Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROGRAM NASIONAL KESEHATAN LANSIA

OLEH

KELOMPOK 3:

MARIA K.B. SUTAL (1420119046R)

MARIA M.G. BALLE (1420119047R)

MARKUS KAMUTLAKA (1420119048R)

MARLINCE DENDO (1420119048R)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA

KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rhamat-
Nya sehingga kami mampu meneyelesaikan tugas Makalah mata kuliah Gerontik yang berjudul
“MAKALAH PROGRAM NASIONAL KESEHATAN LANSIA”.

Kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dan keterbatasan dalam Makalah
ini.Oleh karenanya diharapkan segala saran dan kritik dari semua pihak pembaca untuk
membangun kesempurnaan penulisan ini, dan Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Kupang, 27 september 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

1. 1 Latar Belakang ........................................................................................... 4


2. 1 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
3. 1 Tujuan........................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 6

2.1 Pengertian Program Kesehatan Nasional Lansia .... .................................... 6

2.2 Program Kesehatan Nasional Lansia ..................... .................................... 6

2.3 Kegiatan-Kegiatan Pembinaan Lansia…………………………… .... ……13

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15

3.2 Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16


BAB IS

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini
akan terjadi suatu proses yang disebut aging process atau proses penuaan.
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu factor yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia.Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah telah merencanakan
visi Indonesia sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu, adil, merata serta memiliki derajat kesehatanm yang setinggi
tingginya. Keperawatan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan nasional
turut serta ambil bagian dalam mengantisipasi peningkatanjumlah populasi lansia dengan
menitikberatkan pada penanganan dibidang kesehatan dan keperawatan.
Posyandu adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desa kecil
yang tidak terjangkau oleh rumah sakit atau klinik.Tujuan posyandu lansia adalah
memperdsyakan kelompok lansia sehingga mampu untuk menolong dirinya sendiri dalm
mengatasi masalah kesehatannya seta dapat menyumbangkan tenaga dan kemampuannya
untuk kepentingan keluarganya dan masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam posyandun lansia
akan dikembangkan lebih bersifat mempertahankan derajat kesehatan, menigkatkan daya
ingat, meningkatkan rasa percaya diri dan kebugaran lansia.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksut dengan program kesehatan nasional lansia?
b. apa saja program-progam nasional lansia?
c. Apa saja kegiatan-kegiatan pembinaan lansia?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui dan memaham program kesehatan nasional lansia
b. Untuk mengetahui dan memahami apa saja program-progam nasional lansia
c. Untuk mengetahui dan memahami kegiatan-kegiatan pembinaan lansia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Program Kesehatan Nasional Lansia

Program kementerian kesehatan di indonesia dalam upaya untuk meningkatkan status


kesehatan para lansia, diantaranya:
a. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan para lansia di pelayanan kesehatan dasar,
khususnya puskesmas dan kelompok lansia melalui konsep puskesmas santun lanjut usia.
b. Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia di rumah sakit,
c. Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan dan gizi bagi lansia,
d. Sosialisasi program kesehatan lansia, serta pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan dan pembinaan kelompok usia lanjut/posyandu lansia di masyarakat(Iin
Cintami Pangabean, 2013).

2.2 Program Kesehatan Nasional Lansia


a. Posyandu Lansia
1. Defenisi
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia
yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta
para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya.
2. Tujuan
Tujuan Posyandu lansia sebagaimana menurut badan koordinasi keluarga
berencana (BKKBN) adalah sebagai berikut:
 meningkatkan jangkauan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
layanan yang dapat mengakomodir kebutuhan lansia.
 mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran masyarakat maupun pihak
lainnya
 meningkatkan komunikasi antar masyarakat usia lanjut
3. Pelayanan Yang Diberikan
 Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
 Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
 Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
 Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
 Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
 Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)
 Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
 Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7
 Penyuluhan Kesehatan.
4. Pelaksanaan Sistem Lima Posyandu Lansia
 Meja 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah
terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.
 Meja 2: Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan
darah
 Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh,
tekanan darah, berat badan, tinggi badan
 Meja 4: Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan
tambahan.
 Meja 5: Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan
meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan.
b. Puskesmas Lansia
1. Defenisi
Adalah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan kpd Pra Lansia &
Lansia yg meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yg lebih
menekankan unsur pro aktif, kemudahan proses pelayanan, santun, sesuai standart
pelayanan & kerjasama dgn unsur lintas sektor. Program Lansia tdk terbatas pd
pelayanan kesehatan klinik saja, tetapi jg pelayanan kesehatan di luar gedung &
pemberdayaan masyarakat.
2. Manajemen Puskesmas Lansia
 Perencanaan
Kesepakatan antara staf Puskesmas tentang pembinaan kegiatan Usila:
Penanggung jawab, Koordinator , dan Pelaksana kegiatan pelayanan kesehatan
Usila, Pengumpulan data dasar dan Pendekatan & kerjasama lintas sektoral.
 Pelaksanaan
Prosedur yg diberikan adalah kemudahan & kenyamanan para Usila :
Loket khusus, Ruang pelayanan khusus & semua fasilitas untuk memudahkan
pelayanan Usila (kursi khusus, koridor dengan pegangan dan jalan yang tidak
terlalu licin/terjal, toilet dengan pegangan, dll)
 Monitoring
Monitoring melalui: RR, Pengamatan Langsung : Lihat apakah pelaksanaan
kegiatan sesuai dgn rencana, apakah berhasil, apakah ada hambatan/masalah,
bagaimana kinerja petugas / kader
 Evaluasi
Evaluasi melalui: Data hasil RR, Lakukan Studi, Pengamatan Langsung dan
Penelitian Khusus.
3. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Dalam Program Usia Lanjut Adalah :
 Melaksanakan penyuluhan secara teratur dan berksinambungan sesuai kebutuhan
melalui berbagai media mengenai kesehatan usia lanjut.Usaha ini dilakukan
terhadap berbagai kelompok sasaran yaitu usia lanjut sendiri, keluarga dan
masyarakat dilingkungan usia lanjut.
 Melaksanakan penjaringan usia lanjut resiko tinggi, pemeriksaan berkala usia
lanjut dan memberi petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan psikososial
dan bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada usia lanjut.
 Melaksanakan diagnose dini, pengobatan,perawatan dan pelayanan rehabilitative
kepada usia lanjut yang membutuhkan dan memberi petunjuk mengenai tindakan
kuratif atau rehabilitative yang harus dijalani, baik kepada usia lanjut maupun
keluarganya.
 Melaksanakan rujukan medic ke fasilitas rumah sakit untuk pengobatan,
perawatan atau rehabilitative bagi usia lanjut yang membutuhkan termasuk
