Anda di halaman 1dari 44

PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR


DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN KEMENKES RI
PELAYANAN KESEHATAN
1. Pengelolaan Upaya kesehatan yang terpadu,
berkesinambungan, paripurna dan berkualitas, meliputi
upaya peningkatan, pencegahan , pengobatan, dan
pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
2. Upaya Kesehatan merupakan salah satu subsistem Sistem
Kesehatan Nasional
3. Unsur Subsistem Upaya Kesehatan :
a. Upaya Kesehatan
b. Fasilitas pelayanan kesehatan
c. Sumber daya Upaya Kesehatan
d. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan
SKN 2012 Perpres
72/2012

2
SISTIM PELAYANAN KESEHATAN
SKN 2012 Perpres
PELAYANAN 72/2012
TERSIER

PELAYANAN
UKM SEKUNDER UKP

PELAYANAN
PRIMER

MASYARAKAT
KARAKTERISTIK STRATIFIKASI PELAYANAN
KESEHATAN
NO Karakteristik Pelayanan Pelayanan Pelayanan
primer sekunder tertier

Setiap strata memiliki 1 Tenaga Umum Spesialis Sub spesialis


karakteristik tersediri Kesehatan
• Personalia 2 Fasilitas Sederhana Komplek Canggih
• Fasilitas
• Masalah yang
3 Masalah Sederhana Komplek Lebih
ditanggulangi yang komplek
• Jenis pelayanan ditanggulangi

Dari tiga strata di atas,


4 Jenis Rawat Rawat jalan Rawat jalan
yang terpenting adalah pelayanan jalan dan inap dan inap
pelayanan primerr

4
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
• Sistem pelayanan kesehatan yang mememberikan
pelayanan esensial (health care/primary care)
• Pelayanan Kesehatan Dasar (Primary Health Care) adalah
pelayanan kesehatan esensial yang diselenggarakan
berdasarkan tatacara dan teknologi praktis, sesuai dengan
kaedah ilmu pengetahuan serta diterima oleh masyarakat,
dapat dicapai oleh perorangan dan keluarga dalam
masyarakat melalui peran aktif secara penuh dengan biaya
yang dapat dipikul oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tahap perkembangan serta yang
didukung oleh semangat kemandirian dan menentukan diri
sendiri (WHO, 1978)
5
MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER ?

1. Tulang punggung pelayanan kesehatan


2. Titik Berat Pelayanan Kesehatan Primer adalah Promosi dan Prevensi
yang mendorong meningkatnya peran serta dan kemandirian masyarat
dalam mengatasi berbagai faktor risiko kesehatan
3. Keberhasilan Pelayanan Kesehatan Primer akan mendukung pelaksanaan
Jaminan Sosial Kesehatan Nasional, dimana akan mengurangi jumlah
pasien yang di rujuk.
4. Mengurangi biaya pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif
5. Pelaksanana pelayanan kesehatan primer di daerah yang baik akan
mendukung Pembangunan kesehatan Nasional

Pelaksanaan Pelayanan kesehatan primer akan berbeda antar wilayah karena :


1. Kondisi geografis dan demografis
2. Kemampuan fiskal daerah dan individu
3. Status kesehatan masyarakat
4. Perhatian pemda pada pembangunan kesehatan di wilayahnya
PELAYANAN KESEHATAN
PRIMER

UKM
UKP

Peningkatan dan Pencegahan


Pengobatan dan pemulihan

1. Pelayanan peningkatan 1. Pelayanan pengobatan


2. Pelayanan Pemulihan
2. Pelayanan pencegahan 3. Pelayanan peningkatan &
3. Pengobatan pencegahan
4. Pemulihan 4. Gaya hidup sehat (healthy life
style)/PHBS
Kelompok & Masyarkat Perorangan & Keluarga

 Revitalisasi UKM
 Peningkatan Efektifitas UKBM
 Optimalisasi Fasyankes Primer
sebagai Gatekeeper
 Optimalisasi Sistim Rujukan

PETA STRATEGIS PELAYANAN


KESEHATAN PRIMER 7
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERORANGAN PADA
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

UKM UKP

Program UKM
Program UKM dan bersifat nasional
antara lain : JKN

 P4K
 Desa Siaga  Vaksin untuk
 Posyandu Immunisasi Dasar Pelayanan
 Posbindu  Alat Kontrasepsi kesehatan tingkat
Dasar pertama sesuai
 Kadarzi
 Screening HIV manfaat JKN
 Screening IVA
 Screening API, Penyemprotan Malaria
 TB Dots

