Anda di halaman 1dari 34

PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Direktorat Gizi Dan KIA

Disampaikan pada :
Uji Keterbacaan Pedoman Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan
Seksualitas Remaja

Tangerang Selatan, 16 Juni 2022


Analisa Situasi Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja

UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS


Anak dan
Remaja

INVESTASI
STRATEGIS

23 % Populasi
Penduduk
Indonesia

Anak Usia Sekolah dan Melahirkan Generasi


Menjadi Dewasa yang
Remaja yang Sehat Berikutnya yang Sehat
Sehat dan Produktif
saat ini

Sensus penduduk 2020


PERMENKES NO 25 TAHUN
2014 Tentang SASARAN
Upaya Kesehatan Anak
Anak adalah seseorang yang
sampai berusia 18 Tahun, ± 79.709.147 anak usia
termasuk anak yang masih 0 sd 17 tahun (Profil Anak, 2021)
dalam kandungan
± 83,15% usia 5 sd 17 tahun
Anak Usia Sekolah adalah anak berada di sekolah (Profil Anak, 2021)
umur lebih dari 6 tahun sampai
sebelum berusia 18 tahun

Remaja adalah kelompok usia ± 44,31 Juta Remaja (BPS, 2021)


10 tahun sampai berusia 18
tahun.
STATUS KESEHATAN REPRODUKSI ASFR 15-19 TFR Unmet need
36% (2) 2,4(2) 11% (2)

34.5% Perempuan menikah Proporsi merokok Presentase pria


• Angka Kematian Ibu 305/100.000 KH(1) kawin usia 15-49
usia 20-24 tahun pertama kali menikah pada penduduk
• Angka Kematian Bayi 24/1000 KH(2) tahun menggunakan
pada usia 18 tahun ke bawah(2) umur ≥10 tahun(3)
kontrasepsi(2)
laki-laki: 55,8%
KEK(3) Kondom: 3,1%
7% Perempuan perempuan: 1,9% MOP: 0,2%
• WUS 15-49 th: 31,8%
usia 15-19 tahun
• ibu hamil: 17,3%
sudah menjadi
Faktor risiko HIV
ANEMIA(3) ibu(2)
tertinggi(7): Persentase Infeksi
•pada perempuan: 23,9% LSL: 20% HIV tertinggi7):
•pada Ibu Hamil: 48,9% Penyebab Heteroseksual: 18% usia 25-49 th: 70,7%
Ca Payudara: 30,9% dan Ca Cervix Infertilitas(9) Pengguna NAPZA 20-24 th: 15,6%
Hipertensi (pengukuran) 17,2% dari semua jenis kanker pada • Perempuan: 30% suntik: 1%
pada perempuan: perempuan(8) • Laki-laki: 30%
36,85%(3) • Perempuan dan Rasio HIV pada laki-laki dan perempuan 2:1
348.446 perempuan Ca Prostat: 7,1% dari semua jenis Laki-laki: 30% Rasio AIDS pada laki-laki dan perempuan 4:1
mengalami kekerasan(5) kanker pada laki-laki(8) • Idiopatik: 10% Rasio IMS pada laki-laki dan perempuan(7) 2:1

1 dari 3 perempuan 15-56 thn mengalami kekerasan fisik 17.275 ibu rumah tangga AIDS dan menempati urutan tertinggi kedua
dan/atau seksual oleh pasangan dan selain pasangan(6) (berdasarkan jumlah kumulatif AIDS menurut pekerjaan/status)(7)

Keterbatasan Ketidaksetaraan Gender:


Sosial-Ekonomi Persepsi Budaya Kondisi Geografis
Diskriminasi, Subordinasi, Rentan Mengalami Kekerasan, Peran Ganda

(7) Laporan Perkembangan HIV AIDS dan


(1) (3) (5) (9) POGI-IAUI, 2013
SUPAS 2015 Riskesdas 2018 CATAHU 2018
(4) (6)
PIMS Triwulan III Tahun 2019 (8)
(2) SDKI 2017 Riskesdas 2010 SPHPN 2016 Globocan 2018
Perubahan Perilaku dan Kondisi Lingkungan
Kunci Peningkatan Status Kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang Genetik
dipengaruhi oleh 4 faktor :

✓ Perilaku (30%), Pelayanan Status


Perilaku
✓ Lingkungan (40%) Kesehatan Kesehatan
✓ Pelayanan Kesehatan (20%) dan
✓ Genetik (10%)
Lingkungan

2 Faktor (perilaku dan lingkungan)


dapat ditingkatkan dengan
pembiasaan / intervensi

Dan lebih efektif jika dilakukan


sejak dini → usia sekolah dan
Pembiasaan dan remaja
PESERTA DIDIK
CERDAS, Peningkatan pengetahuan
BERAKHLAK dan keterampilan 80% anak usia sekolah dan remaja
MULIA dan kesehatan di sekolah yang ada di Indonesia berada di
BERPRESTASI (sekolah sehat) sekolah
Remaja Sehat & Bertanggung Jawab

● Sehat secara fisik (tidak tertular penyakit, tidak menyebabkan kehamilan di


usia dini, tidak menyakiti atau merusak kesehatan orang lain)

● Sehat secara psikologi (percaya diri, menguasai informasi kespro, mampu


berkomunikasi, mampu mengambil keputusan dengan mempertimbangkan
resiko dan siap menerima resikonya)

● Sehat secara sosial (mampu mempertimbangkan nilai-nilai sosial yang ada


disekitarnya dan mampu menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang
ada)

Melalui Penerapan Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Sekolah


Masalah Kesehatan Reproduksi Anak Usia Sekolah dan Remaja

UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS


Kehamilan Remaja
•Penyebab utama kematian pada remaja putri usia 15 -19 adalah komplikasi
selama kehamilan dan persalinan serta bunuh diri 1
Kehamilan Remaja •7% wanita usia 15 -19 telah melahirkan anak pertama 2
•ASFR (Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur) 15 - 19 tahun mencapai
36% 2
•Kehamilan remaja adalah penyebab dan konsekuensi dari putus sekolah 3
•Kasus pengguguran pada perempuan usia 10 - 59 tahun sebesar 3,5%

meningkatkan
risiko

Stunting Kematian Ibu Kematian Bayi


1 dari 3 Anak mengalami 1-2 ibu meninggal 13-14 Bayi meninggal
stunting setiap 1 jam setiap 1 jam
4,1% kematian ibu terjadi pada
kehamilan kurang dari 20 minggu
(abortus dan keguguran)

1 TheGlobal Strategy for Women’s, Children,s and Adoloscent’s Health 2016 – 2013, 2 SDKI 2017, 3 Journal of
Maternity Care and Reproductive Health 9
Pencegahan Kehamilan Remaja

Peningkatan Pelibatan peran


Pendidikan orang tua dalam
Kesehatan pengasuhan Peningkatan
Reproduksi Peningkatan remaja program
akses layanan pengembangan
kesehatan kompetensi dan
reproduksi bakat bagi
remaja (PKPR) remaja

KERJA SAMA MULTI SEKTOR


Perkawinan Anak
REGULASI :
❑Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
dengan pasal 7 ayat (1) dinyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan
Perkawinan Anak (1) apabila pihak pria dan wanita mencapai umur 19 (sembilan belas)

❑Pernikahan usia anak dapat dilaksanakan apabila mendapatkan persetujuan


dispensasi kawin dari Pengadilan (Badan Peradilan Agama)

• 1 dari 9 perempuan usia 20 – 24 tahun menikah sebelum usia 18 tahun


(11%) 1
• Prevalensi perempuan usia 20 – 24 tahun menikah sebelum usia 15 tahun
adalah 0,56%
• Setiap penurunan 10 persen perkawinan anak dapat berkontribusi pada
70 persen penurunan angka kematian ibu (AKI) dan penurunan 3 persen
angka kematian bayi (AKB) suatu negara 2

