Anda di halaman 1dari 53

REFLEKSI KASUS

Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan-Sedang


Terehidrasi

Pembimbing: dr. Maya Kusumawati


Achmad Fauzan Ailani (201810401011036)
BAB I LAPORAN KASUS
Identitas
 Nama : Tn. S
 Usia : 68 th
 Tanggal MRS : 08-03-2020
 Tanggal Pmx : 08-03-2020
 No. RM : 02000989
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Tidak bekerja
 Status Pernikahan : Kawin
 Alamat : Kresek RT. 09 RW. 04
Anamnesis
 Keluhan Utama : BAB Cair
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 BAB cair semenjak 2 hari sebelum masuk rawat inap. Sehari diare >5 kali. Warna
kecoklatan, konsistensi cair, ampas (+), lendir (-), darah (-), sudah diperiksakan ke bidan
namun keluhan tetap. Selain itu, Pasien mengeluh demam sejak 4 hari, pasien juga
mengeluh mual, muntah sejak 1 hari sebelum masuk rawat inap, muntah keluar makanan,
sehari kurang lebih 4-5 kali. keluhan batuk (-), pilek (-). Perut terasa mules, sering kentut,
BAK (+) nomal. Sejak mengeluh perut terasa mules, nafsu makan pasien menurun dan
mau minum banyak.
Anamnesis (cont.)
 Saat ini (08/03/2020 jam 08.30) pasien sudah BAB sebanyak 2 kali, BAK (+) terakhir 1
jam yang lalu. Pasien sudah tidak mual dan muntah lagi. Pasien mau makan dan minum
yang diberikan oleh Puskesmas..
Anamnesis (cont.)
 Riwayat Penyakit Dahulu :
◦ Diare (-),
◦ Alergi obat maupun makanan disangkal.
◦ DM terkontrol
 Riwayat Penyakit Keluarga :
◦ Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.
Anamnesis (cont.)
Riwayat Perilaku Sosial
Di rumah menggunakan pompa air listrik, air untuk masak dan minum dari sumur
Pasien kurang menjaga kebersihan dirinya seperti jarang cuci tangan setelah melakukan aktifitas
di luar rumah
Di rumah tinggal dengan istrinya
Anamnesis (cont.)
 Riwayat Kelahiran
- Pasien mengaku tidak tahu
• Riwayat Gizi
- ASI eksklusif 3 bulan, dilanjutkan MPASI
- Saat ini sudah makan nasi dengan lauk namun pasien tidak suka sayur, makan 3x sehari
dirumah.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Kompos Mentis
GCS : E4V5M6
 Tanda-tanda vital (UGD) : N 118x/menit
Suhu 38.4 ºC RR
24x/menit
 Tanda-tanda vital (saat ini) : N 88x/menit
Suhu 36.0 ºC
RR 22x/menit
 Status Gizi : BB: 70kg TB : 172cm
 IMT : 70: (1,72x1,72)2 = 23,6 (Normal)
 Status Generalis
◦ K/L : a/i/c/d -/-/-/- , Saat di IGD mata cowong (+), Saat ini mata cowong (-), pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Fisik (cont.)
 Pemeriksaan Thoraks  Jantung :
 Paru-paru :  Inspeksi :Iktus cordis tidak tampak.
◦ Inspeksi : Simetris +, retraksi -/-  Palpasi : Tidak teraba iktus cordis
◦ Palpasi : gerak dinding dada  Perkusi :Batas jantung normal,
simetris, fremitus taktil simetris tidak ada pembesaran
◦ Perkusi : Sonor di seluruh lapang  Auskultasi : S1/S2 tunggal, murmur
paru.
(-), gallops (-)
◦ Auskultasi : Ves +/+, rh-/-, wh -/-
Pemeriksaan Fisik (cont.)

