Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
(Konsep Posyandu Di indonesi )tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang di
berikan.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
(Konsep Posyandu di Indonesia) bagi para pembaca dan penulis.

Saya menyadari,makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran sangat di butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II.PEMBAHASAN

A. Pengertian posyandu
B. Manfaat posyandu
C. Tujuan posyandu
D. Proses pengorganisasian posyandu
E. Jenis jenis posyandu

BAB III.PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan
kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang
anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan
yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan
efisien, dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan pelayanan,
salah satunya adalah layanan tumbuh kembang anak (Depkes RI, 2006).
Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan
sejak tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS memuat kurva pertumbuhan
normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur.
Dengan penimbangan bulanan ini diharapkan gangguan pertumbuhan setiap
anak dapat diketahui lebih awal sehingga dapat ditanggulangi secara cepat dan
tepat. Pemantauan pertumbuhan perlu ditingkatkan perannya dalam tindak
2
kewaspadaan untuk mencegah memburuknya keadaan gizi balita (Depkes RI,
2002).
Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk
memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah
dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan
mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar
dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi (Depkes RI,
2009).
Pemantauan pertumbuhan saat ini merupakan kegiatan utama
posyandu yang jumlahnya mencapai lebih dari 260.000 yang tersebar di
seluruh Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007
menunjukkan bahwa sebanyak 74,5% (sekitar 15 juta) balita pernah ditimbang
minimal 1 kali selama 6 bulan terakhir; 60,9% diantaranya lebih dari 4 kali.
Sebanyak 65 % (sekitar 12 juta) balita memiliki KMS (Depkes RI, 2009).
Semua informasi atau data yang diperlukan untuk pemantauan
pertumbuhan balita, pada dasarnya bersumber dari data berat badan hasil
penimbangan balita bulanan yang diisikan ke dalam KMS untuk dinilai naik
(N) atau tidaknya (T). Tiga bagian penting dalam pemantauan pertumbuhan
adalah : ada kegiatan penimbangan yang dilakukan terus menerus secara
teratur, ada kegiatan mengisikan data berat badan anak ke dalam KMS, serta
ada penilaian naik atau turunnya berat badan anak sesuai dengan arah garis
pertumbuhannya (Depkes RI, 2002).

B.Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari posyandu.?
2. Apa saja maanfaat dari posyandu.?
3. Apa saja tujuan dari posyandu.?
4. Bagaimana proses pengorganisasian posyandu.?
5. Jenis jenis posyandu.?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan posyandu
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari posyandu
3. Untuk mengetahui tujuan dari posyandu
4. Untuk mengetahui proses pengorganisasian dari posyandu
5. Untuk mengetahui jenis jenis dari posyandu
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Posyandu


Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemmudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk mempercepat
penuru
nan Angka Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI. 2006 ).
Pengertian posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu
program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan
terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai
program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun
keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu
pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan
upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi
terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan
anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu
(Depdagri, 1999).
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat
dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari
petugas kesehatan dan keluarga.

B.     Manfaat Posyandu

1.      Bagi masyarakat


     Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
a. Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau
pertumbuhannya.
b. Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG
1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali.
c. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000
SI)
d. Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah
(200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)
2.      Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
3.       Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
4.      Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
5.       Mendukung pelayanan KB.
6.       Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan.
7.      Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu.

2.      Bagi kader, pengurus Posyandu dan tokoh Masyarakat


a. Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan.
b. Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan.

3.      Bagi puskesmas


a. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan S1.
b. Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian pelayanan
secara terpadu.

4.      Bagi sektor lain


a. Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah.
b. Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing.

C.     Tujuan posyandu

1. Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran


2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup
sehat.
5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografis
6. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih
teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
7. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

D.    Pengorganisasian Posyandu


1.      Struktur Organisasi
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat
pada saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksisibel,
sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan
dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua,
sekretaris, dan bendahara dan kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota.
Beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (kelurahan/desa atau
dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompok pengelola
Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyaraka setempat. Unit
pengelolaan Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari 16
para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung
jawab masing-masing unsur pengelola Posyandu, disepakati dalam unit/kelompok
Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat.
2.      Pengelolaan Posyandu
Pengelolaan Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat
musyawarah pembentukan Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang
ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara. Kriteria pengelola Posyandu
antara lain sebagai berikut:
a.       Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.
b.      Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyrakat.
c.       Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
3.      Kader Posyandu
Kader di Indonesia merupakan sosok insan yang menarik perhatian
khalayak. Kesederhanaannya dan asalnya yang dari masyarakat setempat, telah
membuat kader begitu dekat dengan masyarakat. Keberadaannya yang selalu
dekat dengan masyarakat membuat alih pengetahuan dan olah keterampilan dari
kader kepada tetangganya demikian mudah. Kedekatannya dengan petugas
puskesmas telah membuat mereka menjadi penghubung yang andal antara petugas
kesehatan dengan masyarakat.
Profil kader yang dikenal adalah kader posyandu. Melejitnya jumlah dan
peran posyandu dalam keberhasilan program keluarga berencana dan kesehatan,
telah turut mengangkat kepopuleran kader posyandu di Indonesia. Peran PKK
(pembina kesejahteraan keluarga) dalam kader ini sangat besar, karena hampir
seluruhnya kader posandu atau kader PKK adalah wanita. Tim penggerak PKK
dari mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan,
selalu berupaya melakukan penggerakan dan pembinaan intensif terhadap kader
PKK yang menjadi tulang punggung kegiatan posyandu.
4.      Pembentukan
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Satu Posyandu melayani
sekitar 80-100 balita. Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan
penduduk yang terlalu berjauahan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang,
dapat dibentuk Posyandu baru. Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat
dilakukan dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalah melalui pendekatan
PKMD, dengan tahapan sebagai berikut:
a.       Pendekatan Internal (Penyiapan Petugas) Tujuan pendekatan internal adalah
mempersiapkan para petugas/aparat, sehingga bersedia dan memiliki kemampuan
mengelola serta membina Posyandu.
b.      Pendekatan Eksternal (penyaiapan Steakholder/Pemangku Kepentingan) Tujuan
pendekatan ekternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh
masyarakat, sehingga bersedia pendukung penyelenggaraan Posyandu.
c.       Survei Mawas Diri (SMD) Tujuan SMD adalah menimbulakan rasa memiliki
masyarakat ( sense of belonging ) melalui penemuan sendiri masalah yang
dihadapi serta potensi yang dimiliki. SMD dilakukan oleh masyarakat sendiri
dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat pemerintah desa/kelurahan, dan
Konsil Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk).
d.      Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah
para tokoh masyarakat yang mendukung pembentukan Posyandu atau Konsil
Kesehatan Kecamatan (jika telah terbentuk). Peserta MMD adalah anggota
masyarakat setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan
lainnya yang mendukung.Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya
daftar urutan masalah dan upaya keseatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan
dengan konsep Posyandu.
e.       Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu Pembentukan dan
pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai
5.      Kedudukan Posyandu
a.       Kedudukan Posyandu terhadap Pemerintahan Desa/Kelurahan adalah instansi
pemerintah yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan di
desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu terhadap pemerintahan desa/kelurahan
adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara
kelembagaan dibina oleh pemeerintah desa/kelurahan.
b.      Kedudukan Posyandu terhadap Pokja Posyandu Pokja Posyandu adalah
kelompok kerja yang dibentuk di desa/kelurahan, yang anggotanya terdiri dari
aparat pemerintahan desa/kelurahan dan tokoh masyarakat yang bertanggung
jawab membina Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja adalah sebagai
satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administratif, keuangan, dan
program dari pokja.
c.       Kedudukan Posyandu terhadap Berbagai UKBM adalah bentuk umum wadah
pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan, yang salah satu diantaranya adalah
Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap UKBM dan pelbagai lembaga
kemasyarakatan/LSM desa/kelurahan yang bergerak di bidang kesehatan adalah
sebagai mitra.
d.      Kedudukan Posyandu terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan Konsil kesehatan
kecamatan adalah wadah pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan yang
dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat dikecamatan yang berfungsi menaungi
dan mengkoordinir setiap Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM). Kedudukan Posyandu terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan adalah
sebagai satuan organisasi yang mendapatkan arahan dan dukungan sumberdaya
dari Konsil Kesehatan Kecamatan.
e.       Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan
kesehatan di kecamatan. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah
sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis
medis dibina oleh Puskesmas.

E.       Jenis-jenis posyandu

1.      Posyandu Pratama (warna merah)


Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan
dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinnya
kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.

  2  Posyandu Madya (warna kuning)


Posyandu pada tingkat madtya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan
tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah,
yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan posyandu sudah baik
tetapi masih rendah cakupannya. Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan
masyarakat secara intensif,serta penambahan program yang sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :
a. Pelatihan Toma dengan modul ekskalasi Posyandu yang sekarang sudah
dilengkapi dengan metoda stimulasi.
b.Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk menentukan
masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan
yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
3.      Posyandu Purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih
dari 8 kali pertahun, rata-rata junlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada
program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih
sederhana.
Intervensi posyandu tingkat ini adalah :
a.       Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan masyarakat
menentukan sendiri pengembangan program di Posyandu.
b.      Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat,
dengan cakupan anggota minimal 50% kk atau lebih.
4.      Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur,
cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat,
telah menjangkau lebih dari 50% KK. Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya
adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut
menggunakan prinsip JPKM

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Posyandu Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan
sumber daya manusia sejak dini.(Ambarwati Retna, 2009). Tujuan Posyandu yaitu
Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, Meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu, Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat
dan sejahtera, Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan, Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat . Kegiatan Posyandu Kesehatan Ibu dan Anak,Keluarga
Berencana,Immunisasi, Peningkatan gizi,Penanggulangan Diare.

B.     Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap
profesinya, maka agar lebih memberikan penyuluhan maupun pelatihan yang
berkualitas bagi kader-kadernya khusunya kader yang akan ditempatkan
diposyandu dengan tujuan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya dalam hal kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai