BAB I
PENDAHULUAN
1.1
sering kali mempengaruhi suasana hidup bagi setiap individu. Agar hal tersebut
tidak menjadi masalah dan tidak terjadi kesalahan, maka penulis melaksanakan
praktek ini guna mencari solusi atas kesalahan-kesalahan yang terjadi di lapangan.
1.2
Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
yang akan diteliti ialah bagaimana cara menghindari terjadinya korusi pada besi
dan kesalahan-kesalahan apa yang terjadi sehingga terjadinya keretakan pada
beton, sehingga masalah-masalah tersebut berjalan sesuai dengan sebagaimana
mestinya.
1.3
Agar
korusi
pada
besi
dapat
dihindari,
sehingga
tidak
3.
1.4
Kegunaan Praktek.
Kegunaan praktek ini sangatlah banyak. Diantaranya bagi para mahasiswa
BAB II
DASAT TEORI
2.1 BETON
2.1.1
Pengertian Beton.
Betonadalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam
kondisi tarik, kuat tariknya bervariasi dari 8 sampai 14 persen dari kuat
tekannnya. Karena rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka retak lentur terjadi
pada taraf pembebanan yang masih rendah. Untuk mengurangi atau mencegah
berkembangnya retak tersebut, maka dipasang tulangan.
Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregrat halus,
agregrat kasar, semen potrland, air, dan udara dengan komposisi sebagai berikut :
2.1.2
Semen Potrland
: 15 %
: 74 %
Air
:8%
Udara
:3%
Pasir
Kerikil
Pecahan batu
3. Beton Berat (2500 Kg/m3)
Beton berat dengan bahan tambahan seperti:
Batuan berat.
Bijih besi.
Buangan logam.
4. Beton bertulang yaitu beton yang mengandung batang tulangan dan
rencana berdasarkan anggapan bahwa kedua bahan tersebut bekerja
sama memikul gaya-gaya.
5. Beton tak bertulang yaitu beton yang tidak mengandung batang
tulangan.
6. Beton prategang yaitu beton bertulang dimana didalamnya telah
ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai dan pembagian
yang sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan akibat beban luar
dapat dinetralakan sampai suatu taraf yang diinginkan.
7. Betok pracetak yaitu bagian-bagian beton bertulang atau tak bertulang
yang dicetak dalam kedudukan akhirnya didalam kontruksi.
2.1.3
Bahan-bahan Beton
1. Semen Portland atau PC, sebagai bahan pengikat.
Semen mempersatukan pasir, koral, air menjadi satu kesatuan. Yang
kita kenal dengan nama semen sebenarnya adalah Porland Cemen
(PC).
2. Agregrat halus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Agregrat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan kasar, disamping
itu juga harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari.
Agregrat halus tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 %.
U-22
Baja lunak
U-24
Baja lunak
2400
U-32
Baja sedang
3200
U-39
Baja keras
3900
U-48
Baja keras
4800
Mutu
Sebutan
redukcer
digunakan
untuk
memperbaikai
workability,
2.1.4
4.
5.
6.
7.
2.1.5
Kinerja Beton
Tiga kinerja yang dibutuhkan dalam pembuatan beton adalah (STP
169C,Concrete and concrete- making materials):
1. Memenuhi
kriteria
konstruksi
yaitu
dapat
dengan
mudah
tingkat
kekuatan
struktur yang
dikehendaki,
semakin
tinggi pula
mutu beton yang dihasilkan. Walaupun dalam beton terdapat tegangan tarik yang
kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh beton tersebut.
Penentuan kekuatan tekan dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji tekan
dan benda uji berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-30 atau kubus
dengan prosedur BS-1881 pada umur 28 hari.
Pengerjaan
beton
merupakan
salah
yang
karena
sulit
untuk
dikerjakan
mengatasi
hal ini,
memperbaiki kinerja.
maka
rancangan
bahan
tambah
nyata
untuk
2.1.6
ya. Karekteristik dan sifat bahan akan mempegaruhi hasil rancangan. Perancangan
campuran beton dimaksudkan untuk menetahui komposisi atau proporsi bahanbahan penyusun beton. Proporsi campuran dari bahan bahan penyusun beton ini
ditentukan melalui sebuah perancangan beton (mix design).
Hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat memenuhi syarat teknis
serta ekonomis. Kriteria dasar perancangan beton, antara lain:
1. Kekuatan tekan dan hubungannya dengan faktor air semen yang
digunakan.
2. Kemudahan pengerjaan.
3. Pemilihan agregat yang akan digunakan.
Langkah Perancangan
1. Hitung kuat tekan rata-rata beton.
2. Tetapkan nilai slump, dan butir maksimum agregat.
3. Tetapkan jumlah air yang dibutuhkan berdasarkan ukuran
maksimum
air
agregat
kasar
dan
agregat
halus, kemudian koreksi berdasarkan nilai daya serap air pada agregat.
9. Koreksi proporsi campurannya.
A. Pengerjaan Beton
Pencampuran bahan-bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu
komposisi yang solid dari bahan-bahan penyusun berdasarkan rancangan
campuran beton. Agar tetap terjaga konsistensi rancangannya, tahapan lebih lanjut
dalam pengelolaan beton perlu diperhatikan. Komposisi yang baik akan
menghasilkan kuat tekan yang tinggi, tetapi jika pelaksanaannya tidak dikontrol
dengan baik, kemungkinan dihasilkannya beton yang tidak sesuai dengan rencana
akan semakin besar. Cara pengelolaan ini akan menentukan kualitas dari beton
yang akan dibuat. Adapun tahapan dalam pelaksanaan di lapangan meliputi:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Persiapan
Penakaran
Pengadukan (Mixing)
Penuangan atau Pengecoran (Placing)
Pemadatan (Vibrating)
Penyelesaian akhir (Finishing)
Perawatan (Curing)
B. Metode Pengadukan
-Pengadukan Manual
Berikut ini tata cara pengadukan manual:
a) Pasir dengan semen dicampur dalam keadaan kering dengan komposisi
tertentu,diatas tempat yang datar dan kedap air.
b) Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang homogen.
c) Tambahkan kerikil, kemudian lakukan pencampuran lagi.
d) Alat bantu yang digunakan dapat berupa sekop, cangkul, ataupun alat gali
lainnya.
e) Buat lubang di tengah adukan, tambahkan kira-kira 75 % dari kebutuhan
air.
f) Aduk hingga rata dan tambahkan sedikit demi sedikit air yang tersisa.
yang besar
justru
akan
menurunkan
biaya
(cost).
Pengadukan dengan mesin ini dilakukan sesuai dengan manual alat aduknya.
Selama proses pengadukan, kekentalan campuran beton harus diawasi terus
dengan cara memeriksa nilai slump yang disesuaikan dengan jarak pengangkutan.
C. Pengangkutan Beton
Pengangkutan beton adalah mengantarkan adukan beton dari tempat
pengadukan ketempat pengecoran.
Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:
- Persyaratan Pengecoran
Persyaratan pengecoran adalah sebagai berikut:
a) Adukan beton harus dicor sedekat-dekatnya ketempat tujuan akhir,
agar pemisahan bahan dapat dihindari.
b) Pengecoran hendaknya dilakukan secepat-cepatnya mungkin setelah
pengadukan.
c) Pengecoran hendaknya terus dilakukan hingga bekisting terisi penuh
oleh adukan beton, tetapi jika tidak mungkin, penghentian
pengecoran harus pada tempat yang telah ditentukan.
-Persiapan sebelum pengecoran beton
10
E. Pemadatan
Pemadatan adalah bertujuan untuk memperkecil rongga-rongga udara
didalam beton dimana dengan cara ini masing-masing bahan akan saling
mengisi celah-celah yang ada.
Keuntungan dari pemadatan beton adalah meningkatkan sifat dari beton
seperti kekuatan teka, keawetan, kerapatan air dan sebagainya
merojok
atau
mengetuk-
ngetuk,
tetapi
dianjurkan
Pembongkaran Acuan.
Pembongkaran dilakukan setelah beton berumur 28 hari, pada kontruksi
tertentu dibongkar lebih awal yaitu pada kontruksi yang tidak tergantung seperti
pondasi, kolom dan lain-lain.
11
G. Perawatan
Kondisi perawatan yang baik dapat dicapai dengan menggunakan salah sat
u metode antara lain beton dihasahi terus menerus dengan air,direndam di dalam
air. Beton dilindungi dengan karung basah , film plastic, atau kertas perawatan
tahan air.
2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Beton
1. Kelebihan
a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi
b. Mampu memikul beban yang berat
c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
d. Biaya pemeliharaan yang kecil
2. Kekurangan
a. Bentuk yang telah dibuat sulit diubah .
b. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
c. Berat.
d. Daya Pantul suara yang besar.
Pemotongan
12
2.2.2
Pembengkokan tulangan
Batang tulangan tidak boleh dibengkokan atau diluruskan kembali
dengan cara-cara yang merusak tulangan itu.
Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkokan dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkokan lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.
Batang tulangan yang tertanam sebagai didalam beton tidak
dibengkokan atau diluruskan dilapangan.
Membengkokan dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan
dalam keadaan dingin.
Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram.
Penggunaan bending besi disesuaikan dengan diameter baja tulangan
yang akan dibengkokan.
Daftar isi.
Jenis mm
Polos
Deform
P6
D6
P8
D8
0.395
4.66
P9
D9
0.499
5.99
P10
D10
0.617
7.40
2.
13
4.
2.2.3
Kait
kait harus kait penuh, kait miring dan kait tegak/lurus, panjang
untuk kait penuh sebesar 4 d atau 4dp, kait miring 5d atau 5dp sedangkan
untuk kait tegak/lurus 5d atau 5dp, dimana d adalah diameter batang polos
dan dp adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter batang yang
diprofilkan.
Kait-kait sengkang harus berupa kait miring yang melingkari
batang sudut mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6x diameter
batang dengan minimum 5 cm.
Bengkokan harus mempunyai diameter intern sebesar paling
sedikit 5 d atau 5 dp.
Jenis-jenis kait
Kait penuh
L=a+8d
L = a + 8d
14
Kait tegak/lurus
6 d/ 5 cm
2.2.4
Pemasangan Tulangan.
1.
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat
lepas serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
2.
3.
15
2.
3.
4.
5.
Sambungan Tulangan.
Macam-macam sambungan adalah sebagai berikut:
1.
2.
Sambungan las
Pengelasan tumpul.
Yang hanya boleh dilas adalah tulangan baja lunak dan baja
sedang.
Pengelasan tidak boleh diadakan dalam jarak 8 x pengenal
batang dari bengkokan.
3.
Sambungan tumpul
16
4.
Syarat-syarat sambungan.
1.
2.
3.
4.
Penyambungan batang tulangan sedapat mungkin harus berselangselang juga penempatan sambungan ditempat-tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin harus dihindarkan.
Penggaris / pinsil
Digunakan untuk menggores / memberi tanda
b.
Palu kayu
Digunakan untuk pemukul dalam kontruksi beton
c.
Siku
17
Meteran
Digunakan sebagai alat pengukur luas suatu kontruksi
e.
Tang
Digunakan sebagai alat penjepit / pemotong kawat dalam kontruksi beton
f.
Kakatua
Digunakan sebagai alat bantu penjepit / pemotong kawat dalam kontruksi
beton
g.
Sekop
h.
Cangkul
i.
Kayu pemadat
j.
Ruskam
k.
Gunting kawat
l.
Ember
m. Ayakan pasir
n.
Jolang
o.
Ember
p.
Bending
q.
Baja penjepit
r.
Penyangga tulangan
2.3.2. Bahan
Bahan bahan yang umum digunakan dalam kerja beton terdiri dari :
a.
Kayu
Sebagai bekisting sebagai pembuatan beton deking
b.
Kawat
Sebagai alat ikat/pengikat
c.
Besi
Sebagai tulangan dalam kontruksi beton
d.
Semen
Sebagai alat pengikat
e.
Pasir
18
f.
Kerikil
g.
Air
h.
Plastik