mengusahakan kemudahan-kemudahannya
4. Kegiatan Yang Dilaksanakan Antara Lain :
 Pemeriksaan tekanan darah
 pengobatan secara umum
 penyuluhan terkait dengan penyakit yang diderita (face to face)
 mengirimkan pasien untuk operasi katarak setiap tahun
 senam lansia bila ada program dari dinas kesehatan dan rujukan medic ke
Rumah sakit.
 Pemeriksaan kondisi mental
 Pemeriksaan status gizi
 Pengukuran tekanan darah
 Pemeriksaan laboratorium sederhana, seperti pemeriksaan asam urat, koleterol
dan gula darah
c. Terapi Lansia
1. Defenisi
Terapi untuk lansia adalah mode perawatan yang dirancang untuk membantu
individu menjalani kehidupan yang lebih produktif dan mandiri.
Bentuk terapi berfokus pada meningkatkan keterampilan hidup yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
2. Tujuan terapi
Ada beberapa tujuan yang didapatkan dari terapi aktivitas kelompok, antara lain
adalah:
 Mengembangkan stimulasi persepsi
 Mengembangkan orientasi realitas
 Mengembangkan stimulasi sensoris
 Mengembangkan sosialisasi.
3. Macam – Macam Terapi Pada Lansia
Terapi kognitif pada lansia:
 Terapi dengan puzzle
yang dapat dilakukan pada lansia secara kognitif adalah dengan mengajak
mereka bermain puzzle. Hal ini bertujuan untuk melatih organ otak untuk
mengingat hal dan tidak mudah pikun. Dengan permainan ini maka lansia akan
terangsang daya ingat dan kreatifnya untuk berpikir dan melakukannya dengan
perasaan yang riang gembira serta antusia tinggi.
 Terapi dengan teka – teki
Permainan ini juga dapat merangsang perasaan, daya ingat juga semangat
lansia untuk menjawab dan berperan didalamnya. Dengan demikian lansia akan
merasa gembira serta terhibur.
 Terapi dengan catur
Tujuan permainan ini sama dengan permainan lainnya, untuk menyegarkan
daya ingat, serta melatih otak untuk tetap berfungsi dengan baik. Bagi lansia
penyakit pikun amat sangat mengerikan, oleh sebab itu gunanya terapi ini untuk
mengatasi hal tersebut dan membuat perasaan gembira dan semangat.
 Terapi dengan ketrampilan
Salah satu contoh terapi kognitif pada lansia yang bisa dilakukan yaitu
dengan membuat ketrampilan yang bertujuan meningkatkan daya ingat. Contoh
ketrampilan itu berupa merajut kain, menyulan benang, membuat kerajian buang
– bungaan dan lain sebagainya. Hal ini tentu cukup menarik untuk dilakukan bagi
para lansia untuk mengisi waktu luang dan merasa gembira secara hati dan
pikirannya.
 Terapi Bermain Tebak – tebakan
Permainan ini cukup asyik dan juga menantang, para lansia harus menebak
apa yang menjadi tebakannya. Permainan ini dapat meningkatkan daya ingat,
memori, juga menjaga perasaan menjadi lebih tenang dan juga atraktif. Tujuan
lain agar lansi juga menjadi lebih segar untuk berlatih mengingat dan belajar
untuk mengeluarkan ekspresi yang ada dipikiran juga hatinya.
 Terapi Belajar
Contoh terapi kognitif pada lansia lainnya yaitu dengan terapi belajar, ada
banyak cara untuk dilakukan seperti belajar menggambar, belajar mengerjakan
sebuah pola, belajar mengerjakan pekerjaan rumah dan lain sebagainya. Cara ini
cukup efektif untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan dan juga mengisi waktu
luang para lansia lebih aktif dan juga bermanfaat. Kegiatan ini dapat melatih para
lansia melatih emosi, perasaan, hati dan juga pikiran lebih fokus dan juga terarah.
 Stimulasi Sensori (Musik)
Jenis terapi ini dapat berfungsi untuk ungkapan perhatian, baik itu bagi
pendengar maupun bagi pemusik. Kualitas dari musik sendiri memiliki andil
terhadap fungsi-fungsi untuk mengungkapkan perhatian yang mana terletak pada
struktur dan ururan matematis, yang mana mampun untuk menunjukkan pada
ketidak beresan di dalam kehidupan seseorang. Peran dan sertanya akan nampak
dalam sebuah pengalaman musikal, semisal menyanyi, menghasilkan integrasi
pribadi yang dapat mempersatukan fisik, pikiran, dan roh. Ada beberapa manfaat
yang diberikan musik di dalam proses stimulasi ini, antara lain adalah Musik