PEMBIAYAAN OLEH
PEMBIAYAAN OLEH PEMERINTAH BPJS KESEHATAN
REVITALISASI PUSKESMAS
Tujuan Revitalisasi Puskesmas
Menata kembali proses penyelenggaraan yankes di Puskesmas,
pada situasi yang berubah secara bermakna dalam lingkungan
internal & eksternal Puskesmas, dan antisipasi implementasi UU
SJSN/BPJS, yang akan diberlakukan di seluruh kabupaten/kota di
Indonesia.

Diharapkan output (luaran) kinerja Puskesmas dalam upaya


promotif dan preventif yang menjadi tugas utamanya, akan dapat
lebih ditingkatkan,

Yankes perseorangan yang dilaksanakan melalui Klinik Puskes


berizin, akan dapat diberikan
1 SKEMA FUNGSI DAN UPAYA PUSKESMAS
Penyelenggara UKM
Minimal (KIE&Pember-
dayaan Masy) s/d UKM UPAYA GENERIK
Optimal ( Pelayanan PROMOTIF
Kesehatan Essensial
Dasar)

3
&
Penyelenggaraan
Program Kesehatan
PREVENTIF
yang bersifat lokal UPAYA LOKAL
spesifik berdasarkan SPESIFIK
analisis data

4
Penyelenggara pelayanan
KURATIF
kese-hatan perseorangan &
(UKP) Tkt pertama yang KLINIK REHAB

berkualitas, bero-rientasi PUSKESMAS


pd kepentingan pelanggan
Dilaksanakan oleh Klinik
Puskes Berizin.

2
Pusat penyedia informasi kesehatan dari lingkup wilayah kerjanya, untuk kepentingan
manajemen puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, Propinsi dan Pusat.
Program Kesehatan yg bersifat Generik
Merupakan pelayanan kesehatan yang sifatnya esensial dasar
Pelayanan KB pd PUS
Pelayanan Gizi Keluarga
Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Pencegahan Pengendalian PTM dan PM termasuk Imunisasi
Pelayanan KIE dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengobatan Dasar seerhana dan emergensi

Program Kesehatan yg bersifat Lokal Spesifik


Merupakan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang sifatnya khas di wilayah kerja puskesmas
Contoh upaya lokal : kesehatan pariwisata, kesehatan matra, penyakit
tertentu seperti filariasis, fasciola hepatica, schistosomiasis dll
Program Kesehatan yg bersifat pengembangan
Merupakan intensifikasi dari program generik yang bersifat nasional
atau ekstensifikasi program lain diluar upaya spesifik lokal
12
KEGIATAN UKM DAN UKP DI PUSKESMAS

FUNGSI
PUSKESMAS

UKM
KEGIATAN
UPAYA PROMOSI PENYEDIA DATA DAN PELAYANAN
DAN PREVENSI INFORMASI
KM KP

TUGAS KABUPATEN/KOTA BPJS

DAK, TP, JAMKESMAS,


BOK, JAMPERSAL
KM – Kesehatan Masyarakat
DUKUNGAN PUSAT KP – Kesehatan Perorangan

13
OPTIMALISASI FASYANKES PRIMER SEBAGAI GATEKEEPER
PELAYANAN KESEHATAN YANG DIJAMIN
MENURUT UU NO.40THN 2004

PELAYANAN KESEHATAN
PERSEORANGAN
“ KOMPREHENSIF”

KENDALI KENDALI
BIAYA Pasal. 22 MUTU

OBAT dan BMHP

PELAYANAN KESEHATAN SECARA BERJENJANG


PELAYANAN BERJENJANG
PerMenkes 001/2012 BAB III Pasal 4

(1) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai


kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat
pertama.
(2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat
pertama.
(4) Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter
dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana,
kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan
geografis.
PELAYANAN BERJENJANG

Tersier

Sekunder

Gatekeeper
sebagai kontak pertama pada
pelayanan kesehatan formal dan
Primer penapis rujukan sesuai dengan
Pedoman Pelayanan Medik.

