tidur dengan bantal tinggi (+). Nyeri dada (-).
Mual (-), muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+),
DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 137/80, HR 80 kali/menit,
RR 24 kali/menit, T 37, SpO2 99. Tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada
pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL
ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2
tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan
ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-) dan akral hangat kering merah. Dilakukan
pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG tampak gambaran AV blok derajat 1. Pasien mendapat obat amlodipin
1x5 mg, digoxin 1x0,25 mg, dan miniaspi 1x80 mg. Pasien disarankan kontrol kembali.

(3)
Bpk. B; 67th; 165cm; 70kg
Dx : OMI inferior
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Miniaspi 1x75mg
Spironolokaton 1x25mg
Candesartan 16mg 1dd1/2
Nitrokaf 25mg 2dd1/2
Omeprazol 2x20mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan ngangsor. Ngangsor (+) saat berjalan sejauh 10
meter, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-), muntah (-)
nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).
Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 131/75, HR 80 kali/menit,
RR 24 kali/menit, T 37, SpO2 98. Tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada
pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL
ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2
tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan
ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-) dan akral hangat kering merah. Dilakukan
pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan gambaran OMI di II, III, aVF mengesankan OMI inferior.
Pasien mendapat terapi miniaspi 1x75mg, spironolokaton 1x25mg, candesartan 16mg 1dd1/2,
nitrokaf 25mg 2dd1/2, dan omeprazol 2x20mg. Pasien disarankan kontrol kembali..

30 JUNI
(4)
Bpk. S; 58th; 157cm; 76kg
Dx : Chronic ischemic HD + HHD
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Hidroklortiazid 25mg 1dd1
Concor 2,5mg 1dd1/2
Lisinopril 10mg 1dd1/2
Miniaspi 1x80mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan rasa tidak nyaman di dada. Sesak (-), ngangsor (+)
saat berjalan, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-),
muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 120/80, HR 85 kali/menit,
RR 24 kali/menit, T 37, SpO2 98. Tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada
pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL
ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2
tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan
ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-) dan akral hangat kering merah. Dilakukan
pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus, HR 85 kali/menit,axis frontal dan horizontal
dalam batas normal. Pasien mendapat terapi hidroklortiazid 25mg 1dd1, concor 2,5mg 1dd1/2,
lisinopril 10mg 1dd1/2, dan miniaspi 1x80mg.

(5)
Ny. H; 44th; 155cm; 54kg
Dx : HHD + HF + Tirotoksikosis
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Pemeriksaan FT4 dan TSH
Candesartan 1x16mg
Hidroklortiazid 1x25mg
Herbesser 200 1dd1
Propanolol 3x10mg
Thyrozol 3x10mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan rasa berdebar. Sesak (-), ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-),
muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD , HR , RR, T , SpO2. Tidak
didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi
tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan
dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada
pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-)
dan akral hangat kering merah. Dilakukan pemeriksaan EKG dan kadar FT4 serta TSH.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus, takikardi dengan HR 129 kali.menit, axis
frontal dan horizontal dalam batas normal. Hasil pemeriksaan FT4 35 (N 10,6–19,4) dan TSH
0,1 (N 0,25-5). Pasien mendapat terapi candesartan 1x16mg, hidroklortiazid 1x25mg, herbesser
200 1dd1, propanolol 3x10mg, dan thyrozol 3x10mg.

(6)
Bpk. S; 79th; 163cm; 60kg
Dx : HT + Chronic ischemic HD + AF + HF
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Hidroklortiazid 1x25mg
Candesartan 1x16mg
Riwayat Penyakit :
Pasien merupakan konsulan dari urologi dengan diagnosis BPH pro TUR-P. Saat ini di bidang
kardiologi didapatkan keluhan sesak (+), ngangsor (+) saat berjalan sejauh 10 meter, PND (-)
ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (+). Mual (-), muntah (-) nyeri kepala (-),
pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 143/66, HR 87 kali/menit,
RR 25 kali/menit, T 36,7, SpO2 98. Tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea.
Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada
lateral dari MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan normal, dan batas jantung kiri bergeser
ke lateral, auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada pemeriksaan auskultasi
lapang paru tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-) dan akral hangat kering
merah. Dilakukan pemeriksaan EKG.
Hasil pemeriksaan EKG menunjukkaan atrial fibrilasi dengan respon ventrikel normal dan LVH.
Pasien di acc untuk operasi dengan syarat TD < 160/110. Pasien mendapat terapi hidroklortiazid
1x25mg dan candesartan 1x16mg.

