EPIDEMIOLOGI
DISUSUN OLEH :
SITI MAISARAH : 2205902010038
PUTRI MUJAHIDAH : 2205902010053
PUTRI MELINDA : 2205902010042
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan asuhan keperawatan infertile ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga asuhan keperawatan infertil
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca.
Harapan saya semoga asuhan keperawatan infertile ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi asuhan keperawatan infertile ini
sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Asuhan keperawatan infertile ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan asuhan
keperawatan infertile ini.
Alue Penyareng
DAFTAR ISI
b) Tujuan ------------------------------------------------------------------------
b) Etiologi ----------------------------------------------------------------------------------
e) penatalaksanaan-------------------------------------------------------------------------
h) komplikasi ------------------------------------------------------------------------------
BAB IV PENUTUP
Simpulan-----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------
Daftar Pustaka-----------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di
dunia dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya
keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik,
mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam
kondisi yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan
kesehatan. Hal ini merugikan penderita karena akan menurunkan
produktifitas terhadap kehidupan pribadi dan negaranya. Dengan demikian,
perlu adanya suatu usaha-usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Menanggapi hal tersebut, Hippocrates (460-377 SM) muncul sebagai
Bapak kedokteran yang menangani kasus kejadian sakit yang menitik
beratkan pada kuratif atau metode pengobatan dan penyembuhan.
Penyembuhan ini dilakukan setelah terjadi insiden sakit. Akan tetapi setelah
perkembangan zaman, penyembuhan melalui bidang kedokteran saja tidak
cukup berhasil dalam menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat.
Setelah itu muncullah metode preventif yang mengedepankan upaya-upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan berdasarkan ilmu Epidemiologi atau
ilmu mengenai distribusi, frekuensi dan determinan masalah kesehatan yang
terjadi di masyarakt serta aplikasinya dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat.
Bidang epidemiologi lebih fokus pada pencegahan dan pengendalian
penyakit bukan pada teknik pengobatan sekunder dan tersier yang ada
dalam ilmu pengobatan tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epidemiologi
Last (1998)
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian
yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi
untuk menanggulangi masalah kesehatan.
HIRSCH (1883)\
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis
penyakit pada manusia, pada saat tertentu di bumi dan kaitanya dengan
kondisi eksternal
ABDEL R OMRAN
Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi
keadaan kesehatn, penyakit dan perubahan pada penduduk begitu juga
determinannya serta akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
B. Tujuan Epidemiologi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam
mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi
dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk
memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:
1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa
akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan
makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan
antara karsinoma paru-paru dengan asbes
3. Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan
konsisten dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang
terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir.
Untuk mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan
kenyataan pada manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita
karsinoma kandung kemih lebih banyak terpajan oleh rokok
dibandingkan dengan bukan penderita
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggulangan masalah
kesehatan, serta menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat;
misalnya:
a. Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat
dimasyarakat dapat digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan
pelayanan kesehatan disuatu wilayah dan menentukan prioritas
masalah
b. Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi
tetanus neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data
tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi yang efektif dan
efisien dalam menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan
mengirirm petugas lapangan untuk memberikan penyuluhan pada
ibu-ibu serta mengadakan imunisasi pada ibu hamil
D. Variabel Epidemiologi
Variable epidemiologi adalah segala faktor yang dapat menimbulkan
penyakit epidemik, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi yang
terjadi pada masyarakat. Variabel epidemiologi terdiri dari
1. Variabel waktu
Kejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan
bulan serta tahun. Variabel waktu bermanfaat dalam memprediksi
puncak insiden, merencanakan upaya penanggulangan dan melakukan
evaluasi dampak penanggulangan yang telah dilaksanakan.
Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu antara lain,
skala perubahan frekuensi penyakit yaitu :
a. Variasi jangka pendek (fluktuasi)
Adalah perubahan naik-turunnya frekuensi kejadian penyakit yang
berjangka waktu relatif pendek. Contoh kejadian yang relatif
pendek adalah keracunan makanan yang bersumber pada satu
tempat, puncak frekuensi insiden umumnya hanya satu dan setelah
itu wabah tersebut akan selesai.
b. Variasi berkala (siklis)
Adalah perubahan secara berkala dengan interval daur waktu dalam
hitungan bulan atau musim sampai tahun. Umumnya penyakit
menular yang endemis biasanya menunjukkan daur atau siklus
musiman. Beberapa jenis penyakit tersebut sering kali dapat
dijelaskan latar belakang kejadiannya yang berkaitan dengan host,
agent, dan environment. Contohnya, penyakit demam berdarah
yang terjadi sesudah pergantian musim hujan ke musim kemarau.
Variabel siklik dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Variasi musiman (berulang interval < 1 tahun)
2) Variasi siklik (berulang interval > 1 tahun)
c. Variasi jangka panjang (secular trends)
Adalah perubahan frekuensi penyakit atau masalah kesehatan yang
terjadi dalam waktu yang panjang. Dibeberapa negara maju yang
sistem pencatatan kesehatannya sudah baik dan sudah lama,
menunjukkan angka insiden dan prevalens yang jelas dan teratur
dari tahu ke tahun. Di Indonesia masih sukar untuk melihat hal
tersebut (misalnya : cacar dan polio).
2. Variabel tempat
Penyebaran menurut tempat pada prinsipnya sama dengan
mencoba menjawab pertanyaan wher”. Hubungan penyakit dengan
tempat menunjukkan adanya faktor-faktor yang mempunyai arti
penting sebagai penyebab timbulnya penyakit antara penghuni dengan
tempat yang dihuni.
Distribusi menurut tempat sama artinya dengan area geografis, luas
dan tinggi lokasi sehingga tempat biasanya di katagorikan di kotomi
(perkotaan dan pedesaan (urban dan rural), pemukiman dan non
pemukiman, domestik dan asing, didalam dan diluar, serta institusi dan
non institusi).
3. Variabel orang
Variabel orang adalah ciri-ciri yang didapat sejak lahir ataupun
sesudah lahir. Untuk mengidentifikasikan seseorang terdapat variabel
yang tak terhingga banyaknya, tetapi hendaknya dipilih variabel yang
dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan ciri seseorang.
Untuk menentukan variabel mana yang dapat digunakan sebagai
indikator, hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
serta sarana yang ada.
Karakteristik yang selalu diperhatikan dalam suatu penyelidikan
epidemiologi untuk variabel orang adalah umur, ras, status kekebalan,
jenis kelamin, kelas sosial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan),
golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, paritas
(keturunan), dan lain sebagainya yang berhubungan dengan variabel
orang, seperti gaya hidup dan kebiasaan makan (Sutrisna, 1994).
Pentingnya variabel orang misalnya umur untuk mengetahui :
a. Potensi mereka untuk terpapar dengan sumber infeksi
b. Tingkat imunisasi merek
c. Aktifitas fisiologi
Klasifikasi KLB
a. Menurut penyebab
1. Toksin
2. Infeksi
3. Toksin biologis
4. Toksin kimia
b. Menurut sumbernya
1. Dari manusia
2. Dari kegiatan manusia
3. Dari binatang
4. Dari udara dan air
5. Dari makanan / minuman
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik,
mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam
kondisi yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan kesehatan
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran
penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada
manusia. Dengan adanya epidemiologi diharapkan penyakit pada manusia
dapat di identifikasi penyebaran penyakitnya sehingga penyakit dapat segera
ditangani.