Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL OBSERVASI KEGIATAN POSYANDU NGUDI WARAS 4

DI BEJEN, WONOREJO, KARANGANYAR

Dosen Pembimbing : Reni Puspita Sari, SST, M. Kes

Disusun Oleh :

Chandra Indah Permana (18.0.B.1325)

STIKes MITRA HUSADA KARANGANYAR

DII KEBIDANAN

TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah Kebidanan Komunitas
tentang laporan hasil observasi posyandu di wilayah setempat ini tepat pada waktunya. Makalah
ini membahas tentang “ Hasil Observasi Posyandu di Dusun Bejen, Wonorejo, Karanganyar ”
yang disajikan secara sistematis dan jelas.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan kegiatan posyandu,
yang penulis sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini disusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya teman-teman. Penulis sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis menerima berbagai saran maupun
kritikan yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga
tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Karanganyar, 23 Agustus 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
BAB II TINJAUAN TEORI 3

BAB III HASIL OBSERVASI 10

BAB IV PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN.................................................................................................................................................15

ii
BAB l

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan secara
keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan kesehatan
masyarakat desa merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan
pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan usaha
memperluas jangkauan layanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan
peran aktif dari masyarakat sendiri. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam
bidang kesehatan sangat tergantung pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan.
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang
penting dalam kehidupan nasional,khususnya didalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.
Hal ini merupakam suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya oleh
pemerintah melaikan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat angka penurunan
tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh
masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut
dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk mewujudkan
tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan yang
berkualitas oleh kader posyandu. Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader
diantaranya pengetahuan kader tentang posyandu, pengetahuan kader tentang posyandu
akan berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan
posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku

1
yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan.
Selain pengetahuan kader tentang posyandu, keaktifan kader juga dipengaruhi oleh
motivasi baik dari dalam diri kader sendiri ataupun dari pihak luar seperti dukungan yang
positif dari berbagai pihak diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat setempat, maupun
dari petugas kesehatan setempat, fasilitas yang memadai (mengirimkan kader
kepelatihan-pelatihan kesehatan, pemberian buku panduan, mengikuti seminar-seminar
kesehatan), penghargaan, kepercayaan yang diterima kader dalam memberikan pelayanan
kesehatan mempengaruhi aktif tidaknya seorang kader posyandu. Penghargaan bagi kader
dengan mengikuti seminar-seminar kesehatan dan pelatihan serta pemberian modul-
modul panduan kegiatan pelayanan kesehatan. Dengan kegiatan tersebut diharapkan
kader mampu dalam memberikan pelayanan kesehatan dan aktif datang disetiap kegiatan
posyandu.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Posyandu merupakan forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat, dari oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu adalah pusat pelayanan
keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh
masyarakat dengan dukungan tehnis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian
norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
Posyandu adalah kegiatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan disuatu wilayah Puskesmas, dimana
program ini dapat dilaksanakan dib alai dusun, balai kelurahan, maupun ditempat-
tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat. (Cahyo Ismawati S., dkk 2010).
Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang memudahkan masyarakat
mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama ibu dan balita yang
diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan petugas kesehatan.
Posyandu juga merupakan jembatan utama puskesmas dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Peran posyandu sangat penting karena posyandu sebagai wahana
pelayanan pada tingkat yang paling dasar yang memberikan pelayanan dan
pemantauan kesehatan secara terpadu melalui kegiatan penimbangan bayi dan anak,
pemberian makanan tambahan, pemberian oralit, pelayanan imunisasi, pemeriksaan
kehamilan, pengobatan, serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. 
B. Bentuk Kegiatan Posyandu
Kegiatan Posyandu Terdapat berbagai jenis kegiatan yang dilakukan pada
Posyandu antara lain meliputi 5 kegiatan posyandu dan 7 kegiatan posyandu (sapta
krida posyandu):
Lima kegiatan posyandu antara lain :
1. Kesehatan ibu anak
2. Keluarga berencana
3. Imunisasi

3
4. Peningkatan gizi
5. Penanggulangan diare
Tujuh kegiatan Posyandu (sapta krida posyandu) meliputi:
1. Kesehatan ibu anak
2. Keluarga berencana
3. Imunisasi
4. Peningkatan gizi
5. Penanggulangan diare
6. Sanitasi dasar
7. Penyediaan obat esensial Pembentukan Posyandu
C. Pelaksanaan Layanan Posyandu
Posyandu dilakukan pelayanan dengan sistem 5 meja yaitu :
Meja l : Pendaftaran
Meja ll : Penimbangan balita
Meja lll : Pengisian KMS
Meja lV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa;
 Imunisasi
 Pemberian vitamin A dosis tinggi.
 Pembagian pil KB atau kondom.
 Pengobatan ringan.
 Konsultasi KB.
D. Lokasi / Letak Posyandu
Syarat lokasi/letak yang harus dipenuhi meliputi:
 Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
 Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
 Dapat merupakan lokal tersendiri
 Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai
rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.Pelayanan Kesehatan diPosyandu
E. Pelayanan Kesehatan di Posyandu
Adapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:

4
a. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita.
b. Penimbangan bulanan.
c. Pemberian makanan tambahan.
d. imunisasai bagi bayi 0-11 bulan.
e. Pemberian oralit untuk penanggulangan diare.
f. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.

Beberapa kegiatan pada pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan
pasangan usia subur antara lain :

a. Pemeriksaan kesehatan umum


b. Pemeriksaan kehamilan dan nifas
c. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah
darah
d. Imunisasi tetanus toxoid untuk ibu hamil
e. Penyuluhan kesehatan dan keluarga berencana
f. Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
g. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
h. Pertolongan pertama pada kecelakaan

Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim
dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui
masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada,
masalah tersebut dapat berupa:

 Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.


 Balita yang berat badanya di bawah garis merah.
 Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
 Balita yang mencret.
 Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
 Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan
terlambat.
 Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil.

5
 Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus
(Depkes RI-Unicef, 2000).

Bentuk kegiatan lain yang masih dilokasi Posyandu berupa :

a. Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam regester balita sampai


terbentuknya balok SKDN.
b. Membahas bersama - sama kegiatan lain atas saran petugas.
c. Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti
penyuluhan.
d. Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan diluar posyandu berupa:
e. Melaksanakan kunjungan rumah.
f. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam
kegiatan UPGK.
g. Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga.
h. Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan
ketrampilan (DepkesRI-Unicef, 2000).
Apabila kader menjumpai kesulitan dalam menjalankan tugasnya dalam
posyandu, maka mereka dapat menghubungi orang-orang berikut sebagai
upaya untuk mencari jalan keluar:
a. Bidan desa.
b. Kepala Desa.
c. Tokoh masyarakat / tokoh agama.
d. Petugas LKMD, RT, RW.
e. Tim Penggerak PKK.
f. Petugas PLKB.
g. Petugas pertanian ( PPL ).
h. Tutor dari P dan K
F. Penyelenggara Posyandu
 Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi
kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas

6
 Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang
berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader
kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).
G. Sistem Kerja Posyandu
Menurut Muninjaya (1999), sistem kerja Posyandu merupakan rangkaian kegiatan
yang meliputi input, proses dan output.
1. Input adalah ketersedianya sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan posyandu, yang meliputi antara lain:
 Sarana fisik atau kelengkapan seperti bangunan, meja kursi,
perlengkapan penimbangan, perlengkapan pecatatan dan pelaporan,
perlengkapan penyuluhan dan perlengkapan pelayanan,
 Sumber daya manusia yang ada seperti kader, petugas kesehatan dan
aparat desa atau kecamatan yang ikut berperan dalam kelangsungan
program,
 Ketersedianya dana, sebagai penunjang kegiatan yang berasal dari
pemerintah maupun swadaya masyarakat,
 Penyelenggaraan kegiatan posyandu dan bagaimana cara persiapan
serta mekanisme pelayanannya.
2. Proses, dalam sistem pelayanan Posyandu antara lain meliputi:
 Pengorganisasian posyandu mencakup adanya struktur organisasi,
yaitu adanya perencanaan kegiatan mulai persiapan, monitoring oleh
petugas sampai evaluasi proses dan hasil kegiatan. Adanya kejelasan
tugas dan alur kerja yang jelas serta dipahami oleh kader posyandu.
 Pelaksanaan kegiatan posyandu yang mencakup pendaftaran,
penimbangan, pencatatan penyuluhan, pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana. Program pokok yang minimal harus dilaksanakan
meliputi lima pelayanan yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, keluarga
berencana, penanggulangan diare dan imunisasi
 Pembinaan dan pemantauan petugas yang mencakup adanya rencana
kegiatan pembinaan dan pemantauan yang jelas dan tertulis, ada

7
jadwal yang terencana dengan baik, siapa yang menjadi sasaran, cara
pembinaan, pemantauan dan pemecahan masalah.
 Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader untuk membina kesehatan
dan gizi masyarakat terutama pada keluarga sasaran. Proses
pelaksanaan kunjungan harus direncanakan siapa sasaran, kapan
dilaksanakan, siapa yang melaksanakan dan hasil dicatat dalam
kegiatan kader
 Pelaksanaan evaluasi program dilaksanakan setiap bulan. Di tingkat
posyandu dilaksanakan setelah selesai kegiatan pelayanan yang
melibatkan kader, aparat desa, pembinaan kesejahteraan keluarga dan
petugas pembina. Sedangkan di tingkat kecamatan dilaksanakan
melalui pertemuan lintas sektor di kecamatan lain yang berkaitan
dengan kesehatan dan perbaikan gizi serta keluarga berencana
 Umpan balik tentang hasil kegiatan posyandu, hasil pembinaan dan
evaluasi disampaikan melalui pertemuan rutin yang telah
direncanakan. Umpan balik berasal dari aparat desa, tokoh masyarakat
dan kelompok kerja personal baik tingkat desa, kecamatan maupun
kabupaten
 Imbalan (reward) bagi kader, sangat bermanfaat untuk menjaga
kelestarian kader dalam melaksanakan tugasnya, dan harus dipikirkan,
karena dengan imbalan tersebut diharapkan dapat memelihara dan
meningkatkan motivasi kerja kader.
3. Output – Keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil kegiatan
penimbangan, pelayanan pemberian makanan tambahan, distribusi paket
perbaikan gizi, pelayanan imunisasi, pelayanan keluarga berencana dan
penyuluhan. Sedangkan output kegiatan yang diharapkan berupa peningkatan
status gizi, dan ibu hamil, penurunan angka kematian ibu, angka kematian
bayi, berat badan lahir rendah dan angka kesakitan
H. Strata Posyandu
Posyandu dapat digolongan menjadi 4 tingkatan yaitu :
o Posyandu Pratama (warna merah)

8
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
Keadaan dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang.
Artinnya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
o Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madtya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi
cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah, yaitu 
kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan posyandu sudah baik tetapi
masih rendah cakupannya.
o Posyandu Purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8
kali pertahun, rata-rata junlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada
program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih
sederhana.
o Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5
program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat, telah
menjangkau lebih dari 50% KK. Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya adalah
pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan
prinsip JPKM.
I. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu
o Pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu.
o Motivasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu.
o Pekerjaan ibu.
o Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat.
o Sarana dan prasarana di posyandu.
o Jarak dari posyandu tersebut.

9
BAB III

HASIL OBSERVASI

A. PELAKSANAAN POSYANDU
 Tempat: Bejen RT 05 RW 15,Wonorejo, Karanganyar
 Waktu Pelaksanaan :
 Tanggal : 21 Agustus 2020
 Waktu : 08.00 - 10.00 WIB
 Rutinitas : 1 bulan sekali setiap tanggal 21
B. SASARAN POSYANDU : Bayi / Balita
C. LINGKUP POSYANDU
Lingkup posyandu ini terletak di RW 15 dan RW 16 Bejen, Wonorejo yang meliputi
14 RT dengan jumlah bayi/balita ± 130 tetapi yang datang hanya 105
D. PENYELANGGARAAN 3 MEJA
Penyelenggaraan posyandu Ngudi Waras 4 dilaksanakan tiga meja yaitu dari
pendaftaran, penimbangan bayi/balita dan, pengisian KMS, pemberian PMT (Pemberian
Makanan Tambahan). Dari pihak puskesmas memberikan penyuluhan kesehatan 1 bulan
sekali. Sistem Informasi Posyandu (SIP) di posyandu Ngudi Rahayu ini belum
menggunakan sistem komputerisasi tetapi masih menggunakan sistem manual yaitu
pendataannya dengan tulisan tangan.
Tiga meja meliputi :
1. Pencatatan / registrasi data
a. Balita menuju meja 1 untuk dilakukan pencatatan / registrasi.
b. Registrasi dilakukan oleh kader
c. Balita telah membawa KMS yang sudah berisi identitas balita
d. Balita menuju meja 2 untuk dilakukan penimbangan BB oleh kader kesehatan
2. Pengisian KMS
a. Balita menuju meja 2 untuk dilakukan pengisian KMS oleh kader kesehatan
b. Dilakukan pencatatan KMS.
c. Diinformasikan kepada ibu balita akan kondisi status kesehatan dan gizi
balitanya.

10
d. Balita menuju meja ke 3 untuk dilakukan penyuluhan dan pemberian
makanan tambahan sambil tetap membawa KMS.
3. Pelayanan Kesehatan Balita
a. Dari pihak Puskesmas mengutus bidan desa untuk memberikan pelayanan
kesehat
b. Pemberian Makanan Tambahan
Ibu balita di berikan makanan tambahan oleh kader kesehatan.
E. PELAYANAN POSYANDU DAN PROGRAM POKOKNYA
Pelayanan posyandu yang sudah dilakukan adalah KIA, Gizi ibu dan anak. Pemberian
vit. A diberikan setiap bulan Februari dan Agustus. Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh
petugas Puskesmas ( Bidan ).
F. JENJANG POSYANDU
Jenjang Posyandu di daerah ini termasuk Pratama (kegiatan lebih teratur, kader
minimal 5 orang tetapi masih menggunakan 3 meja).
G. PELAKSANA POSYANDU / KADER
Pelaksanaan posyandu Ngudi Waras 4 ini bertempat di RW 15 Bejen , Wonorejo
yang diadakan tanggal 21 Agustus 2020 jam 08. 00 – 10.00 WIB, pelaksanaan
posyandu ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Kader yang hadir sejumlah 5
orang, yaitu Ibu Sri Mulyani, Ibu Supatmi, Ibu Suharni, Ibu Endang, Ibu Tatik .
Secara garis besar tugas kader posyandu dalam melakukan kegiatan bulanan
posyandu dan melaksaankan kegiatan diluar posyandu sudah baik dan berjalan lancar.
H. ADMINISTRASI
Daftar Buku
Susunan Pengurus
Ketua : Ibu Sri Mulyani
Sekretaris : Ibu Supatmi
Bendahara : Ibu Suharni
Anggota 1 : Ibu Endang
Anggota 2 : Ibu Tatik
Daftar hadir : kader sejumlah 5 orang

11
Notulen : dilakukan oleh kader posyandu sendiri, mencatat hasil penimbangan dan
evaluasi tindakan yang sudah dilakukan selama posyandu berlangsung.
Inventaris : Timbangam untuk balita, timbangan pijak, timbangan gantung, pengukur
tinggi badan bayi, pengukur tinggi badan balita, kartu KMS.
Kunjungan Rumah : dilakukan setiap ada petugas Puskesmas yang bertugas di
Posyandu setiap bulannya. Kunjungan rumah biasanya didampingi oleh kader dan
dilakukan pendkes pada orang tua anak dengan gizi kurang.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu yang mengandung
makna suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat
oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan
sumber daya manusia sejak dini.
Tujuan Posyandu untuk menurunkan AKB/AKI, membudayakan NKKBS dan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan kegiatan KB-Kes
kegitan pembangunan lainnya untuk mencapai keluarga sejahtera .
B. Saran
1. Bagi Institusi Kesehatan/Perpustakaan.
Lebih memperbanyak referensi bahan mata kuliah tentang komunitas kebidanan
terutama tentang posyandu.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
 Dapat mengetahui tentang posyandu itu sendiri dan diharapkan lebih aktif
dalam memberikan penyuluhankepada masyarakat.
 Dapat meningkatkan pelayanan melalui posyandu kepada masyarakat baik
itu posyandu balita, lansia, pelayanan KIA, KB maupun wanita dengan
gangguan reproduksi. Dapat mengetahui tentang dan diharapkan lebih
aktif dalam memberikan penyuluhan dengan melalui berbagai media
seperti leaflet, CD dan lain-lain.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan terutama
kegiatan posyandu.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.indonesian-publichealth.com/manajemen-posyandu/

https://bulelengkab.go.id/bankdata/pengertian-posyandu-kegiatandefinisi-tujuan-fungsi-manfaat-
dan-pelaksanaan-posyandu-33

Departemen Kesehatan RI. 2006.Modul RevitalisasiPosyandu bagi Petugas


Posyandu.Jakarta:Depkes RI

Kementrian Kesehatan RI. 2011.Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar
Gizi.Jakarta:Kemenkes RI

https://id.scribd.com/document/318886385/Makalah-Observasi-Posyandu

14
LAMPIRAN

15
16

Anda mungkin juga menyukai