1 JULI

(7) Ny. R; 47th; 157cm; 51kg


Dx : AF + HF + Tirotoksikosis
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Pemeriksaan FT4 dan TSH
Furosemid 40mg 1dd1/2
Propanolol 3x10mg
Miniaspi 1x80mg
Angintriz 2dd1
Omeprazol 2x20mg
Thyrozol 3x10mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan nyeri dada. Sesak (-), ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Dada terasa berdebar (+).
Mual (-), muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+),
DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 127/73, HR 107
kali/menit, RR 22 kali/menit, T 37, SpO2 98. Tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan
dispnea. Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus
kordis pada MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal, dan pada
auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada pemeriksaan auskultasi lapang paru
tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-) dan akral hangat kering merah.
Dilakukan pemeriksaan EKG dan kadar FT4 serta TSH.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan gambaran atrial fibrilasi dengan respon ventrikel cepat
(HR > 100 kali/menit). Hasil pemeriksaan FT4 10,42 (N 10,6–19,4) dan TSH 10,29 (N 0,25-5).
Pasien mendapat terapi furosemid 40mg 1dd1/2, propanolol 3x10mg, miniaspi 1x80mg,
angintriz 2dd1, omeprazol 2x20mg, dan thyrozol 3x10mg.

(8)
Bpk. M; 56th; 159cm; 75kg
Dx : NSTEMI + HF + HT
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Miniaspi 1x80mg
CPG 1x75mg
Amlodipin 2x5mg
Spironolakton 2x25mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan ngangsor. Sesak (-), dada terasa berdebar (-), PND
(-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-), muntah (-) nyeri kepala
(-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 134/74, HR 65 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 37, SpO2 98. Tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada
pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL
ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2
tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan
ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-) dan akral hangat kering merah. Dilakukan
pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus, HR 80 kali/menit, axis frontal normal, dan
axis horizontal clockwise rotation. Didapatkan segmen ST depresi downsloping di V4-V6.
Pasien mendapat terapi miniaspi 1x80mg, CPG 1x75mg, amlodipin 2x5mg, dan spironolakton
2x25mg.

(9)
Bpk. M; 41th; 165cm; 87kg
Dx : Chronic ischemic HD + HF + Tirotoksikosis
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Pemeriksaan FT4 dan TSH
CPG 1x75mg
Propanolol 2x10mg
Furosemid 40mg 1dd1
Thyrozol 3x10mg
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan ngangsor dan terasa tidak nyaman pada dada. Sesak
(-), PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-), muntah (-) nyeri
kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 131/65, HR 78 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 36,7, SpO2 99. Tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea.
Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada
MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi
S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak
ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-) dan akral hangat kering merah. Dilakukan
pemeriksaan EKG kadar FT4 serta TSH.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan gambaran RBBB. Hasil pemeriksaan FT4 48,2 (N 10,6–
19,4) dan TSH <0,05 (N 0,25-5). Pasien mendapat terapi CPG 1x75mg, propanolol 2x10mg,
furosemid 40mg 1dd1, dan thyrozol 3x10mg.
(10)
Ny. H; 45th; 156cm; 57kg
Dx :HF
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Furosemid 40mg 1dd1
Spironolakton 1x25mg
Concor 2,5mg 1dd1
Simarc 2mg 1dd1
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan sering merasa sesak. Ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (+) ortopnea (+), tidur dengan bantal tinggi (+). Nyeri dada (-). Mual (-),
muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 109/79, HR 86 kali/menit,
RR 22 kali/menit, T 37, SpO2 98. Tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada
pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada lateral
dari MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan normal, kiri bergeser ke lateral, dan pada
auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada pemeriksaan auskultasi lapang paru
tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-) dan akral hangat kering merah.
Dilakukan pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus, HR 80 kali/menit, axis frontal normal, dan
axis horizontal clockwise rotation. Pasien mendapat terapi furosemid 40mg 1dd1, spironolakton
1x25mg, concor 2,5mg 1dd1, dan simarc 2mg 1dd1.

2 JULI
(11)
Bpk. R; 78th; 156cm; 64kg
Dx : Chronic ischemic HD + HF
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
ISDN 5mg 1dd1
Angintriz 2dd1
Miniaspi 1x80mg
CPG 1x75mg
Simvastatin 1x20mg
Lansoprazol 1x30mg
Antasida syr. 3ddcth2ac
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan nyeri dada. Sesak (-), ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (+) ortopnea (+), tidur dengan bantal tinggi (+). Dada terasa berdebar (+).
Mual (-), muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+),
DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD 120/60, HR 148
kali/menit, RR 22 kali/menit, T 37, SpO2 98. Tidak didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan
dispnea. Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus
kordis pada MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan bergeser ke kanan, batas jantung kiri
dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada
pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-)
dan akral hangat kering merah. Dilakukan pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama atrial fibrilasi dengan respon ventrikel cepat (HR >
100 kali/menit). Axis frontal bergeser ke kanan, terdapat gambaran rSR mengesankan RBBB
pada lead prekordial V1-V3, dan persisten S di V5 dan V6 mengesankan RVH. Pasien mendapat
terapi ISDN 5mg 1dd1, angintriz 2dd1, miniaspi 1x80m, CPG 1x75mg, simvastatin 1x20mg,
lansoprazol 1x30mg, dan antasida syr. 3ddcth2ac.

