Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KELAS IBU HAMIL DAN KELAS IBU BALITA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebidanan Komunitas
Di Program Studi D III Kebidanan Tasikmalaya

Disusun oleh,

Kelompok : 3
Anggota : 1. Rahayu Bunga Piani (P20624118022)
2. Selvi Septiani (P20624118032)
3. Siti Nur Choerunnisa (P20624118034)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Kelas Ibu Hamil
dan Kelas Ibu Balita.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui informasi pada Kelas


Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita mata kuliah asuhan kebidanan komunitas.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Tasikmalaya, Februari 2020

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelas Ibu Hamil......................................................................4
2.2 Tujuan Kelas Ibu Hamil............................................................................4
2.3 Sasaran Kelas Ibu Hamil...........................................................................6
2.4 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil....................................................................6
2.5 Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil....................................................8
2.6 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kelas Ibu Hamil..............................9
2.7 Pengertian Kelas Ibu Balita.....................................................................16
2.8 Tujuan Kelas Ibu Balita..........................................................................16
2.9 Pelaksanaan Kegiatan Kelas Ibu Balita...................................................20
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ................................................................................................22
3.2 Saran .......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak telah
menjadi prioritas utama dari pemerintah sebelum Millenium Development Goal's
(MDG’s) 2015 ditetapkan. Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) merupakan salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI
dan AKB juga mengindikasikan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan,
kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat,
kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh
akses terhadap pelayanan kesehatan.
Angka Kematian Ibu (AKI) di berbagai wilayah di Indonesia cukup beragam.
Ada kabupaten yang sudah bagus tetapi ada yang jauh dari harapan, tergantung
kondisi geografis, tingkat kemiskinan, daerah konflik dan sebagainya. Dewasa ini
penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya masih banyak dilakukan
melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada waktu ibu
memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu. Kegiatan
penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun
memiliki kelemahan antara lain:
• Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang
dialami saat konsultasi
• Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang
diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja
• Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan
secara lintas sektor dan lintas program
• Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode
pembelajaran kelas ibu hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan
materi Buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi
dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan. Kegiatan
kelompok belajar ini diberi nama KELAS IBU HAMIL.

1
KIH (Kelas Ibu Hamil) atau Antenatal Class merupakan salah satu program
kesehatan yang diharapkan turut berperan dalam menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat kehamilan, persalinan dan nifas. KIH merupakan sarana belajar
bersama yang perlu diikuti oleh ibu hamil agar memperoleh pengetahuan yang
cukup sehingga dapat mencegah komplikasi dan meningkatkan cakupan K1, K4
serta melakukan persalinan pada tenaga kesehatan
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10
orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar
pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan
sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Kelas Ibu Hamil?
2. Apa tujuan kelas ibu hamil?
3. Siapakah pihak yang menjadi sasaran Kelas Ibu Hamil?
4. Bagaimana pelaksanaan Kelas Ibu Hamil?
5. Bagaimana kegiatan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil?
6. Bagaimana monitoring dan evaluasi kelas ibu hamil?
7. Apa Pengertian Kelas Ibu Balita?
8. Apa Tujuan Kelas Ibu Balita?
9. Bagaimana Kegiatan Kelas Ibu Balita?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini ialah untuk:
1. Memahami pengertian Kelas Ibu Hamil
2. Mengetahui apa tujuan kelas ibu hamil
3. Mengetahui pihak yang menjadi sasaran Kelas Ibu Hamil
4. Mengetahui tentang pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
5. Mengetahui tentang kegiatan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
6. Mengetahui cara monitoring dan evaluasi kelas ibu hamil
7. Mengetahui Pengertian Kelas Ibu Balita
8. Mengetahui Tujuan Kelas Ibu Balita

2
9. Mengetahui bagaimana Kegiatan Kelas Ibu Balita

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan :
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan pemaparan
pemikiran tentang informasi evidence based pada asuhan persalinan.
2. Pembaca, sebagai media informasi perkembangan pengetahuan tentang
informasi evidence based pada asuhan persalinan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Kelas ibu hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam bentuk kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu ibu mengenai
kehamilan, persalinan, nifas, kb pasca persalinan, pencegahan komplikasi,
peraatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik\senam ibu hamil.
Dewasa ini penyuluhan kesehatan ibu dan anak pada umumnya masih banyak
dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada
aktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu.kegiatan
penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun
memiliki kelemahan. Untuk mengatasi kelemahan kelemahan, direncanakan
metode pembelajaran kelas ibu hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah
pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu ibu hamil atau suami, keluarga
dan petugas kesehatan. Kegiatan kelompok belajar ini disebut KELAS IBU
HAMIL.
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu ibu hamil dengan jumlah peserta
maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan
tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan
sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadal dan berkesinambungan. Kelas
ibu hamil difasilitasi oleh bidan atau tenaga kesehatan dengan menggunakan paket
kelas ibu hami yaitu buku KIA, flip chart (lembar balik), pedoman pelaksanaan
kelas ibu hamil, dan pegangan fasilitator kelas ibu hamil.
2.2 Tujuan kelas ibu hamil
A. Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan prilaku ibu agar
memahami tentang pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin sehat,
persalinan aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat, pencegahan

4
penyakit fisik dan jiwa, gangguan gizi dan komplikasi kehamilan,
persalinan, dan nifas ibu agar ibu dan bayi sehat, peraatan bayi baru lahir
agar tumbuh kembang optimal, serta aktivitas fisik ibu hamil.
B. Tujuan khusus
1. Terjadinya interaksi dan berbagai pengalaman antara peserta (ibu
hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas
kesehatan/bidan tentang (1) pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin
sehat, (2) persalinan aman, (3) nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat,
pencegahan penyakit fisik dan jiwa, gangguan gizi dan komplikasi
kehamilan, persalinan, dan nifas ibu agar ibu dan bayi sehat, (4)
perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal, serta (5)
aktivitas fisik ibu hamil.
2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
a. Pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin sehat (apakah
kehamilan itu?, tanda kehamilan, keluhan sering dialami,
perubahan fisik, perubahan emosional, pemeriksaan kehamilan,
pelayanan kesehatan pada ibu hamil, menjaga ibu hamil sehat dan
janin sehat-cerdas, hal hal yang harus dihindari oleh ibu selama
hamil, mitos atau tabu, dan persiapan menghadapi persalinan.
b. Persalinana aman, nifas nyaman, ibu selamat, bayi sehat (tanda
tanda awal persalinan, tanda tanda persalinan, proses persalinan,
inisiasi menyusui dini, kb pasca persalinan, pelayanan nifas,
menjaga ibu bersalin dan nifas serta bayi sehat, hal hal yang harus
dihindari ibu bersalin dan nifas, mitos)
c. Pencegahan penyakit, komplikasi kehamilan agar ibu dan bayi
sehat (penyakit malaria, gejala dan akibatnya, cara penularan, cara
pencegahan malaria, infeksi menular seksual, gejala umum, HIV
virus penyebab AIDS, cara pencegahan HIV AIDS, kurang energi
kronik KEK, anemia, tanda bahaya kehamilan, tanda bahaya pada
persalinan, tanda bahaya dan penyakit ibu nifas, sindroma paska
melahirkan)

5
d. Peraatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal, (tanda bayi
lahir sehat, peratan bayi baru lahir, pelayanan neonatus, tanda
bahaya bayi baru lahir, cacat baaan, perawatan metode kangguru,
posisi dan perletakan menyusui yang benar, pemberian imunisasi,
menjaga bayi agar sehat, hal hal yang harus dihindari, mitos, dan
akte kelahiran)
e. Aktivitas fisik ibu hamil
2.3 Sasaran kelas ibu hamil
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya semua ibu hamil yang ada di wilayah
tersebut. Jumlah peserta ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas.
Diharapkan suami atau keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga
dapat mengikuti berbagai materi penting, misalnya materi tentang tanda
bahaya serta persiapan persalinan atau materi lainnya. Selain itu dalam
pelaksanaan dapt melibatkan 1 orang kader dan dukun yang ada di wilayah
kerja pada setiap kelas ibu hamil. .
2.4 Pelaksanaan kelas ibu hamil
Penyelenggara kelas ibu hamil dapat dilaksanakan oleh pemerintah,
swasta, LSM dan masyarakat.
1. Fungsi dan Peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas)
Pelaksanaan kelas ibu hamil dikembangkan sesuai dengan fungsi dan
peran pada masing-masing level yaitu : Provinsi, Kabupaten dan
Puskesmas.
Provinsi :
1) Menyiapkan tenaga pelatih
2) Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana dan prasarana)
3) Monitoring dan evaluasi.
Kabupaten :
1) Menyiapkan tenaga fasilitator kelas ibu hamil
2) Bertanggung jawab atas terlaksananya kelas ibu hamil (dana, sarana
dan prasarana)
3) Monitoring dan evaluasi.