memberikan banyak pengalaman yang ada di dalam stuktur, Musik memberikan
pengalaman untuk mengorganisasi diri, Musik memberikan kesempatan yang
digunakan untuk pertemuan kelompok yang mana di dalamnya individu telah
mengutamakan kepentingan kelompok dibanding kepentingan individu.
 Stimulasi Persepsi
Di dalam proses stimulasi ini klien akan dilatih mengenai cara
mempersepsikan stimulus yang telah disediakan ataupun yang sudah pernah
dialami. Kemmapuan untuk mempersepsikan inilah yang akan dievaluasi dan
ditingkatkan di dalam setiap sesinya. Tujuan dari proses ini diharapkan respon
klien menjadi lebih adaptif dalam berbagai stimulus. Aktifitas yang akan
dilakukan berupa stimulus dan persepsi. Ada beberapa stimulus yang diberikan
mulai dari membaca majalah, menonton televisi, pengalaman dari masa lalu, dan
masih banyak lainnya.
 Orientasi Realitas
Klien nantinya akan diorientasikan kepada kenyataan yang ada di sekitarnya,
mulai dari diri sendiri, orang lain yang ada di sekitar klien, hingga lingkungan
yang memiliki hubungan dan kaitanya dengan klien. Hal ini juga berlaku pada
orientasi waktu di saat ini, waktu yang lalu, hingga rencana di masa depan.
Aktivitas yang dilakukan dapat berupa orientasi orang, tempat, waktu, benda,
serta kondisi yang nyata.
 Sosialisasi
Klien akan dibantu untuk bisa melakukan sosialisasi dengan individu-
individu di sekitar klien. Sosialiasi akan dilakukan secara bertahap secara
interpersonal, kelompok, maupun massa. Aktivitas yang dapat dilakukan berupa
latihan sosialisasi yang ada di dalam kelompok.
 Terapi Berkebun
Terapi berkebun memiliki tujuan untuk bisa melatih kesabaran, kebersamaan,
serta bagaimana memanfaatkan waktu luang. Ada beberapa kegiatan yang
dilakukan semisal penanaman kangkung, lombok, bayam, dan lainnya.
 Terapi Dengan Binatang
Terapi ini memiliki tujuan untuk bisa meningkatkan rasa kasih sayang serta
mengisi kesepian di sehari-harinya dengan cara bermain bersama binatang.
Semisal memiliki peliharaan kucing, bertenak ayam, sapi, dan lainnya. Hal ini
,merupakan cara pencegah gangguan jiwa pada lansia yang cukup efektif.
 Terapi Okupasi
Terapi ini memiliki tujuan untuk bisa memanfaatkan waktu luang yang
dimiliki lansia serta meningkatkan produktivitas yang nantinya dapat
dimanfaatkan untuk membuat dan menghasilkan karya dari hal-hal yang sudah
disediakan. Misalnya saja membuat kipas, membuat sulak, membuat bunga,
menjahit, merajut, dan masih banyak lainnya.
 Life Review Terapi
Terapi ini memiliki tujuan untuk bisa meningkatkan gairah hidup serta harga
diri. Proses nya dengan menceritakan berbagai pengalaman-pengalam di dalam
hidupnya. Misalnya saja menceritakan tentang masa muda nya.
 Rekreasi
Memiliki tujuan untuk bisa meningkatkan sosialiasi, gairah hidup,
menghilangkan rasa bosan, bahkan dapat melihat pandangan yang mana
digunakan sebagai cara mengatasi stres dan depresi. Ada beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan mulai dari mengikuti senam lansia, bersepesa, posyandu lansia,
rekreasi ke kebun raya, mengunjungi saudara, dan masih banyak lainnya.
 Terapi Keagamaan
Terapi keagamaan ini digunakan untuk tujuan kebersamaan, memberikan rasa
kenyamanan, bahkan persiapan untuk menjelang kematian. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukannya dapat berupa pengajian, sholat berjamaah, kebantian, dan
lainnya.
4. Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok Bagi Lansia
Ada bebrapa manfaat yang bisa dirasakan bagi kaum lansia yang mengikuti terapi
aktivitas kelompok, antara lain adalah:
 Agar anggota di dalam kelompok tersebut merasa diakui, dimiliki, serta dihargai
eksistensinya oleh anggota lainnya di dalam kelompok
 Membantu agar anggota kelompok lain yang berhubungan satu sama lainnya dan
merubah sikap dan perilaku yang maladaptive dan destrkutif
 Sebagai tempat yang digunakan untuk berbagi pengalamn serta saling memantau
satu sama lainnya yang dipertuntukkan untuk menemukan solusi menyelsaikan
masalah.