(12)
Bpk. ; th; cm; kg
Dx :
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan rasa berdebar. Sesak (-), ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-),
muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD , HR , RR, T , SpO2. Tidak
didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi
tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan
dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada
pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-)
dan akral hangat kering merah. Dilakukan pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus, HR 80 kali/menit, axis frontal normal, dan
axis horizontal clockwise rotation. Didapatkan segmen ST depresi downsloping di V4-V6.
Pasien mendapat terapi miniaspi 1x80mg, CPG 1x75mg, amlodipin 2x5mg, dan spironolakton
2x25mg.

(13)
Bpk. ; th; cm; kg
Dx :
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan rasa berdebar. Sesak (-), ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-),
muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD , HR , RR, T , SpO2. Tidak
didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi
tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan
dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada
pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-)
dan akral hangat kering merah. Dilakukan pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus, HR 80 kali/menit, axis frontal normal, dan
axis horizontal clockwise rotation. Didapatkan segmen ST depresi downsloping di V4-V6.
Pasien mendapat terapi miniaspi 1x80mg, CPG 1x75mg, amlodipin 2x5mg, dan spironolakton
2x25mg.

(14)
Bpk. ; th; cm; kg
Dx :
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan rasa berdebar. Sesak (-), ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-),
muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD , HR , RR, T , SpO2. Tidak
didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi
tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan
dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada
pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-)
dan akral hangat kering merah. Dilakukan pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus, HR 80 kali/menit, axis frontal normal, dan
axis horizontal clockwise rotation. Didapatkan segmen ST depresi downsloping di V4-V6.
Pasien mendapat terapi miniaspi 1x80mg, CPG 1x75mg, amlodipin 2x5mg, dan spironolakton
2x25mg.

(15)
Bpk. ; th; cm; kg
Dx :
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan rasa berdebar. Sesak (-), ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-),
muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD , HR , RR, T , SpO2. Tidak
didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi
tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan
dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada
pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-)
dan akral hangat kering merah. Dilakukan pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus, HR 80 kali/menit, axis frontal normal, dan
axis horizontal clockwise rotation. Didapatkan segmen ST depresi downsloping di V4-V6.
Pasien mendapat terapi miniaspi 1x80mg, CPG 1x75mg, amlodipin 2x5mg, dan spironolakton
2x25mg.

(16)
Bpk. ; th; cm; kg
Dx :
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan rasa berdebar. Sesak (-), ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-),
muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD , HR , RR, T , SpO2. Tidak
didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi
tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan
dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada
pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-)
dan akral hangat kering merah. Dilakukan pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus, HR 80 kali/menit, axis frontal normal, dan
axis horizontal clockwise rotation. Didapatkan segmen ST depresi downsloping di V4-V6.
Pasien mendapat terapi miniaspi 1x80mg, CPG 1x75mg, amlodipin 2x5mg, dan spironolakton
2x25mg.

(17)
Bpk. ; th; cm; kg
Dx :
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan rasa berdebar. Sesak (-), ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-),
muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD , HR , RR, T , SpO2. Tidak
didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi
tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan
dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada
pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-)
dan akral hangat kering merah. Dilakukan pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus, HR 80 kali/menit, axis frontal normal, dan
axis horizontal clockwise rotation. Didapatkan segmen ST depresi downsloping di V4-V6.
Pasien mendapat terapi miniaspi 1x80mg, CPG 1x75mg, amlodipin 2x5mg, dan spironolakton
2x25mg.

(18)
Bpk. ; th; cm; kg
Dx :
Tindakan :
Penatalaksanaan :
EKG
Riwayat Penyakit :
Pasien datang untuk kontrol dengan keluhan rasa berdebar. Sesak (-), ngangsor (+) saat berjalan
sejauh 10 meter, PND (-) ortopnea (-), tidur dengan bantal tinggi (-). Nyeri dada (-). Mual (-),
muntah (-) nyeri kepala (-), pusing (-). Bengkak ekstremitas (-). RPD : riwayat HT (+), DM (-).

Pemeriksaan fisik ku cukup, kesadaran compos mentis, GCS 456, TD , HR , RR, T , SpO2. Tidak
didapatkan anemis, ikterus, sianosis, dan dispnea. Pada pemeriksaan fisik jantung dari inspeksi
tak terlihat iktus kordis, palpasi iktus kordis pada MCL ICS 5, pada perkusi batas jantung kanan
dan kiri dalam batas normal, dan pada auskultasi S1 S2 tunggal, tanpa murmur dan gallop. Pada
pemeriksaan auskultasi lapang paru tidak ditemukan ronki dan wheezing. Edema ekstremitas (-)
dan akral hangat kering merah. Dilakukan pemeriksaan EKG.

Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus, HR 80 kali/menit, axis frontal normal, dan
axis horizontal clockwise rotation. Didapatkan segmen ST depresi downsloping di V4-V6.
Pasien mendapat terapi miniaspi 1x80mg, CPG 1x75mg, amlodipin 2x5mg, dan spironolakton
2x25mg.

Anda mungkin juga menyukai