Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

POSYANDU

DI
S
U
S
U
N

OLEH :

SABARINA

NIM : 202204185

DOSEN PEMBIMBING: MURNIATI, MKM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUSSALAM


PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
LHOKSEUMAWE TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga

makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih

terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik

pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca

praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1..LATAR BELAKANG………………………………………………………………….. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………..… 2

1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3

2.1 PENGERTIAN POSYANDU…………………………………………………………… 3

2.2 KEGIATAN PELAYANAN DI POSYANDU………………………………………..… 3

2.3 MANFAAT POSYANDU………………………………………..……………..……..… 5

2.4 PENYELENGGARAAN POSYANDU………………………………………………… 5

2.5 PEMBENTUKAN POSYANDU………………………………………………………… 7

2.6 PERAN KADER………………………………………………………………………… 7

2.7 PENGERTIAN GIZI……………………………………………………………………. 11

BAB III PENUTUP......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan,


penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk
partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita.
Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk membawa
balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh kembang balita
melalui berat badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006). Posyandu dibentuk oleh masyarakat
desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan
diare kepada masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100 balita. Dalam
keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang terlalu berjauhan, dan atau
jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk posyandu baru (Depkes RI, 2006).
Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan, karena di
setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan pada Tahun 1986
jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, pada Tahun 2005 meningkat menjadi
238.699 posyandu (Depkes RI, 2006), dan pada Tahun 2008 menjadi 269.202 posyandu (Depkes
RI, 2009). Ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain
kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Depkes RI, 2006). Menurut
Depkes RI (2001) meningkatkan kualitas pelayanan posyandu merupakan tujuan khusus dari
revitalisasi posyandu yang salah satunya yaitu meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan
posyandu. Tujuan dari revitalisasi posyandu tersebut yaitu meningkatkan kemampuan/
pengetahuan dan keterampilan teknis serta dedikasi kader di posyandu, memperluas sistem
posyandu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan
rumah, menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana dan prasarana
kerja posyandu, meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam penyelenggaraan
dan pembiayaan kegiatan posyandu dan memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan
teknis dari tenaga profesional dan tokoh masyarakat, termasuk unsur Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM).
2

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Posyandu dan Gizi?


2. Apa saja kegiatan, pelenggaraan dan pembentukan posyandu?
3. Bagaimana manfaat Posyandu?
4. Bagaimana Peran Kader dalam masyarakat?
5. Bagaimana Program Gizi pada masyarakat?

1.3 TUJUAN

1. Menjelaskan definisi Posyandu dan Gizi


2. Menjelaskan apa saja kegiatan, penyelenggaraan dan pembentukan posyandu
3. Menjabarkan Manfaat dan Peran Kader
4. Menjabarkan Program Gizi dalam masyarakat?
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN POSYANDU

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata
tanggungjawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk
kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai
pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk
datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

2.2 KEGIATAN PELAYANAN DI POSYANDU

Sebagai salah satu bentuk salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, Posyandu
memiliki pelayanan yang telah dirancang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat adapun bentuk kegiatan pelayanan di posyandu tersebut dibagi menjadi dua
kegiatan yaitu kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama adalah
kegiatan pokok yang wajib ada di setiap Posyandu di Indonesia. Sementara kegiatan
pengembangan masyarakat adalah kegiatan baru disamping kegiatan utama yang telah
ditetapkansesuai kebutuhan daerah masing-masing, hal ini dinamakan kegiatan Posyandu
terintegrasi. Kegiatan posyandu di jabarkan sebagai berikut :
A. Kegiatan utama, mencakup :
1. Kesehatan ibu dan anak;
 Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) atau pil besi, minimal 3 kali
 Imunisasi TT
 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan
4

2. Keluarga berencana
 Pemberian alat kontrasepsi berupa pil atau kondom
3. Imunisasi
 Bayi hepatitis sebanyak 4 kali
 BCG sebanyak 1 kali
 Polio sebanyak 4 kali
 Campak sebanyak 1 kali
4. Gizi
 Pemantauan Pertumbuhan melalui Penimbangan Bulanan
 Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada bulan Vitamin A, yaitu Februari dan
Agustus
 Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
5. Pencegahan dan Penanggulangan diare.
 Pemberian oralit dan pengobatan medis

B. Kegiatan Pengembangan/pilihan :

 Bina Keluarga Balita (BKB)


 Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
 Bina Keluarga Lansia (BKL)
 Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
 Penyuluhan dan konseling seputar permasalahan reproduksi dan kekersan dalam
rumah tangga
 Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
 berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.

Semua kegiatan posyandu tersebut ditujukan pada anggota masyarakat


yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada di Posyandu terutama bayi dan
anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, pasangan usia subur, pengasuh anak.
5

2.3 MANFAAT POSYANDU

2.3.1 Bagi Masyarakat

1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi


ibu, bayi dan anak balita
2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi
buruk
3. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A
4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap
5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe)
serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
6. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe)
7. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak
8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibi hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas
9. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi dan anak
balita.

2.3.2 Bagi Kader

1. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap


2. Ikut berperan secaar nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu
3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan
4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu

2.4 PENYELENGGARAAN POSYANDU


2.4.1 Waktu Penyelenggaraan
Penyelenggaraan posyandu pada hakekatnya dilaksanakandalam satu bualan
kegiatan, baik pada hari buka posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan.
6

Hari dan waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari
buka posyandu dapat lebih dari sau kali dalam sebulan.

2.4.2 Tempat Penyelenggaraan

Tempat penyelenggraan kegiatan posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang


mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut bisa di salah-satu
rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RT/RW/dusun. Salah satu
atau tempat khususnya yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang dapa
disebut dengan nama “Wisma Posyandu”.

2.4.3 Penyelenggaraan Kegiatan

Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu


dengan bimbingan teknis dari puskesmas dengan sector terkait. Jumlah minimal
kader untuk setiap posyandu adalah lima orang. Jumlah ini sesuai dengan jumpah
kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang mengacu pada system
lima meja, adapun yang dimaksud dengan system lima meja disini yaitu menunjukan
pada jumlah dan jenis pelayanan, yang masing-masing pelaksanaan dilaksanakan
secara terpisah, guna meminimalisir salah penafsiran tentang system lima meja, maka
istilah lima meja diganti dengan langkah pelayanan, pelayanan yang dilaksanakan
pada setiap langkah dan para penanggungjawab pelaksanaannya, secara sederhana
dapat diuraikan sebagai berikut.

Langkah Pelayanan Pelaksana


Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian KMS Kader
Keempat Penyuluhan Kader
Kelima Pelayanan kesehatan Petugas kesehatan dan
sector terkait bersama kader
7

2.5 PEMBENTUKAN POSYANDU

Langkah-langkah pembentukan Posyandu.


Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki
1. Kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Mempersiapkan masyarakat,
khususnya tokoh masyarakat sehingga
2. Bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu.
3. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa
4. Memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki

4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan dukungan dari


tokoh masyarakat.
5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan pemilihan pengurus
dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu, pembentukan dan peresmian
Posyandu, serta penyelengaraan dan pemantauan kegiatan Posyandu.

2.6 PERAN KADER


2.6.1 Pengertian
Kader kesehatan atau Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah anggota masyarakat
yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan secara sukarela. Sementara menurut WHO (1998) merupakan
laki- laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani, masalah-
masalah kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian
pelayanan kesehatan.
Menurut Depkes RI (2003), terdapat beberapa syarat menjadi Kader, antara
lain:
1. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat
2. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin
8

4. Sabar dan memahami usia lanjut


Menurut WHO (1993) kader diatas merupakan salah satu unsur yang memiliki
peranan penting dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat. Sedangkan menurut Depkes RI
(2003), berbagai peran kader, khususnya pada kegiatan Posyandu, antara lain:
1. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat:
2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain untuk
melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta mengenal masalah dan
potensi.
3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas
hasil SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan jadwal kegiatan

Sedangkan peranan kader dalam penyelenggaraan posyandu, antara


lain:
1. Memberitahukan hari dan jam buka posyandu kepada masyarakat
2. Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan posyandu sebelum
pelaksanaan Posyandu (buku catatan, KMS, alat peraga)
3. Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, dan ibu usia subur yang hadir
di posyandu.
4. Melakukan penimbangan bayi dan balita.
5. Mencatat hasil penimbangan pada KMS.
6. Melakukan penyuluhan perorangan kapada ibu-ibu dimeja IV.
7. Melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan khususnya pada
bumil, ibu yang mempunyai bayi/balita, pasangan usia subur,

2.6.2 Sebelum Hari Buka Posyandu


1. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
2. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui pertemuan
warga setempat atau surat edaran.
3. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran, penimbangan,
pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, serta pelayanan yang dapat
dilakukan oleh kader.
9

4. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait


dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan.
NOTE: Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu
sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.
5. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Bahan-bahan
penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para orangtua serta disesuaikan
dengan metode penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila
ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau
CD, KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.
6. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu

2.6.3 Saat Hari Buka Posyandu

1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, dan sasaran lainnya

2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada
Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar
kepala anak, pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi anak,
pemantauan terhadap tindakan orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada
anak, pemantauan tentang permasalahan anak balita, dan lain sebagainya.
3. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil pengukuran
dan pemantauan kondisi anak balita.
4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini, kader
bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok dan demonstrasi
dengan orangtua/keluarga anak balita.
5. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada
anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
6. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke Posyandu dan
minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu berikutnya.
7. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila
ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.
8. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka Posyandu.
10

2.6.4 Sesudah Hari Buka Posyandu


1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka
Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk rawat
jalan, dan lain- lain.
2. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan dalam
rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat keluarga, membuat
tempat bermain anak yang aman dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk
menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar
Posyandu terus berjalan dengan baik.

4. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk membahas


kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan sebagai bahan
menyusun rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.

5. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah system pencatatan


data atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan di Posyandu.
Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk memahami
permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang
tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
6. Format SIP meliputi;
• catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu
hamil, melahirkan,nifas;
• catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu; jenis
kegiatan yang tepat dan sesuai
• catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian tablet
tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status pemberian imunisasi;
• catatan wanita usia subur, pasangan usia subur, jumlah rumah tangga,
jumlah ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu hamil, risiko kehamilan,
rencana penolong persalinan, tabulin, ambulan desa, calon donor darah
yang ada di wilayah kerja Posyandu.
11

2.7 PENGERTIAN GIZI

Gizi merupakan zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan
badan (KBBI) Menurut Sediaoetama, 1997 (dalam Santoso, 2004), gizi atau makanan
merupakan bahan dasar penyusunan bahan makanan yang mempunyai fungsi sumber
energi atau tenaga, menyokong pertumbuhan badan, memelihara dan mengganti jaringan
tubuh, mengatur metabolisme dan berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh.

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

2.7.1 Program gizi

Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk. Gizi yang tidak baik
adalah faktor risiko PTM, seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan
pembuluh darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia. Lebih separuh dari semua kematian di Indonesia merupakan akibat
PTM. [Depkes,
2008]
Untuk mencegah timbulnya masalah gizi tersebut, perlu disosialisasikan pedoman gizi
seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas fisik, hidup bersih
dan mempertahankan berat badan normal.
Sehingga dibutuhkah program gizi dalam lingkungan masyarakat seperti :

1. Penyuluhan tentang gizi seimbang mencakup 4 sehat 5 sempurna


2. Pemberian pendidikan kesehatan dan gizi ke pada masyarakat
3. Pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil
4. Pemberian paket pertolongan dalam bentuk obat cacing
5. Pemberian vaksinasi dan oralit
6. Menciptakan keluarga sadar gizi (KADARZI)

Hal-hal diatas tersebut merupakan sebagian kecil dari program gizi yang dapat
berpengaruh besar dalam masalah gizi apabila tidak terlaksanakan
12

BAB III

PENUTUP

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, untuk meningkatkan
kebersihan dan kesehatan masyarakat tersebut. Dalam UKBM ini tentu saja posyandu
mempunyai rangkaian kegiatan yang terbagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan utama dan
kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama adalah kegiatan pokok yang wajib ada di setiap
Posyandu di Indonesia. Sementara kegiatan pengembangan masyarakat adalah kegiatan
baru disamping kegiatan utama yang telah ditetapkansesuai kebutuhan daerah masing-masing.
Posyandu ini tentu memiliki tujuan dan manfaat kepada masyarakat dan kader yang turut
hadir dalam memberikan informasi kesehtan dalam masyarakat tersebut. Penyelenggaraan
posyandu ini terbagi menjadi tiga yaitu yang pertama waktu penyelenggaraan . Waktu
Penyelenggaraan posyandu pada hakekatnya dilaksanakandalam satu bualan kegiatan, baik pada
hari buka posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Kedua, tempat
penyelenggaraan yaitu tempat yang mudah dikunjungi oleh masyarakat itu sendiri, seperti
rumah warga atau halaman rumah. Ketiga, yaitu pelenggaraan kegiatan, kegiatan rutin posyandu
diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis dari puskesmas
dengan sector terkait. Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu adalah lima orang. Jumlah
ini sesuai dengan jumpah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang
mengacu pada system lima meja, adapun yang dimaksud dengan system lima meja disini
yaitu menunjukan pada jumlah dan jenis pelayanan, yang masing-masing pelaksanaan
dilaksanakan secara terpisah, guna meminimalisir salah penafsiran tentang system lima meja.
Dalam posyandu ini dipersiapkan petugas atau aparat yang mampu membimbing acara ini guna
dalam pembentukan posyandu yang lancer dan berguna bagi masyarakat sekitar. Didalam
masyarakat tentu ada sautu organisasi atau institusi yang mampu memberikan informasi
atau pengetahuan secara sukarela yaitu kader. Kader kesehatan atau Posyandu, menurut
Depkes RI (2003) adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan
mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.
13

Kemudian gizi, Gizi merupakan zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan
dan kesehatan badan (KBBI) Menurut Sediaoetama, 1997. Gizi atau makanan merupakan bahan
dasar penyusunan bahan makanan yang mempunyai fungsi sumber energi atau tenaga (Santoso,
2004). Untuk mencegah timbulnya masalah gizi, perlu disosialisasikan pedoman gizi
seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas fisik, hidup bersih dan
mempertahankan berat badan normal.
14

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC;


Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Depkes RI 2003.
Depkes. 2012. Buku Saku Posyandu. Dari
www.depkes.go.id/resources/download/promosi- kesehatan/buku-saku-posyandu.pdf
{Diakses pada 28 Mei 2017}.

Pengertian Gizi Menurut KBBI, http://kbbi.web.id/gizi diakses pada 28 Mei 2017 pada pukul
21:16

Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. ”Ilmu Gizi”. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.

Anonim. “Pedoman Gizi Seimbang” dari


http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS%20Ok.pdf diakses pada 28 Mei
2017 pada pukul 10:32

Almatsier, Sunita. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Penerbit :Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Anonim. “Buku-pedoman-umum-pengelolaan-posyandu” dari


http://dp2m.umm.ac.id/files/file/buku-pedoman-umum-pengelolaan-posyandu-1.pdf diakses
pada tanggal 28 mei 2017 pada pukul 17:22

Usu. “Posyandu”. dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29988/Chapter


%20I.pdf;jsessionid=1F491D76A2344D83F77FD2249646BC39?sequence=5 diakes pada
tanggal 29 Mei 2017 pada pukul 21:49

Anda mungkin juga menyukai