MAKALAH
KOMUNITAS
Oleh:
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
2.1 Pengertian KIA...........................................................................................
2.2 Tujuan Program KIA..................................................................................2
2.3 Kegiatan dalam Program KIA....................................................................3
2.4 Pengertian KB.............................................................................................3
2.5 Tujuan Program KB....................................................................................4
2.6 Manfaat KB……………………………………………………………….5
2.7 Sasaran Program KB……………………………………………………...6
2.8 Ruang lingkup Program KB………………………………………………7
2.9 Metode KB………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian bayi Indonesia juga telah mengalami kemajuan yang
signifikan dalam upaya penurunan kematian bayi dalam beberapa dekade
terakhir. Pada tahun 1960, Angka Kematian Bayi (AKB) Indonesia adalah
128 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini turun menjadi 68 per 1.000
kelahiran hidup pada 1989, 57 pada 1992 dan 46 pada 1995. Pada dekade
1990-an, ratarata penurunan lima persen per tahun, sedikit lebih tinggi
daripada dekade 1980-an sebesar empat persen per tahun. Walaupun
pencapaian telah begitu menggembirakan, tingkat kematian bayi di
Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara
anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih
tinggi dari Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand.
Berbagai usaha untuk menurunkan AKI telah dilakukan, di antaranya
program Safe Motherhood pada tahun 1988, Gerakan Sayang Ibu pada
tahun 1996, Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman atau Making
Pregnancy Saver (PMS). Selain itu, atas kerjasama POGI, IDAI, IDI, Ikatan
Bidan Indonesia, dan Departemen Kesehatan pada tahun 2002, oleh Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo telah diterbitkan buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Buku ini diharapkan dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh setiap insan kesehatan (bidan, dokter,
dokter spesialis obstetrik dan ginekologi) di seluruh pelosok tanah air.
Tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetri adalah
pendarahan 45%, infeksi 15%, dan hipertensi dalam kehamilan
(preeklampsia) 13%. Sisanya terbagi atas penyebab partus macet, abortus
yang tidak aman, dan penyebab tidak langsung lainnya (SKRT, 1995).
Indonesia berharap dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dari 390
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi dari 69
menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita 97
menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dalam rangka
memenuhi MDGs 2015. Seorang dokter umum sebagai dokter layanan
primer dalam penyelenggaraan kesehatan sudah sepatutnya berpartisipasi
aktif dalam mendukung pencapaian target MDGs 2015 ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan KIA beserta tujuannya?
2. Apakah yang dimaksud dengan KB beserta tujuannya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari KIA beserta tujuannya.
2. Untuk mengetahui maksud dari KB beserta tujuannya.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.6 Manfaat KB
1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
Di Indonesia, ada sekitar 20% insiden kebobolan hamil (kehamilan
yang tidak direncanakan/diinginkan) dari total jumlah kehamilan yang
tercatat pada populasi pasangan menikah. Ini menandakan bahwa akses
informasi dan pengetahuan soal kontrasepsi masih tergolong rendah.
Kehamilan yang tidak direncanakan bisa terjadi pada wanita yang belum
atau sudah pernah hamil tetapi sedang tidak ingin punya anak. Kejadian
ini juga bisa saja terjadi karena waktu kehamilan yang tidak sesuai
dengan yang diinginkan, misalnya jarak usia anak pertama dan kedua
terlalu dekat.
2. Mengurangi resiko aborsi
Kehamilan tidak diinginkan sangat berisiko meningkatkan angka
aborsi ilegal yang bisa berakibat fatal. Sebab pada dasarnya, hukum
Indonesia menyatakan aborsi adalah tindakan ilegal dengan beberapa
pengecualian tertentu. Tindak aborsi sangat diatur ketat dalam UU
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.
3. Menurunkan angka kematian ibu
Merencanakan kapan waktu yang tepat untuk hamil dan punya anak
nyatanya menguntungkan buat kesehatan wanita. Kehamilan yang tidak
diinginkan dan tidak direncanakan dapat memperbesar peluang risiko
berbagai komplikasi kehamilan dan melahirkan, termasuk kematian ibu
4. Mengurangi angka kematian bayi
Wanitayang hamil dan melahirkan di usia dini berisiko lebih tinggi
melahirkan bayi prematur, lahir dengan berat badan rendah, dan
kekurangan gizi. Berbagai laporan bahkan mengatakan bahwa bayi yang
dilahirkan oleh perempuan berusia sangat belia memiliki risiko kematian
dini lebih tinggi daripada ibu yang berusia lebih tua. (dppkbmpd, 2020)