 Pemeriksaan abdomen  Pemeriksaan ekstremitas : AHKM +/+,


CRT <2s, turgor kulit kembali cepat
◦ Inspeksi : flat
(UGD dan saat ini)
◦ Auskultasi: BU (+) ↑(UGD)
◦ Palpasi : soefl, massa (-), NT(+)
epigastrium (UGD)
◦ Perkusi : Timpani
Problem List

- Watery diarrhea
- Dehidrasi ringan sedang
- Demam
- Mual
- Muntah
Resume
 Seorang laki-laki 68 tahun, datang bersama istri dn anaknya ke IGD Puskesmas Perawatan
Ngletih pada 08 Maret 2020 dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari sebelum masuk rawat inap,
>5 kali. Warna kecoklatan, konsistensi cair, ampas (+), sudah periksakan ke bidan dan diberi
obat namun keluhan tetap. Selain itu,. Pasien mengeluh mual, muntah (+) sebanyak 3-4 kali
berupa cairan, perut terasa mules, sering kentut, BAK (+) nomal. Sejak mengeluh perut terasa
mules, nafsu makan pasien menurun dan mau minum banyak.
 Saat ini (08/3/2020 jam 08.30) pasien sudah BAB 3 kali, BAK (+) terakhir 1 jam yang lalu.
Pasien sudah, tidak mual dan muntah lagi. Pasien mau makan dan minum yang diberikan oleh
Puskesmas.
Resume

 Pada pemeriksaan fisik di IGD didapatkan mata cowong (+), BU (+) ↑, nyeri tekan
(+) epigastrium, akral hangat kering merah, turgor kulit kembali cepat, dan CRT
<2s. Untuk saat ini tidak didapatkan mata cowong, BU (+) normal, nyeri tekan
abdomen (-).
Diagnosis

 Diare Akut dengan dehidrasi Ringan-Sedang terehidrasi.


Planning Terapi

IVFD RL 1500ml/24.
 Rehidrasi Oral Aktif dengan Oralit/diare ½ sachet/diare.
 Injeksi paracetamol 3x500 mg.
 Inj. Metoclorpamid 3x10mg
 Obat diabet dilanjutkan
 Diet lunak TKTPRS
Planning Monitoring
 Keluhan pasien
 TTV
 Output dan input cairan

Planning Edukasi
 Menjelaskan tentang kondisi pasien pada keluarga yaitu pasien terkena diare dikarenakan
makanan yang dimakan sebelumnya dan kurangnya menjaga kebersihan diri, sehingga
membuat adanya gejala mual dan muntah. Karena sullit untuk memasukan cairan maupun
nutrisi pada pasien melalui makan, sehingga disarankan pasien untuk masuk Rawat Inap.
 .
Planning Edukasi (cont.)

 Menjelaskan terapi yang akan dilakukan pada pasien, yaitu pemberian cairan menggunakan
infus bersamaan dengan pemberian obat minum seperti obat anti muntah, obat diare serta
oralit yang diminum setiap BAB cair.
 Menjelaskan kemungkinan komplikasi kepada keluarga seperti salah satunya adalah
dehidrasi yang saat ini sudah dialami oleh pasien, agar pasien tidak jatuh ke dalam kondisi
dehidrasi berat disarankan untuk masuk Rawat Inap.
 Edukasi tentang makan sedikit-sedikit tapi sering, makan makanan yang tinggi protein dan
kalori namun rendah serat, tidak makan sayur dan buah dulu untuk sementara waktu (saat
Rawat Inap) serta memperbanyak asupan cairan.
Planning Edukasi (cont.)
 Edukasi pada istri dan anak pasien untuk lebih memperhatikan makanan maupun
minuman yang dikonsumsi oleh pasien dikemudian hari serta kebersihan diri seperti cuci
tangan belum makan
Prognosis
 Dubia ad Bonam
BAB II PEMBAHASAN
Penegakan Diagnosis
 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik  diare akut

 Diare  seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja
dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (DepKes RI, 2011)
 Bila diare kurang dari 2 minggu dan tidak didapatkan darah disebut sebagai diare cair akut (WHO,
2009)

 Pada pasien ini didapatkan keluhan BAB >5 kali dengan konsistensi cair dan terjadi kurang dari 2
minggu.
 Dari sudut pandang cara kerjanya, diare dibagi menjadi tiga grup yaitu sekretorik,
osmotik-sekretorik, dan eksudatif-sekretorik.

 Komplikasi awal dari diare akut adalah dehidrasi  dibagi menjadi tanpa dehidrasi,
dehidrasi ringan/sedang dan dehidrasi berat (Depkes RI, 2011).
 Berdasarkan tabel tersebut, maka tingkat dehidrasi
pada pasien ini  dehidrasi ringan/sedang

 Didapatkan: mata cekung dan rasa haus ingin


minum terus menerus. Namun pada saat
pemeriksaan sudah tidak lagi didapatkan tanda
dehidrasi tersebut, menunjukan bahwa pasien telah
terehidrasi.
Penatalaksanaan Diare
Pasien mendapat terapi :  Prinsip penatalaksanaan dehidrasi adalah mengganti cairan
IVFD RL 1500ml/24. yang hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit,
Rehidrasi Oral Aktif dengan Oralit/diare ½ sehingga keseimbangan hemodinamik kembali tercapai.
sachet/diare. (Leksana, 2015).
Injeksi paracetamol 3x500 mg.
 Terapi cairan parenteral menjadi pilihan pada saat asupan
Inj.Metoclorpamid 3x10mg
cairan melalui oral tidak cukup/tidak memungkinkan. Jika
Obat diabet dilanjutkan
muntah tetap terjadi, ORS dengan NGT (nasogastric tube)
Diet lunak TKTPRS
atau cairan isotonis seperti Ringer Laktat maupun NaCl
0,9% 20-30 mL/kgBB selama 1-2 jam dapat diberikan untuk
mencapai kondisi rehidrasi.
 Untuk kasus diare, di Puskesmas Perawatan Ngletih Kota Kediri memiliki UKM Essensial bagian P2
(Pencegahan dan Pengendalian) Diare.
 Terdapat program LROA (Layanan Rehidrasi Oral Aktif), yaitu salah satu layanan
di fasyankes, yang menyediakan :
◦ layanan konseling rehidrasi diare
◦ tatalaksana diare
◦ upaya yang harus dilakukan dan harus diketahui apabila terjadi diare
◦ pencegahan diare
◦ informasi lain terkait diare kepada orang tua/pengasuh bayi/balita yang datang ke fasyankes dan
pembina masyarakat/kader dalam upaya pencegahan dan tatalaksana diare di masyarakat.
LROA bertujuan untuk:
◦ Menyediakan pusat informasi tentang diare dan tatalaksananya
◦ Melakukan konseling rehidrasi
◦ Menyediakan layanan oralit dan zinc, serta
◦ Melakukan pembinaan pada masyarakat untuk dapat melakukan upaya pencegahan dan
penatalaksanaan diare pada kesempatan pertama.
 PHBS terkait penyakit diare ini adalah penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan
sabun, dan penggunaan jamban sehat.
 UKM Essensial bagian Promosi Kesehatan memiliki salah satu upaya pencegahan berupa
penyuluhan di Posyandu-Posyandu di kelurahan wilayah kerja Puskesmas Ngletih dan di
dalam puskesmas.
 Materi penyuluhan beragam, salah satunya penyuluhan PHBS ataupun penyuluhan
tentang penyakit-penyakit seperti Diare, DBD ataupun penyakit yang saat itu sedang
meningkat angka kejadiannya.
 Air merupakan kebutuhan dasar yang digunakan sehari-hari, adapun syarat air bersih agar tidak
terkena penyakit ialah:
◦ tidak berwarna,
◦ tidak keruh,
◦ bebas pasir, debu, lumpur, busa, dan kotoran lainnya,
◦ tidak berasa, serta tidak berbau.
 Air yang digunakan di rumah pasien adalah air tanah (sumur) yang diambil dengan pompa
listrik. Belum diperiksa apakah memenuhi syarat air bersih atau tidak karena tidak dilakukan
pengecekan air pada rumah pasien
 .
 Mencuci tangan dengan sabun untuk membunuh kuman dan bakteri yang menimbulkan
penyakit.

