Batas
masalah
Batas
kesehata
masalah
n 0.5 %
kesehata
n 15 %
Sumber data: - 1978 Survai Nasional Vita A - 2007 Survai Nasional gizi Mikro
9
- 1992 Survai Nasional Vita A - 2011 SEANUTS (Nasional)
Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)
10
Prevalensi Anemia Gizi pada anak 1995-2011
11
Proporsi Anemia menurut Umur, Jenis
Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013
0
Gizi Buruk Gizi Kurang Sangat Pendek Sangat Kurus Kurus Gemuk
Pendek
17,9
10
15
20
25
30
35
0
5
Bali
DKI
Babel
Kepri
Jabar
DIY
Sulut
Kaltim
Banten
Jateng
Sumsel
Bengkulu
Lampung
18,8
Jatim
Jambi
Sumbar
Papua
Sumut
Riau
Kalteng
Sultra
Sulteng
Maluku Utara
Sulsel
NTB
Gorontalo
Aceh
Kalbar
Kalsel
Tahun 2013 hanya 2 propinsi yang telah mencapai target
Maluku
Sulbar
Papua Barat
NTT
Menurut Provinsi (Riskesdas 2013)
Indonesia
Prevalensi Balita Gizi Kurang (BB/U)
19,6
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013
Proporsi Balita Pendek
0
Kepri
DIY
DKI
Kaltim
Babel
Bali
Banten
Sulut
Jabar
Jatim
Sumsel
Jateng
Riau
Jambi
Kalbar
Gorontalo
Sumbar
Bengkulu
Papua
Maluku
Sulsel
Maluku Utara
Sulteng
Kalteng
Aceh
Sumut
Menurut Provinsi Tahun 2013
Sultra
Lampung
42,6
Kalsel
Prevalensi Balita Pendek (TB/U)
Papua Barat
NTB
Sulbar
NTT
Indonesia
37,2
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013
Proporsi Balita Kurus
0
2
4
6
8
Bali
Sulteng
DIY
Sulut
DKI
Babel
Sulbar
Jabar
Sulsel
Jateng
Jatim
Sultra
Kaltim
Gorontalo
Lampung
11,8
NTB
Maluku Utara
Kepri
Sumsel
Kalteng
Sumbar
Kalsel
Jambi
Banten
Bengkulu
Papua
Sumut
Papua Barat
Menurut Provinsi Tahun 2013
NTT
Riau
Prevalensi Balita Kurus (BB/TB)
Aceh
Maluku
Kalbar
Indonesia
12,1
MASALAH PADA BAYI
Proporsi ibu KEK cukup tinggi, Anemia pada bumil tetap tinggi
Pada Bumil dan Remaja (SKRT 2001, RISKESDAS 2013)
25
PREVALENSI IBU HAMIL RISIKO KURANG ENERGI
KRONIS (KEK)
RISKESDAS, 2013
Prevalensi Gizi Lebih pada Anak dan Dewasa
27
C. Kebijakan dan Strategi Program Gizi
Kebijakan Nasional Perbaikan Gizi
Kebijakan Nasional Perbaikan Gizi (2)
30
Kebijakan Pembangunan Gizi
1. Pelaksanaan Peraturan Presiden No. 42 Tahun
2013 tentang Percepatan Perbaikan Gizi
2. Tujuan perbaikan gizi harus menjadi agenda
pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan daya saing bangsa.
3. Program Perbaikan Gizi secara eksplisit perlu
memasukkan tujuan dan program pencegahan
obesitas atau kelebihan gizi
4. Perlunya upaya perlindungan khusus untuk
keluarga miskin agar kebutuhan gizinya
terpenuhi
5. Perlu penguatan integrasi intervensi gizi ke
dalam intervensi program lain seperti
penanggulangan kemiskinan, pendidikan nasional,
Keluarga Berencana, dll
6. Penguatan riset dan pengembangan termasuk
monitoring dan evaluasi
ARAH KEBIJAKAN GIZI
Gizi pada
1000 hari pertama
kehidupan Pertumbuhan
Kekebalan
(janin dan massa tubuh
bayi 2 tahun)
Kapasitas kerja
dan komposisi badan
Diabetes, Obesitas,
Metabolisme Penyakit jantung dan
glukosa, lipids, protein pembuluh darah,
Mati kanker, stroke,
Hormon/receptor/gen
dan disabilitas lansia
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000) 34
Masa Emas dan Kritis
MASA “EMAS
Pertumbuhan ” DAN “KRITISAnak
dan Perkembangan ”
Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak
Pertumbuhan otak
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat
Membangun Membangun berat
badan optimal
tinggi badan badan potensial
potensial
100%
Tumbuh kembang otak
80%
ASI Eksklusif
ASI &
MP-ASI
lahir 6 bl umur
2 th 5 th
PERTUMBUHAN OTAK
Dewasa
Usia 5 tahun
Usia 2 tahun
1.4 KG
90% berat otak
dewasa
Lahir
70% berat otak
dewasa
STATUS
GIZI
Harga pangan
KETERSEDIAAN
PANGAN DI
KELUARGA
LANGKAH 2b
Makanan Ekspor
Ternak pangan
KETERSEDIAAN
PANGAN DI
MASYARAKAT
Produksi
Tanaman
(SUPLAI)
Pangan
Import
pangan
Produksi
Faktor peternakan,
produksi perikanan
LANGKAH 2c
Angka Kecukupan Rata-rata
Gizi (AKG) Kebutuhan
pangan/kapita
Faktor fisiologis:
Umur, jenis
kelamin,Aktivitas,
Hamil/menyusui, KEBUTUHAN
PANGAN
Berat badan,
Tinggi badan
PENDUDUK
(DEMAND)
Jumlah penduduk
LANGKAH 2d
Tingkat Pendapatan
pendidikan keluarga
DAYA BELI
KELUARGA
Kesempatan
kerja
LANGKAH 3a
Keadaan Sosial
Ekonomi keluarga
HIGIENE
PERORANGAN
Pola Asuh/Perawatan
anggota keluarga, perilaku kesehatan
LANGKAH 3b
Jarak fasilitas
pelayanan
Perilaku kesehatan
kesehatan
Kemampuan
ekonomi
keluarga
AKSES KE
(Daya beli) PELAYANAN
KESEHATAN
Perilaku
kesehatan Ketersediaan
fasilitas/pelayanan
kesehatan
6. Daya beli keluarga 2. Harga pangan 1. Ketersediaan pangan
di masyarakat
Distribusi
5. Pendapatan 7. Ketersediaan pangan keluarga
keluarga
3. Tingkat pendidikan
GIZI
P i
Ke S
BU
LO Informal/PKK
G
Perindustrian
GAKY, OBESITAS,
Sektor
DEFISIENSI
ZAT GIZI MIKRO
LAINNYA
Se
k
r n
to
o
k t i ka
r T ja
Ke
e
en
S id
r
d
ag
n
Pe
a
Sektor Kesehatan
2
Intervensi Perbaikan Gizi
Promosi
menyusui / ASI
• Kespro remaja Eksklusif
• Konseling: Gizi Konseling
• Suplementasi Menyusui
Fe Pemantauan
pertumbuhan
Suplemen vitamin A
• Penjaringan Pemberian garam iodium
• Bln Imunisasi Anak PMT / MPASI
Sekolah Fortifikasi besi dan
• Upaya Kes Sklh kegiatan suplementasi
• PMT anak sekolah (Taburia)
• Promosi MJAS Zink untuk manajemen
diare
Pemberian obat cacing
53
Kebijakan Teknis Pembinaan Gizi
1. Memperkuat peran masyarakat dalam pembinaan gizi melalui
posyandu
2. Memberlakukan standar pertumbuhan anak Indonesia
3. Perawatan gizi buruk dilaksanakan dengan pendekatan rawat inap di
Puskesmas Perawatan, Rumah Sakit dan TFC maupun rawat jalan di
Puskesmas dan CFC.
4. Menerapkan standar pemberian makanan bagi bayi dan anak
5. Meneruskan suplementasi gizi pada balita, remaja, ibu hamil, dan ibu
nifas serta fortifikasi makanan
6. PMT pemulihan diberikan pada balita gizi kurang dan ibu hamil
miskin dan KEK
7. Memperkuat surveilans gizi nasional
8. Menyediakan buffer stock MP-ASI
Konsep Perbaikan Gizi
Gizi
Buruk
BALITA Gizi
Buruk Dirawat
Tidak Naik
BB/Kurus
Balita Gizi Kurang
diberi PMT Rawat Inap/TFC
Pemulihan Rawat Jalan
Pemantauan Pertumbuhan
Konseling ASI/MP-ASI/gizi
Pabrikan LOKAL
lebih
Pemberian kapsul vit A
Pemberian tablet Fe Bumil
Promosi garam beryodium
Skrining aktif
Taburia
PMT Bumil KEK
Pelayanan bagi
• Kespro remaja
pan
anak SD
u • Konseling: Gizi
id
a ke h HIV/AIDS,