1 Susenas 2018 2The Global Strategy for Women’s, Children,s and Adoloscent’s Health 2016 – 2013, 3 Journal of 11
Faktor Penyebab Perkawinan
Anak
Strategi kemiskinan dan kelangsungan
hidup ekonomi
• Perkawinan anak dinilai sebagai strategi
ekonomi yang dianggap dapat mengurangi
Perkawinan Anak (2) biaya membesarkan anak perempuan
• Kemiskinan menjadi alasan utama
perkawinan anak karena dirasakan
manfaatnya bagi keluarga dan anak
perempuannya

Tradisi dan budaya


• Di masyarakat di mana pernikahan anak
lazim terjadi, ada tekanan sosial yang kuat
pada keluarga untuk menyesuaikan diri.
• Kegagalan untuk menyesuaikan diri
seringkali dapat menyebabkan ejekan,
ketidaksetujuan atau rasa malu keluarga.

Rendahnya Tingkat Pendidikan


• The Global Strategy for Women’s, Children’s
and Adolescent’s Health 2016-2030
menyebutkan bahwa rendahnya Pendidikan
sangat terkait dengan perkawinan anak

12
1 Susenas 2018 2The Global Strategy for Women’s, Children,s and Adoloscent’s Health 2016 – 2013, 3 Journal of
Dampak Perkawinan Anak
Pasangan usia muda
Mayoritas terpapar hubungan seksual
memiliki keterbatasan
akses penggunaan pada usia awal dan sering serta
Perkawinan Anak (3) kontrasepsi serta mengalami kehamilan berulang dan
layanan informasi melahirkan (3 T) sebelum mereka matang
kesehatan reproduksi
secara fisik dan psikologis

Kematian terkait kehamilan merupakan penyebab Kematian bayi dua kali


utama kematian pada anak perempuan berusia lebih tinggi pada bayi
dari ibu yang sangat
15-19. Pada remaja usia di bawah 15 tahun lima kali muda.
lebih berisiko mengalami kematian daripada mereka
yang berusia di atas 20 tahun

INOVASI PENCEGAHAN PERKAWINAN ANAK :


❑ Meningkatkan pemberdayaan anak perempuan dengan
informasi, keterampilan, dan jaringan pendukung
❑ Meningkatan edukasi (mendidik) orang tua dan anggota
masyarakat
❑ Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan formal bagi
anak perempuan
❑ Menawarkan dukungan ekonomi bagi keluarga (khususnya
keluarga dengan kuintil pengeluaran rendah)
13
Kekerasan terhadap Anak
KONDISI SAAT INI: UPAYA:

❑Meningkatnya kasus kekerasan ❑Pelaksanaan pelayanan


Kekerasan terhadap Anak terhadap perempuan dan anak yang KtPA ditingkat Kab/Kota
memerlukan penanganan kesehatan (melibatkan Puskesmas, RS
❑1 dari 10 anak perempuan usia di dan LS terkait)
bawah 20 tahun di dunia (sekitar ❑Penguatan kapasitas bagi
120juta) menjadi korban kekerasan petugas kesehatan dalam
seksual (The Global Strategy for Women’s, Children,s pelayanan KtPA
and Adoloscent’s Health 2016 – 2013 )
❑Peningkatan upaya
❑1 dari 3 perempuan 15 - 56 thn pencegahan praktik P2GP
mengalami kekerasan fisik dan/atau (Pemotongan dan Pelukaan
seksual oleh pasangan dan selain Genitalia Perempuan) /
pasangan (Survei Pengalaman Hidup Perempuan FGM
Nasional, 2016)

❑SDGs Target 5.3 → penghapusan


semua praktik berbahaya, seperti
perkawinan usia anak, perkawinan
dini dan paksa, serta sunat
perempuan
14
HIV-AIDS dan IMS pada Remaja
• Tercatat sebanyak 78,9% remaja yang melakukan hubungan seksual
pada usia kurang dari 18 tahun terinfeksi HIV 1
HIV – AIDS dn IMS
• Jumlah infeksi HIV pada kelompok usia 15 – 19 tahun adalah 3% 2
• 3.8% kasus HIV dan 4.1% AIDS pada usia 5-19 tahun 3

PENCEGAHAN SURVEILANS PENANGANAN KASUS


• Kombinasi pencegahan • Skrining (SPM, Skrining mandiri • Penanganan ODHIV sesuai standar
pada Populasi Kunci dengan Oral Fluid Test/OFT) (arv high potency, less toxicity;
• Sirkumsisi • Testing di faskes Infeksi Menular Seksual, Infeksi
• Profilaksis pra pajanan dan • Notifikasi pasangan dan anak Oportunistik)
Profilaksis pasca pajanan • Early infant diagnosis • penyediaan akses pemantauan
• Pencegahan Penularan Ibu • Pengamatan epidemiologi pengobatan dengan pemeriksaan
ke Anak (pengumpulan, viral load hiv
• pengolahan, analisis, interpretasi, • eliminasi penularan dari ibu ke anak
diseminasi)

PROMOSI KESEHATAN
• Edukasi kesehatan reproduksi
• Edukasi pencegahan penularan dengan penerapan
Intervensi pada remaja :
perilaku aman (ABCD, Abstinace, Be faithful, Condom, 1. Pendidikan kespro di satuan
Dont Use Drugs) Pendidikan
• Pelibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama 2. Konseling PKPR
• Pemanfaatan media cetak/elektronik dan media sosial 3. Posyandu Remaja
dalam menyampaikan pesan kunci edukasi kespro dan
pencegahan penularan
15
Anemia Remaja
• Prevalensi anemia pada usia 15 – 24 tahun : 32% 1
• Prevalensi anemia pada usia 5 – 14 tahun sebesar : 26%
Anemia Remaja • 98% belum minum Tablet Tambah darah (TTD) sesuai standar
✓ 20% merasa tidak perlu
✓ 19% lupa
✓ 9% takut efek samping

Kategori Masalah Prevalensi


Tinggi ≥ 40% Tahun 2022 : akan dilaksanakan
kegiatan skrining Hb pada remaja
Sedang 20-39%
putrI kelas 7 dan 10, untuk
Rendah 5-19 % meningkatkan deteksi dini kasus
dan mendapat penanganan /
rujukan (bila diperlukan)
Pemberian TTD secara
blanket approach Data anemia saat ini diperoleh
dari Survei

1 Riskesdas 2018 16
Kebijakan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja

UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS


SASARAN PEMBANGUNAN PRIORITAS RPJMN IV
2020 - 2024 2020 - 2024

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang


mandiri, maju, adil dan makmur melalui
percepatan pembangunan di berbagai
bidang dengan menekankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di
berbagai wilayah yang didukung oleh SDM
berkualitas dan berdaya saing
Indikator Renstra , Perpres 72 / 2021 dan SPM
Terkait Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja Remaja
Target
No. Indikator Komponen Definisi Operasional
2022 2023 2024
1. Persentase Puskesmas yang Renstra Kemenkes Pembinaan UKS , PKPR , Puskesmas melaksanakan pembinaan ke 70% 80% 90%
melaksanakan pembinaan ke 2020-2024 Model Sekolah/ Madrasah sekolah minimal mencakup 50% (jumlah
sekolah 4 kali setahun Sehat dalam : sekolah SD, SMP, SMA sederajat) di
•Pendidikan Kesehatan wilayah kerjanya sebanyak 4 kali/ tahun
•Pelayanan Kesehatan untuk mengaktifkan trias UKS (pendidikan
•Pembinaan Lingkungan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
sekolah pembinaan lingkungan sehat)
2. Persentase Remaja Puteri Renstra Kemenkes Pemberian dan konsumsi Remaja Puteri bersekolah di tingkat SMP- 54% 75% 90%
mengonsumsi Tablet Tambah 2020-2024 TTD di Sekolah SMP dan SMA atau sederajat mengonsumsi TTD
Darah (TTD) SMA / sederajat (mengandung zat besi setara dengan 60
Perpres mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat) 45% 50% 58%
72/2021tentang Pencatatan –pelaporan secara rutin 1 tablet setiap minggu
Percepatan pemantauan konsumsi minimal 26 tablet dalam setahun
Penurunan Stunting TTD
3 Pelayanan Kesehatan Usia SPM Kab/ Kota Penjaringan kesehatan Setiap anak pada usia pendidikan dasar 100% 100% 100%
Pendidikan Dasar Bidang Kesehatan Pemeriksaan kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar. Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota wajib melakukan
pelayanan kesehatan sesuai standar pada
anak usia pendidikan dasar di dalam dan
luar satuan pendidikan dasar di wilayah
kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
satu tahun ajaran.
Upaya Pelayanan Kesehatan
Anak Usia Sekolah dan Remaja
▪ Pelayanan medis

1. Pelayanan Dalam Gedung


▪ KIE kesehatan
▪ Konseling
▪ PKHS
PKPR ▪ Rujukan

2. Pelayanan Luar Gedung Posyandu Remaja

80% 20% UKBM mendekatkan layanan kesehatan


dilaksanakan dari dan oleh remaja
di sekolah di luar sekolah
PPAM Kespro remaja
Usaha Kesehatan Sekolah Pembinaan kesehatan
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
di Panti/ Lapas
Penerapan kegiatan Trias UKS secara pada situasi bencana
kongkrit di keseharian sekolah Pelayanan kesehatan,KIE kesehatan,
Konseling ,PKHS, Rujukan Saka Bakti Husada
Sekolah/Madrasah sehat Krida Bina Keluarga Sehat memberikan
kecakapan khusus tentang pembinaan
Peningkatan peran tim pembina UKS Keluarga Sehat kepada remaja/pramuka
(4 Kementerian) penggalang dan pendega
652.494 Satuan Pendidikan dari TK/RA hingga
SMA/MA/SMK dan Pesantren
Potensi 73.198.319 Peserta Didik dari TK/RA hingga
Sasaran SMA/MA/SMK dan Pesantren
Intervensi
5.164.120 Tenaga Pendidik dari TK/RA hingga
di Sekolah/ SMA/MA/SMK dan Pesantren
Madrasah/
1.259.662 Tenaga Kependidikan* dari TK/RA hingga
Pesantren SMA/MA/SMK

* Tenaga Kependidikan adalah pengelola


Sasaran Tambahan
satuan pendidikan, penilik, pengawas, ▪ Orang tua/Wali
peneliti, pengembang, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium, ▪ Masyarakat Sekitar Sekolah/ Satuan pendidikan
teknisi sumber belajar, tenaga https://dapo.kemdikbud.go.id
administrasi, psikolog, pekerja sosial, https://emis.kemenag.go.id
terapis, tenaga kebersihan dan https://gtkmadrasah.kemenag.go.id/ 21
keamanan. https://satudata.kemenag.go.id/
Pendidikan Kesehatan Reproduksi dalam Sekolah/ Madrasah Sehat

UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS/M) dan Sekolah / Madrasah Sehat
Tujuan
• Meningkatkan kemampuan
hidup sehat peserta didik
dalam lingkungan sekolah
yang sehat Sekolah/Madrasah Sehat
• Peserta didik dapat tumbuh
dan berkembang secara adalah wujud konkrit dari
harmonis dan optimal
• Sumber Daya Manusia yang Perber 4 pelaksanaan Trias UKS/M
berkualitas, mandiri, dan
berakhlak mulia
MENTERI dan Manajemen UKS/M
Tahun 2014
di setiap jenjang Pendidikan mu
lai dari PAUD, SD/MI, SMP/MTs
, SMA/SMK/MA.

Tim Pembina UKS


Lingkungan Perubahan
tk.Prov/Kab/Kota/Kec
Kondusif Perilaku

SEKOLAH/MADRASAH SEHAT
Target 2020 : 25% 2021 : 35%
Pelayananan 2022 : 45% 2023 : 55% 2024 : 70%
Kesehatan
Kegiatan Dalam Penerapan Trias UKS/M

PENDIDIKAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH

• Pembiasaan PHBS : sanitasi dan • Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan • Pemeliharaan sanitasi sekolah
kebersihan diri berkala (1 tahun sekali, pemeriksaan tanda dan pengelolaan sampah
• Pendidikan gizi seimbang : sarapan vital, gizi mata, THT, gigi mulut, tumbuh
• Pembinaan kantin sehat
bersama, prinsip rendah GGL, kembang, dll untuk tkt SD/MI, SMP/MTs,
menghindari makanan dan minuman SMA/SMK/MA) • Pemanfaatan pekarangan
• Pendidikan kesehatan reproduksi : • Deteksi dini tumbuh kembang • sekolah dengan tanaman obat,
pencegahan IMS dan HIV/AIDS, edukasi (PAUD/TK/RA) sayur, buah, tanaman pengusir
tidak melakukan seks pranikah dan • Imunisasi : Campak/MR, DT, Td, HPV, nyamuk
pernikahan di bawah umur COVID-19 • Pemberantasan sarang
• Peningkatan aktivitas fisik : peregangan
• Suplementasi vitamin A : Bulan Februari nyamuk (PSN) 3M Plus
di antara jam pelajaran
dan Agustus pada anak PAUD
1x/minggu, adanya kader
• Literasi kesehatan : gizi seimbang, • Pemberian TTD : 1 tablet/minggu untuk
pencegahan penyakit menular, tidak Jumantik
rematri SMP, SMA, dan sederajat
menular, dan IMS, dll
• Pemberian obat cacing : 1x/tahun sesuai • Penerapan Kawasan Tanpa
• Pendidikan keterampilan hidup sehat : Rokok (KTR), Kawasan Tanpa
dosis untuk anak SD
• kesehatan mental dan emosional Napza (KTN), Kawasan Tanpa
• P3K dan P3P
• Pembinaan kader kesehatan sekolah : Kekerasan (KTK), Kawasan
• Konseling
Dokcil, Doksan, SBH, konselor sebaya, Tanpa Pornografi (KTP) 9
dll
Penerapan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja
Dalam Sekolah/ Madrasah Sehat

Penerapan Pendidikan Pemanfaatan Jam Literasi


Kespro dan PKHS Kesehatan
✓ Membaca Buku Rapor Kesehatan (Seri
✓Edukasi Kespro dan PKHS melalui Informasi Kesehatan) pada jam literasi
terintegrasi mata pelajaran, permainan kesehatan di kelas → materi terkait
interaktif atau keg. Ektrakulikuler kesehatan reproduksi
✓Media yang dibutuhkan : Modul Kespro ✓ Dilakukan minimal 1 kali seminggu
Guru, Buku Rapor Kesehatan, Buku PKHS

Penerapan Kawasan Tanpa Rokok


Pembinaan Kader
(KTR), Kawasan Tanpa Napza (KTN),
Kesehatan Remaja
✓Kader Kesehatan Sekolah sebagai agen untuk
Kawasan Tanpa Kekerasan (KTK)
menyebarluaskan informasi kesehatan pada teman
sebaya dan perpanjangan tangan Puskesmas untuk ✓ Pembuatan SK oleh Kepala Sekolaj
membantu pelaksanaan Trias UKS di sekolah
✓ Pemberlakukan hukuman bagi warga satuan
✓Pembinaan KKR dilakukan minimal 1 kali dalam
seminggu (dapat menggunakan Buku KIE Kader pendidikan yang melanggar
Kesehatan Remaja)
Modul Pendidikan Kesehatan
80% Reproduksi Remaja bagi Guru
Anak Usia
diberikan oleh guru di Sekolah sebagai diversifikasi
Sekolah dan
Remaja di Dalam kurikulum dan terintegrasi dengan mata pelajaran,
Sekolah
intrakulikuler, ektrakulikiler

20% Modul Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Luar Sekolah


Anak Usia
Sekolah dan diberikan oleh tenaga kesehatan pada saat melaksanakan edukasi kesehatan misal
Remaja di Luar pada saat konseling di Poli PKPR atau saat Posyandu Remaja
Sekolah
Penerapan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja

Guru Siswa

Pembinaan Pembinaan
Pelatihan bagi
Guru
Puskesmas/ Kader Kesehatan
Remaja
Dinas Kesehatan

Rencana Aksi SEKOLAH/ MADRASAH Penrapan di


Guru SEHAT sekolah

1. Literasi kesehatan
2. Penerapan pendidikan
kespro
✓ Intrakurikuler 3. Pembinaan Kader
✓ Ekstrakurikuler Kesehatan Remaja
✓ Co - Kurikuler
Karakteristik Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Peningkatan Pengetahuan, Sikap, Dan Keterampilan
Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Dan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat Di Sekolah/Madrasah

Dit. Gizi dan KIA, 1. Direktorat Guru DikMen


Kementerian Kesehatan BEKERJASAMA dan Diksus
2. Direktorat Guru Dikdas

Terbatas di
PENGUATAN GURU sekolah dan mata
Pelatihan Guru Pendidikan Kespro pelajaran
(Dari modul pendidikan kespro)
Program Kemitraan
Pendidikan
Kesehatan
Reproduksi Remaja
bagi Guru
Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan
Tujuan • Menyinergikan dan mengoptimalkan sumber daya
dalam rangka meningkatkan kompetensi pendidikan
kesehatan reproduksi bagi guru dan kepala sekolah
secara sistematis dan terukur.

• Pengembangan materi kesehatan reproduksi bagi


Ruang Lingkup Guru dan Kepala Sekolah;
• Pelatihan bagi calon instruktur materi kesehatan
reproduksi bagi Guru dan Kepala Sekolah; dan
• Pengembangan perangkat ajar

Sasaran • Guru pada jenjang pendidikan SMP dan SMA yang


mengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam(IPA), Bimbingan Konseling (BK) dan
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan(PJOK).
• Guru tunagrahita di satuan pendidikan khusus.
• Pengelola Program kesehatan usia sekolah dan
Masa Kerjasama : 3 Tahun remaja yang berada di Puskesmas.
• Peningkatan kompetensi dan kinerja guru mengenai
kesehatan reproduksi.
• Terciptanya kondisi saling berbagi pengalaman,
Indikator dialog pemecahan masalah, dan kegiatan peningkatan
Keberhasilan mutu pendidikan kesehatan reproduksi secara terpadu.
Program • Terwujudnya jejaring pengembangan kemampuan
dan kinerja guru mengenai kesehatan reproduksi
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP), dan Musyawarah Guru
Bimbingan Konseling (MGBK).
PENUTUP

UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS


INTEGRASI PENGUATAN
PENDIDIKAN GURU DALAM
KESEHATAN PENDIDIKAN
REPRODUKSI DAN KESEHATAN
PKHS DALAM
PENERAPAN KURIKULUM
REPRODUKSI
DI SEKOLAH
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
KESEHATAN
REPRODUKSI
REMAJA DI INTERVENSI
SEKOLAH KERJASAMA
TERINTEGRASI
LINTAS DALAM SATU
SEKTOR WADAH USAHA
TERKAIT KESEHATAN
SEKOLAH (UKS)

Anda mungkin juga menyukai