PENDAHULUAN
Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997, cakupan ASI eksklusif masih 52%; pemberian ASI
satu jam pasca persalinan 8%; dan pemberian hari pertama 52,7%. Rendahnya
pemberian ASI eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita. Dari
survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition & Health Surveillance System
(NSS) bekerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Keller International di 4 perkotaan
(Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 perdesaan (Sumbar, Lampung, Banten,
Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel), menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan
di perkotaan antara 4%-12%, sedangkan di pedesaan 4%-25%. Pencapaian ASI
eksklusif 5-6 bulan di perkotaan berkisar antara 1%-13% sedangkan di pedesaan 2%-
13% (Depkes RI, 2002).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan
evaluasi terhadap program pemantauan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Tembuku I sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi instansi terkait
yaitu Puskesmas Tembuku I dalam upaya meningkatkan pencapaian pemantauan ASI
eksklusif selanjutnya, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Propinsi, serta Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PROGRAM PEMERINTAH
TINDAKAN
PREVENTIF
DAN
MENINGKATKAN GIZI MEMBUDAYAKAN SIKAP EDUKATIF
HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Gambar 2.1 Bagan Program Pemerintah Mengenai Program Indonesia Sehat 2010
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI MASYARAKAT
Lingkup kegiatan program pemantauan ASI eksklusif adalah melayani setiap
aspek yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di masing-masing wilayah
kerja puskesmas. Puskesmas pembantu (pustu) dan pos kesehatan desa (poskesdes)
MEKANISME UMPAN BALIK
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tembuku I saat ini berjumlah tujuh buah yang
tersebar di 4 desa, diantaranya: Pustu Jehem I, Pustu Jehem II, Poskesdes Jehem, Pustu
Undisan, Pustu Tembuku, Poskesdes Tembuku, dan Pustu Bangbang.
PENGORGANISASIAN
LINGKUNGAN
SEKTOR-SEKTOR LAIN
6
Gambar 2.2 Mekanisme dan Hubungan Antar Komponen Sebuah Sistem (Muninjaya, A. A. ,
Gde,2004)
Masukan (input) terdiri dari enam M, yaitu: Sumber Daya Manusia (SDM/man);
pembiayaan (money); peralatan (material) yaitu: logistik, alat-alat yang dibutuhkan
untuk menunjang program; metode (method) yaitu keterampilan, prosedur kerja,
peraturan, kebijaksanaan; waktu (minute) yakni jangka waktu pelaksanaan program; dan
sasaran (market) yang akan diberikan pelayanan program kesehatan. Proses (process)
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pelaksanaan program,
pengawasan dan pengendalian untuk kelancaran program. Keluaran (output) merupakan
hasil langsung suatu sistem. Serta hasil (outcome) merupakan dampak tidak langsung
dari proses suatu sistem.
eksklusif, maka tugas tersebut diserahkan kepada tenaga kesehatan lain yang
telah dilatih tentang ASI eksklusif. Adapun tenaga pelaksana lainnya adalah
kader-kader dari masyarakat yang telah dilatih dan dipersiapkan dalam bidang
ASI eksklusif. Pengembangan teknologi dan pembinaan serta peningkatan
keterampilan tenaga pemantau ASI eksklusif dilakukan secara berkelanjutan.
2. Pembiayaan (money)
Biaya operasional untuk program pemantauan ASI eksklusif seperti dana
pembinaan petugas serta biaya transportasi untuk petugas, atau sumber biaya
kesehatan secara umum dapat dibedakan atas dua macam, yaitu seluruhnya
bersumber dari anggaran pemerintah dan sebagian ditanggung oleh
masyarakat.
3. Peralatan (material)
Pemantauan ASI eksklusif harus ditunjang dengan sarana yang minimal dapat
menunjang pelaksanaan prevensi primer dan secara bertahap akan ditingkatkan
sesuai dengan mutu pelayanan. Adapun beberapa hal yang perlu dipersiapkan
antara lain: tersedianya blangko pelaporan, dan alat peraga seperti poster,
lembar balik, flashcard buatan percetakan maupun buatan sendiri, disesuaikan
dan dikembangkan dengan kondisi setempat.
4. Metode (method)
Strategi dan prosedur pelaksanaan program pemantauan ASI eksklusif sesuai
dengan kebijaksanaan yang sudah ada pada program gizi yang disesuaikan
dengan kemampuan dan sumber daya puskesmas. Adapun strategi tertulis
tentang pelaksanaan pemantauan ASI eksklusif dan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan menurut Buku Pedoman Gizi Puskesmas Tahun 2010 dengan
deskripsi tugas yakni:
a. Pemegang program pemantauan ASI eksklusif
Bagi pemegang program pemantauan ASI eksklusif dalam hal ini
merupakan tenaga kesehatan tingkat puskesmas memiliki kegiatan berupa:
1) Menyusun rencana kegiatan pemantauan ASI eksklusif minimal sekali
dalam satu tahun yang terdiri dari mengumpulkan data ASI eksklusif serta
penunjangnya dalam rangka menyusun rencana bulanan dan rencana
Gambar 2.2 Mekanisme dan hubungan antar komponen sebuah sistem (Muninjaya, A. A. Gde,
tahunan, mengumpulkan data literatur dalam rangka menyusun rencana
2004)
dan pedoman kerja pemantauan ASI eksklusif, mengumpulkan data
pasangan usia subur (PUS), bumil, dan buteki untuk penyusunan
8