Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI

DISUSUN OLEH :
SITI MAISARAH : 2205902010038
PUTRI MUJAHIDAH : 2205902010053
PUTRI MELINDA : 2205902010042

UNIVERSITAS TEUKU UMAR


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
MEULABOH –ACEH BARAT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan asuhan keperawatan infertile ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga asuhan keperawatan infertil
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca.
Harapan saya semoga asuhan keperawatan infertile ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi asuhan keperawatan infertile ini
sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Asuhan keperawatan infertile ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan asuhan
keperawatan infertile ini.

Alue Penyareng
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ----------------------------------------------------------------------------


BAB I PENDAHULUAN
a) Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------

b) Tujuan ------------------------------------------------------------------------

c) Sistematika Penulisan ------------------------------------------------------------------

BAB II KONSEP DASAR


a) Pengertian -------------------------------------------------------------------------------

b) Etiologi ----------------------------------------------------------------------------------

c) Tanda dan gejala ------------------------------------------------------------------------

d) Patofisiologi dan pathway -------------------------------------------------------------

e) penatalaksanaan-------------------------------------------------------------------------

f) prinsip keperewatan --------------------------------------------------------------------

g) pemeriksaan penunjang ----------------------------------------------------------------

h) komplikasi ------------------------------------------------------------------------------

BAB III KONSEP KEPERAWATAN


a) data focus --------------------------------------------------------------------------------
b) diagnose keperawatan ------------------------------------------------------------------
c) rencana keperawatan -------------------------------------------------------------------

BAB IV PENUTUP
Simpulan-----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------
Daftar Pustaka-----------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di
dunia dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya
keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik,
mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam
kondisi yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan
kesehatan. Hal ini merugikan penderita karena akan menurunkan
produktifitas terhadap kehidupan pribadi dan negaranya. Dengan demikian,
perlu adanya suatu usaha-usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Menanggapi hal tersebut, Hippocrates (460-377 SM) muncul sebagai
Bapak kedokteran yang menangani kasus kejadian sakit yang menitik
beratkan pada kuratif atau metode pengobatan dan penyembuhan.
Penyembuhan ini dilakukan setelah terjadi insiden sakit. Akan tetapi setelah
perkembangan zaman, penyembuhan melalui bidang kedokteran saja tidak
cukup berhasil dalam menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat.
Setelah itu muncullah metode preventif yang mengedepankan upaya-upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan berdasarkan ilmu Epidemiologi atau
ilmu mengenai distribusi, frekuensi dan determinan masalah kesehatan yang
terjadi di masyarakt serta aplikasinya dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat.
Bidang epidemiologi lebih fokus pada pencegahan dan pengendalian
penyakit bukan pada teknik pengobatan sekunder dan tersier yang ada
dalam ilmu pengobatan tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epidemiologi
Last (1998)
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian
yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi
untuk menanggulangi masalah kesehatan.

Mac Mahon (1970)


Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran
penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada
manusia.

W.H. Frost (1927)


Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi,
dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.

HIRSCH (1883)\
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis
penyakit pada manusia, pada saat tertentu di bumi dan kaitanya dengan
kondisi eksternal

ABDEL R OMRAN
Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi
keadaan kesehatn, penyakit dan perubahan pada penduduk begitu juga
determinannya serta akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
B. Tujuan Epidemiologi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam
mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi
dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk
memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:
1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa
akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan
makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan
antara karsinoma paru-paru dengan asbes
3. Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan
konsisten dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang
terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir.
Untuk mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan
kenyataan pada manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita
karsinoma kandung kemih lebih banyak terpajan oleh rokok
dibandingkan dengan bukan penderita
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggulangan masalah
kesehatan, serta menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat;
misalnya:
a. Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat
dimasyarakat dapat digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan
pelayanan kesehatan disuatu wilayah dan menentukan prioritas
masalah
b. Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi
tetanus neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data
tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi yang efektif dan
efisien dalam menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan
mengirirm petugas lapangan untuk memberikan penyuluhan pada
ibu-ibu serta mengadakan imunisasi pada ibu hamil

C. Ruang Lingkup Epidemiologi


1. Subjek dan objek berupa masalah kesehatan :
a. Epidemiologi dan pencegahan penyakit menular
Aplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam
pencegahan penyakit menular misal: adanya imunisasi BCG maka
penyakit campak tertanggulangi
b. Epidemiologi dan pencegahan penyakit tidak menular
Aplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam
pencegahan penyakit tidak menular. Dalam hal ini adalah mencari
beberapa faktor yang memegang peranan dalam timbulnya
berbagai penyakit tidak menular . misal: keracunan makanan dapat
di cari faktor yang menjadi penyebabnya
c. Epidemiologi dalam klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang
dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali
para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disilin
ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-
hari, para petugas medis terutama para dokter sering menggunakan
prinsip=prinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara
individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab dan cara
mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak
tertarik unutk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara
penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai
hasil yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data
informasi yng sanat berguna dalam analisis epidemiologi tetapi
harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data
dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang
memeliki metode pendekatan serta penerapannya secara khusus
d. Epidemiologi kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan
system pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta
factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis
yang terjadi didalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi
kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat
karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya
dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi
juga sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta
keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat
hubungannya dengan masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan
rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan dengan keadaan
serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan
epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan
sebagai dasar dalam/ mengambil kebijakn dan dalam menyusun
perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangkan epidemiologi
system reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga
berencana dn kependudukan.
e. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu system pendekatan manajemen
dalam menganalis masalah, mencari factor penyebab timbulnya
suatu maslah serta penyusunan pemecahan masalah tersebut secara
menyeluruh dan terpadu. Sisem pendekatan epidemiologi dalam
perencanaan kesehatan cukup banyak digunakan oleh para
perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis situasi, penetuan
prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan
kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran khusus.
f. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemioloi yang
mempelajari serta mnganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja
akibat pengaruh keterpaparan pada lingkubngan kerja, baik yang
bersifat fisik kimiawo biologis maupun social budaya, serta
kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini sangat berguna dalam
analisis tingkat kesehatan ekerja serta untuk menilai keadaan dan
lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.
g. Epidemiologi kesehatan jiwa
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah
gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadan kelainan
jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor
yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
Dengan meningkatnya berbagai keluhan anggota masyarakat ang
lebih banyak mengarh ke masalah kejiwaan disertai dengan
perubahan social masyarakat menuntut suatu car pendekatan
melalui epidemilogi social masyarakat menuntu suatu cara
pendekatan melalui epidemiologi social yang berkaitan dengan
epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini
gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah kesehaan
individu saja, tetau telah merupakan masalah social masyarakat.
h. Epidemiologi gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalm analisis masalah gizi
masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai
factor yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan
masalah gizi masyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk
menganalisis berbagai factor yang berhubungan erat dengan
timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis,
dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan social masyarakat.
Penanggulangan maslah gizi masyarakat yang disertai dengan
surveilans gizi lebih mengarah kepad penanggulangan berbagai
faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut
dalam masyarakat dan tidak hanya terbatas pada sasaran individu
atau lingkungan kerja saja.
2. Masalah kesehatan lain :
a. Program KB, Perbaikan lingkungan pemukiman, pengadaan sarana
pelayanan kesehatan
3. Sasaran berupa populasi
4. Mengukur dan menganalisa frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan manusia

D. Variabel Epidemiologi
Variable epidemiologi adalah segala faktor yang dapat menimbulkan
penyakit epidemik, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi yang
terjadi pada masyarakat. Variabel epidemiologi terdiri dari
1. Variabel waktu
Kejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan
bulan serta tahun. Variabel waktu bermanfaat dalam memprediksi
puncak insiden, merencanakan upaya penanggulangan dan melakukan
evaluasi dampak penanggulangan yang telah dilaksanakan.
Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu antara lain,
skala perubahan frekuensi penyakit yaitu :
a. Variasi jangka pendek (fluktuasi)
Adalah perubahan naik-turunnya frekuensi kejadian penyakit yang
berjangka waktu relatif pendek. Contoh kejadian yang relatif
pendek adalah keracunan makanan yang bersumber pada satu
tempat, puncak frekuensi insiden umumnya hanya satu dan setelah
itu wabah tersebut akan selesai.
b. Variasi berkala (siklis)
Adalah perubahan secara berkala dengan interval daur waktu dalam
hitungan bulan atau musim sampai tahun. Umumnya penyakit
menular yang endemis biasanya menunjukkan daur atau siklus
musiman. Beberapa jenis penyakit tersebut sering kali dapat
dijelaskan latar belakang kejadiannya yang berkaitan dengan host,
agent, dan environment. Contohnya, penyakit demam berdarah
yang terjadi sesudah pergantian musim hujan ke musim kemarau.
Variabel siklik dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Variasi musiman (berulang interval < 1 tahun)
2) Variasi siklik (berulang interval > 1 tahun)
c. Variasi jangka panjang (secular trends)
Adalah perubahan frekuensi penyakit atau masalah kesehatan yang
terjadi dalam waktu yang panjang. Dibeberapa negara maju yang
sistem pencatatan kesehatannya sudah baik dan sudah lama,
menunjukkan angka insiden dan prevalens yang jelas dan teratur
dari tahu ke tahun. Di Indonesia masih sukar untuk melihat hal
tersebut (misalnya : cacar dan polio).
2. Variabel tempat
Penyebaran menurut tempat pada prinsipnya sama dengan
mencoba menjawab pertanyaan wher”. Hubungan penyakit dengan
tempat menunjukkan adanya faktor-faktor yang mempunyai arti
penting sebagai penyebab timbulnya penyakit antara penghuni dengan
tempat yang dihuni.
Distribusi menurut tempat sama artinya dengan area geografis, luas
dan tinggi lokasi sehingga tempat biasanya di katagorikan di kotomi
(perkotaan dan pedesaan (urban dan rural), pemukiman dan non
pemukiman, domestik dan asing, didalam dan diluar, serta institusi dan
non institusi).
3. Variabel orang
Variabel orang adalah ciri-ciri yang didapat sejak lahir ataupun
sesudah lahir. Untuk mengidentifikasikan seseorang terdapat variabel
yang tak terhingga banyaknya, tetapi hendaknya dipilih variabel yang
dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan ciri seseorang.
Untuk menentukan variabel mana yang dapat digunakan sebagai
indikator, hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
serta sarana yang ada.
Karakteristik yang selalu diperhatikan dalam suatu penyelidikan
epidemiologi untuk variabel orang adalah umur, ras, status kekebalan,
jenis kelamin, kelas sosial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan),
golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, paritas
(keturunan), dan lain sebagainya yang berhubungan dengan variabel
orang, seperti gaya hidup dan kebiasaan makan (Sutrisna, 1994).
Pentingnya variabel orang misalnya umur untuk mengetahui :
a. Potensi mereka untuk terpapar dengan sumber infeksi
b. Tingkat imunisasi merek
c. Aktifitas fisiologi