 Pasien merupakan individu yang jarang mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, pasien
terkadang mencuci tangan menggunakan air mengalir tetapi tanpa sabun, pasien lebih sering
hanya mengelap tangan di bajunya saja kemudian menyantap makanan, Begitupun yang
dilakukan pasien sebelum terkena diare saat ini.
 Jamban merupakan suatu ruangan yang mempunyai  Rumah pasien memiliki satu kamar
fasilitas pembuangan kotoran manusia. Jamban sehat:
mandi jongkok yang dipakai untuk
◦ tidak mencemari sumber air minum (jarak antara seluruh anggota keluarga di rumah.
sumber air minum dengan lubang penampungan
minimal 10 meter),
 Kamar mandi terletak didalam rumah.
◦ tidak berbau,
◦ dilengkapi dinding dan atap pelindung,
◦ penerangan dan ventilasi cukup,
◦ lantai kedap air dan luas ruangan memadai, serta
◦ tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Upaya dan perilaku kesehatan yang dilakukan pasien
UPAYA DAN PERILAKU KESEHATAN
KETERANGAN
No. KOMPONEN URAIAN UPAYA DAN PERILAKU (RASIONAL ATAU
IRRASIONAL)

Pasien belum pernah mengikuti penyuluhan mengenai diare


1 Promotif Rasional
sebelumnya berserta cara penularan

Pasien belum memilih makanan yang terjamin kebersihannya, mencuci


2 Preventif Rasional
tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah makan

Saat ini : Rawat inap,IVFD RL 1500ml/24,Rehidrasi Oral ,Aktif dengan


3 Kuratif Oralit/diare ½ sachet/diare,Injeksi paracetamol 3x500 mg, Inj. Rasional
Metoclorpamid 3x10mg Obat diabet dilanjutkan,Diet lunak TKTPRS

Makan makanan yang bergizi dan terjamin kebersihannya, kontrol ke dokter


4 Rehabilitatif Rasional
jika keluhan tidak berkurang
STATUS SOSIAL

No. KOMPONEN KETERANGAN (Deskripsi dengan lengkap dan jelas)

Pasien merupakan seorang pensiuanan yang sekarangsudah tidak bekerja. Pasien sehari-
hari di rumah,terkadang mengantarkan cuu pergi ke sekolah pukul 07.00 dan
1 Aktivitas Sehari-hari menjemputnya pukul 11.00. Selain itu terkadang pasien pergi ke ladang pukul 08.00
sampai dengan 11.00, Pasen sering membeli makanan atau minuman diluar, terutama
saat pasien pergi ke ladang

Berdasarkan perhitungan IMT didapatkan hasil 23,1 yaitu normal. Sehari-hari


pasien mengkonsumsi makanan pokok seperti nasi, ayam, ikan, tahu, tempe
2 Status Gizi
goreng, sayur dan terkadang buah. Makan sehari 3x, jarang makan makanan
selingan. Minum air putih ,terkadang the. Pasien rutin minum obat dabetes

3 Pekerjaan Pensiunan

4 Jaminan Kesehatan BPJS


FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN
KOMPONEN
No. KETERANGAN
LINGKUNGAN
Rumah kondisi baik dengan ventilasi yang baik, pencahayaan cukup, lantai keramik,
1 Fisik jarak antara rumah dan langit-langit ± 4 meter, toilet jongkok, ada air selokan. Tempat
sampah ada diluar rumah
Tidak ada anggota keluarga dan tetangga sekitar yang terinfeksi penyakit menular saluran
pernafasan seperti TBC, Terdapat lalat disekitar rumah pasien, karena tempat sampah
2 Biologi tidak memiliki penutup
Lingkungan rumah berada jauh dari daerah industri dan tidak pernah menggunakan bahan
3 Kimia pestisida lainnya disekitar lingkungan rumah

Rumah pasien berdempetan dengan tetangga sekitar, pasien sering bergaul dengan tetangga
sekitar, dan rutin mengikuti acara tahlilan di kampung, hubungan pasien dengan tetangga sekitar
4 Sosial baik
Pasien sering makan makanan pedas, istri pasien juga sering masak makanan pedas
 5 Budaya

 6 Psikologi Pasien merasa penyakitnya bisa sembuh dengan sendirnya

Pasien mendapatkan penghasilan dari uang pensiunan yang di ambil setiap bulan
 7 Ekonomi
DIAGNOSTIK HOLISTIK
A. ASPEK PERSONAL
Uraian Masalah:
Yang mendasari pasien datang ke dokter: Diare air sejak 2 hari
Harapan: Diare dapat sembuh

Intervensi/Penatalaksanaan:

a. Promotif: membaca poster dan leaflet tentang diare dan penatalaksanannya


b. Preventif: mengurangi makanan yang pedas dan bersantan dan tidak membeli makanan diluar yang tidak
terjamin kebersihanny
c. Kuratif: pasien dirawat inap,IVFD RL 1500ml/24,Rehidrasi Oral Aktif dengan Oralit/diare ½ sachet/diare,
Injeksi paracetamol 3x500 mg,Inj. Metoclorpamid 3x10mg,Obat diabet dilanjutkan ,Diet lunak TKTPRS
d. Rehabilitatif: Makan makanan bergizi, dan kontrol ke dokter jika keluhan belum berkurang
B. ASPEK KLINIS
Uraian Masalah:

Dx: Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang terreidrasi

Intervensi/Penatalaksanaan:

a) Promotif: Mengikuti konseling tentang diare, penyebab, dan penanganannya

b) Preventif: Mengurangi makanan yang pedas, dan tidak bersih.

c) Kuratif: Oralit, attapulgite 3x2 tab setiap kali diare,

d) Rehabilitatif: Kontrol ke dokter jika keluhan belum berkurang


C. ASPEK INTERNAL
Uraian Masalah:
1. Genetik: -
2. Gaya Hidup: +
Intervensi/Penatalaksanaan:
a) Promotif: Edukasi untuk menjagakeberishandiri dan lingkungan
b) Preventif: Mengurangi makan makanan yang pedas, membersihkan lingkungan sekitar,
memasak sendiri supaya terjamin kebersihannya
c) Kuratif: -
d) Rehabilitatif: -
D. ASPEK EKSTERNAL
Uraian Masalah:
1.Psikososial:
Pasien merupakan seorang pensiunan, sehari hari berada di rumah, namun pasien sering membeli makanan diluar.
2. Lingkungan: cukup baik.

Intervensi/Penatalaksaan:

a) Promotif: Penyuluhan: Penyakit diare dan perilaku untuk meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan
b) Preventif: Pentingnya menjagakebersihahan pribadi dan lingkungan
c) Kuratif: -
d) Rehabilitatif: Kontrol ke dokter jika keluhan masih ada

E. ASPEK FUNGSI SOSIAL


Uraian Masalah:

Tingkat 2, masih bisa melakukan aktifitas sederhana seperti makan, minum obat.
Penatalaksanaan Komprehensif
Penatalaksanaan Komprehenship yang dapat dilakukan oleh penderita (Langkah Operasional)
Promotif:
-Memberikan edukasi mengenai bahaya penyakit diare
-Memberikan edukasi agar senantiasa melakukan hidup bersih dan sehat
Preventif:
-Pentingnya menjagakebersihahan pribadi dan lingkungan
-Makan atau minum yang dimasak sendiri, tidak makan makanan sembarangan
Kuratif:
pasien dirawat inap,IVFD RL 1500ml/24,Rehidrasi Oral Aktif dengan Oralit/diare ½ sachet/diare, Injeksi paracetamol 3x500 mg,Inj.
Metoclorpamid 3x10mg,Obat diabet dilanjutkan ,Diet lunak TKTPRS
Rehabilitatif:
-Kontrol ke dokter jika masih ada keluhan
-Diet makanan yang bergizi
 
REFLEKSI DIRI
Refleksi dari aspek keislaman
 Dalam ayat alquran telah disebutkan tentag perintah Allah untk melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat. Ayat Al-Qur'an tentang perintah untuk menjaga kebersihan terdapat dalam dalam surah
al-A’raf ayat 31-32

Artinya:“Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah (bersih dan rapi –pen) di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah, “Siapakah yang mengharamkan
perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah
yang mengharamkan) rizki yang baik?” Katakanlah, “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang
yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.” Demikianlah
Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui ”

Pada ayat tersebut telah dijelaskan unuk mengaga kebersihan baik mnjaga kebersihan pakaian
maupun kebersihan diri serta makan makanan yang halal sesuai dengan syariat islam dan tidak
berlebih lebihan didalamnya karena Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan
Refleksi dari aspek keislaman
SARAN :
Islam merupakan agama yang mengajarkan prilaku hidup bersih
dan sehat. Sebagaimana dalam hadits yang mengkaitkan tingkat
keimanan seseorang berhubungan dengan prilaku hidup sehat. Hidup
sehat merupakan salah satu cara untuk mencapai kehidupan yang
bahagia, berkah, bermanfaat dan tentram sejahtera. Maka dari itu
Islam menerapkan cara hidup sehat sesuai dengan syariat Islam.
Menerapkan pola hidup sehat adalah suatu kebagian yang mutlak
bagi seluruh umat Muslim.
Berkaitan dengan hal ini menerapkan prilaku hidup sehat merupakan
salah satu tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyakit infeksi sepert diare
Refleksi dari aspek etika/moral
Terdapat 4 kaidah dasar bioetik kedokteran yang meliputi beneficence,
nonmaleficence, justice dan otonom. Berdasarkan kasus ini akan ditinjau menurut
keempat aspek tersebut
1.Beneficence : Tindakan berbuat baik, dalam hal ini dokter melakukan upaya yang
terbaik untuk pasien. Pada kasus ini dokter telah melakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan edukasi dengan baik kepada pasien perihal penyakit yang dalami saat ini
beserta menjelaskan sumber penularan yang terjadi sehingga harus dihindari oleh
pasien.
2.Nonmaleficence : Tidak berbuat jahat, dalam hal ini dokter melakukan semua
kegiatan yang tidak merugikan pasien. Pada kasus ini dokter telah melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik atas izin pasien guna menegakkan diagnosis, dan
dokter memberi terapi epada pasien serta merawat inap pasien karena pasien dalam
kondisi yang lemah dan dehidrasi
Refleksi dari aspek etika/moral/medikolegal/sosial
ekonomi
3. Justice: dokter tidak membeda-bedakan pasien dari
berbagai perbedaan. Baik tingkat ekonomi,
sosial,kedudukan, politik, agama, budaya, suku, gender.
Dalam hal ini dokter bersikap baik terhadap semua pasien
dan tetap melakukan terbaik
4. Otonom : setiap pasien harus diperlakukan sebagai
manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan
nasib sendiri). Pada kasus ini pasien berhak untuk
menentukan kesediaan untuk dilakukan rawat inap atau
tidak demi kebaikan kondisi pasien sendiri
Refleksi dari aspek etika/moral
SARAN :
Sebagai seorang dokter yang profesional dalam melakukan pekerjaan maka kita
juga harus memikirkan bagaimana Quality of Life (QoL) dari pasien yang ditangani.
Diharapkan dengan memberikan regimen terapi dan edukasi yang tepat dapat
meningkatkan Quality of life pasien.
Dalam kasus ini sikap profesionalisme kita sebagai dokter dapat diterapkan. Dalam
prinsip beneficence kita memberikan terapi yang adekuat dan tepat, dalam prinsip
non maleficence kita memberikan edukasi kepada pasien mengenai sakitnya. Dokter
juga dituntut untuk memberikan penanganan yang sesuai dan mendiskusikan untuk
rawat inap sebagai jalan keluar lain dalam mengatasi penyakitnya tersebut maupun
komplikasi yang akan didapatkan. Edukasi dan terapi yang diberikan sebaik
mungkin sehingga pasien dapat memahami dan dapat mengambil keputusan untuk
kebaikannya sendiri tanpa adanya bujukan maupun keterpaksaan dari pihak
manapun.
Refleksi dari Aspek Medikolegal
 Medikolegal merupakan pelayanan kesehatan yang yang berpusat
pada standar pelayanan medis dan standar pelayanan operasional
dalam bidang kedokteran dan hukum yang berlaku.
 SARAN : Sebagai seorang dokter yang profesional dalam
melakukan pekerjaan dalam menjalankan aspek medikolegal,
informed consent harus dilakukan terlebih dahulu sebelum
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan
penunjang jika nantinya diperlukan. Dokter saat melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik harus dilakukan sebaik mungkin
sesuai prinsip kedokteran serta memegang kerahasiaan atas apa
jawaban pasien tentang penyakitnya, seperti pasien ini yang
menderita diare akut dengan dehidrasi ringan sedang
Refleksi dari Aspek Sosio Ekonomi

SARAN :
Aspek ekonomi pasien, pasien merupakan golongan menengah keatas. Pasien
tidak bekerja, pasien merupakan pensiunan. Tinggal di rumah bersama istri dan
anak bungsunya dan kebersihan cukup.
Aspek sosial, hubungan pasien dengan lingkungan rumah sangat baik, saling
bekerja sama dalam berbagai hal, hubungan dengan warga sekitar cukup baik,
pasien sering bermain ke tetangganya, ikut kegiatan kerja bakti dan kadang
mendatangi pengajian rumengikuti kegiatan tahlilan rutin.
Refleksi dari Aspek Lain-lain
Diare adalah suatu keadaan sebuah penyakit di saat
tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang
biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24
jam.Diare dapat disebabkan oleh berbagai maam hal,
bia karena infeksi, obat obatan, maupun intolransi
makanan. Komplikasi dari diare bisa sangat berbahaya
yaitu dehdrasi mulai dari ringan sampai dengan
dehidrasi berat
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
 Seorang laki-laki 68 tahun, datang bersama istri dn anaknya ke IGD Puskesmas
Perawatan Ngletih pada 08 Maret 2020 dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari
sebelum masuk rawat inap, >5 kali. Warna kecoklatan, konsistensi cair, ampas
(+), sudah periksakan ke bidan dan diberi obat namun keluhan tetap. Selain itu,
Pasien mengeluh demam sejak 4 hari, mual, muntah (+) sebanyak 3-4 kali berupa
cairan, perut terasa mules, sering kentut, BAK (+) nomal. Sejak mengeluh perut
terasa mules, nafsu makan pasien menurun dan mau minum banyak.
 Pada pemeriksaan fisik di IGD didapatkan mata cowong (+), BU (+) ↑, nyeri
tekan (+) epigastrium, akral hangat kering merah, turgor kulit kembali cepat, dan
CRT <2s. Untuk saat ini tidak didapatkan mata cowong, BU (+) normal, nyeri
tekan abdomen (-).
 Pasien mendapat terapi IVFD RL 1500 cc/24 jam, Injeksi paracetamol
3x500 mg,Inj. Metoclorpamid 3x10mg,Attalpugit 2 tab setiap diare tablet,
Diet lunak TKTPRS.
 Program Puskesmas Perawatan Ngletih oleh UKM Esensial P2 Diareyang
terkait adalah pencatatan kejadian diare pada balita menggunakan formulir
MTBS, dan pemberian terapi oralit. Namun MTBS hanya digunakan pada
balita usia 2 bulan sampai 5 tahunserta pencegahan diare dengan
penyuluhan PHBS melalui program UKM Esensial Promosi Kesehatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai