Anda di halaman 1dari 24

PELAYANAN POSYANDU

Disusun oleh:

1. Medinda Trianisya 2005902010016

2.Nova indriani 2005902010024

3.Siska Yani 1805902010039

4.mahyadi 2005902010166

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATA MASYARAKAT

MEULABOH –ACEH BARATA

2022
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................. i


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Definisi Posyandu .......................................................................... 3
2.2 Tujuan Posyandu ............................................................................ 3
2.3 Kegiatan Pokok Posyandu ............................................................. 3
2.4 Pelaksanaan Layanan Posyandu .................................................... 4
2.5 Keberhasilan Posyandu .................................................................. 4
2.6 Kegiatan Posyandu ......................................................................... 4
2.7 Manfaat Posyandu .......................................................................... 6
2.8 Penyelenggaraan Posyandu ............................................................ 8
2.9 Pembentukan Posyandu ................................................................. 9
2.10 Kader Posyandu dan Perannya dalam Posyandu ........................... 9
2.11 Pesan Kader Posyandu ................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 23
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 23
3.2 Saran .............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 24

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata
tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di
masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan
Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan
kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke
Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi posyandu?
2. Apa tujuan posyandu?
3. Bagaimana kegiatan pokok posyandu?
4. Bagaimana pelaksanaan layanan posyandu?
5. Bagaimana keberhasilan posyandu?
6. Bagaimana kegiatan posyandu?
7. Bagaimana manfaat posyandu?
8. Bagaimana penyelenggaraan posyandu?
9. Bagaimana pembentukan posyandu?
10. Bagaimana kader posyandu dan perannya dalam posyandu?
11. Bagaimana pesan kader posyandu?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi posyandu
2. Mengetahui tujuan posyandu
3. Mengetahui kegiatan pokok posyandu
4. Mengetahui pelaksanaan layanan posyandu
5. Mengetahui keberhasilan posyandu
6. Mengetahui kegiatan posyandu
7. Mengetahui manfaat posyandu
8. Mengetahui penyelenggaraan posyandu
9. Mengetahui pembentukan posyandu
10. Mengetahui kader posyandu dan perannya dalam posyandu

1
11. Mengetahui pesan kader posyandu

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Posyandu


Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI.
2006)
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan
dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari
dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan
anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan.2012)

2.2 Tujuan Posyandu

Tujuan posyandu antara lain:

a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas.
b. Membudayakan NKBS
c. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

2.3 Kegiatan Pokok Posyandu


 KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
 KB (Keluarga Berencana)
 Imunisasi
 Gizi
 Penanggulangan diare
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

2
2.4 Pelaksanaan Layanan Posyandu

Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5


meja yaitu:
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
 Imunisasi
 Pemberian vitamin A dosis tinggi.
 Pembagian pil KB atau kondom.
 Pengobatan ringan.
 Konsultasi KB.
Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V
merupakan meja pelayanan medis.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

2.5 Keberhasilan Posyandu

Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.


S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang Berat Badannya naik

Keberhasilan Posyandu berdasarkan:


D : Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.
N : Berhasil tidaknya program posyandu.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

2.6 Kegiatan Posyandu


1. Jenis pelayanan minimal kepada anak
 Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus
diberikan khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak
melakukan penimbangan, pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai
umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah
KMS.

3
 Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.
 Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya
(kurang dari 200 gram/ bulan) dan anak yang berat badannya berada di
bawah garis merah KMS.
 Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda
lumpuh layu.
 Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila
perlu.
2. Pelayanan tambahan yang diberikan
 Pelayanan ibu hamil dan menyusui.
 Program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) yang
diintegenerasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan
kelompok bermain lainnya.
 Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus
dan sebagainya.
 Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.
 Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
 Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.
 Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan
perbaikan lingkungan pemukiman.
 pemanfaatan pekarangan.
 Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-
lain.
 Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.
(Bagian Kependudukan dan Biostatik FKM USU. 2007)

Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan


baru disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan
Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya:

- Bina Keluarga Balita (BKB);


- Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
- Bina Keluarga Lansia (BKL);
- Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
- Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

2.7 Manfaat Posyandu

4
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi,
dan penanggulangan diare.

1. Kesehatan ibu dan anak

Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilan


dan nifas, pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil
penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil.

Pemberian Vitamin A: Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bulan


Februari dan Agustus (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU.
2007). Akibat dari kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan
tubuh terhadap serangan penyakit. (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95)

Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu


(Dinas Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu
untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin
penyimpangan pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang kemudian
dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status pertumbuhan
balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu
baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik
pula.

KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita


dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan
pada KMS dapat diketahui status pertumbuhan anaknya.

Kriteria Berat Badan balita di KMS:

 Berat badan naik :


Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan
bertamabah ke pita warna diatasnya.
 Berat badan tidak naik :
Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan
bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.
 Berat badan dibawah garis merah
Merupakan awal tanda balita gizi buruk. Pemberian makanan
tambahan atau PMT, PMT diberikan kepada semua balita yang
menimbang ke posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 104)

2. Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil
KB, dan suntik KB.

5
3. Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam
imunisasi yang diberikan di posyandu adalah:
 BCG untuk mencegah penyakit TBC.
 DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
 Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
 Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).

4. Peningkatan Gizi
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat
tepat untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205).
Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa
pemberian penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MP-ASI, Imunisasi,
Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita (Dinas
Kesehatan RI. 2006: 24).

5. Penanggulangan diare
Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127).
Melakukan rujukan pada penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di
Puskesmas. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 129). Memberikan
penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu. (Departemen
Kesehatan RI. 2006: 132)

Selain itu, dalam Buku Saku Posyandu (Pusat Promosi Kesehatan.2012)


menyebutkan bahwa manfaat posyandu adalah sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi
kurang atau gizi buruk.
c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
d. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
e. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet
tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
f. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
g. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu
dan anak.

6
h. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas
dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
i. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu,
bayi, dan anak balita.
2. Bagi Kader
a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap.
b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang
anak balita dan kesehatan ibu.
c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya
dalam bidang kesehatan.
d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak
dan kesehatan ibu.
(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

2.8 Penyelenggaraan Posyandu


a. Penyelenggara Posyandu
Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh
masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus
Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan
bendahara.
Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu:
1. Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.
2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu
memotivasi masyarakat.
3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

b. Waktu dan Lokasi Posyandu


Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam
sebulan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali
dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan
masyarakat.
Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah
satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus
yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan
kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh
masyarakat.
(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

2.9 Pembentukan Posyandu


Langkah-langkah pembentukan Posyandu.

7
1. Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki
kemampuan mengelola serta membina Posyandu.
2. Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga
bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu.
3. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai
rasa memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan
potensi yang dimiliki.
4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk
mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat.
5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan
pemilihan pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan
kader Posyandu, pembentukan dan peresmian Posyandu, serta
penyelengaraan dan pemantauan kegiatan Posyandu.
(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

2.10 Kader Posyandu dan Perannya dalam Posyandu


Kader posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya atau
kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk memimpin
pengembangan posyandu disuatu tempat atau desa (Depkes, 2008)
Setiap warga keluarahan setempat laki-laki maupun perempuan yang
bisa membaca dan menulis huruf latin, mempunyai waktu luang, memiliki
kemampuan dan mau bekerja sukarela dengan tulus ikhlas bisa menajdi
kader. (Rahaju, 2005).
Kader posyandu bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat
serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat pelayanan kesehatan.
Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para
pembimbing dalam jalinan kerjasama dari sebuah tim kesehatan. (Heru,
1995)
Dalam Buku Saku Posyandu, menyebutkan bahwa Peran Kader
Posyandu adalah sebagai berikut:
a. Sebelum Hari Buka Posyandu
1. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
2. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat atau surat edaran.
3. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan
tambahan, serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader.
4. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas
lainnya terkait dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan.
Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan
Posyandu sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah ditetapkan
berikutnya.

8
5. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan
tambahan. Bahan-bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di
dihadapi para orangtua serta disesuaikan dengan metode
penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila
ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan
konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.
6. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

b. Saat Hari Buka Posyandu


1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya.
2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan
anak pada Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi
badan, pengukuran lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak,
pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan
orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan
tentang permasalahan anak balita, dan lain sebagainya.
3. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai
hasil pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam
kegiatan ini, kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling,
diskusi kelompok dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak
balita.
5. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang
baik pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
6. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke
Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu
berikutnya.
7. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader
apabila ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.
8. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari
buka Posyandu.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

c. Sesudah Hari Buka Posyandu


1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari
buka Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami
gizi buruk rawat jalan, dan lain-lain.
2. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan
pekarangan dalam rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam
tanaman obat keluarga, membuat tempat bermain anak yang aman

9
dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah
untuk menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan
dukungan agar Posyandu terus berjalan dengan baik.
4. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk
membahas kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat
digunakan sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan
berikutnya.
5. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah
sistem pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang
diselenggarakan di Posyandu. Manfaat SIP adalah sebagai
panduan bagi kader untuk memahami permasalahan yang ada,
sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan sasaran.
6. Format SIP meliputi:
- Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil,
melahirkan, nifas.
- Catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu; jenis
kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
- Catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian
tablet tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status pemberian
imunisasi.
- Catatan wanita usia subur, pasanganusia subur, jumlah rumah
tangga, jumlah ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu
hamil, risiko kehamilan, rencana penolong persalinan, tabulin,
ambulan desa, calon donor darah yang ada di wilayah kerja
Posyandu.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

Peranan kader dalam kegiatan posyandu sangat besar. Menurut Depkes


RI (2000) ada dua peran kader yaitu:
1. Peran kader saat posyandu (sesuai dengan sistem lima meja) adalah:
a. Melaksanakan pendaftaran (pada meja I)
b. Melaksanakan penimbangan bayi balita (pada meja II)
c. Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan (pada meja III)
d. Memberikan penyuluhan (pada meja IV)
e. Memberi dan membantu pelayanan yang dilakukan oleh petugas
puskesmas (pada meja V)
2. Peran kader di luar posyandu adalah:
a. Menunjang pelayanan KB, KIA, imunisasi, gizi dan penanggulangan
diare.

10
b. Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan posyandu.
c. Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan
permasalahan yang ada, seperti pemberantasan penyakit menular,
penyehatan rumah, pembersihan sarang nyamuk, pembuangan
sampah, penyediaan sarana air bersih,menyediakan sarana jamban
keluarga, pemberian pertolongan pertama pada penyakit, P3K dan
dana sehat.

2.11 Pesan Kader Posyandu


2.11.1 Pesan Kader tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
- Mendorong keluarga untuk melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan dengan pertolongan tenaga kesehatan
agar ibu dan bayi selamat dan sehat.
- Mengajak keluarga untuk mendorong ibu dalam memberikan
ASI Eksklusif dari usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat.
- Mendampingi keluarga untuk menimbang bayi dan balita di
Posyandu setiap bulan agar terpantau pertumbuhan dan
perkembangannya.
- Mengajak keluarga untuk bergotong royong dalam penyediaan
air bersih di lingkungan agar terhindar dari penyakit.
- Mendorong keluarga untuk membiasakan diri buang air besar
di jamban.
- Menggerakkan masyarakat untuk terbiasa mencuci tangan
menggunakan sabun dengan air bersih mengalir.
- Mengajak keluarga untuk menjadikan rumah bebas jentik
nyamuk dengan 3M plus seminggu sekali agar terhindar dari
Demam Berdarah.
- Menggerakkan masyarakat agar giat makan sayur dan buah
secara rutin.
- Menggerakkan masyarakat agar melakukan aktivitas fisik
minimal 30 menit setiap hari.
- Mendorong masyarakat menjadikan rumah tempat bebas asap
rokok.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

2.11.2 Pesan Kader untuk Ibu Hamil


2.11.2.1 Pengaturan Kelahiran
- Seorang ibu sebaiknya hamil pada usia 20-30 tahun.
Karena pada usia tersebut tubuh wanita telah siap
secara fisik maupun mental untuk hamil dan
melahirkan.

11
- Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya
jarak antara anak pertama dan kedua paling sedikit
dua tahun. Kesehatan ibu akan terancam jika
melahirkan dengan jarak waktu terlalu dekat,
demikian pula bayi yang akan lahir sebelum
waktunya dengan berat badan lahir rendah.
- Hamil lebih dari empat kali, dapat membahayakan
kesehatan ibu dan anak. Ibu yang telah 4 (empat) kali
menjalani kehamilan dan persalinan akan mudah
menderita kurang darah, pendarahan pada masa
nifas dan kemungkinan bayi meninggal.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.2.2 Pemeriksaan Kehamilan
- Memeriksakan kehamilan secara rutin. Ibu hamil
perlu memeriksakan diri ke petugas kesehatan
minimal 4 kali selama kehamilan; mengukur tinggi
badan pada saat pertama kali datang; mengukur
LILA, menimbang berat badan, mengukur tekanan
darah dan besarnya kandungan setiap kali periksa.
- Minum pil tambah darah selama 90 hari.
- Meminta imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada
petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada
bayi.
- Mengikuti kelas ibu hamil.
- Mempersiapkan kelahiran (persalinan). Ibu perlu
bertanya kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan
persalinan didampingi suami, dan mempersiapkan
biaya persalinan.
- Merawat diri dan kehamilan dengan baik. Yaitu,
dengan cara mandi dan gosok gigi teratur,
mengurangi kerja berat, istirahat berbaring dengan
posisi miring sekurangnya 1 jam di siang hari,
melakukan perawatan payudara dengan cara
membersihkan puting secara rutin.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.2.3 Makanan yang Sehat bagi Ibu Hamil
- Makanlah aneka ragam makanan tanpa pantangan
dalam jumlah yang lebih banyak dari sebelum hamil,
jangan lupa makan sayur dan buah.
- Gunakan garam beryodium setiap kali memasak.
- Biasakan makan pagi.

12
- Minumlah air matang, sebaiknya 8 gelas / hari.
- Hindari minuman beralkohol.
- Apabila ibu hamil mengalami mual, muntah, dan
tidak nafsu makan, pilih makanan yang tidak
berlemak dan menyegarkan seperti roti, ubi,
singkong, biskuit, dan buah. Makan dengan porsi
kecil dan sering.
- Tidak dibolehkan minum jamu, minuman keras,
atau merokok karena akan membahayakan
kandungan.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.2.4 Menjaga Kebersihan Diri
- Ibu hamil harus mandi sebanyak 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi
paling sedikit 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan
sebelum tidur. Mandi yang teratur dan bersih
menghindarkan ibu dari penyakit kulit seperti gatal
gatal dan dengan menggosok gigi secara teratur
untuk mencegah sakit gigi dan gusi.
- Setiap kali mandi sebaiknya ibu hamil mengganti
baju dan pakaian dalam dari bahan yang dapat
menyerap keringat.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.2.5 Mengenali Tanda-tanda pada Ibu Hamil
- Pendarahan pada hamil muda atau hamil tua.
- Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala
dan atau kejang.
- Demam atau panas tinggi.
- Air ketuban keluar sebelum waktunya.
- Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau
tidak bergerak.
- Muntah terus dan tidak mau makan
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

2.11.3 Pesan Kader untuk Ibu Bersalin


2.11.3.1 Pertolongan Persalinan
Persalinan pada ibu hamil harus ditolong oleh
bidan/dokter. Karena di tangan ahlinya persalinan akan
bersih, aman dan akan menghindari ibu serta bayinya dari
penyakit dan kematian

13
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.3.2 Mengenali Tanda-tanda Persalinan
- Mulas-mulas secara teratur yang semakin lama makin
sering.
- Perut terasa keras bila diraba.
- Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir.
- Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir akibat
pecahnya selaput ketuban.
- Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda
tersebut pada ibu hamil, maka segeralah membawa
ibu hamil ke Puskesmas terdekat atau meminta
pertolongan dokter/bidan
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.3.3 Mengenali Tanda-tanda Bahaya pada Ibu bersalin
- Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
- Pendarahan lewat jalan lahir.
- Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
- Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang.
- Air ketuban keruh dan berbau.
- Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
- Ibu gelisah akan mengalami kesakitan yang hebat.
- Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda
tersebut, maka segeralah membawa ibu yang akan
melahirkan tersebut ke Puskesmas terdekat atau
meminta pertolongan dokter/bidan.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

2.11.4 Pesan Kader untuk Ibu Nifas


2.11.4.1 Hal yang Harus dilakukan oleh Ibu Nifas tentang ASI
- Berikan ASI segera pada bayi yang baru lahir, karena
ASI yang pertama kali (kolostrum) mengandung zat
kekebalan yang melindungi bayi terhadap penyakit.
Istirahat cukup supaya ibu sehat dan ASI keluar
banyak.
- Ibu dapat menyusui sesering mungkin semau bayi
paling sedikit 8 kali sehari.
- Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui.
- Ibu dapat menyusui sampai payudara terasa
kosong, lalu pindah ke payudara disisi yang lain.
- Ibu harus membiasakan diri mencuci tangan
dengan sabun saat akan memegang bayi, sesudah

14
buang air besar atau kecil, dan sesudah menceboki
anak
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.4.2 Menjaga Kesehatan pada Ibu Nifas
- Minum 2 kapsul Vitamin A warna merah
(200.000 SI): 1 kapsul segera setelah melahirkan,
dan minum lagi 1 kapsul setelah 24 jam berikutnya
selambatnya 27 hari setelah melahirkan (masa
nifas).
- Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama 40
hari.
- Periksa ke bidan/dokter/fasilitas kesehatan minimal
3 kali pada minggu pertama, minggu kedua, dan
minggu keenam.
- Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak
daripada saat hamil.
- Istirahat/tidur cukup dan banyak minum air putih.
- Menjaga kebersihan alat kelamin dan mengganti
pembalut sesering mungkin.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.4.3 Mengenali Tanda-tanda Bahaya Pada Ibu Nifas
- Pendarahan lewat jalan lahir.
- Keluar cairan berbau dari jalan lahir.
- Demam lebih dari 2 hari.
- Bengkak di muka, tangan dan kaki, kadang disertai
dengan sakit kepala dan kejang-kejang.
- Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit.
- Dapat mengalami gangguan jiwa.
- Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda
tersebut, maka segeralah membawa ibu nifas
tersebut ke Puskesmas terdekat atau meminta
pertolongan dokter/bidan.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.4.4 Pentingnya Ibu Nifas Ikut Program KB
- Ibu nifas mempunyai waktu yang cukup untuk
menyusui, merawat bayi serta menjaga kesehatan
ibu dan keluarga.
- Untuk mengatur agar jarak kehamilan 2 tahun atau
lebih.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.4.5 Jenis-jenis Alat KB dan Cara Menggunakannya

15
- Alat ber-KB untuk Suami:
 Kondom, dipasang pada alat kemaluan suami
yang sudah tegang setiap kali melakukan
hubungan seksual.
 Vasektomi, dokter akan melakukan operasi
kecil untuk mengikat/memotong saluran
sperma/air mani.
- Alat ber-KB untuk Istri:
 Pil, diminum secara teratur setiap hari secara terus
menerus, untuk ibu yang sedang menyusui minum
pil KB khusus.
 Suntik, disuntikkan pada pantat sebelah kanan/kiri
setiap 1 atau 3 bulan sekali tergantung dari jenis
suntikan.
 Implant, dipasang di lengan atas ibu.
 IUD, dipasang di rahim 2 hari atau 6-8 minggu
setelah persalinan.
 Tubektomi, dokter akan melakukan operasi
kecil untuk menjepit/ memotong saluran telur.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.5 Pesan Kader untuk Ibu Kader
2.11.5.1 Pemberian ASI
- ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI
mudah dicerna oleh bayi dan mengandung zat gizi
sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan
kekebalan dan mencegah berbagai penyakit, serta
untuk kecerdasan.
- Beri ASI saja sampai anak berumur 6 bulan.
- Setelah 6 bulan, teruskan menyusui sampai anak
berumur 2 tahun dan berikan makanan pendamping
ASI.
- Makanan pendamping ASI berupa makanan lumat
diberikan secara bertahap, mula-mula 2 kali berangsur
sampai 3 kali sehari, dalam jumlah yang kecil sebagai
makanan perkenalan. Kenalkan buah/sari buah 2 kali
sehari sedikit demi sedikit.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.5.2 Pola Makan Anak

Usia Pola Makan


0-6 bulan ASI saja
6-9 bulan ASI + makanan pendamping ASI (MP-ASI)

16
Contohnya, bubur susu atau bubur tim yang
dilumat
9-11 bulan ASI + MP-ASI yang lebih padat
Contohnya, bubur nasi, nasi tim, dan nasi
lembek
1-2 tahun Makanan keluarga/makanan yang dicincang
atau dihaluskan 3-4 kali sehari
2-3 tahun Makanan keluarga + makanan selingan 2
kali sehari
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.5.3 Tumbuh Kembang Anak
- Perhatikan tumbuh kembang anak secara teratur.
- Bawa ke Posyandu untuk ditimbang, dapatkan kapsul
vitamin A, imunisasi, stimulasi tumbuh kembang dan
periksa kesehatan.
- Timbanglah berat badan untuk memantau
pertumbuhan anak sehingga dapat mencegah gizi
kurang atau gizi buruk.
- Bila ditimbang berat badan tidak naik 2 bulan
berturut-turut atau turun rujuk ke Puskesmas.
- Beri makanan bergizi sesuai kelompok umur anak,
agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang
sehat dan cerdas.
- Gunakan garam beryodium setiap kali masak.
- Bila ada gangguan perkembangan anak, rujuk ke
Puskesmas.
- Bila anak sakit, bawa ke Puskesmas.
- Rawat anak dengan kasih sayang dan doa.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.5.4 Pemberian Kapsul Vitamin A
- Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna
hijau (bayam, daun katuk, serta buah-buahan segar
berwarna cerah seperti pepaya, tomat, wortel, mangga
dan dari sumber hewani seperti telur, hati, ikan).
- Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat dan
mencegah kebutaan.
- Beri kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita,
kapsul biru dengan dosis 100.000 SI untuk bayi dan
kapsul merah dengan dosis 200.000 SI untuk anak
balita.
- Dapatkan kapsul vitamin A secara gratis setiap bulan
Februari dan Agustus di Posyandu atau Puskesmas.

17
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

Imunisasi Lengkap untuk Bayi

Umur Jenis Imunisasi Dasar


0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.5.5 Hal yang Perlu dilakukan Bila Balita batuk
- Teruskan pemberian ASI bila bayi masih menyusui.
- Bila umur anak lebih dari 6 bulan, beri makan dan
minuman hangat lebih banyak.
- Pada anak umur 1 tahun keatas, beri kecap manis
ditambah madu atau air jeruk.
- Bersihkan hidung agar tidak terganggu
pernafasannya.
- Jauhkan anak dari asap rokok dan asap dapur.
- Tidak membakar sampah didekat rumah.
- Rujuk ke Puskesmas bila:
 Ada tanda-tanda nafas cepat;
 Ada tanda sukar bernafas;
 Batuk pilek dengan panas tinggi.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.5.6 Hal yang Perlu dilakukan Bila Balita Diare
- Teruskan pemberian ASI bila balita masih menyusui.
- Beri air matang, cairan makanan (air sayur, air tajin
atau oralit).
- Teruskan pemberian makanan.
- Cegah diare dengan cara minum air matang, cuci
tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan dan
sesudah buang air besar.
- Rujuk ke Puskesmas, bila ada tanda-tanda :
 Anak tidak membaik dalam 2 hari.
 Buang air besar encer berkali-kali.
 Muntah berulang ulang.
 Rasa haus yang nyata.
 Demam.
 Makan atau minum sedikit.

18
 Ada darah dalam tinja.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.5.7 Hal yang Perlu dilakukan Bila Anak Demam
- Demam merupakan gejala yang menyertai batuk
pilek, malaria, campak, demam berdarah, sakit telinga
atau infeksi lain.
- Teruskan pemberian ASI, bila anak masih menyusui.
- Beri anak cairan lebih banyak dari biasa seperti air
matang, air teh, kuah sayur bening.
- Jangan diberi pakaian tebal atau selimut tebal.
- Kompres dengan air biasa atau air hangat. Jangan
dikompres dengan air dingin karena bisa menggigil.
- Pada demam tinggi beri obat turun panas sesuai
anjuran petugas kesehatan.
- Usahakan tidur pakai kelambu untuk menghindari
gigitan nyamuk.
- Bawa ke Puskesmas jika demam tidak sembuh dalam
2 hari.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.5.8 Hal yang Perlu dilakukan Bila Anak sakit Kulit
- Sakit kulit biasanya berupa biang keringat, bisul,
koreng dan sebagainya.
- Bersihkan luka dengan air matang, keringkan dengan
kain bersih.
- Jika berupa koreng, tutup dengan kain bersih.
Jangan dibubuhi ramu-ramuan.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.5.9 Mencegah agar Anak Tidak Terkena Penyakit Kulit
- Cegah agar anak tidak sakit kulit dengan cara : mandi
teratur, ganti pakaian jika basah atau kotor dan cuci
tangan dan kaki setiap habis bermain.
- Bawa anak ke Puskesmas jika kulit kemerahan, gatal,
luka basah, berbau atau bernanah.
- Menjaga kebersihan anak.
- Mandikan anak setiap hari pagi dan sore pakai sabun
mandi.
- Cuci rambut dengan shampo 2-3 kali dalam satu
minggu.
- Cuci tangan anak dengan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar.
- Gunting kuku tangan dan kaki anak.

19
- Bersihkan rumah setiap hari dari sampah dan
genangan air.
- Ajarkan anak untuk buang air besar di kakus/jamban.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)
2.11.5.10 Merawat Gigi Anak
- Jika tumbuh gigi, bersihkan gusi bayi sesudah diberi
ASI dengan kain yang dibasahi air matang hangat.
- Jika sudah tumbuh gigi, gosok gigi pakai pasta
gigi 2 kali, sesudah makan pagi dan sebelum tidur
malam.
- Pada umur 2 tahun ajari anak gosok gigi sendiri.
- Tidak membiasakan anak makan makanan yang
manis dan lengket.
- Periksakan kesehatan gigi anak setiap 6 bulan setelah
anak berumur 2 tahun.
(Pusat Promosi kesehatan.2012)

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang


kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil, maupun finansial.
Selain itu diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para
pengelolanya termasuk kader.

Apabila kegiatan Posyandu terselenggara dengan baik akan


memberikan kontribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian
ibu, bayi, dan anak balita.

3.2 Saran
1. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam
memahami posyandu secara keseluruhan, dari pengertiannya hingga
kegiatan yang berlangsung didalamnya, serta pihak yang terkait dalam
pelaksanaanya.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kajian ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Cessnasari. Ke Posyandu Terthindar Busung lapar. http://suaramerdeka.com


diunduh pada 16 November 2013

Departemen kesehatan RI. 2000. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan RI. 2008. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: EGC.

Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Saku Posyandu.


Jakarta. Kementrian Kesehatan RI

Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta
Masyarakat dalam UPKM. http://www.library.usu.ac.id diunduh pada 16
November 2013

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Widiastuti. Pemanfaatan Penimbangan Balita di Posyandu.


http://www.irc.kmpk.ugm.ac.id diunduh pada 16 November 2013

Z Fitriyah. 2011. Peran Serta Kader Posyandu. http://repository.usu.ac.id diunduh


pada 17 November 2013

22

Anda mungkin juga menyukai