6
Puskesmas :
1) Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir
pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.
2) Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas
ibu hamil (identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stake holder,
fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi dan pelaporan)
2. Fasilitator dan Nara Sumber
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah
mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu hamil (atau melalui on the job
training) dan setelah itu diperbolehkan untuk melaksanakan fasilitasi kelas
ibu hamil. Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil fasilitator dapat meminta
bantuan narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu.
Narasumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dibidang
tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil.
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil
adalah :
1) Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 m x
5 m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup
2) Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada o Buku
KIA
3) Lembar Balik kelas ibu hamil
4) Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil
5) Buku pegangan fasilitator
6) Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll) jika
ada
7) Tikar/Karpet
8) Bantal, kursi(jika ada)
9) Buku senam hamil/CD senam hamil(jika ada)
Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut diatas, namun
apabila tidak ada ruangan khusus, dimanapun tempatnya bisa dilaksanakan

7
sesuai kesepakatan antara ibu hamil dan fasilitator. Sedangkan kegiatan
lainnya seperti senam hamil hanya merupakan materi tambahan bukan
yang utama.
2.5 Tahapan pelaksanaan kelas ibu hamil
Beberapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil:
1. Pelatihan bagi pelatih
Pelatihan bagi pelatih dipersiapkan untuk melatih bagi para fasilitator
ditempat pelaksanaan kelas ibu, baik di tingkat kabupaten, Kecamatan
sampai ke desa. Peserta TOT adalah bidan atau petugas kesehatan yang
sudah mengikuti sosialisasi tentang Buku KIA dan mengikuti pelatihan
fasilitator. Kegiatan TOT bertujuan untuk mencetak para fasilitator dan
selanjutnya fasilitator akan mampu melaksanakan serta mengembangkan
pelaksanaan kelas ibu hamil. Pelatihan bagi pelatih dilakukan secara
berjenjang dari tingkat provinsi ke tingkat Kabupaten/Kota.
2. Pelatihan bagi fasilitator
Pelatihan fasilitator dipersiapkan untuk melaksanakan kelas ibu hamil.
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah
mendapatkan pelatihan fasilitator kelas ibu hamil atau on the job training.
Bagi bidan atau petugas kesehatan ini, boleh melaksanakan pengembangan
kelas ibu hamil di wilayah kerjanya. Untuk mencapai hasil yang optimal
dalam memfasilitasi kelas ibu hamil, fasilitator hendaknya menguasai
materi yang akan disajikan baik materi medis maupun non medis.
Beberapa materi non medis berikut akan membantu Kemampuan
fasilitator dalam pelaksanaan kelas ibu hamildiantaranya :
1) Komunikasi interaktif
2) Presentasi yang baik
3) Menciptakan suasana yang kondusif
4) Penjelasan materi, lihat pegangan fasilitator.
3. Sosialisasi kelas ibu hamil pada Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan
Stakeholder

8
Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan
stakeholder sebelum kelas ibu hamil dilaksanakan sangat penting. Melalui
kegiatan sosialisasi ini diharapkan semua unsur masyarakat dapat
memberikan respon dan dukungan sehingga kelas ibu hamil dapat
dikembangkan dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Materi
sosialisasi antara lain :
1. Buku KIA
2. Apa itu kelas ibu hamil ?
3. Tujuan Pelaksanaan kelas ibu hamil
4. Manfaat kelas ibu hamil
5. Peran Tokoh agama.
Peran apa saja yang dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh
agama dan stakeholder untuk mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil,
misalnya :
- memotivasi ibu hamil dan keluarganya agar mau mengikuti kelas ibu
hamil
- memberikan informasi tentang kelas ibu hamil pada masyarakat
khususnya keluarga ibu hamil atau memberikan dukungan fasilitas bagi
kelas ibu hamil dan lain-lain.
Pelaksanaan kelas ibu hamil
Pelaksanaan pertemuan kelas ibu hamil dilakukan sesuai dengan
kesepakatan antara bidan/petugas kesehatan dengan peserta/ibu hamil,
dengan tahapan pelaksanaan. (Terlampir Jadwal pelaksanaan kelas ibu
hamil). Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 4 kali pertemuan selama
hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta

2.6 Monitoring, evaluasi dan pelaporan kelas ibu hamil


1 Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan
pencapaian, serta masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil
monitoring dapat dijadikaan bahan acuan untuk perbaikan dan

9
pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya. Kegiatan monitoring
dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa ,
Kecamatan, Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Monitoring di tingkat Provinsi
dan Kabupaten/Kota dilakukan minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali. Hal-
hal yang perlu dimonitor :
1) Peserta (keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan
bertanya)
2) Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar)
3) Fasilitator (persiapan, penyampaian materi, penggunaan alat bantu,
membangun suasana belajar aktif)
4) Waktu (mulai tepat waktu, efektif )
2 Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif
maupun negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari
hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna
melakukan perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya.
Evaluasi oleh pelaksana (Bidan/koordinator bidan) dilakukan pada setiap
selesai pertemuan kelas ibu. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas
Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama sama misalnya 1
kali setahun.
3 Pelaporan
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu
hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu
hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga dijadikan sebagai bahan
informasi san pembelajaran bagi pihal yang berkepentingan pelaporan
disusun pada setiap selesai melaksanakan kelas ibu hamil.
Isi laporan minimal memuat tentang:
1) Waktu pelaksanaan
2) Jumlah peserta
3) Proses pertemuan
4) Masalah dan hasil pencapaian pelaksanaan

10
5) Hasil evaluasi
Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan atau
tenaga kesehatan pelaksana kelas ibu hamil ke puskesmas, Dinas
Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi, Kementrian Kesehatan.
Pelaporan oleh bidan atau pelaksana pertemuan kelas ibu hamil dilakukan
setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan kelas ibu hamil,
kabupaten, dan provinsi. Pelaporan disusun setiap 3 (tiga) bulan sekali dan
laporan tahunan.
Pendekatan kelas ibu hamil
Penjelasan dari uraian materi pertemuan kelas ibu hamil dari pertemuan I
s/d IV dapat dilihat pada pegangan fasilitator, buku KIA, lembar balik, CD
aktivitas fisik atau senam hamil dan buku senam hamil.
1. Kelas ibuhamil dilaksanakan dengan menggunakan prinsip belajar
orang deasa.
2. Bidan di desa memfokuskan pembelajaran pada upaya peningkatan
pengetahuna dan keterampilan ibu hamil dengan menggunakan lembar
balik, KB kit, food model, boneka bayi dll.
3. Sesuai dengan pendekatan BOD, metode yang digunakan adalah
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi dan praktek
d. Curah pendapat
e. Penugasan (peserta ditugaskan membaca buku KIA, dll)
f. Simulasi
4. Pada awal pertemuan dimulai dengan pengenalan kelas ibu hamil dan
perkenalan sesama peserta dan fasilitator. Gunakan label nama untuk
peserta dan fasilitator.
5. Setiap penggantian sesi sebaiknya diselingi dengan permainan untuk
penyegaran.

11
CONTOH JADWAL PERTEMUAN, MATERI, METODE DAN ALAT
BANTU:
Contoh Jadwal Pertemuan I:
Pertemuan I
MATERI METODE WAKTU ALAT BANTU
I. Penjelasan umum kelas ibu hamil Ceramah 10 menit Buku KIA
dan perkenalan peserta
10 menit Flip chart
II. Curah pendapat tentang materi Tanya jawab
pertemuan I
75 menit Buku KIA, lembar
III. Materi kelas ibu hamil Tanya jawab,
balik, food model,
Pemeriksaan kehamilan agar ibu dan ceramah,
contoh makanan,
janin sehat demonstrasi
stiker P4K, dll
 Apakah kehamilan itu? dan praktek
 Tanda kehamilan
 Keluhan yang sering dialami ibu
hamil
 Perubahan fisik ibu hamil Tanya jawab
ceramah
 Perubahan emosional ibu hamil
Praktek
 Pemeriksanaan kehamilan
 Pelayanan kesehatan pada ibu
hamil
 Menjaga ibu hamil sehat dan
janin sehat cerdas
 Hal hal yang harus dihindari oleh
ibu selama hamil
 Mitos atau tabu
 Persiapan menghadapi persalinan
10 menit Kuisioner
IV. Evaluasi harian ke I materi
pertemuan I (Peningkatan
pengetahuan) 5 menit Buku KIA
V. kesimpulan 15-20 menit Tikar atau karpet,
VII. aktivitas fisik atau senam ibu bantal,CD/buku
hamil (lembar balik materi 5 ) senam hamil jika
setelah penyampaian materi ada.
selesai.

(suami atau keluarga dilibatkan


dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil)
Pertemuan II

12
MATERI METODE WAKTU ALAT BANTU
I. Penjelasan umum kelas ibu hamil Ceramah 10 menit Buku KIA
dan perkenalan peserta
10 menit Flip chart
II. Curah pendapat tentang materi Tanya jawab
pertemuan I
75 menit Buku KIA, lembar
III Materi kelas ibu hamil Tanya jawab,
balik, food model,
Persalinan aman, nifas ceramah,
contoh makanan,
nyaman, ibu selamat, bayi demonstrasi
stiker P4K, dll
sehat. dan praktek
 Tanda tanda awal persalinan
 Tanda tanda persalinan
 Proses persalinan
 Inisiasi menyusui dini
 Kb paska persalinan
 Pelayanan nifas
 Menjaga ibu bersalin dan nifas
serta bayi sehat
 Hal hal yang harus dihindari ibu
bersalin dan nifas
10 menit Kuisioner
 mitos
Tanya jawab
IV. Evaluasi harian ke I materi
pertemuan I (Peningkatan 5 menit Buku KIA
pengetahuan) 15-20 menit Tikar atau karpet,
ceramah
V. kesimpulan bantal,CD/buku
Praktek
VI. aktivitas fisik atau senam ibu senam hamil jika
hamil (lembar balik materi 5 ) ada.
setelah penyampaian materi
selesai.

(suami atau keluarga dilibatkan


dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil)

Pertemuan III
MATERI METODE WAKTU ALAT BANTU

13
I. Penjelasan umum kelas ibu hamil Ceramah 10 menit Buku KIA
dan perkenalan peserta
10 menit Flip chart
II. Curah pendapat tentang materi Tanya jawab
pertemuan I
75 menit Buku KIA, lembar
III Materi kelas ibu hamil Tanya jawab,
balik, food model,
Pencegahan penyakit, komplikasi ceramah,
contoh makanan,
kehamilan, persalinan dan nifas demonstrasi
stiker P4K, dll
agar ibu dan bayi sehat. dan praktek
 Penyakit malaria gejala dan
akibatnya
 Cara penularan malaria
 Cara pencegahan malaria Tanya jawab

 Infeksi menular seksual ceramah


Praktek
 Hiv virus penyebab AIDS
 Cara pencegahan HIV,AIDS
pada ibu hamil
 Kurang energi kronik
 Anemia
 Tanda bahaya pada kehamilan
 Tanda bahaya pada persalinan
 Tanda bahaya dan penyakit ibu
nifas
10 menit Kuisioner
 Sindroma pasca melahirkan
IV. Evaluasi harian I materi
pertemuan I (Peningkatan 5 menit Buku KIA
pengetahuan) 15-20 menit Tikar atau karpet,

V. kesimpulan bantal,CD/buku

VII. aktivitas fisik atau senam ibu senam hamil jika

hamil (lembar balik materi 5 ) ada.

setelah penyampaian materi


selesai.

(suami atau keluarga dilibatkan


dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil)

Pertemuan IV
MATERI METODE WAKTU ALAT BANTU
I. Review materi pertemuan III Ceramah 10 menit Buku KIA

14
II. Curah pendapat tentang materi
10 menit Flip chart
pertemuan IV Tanya jawab
III Materi kelas ibu hamil
75 menit Buku KIA, lembar
Pencegahan penyakit, komplikasi Tanya jawab,
balik, food model,
kehamilan, persalinan dan nifas ceramah,
contoh makanan,
agar ibu dan bayi sehat demonstrasi
stiker P4K, dll
 Tanda bayi lahir sehat dan praktek
 Perawatan bayi baru lahir
 Pelayanan kesehatan neonatus
6jam sampai 28 hari
 Tanda bahaya pada bayi baru
lahir
 Cacat bawaan
 Peravatan metode kangguru
 Posisi dan perlekatan menyusui
yang benar
 Pemberian imunisasi
 Menjaga bayi agar sehat
 Hal hal yang harus dihindari
 Mitos
10 menit Kuisioner
 Akta kelahiran Tanya jawab
IV. Evaluasi harian ke IV materi
pertemuan I (Peningkatan 5 menit Buku KIA
pengetahuan) 15-20 menit Tikar atau karpet,
ceramah
V. kesimpulan bantal,CD/buku
Praktek
VI. aktivitas fisik atau senam ibu senam hamil jika

hamil (lembar balik materi 5 ) ada.

setelah penyampaian materi


selesai.

(suami atau keluarga dilibatkan


dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil)

1.7 Pengertian Kelas Ibu Balita

15
Kelas ibu balita adalah kelas dimana para ibu mempunyai anak berusia
antara 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi , tukar pendapat,
tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing oleh fasilitator dengan
menggunakan buku KIA. dirancang dengan metode belajar melalui diskusi,
tukar pendapat dan pengalaman terkait dengan pelayanan kesehatan, gizi,
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan dengan bimbingan dari
fasilitator/tenaga kesehatan. Fasilitator berperan sebagai pengarah, bukan
guru atau dosen yang mengajari, tetapi bisa menjadi salah satu sumber
belajar. (Departemen Kesehatan, 2009).

1.8 Tujuan Kelas Ibu Balita

1. Tujuan Umum :

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan


menggunakan buku KIA dalam mewujudkan tumbuh kembang Balita yang
optimal. Kelas Ibu Balita ini juga bertujuan merubah sikap dan perilaku
ibu tentang kesehatan balita, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.

2. Tujuan Khusus :

a) Meningkatkan kesadaran pemberian ASI secara eksklusif

Pemberian ASI Ekslusif merupakan proses pemberian makan


pada bayi yang berupa ASI saja tanpa makanan tambahan lain hingga
berumur 6 bulan. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian asi
ekslusif yaitu niat seorang ibu untuk menyusui. Kelas Ibu Balita ini
diantara nya memberikan edukasi mengenai pentingnya ASI ekslusif
hingga bayi berumur 6 bulan dan MPASI hingga sang anak berusia 2
tahun.

b) Meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya imunisasi pada bayi

16
Yang harus diketahui oleh ibu yaitu tentang pentingnya
imunisasi pada bayi. Setiap bayi wajib mendapatkan Lima Imunisasi
dasar Lengkap (LIL) yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4
dosis POLIO, 3 dosis HEPATITIS B dan 1 dosis CAMPAK. Dari
kelima imunisasi dasar yang diwajibkan tersebut, campak merupakan
imunisasi yang mendapat perhatian lebih. Hal ini terkait dengan realita
bahwa campak adalah salah satu penyebab utama kematian pada
balita. Pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam
penurunan angka kematian balita. Dengan adanya kelas Ibu Balita ini
diharapkan ibu mulai memahami dan mengetahui agar bayi-nya
mendapatkan kelima jenis imunisasi dasar lengkap tersebut.

c) Meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI dan gizi


seimbang kepada Balita

Periode peralihan (6-12 bulan) merupakan suatu proses


dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI yang beraneka
ragam dengan mengandung karbohidrat dan lemak sebagai zat tenaga,
protein sebagai zat pembangun, dan vitamin mineral sebagai zat
pengatur. Sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Periode tersebut dapat
terwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan
gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal.

Status gizi menjadi indikator dalam menentukan derajat kesehatan


anak. Gizi pada masa anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh
kembangnya bahkan sejak masih dalam kandungan sekalipun, gizi
memegang peran penting. Sebaliknya, apabila bayi dan anak pada
masa ini sampai dengan dua tahun tidak memperoleh makanan sesuai
kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode
kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik
pada masa ini maupun masa selanjutnya. Hal ini sangat penting
diketahui oleh ibu yang mempunyai anak sedang dalam usia emas atau
usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun.

17
d) Meningkatkan kemampuan ibu memantau pertumbuhan dan
melaksanakan stimulasi perkembangan Balita

Pemantauan tumbuh kembang anak pada 1000 hari pertama kehidupan


sangat penting mengingat pesatnya pertumbuhan dan perkembangan
pada usia ini. Yang disebut 1000 hari pertama kehidupan yaitu mulai
dari saat pembuahan di rahim ibu sampai anak berusia 2 tahun.
Pemantauan tumbuh kembang adalah suatu kegiatan untuk
menemukan secara dini adanya;

 penyimpangan pertumbuhan ( status gizi kurang atau buruk,


anak pendek )
 penyimpangan perkembangan ( terlambat bicara)
 Penyimpangan mental emosional anak ( gangguan konsentrasi
dan hiperaktif)
Menurut penelitian, ternyata angka kejadian gangguan tumbuh
kembang anak cukup tinggi. Riset kesehatan dasar 2013 menyebutkan
angka kejadian anak pendek akibat masalah gizi di Indonesia sebesar
37,2% dan tentunya gangguan pertumbuhan ini akan menggaanggu
perkembanganya. Karena itulah penting orangtua untuk memantau
tumbuh kembang anaknya terutama anak dibawah usia 2 tahun.

e) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi balita dan


mencuci tangan yang benar

Bagi anak, terutama usia 1-3 tahun upaya perawatan gigi masih
merupakan hal yang sulit dilakukan. Oleh karena itu, orangtua
terutama ibu harus selalu memberikan petunjuk dan arahan agar anak
dapat merawat gigi dengan baik dan benar. Agar ibu dapat
melaksanakan peran ini maka ibu harus memiliki pengetahuan yang
baik tentang perawatan gigi pada anak.

Selain itu, perlu juga mengajarkan anak cara mencuci tangan yang
benar sejak dini. Selain mengajarkan anak untuk hal kebesihan,

18
mencuci tangan juga dapat menghindarkan si anak dari penyakit diare
akibat manyentuh dan mengkonsumsi makanan setelah ia beraktivitas
di luar rumah, apalagi pada masa anak usia dibawah 5 tahun.

f) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit terbanyak, cara


pencegahan dan perawatan balita.

Saat ini, salah satu masalah kesehatan pada balita adalah


berjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh lingkungan. Pada tahun
2015 terdapat 3 juta kematian balita di dunia disebabkan oleh
diantaranya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Diare, malaria,
tetanus, dan campak. Terlebih lagi saat ini terdapat virus baru yaitu
2019-nCov (virus corona) yang bahkan sangat memungkinkan
menyerang bayi atau anak dibawah 5 tahun. Untuk itu orangtua
terutama ibu harus wajib mengetahui cara pencegahan penyakit-
penyakit diatasd dengan cara merawat anaknya dengan baik dan
sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. Balita tentu akan sehat
terawat jika orangtua mampu merawatnya dengan baik dan benar.

Kelas ibu balita diselenggarakan secara partisipatif artinya para ibu tidak
diposisikan hanya menerima informasi karena posisi pasif cenderung tidak
efektif dalam merubah perilaku. Oleh karena itu kelas ibu balita dirancang
dengan metode belajar partisipatoris, dimana si ibu tidak dipandang sebagai
murid melainkan sebagai warga belajar. Dalam prakteknya para ibu didorong
untuk belajar dari pengalaman sesama, sementara fasilitator berperan sebagai
pengarah kepada pengetahuan yang benar.

1.9 Kegiatan Kelas Ibu Balita

19
1. PERSIAPAN KEGIATAN
1) Pertemuan persiapan
Peserta
Peserta kelas ibu balita adalah kelompok belajar ibu-ibu
yang mempunyai anak usia antara 0-5 th dengan pengelompokan 0-
1 th, 1-2 th, 2-5 th. Peserta kelompok belajar terbatas, paling
banyak 15 orang
Fasilitator dan narasumber
Fasilitator kelas ibu balita adalah bidan/perawat/tenaga
kesehatan lainnya yang mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu
balita
Narasumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian bidang tertentu, misalnya di bidang gizi, gigi, PAUD,
penyakit menular dan sebagainya.
Pengkajian kebutuhan dasar
Merancang penyelenggaraan: Pelatihan bagi pelatih, Pelatihan
bagi fasilitator, dan Pendekatan pada tokoh agama dan tokoh
masyarakat

2. PELAKSANAAN KELAS IBU BALITA

1. Persiapan
Identifikasi sasaran: Mendata semua sasaran balita 0-5 th dan
mengelompokkkannya jadi  kelompok usia 0-1 th, 1-2 th, 2-5 tahun.
Mempersiapkan tempat dan sarana belajar: Tempat belajar sebaiknya
tidak jauh dari rumah warga belajar dan ada sarana antara lain, kursi,
tikar, karpet, alat peraga, dan alat-alat praktek/demo, APE, alat tulis
menulis, buku KIA, lembar balik kelas ibu balita

2. Mempersiapkan materi

20
1) Kelompok A (5 Modul) : Pemberian ASI secara eksklusif, Pemberian
imunisasi pada bayi, Pemberian MP-ASI usia 6-12 bulan, Tumbuh
kembang bayi, Penyakit terbanyak pada bayi.
2) Kelompok B (5 Modul) : Perawatan gigi anak, Pemberian MP-
ASI, Tumbuh kembang anak, Penyakit pada anak, Permainan Anak.
3) Kelompok C (6 Modul) : Tumbuh kembang, Pencegahan
kecelakaan, Gizi seimbang, Penyakit pada anak, Obat pertolongan
pertama, Perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Mengundang ibu yang mempunyai anak yang berusia antara 0-5 tahun
4. Mempersiapkan tim fasilitator dan narasumber
5. Menyusun rencana anggaran

3. PENYELENGGARAAN KELAS IBU BALITA

 Jarak pertemuan
1. Kelompok A (usia 0-1 th) 2x pertemuan dengan jarak pertemuan 1-3 bulan
2. Kelompok B (usia 1-2 th) 2x pertemuan dengan jarak 3-6 bulan
3. Kelompok C (usia 2-5 th) 2x pertemuan dengan jarak 6 bl-1 th

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan
menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar
balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu
Hamil dan Buku senam Ibu Hamil. Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan
atau tenaga kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasiltator Kelas Ibu
hamil atau melalui on the job training.
Kelas ibu balita adalah kelas dimana para ibu mempunyai anak berusia
antara 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi , tukar pendapat,
tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing oleh fasilitator dengan
menggunakan buku KIA. dirancang dengan metode belajar melalui diskusi,
tukar pendapat dan pengalaman terkait dengan pelayanan kesehatan, gizi,
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan dengan bimbingan dari
fasilitator/tenaga kesehatan. Fasilitator berperan sebagai pengarah, bukan guru
atau dosen yang mengajari, tetapi bisa menjadi salah satu sumber belajar.
3.2 Saran
Peran bidan dalam pelayanan kebidanan komunitas kembali menjadi
perhatian dalam hal ini, seorang bidan bukan hanya berperan dalam pelayanan
kesehatan ibu dan anak saja melainkan juga dalam advokasi untuk berjalannya
sebuah program kesehatan dengan baik. Seorang bidan harus mampu
mengembangkan dan meningkatkan praktik mereka, berpikir inovatif sebagai
seorang pemimpin, berkontribusi dalam sistem pelayanan kebidanan. Seorang
bidan merupakan professional yang mandiri tetapi tetap memerlukan
kolaborasi dengan tenaga professional kesehatan lainnya...

22
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, Kementrian Kesehatan RI.Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA 2009.
Pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil. Jakarta:Katalog Dalam Terbitan

Pengaruh Kelas ibu balita terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan


keterampilan ibu balita dalam merawat balita:
https://ejurnal.stikesbhaktikencana.ad.id

Meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI dan gizi seimbang


kepada balita: https://jurnal.fkm.unand.ac.id

Anda mungkin juga menyukai