Pokok Bahasan
TM 4-5
Rencana Aksi Pangan dan Gizi Setiap 5 gizi pada 1000 hari pertama
(Lima) Tahun kehidupan.
B. Masalah Gizi di Indonesia
Masalah Gizi di Indonesia
Masalah yang telah dapat
dikendalikan Kekurangan Vit A,
Gangguan Akibat Kurang Yodium,
Anemia Gizi pada anak 2-5 th
Batas
masalah
Batas
kesehata
masalah
n 0.5 %
kesehata
n 15 %
Sumber data: - 1978 Survai Nasional Vita A - 2007 Survai Nasional gizi Mikro
9
- 1992 Survai Nasional Vita A - 2011 SEANUTS (Nasional)
Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)
10
Prevalensi Anemia Gizi pada anak 1995-2011
11
Proporsi Anemia menurut Umur, Jenis
Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013
50.0
46.0
40.0
34.2
10.0
0.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Perkotaan Perdesaan INDONESIA
0
Gizi Buruk Gizi Kurang Sangat Pendek Sangat Kurus Kurus Gemuk
Pendek
2007 2010 2013
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
Bali
DKI
Babel
2013
Kep.Riau
Jabar
DIY
Sulut
Kaltim
Banten
Jateng
Sumsel
Bengkulu
Lampung
Jatim
2007
Indonesia
17,9
18.4
19.6
Jambi
Sumbar
2010
Papua
Sumut
Riau
Prevalensi Balita Gizi Kurang
2013
Kalteng
Sultra
Sulteng
Malut
Sulsel
NTB
Gorontalo
Aceh
Kalbar
Kalsel
Kecenderungan Provinsi: Riskesdas 2007-
Maluku
Sulbar
Pabar
NTT
10
15
20
25
30
35
0
5
Bali
DKI
Babel
Kepri
Jabar
DIY
Sulut
Kaltim
Banten
Jateng
Sumsel
Bengkulu
Lampung
18,8
Jatim
Jambi
Sumbar
Papua
Sumut
Riau
Kalteng
Sultra
Sulteng
Maluku Utara
Sulsel
NTB
Gorontalo
Aceh
Kalbar
Kalsel
Maluku
Sulbar
Tahun 2013 hanya 2 propinsi yang telah mencapai target MDG
Papua Barat
NTT
Menurut Provinsi (Riskesdas 2013)
Indonesia
Prevalensi Balita Gizi Kurang (BB/U)
19,6
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Kep.Riau
DIY
DKI
Kaltim
Pendek+Pendek)
Babel
Bali
Banten
Sulut
Jabar
Jatim
2007
37.2
36.8
Jambi
Kalbar
Gorontalo
2010
Sumbar
Bengkulu
Proporsi Balita Pendek
Papua
2013
Maluku
Sulsel
Malut
Sulteng
Kalteng
Aceh
Sumut
Sultra
Lampung
Kalsel
Pabar
NTB
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013
Sulbar
NTT
10
20
30
40
50
60
0
Kepri
DIY
DKI
Kaltim
Babel
Bali
Banten
Sulut
Jabar
Jatim
Sumsel
Jateng
Riau
Jambi
Kalbar
Gorontalo
Sumbar
Bengkulu
Papua
Maluku
Sulsel
Maluku Utara
Sulteng
Kalteng
Aceh
Sumut
Menurut Provinsi Tahun 2013
Sultra
Lampung
42,6
Kalsel
Prevalensi Balita Pendek (TB/U)
Papua Barat
NTB
Sulbar
NTT
Indonesia
37,2
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
Bali
Sulteng
DIY
Sulut
DKI
Babel
Sulbar
Jabar
Sulsel
Jateng
Jatim
Sultra
Kaltim
Gorontalo
2007
Lampung
Indonesia
Proporsi Balita Kurus
12.1
2010
Malut
Kep.Riau
Kalteng
2013
Sumsel
Sumbar
Kalsel
Jambi
Banten
Papua
Bengkulu
Sumut
Pabar
NTT
Riau
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013
Aceh
Maluku
Kalbar
18
10
12
14
16
20
0
2
4
6
8
Bali
Sulteng
DIY
Sulut
DKI
Babel
Sulbar
Jabar
Sulsel
Jateng
Jatim
Sultra
Kaltim
Gorontalo
Lampung
11,8
NTB
Maluku Utara
Kepri
Sumsel
Kalteng
Sumbar
Kalsel
Jambi
Banten
Bengkulu
Papua
Sumut
Papua Barat
Menurut Provinsi Tahun 2013
NTT
Riau
Prevalensi Balita Kurus (BB/TB)
Aceh
Maluku
Kalbar
Indonesia
12,1
MASALAH PADA BAYI
6.0
10.0
Maluku
0.8
Bengkulu
Aceh
Sultra
2013
Kalsel
Sumbar
Gorontalo
Malut
Pabar
Kalteng
Riau
Jambi
Sulut
Kep.Riau
Bali
Lampung
Jabar
Sumut
Banten
Indonesia
4.3
Babel
Sulsel
Sulbar
DKI
NTB
*) Berdasarkan 45% sampel balita yang punya catatan
Kaltim
Sumsel
Proporsi Anak dengan Berat Badan
NTT
Jatim
Kalbar
Jateng
DIY
<2500 gr & Panjang Badan Lahir <48 cm,
Sulteng
Papua
7.6
ASI saja 24 Jam Terakhir
menurut Umur Bayi 0-6 bulan,
2013
100.0
80.0
60.0
52.7
Persen
48.7
46.0
42.2 41.9
40.0 36.6
30.2
20.0
0.0
0 1 2 3 4 5 6
Umur ( bulan)
Masalah Gizi Ibu
Proporsi ibu KEK cukup tinggi, Anemia pada bumil tetap tinggi
Pada Bumil dan Remaja (SKRT 2001, RISKESDAS 2013)
25
PREVALENSI IBU HAMIL RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK)
RISKESDAS, 2013
Prevalensi Gizi Lebih pada Anak dan Dewasa
27
C. Kebijakan dan Strategi Program Gizi
Kebijakan Nasional Perbaikan Gizi
Gizi pada
1000 hari pertama
kehidupan Pertumbuhan
Kekebalan
(janin dan massa tubuh
Kapasitas kerja
bayi 2 tahun) dan komposisi badan
Diabetes, Obesitas,
Metabolisme Penyakit jantung dan
glukosa, lipids, protein pembuluh darah,
Mati kanker, stroke,
Hormon/receptor/gen
dan disabilitas lansia
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000) 34
Masa Emas dan Kritis
MASA “EMAS
Pertumbuhan ” DAN “KRITISAnak
dan Perkembangan ”
Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak
Pertumbuhan otak
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat
Membangun Membangun berat
badan optimal
tinggi badan badan potensial
potensial
100%
80%
ASI &
MP-ASI
lahir 6 bl umur
2 th 5 th
PERTUMBUHAN OTAK
Dewasa
Usia 5 tahun
Usia 2 tahun
1.4 KG
90% berat otak
dewasa
Lahir
70% berat otak
dewasa
STATUS
GIZI
Kebijakan
Kebutuhan Subsidi Ketersediaan
pangan pangan di
penduduk masyarakat
(DEMAND) (SUPLAI)
Harga pangan
KETERSEDIAAN
PANGAN DI
KELUARGA
43
LANGKAH 2b
Makanan Ekspor
Ternak pangan
KETERSEDIAAN
PANGAN DI
MASYARAKAT
Produksi
Tanaman
(SUPLAI)
Pangan
Import
pangan
Produksi
Faktor peternakan,
produksi perikanan
44
LANGKAH 2c
Angka Kecukupan Rata-rata
Gizi (AKG) Kebutuhan
pangan/kapita
Faktor fisiologis:
Umur, jenis
kelamin,Aktivitas,
Hamil/menyusui, KEBUTUHAN
PANGAN
Berat badan,
Tinggi badan
PENDUDUK
(DEMAND)
Jumlah penduduk
45
LANGKAH 2d
Tingkat Pendapatan
pendidikan keluarga
DAYA BELI
KELUARGA
Kesempatan
kerja
46
LANGKAH 3a
Keadaan Sosial
Ekonomi keluarga
HIGIENE
PERORANGAN
Pola Asuh/Perawatan
anggota keluarga, perilaku kesehatan
47
LANGKAH 3b
Jarak fasilitas
pelayanan
Perilaku kesehatan
kesehatan
Kemampuan
ekonomi
keluarga
AKSES KE
(Daya beli) PELAYANAN
KESEHATAN
Perilaku
kesehatan Ketersediaan
fasilitas/pelayanan
kesehatan
6. Daya beli keluarga 2. Harga pangan 1. Ketersediaan pangan
di masyarakat
Distribusi
5. Pendapatan 7. Ketersediaan pangan keluarga
keluarga
3. Tingkat pendidikan
GIZI
Informal/PKK
KEP, AGB, KVA,
Sektor
GAKY, OBESITAS,
Sektor
DEFISIENSI
ZAT GIZI MIKRO
LAINNYA
Sektor Kesehatan
2
Intervensi Perbaikan Gizi
Promosi
menyusui / ASI
• Kespro remaja Eksklusif
Ibu
• Konseling: Gizi Remaja Konseling
Menyusui
• Suplementasi Menyusui
Fe
Pemantauan
pertumbuhan
Suplemen vitamin A
• Penjaringan Pemberian garam iodium
• Bln Imunisasi Anak PMT / MPASI
Sekolah Anak Fortifikasi besi dan
• Upaya Kes Sklh Sekolah Balita kegiatan suplementasi
• PMT anak sekolah (Taburia)
• Promosi MJAS Zink untuk manajemen
diare
Pemberian obat cacing
53
Kebijakan Teknis Pembinaan Gizi
1. Memperkuat peran masyarakat dalam pembinaan gizi melalui
posyandu
2. Memberlakukan standar pertumbuhan anak Indonesia
3. Perawatan gizi buruk dilaksanakan dengan pendekatan rawat
inap di Puskesmas Perawatan, Rumah Sakit dan TFC maupun
rawat jalan di Puskesmas dan CFC.