2.3 Kegiatan-Kegiatan Pembinaan Lansia


a. KebijakanTerkait Lansia
1. Pembinaan lansia di Indonesia
Dilaksanakan berdasarkan Peraturan Undang-Undang RI No. 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lansia yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan
dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kemampuan lansia,
upaya penyuluhan, penyembuhan, dan pengembangan lembaga(Sunaryo, 2016).
b. Kebijakan kementrian kesehatan dalam pembinaan lansia
Kebijakan kementrian kesehatan dalam pembinaan lansia merupakan bagian dari
pembinaan keluarga.pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya
menumbuhkan sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga itu
sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan oleh tenaga professional,
menuju terwujudnya keluarga yang sehat.
1. Dasar hukum dan pengembangan program pembinaan kesehatan usia lanjut
yaituUndang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khusus Bab VII:
kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat, pasal 138:
 Ayat 1: usaha kesehatan bagi lanjut usia harus ditunjukan untuk menjaga agar tetap
hidup sehat dan produktif secara sosial maupun eonomis sesuai dengan martabat
manusia.
 Ayat 2: pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk tetap dapat hidup mandiri dan produktif
secara sosial dan ekonomis.
2. Peraturan Presiden RI No. 72 Tahun 2012 tentang sistem kesehatan nasional.
3. Keputusan menteri kesehatan nomor 374 tahun2012 tentang berlakunya sistem
kesehatan nasional.
4. Keputusan menteri oordinasi kesejahteraan rakyat nomor 05 tahun 1990 tentang
pembentukan kelompok kerja tetap kesejahteraan usia lanjut. Surat keputusan menteri
kesehatan nomor 134 tahun1990 tentang pembentukan tim kerja geatrik
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Program Nasional Kesehatan Lansia adalah Program kementerian kesehatan di indonesia
dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan para lansia. Upaya-upaya dalam
meningkatkan kesehatan lansia yaitu meliputi, upaya promotif, upaya preventif, upaya
kuratif, upaya rehabilitative, dan upaya penyuluhan kesehatan.
Upaya promotifyaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap
dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat.Upaya
preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun
komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya kuratif yaitu upaya
pengobatan pada usia lanjut.Upaya rehabilitative yaitu upaya mengembalikan fungsi organ
tubuh yang telah menurun.Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian
integral dari setiap program kesehtan.Program nasional kesehatan lansia meliputi posyandu
lanisa, puskesmas lanisa, dan terapi lanisa.

3.2 Saran

Setiap lansia pasti memiliki bahkan mengeluhkan berbagai penyakit, untuk itu program-
program yang telah dibuat oleh pemerintah sangat diharapkan untuk dapat diikuti oleh
lansia. program tersebut bertujuan agar para lansia lebih memahami bahkan mengerti akan
perubahan perubahan yang terjadi dalam diri baik secara pikisi, fisik maupun social.
program ini juga sangat membutuhkan dorongan dari keluarga maupun lingkungan sekitar
agar harapn akan program ini dapat berjalan dengan lancar. dengan adanya program ini,
diharapkan agar lansia makain turut serta untuk selalu rutin dalam pemeriksaan untuk
kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://dkk.sukoharjokab.go.id/read/puskesmas-santun-usila-

https://dosenpsikologi.com/terapi-aktivitas-kelompok-pada-lansia

Iin Cintami Pangabean, d. (2013). Kebijakan dan Program Kesehatan Lansia. Retrieved April
11, 2019, from Scribd: https://www.scribd.com

Sunaryo, d. (2016). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: ANDI.

Utami, D. Y. (2013). Program Nasional Lansia. Retrieved April 24, 2019, from Scribd:
https://www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai