(MMR)
Vaksin untuk mencegah campak,
gondongan dan rubela merupakan
vaksin kombinasi yang dikenal sebagai
vaksin MMR, dosis 0,5 ml
Merupakan vaksin kering yang
mengandung virus hidup
Disimpan pada suhu 2-8C dan
terlindung dari cahaya
Vaksin harus digunakan dalam waktu 1 jam
setelah dicampur dengan pelarutnya, karena
setelah dicampur vaksin sangat tidak stabil
Pada temperatur 22-25C akan kehilangan
potensi 50% dalam 1 jam, pada temperatur
>37C vaksin menjadi tidak aktif setelah 1 jam
Dosis:0,5 mL Intra muskular atau subkutan
dalam
Imunisasi menghasilkan serokonversi terhadap
ketiga virus ini >90% kasus
Diberikan umur 12-18 bulan
Rekomendasi
Vaksin MMR harus diberikan sekalipun
ada riwayat infeksi campak,
gondongan dan rubela atau imunisasi
campak
Tidak ada efek imunisasi yang terjadi
pada anak yang sebelumnya telah
mendapat imunitas terhadap salah
satu atau lebih dari ketiga penyakit ini.
Bayi dan Anak berisiko
infeksi Campak
Pada populasi dengan insidens yang tinggi
infeksi campak, imunisasi MMR dapat
diberikan usia 9 bulan
Anak dengan penyakit kronis seperti kistik
fibrosis, kelainan jantung bawaan, kelainan
ginjal bawaan, gagal tumbuh, sindrom
down
Anak berusia >1 tahun yang berada di day
care
Anak yang tinggal di lembaga cacat mental
Indikasi kontra
Anak dengan penyakit keganasan,
gangguan imunitas, pengobatan
imunosupresif, terapi sinar, pengobatan
kortikosteroid
Anak dengan alergi berat terhadap
gelatin atau neomisin
Anak yang mendapat vaksin hidup yang
lain ( termasuk BCG dan vaksin virus
hidup) dalam waktu 4 minggu. Imunisasi
MMR ditunda 1 bulan
Jika MMR diberikan pada wanita
dewasa dengan kehamilan harus
ditunda selama 2 bulan, seperti vaksin
rubela
MMR tidak boleh diberikan dalam
waktu 3 bulan setelah pemberian
imunoglobulin atau transfusi darah
Defisiensi imun bawaan atau didapat
(HIV)
Setelah suntikan imunoglobulin,
selama 6 minggu tidak boleh
mendapat vaksin rubela
Disebabkan oleh karena komponen
rubela, wanita hamil tidak dianjurkan
mendapat imunisasi MMR dan
dianjurkan untuk tidak hamil selama 3
bulan setelah mendapat suntikan
Kontroversi seputar
imunisasi MMR
Dilaporkan ada hubungan antara
penyakit Crohn dan kolitis ulserativa
dengan MMR. Pada penelitian tersebut
terlihat adanya risiko relatif kasus yang
mendapat MMR akan menjadi Crohn
2,95% dan kolitis ulserativa 2,05%.
Setelah ditelusuri ternyata tidak benar
Hubungan antara autism dengan MMR.
Diperoleh dari program televisi denmark
1993
Setelah ditindaklanjuti, ternyata tidak
ada satupun data biologi dan
epidemiologi yang menyokong.
Situasi yang saka juga terjadi dengan
asma. Ternyata tidak ada satupun
penelitian yang menyokong adanya
hubungan asma dengan vaksin MMR