4. Menerapkan standar pemberian makanan bagi bayi dan anak
5. Meneruskan suplementasi gizi pada balita, remaja, ibu hamil, dan
ibu nifas serta fortifikasi makanan
6. PMT pemulihan diberikan pada balita gizi kurang dan ibu hamil
miskin dan KEK
7. Memperkuat surveilans gizi nasional
8. Menyediakan buffer stock MP-ASI
Konsep Perbaikan Gizi
Gizi
Buruk
BALITA Gizi
Buruk Dirawat
Tidak Naik
BB/Kurus
Balita Gizi Kurang
diberi PMT Rawat Inap/TFC
Pemulihan Rawat Jalan
Pemantauan Pertumbuhan
Konseling ASI/MP-ASI/gizi
Pabrikan LOKAL
lebih
Pemberian kapsul vit A
Pemberian tablet Fe Bumil
Promosi garam beryodium
Skrining aktif
Taburia
PMT Bumil KEK
Pelayanan bagi
anak SD • Kespro remaja
• Konseling: Gizi
HIV/AIDS,
Pelayanan NAPZA dll
• Fe
bagi balita
•Penjaringan
Pelayanan •Bln Imunisasi Anak
Persalinan, bagi bayi Sekolah
nifas & •Upaya Kes Sklh
neonatal •PMT
Pemeriksaan
Kehamilan • Pemantauan
pertumbuhan &
perkembangan
Pelayanan • PMT
• ASI eksklusif
PUS & WUS • Imunisasi dasar
lengkap
• Inisiasi Menyusu Dini • Pemberian makan
• P4K
• Vit K 1 inj • Penimbangan
• Buku KIA
• Imunisasi Hep B • Vit A
• ANC terpadu
• Rumah Tunggu • MTBS
• Kelas Ibu Hamil
• Kemitraan Bidan Dukun
• Konseling • Fe & asam folat
• KB pasca persalinan
• Pelayanan KB • PMT ibu hamil
• PONED-PONEK
• PKRT • TT ibu hamil
Kegiatan Pembinaan Gizi
KEGIATAN DI PUSAT
1. Penyusunan NSPK Bidang Gizi
2. Peningkatan Kapasitas dan Orientasi SDM Gizi (penilaian
pertumbuhan balita, Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Konseling
Menyusui, Pencegahan & Penanggulangan Gizi Lebih Anak Sekolah,
Manajemen pemberian TTD, Kapsul Vit.A dan Taburia dll)
3. Sosialisasi dan advokasi terpadu (Gernas Perbaikan Gizi, PGS, ASI,
Taburia, Vit.A dan TTD, Rakor LS/LP)
4. Penyediaan dan Manajemen Distribusi Makanan Tambahan (MP-ASI, Kinerja
PMT Bumil dan PMT-AS) Kegiatan:
5. Pengadaan alat penunjang (antropometri kit, konseling menyusui kit,
Iodina test, Buku Pedoman, Leaflet/Poster Gizi)
% D/S
6. Surveilans Gizi, Monev dan Bimtek Ʃ kasus Target
gibur RPJMN dan
KEGIATAN DAERAH ditangani MDGs:
1. Peningkatan kapasitas SDM Gizi (penilaian pertumbuhan balita, % gikur
Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Konseling Menyusui, Pencegahan &
% TTD
Penanggulangan Gizi Lebih Anak Sekolah, dll % Vit A % stunting
2. Sosialisasi dan advokasi terpadu (Gernas Perbaikan Gizi, PGS, ASI, % ASI
Taburia, Vit.A dan TTD, Rakor LS/LP) Eksklusif
3. Pemantauan Status Gizi (PSG)
4. Pengadaan dan Pendistribusian Makanan Tambahan
% Garam
5. Surveilans Gizi Provinsi dan Kab/Kota Beriodium
6. Monev dan Bimtek Kab/Kota & Puskesmas
7. Pelacakan Kasus Gizi Buruk
SASARAN KEGIATAN PEMBINAAN
GIZI
Rencana Kerja
PEMBINAAN GIZI 2010-
2014
MDG 2015
RENSTRA KEMENKES - D/S
- Gizi Kurang 15% 2010-2014; INPRES - PERAWATAN GIZI BURUK
3/2010 - CAK VIT A
RPJMN 2010-2014 - D/S - CAKUPAN TTD
- Gizi Kurang 15% - PERAWATAN GIZI BURUK - CAKUPAN GARAM
BERIODIUM
- Stunting 32 %
- CAKUPAN ASI-Eksklusif
- PENYEDIAAN BUFFER STOCK
- SURVEILANS GIZI
Masalah Pelaksanaan Program Gizi
Masalah Pelaksanaan Program Gizi