● Sinonim: ▪ Whooping Cough ▪ Batuk rejan. ▪ Tusis Quinta ● Etiologi: Bordetella Pertusis disebut juga Hemophilus Pertusis. ● B. Pertusis: ▪ Tidak bergerak. ▪ Gram negatif. ▪ Diambil dari hapusan tenggorok. ● Epidemiologi: ▪ Tersebar diseluruh dunia. ▪ Di daerah padat penduduk. ▪ Menyerang semua umur, tidak ada kekebalan pasif dari ibu. ▪ Penderita terbanyak 1 – 5 tahun . ▪ Termuda umur 16 hari. ▪ Cara penularannya kontak positif. ● Gejala klinik: ▪ Masa tunas 7 – 14 hari, penyakit berlangsung selama ≥16 minggu. ▪ Terdiri dari 3 stadium yakni stadium kataralis, spasmodik dan konvalesen. 1. Stadium Kataralis: ▪ Berlangsung 2 – 3 minggu. ▪ Gejalanya di awali batuk ringan terutama malam hari, selanjutnya bertambah berat dan batuk siang dan malam. Gejala lainnya pilek, serak, anoreksia (menyerupai influenza). 2. Stadium Spasmodik: ▪ Berlangsung 2 – 4 minggu. ▪ Gejalanya batuk paroksismal yang khas, berkeringat, pembuluh darah kepala dan leher melebar, tampak gelisah, wajah merah dan sianotik, serangan batuk panjang, tidak ada inspirium di antaranya dan diakhiri dengan whoop ( tarikan nafas panjang diakhiri dengan bunyi melengking), ▪ Kadang-kadang disertai perdarahan subkonjungtiva, epistaksis, dan ditemukan ronki difus. 3. Stadium Konvelesen: ▪ Berlangsung 2 minggu sampai sembuh. ▪ Pada minggu ke 4 batuk berkurang. ▪ Nafsu makan mulai ada, ronki berkurang. ● Gejala klinik: ▪ Khas adalah stadium spasmodik. ▪ Leukosit 15.000 – 45.000/mm³, ● Diagnosis banding: ▪ Trakheobronkitis. ▪ Bronkitis. ▪ Pnemonia interstesialis. ▪ B. Parapertuisis, B. Bronkiceptica, Adenovirus akan memberikan gejala klinis dengan pertusis. Dibedakan dengan pemeriksaan biakan. ● Komplikasi: ▪ Sistem respirasi: Bronkitis, bronkopnemoni, atelektasis dll. ▪ Sistem pencernaan: muntah-muntah, prolapsus rekti, hernia, dll. ▪ Susunan syaraf: kejang-kejang oleh karena gangguan keseimbangan elektrolit, udem ▪ Lain-lain: epistaksis, hemoptesis dll. ● Pengobatan: ▪ Antibiotika: Eritromisin 50 mg/kgbb/hr atau ampisilin 100 mg/kgbb/hr. ▪ Imunoglobulin (masih banyak pendapat). ▪ Ekspektoran dan mukolitik. ▪ Luminal. ● Prognosis: tergantung ada/tidaknya komplikasi. ● Pencegahan : ▪ Tidak ada imunitas terhadap pertusis. ▪ Dilakukan secara aktif ataupun pasif. Secara aktif: vaksin DPT 12 unit dibagi 3 dosis, mulai umur 2 bln dengan interval 8 minggu. Penelitian: neonatus umur 1 – 15 hari diberi vaksin pertusis dapat membentuk kekebalan. Pemberian vaksin pertusis pada bayi umur 1 bulan sama efektifnya bila diberikan pada umur 48 jam. ▪ Imunisasi pasif dg Human hyperimune