Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


“Konsep Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak Di Masyarakat”
Dosen Pembimbing:
RIZKY DWIYANTI YUNITA, S.Psi., S.ST., M.KM
VITA RARANINGRUM, SST., MPH.

Disusun oleh:
1. Lutfi Nuraini (15.401.20.004)
2. Nur Umamah (15.401.20.005)
3. Zolan Prananda (15.401.20.006)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUSTIDA


PRODI D-III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLEMORE-BANYUWANGI
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Konsep
Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak Di Masyarakat”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah “Asuhan Kebidanan
Komunitas”.

Ucapan terima kasih sampaikan kepada KA. Prodi Kebidanan, dosen


pendamping mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas, orang tua kami dan teman-
teman yang secara langsung maupun yang tidak langsung telah mendukung
selesainya makalah ini.

Makalah ini kami susun dengan menggunakan metode pustaka dengan sumber
berupa buku dan dari internet. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari segi susunan maupun isinya. Oleh karena itu, kami
mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
penulisan makalah ini yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Krikilan,15 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

1.1. Latar Belakang...........................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................4

1.3. Tujuan........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6

2.1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.........................................6

2.2. Tujuan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak..............................................7

2.3. Prinsip Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak..........................7

2.4. Pengembangan Wahana/Forum PSM........................................................8

BAB III PENUTUP...................................................................................................23

3.1. Simpulan....................................................................................................23

3.2 Saran...........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan
angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian
neonatal 16 per 1000 kelahiran hidup. Namun sampai saat ini sasaran tersebut belum
tercapai.
Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun2007 Angka kematian
Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup, Angka kematian
Bayi 26,9 kematian/1000 kematian hidup, Angka kematian Balita sebesar 44
kematian/1000 kelahiran hidup, Angka kematian Ibu Hamil dan saat melahirkan
masih mencapai 228/100.000 kelahiran hidup.
Padahal sasaran pembangunan menetapkan 2015 angka tersebut harus ditekan
hingga mencapai 102 kematian/100.000 kelahiran hidup. Oleh sebab itu, program
kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana dilaksanakan secara
berkesinambungan dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI, AKN, AKB, dan
AKBAL.
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah Pengertian dari Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak?
2. Apakah Tujuan dari Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak?
3. Bagaimana Prinsip Pengelolaan dari Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak?
4. Bagaimana cara Pengembangan Wahana/Forum PSM?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yang ada di Masyarakat
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang Pengertian dari
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.

iv
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang Tujuan dari
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang Prinsip Pengelolaan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang cara Pengembangan
Wahana/Forum PSM.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Upaya/Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat
bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek
non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem
tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah),
pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam
pengertian ini
tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat
serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di
taman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua
dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga
mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak,
terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang paling
berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam
keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia
bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutama
ibunya
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia
ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih
bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya

vi
atau menikah dengan orang lain. Seorang ibu tetap berperan dalam kehidupanan
anaknya.

2.2 Tujuan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Tujuan Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal,
bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya .
Sedangkan tujuan khusus pelayanan KIA adalah:
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga,
Posyandu dan sebagainya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita. dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan
Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
2.3 Prinsip dan Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA
diutamakan pada kegiatan pokok:

vii
1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu
yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara terus menerus.
4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1 bulan) dengan
mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
2.4 Pengembangan Wahana/Forum PSM
a. Desa Siaga
1. Pengertian Desa Siaga
Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa siaga
lahir sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia
yang tak kunjung selesai. Tingginya angka kematian ibu dan bayi,
munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru,
merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS,
HIV/AIDS dan flu burung serta belum hilangnya penyakit endemis seperti
diare dan demam berdarah merupakan masalah utama kesehatan di
Indonesia. Bencana alam yang sering menimpa bangsa Indonesia seperti
gunung meletus, tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor dan
kecelakaan massal menambah kompleksitas masalah kesehatan di
Indonesia.
2. Prinsip pengembangan desa siaga yaitu :
a) Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan program
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan upaya
masyarakat yang terorganisir.
b) Desa siaga mengandung makna “kesiapan” dan “kesiagaan” Kesiagaan
masyarakat dapat didorong dengan memberi informasi yang akurat dan
cepat tentang situasi dan masalah-masalah yang mereka hadapi. Prinsip

viii
respons segera. Begitu masyarakat mengetahui adanya suatu masalah,
mereka melalui desa siaga, akan melakukan langkah-langkah yang perlu
dan apabila langkah tersebut tidak cukup, sistem kesehatan akan
memberikan bantuan (termasuk pustu, puskesmas, Dinkes, dan RSUD).
c) Desa siaga adalah “wadah” bagi masyarakat dan sistem pelayanan
kesehatan untuk menyelenggarakan berbagai program kesehatan.
3. Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya
masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan di wilayahnya. Selanjutnya, secara khusus, tujuan
pengembangan desa siaga adalah :
a) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan.
b) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.
c) Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat.
d) Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.
b. Polindes dan Posyandu
Polindes
1. Pengertian
Polindes merupakan salah satu bentuk UKBM( Usaha Kesehatan Bagi
Masyarakat ) yang didirkan masyarakat oleh masyarakat atas dasar
musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk
memberikan pelayanan KIA – KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai
dengan kemampuan Bidan.
2. Tujuan
a) Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA – KB termasuk
pertolongan dan penanganan pada kasus gagal.
b) Meningkatkan pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan
c) Meningkatkan kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan
konseling kesehatan bagi ibu dan keluarganya

ix
d) Meningkatkan pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kesenangan
bidan
3. Fungsi
a) Sebagai tempat pelayanan KIA – KB dan pelayanan kesehatan lainnya
b) Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan
konseling KIA
c) Pusat kegiatan pemberdayan masyarakat
4. Indikator Polindes
a) Fisik
Bangunan polindes tampak bersih, tedak ada sampah berserakan,
lingkungan yang sehat, polindes jauh dari kandang ternak, mempunyai
ruangan yang cukup untuk pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
KIA, mempunyai ruangan untuk pertolongan persalinan, tempat yang
bersih dengan aliran udara/ventilasi yang baik dan terjamin,
mempunyai perabotan dan alat-alat yang memadai untuk pelaksaan
pelayanan.
b) Tempat tinggal bidan di desa
Keberadaan bidan secara terus menerus/menetap menentukan
efektivitas pelayanan, termasuk efektifitas polindes, jarak tempat
tinggal bidan yang menetap di desa dengan polindes akan berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan di polindes, bidan yang tidak tinggal di
desa dianggap tidak mungkin melaksanakan pelayanan pertolongan
persalinan di desa.
c) Pengelolahan polindes
Pengelolahan polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan
sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Criteria
pengelolaan polindes yang baik adalah keterlibatan masyarakat
melalui wadah kemudian dalam menuntukan tariff pelayanan maka
tariff yang ditetapkan secara bersama, diharapkan memberikan
kemudahan kepada masyarakat untuk memnfaatkan polindes sehingga

x
dapat meningkatkan cakupan dan sekaligus dapat memuaskan semua
pihak.
d) Cakupan persalinan
Pemanfaatan pertolongan persalinan merupakan salah satu mata rantai
upaya penigkatan keamanan persalinan, tinggi rendahnya cakupan
persalinan dipengaruhi banyak factor, diantaranya ketersediaan
sumber dana kesehatan termasuk di dalamnya keberadaan polindes
beserta tenaga profesionalnya yaitu bidan di desa, dihitung secara
komulatif selama setahun, meningkatkan cakupan persalinan yang
ditolong di polindes selain berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
ibu hamil sekaligus mencerminkan kemampuan bidan itu sendiri baik
di dalam kemampuan teknis medis maupun di dalam menjalin
hubungan dengan masyarakat.
e) Sarana air bersih
Polindes dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang
dilengkapi dengan MCK, tersedia sumber air PDAM dan dilengkapi
pula dengan SPAL.
f) Kemitraan bidan dan dukun bayi
Merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan
persalinan di polindes, dihitung secara komulatif selama setahun.
g) Dana sehat
Sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat yang
pada gilirannya diharapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat setempat untuk itu perlu
dikembangkan ke seluruh wilayah/kelompok sehingga semua
penduduk terliput dana sehat.
5. Kegiatan – Kegiatan Polindes
a) Memeriksa bumil dan komplikasinya
b) Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang
c) Memberikan pelayanan kesehatan bufas dan ibu menyusui

xi
d) Memberikan pelayan kesehatan neonatal, bayi, balita, anak pra
sekolah dan imunisasi dasar pada bayi
e) Memberikan pelayanan KB
f) Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan
persalinan yang berisiko tinggi baik ibu maupun bayinya
g) Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader
h) Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu
i) Melatih dan membina dukun bayi maupun kader
j) Memberi penyuluhan kesehatan tentang gizi bumildan anak serta
peningkatan penggunaan ASI dan KB
k) Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada
puskesmas setempat.
Posyandu
merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan
status gizi masyarakat ( Rita Yulifah, 2010, Asuhan Kebidanan Komunitas).
Tujuan Posyandu
a) Menurunkan angka kematian ibu dan anak
b) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
c) Mempercepat penerimaan NKKBS
d) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat
e) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
sehingga tercapai peningkatan cakupan palayanan.
f) Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih
teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat.
3. Sasaran
a) Bayi < 1 tahun
b) Anak balita 1 – 5 tahun
c) Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas
d) WUS ( Wanita Usia Subur )

xii
e) kegiatan posyandu
a. Kesehatan Ibu dan Anak KIA
b. Keluarga Berencana KB
c. Imunisasi
d. Peningkatan Gizi
e. Penanggulangan Diare
f. Sanitas Dasar
g. Penyediaan Obat Essensial
h. Pembentukan Posyandu
5. Pembentukan posyandu
a) Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti pos penimbangan
balita, pos imunisasi, pos keluarga berencana, pos kesehatan, pos lainnya yang
berbentuk baru.
b) Persyaratan posyandu
1). Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita
2). Terdiri dari 120 kepala keluarga
3). Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa )
4). Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam 1 kelompok tidak terlalu
jauh.
c) Alasan pendirian posyandu
1). Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya
pencegahan penyakit dan pertolongan pertama pada kecelakaan sekaligus
dengan pelayanan KB
2). Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat
sehingga menimbulkan rasa memiliki masayarakat terhadap upaya dalam
bidang kesehatan dan keluarga berencana.
6. Penyelenggara posyandu
a) Pelaksana kegiatan adalah anggota masyarakat yang telah dilatih
menjadi kader kesehatan setempat di bawah bimbingan puskesmas

xiii
b) Pengelola posyandu adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW
yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal
serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut.
7. Lokasi posyandu
a) Berada ditempat yang mudah didatangi masyarakat
b) Ditentukan oleh msyarakat itu sendiri
c) Dapat merupakan lokal tersendiri
d) Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk,
balai rakyat, pos RT/RW atau poslainnya.
8. Pelayanan posyandu
a) Pelayanan kesehatan yang dijalankan
1) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
2) Penimbangan bulanan
3) PMT yang berat badannya kurang
4) Imunisasi bayi 3 – 14 bulan
5) Pemberian oralit yang menanggulangi diare
6) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
b) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia
subur
1). Pemeriksaan kesehatan umum
2). Pemeriksaan kehamilan dan nifas
3). Pelayanan peniongkaatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil
penambah darah
4). Imunisasi TT unyk ibu hamil
5). Penyuluhan kesehatan dan KB
6). Pemberian alat kontrasepsi KB
7). Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
8). Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
9). Pertolongan pertama pada kecelakaan
9. Sistem Informasi Di Posyandu ( Sistem Lima Meja )

xiv
a) Meja I adalah layanan pendaftaran
b) Meja II adalah layanan penimbangan
c) Meja III adalah tempat kader melakukan pencatatan pada buku KIA
setelah ibu dan balita mendaftar dan di timbang
d) Meja IV adalah tempat diketahuinya BB anak yang naik atau yang
turun, bumil dengan resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB,
penyuluhan kesehatan, Vit. A dll.
e) Meja V adalah tempat pemberian makanan tambahan pada bayi dan
balita yang datang di posyandu

10. Prinsip dasar posyandu


a) Posyandu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan
antara pelayanan profesional dan non profesional
b) Adanya kerja sama lintas program yang baik
c) Kelembagaan masyarakat (pos, desa, kelompok timbang, pos
imunisasi, pos kesehatan,dll)
d) Mempunyai sasaran penduduk yang sama ( bayi 0-1 tahun, anak 1-5
tahun, ibu hamil, PUS )
e) Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan PKMD/PHC.
11. Kategori posyandu
a) Posyandu pratama(warna merah) dengan kriteria posyandu yang
belum mantap, kegiatannya belum rutin tiap bulan, kader aktifnya
terbatas.
b) Posyandu madya (warna kuning) dengan kriteria kegiatannya
>8x/tahun, kader > 5 orang, cakupan program utama (KB, KIA, Gizi,
Imunisasi) rendah yaitu 50 %, kelestarian posyandu baik
c) Posyandu purnama (warna hijau)
d) Poyandu mandiri (warna biru).
c. Kelas Ibu Hamil
1. Pengertian

xv
Tabulin adalah tabungan social yang dilakukan oleh calon pengantin, ibu
hamil dan ibu yang akan hamil maupun oleh masyarakat untuk biaya
pemeriksaankehamilan dan persalinan serta pemeliharaan kesehatan selama
nifas. Penyetoran tabulin dilakukan sekali untuk satu masa kehamilan dan
persalinan ke dalam rekening tabulin.
Tidak semua ibu hamil dapat melahirkan dengan normal. Ibu hamil harus
selalu mewaspadai kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat kehamilan
dan melahirkan. Keluarga ibu hamil perlu menyisihkan sebagian dari
pendapatan untuk pembiayaan selama kehamilan dan kelahiran, salah satu
cara adalah dengan adanya tabungan ibu bersalin ( tabulin ).
Para ibu hamil diberi kotak tabungan yang dikunci dan disimpan oleh bidan.
Tujuan dari Tabulin adalah supaya ibu hamil rajin menabung dan disiplin
memeriksakan diri kebidan. Pada saat ibu hamil periksa kandungan,kotak
tabungan dapat dibukan dan dihitung jumlahnya kemudian dicatat di dalam
buku sesuai dengan jumlah uang yang di simpan.
2. Tujuan
a) Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, pengelola dan masyarakat
tentang tabulin
b) Meningkatkan kemampuan para pengelola dan masyarakat dalam
mengenali masalahpotensi yang ada dan menemukan alternative
pemecahan masalah yang berkaitan dengan ibu hamil dan nifas
c) Meningkatkan kesadaran, kepedulian pengelola dan masyarakat dalam
menggerakkan ibu hamil untuk ANC, persalinan dengan tenaga
kesehatan, PNC, serta penghimpunan dana masyarakat untuk ibu
hamil, bersalin, dan ambulan desa.
d. Kelas Postpartum
1. Pengertian
Kelas ibu nifas merupakan diskusi kelas yang berguna dalam menfasilitasi
diskusidalam kelompok pasca kelahiran. Kelas ibu nifas ini berkaitan dengan
peningkatan pengetahuan pada ibu nifas, ketika pengetahuan baik maka ibu

xvi
nifasakan memenuhi gizi maksimal. Gizi sangat diperlukan oleh ibu nifas
karena gizidapat mempengaruhi produksi ASI, pemulihan masa nifas, serta
pengaruh lainnyaterhadap keberlangsungan ibu nifas tersebut.
2. Tujuan Kelas Post Partum
a) Terjadinya interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta(ibu nifas
dengan ibu nifas) dan antara ibu nifasdenganpetugas kesehatan/bidan.
b) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibunifastentang masa
nifas, perubahan tubuh dan keluhan(apakahkehamilan tubuh,
perubahan tubuh selamamasanifas,keluhan umum saat masa nifas dan
mengatasinya, apasajayang perlu dilakukan ibu masa nifas dan
pengaturan gizi).
c) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang
perawatan nifas (apa sajayang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui ekslusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas,tanda-
tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
d) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu nifas tentang KB
pasca persalinan.
e) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu masa nifas tentang
mitos kepercataan/adatistiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak.
f) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang
perawatan payudara, manfaatsenam nifas, dan asi Eksklusif pada ibu
nifasg. Meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya
yangkemungkinan terjadi pada ibu masa postpartum (masa nifas)
e. Kelas Ibu Balita
1. Pengertian Kelas Ibu Balita
Kelas Ibu Balita adalah kelas dimana para ibu yang mempunyai anak berusia
antara 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat, tukar
pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi

xvii
pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing oleh fasilitator, dalam hal ini
digunakan Buku KIA.
2. Tujuan Kelas Ibu Balita
Tujuan Umum:
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan
menggunakan Buku KIA dalam mewujudkan tumbuh kembang Balita
yang optimal.
Tujuan Khusus :
1) Meningkatkan kesadaran pemberian ASI secara eksklusif
2) Meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya Imunisasi pada bayi
3) Meningkatkan keterampilan ibu dalam pemberian MP-ASI dan gizi seimbang
kepada Balita
4) Meningkatkan kemampuan ibu memantau pertumbuhan dan melaksanakan
stimulasi perkembangan Balita
5) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi Balita dan mencuci
tangan yang benar
6) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit terbanyak, cara pencegahan
dan perawatan Balita Kelas Ibu Balita diselenggarakan secara partisipatif: artinya
para ibu tidak diposisikan hanya menerima informasi karena posisi pasif
cenderung
tidak efektif dalam merubah prilaku. Oleh sebab itu Kelas Ibu Balita dirancang
dengan metode belajar partisipatoris dimana para ibu tidak dipandang sebagai
murid, melainkan sebagai warga belajar. Dalam prakteknya para ibu didorong
untuk belajar dari pengalaman sesama, sementara fasilitator berperan sebagai
pengarah kepada pengetahuan yang benar. Fasilitator bukanlah guru atau dosen
yang mengajari, namun dalam lingkup terbatas ia dapat menjadi sumber belajar.
3. Kegiatan Kelas Ibu Balita
A. Persiapan Kegiatan
Kelas Ibu Balita dirancang untuk dilaksanakan di seluruh wilayah Provinsi.
Mengingat luasnya wilayah cakupan, kegiatan ini perlu dipersiapkan sedemikian

xviii
rupa sebelum dilaksanakan di seluruh daerah. Langkah penting pertama adalah
menginformasikan tentang organisasi pelaksana yang menyangkut posisi
penanggungjawab, keterlibatan aparat pemerintah tingkat provinsi/kabupaten/kota
serta lintas program, lintas sektor dan masyarakat, sebagai berikut:
i. Kelas Ibu Balita bukanlah program baru, tetapi merupakan kegiatan lanjutan
untuk membahas Buku KIA pada ibu Balita. Kegiatan Kelas Ibu Balita
terintegrasi dengan kegiatan lainnya yang ada di lapangan seperti PAUD,
BKB, Posyandu dll.
ii. Tim provinsi/kabupaten/kota secara bersama-sama bertugas memproduksi
rancangan program, melaksanakan supervisi, monitoringevaluasi dan
merencanakan pengembangan.
iii. Keterlibatan lintas program, lintas sektor dan masyarakat lokal terlihat dari
adanya sinergi dengan program-program yang telah ada. Kelas Ibu Balita
dilaksanakan sejalan dengan kegiatan Posyandu, Puskesmas, PAUD dengan
melibatkan pemerintah desa/kelurahan dan kecamatan. Dengan demikian
Kelas Ibu Balita diposisikan sebagai kegiatan bersama untuk kepentingan
bersama.
Kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam Persiapan Kegiatan
adalah:
1. Pertemuan Persiapan
Pertemuan ini bertujuan untuk mensosialisasikan serta menyamakan persepsi
diantara para stakeholders (aparatur Dinas, Puskesmas, Posyandu, dan tokoh
masyarakat) tentang Kelas Ibu Balita, diakhiri dengan membuat kesepakatan-
kesepakatan, antara lain tentang kriteria sasaran/peserta, fasilitator/narasumber
dan sebagainya. Hasil dari pertemuan ini adalah kebijakan yang diberlakukan
ditingkat
provinsi.
a. Peserta
Peserta Kelas Ibu Balita adalah kelompok belajar ibu-ibu yang mempunyai anak
usia antara 0 – 5 tahun dengan pengelompokan 0-1 tahun, 1-2 tahun, 2-5 tahun.

xix
Peserta kelompok belajar terbatas, paling banyak 15 orang. Proses belajar dibantu
oleh seorangfasilitator yang memahami bagaimana teknis pelaksanaan Kelas Ibu
Balita.
b. Fasilitator dan narasumber
Fasilitator Kelas Ibu Balita adalah bidan/perawat/tenaga kesehatan lainnya yang
telah mendapat pelatihan fasilitator Kelas Ibu Balita atau melalui on the job
training. Dalam pelaksanaan Kelas Ibu Balita fasilitator bisa minta bantuan
narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu. Narasumber adalah
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian bidang tertentu, misalnya dibidang
gizi, gigi, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), penyakit menular, dsb.
2. Pengkajian Kebutuhan/Data Dasar
Sebaiknya sebelum kelompok Kelas Ibu Balita dimulai terlebih dahulu
dilaksanakan musyawarah masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan
Balita.
4. Pelaksanaan Kelas Ibu Balita
1. Persiapan
Pelaksanaan Kelas Ibu Balita adalah kegiatan yang harus dipersiapkan sebaik
mungkin. Persiapan ini dilaksanakan dalam ruang lingkup yang lebih kecil
(kecamatan/desa/kelurahan) dengan melibatkan sejumlah unsur lokal seperti
Poskesdes/Polindes/Puskesmas, bidan, kader Posyandu, dan tokoh masyarakat,
PKK, Guru TK. Poin paling penting dari pertemuan awal adalah mendapatkan
dukungan penuh dari segenap pihak, terutama sekali camat, kepala desa dan lurah
berupa tenaga, fasilitas maupun finansial.
Persiapan pelaksanaan Kelas Ibu Balita meliputi:
a) Identifikasi sasaran
Penyelenggara Kelas Ibu Balita perlu mempunyai data sasaran jumlah
ibu yang mempunyai balita antara 0 sampai 5 tahun dan kemudian
mengelompokannya jadi kelompok usia 0-1 tahun, 1-2 tahun, dan 2-5
tahun. Data dapat diperoleh dari Sistem informasi Posyandu,
Puskesmas atau dikumpulkan atas kerjasama dengan Dasawisma.

xx
b) Mempersiapkan tempat dan sarana belajar
Tempat kegiatan adalah tempat yang disediakan oleh pemerintahan
setempat (camat/desa/lurah). Tempat belajar sebaiknya tidak terlalu
jauh dari rumah warga belajar. Sarana belajar mencakup kursi, tikar,
karpet, alat peraga dan alat-alat praktek/demo. Jika peralatan
membutuhkan listrik perlu diperhatikan apakah tempat belajar
mempunyai aliran listrik. Oleh karena ibu-ibu membutuhkan
konsentrasi untuk mengikuti setiap materi, gangguan yang ditimbulkan
bayi perlu diatasi dengan menyediakan ruangan untuk bayi bermain.
Sebaiknya ibu-ibu peserta dianjurkan datang dengan suami atau
kerabat yang dapat mengasuh bayi/anak saat ibu mengikuti kelas. Di
ruang bermain bayi perlu disediakan mainan sesuai usia. Hindarkan
penggunaan mainan yang menimbulkan bunyi supaya tidak
mengganggu kegiatan Kelas Ibu Balita.
c) Mempersiapkan materi
Persiapan materi mencakup pembuatan jadwal belajar yang terdiri dari
jam, topik/materi, nama fasilitator dan daftar alat bantu (flip
chart/lembar balik, kertas plano, spidol, kartu metaplan, dsb.) untuk
setiap materi.
d) Mengundang ibu yang mempunyai anak berusia antara 0 – 5 tahun
Undangan disampaikan secara lisan maupun tertulis. Pastikan apakah
undangan sudah sampai kepada sasaran.
e) Mempersiapkan tim fasilitator dan narasumber
Menyusun pembagian kerja diantara fasilitator dan narasumber.
Pembagian ini akan terlihat dalam jadwal belajar.
f) Menyusun rencana anggaran
Anggaran perlu ditata dengan baik, termasuk rancangan pelaporannya.
Perlu juga dipastikan apakah ada bantuan keuangan dari pihak ketiga.
f. P4K
1. Pengertian

xxi
P4K yaitu Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan sebagai upaya
untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarga tentang
Kehamilan berisiko; Bahaya kehamilan; Ajakan pada ibu, suami dan keluarga
untuk merencanakan persalinan.
2. Tujuan P4K
Tujuan P4K antara lain Suami, keluarga dan masyarakat paham tentang
bahaya persalinan; Adanya rencana persalinan yang aman; Adanya rencana
kontrasepsi yang akan di pakai; Adanya dukungan masyarakat, Toma, kader,
dukung untuk ikut KB pasca persalinan; Adanya dukungan sukarela dalam
persiapan biaya, transportasi, donor darah; Memantapkan kerjasama antara
bidan, dukun bayi dan kader.
Penyebab utama kematian ibu adalah Perdarahan, Eklamsia dan Infeksi.
Angka Kematian Ibu di Indonesia berdasarkan SDKI 2002.
Faktor Risiko/ Bahaya di kategorikan menjadi 3 yaitu :

Faktor Risiko I/ Bahaya I (Ada potensi resiko/gawat)


1. Terlalu muda hamil pertama (<20thn)
2. Terlalu tua hamil pertama ( >35 thn)
3. Terlalu cepat punya anak ( < 2thn)
4. Terlalu lama punya anak ( > 10thn)
5. Terlalu banyak punya anak ( > 4 )
6. terlalu Pendek ( TB < 145 cm )
7. Riwayat obstetri jelek
8. Melahirkan dengan vakum
9. Pernah melahirkan dengan uteri di rogoh
10. Pernah melahirkan dengan Caesar (bedah perut)
Faktor Risiko II/ Bahaya II (Ada resiko/gawat/tanda bahaya)
1. Anemi
2. Malaria
3. Tubercolusis

xxii
4. Keracunan Kehamilan
5. Hamil kembar
6. Kembar air
7. Janin mati dalam kandungan
8. Hamil lebih bulan
9. Letak sungsang,letak lintang
Faktor Risiko III/ Risiko Tinggi (Ada gawat darurat)
1. Perdarahan
2. Eklampsia (kejang).

BAB III
PENUTUP

3.3 Kesimpulan

Upaya/Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah. Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak
(KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan.
3.2 Saran

Mahasiswa kebidanan harus mengetahui tentang pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
yang ada di Masyarakat yang telah di cantumkan dalam makalah tersebut.

xxiii
DAFTAR PUSTAKA
Karwati, SST,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan V ( Kebidanan Komunitas). Jakarta:
Trans Info Media.
Veradilla, Dkk. 2021. BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS. Banten:
Yayasan Pendidikan dan Sosial Indonesia Maju (YPSIM).
Fendy Goo: MAKALAH PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (Diakses
pada tanggal 15 September 2022, Pukul 12.45 WIB).

xxiv

Anda mungkin juga menyukai