E. Peran Epidemiologi dalam Kesehatan


1. Mengidentifikasi faktor faktor yang berperan dalam terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat
2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan
pengambilan keputusan
3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang
sedang atau telah dilakukan. Bila dari hasil evaluasi program tersebut
dianggap tidak berhasil, maka dapat dihentikan atau diubah dengan
program lain. Misalnya program fogging untuk memberantas nyamuk
dewasa dapat diganti dengan menggalakan 3M (Menguras, Menutup
sumber air, mengubur setelah diketahui penyebabnya adalah perilaku
penduduk.
4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu
penyakit dalam upaya menanggulanginya
5. Mengarahkan intervensi yang diperlikan untuk menanggulangi
masalah yang perlu dipecahkan.
F. Surveilance
Menurut WHO, surveilance adalah kegiatan pengumpulan,
perbandingan informasi, analisis, dan interpretasi data secara sistematik,
berkelanjutan dan penyebaran informasi kepada yang membutuhkan
sebagai dasar untuk melakukan tindakan.
Ciri-ciri surveilance secara garis besar ada 5 yaitu :
1. Adanya keteraturan (dalam pengumpulan data dan interpretasi data)
2. Adanya upaya terus menerus
3. Kesederhanaan (mudah didapat dan dikerjakan)
4. Harus ada kemudahan untuk dimengerti
5. Ada indikator yang dapat mengukur keberhasilan kegiatan surveilans

Kegiatan surveilance meliputi


1. Pengumpulan data
Data yang akan dikumpulkan dalam kegiatan surveilance berasal dari
banyak sumber antara lain :
a. Laporan kematian
b. Laporan kesakitan
c. Laporan kejadian luar biasa
d. Laporan dari penggunaan laboratorium
e. Laporan dari penelitian epidemiologi
f. Laporan dari penyelidikan epidemiologi atas kejadian luar biasa
g. Survei- survei penyakit
h. Pemantauan vector dan reservoir
i. Data demografik
j. Data lingkungan
2. Pemaparan data
Data yang telah dikumpulkan secara rutin dapat dipaparkan dalam
berbagai bentuk tampilan seperti tabel, grafik atau gambar. Hasil
pemaparan akan memberikan informasi secara deskriptif kepada
pembaca mengenai fenomena atau gamabaran.
3. Analisa adata
Hasil pemaparan belum memberikan arti apabila belum dianalisa
dan diinterpretasi. Analisa data surveilance menggunakan pendekatan
deskriptif dengan determinan epidemiologi yaitu orang, tempat dan
waktu. Dalam melakukan analisis data surveilance dibutuhkan data
penunjang di luar informasi yang telah dikumpulkan misalnya data
kependudukan, adat geografis, data sosial budaya agar penariakan
keputusan lebih komprehensif.
4. Interpretasi data
Tahapan lanjut setelah melakuakan analisi data sebelum dilakuakan
penarikan suatu kesimpulan. Interpretasi adat secara sederhana
diartikan sebagai menafsirkan informasi yang dikumpulkan. Penafsiran
ini untuk menjawab apakah kejadian yang diamati merupakan suatu
kejadian yang sesungguhnya. Untuk itu dibutuhkan banyak data untuk
mendukung penarikan kesimpulan akhir.
5. Diseminasi
Diseminasi atau penyebarluasan informasi merupakan tahapan alanjut
setelah analisis dan interpretasi data. Diseminasi adapat disamapaikan
dalam rangka untuk meningkatkan kinerja surveilens, keakuratan data
dan peningkatan sumber daya manusia yang bekerja di bidang
kesehatan. Diseminasi juga bermanfaat untuk action pemecahan
masalah.
6. Evaluasi kegiatan surveilens
Atribut-atribut yang digunakan untuk kegiatan evaluasi surveilens
antara lain :
a. Sensitivitas
b. Timeliness
c. Representative ness
d. Predictive value
e. Accuracy and completeness of descriptive information
f. Simplicity
g. Flexibility
h. Acceptability

G. Tingkat Pencegahan Penyakit


Dalam epidemiologi, pencegahan dibagi menjadi beberapa tingkatan
sesuai dengan perjalanan penyakit, yaitu :
1. Pencegahan primer
Pencegahan tingkat pertama ini merupkan upaya untuk
mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah
orang yang sehat menjadi sakit. Secara garis besar, upaya pencegahan
ini dapat berupa pencegahan umum dan pencegahan khusus.
Pencegahan umum dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan
pada masyarakat umum, misalnya pendidikan kesehatan dan
kebersihan lingkungan.
Pencegahan khusus ditujukan pada orang-orang yang mempunyai
risiko dengan melakukan imunisasi, misalnya imunisasi terhadap
difteri, pertusis, tetanus, morbili, hepatitis, sanitasi lingkungan seperti
penjernihan air minum, pencegahan terhadap kecelakaan dan
keselamatan kerja.
2. Pencegahan sekunder
Tingkat pencegahan kedua ini merupakan upaya manusia untuk
mencegah orang yang telah sakit agarsembuh, menghambat
progresitifitas penyakit, menghindari komplikasi, dan mengurangi
ketidakmampuan.
Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi
penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan secara cepat dan tepat.
Deteksi penyakit secara dini dapat dilakukan dengan cara :
penyaringan, pengamatan epidemiologis, survei epidemiologis dan
memberi pelayanan kesehatan sebaik-baiknya pada sarana pelayanan
umum atau praktek dokter swasta.
Mengadakan pengobatan penyakit menular yang terdapat di
masyarakat seperti penyakit akibat hubungan seksual dapat melindungi
orang lain terkena penyakit tersebut. Dengan cara demikian, kita
mengadakan pencegahan sekunder bagi penderita dan pencegahan
primer bagi orang yang berpotensi terkena penyakit.
Pencegahan sekunder banyak dilakuakan pada penyakit kronis
seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Hal ini karena kesulitan untuk
mengadakan pencegahan primer.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan
dan mengadakan rehabilitasi. Upaya pencegahan tingkat ketiga ini
dapat dilakukan dengan memaksimalkan fungsi organ yang cacat,
membuat protesa ekstemitas akibat amputasi dan mendirikan pusat-
pusat rehabilitasi medik.
Pencegahan penyakit ini terus diupayakan selama orang yang
menderita belum meninggal dunia.
Budiarto, eko dan dewi anggraeni. 2002. Pengantar epidemiologi. Egc :
jakarta

H. Indikator Derajat Kesehatan


WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus
mengacu pada kesehatan positif dan konsep holistik yang terdiir dari 6 hal
yaitu :
a. Melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang
b. Mengukur kemampuan fisik seseorang
c. Penilaian atas kesehatan sendiir
d. Indeks Masa Tubuh
e. Kesehatan Mental
f. Kesehatan spiritual
1. Indikator Sehat meliputi : input, proses dan output
a. Indikator input :
Misalnya
 komitmen politik
 Alokasi sumber daya
 GNP dan GDP
 Penyebaran pendapatan
 Angka melek huruf orang dewasa
 Ketersediaan sarana kesehatan, penyebaran
(3M) dan penggunaannya
 Tingkat pertumbuhan penduduk
 Kerangka organisasi dan proses manajerial
b. Indikator Proses
Keterlibatan Masyarakat
Tingkat Desentralisasi
 Bumil memeriksakan kehamilan (K1-K4)
 Penduduk yg tidk merokok dan tidak minum
alkohol, dst 
c. Indikator Output
Misalnya :
1) Cakupan Pelayanan Kesehatan
2) Dasar
 Cakupan Pelayanan Rujukan
 Status Gizi dan perkembangan motorik
 Angka kematian bayi/Ibu, Umur, Harapan hidup,
dll 
I. Kejadian Luar Biasa
Kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun
waktu dan daerah tertentu (Isna Hikmawati, 2011).

Klasifikasi KLB
a. Menurut penyebab
1. Toksin
2. Infeksi
3. Toksin biologis
4. Toksin kimia
b. Menurut sumbernya
1. Dari manusia
2. Dari kegiatan manusia
3. Dari binatang
4. Dari udara dan air
5. Dari makanan / minuman
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik,
mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam
kondisi yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan kesehatan
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran
penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada
manusia. Dengan adanya epidemiologi diharapkan penyakit pada manusia
dapat di identifikasi penyebaran penyakitnya sehingga penyakit dapat segera
ditangani.

Anda mungkin juga menyukai