Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

Pengujian Bahan I merupakan bagian dari elemen-elemen dalam kontruksi memang


sangat diperlukan. Perekayasaan yang berkembang melalui pemahaman-pemahaman
mengenai sifat, jenis, fungsi dan penggunaanya pada kontruksi bangunan.
Kayu adalah suatu bahan yang paling vital dalam pelaksanan pembangunan, paling
tidak sebagian acuan dan perancah, dalam perencanaan kekakuan menahan beban, maka
harus diperhatikan kadar air, kuat tekan sejajar serat, tegangan geser, berat jenis, dan
tegangan lentur.
Pengujian Bahan I ini meliputi pengujian kayu, semen, mortal dan batu bata. Mortal
merupakan susunan dari air, pasir dan semen sebagai bahan pengikat, mortal merupakan
bahan bangunan yang sangat banyak mendominasi bagian konstruksi bangunan. Oleh
karenanya penggunaan akan mortal harus diteliti terlebih dahulu bahan-bahan penyusunannya
dan kekuatan yang dimiliki mortal tersebut.
Kayu merupakan bahan konstruksi yang di dapat dari hasil tumbuhan alam. Para ahli
terus memikirkan kegunaan kayu untuk konstruksi secara efektif dan efisien, sehingga
konsumsi kayu khususnya untuk konstruksi bangunan dapat diperkecil. Salah satu jalan untuk
menghadapai permasalahan di atas adalah dengan mengadakan pengujian-pengujian kayu
sebelum digunakan untuk bahan bangunan.
Dalam pengujian bahan I juga dilakukan pengujian batu bata, yang tujuan pengujian
batu bata ini untuk dapat menentukan mutu batu bata berdasarkan ukuran dan tampak luar
batu bata. Dan dilakukan juga pengujian aspal yang merupakan bahan mutlak dalam
konstruksi jalan maka dari itu aspal tersebut sebelum digunakan harus diteliti terlebih dahulu
berat jenis dan waktu pengikatannya.

Materi-materi yang dikerjakan dalam prektikum ini, antara lain :


1.

Kadar air kayu

2.

Berat jenis kayu

3.

Kuat tekan sejajar serat

4.

Kuat tekan tegak lurus serat

5.

Kuat geser sejajar serat

6.

Berat jenis semen

7.

Konsistensi semen dengan alat vicat

8.

Waktu pengikatan semen

9.

Konsistensi mortal dengan Flowtable

10. Waktu pengikatan (Setting Time)


11. Keteguhan / kekuatan tekan mortal
12. Kuat lentur mortal
13. Pemeriksaan tampak luar batu bata
14. Pemeriksaan suction rate batu bata
15. Kuat tekan batu bata

BAB II
JOB-JOB PRAKTIKUM BAHAN I
2.1

Pengujian Kayu

2.1.1 Kadar air Kayu


a. Referensi
1. Job sheet Praktikum Uji Bahan 1 disusun oleh Aiyub. ST
b. Tujuan Percobaan
Untuk menentukankan kadar air berbegai jenis kayu pada keadaan / kekeringan
tertentu.
c. Dasar teori
Apabila sebatang pohon kita tebang, lubanglubang dan dinding dinding sel berisi
banyak air. Untuk mengurangi kadar lengas hingga tahapan yang di kehendaki kayu
harus di keringkan. Persentasi bagi kadar lengas dalam kayu, bagi seabagian besar
pengguanan, berkisar mulai11% hingga 20%. Apabila kadar air lebih besar dari
20% , kayu dapat di cemarkan oleh busukan kering. Tidaklah di benarkan untuk
membuat papan lantai, pintu panel, rangka pintu, dan perabot rumah, karena
penyusutan akan terjadi.
Kadar air dapat di hitung dengan Rumus :

Dimana : B = Berat Awal


B1 = Berat Akhir ( Berat kering oven )
d. Peralatan
1. peralatan :
-

Timbangan, ketelitian 0.00 gram, ( kapasitas min 2000 gram )


-

Oven pengering, yang dapat diatur suhu tetap 103C 2C


( Dilengkapi Ventilator untuk mengeluarkan uap )

2. Bahan:
- kayu 5x5x5
e. Keselamatan Kerja
- Simpan alat pada tempatnya
- Pakai seragam praktek
- Pusatkan perhatian pada pekerjaan
- Ikutilah petunjuk instruktur
f. Prosedur pelaksanaan :
1. Penimbangan pertama/ Awal. Setelah di potong, Benda uji di timbang Beratnya
dengan ketelitian 0.0 %.

2.

pengeringan dalam oven. Setelah penimbangan awal. Keringkan benda uji


dalam oven pengering pada suhu tetap 130o C 2o C sampai 24 jam.

3.

penimbangan akhir. Timbang benda uji yang telah dikeringkan, atau simpan
dulu dalam desikator sampai dingin menunggu saat penimbangan akhir.

4.

Hasil Kerja didapat seperti gambar dibawah :

h. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan tabel sebagai berikut ini:
Tabel Uji Kadar Air
No
.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

Ukuran (cm)
P
L
T

Luas

Berat Awal

Berat Kering

Kadar

(A)
25
25
25
25
31.85
31.2
31.2
31.41

(B)
112.69
112.58
108.78
111.35
55.89
53.78
55.85
55.17

(B1)
96.79
96.41
93.46
95.55
46.87
44.99
46.71
46.19

Air %
16.42
16.77
16.39
16.53
19.24
19.53
19.56
19.44

25

319.61

278.48

14.76

25

319.91

279.18

14.58

5
5
25
Rata-Rata
25
5
5
20
25
20.
5
5
25
1
20.
5
5
25
2
Rata-Rata
25
BERAT JENIS KAYU

315.56
318.36
429.95

274.83
277.49
370.32

14.82
14.72
15.29

432.36

373.18

15.85

438.60

382.05

14.80

433.63

375.18

15.31

5
5
5
5
5
5
Rata-Rata
6.5 4.9
6.5 4.8
6.5 4.8
Rata-Rata

1.

2.

3.
1.
2.
3.
2.2

5
5
5
2.8
2.7
2.8
15.
2
15.
2
15

2.2.1 Berat jenis kayu


5

a. Referensi
1. Job Sheet Uji Praktikum Bahan 1 di susun Oleh Aiyub. ST
b. Tujuan percobaan :
Untuk menentukan berat jenis kayu berbagai jenis kayu.
c. Dasar Teori
Setelah akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat menentukan berat jenis kayu
berbagai jenis kayu.Yang dimaksud dengan berat jenis kayu ialah kayu kering
udara. Kadar lengas kayu kering udara tergantung pada keadaan iklim setempat. Di
Indonesia kadar air ini berkisar antara 12-20% dari kayu kering mutlak. Kepadatan
kayu juga berhubungan erat dengan berat jenis kayu dan kekuatan kayu. Semakin
ringan kayu. Semakin kurang kekuatannya dan begitupun sebaliknya.
Untuk menghitung berat jenis kayu dapat di hitung dengan rumus :

Dimana : M = Kadar air kayu, dalam %


Daftar Kelas Kayu menurut Berat Jenisnya
Kelas Kayu
I
II
III
IV
V

Berat Jenis
0.90
0.90 0.60
0.60 0.40
0.40 0.30
< 0.30

d. Peralatan Dan Bahan


1. Peralatan :
- Timbangan, ketelitian 0.0gr am, { kapasitas min 2000 gram }
6

- Alat ukur / caliper


2.Bahan

- Kayu
- Ukuran kayu kubus 5 x 5 x 5 cm
e. Keselamatan Kerja
- Simpanlah alat pada tempatnya
- Pakai seragam praktek
- Pusatkan perhatian pada pekerjaan
- Ikutilah petunjuk instruktur
f. Prosedur Percobaan
Volume ditentukan dengan cara diukur.
1.

Timbang benda uji pada keadaan kadar aslinya

2.

Tentukan kadar air dari contoh yang sama dengan membuat benda uji
kadar air dan lakukan penentuan seperti cara uji No.1( menentukan kadar air
kayu )

3. Ukur panjang, lebar dan tinggi benda uji dengan teliti memakai alat ukur/capiler

4. Hasil Kerja didapat seperti gambar dibawah :

g. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan tabel sebagai berikut ini:
Tabel Uji Berat Jenis Kayu
No

Ukuran (cm)
P
L
T

.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

5
5
5
5
5
5
Rata-Rata
6.5 2,8
6.5 2,7
6.5 2,8
Rata-Rata

1.

2.

3.
1.
2.
3.
2.3.1

5
5
5
4,9
4,8
4,8
15.
2
15.
2
15

Berat

Luas

Berat Awal

(A)

(B)

25
25
25
25
18,2
17,55
18,2
17.98

112.69
112.58
108.78
111.35
55.89
53.78
55.85
55.17

(B1)
96.79
96.41
93.46
95.55
46.87
44.99
46.71
46.19

25

319.61

25

319.91

5
5
25
315.56
Rata-Rata
25
318.36
5
5
20
25
429.95
20.
5
5
25
432.36
1
20.
5
5
25
438.60
2
Rata-Rata
25
433.63
Keteguhan Tekan Sejajar Serat Kayu

Kering

Kadar
Air %

Berat
Jenis

16.42
16.77
16.39
16.52
19.24
19.53
19.56
19.44

Kayu
0.77
0.77
0.74
0.76
0.53
0.53
0.53
0.53

278.48

14.76

0.73

279.18

14.58

0.73

274.83
277.49
370.32

14.82
14.72
15.29

0.73
0.73
0.74

373.18

15.85

0.74

382.05

14.80

0.75

375.18

15.31

0.74

a. Referensi
1. Job Sheet Praktikum Uji Bahan 1 oleh Aiyub. ST

b. Tujuan percobaan :
Untuk menentukan keteguhan tekan serat berbagai jenis.
c. Dasar Teori
Untuk batang yang menahan tegangan tekan, panjang tekuk 1k harus diambil
sebesar jarak antara dua titik yang berurutan yang bebas dari tekukan..
Untuk menentukan keteguhan tekan
dapat di hitung dengan rumus :

P = Beban tekan (kg)


Tabel : Daftar Kelas Kayu Menurut Kekuatan Tekan
Kelas Kayu
I
II
III
IV
V

Kekuatan Tekan Absolut (kg/cm)


650
650 425
425 300
300 215
< 215

Contoh Uji
Contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm x 20 cm, dipotong dari suatu balok dari bagian
yang lurus dan tanpa cacat. Bagian penampang tekanannya harus diratakan dan
tegak lurus terhadap arah panjang contoh uji.
d. Peralatan Dan Bahan
1. Peralatan
- Mesin tekan 1000 kN
- Alat pengukur panjang
2. Bahan
- Kayu berukuran 5 cm x 5 cm x 20 cm
e. Keselamatan Kerja
-

Simpan alat pada tempatnya

Pakai seragam praktek


9

Pusatkan perhatian pada pekerjaan

Ikutilah petunjuk instruktur

f. Perosedur pelaksanaan
a.

peletakan benda uji. Benda /contoh uji ditengah-tengah dan diantara dua
plat penekan mesin tekan sedemikian rupa sehingga arah bekerja beban tekan/
dengan arah serat kayu.

b.

pembesian beban tekan dan deformasi. Mesin tekan di jalan kan dan beban
diberikan secara teratur dengan kecepatan gerak menekan sebesar 0,008
cm/panjang benda uji (disini panjang benda uji = 20 cm maka kecepatan gerak
mesin = 0,008 x 20 = 0,16 cm ) setiap menit. Deformasi yang terjadi dicatat
pada kurva secara teratur alat pengukur deformasi diletakkan ditengah
tengah arah panjang benda uji. Alat pengukur deformasi yang standar ialah
kompressometer. Bila alat ini tidak ada, maka hanya dapat diukur deformasi
terbesar pada saat benda uji pecah/patah untuk dapat menyesuaikan kecepatan
gerak beban tekan. Pada pengujian beban diberikan terus secara teratur sampai
tercapai deformasi terbesar 20 cm atau sampai benda pecah/ retak dan tidak
mampu menahan beban lebih keras. Setelah hal ini dicapai, beban terjadi.

10

c.

Retak - retak setelah pengujian tekan. Retak yang timbul dapat berbentuk
sebagai berikut:

a. retak mendatar
b. retak berbentuk baji
c. retak geser
d. retak memanjang
e. retak kopresi dan geser
f. retak ujung
d. Hasil Kerja didapat seperti gambar dibawah :

f. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan tabel sebagai berikut ini:

11

Tabel Uji Kuat Tekan Sejajar Serat Kayu


Ukuran
N
o
1.
2.
3.

Berat

Berat

Awal

Kering

(B)

(BI)

25

429.95

370.32

15.29

0.74

25

432.36

373.18

15.85

25

438.60

382.05

25

433.68

375.18

Luas
P
5
5
5

L
5
5
5

T
20
20.
1
20.
2

Rata-rata

(A)

Kadar

B.

Kuat
P

Tekan

(kN)

(kg)

Kg/c

150

15000

m2
600

0.74

120

12000

480

14.80

0.74

160

16000

640

15.31

0.74

143.3

1433.3

573.3

Air %

Jenis
Kayu

2.3.2 Keteguhan Serat Kayu


a.

Referensi
- Job Sheet Praktikum Uji Bahan 1 oleh Aiyub. ST

b.

Tujuan percobaan :
12

Untuk menentukan kuat tekan lurus serat bebagai jenis kayu.


c.

Dasar Teori
Untuk batang-batang yang menahan tegangan tekan, perlemahan akibat alat-alat
penyambung tidak perlu di perhitungkan. Tetapi apabila didalam kenyataannya
pada batang kayu tersebut terdapat luabang-lubang yang tidak tertutup, maka
lubang-lubang tersebut harus diperhitungkan sebagai pelemahan.
Keteguhan tekan tegak lurus serat dihitung dengan rumus :

Dimana : P = Beban tekan, kg


A = Luas bidang tekan, yaitu 5x5 cm
d. Peralatan dan Bahan
1. Peralatan
- Mesin tekan 1000 kN
- Alat pengukur panjang
2. Bahan
- kayu berukuran 5 x 5 x 15 cm
e. Keselamatan Kerja
-

Simpan alat pada tempatnya

Pakai seragam praktek

Pusatkan perhatian pada pekerjaan

Ikutilah petunjuk instruktur


Contoh Benda Uji
Contoh benda uji berukuran 5 x 5 x 15 cm, berbentuk seperti gambar berikut.

f. Prosedur pelaksanaan:
a. Peletakan contoh /benda uji. Benda uji diletakkan diatas plat dudukan
tekan mesin tekan, lalu sebuah plat baja tebal 2 5 mm dan lebar 5 cm,
13

diletakkan diatas permukaan benda uji sedemikian rupa sehingga plat ini
tepat berada pada bagian tekannya.

b. pemberian beban tekan. Mesin tekan dijalankan dan beban diberikan


melalui plat baja secara teratur dengan kecepatan gerakan 0,3 mm/menit.
Beban diberikan terus dan deformasi dari benda uji diukur dengan
ketelitian 0,002 mm. Beban tekan dihentikan apabila telah tercapai
deformasi sebesar 2,5 mm. Besarnya beban dicatat.
c. Hasil kerja didapat sebagai berikut :

g. Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan tabel sebagai berikut ini:
Tabel Uji Kuat Tekan Tegak Lurus Serat Kayu
14

Ukuran
No
1.
2.
3.

Luas
T

5
5
15.2
5
5
15.2
5
5
15
Rata-rata

(A)
25
25
25
25

Berat

Berat

Awal

Kering

(B)
319.61
319.91
315.56
318.36

(BI)
278.48
279.18
274.83
277.49

Kuat

Kadar

B. Jenis

Air %

Kayu

(kN)

(kg)

14.76
14.58
14.82
14.72

0.73
0.73
0.73
0.73

74
78
72
74.66

7400
7800
7200
7466.66

2.4 Keteguhan Geser Tegak Serat Kayu


2.4.1 Keteguhan geser Tegak serat kayu
a. Referensi
a. Job sheet Praktikum Uji Bahan 1 oleh Aiyub. ST
b. Tujuan percobaan :
15

Tekan
Kg/cm2
296
312
288
298.66

Untuk menentukan kuat tekan geser sejajar serat berbagai jenis kayu.
c. Dasar Teori
Keteguhan geser sejajar serat di hitung dengan rumus :

Dimana : P = Beban Maksimum, kg


P = panjang bidang geser, cm
L = lebar bidang geser, cm
Contoh Uji :
Contoh uji berukuran pamjang 7 cm dan lebar 3 cm. Berbentuk seperti gambar
dibawah ini, dibuat benda uji untuk bidang pengujian radial & tangensial, paling
sedikit 2 buah benda uji.
d. Peralatan dan Bahan
Peralatan
a. Mesin tekan 1000 kN
b. Alat pengukur panjang
Bahan
a. Kayu berukuran panjang 7 cm dan lebar 3 cm
e. Keselamatan Kerja
b. Simpan alat pada tempatnya
c. Pakailah seragam praktek
d. Ikutilah petunjuk instruktur
f. Prosedur pelaksanaan
1. Benda uji diletakkan pada plat penjepit sedemikian rupa, hingga tidak
bergerak ( tidak longgar ) dengan mengencangkan skrup A. Dengan demikian
benda uji menjadi diantara bagian B dan D.
2. Benda uji beserta alat penjepitnya diletakkan pada mesin tekan dan beban
tekan di berikan pada bidang ujung atas benda uji.

16

3. beban

diberikan

secara

teratur

sampai

benda

uji

pecah

pada

bidang

gesernya.
4. beban pada saat

benda

uji pecah dicatat

sebagai

beban maksimum, dinyatakan dalam kg.


5. hasil kerja didapat sebagai berikut :

g. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan tabel sebagai berikut ini:
Tabel Uji Kuat Geser Sejajar Serat Kayu
Ukuran
No

Luas
P

(A)

Berat

Berat

Awal

Kerin

(B)

g (BI)

Kadar
Air %

B.

Konversi alat
P
P

Jenis

(Dial

Kayu

Readin

(KN)

Kuat
P
(Kg)

Geser
Kg/cm2

g)
17

1.
2.
3.

6.5

2.8

4.9

16,8

55.89

46.87

19.24

0.53

840

16,92

1692

6.5

2.7

4.8

16,2

53.78

44.99

19.53

0.53

1000

20,11

2011

6.5

2.8

4.8

16,8

55.85

46.71

19.56

0.53

560

11,24

1124

16.6

165.52

46.19

19.44

0.53

800

16.09

1609

Rata-rata

100,71
124,13
66,90
97.24

BAB III
PENGUJIAN MORTAL
3.1 KONSISTENSI MORTAL DENGAN FLOW TABLE
3.1.1 Referensi

Job Sheet Praktikum Uji Bahan I oleh Aiyub. ST


3.1.2 TujuanUmum
Untuk menentukan konsistensi mortal (kekentalan mortal) yang dibuat dari semen
Portland, air dan pasir.
18

3.1.3 DasarTeori
Mortal yang konsistensi standar mempunyai flow antara 110 120%
Konsistensi mortal dinyatakandalampersen flow yaitu:

flow=

D1D0
x 100
D0

3.1.4 Alat dan Bahan


1.

Alat :

2.

Mesin pengaduk mortar


Timbangan dengan ketelitian 1 gram
Gelas ukur
Peralatan flow table
Kaliper kuningan
Stopwatch
Cawan
Sendok aduk
Spatula
Bahan :

Semen Portland
Agregat halus
Air

3.1.5 Keselamatan Kerja

Simpan alat pada tempatnya

Pakai seragam praktek

Pusatkan perhatian pada pekerjaan

Ikutilah petunjuk instruktur

Pergunakanlah alat pada fungsinya

Gunakan perlengkapan keselamatan kerja

3.1.6 Langkah Kerja


19

1. Pembuatan mortal
a. Timbang :

semen Portland

500 gram

pasir

1500 gram

air sebanyak

0.5 kali berat semen (350 ml)

b. Letakkan bejana dan pengaduk

c. Masukkan semua air + semen + pasir portland


d. Tambahkan air kedalam dan jalankan mesin pengaduk pada kecepatan rendah
selama 30 detik
e. Masukan perlahan-lahan pasir kedalam bejana sambil diaduk pada kecepatan
rendah ( 140 5 rpm ) slama 30 detik.
f. Hentikan mesin pengaduk dan pindahkan kecepatan sedang ( 285 10 rpm )
lalu aduk selama 30 detik
20

g. Hentikan mesin pengaduk, biarkan mortal dalam bejana dan tunggu selama 1.5
menit sambil dorong kebawah mortal yang menempel pada dinding bejana dan
spatula.
h. Aduk kembali dengan kecepatan sedang selama 1 menit, kemudian mortal yang
menempel pada dinding didorong kebawah

2. Penentuan konsistensi
a. Persiapkan flow table, cetakan, penumbuk, stopwatch, dan kaliper kuningan.
b. Segera setelah selesai pengadukan, mortar diisikan ke dalam cetakan dalam 2
lapis. Tiap lapis ditumbuk 20 kali. Ratakan permukaan mortar sama dengan
permukaan cetakan.
c. Cetakan diangkat tegak lurus secara perlahan-lahan.
d. Gerakkan flow table dengan cara memutar tuas penggerak sehingga terjadi
ketukan 25 kali dalam waktu 15 detik. Karena ketukan ini mortar akan
melebar pada permukaan flow table.
e. Ukur pelebaran mortar dengan jangka sorong pada tempat-tempat yang telah
ditentukan pada flow table.

21

3.1.7 Perhitungan
Pada posisi 1 = 29
Pada posisi 2 = 29
Pada posisi 3 = 30
Pada posisi 4 = 30
+
Maka flow

= 118 %

Rata-rata

= 29,5

flow=

29,510
x 100
10

= 195 %

3.2 WAKTU PENGIKATAN MORTAL ( SETTING TIME )

3.2.1

Referensi
Job Sheet Praktikum Uji Bahan I

3.2.2

Petunjuk Praktikum Laboraturium Pengujian Bahan

Tujuan Umum

22

Untuk menentukan waktu pengikatan awal dan akhir mortal dengan alat vicat.
3.2.3 Dasar Teori
Daya ikat mortal sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam sebuah adukan mortal
maupun beton, karena adukan atau campuran yang dibuat harus sesegera mungkin dipakai
supaya tidak lekas kering. Oleh karena itu penting sekali kita mengetahui berapa lama
waktu pengikatan mortal yang akan terjadi nantinya.Tujuan dilakukan pengujian ini adalah
untuk menentukan konsistensi normal dari mortal untuk penentuan berapa lama pengikatan
mortal yang akan terjadi.
Waktu pengikatan mortal dipengaruhi oleh waktu,lakukan pengujian kemudian data yang
dicatat diterakan kedalam table pengamatan.waktu pengikatan mortal dilakukan selama 15
menit sampai mortal tersebut mengikat sempurna.
Fase pengikatan mortal trbagi menjadi 2 fase:
1. Fase pengikatan awal, yaitu fase dimana jarum diameter 2 mm pada vicat masuk
sedalam 10 mm.
2. Fase pengikatan akhir, yaitu fase dimana jarum diameter 2 mm pada vicat tidak
mampu lagi menembus permukaan mortal.
3.2.4

Peralatan dan Bahan

1.

Alat alat yang digunakan :

Mesin pengaduk mortar


Timbangan dengan ketelitian 1 gram
Gelas ukur
Peralatan vicat lengkap,jarum berdiameter 2 mm.
Stopwatch
Cincin cetakan
Cawan
Sendok aduk
Spatula

Alat pemadat :
2. Bahan yang digunakan :
Semen Portland
23

Agregat halus
Air
3.2.5 keselamatan kerja

Simpan alat pada tempatnya

Pakai seragam praktek

Pusatkan perhatian pada pekerjaan

Ikutilah petunjuk instruktur

Pergunakanlah alat pada fungsinya

Gunakan perlengkapan keselamatan kerja

3.2.6

Prosedur Pelaksanaan
1. Pembuatan mortal
a. Timbang :

semen Portland

pasir

1500 gram

air sebanyak

0.5 kali berat semen (350 ml)

500 gram

b. aduk kembali mortal yang tersisa dalam bejana pengaduk pada kecepatan
sedang selama 30 detik ,setelah penentuan konsistensi yang diinginkan.
c. Segera selesaikan pengadukan,kemudian letakkan mortal ke dalam cetakan
yang berupa cincin karet.
d. Lakukan penentuan waktu pengikatan dan jarum diameter 2 mm pada alat
vicat kemudian letakkan cetakkan berisi mortal dibawah jarum hingga
ujung jarum bersinggungan dengan permukaan mortal,stel jarum petunjuk
skala pada titik nol

24

e. Lepaskan fluyer dan jarum menembus mortal,kemudian catat nilai yang di


tentukan oleh petunjuk skala pada alat vicat.

f. Pada saat permulaan pengujian penembusan jarum dilakukan setiap 15


menit sampai pada saat jaurm tidak sampai menyentuh dasar / alas cetakan.
Kemudian lakukan pada setiap 15 menit,sampai pada saat tercapai
penembusan sedalam 10 mm atau kurang

g. Waktu pengikatan tercapai apabila pada pengujian ini jarum diameter 2 mm


hanya menembus mortal sedalam 10 mm dalam waktu 30 detik setelah
pelepasan fluyer dan jarum

25

h. Apabila tingkat pengikatan mortal yang ditunjukkan telah mencapai 10


mm,pindahkan mortal yang telah mengeras perlahan-lahan dari cetakan dan
tunjukkan hasilnya pada instruktur.

3.1.8 Kesimpulan
Uji waktu pengikatan mortal haruslah segera dilakukan setelah dilakukan
bahan uji mortal, sebelum terjadi penguapan pada mortal atau sesudah
dilakukan uji flow table. Dari percobaan yang dilakukan penurunan normal
pada mortal didapat pada selang waktu 1 jam dari dimulainya uji
pengikatan mortal dilakukan.
PEMERIKSAAN WAKTU PENGIKATAN MORTAL
DENGAN ALAT VICAT
Nomor Pengamatan

Waktu Penurunan

Penurunan

Penurunan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

(menit)
0
15
30
45
60
80
100
120
140
160
180

(mm)
4
3.9
3.9
3.9
3.8
3.3
3.0
2.9
2.1
1.9
1.3

12

200

0.5

Jumlah = 200
GRAFIK WAKTU PENURUNAN MORTAL

26

60
40
20
0
0

20 60 100 140 180 220


40 80 120 160 200

Pengikatan awal 2 jam 90 menit


pengikatan akhir 1 jam 40 menit
Pengikatan total jumlah 3 jam 30 menit

3.3 KUAT TEKAN MORTAL SEMEN PORTLAND


3.3.1 Referensi

Job Sheet Praktikum Uji Bahan I oleh Aiyub. ST


3.3.2 TujuanUmum
Untuk mendapatkan pengaruh kekuatan semen terhadap kekuatan adukan.

27

3.3.3 DasarTeori
Dapat melaksanakan prosedur pelaksanaan kekuatan tekan mortal, menghitung
kekuatan tekan dari adukan mortal
3.3.4 Alat dan Bahan
1.

Alat :

Mesin pengaduk mortar


Timbangan 0,01 gr
Spatula
Pisau
Mesin penekan
Tangki pemanas
Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm
Pemadat plastik
Meja pengetuk
3. Bahan :

Semen portland
Agregat halus
Air

3.3.5 Keselamatan Kerja

3.3.6

Simpan alat pada tempatnya

Baca penunjuk job sheet

Pakai seragam praktek

Pusatkan perhatian pada pekerjaan

Ikutilah petunjuk instruktur

Pergunakanlah alat pada fungsinya

Gunakan perlengkapan keselamatan kerja

Langkah Kerja
28

a. Persiapan pasta semen


1. Masukkan air pencampur sebanyak 0.5 kali berat semen (350 ml)
2. Masukkan semen sebanyak 500 gr ke dalam tromol pengaduk.
3. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan ( 140 5 ) putaran permenit
selama 30 detik.

4. Masukkan pasir sebanyak 1500 gr perlahan-lahan sambil mesin pengaduk


dijalankan.
5. Hentikan mesin pengaduk, lalu pindahkan kecepatan sedang menjadi ( 285
10 ) putaran dijalankan selama 30 detik.
6. Hentikan mesin pengaduk, lalu segera bersihkan mortal yang menempel
pada dinding teromol selama 15 detik,
7. Jalankan mesin pengaduk selama 1 menit, dan adukan di biarkan selama
90 detik
8. Jalankan mesin pengaduk selama 25 detik.

29

PERHITUNGAN :

Kekuatan Tekan Mortal =

3.3.7

kekuatan maksimum
kg/cm
luas permukuaanbenda uji

Kesimpulan
Uji waktu kekuatan mortal harus di lakukan bahan uji mortal. Keseluruhan waktu
percetakan tidak boleh lebih dari 2 menit. Lalu ratakan permukaan mortal
kemudian simpan cetakan di tempat yang lembab / basah selama 24 jam.
Tabel Pengisian Kuat Tekan Mortal

N
o

Ukuran (cm)
Panjan Leba Tinggi
g

1
2
3
4
5
6

r
5
5
5
5
5
5

Luas
( m2 )

Umu
r
(hari

5
5
5
5
5
5

5
5
5
5
5
5

Beban
Maksimum
(Dial Reading

Konversi

Hasil

Kuat

Alat Dial
( KN )

konvers

Tekan

6,40
9,60
10,40
8,80
8,00
7,40

640
960
1040
880
800
740
843.33

)
25
3
25
3
25
3
25
3
25
3
25
3
Jumlah Rata rata

320
480
520
440
400
370

i
KG
25,6
38,4
41,6
35,2
32
29,6
33.73

KEKUATAN LENTUR MORTAL


30

4.4 KUAT LENTUR MORTAL


4.4.1 Referensi

Job Sheet Praktikum Uji Bahan I oleh Aiyub. ST


4.4.2 TujuanUmum
Untuk mengetahui besarnya kekuatan lentur mortal ang dibuat dengan memakai
benda uji berbentuk prisma
4.4.3 DasarTeori
Dapat melaksanakan prosedur pelaksanaan kekuatan lentur mortal, menghitung
kekuatan lentur dari adukan mortal dengan memakai perlatan yang lengkap.
4.4.4 Alat dan Bahan
1.

Alat :

2.

Mesin pengaduk kapasitas 5 liter


Timbangan ketelitian 1 gram
Spatula
Pisau perata ( panjang 100 -150 mm ) terbuat dari baja
Alat peletakan benda uji
Jangka pemanas
Cetakan prisma 25 x 25 x 25 x 100 mm (standar BS)
Flow table, berikut perlengkapannya
Gelas ukur dengan isi 500 1000 ml
Stopwath
Mesin uji tekan lentur ketelitian 1,0 %
Bahan :
Semen portland
Agregat halus
Air

4.4.5 Keselamatan Kerja

Simpan alat pada tempatnya

Baca penunjuk job sheet

31

Pakai seragam praktek

Pusatkan perhatian pada pekerjaan

Ikutilah petunjuk instruktur

Pergunakanlah alat pada fungsinya

Gunakan perlengkapan keselamatan kerja

4.4.6 Langkah Kerja


a. Persiapan Cetakan
persiapkan alat dan bahan, Siapkan cetakan basahi permukaannya dengan
minyak mineral dan bagian- bagian sudut yang rapat diutup
b. Susunan campuran
Susunannya sesuai dengan campuran mortal dengan cara untuk pengujian
keteguhan tekan.
c. Pembuatan mortal
Cara untuk pelaksanaan pembuatan mortal sesuai dengan cara untuk pengujian
keteguhan tekan mortal

d. Menentukan tekan mortal dengan menggunkan flow table


e. Cetakan benda uji, bila sudah diperoleh flow yang diinginka pindahkan mortal
a. penentuan flow kedalam bejana pengaduk, lalu aduk kembali dengan

32

kecepatan sedang selama 15 detik. Bersihkan mortal yang menempel pada


dinding dengan memakai spatula
b. Padatkan denagn alat penumbuk dengan seluruh permukaan mortal
sebanyak 3 kali pemadatan dengan cara ditusuk-tusuk.

f. Penyimpanan benda uji


a. Setelah selesai cetakan, cetakan yang berisi mortal diletakkan diatas
bidang dasar dalam ruang yang lembab selama 24 jam.
b. Lepaskan benda uji dari cetakan lalu rendam dalam air sampai pada
saatnya untuk pengujian keteguhan kuat lentur.

g. Pengujian kuat lentur


a. Keluarkan benda uji dari tempat perendaman selama 3 hari
b. Lalu ukur benda uji dengan teliti
c. Letakkan benda uji di atas kedua penumpu dengan titiknya tepat berada
dibawah batang pembebanan

33

d. Hidupkan mesin tekan / lentur dari beban dengan kecepatan 4 -5 kg / detik


secara merata dan teros menerus sampai benda uji patah
e. Catat beban maksimum sampai benda uji patah.

PERHITUNGAN :
teganganlentur=

4.4.7

3 PL
2 b h2

kg/cm2

Kesimpulan
Uji waktu kekuatan mortal harus di lakukan bahan uji mortal. Keseluruhan waktu
percetakan tidak boleh lebih dari 2 menit. Lalu ratakan permukaan mortal
kemudian simpan cetakan di tempat yang lembab / basah selama 24 jam.
Tabel Pengisian Kuat Lentur Mortal

No

Ukuran (cm)
Panjan Lebar Tinggi
g

1
2
3
4

10
10
10
10

2,5
2,5
2,5
2,5

Luas Umu
( m2
r
)
(hari

)
2,5
25
3
2,5
25
3
2,5
25
3
2,5
25
3
Jumlah Rata-rata

Beban
Maksimum
( Dial

Konversi

Hasil

Kuat

Alat Dial
( KN )

konvers

Tekan

0,50
0,40
0,46
0,30

50
40
46
30
41.5

Reading)
25
20
23
15

i
KG
38,4
30,72
35,32
23,04
31.87

34

BAB IV
PENGUJIAN BATU BATA MERAH
4.1

PEMERIKSAAN SIFAT FISIK BATU BATA MERAH


4.1.1

Referensi

- Job Sheet praktikum Uji Bahan 1 oleh Aiyub. ST


4.1.2

Tujuan percobaan:

Untuk menentukan mutu batu bata berdasarkan ukuran dan tapak luar dari batu
bata.
4.1.3

Dasar Teori
Bata merah adalah unsur bangunan yang diguanakan untuk pembuatan

konstruksi bangunan, dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan
lain, dibakar pada suhu yang cukup tinggi hingga tidak dapat hancur lagi bila
direndam dalam air. Bata merah pejal yang berlobang kurang dari pada 15% luas
potongan datarnya termasuk lingkup standar ini.
4.1.4

Alat dan bahan


35

1. Alat

Pensil

Gergaji

Timbangan

Penyiku

2. Bahan
Batu bata untuk pemeriksaan tampak luar dan ukuran adalah sebanyak 10
buah batu bata utuh yang diambil secara acak dari jumlah contoh yang
diserahkan.
4.1.5 Keselamatan Kerja
- Pakai seragam praktek
- Baca petunjuk Job Sheet
- Ikutilah petunjuk Instruktur
- Perguanakan alat sesuai dengan fungsinya
- Gunakan perlengkapan keselamatan kerja.
4.1.6

Langkah Kerja

Ukur panjang, lebar dan tebal batu bata

Periksa keadaan permukaan batu bata yaitu:


a. Bidang datar
b. Kesikuan rusuk-rusuknya
c. keretakan
Ukur sisi panjang batu bata
Beri tanda pada 1/2 panjang batu bata

36

Potong batu bata tepat pada tanda tersebut ( 1/2 panjang ) shingga diperoleh

potong batu bata yang sama panjang.

Timbangan berat batu bata utuh dengan ketelitian 10 gr


Hitung berat rata-rata batu bata dan nyatakan besar batu bata dalam kg.

Tabel Pengujian Sifat Fisis Batu Bata Merah

37

Ukuran (cm)

Berat

Tampak Luar

No

Panjan

Leba

Tingg

(gram)

Rata

Retak

g
18,3

r
9,5

i
4,3

1272,8

Tajam

Warna

Kemeraha

n
Kemeraha

Siku

19,5

9,5

8
1286,3

19,3

9,5

4,3

9
1300,8

n
Kemeraha

18

9,4

4,1

2
1188,5

n
Kemeraha

19,4

9,5

3,7

9
1227,9

n
Kemeraha

38

4.3 PENGUJIAN SUCTION RATE


4.3.1 Referensi

Job Sheet Praktikum Uji Bahan 1 oleh Aiyub. ST, MT

4.3.2 Tujuan percobaan :


Untuk mengetahui besar daya serap (suction rate) dari batu bata yang diperiksa.
4.3.3 Dasar Teori
Besarnya suction rate (penghisapan batu bata) batu bata di anjurkan 20 gr / dm /
menit, jika batu bata mempunyai suction lebih besar dari pada angka ini, maka
batu bata perlu di rendam dalam air.
Suction Rate dapat dihitung dengan rumus :

SR =

2
dm

Luas
Berat setelah menit dalam air ( gr ) ber at kering(gr )

4.3.4 Alat dan Bahan :


a. Alat
Bak air
Kaki penyangga
Timbangan
Oven
Stopwatch
b. Bahan
Batu bata.
Air
4.3.5

Keselamatan Kerja
39

Pakai seragam praktek

Baca petunjuk Job Sheet

Ikutilah petunjuk Instruktur

Perguanakan alat sesuai dengan fungsinya

Gunakan perlengkapan keselamatan kerja.

4.3.6 Langkah Kerja


Masukkan kaki penyangga dari siku ke dalam bak.
Masukkan batu bata ke dalam dengan meletakkannya pada kaki penyangga.
Tuangkan air ke dalam bak, hingga air dalam bak mencapai ketinggian 1 cm dari
bawah permukaan batu bata.

Biarkan batu bata terendam selama 1 menit.


Angkat bau bata perlahan-lahan.
Timbang berat batu bata tersebut.
Hitung suction rate (resapan) batu bata.

Tabel Pemeriksaan Suction Rate Batu Bata


Ukuran (cm)

F
(dm2)

No

Panjan

Leba

Tinggi

g
18,3

r
9,5

4,3

1,73

Berat kering Berat Basah


(A) gram
(B) gram

1272,88

1309,85

Section Rate
(gr/dm2/menit)

21,36
40

2
3
4
5

19,5
19,5
18
19,4

9,5
9,5
9,4
9,5
Rata-rata

4
4,3
4,1
3,7

1,85
1,83
1,69
1,84
1.78

1285,39
1300,85
1188,59
1272,98
1246.13
BAB V

1344,15
1362,24
1242,08
1334,02
1318.46

31,76
33,54
31,65
57,63
35.1

PENUTUP
5.1

Kesimpulan

Setelah

melaksanakan

praktek

laboratorium

pengujian

bahan,penulis

dapat

mengambil kesimpulan antara lain adalah :


1. Dapat mengenal alat-alat dan mesin-mesin yang ada di laboratorium sipil pada
khususnya mesin-mesin dalam pengujian bahan I seperti :
-

Mesin Tekan

Timbangan

Oven Pengering

Alat Pemadat (Penumbuk)

Tabung Le Chatelier

Corong Kaca

Mesin Pengaduk

Alat Vicat dan Cincin Konik

Water Bach ( Mesin Rebus)


2. Dengan Adanya mesin-mesin praktek di laboratorium dapat meningkatkan
keterampilan ,mutu,dan kualitas mahasiswa dalam hal pengujian bahan.
3. Dalam

pengujian

bahan

sebaiknya

pengujian

dilakukan

dengan

teliti,cermat,bertanggung jawab dan tepat waktu.


5.2

Saran

Setelah melakukan pengujian bahan ini,ada beberapa hal yang ingin penulis
sampaikan berupa saran-saran sebagai masukan yang bersifat membangun yaitu :
-

Dalam pengujian bahan,sebaiknya alat lebih lengkap dan jumlahnya


mencukupi ,agar pelaksanaan pengujian lebih efisien.
41

Untuk mencapai hasil pengujian yang standar /maksimal sebaiknya pengujian


dilakukan lebih teliti dan diawasi oleh instruktur.

42

Anda mungkin juga menyukai