Rujukan balik Rujukan


KONSEP GATEKEEPER
Gatekeeper dalam managed care dapat didefinisikan
sebagai dokter yang berwenang mengatur pelayanan
kesehatan bagi peserta, sekaligus bertanggungjawab
dalam rujukan pelayanan kesehatan lanjutan sesuai
kebutuhan medis peserta.

• Pelayanan sesuai kebutuhan


medik peserta dan holistik
Dokel sebagai
• Promotif dan preventif a.l: Deteksi dini
GateKeeper
• Personalisasi layanan  hubungan
dokter – pasien/keluarga

18
Tugas dan Fungsi Gate Keeper
Tugas sebagai gatekeeper :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar untuk memenuhi kebutuhan


kesehatan peserta secara paripurna, terpadu dan bermutu
2. Mengatur pelayanan kesehatan lanjutan melalui sistem rujukan.
3. Penasehat, konselor, dan pendidik untuk mewujudkan keluarga sehat
4. Manajer sumber daya

Fungsi Gatekeeper
Menjaga masyarakat, keluarga, individu tetap sehat dgn memperhatikan :
1. pola hidup sehat
2. menjauhkan at risk
3. individual / mass screening
4. diagnosa dini
5. prompt treatment
6. rehabilitasi
PRINSIP PELAYANAN DOKTER LAYANAN PRIMER

1. Pelayanan Tingkat Pertama (primary care);


2. Pelayanan yang mengutamakan promosi dan pencegahan
(promotif dan preventive);
3. Pelayanan bersifat pribadi (personal care);
4. Pelayanan paripurna (comprehensive care);
5. Pelayanan menyeluruh (holistic care);
6. Pelayanan terpadu (integrated care);
7. Pelayanan berkesinambungan (continuum care);
8. Koordinatif dan kerjasama;
9. Berorientasi pada keluarga dan komunitas (family and
community oriented);
10. Patient safety.
PRASYARAT DOKTER LAYANAN PRIMER

1. Memiliki fasilitas pelayanan


2. Memiliki SDM kesehatan
3. Memiliki peralatan pelayanan kesehatan
4. Mampu memberikan pelayanan sesuai jenis pelayanan
yang telah ditetapkan
5. Memiliki sistim administrasi dan manajemen pelayanan
kesehatan
6. Mampu menetapkan biaya pelayanan
7. Memiliki SPO Pelayaan
8. Memiliki jejaring rujukan
SIAPAKAH GATE KEEPER

• Adalah dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer


• Dokter yang pertama kali ditemui masyarakat
• Antara lain :
– Dokter/Dokter Gigi di Klinik Puskesmas
– Dokter/Dokter Gigi di Klinik Pratama
– Dokter/Dokter Gigi Praktik Mandiri
Jenis- Jenis Faskes Primer
Pusat Kesehatan Masyarakat Milik TNI Angkatan Udara
(Puskesmas) • Seksi kesehatan TNI AU
• Lembaga Kesehatan Penerbangan dan
• Puskesmas Non Perawatan Antariksa (Laksepra)
• Puskesmas • Lembaga Kesehatan Gigi & Mulut (Lakesgilut)
• Puskesmas Pembantu (Pustu)
• Polindes Faskes milik Polisi Republik Indonesia
• Puskesmas Perawatan (Puskesmas (POLRI)
Tempat Tidur) • Poliklinik Induk POLRI
• • Poliklinik Umum POLRI
Faskes milik TNI • Poliklinik Lain milik POLRI
• Milik TNI Angkatan Darat • Tempat Perawatan Sementara (TPS)
• Polkes POLRI
• Poskes
Praktek Dokter Umum / Klinik Umum
• Praktek Dokter Umum Perseorangan
• Milik TNI Angkatan Laut • Praktek Dokter Umum Bersama
• Balkes A, dan D • Klinik Dokter Umum / Klinik 24 Jam
• Balai Pengobatan A, B, dan C • Praktek Dokter Gigi
• Lembaga Kesehatan Kelautan • Praktek Keperawatan
• Lembaga Kedokteran Gigi • Praktek kebidanan
BPJS dan Fasyankes

 Manfaat jaminan kesehatan FASKES FASKES


diberikan pada fasilitas kesehatan
milik Pemerintah atau swasta yang FASKES
menjalin kerjasama dengan Badan FASKES
Penyelenggara Jaminan Sosial.(UU
No 40 Pasal 23 )
BPJS
• Berdasarkan kontrak denghan BPJS FASKES
Fasyankes bertanggung jawab atas
pemeliharaan sejumlah peserta
tertentu sesuai dengan kontrak FASKES
/kerjasama yang disepakati
( 1 dokter /500-600 KK)

• Pembayaran kapitasi
SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Berhadapan dengan risiko


keuangan
Kepuasan
menerapkan pelbagai Pasien
pembatasan

Kendali biaya Kendali Mutu


KENDALI MUTU

Penerapan sistem kendali mutu pelayanan


secara menyeluruh meliputi :

 Pemenuhan standar mutu Fasilitas Kesehatan,


 Memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan
sesuai standar yang ditetapkan,
 Pemantauan terhadap luaran kesehatan Peserta.
 Aspek keamanan pasien,
 Efektifitas tindakan,
 Kesesuaian pelayanan dengan kebutuhan medis
pasien
PAKET KEBIJAKAN KENDALI MUTU DI LAYANAN
TINGKAT PERTAMA
PEMBUATAN PEDOMAN (selesai 2013)
1. Panduan Praktik Klinis bagi dokter layanan primer / Standar
Pelayanan Medik
2. Panduan Penatalaksanaan Klinis berdasarkan symton di Pelayanan
Primer
3. Panduan Ketrampilan Klinis di layanan primer
4. Pedoman Pelayanan Dokter di layanan primer
5. Panduan Pelayanan Kesehatan Primer & Sistem Rujukan
( Gatekeeper)
6. Peningkatan Teknis Dokter di layanan Primer
7. Pedoman & Pelaksanaan Audit Medis di layanan primer
8. Pemenuhan SPA di seluruh Puskesmas
9. Pedoman & Pelaksanaan Akreditasi Puskesmas & Fasyankes Primer
Lainnya
BUKU PEDOMAN PELAYANAN DOKTER DI
LAYANAN PRIMER

1 2

Pedoman Praktis Klinis Dokter di Panduan Penataan klinis berdasarkan


fasyankes primer simpton bagi dokter di fasyankes primer

3 4

Panduan ketrampilan klinis Pedoman Pelayanan Dokter di


dokter di Fasyankes primer Fasyankes Primer
1. PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI
DOKTER DI FASYANKES PRIMER

TUJUAN
Agar dokter layanan primer dpt:
1.Memiliki pedoman baku
minimum dengan
mengutamakan upaya maksimal
PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI sesuai kompetensi dan fasilitas
DOKTER PELAYANAN PRIMER yang ada
2.Mewujudkan pelayanan yang
sadar mutu sadar biaya
3.Memiliki tolok ukur dalam
melaksanakan jaminan mutu
pelayanan
2. PANDUAN KETRAMPILAN KLINIS BAGI
DOKTER DI FASYANKES PRIMER

TUJUAN: acuan langkah-langkah


pelaksanaan ketrampilan yang
terstandar sesuai kompetensi profesi
dokter pelayanan primer

PROSES: Telah tersusun draft


panduan ketrampilan klinis berisi 95
PANDUAN KETRAMPILAN KLINIS ketrampilan dengan level kompetensi 4
BAGI DOKTER PELAYANAN (mampu melakukan secara mandiri)
PRIMER sesuai Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI) 2012.

PROGRES: sedang dalam proses


uji coba oleh 44 dokter di Kabupaten
Garut dan Kota Banda Aceh
3. PEDOMAN PELAYANAN DOKTER DI
FASYANKES PRIMER
TUJUAN: acuan bagi dokter untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang bermutu.
PROSES: telah tersusun draft dengan
rujukan utama: Standar Pelayanan Kedokteran
Keluarga, berisi:
1) Pemeliharaan kesehatan di klinik: pelayanan
paripurna, pelayanan medis, pelayanan
menyeluruh, pelayanan terpadu, pelayanan
bersinambung
PEDOMAN PELAYANAN DOKTER 2) Perilaku dalam klinik: perilaku terhadap pasien,
PELAYANAN PRIMER dengan mitra kerja di klinik, dengan sejawat,
pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik,
PROGRES: sedang partisipasi dalam kegiatan masyarakat di
bidang kesehatan
dalam proses uji coba oleh
3) Pengelolaan praktik: sumber daya manusia,
44 dokter di Kabupaten
manajemen keuangan, manajemen klinik
Garut dan Kota Banda
4) Sarana dan prasarana: fasilitas praktik,
Aceh
peralatan klinik, proses-proses penunjang
medik.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI
DOKTER DI FASYANKES PRIMER

Ruang lingkup
• PPK ini meliputi panduan penatalaksanaan terhadap
penyakit yang dijumpai di layanan primer.
• Jenis penyakit mengacu pada Peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia No. 11 Tahun 2012 tentang
Standar Kompetensi Dokter Indonesia.
• Penyakit dalam panduan ini adalah penyakit dengan
tingkat kemampuan dokter 4A, 3B, dan 3A terpilih,
dimana dokter diharapkan mampu mendiagnosis,
memberikan penatalaksanaan dan rujukan yang sesuai .
Katarak yang merupakan kemampuan 2, dimasukkan
dalam pedoman ini dengan mempertimbangkan
prevalensinya yang cukup tinggi di Indonesia.
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
(Perkonsil No 11 Tahun 2012)

DAFTAR TINGKAT KEMAMPUAN


NO SISTEM TUBUH MANUSIA
PENYAKIT 1 2 3A 3B 4A
1 Sistem Saraf 73 7 22 18 19 7
2 Psikiatri 52 0 28 21 1 2
3 Indera 104 4 44 30 3 23
4 Respirasi 46 6 11 8 12 9
5 Kardiovaskular 41 7 15 9 9 1
6 GIT 83 6 32 17 9 19
7 Ginjal dan sal. Kemih 40 3 19 6 5 7
8 Reproduksi 99 11 41 16 19 12
9 Endokrin metabolik 33 7 6 4 7 9
10 Hematoimunologi 35 4 14 8 3 6
11 Muskuloskeletal 38 14 13 7 2 2
12 Sist Kulit dan Integumen 79 1 13 13 7 45
13 Forensik dan Medikolegal 13 0 3 7 1 2
TOTAL 736 70 261 164 97 144
33
PROSES PENYUSUNAN BUKU
• PPK disusun berdasarkan pedoman yang berlaku secara global yang
dirumuskan bersama perhimpunan profesi dan Kementerian
kesehatan.
• Berisi penatalaksanaan penyakit yang sesuai dengan kompetensi 3 dan
4, yang dapat dilakukan di layanan primer  405 penyakit (SKDI2012)
• Terdapat : 155 penyakit yang terangkum dalam 140 penyakit karena
ada beberapa penyakit yg tertulis dalam 1 judul penyakit. Ch
dermatofitosis tdd Tinea Corporis , Tinea capitis, Tinea barbae
• Prioritas penyakit tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan 3 dan 4
terpilih, dengan kriteria di layanan primer: High volume, High cost,
High risk, Program nasional, Merupakan penyakit yang jelas batas-
batasnya dan relatif mudah mendiagnosisnya.
• Setelah menyelesaikan Pedoman untuk 155 penyakit prioritas,
penyusunan Pedoman Penatalaksanaan Penyakit akan terus dikerjakan
oleh organisasi profesi sampai mencakup 405 penyakit kompetensi 3
dan 4.
Template
Masalah Kesehatan
1.

Judul masalah diperoleh dari daftar masalah yang Konsultasi dan rujukan
tergolong pada level kemampuan 4 yaitu sebanyak - Masa pemulihan
143 daftar masalah. - Komplikasi dan efek samping/penyulit
2. Subyektif Family focus : edukasi preventif, sosial support,
Berisi hasil anamnesis menyeluruh kepada pasien. screening
3. Obyektif Community oriented : screening, survailens, & laporan
Berisi hasil pemeriksaan fisik yang patognomonis, 6. Rujukan
meskipun sangat disarankan melakukan pemeriksaan Selain berdasarkan level kompetensi penyakit yang
fisik menyeluruh. Selain itu bagian ini pula berisi dihadapi, terdapat juga kriteria rujukan yang terdiri
anjuran pemeriksaan penunjang serta hasil positif dari :
yang ditemukan.
4. Assesment/Penegakan diagnostik holistik T : Time lama perjalanan penyakit
Aspek personal : Keluhan, kekhawatiran & harapan A : Age umur pasien
Aspek klinis : diagnosis klinis & diagnosis banding C : Complication komplikasi dari penyakitnya,
tingkatan kesulitan
Aspek internal : persepsi, usia, perilaku, genetik C : Comorbidity ada/tidaknya penyakit penyerta
Aspek eksternal: lingkungan (makro, mikro. meso) C : Condition melihat kondisi fasilitas pelayanan
5. Plan/Penatalaksanaan komprehensif : 7. Prognosis
Patient centered 8. Rekam medik
- Pengobatan biomedis No. ICPC
Obat No. ICD 10
Nutrisi
Psikososial
Rawat jalan/rawat inap
SISTEM RUJUKAN MEDIK DI LAYANAN PRIMER

Dokter merujuk pasien pada kasus penyakit dengan


tingkat kemampuan 4A pada kondisi :
T :Time lama perjalanan penyakit
A : Age umur pasien
C : Complication komplikasi dari penyakitnya,
tingkatan kesulitan
C : Comorbidity ada/tidaknya penyakit penyerta
C : Condition melihat kondisi fasilitas pelayanan
1. TIME
• Jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi
kronis atau melewati Golden Time Standard
• Contoh pada demam tifoid
Pasien dirujuk bila setelah mendapat terapi selama 5 hari
belum tampak perbaikan.
2. AGE
• Jika usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan
meningkatkan risiko komplikasi serta kondisi penyakit lebih
berat
• Contoh pada penyakit pneumonia aspirasi.
Pasien anak, berumur kurang dari 6 bulan, indikasi dirujuk ke
layanan sekunder.
3. COMPLICATION
• Jika komplikasi yg ditemui dapat memperberat kondisi pasien
• Contoh pada penyakit influenza dengan tanda-tanda
pneumonia.
Pasien dirujuk bila didapatkan tanda-tanda pneumonia (panas
tidak turun 5 hari disertai batuk purulen dan sesak nafas).

4. COMORBIDITY
• Jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang
memperberat kondisi pasien.
• Contoh: penyakit TB pada orang dengan HIV, TB dengan
penyakit metabolik perlu dirujuk ke layanan sekunder. Setelah
mendapat advis di layanan sekunder dapat melanjutkan
pengobatan kembali di fasilitas pelayanan primer.
CONDITION

• Apabila fasilitas pelayanan tdk dapat


memenuhi keberlangsungan penatalaksanaan.
• Rujukan bisa bersifat horizontal maupun
vertikal pada fasilitas yang mempunyai
peralatan untuk keberlangsungan
penatalaksanaan
PENINGKATAN TEKNIS DOKTER PELAYANAN PRIMER
BEBERAPA METODA PELATIHAN
Paket pratugas
Diprioritaskan untuk DPP di
Metoda 1 Perkotaan
Pelatihan temu muka setiap
akhir minggu selama 8 bulan

• Paket pratugas
• Pelatihan e-learning
dan beberapa
Metoda pelatihan ketrampialn
2 temu muka selama 1-2
tahun
• Diprioritaskan untuk
DPP di Pedesaan

Paket Pratugas
Pelatihan ketrampilan khusus sesuai
kebutuhan selama 1 bulan
Metoda 3 Pelatihan modul dengan surat
menyurat selama 1-2 tahun
Diprioritaskan untuk DPP di DPTK
Konsep setelah selesai menyelesaikan seluruh
program pelatihan

• Memperoleh Post Graduate Diploma dari Fakultas Kedokteran


yang bersangkutan
• Memperoleh sejumlah SKP yang dihitung sesuai dengan
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan IDI untuk kepentingan
resertifikasi
• Dapat diperhitungkan untuk transfer menjadi sejumlah SKS bila
berminat memperoleh Master Dokter Pelayanan Primer atau
Spesialis Dokter Pelayanan Primer
Rencana Pemenuhan Standar
Faskes Primer
1. Peningkatan kerjasama dengan klinik swasta dan dokter
praktek mandiri bagi daerah yang kurang tenaga dokternya
(nilai acuan 1:2500)
2. Pembangunan Puskesmas pada Kecamatan yang tidak
mempunyai Puskesmas
3. Pemenuhan dokter pada kab/kota dengan kekurangan
dokter. (tugas PPSDM)
4. Rehab Puskesmas dan Rumah dinas dokter
5. Pemenuhan alkes faskes primer
6. Penetapan Pedoman
7. Penguatan sistem rujukan dengan memperhatikan
aksesibilitas dan portabilitas
Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai