Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

POSYANDU LANSIA

OLEH :

ROZA HILDA WANDANI

P07120118079

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PRODI DIII KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjakan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Posyandu
Lansia”. Makalah ini diharapkan mampu membantu kita dalam memperdalam Pelayanan Primer
I dalam kegiatan belajar. Selain itu makalah ini yang diharapkan dapat menjadi bacaan para
pembaca agar menambah wawasan yang luas dan bertanggung jawab karena materi disajikan
mengarah pada topic perasalahan yang berkaitan dengan Keperawatan

Bersamaan ini Kami jga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membanu hingga terselesaikannya ugas ini, terutama kepada ibu drg. Ayu Sri Puja, selaku dosen
pengampu Pelayanan Kesehatan Primer I yang telah memberikan banyak saran, petunjuk dan
dorongan dalam melaksanakan tugas ini, juga rekan-rekan masiswa semua. Semoga segal yang
telah kita kerjakan merupakan bimbingan yan lurus dari Yang Maha Kuasa.

Dalam pensunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, ole karena itu segala kritik dan
saran Kami harapkan demi perbaikan dapenyempurnaan makalah ini dan untuk pelajaran bagi
kita semua dalam pembuatan tugas-tugas lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas
ini kita dapat belajar bersama demi kemjauan kita dan kemajuan ilmu keerawtan.

Mataram. 07 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................................1


B. Tujuan.........................................................................................................................2
C. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3

A. Pengertian...................................................................................................................3
B. Tujuan.........................................................................................................................3
C. Sasaran ........................................................................................................................5
D. Pelaksanaan ................................................................................................................5
E. Pelayanan Posyandu Lansia ........................................................................................6
F. Indikator Keberhasilan................................................................................................8
G. Pendekatan Pengembangan ........................................................................................8
H. Strategi Pencapaian Tujuan ........................................................................................8
I. Kader Lansia ...............................................................................................................9
J. KMS...........................................................................................................................10
K. Senam Lansia ............................................................................................................11
L. Kendala Posyandu Lansia .........................................................................................12

BAB III PENUTUP ......................................................................................................14

A. Kesimpulan ...............................................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah pelayanan kepada
lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakatbersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektorpemerintah dan non-
pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan
kesehatan pada upayapromotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di
PosyanduLanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,ketrampilan,
olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yangdibutuhkan para lanjut usia dalam rangka
meningkatkan kualitashidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka.Selain
itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.

Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal untuk
melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di puskesmas, ada
juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut usia.
Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang
diantaranya seperti tercantum dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada
pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah
membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas
hidupnya secara optimal. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah
telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua
bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
keberadaannya. Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal
untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di puskesmas,
ada juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut
usia.Karena manula (manusia usia lanjut) juga memerlukan perhatian khusus, mengingat
perkembangan fisik dan mentalnya yang rentan dengan bermacam masalah kesehatan.
Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini,
pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan
kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat
dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah
tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan
pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui

1
program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat
dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya

Kriteria keterlantaran yaitu, tidak/belum sekolah atau tidak tamat SD, makan makanan
pokok kurang dari 21 kali seminggu, makan lauk pauk berprotein tinggi kurang dari 4
kaliseminggud, memiliki pakaian kurang dari 4 stele, tidak mempunyai tempat tinggal tetap
untuk tidur, bila sakit tidak diobati.

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatatkondisi kesehatan pribadi
lanjut usia baik fisik maupun mentalemosional. KMS digunakan untuk memantau dan
menilai kemajuankesehatan lanjut usia yang dilaksanakan melalui kegiatan Posyandu Lanjut
usia.

B. Tujuan

1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pelaksanaanPosyandu bagi lanjut usia


secara komprehensif

2. Meningkatkan kemudahan bagi lanjut usia untukmendapatkan berbagai pelayanan, baik


pelayanan kesehatanmaupun pelayanan lainnya yang dilaksanakan oleh berbagaiunsur
terkait

3. Terlaksananya pembinaan dan pelayanan kepada lanjut usiadi Posyandu secara


komprehensif dengan melibatkan lintassektor dan masyarakat.

4. Berkembangnya Posyandu lanjut usia yang aktifmelaksanakan kegiatan dengan kualitas


yang baik secaraberkesinambungan.

C. Rumusan Masalah

Bagaimana melaksanakan Posyandu Lansia di Masyarakat ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya
melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-desa
yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga yang sudah
berusia lanjut. Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yg dilakukan
dari, oleh, dan untuk kaum usia yg menitikberatkan pd pelayanan promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative. Posyandu lansia merupakan upaya
kesehatan lansia yg mencakup kegiatan yankes yg bertujuan u/ mewujudkan masa tua yg
bahagia dan berdayaguna

Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan berubahnya
penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia merasa rendah diri,
mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Masalah ekonomi yang dialami orang
lanjut usia adalah tentang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan
sandang, pangan, perumahan, kesehatan, rekreasi dan sosial. Dengan kondisi fisik dan psikis
yang menurun menyebabkan lansia kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang produktif.

Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup sehari-
hari yang semakin meningkat dari sebelumnya, seperti kebutuhan akan makanan bergizi
seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan bagi yang menderita penyakit
ketuaan dan kebutuhan rekreasi. Didalam posyandu lansia ini, para lansia dilayani dan diberi
kemudahan dalam pemeriksaan kesehatan mereka. Mereka hanya diminta dating tanpa
dipungut biaya sama sekali, begitu juga dengan lansia yang sudah tidak sanggup lagi untuk
berjalan jauh akan diantar ke tempat pelayanan atau dapat juga dilayani dirumah mereka.

B. TUJUAN

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :

3
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia

2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

Tujuan pengadaan program posyandu lansia yaitu:

1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk


pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia

2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut

3. Supaya kesehatan para lansia terjaga dengan baik dan terkontrol.

Dengan begitu akan menurunnya angka kematian lansia pada usia 50– 65 tahun Sedangkan
inovasi yang akan dilakukan yaitu:

1. Sosialisasi posyandu lansia ke masyarakat dan pendekatan ke keluarga lansia Adanya


sosialisasi ini tentunya sangat mendukung dalam memberikan pengertian ke masyarakat
mengenai pentingnya pos pelayanan terpadu lansia ini. Serta pendekatan dalam keluarga
lansia juga berpengaruh agar keluarga juga memberikan dukungan untuk lansia supaya
memu mengikuti kegiatan dalam posyandu ini. Selain dukungan tentunya ada usaha dari si
anak untuk mau mengantarkan lansia ke tempat pelayanan. Terlebih lagi sekarang ini
banyak sekali anak–anak yang tidak memperhatikan keadaan orang tuanya (lansia), yang
mereka tau memberikan makan tempat dan pakaian untuk lansia itu sudah cukup tanpa
memberikan adanya pemeriksaan kesehatan dan kondisi psikis lansia.

2. Jemput lansia atau tangani ditempat Apabila jarak rumah dengan tempat posyandu jauh
dan tidak memungkinkan lansia untuk pergi sendiri serta tidak ada kerabat yang
mengantar, maka lansia tersebut akan dijemput oleh petugas pelayanan secara gratis.
Dengan begitu tidak ada lagi yang dikhawatirkan lansia bagaimana caranya untuk
ketempat posyandu. Sedangkan tangani ditempat maksudnya adalah petugas mengadakan
pelayanan posyandu di rumah lansia karena tidak mampunya si lansia untk berjalan dalam
artian si lansia itu sudah tidak mampu lagi untuk melakukan kegiatan apa– apa. Jadi,
petugas hanya memeriksa tekanan darah, hemoglobin, kandungan putih telur, kandungan
gula dalam air seni serta penyuluhan kesehatan.

3. Pelayanan terpadu tanpa pungutan Posyandu lansia didirikan dan digerakkan tanpa
memungut biaya dari para lansia karena telah ada anggaran dari pemerintah untuk dana
kesehatan masyarakat khususnya lansia. Dengan begitu posyandu lansia akan dapat
menjangkau semua lapisan masyarakat baik lapisan bawah sekalipun. Pelayanan yang
diberikan juga sama rata tidak membeda– bedakan, karena lansia tergolong mudah

4
tersinggung apabila merasa dia dibedakan oleh petugas dan itu justru akan memperburuk
keadaan emosional si lansia.

4. Tengok lansia Selain pemeriksaan khusus ditempat posyandu atau di puskesmas setempat,
juga terdapat program menengok kegiatan lansia dirumah– rumah mereka. Petugas dating
kerumah lansia, meneliti apa saja yang dilakukan oleh lansia dan bagaimana cara keluarga
mereka mamperlakukan mereka dirumah. Untuk mempermudah petugas dalam
memberikan tindak lanjut dari lansia tersebut.

C. SASARAN

Sasaran Posyandu Lansia

1. Sasaran langsung

Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas),

Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

2. Sasaran tidak langsung

Keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia
lanjut, masyarakat luas

D. PELAKSANAAN

Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu:

1. Meja 1: Pendaftaran

Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah
terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.

2. Meja 2: Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah

3. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)

Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan
darah, berat badan, tinggi badan.

4. Meja 4: Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.

5. Meja 5: Pelayanan medis

5
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi
kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan.

E. PELAYANAN POSYANDU LANSIA

Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia

Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan
emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui
lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang
dihadapi.

Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia seperti
tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah:

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,


seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.

2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional


dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.

3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).

4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan


denyut nadi selama satu menit.

5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat

6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)

7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.

8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. Dan

9. Penyuluhan Kesehatan.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk
meningkatkan kebugaran.

6
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan
prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan
kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi
badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju
Sehat (KMS) lansia

Persoalan yang ada dalam posyandu lansia yang mendesak adanya pemecahan dan
pengembangan didalamnya yaitu:

1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu Pengetahuan lansia akan
manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-
harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan
tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan
yang melekat pada mereka.

2. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia

3. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau jarak posyandu yang
dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami
kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh.
Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor
keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah
untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah
yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor
eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.

4. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk


datang ke posyandu Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi
motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau
mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan
berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.

5. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu Penilaian pribadi atau sikap yang
baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk
selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat
dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap
suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-

7
cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu
respons.

F. INDIKATOR KEBERHASILAN

Program ini dapat dikatakan berhasil apabila dapat terpenuhinya indicator–indicator


keberhasilan. Indicator– indicator keberhasilan yang dimaksud yaitu:

1. Kesehatan lansia meningkat yang dapat dibuktikan dengan KMS (Kartu Menuju Sehat)
Lansia

2. Penurunan tingkat kematian usia 50– 65 tahun sampai 70%

3. Lansia yang mengikuti program ini atau lansia yang terdaftar dalam program ini
mencapai 80% setiap desa

4. Lansia yang mempunyai kadar gula tinggi menjadi relative normal bahkan berkurang

G. PENDEKATAN PENGEMBANGAN

Pendekatan pengambangan yaitu dengan menggunakan pendekatan social action. Karena


program yang ditawarkan sekedar untuk mengembangkan program yang sudah ada. Untuk
lebih menarik obyek dan lebih menginisiatif supaya lapisan masyarakat juga ikut
berpartisipasi pada posyandu lansia ini. Dengan begitu posyandu lansia dapat melayani para
lansia dengan maksimal karena telah matangnya program yang ada dan adanya inovasi yang
menarik dari program tersebut.

H. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN

1. Strategi yang akan digunakan untuk pengembangan program ini yaitu dengan
Diversification Strategies, dimana program– program yang sudah ada akan diberi
inovasi– inovasi baru supaya lebih menarik. Dan dengan adanya penambahan layanan–
layanan baru supaya posyandulansia dapat menjangkau lansia pada seluruh lapisan
masyarakat tanpa terkecuali. Streategi yang dilaksanakan dapat diperinci sebagai berikut:

2. Strategi dalam pencapaian pengembangan konsep akan pengertian posyandu dalam


masyarakat yaitu dengan adanya sosialisasi pada masyarakat tidak hanya untuk lansia
saja tetapi seluruh lapisan masyarakat karena dengan begitu masyarakat akan tau betapa
pentingnya menjaga kesehatan sejak dini. Jika terlambat maka usia lansia dia hanya bisa
merintih merasakan kesakitan yang terakumulasi selama masa mudanya. Sosialisasi

8
meminta bantuan dari pengurus desa setempat untuk mengumpulkan masyarakat tanpa
terkecuali. Sosialisasi juga menggunakan peralatan seperti LCD supaya masyarakat
tertarik untuk memperhatikannya.

3. Strategi dalam pencapaian pengembangan layanan yang dalam artian layanan kesehatan.
Adanya layanan jemput lansia kerumah– rumah mereka karena keterbatasan fisik yang
dimiliki lansia dan jarak yang jauh dari rumah akan menambah nilai positif posyandu
lansia di mata masyarakat. Petugas yang menjemput harus telah mengenal si lansia
terlebih dahulu supaya si lansia tidak merasa asing dengan petugas penjemput serta
petugas harus benar– benar ramah pada si lansia supaya lansia merasa nyaman selama
perjalanan dan pelaksanaan.

4. Strategi dalam pencapaian pengembangan petugas posyandu yaitu dengan memberikan


arahan materi dan mengadakan pelatihan sikap pada para petugas. Sehingga petugas
dalam pelayanan dapat memuaskan lansia karena perangainya yang ramah dan tidak
membeda– bedakan antar lansia serta tidak mudah mengeluh.

5. Strategi dalam pencapaian pengembangan sarana dan prasarana guna menunjang


keberhasilan program posyandu yaitu dengan pengadaan sarana dan prasarana yang
dianggap masih kurang. Pengadaan itu dapat menggunakan dana yang dialokasikan untuk
posyandu dari pemerintah daerah dan pemeritah pusat tanpa adanya penyalahgunaan
didalamnya.

I. KADER LANSIA

1. Pengertian Kader Lansia

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat,
yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering
dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa
dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya
dalam program pelayanan kesehatan.

2. Tugas Kader Lansia

Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut

a. Tugas-Tugas Kader

1) Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas – tugas
persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan
baik.

9
2) Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk
melaksanakan pelayanan 5 meja.

3) Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas - tugas
setelah hari Posyandu.

b. Tugas-Tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia

Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapa hari Posyandu, meliputi
:

1) Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat peraga,
obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.

2) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia


untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa
membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang ke Posyandu

3) Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana


kegiatan kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sector bisa
hadir pada hari buka Posyandu.

4) Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas diantara kader


Posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan

c. Organisasi Kader Lansia

1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px kesh (gizi,


jiwa, lab), pengobatan sederhana, pemberian suplemen vitamin, PMT

2) Peningkatan olahraga

3) Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha

4) Bimbingan pendalaman agama

5) Pengelolaan dana sehat

6) Pendanaan Kadar Lansia

J. KMS

Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan pribadi
usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk memantau dan
menilai kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di kelompok Usia Lanjut atau
Puskesmas
10
Tata Cara pengisian KMS :

1. KMS berlaku 2 th, diisi o/ petugas kesh

2. Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera. Sedangkan pd kunjungan
ulang cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali u/ tes laboratorium dperiksa per 3 bulan
(Hb, Urine, Protein)

K. Senam Lansia

Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 1994). Lansia seseorang individu
laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho 1999:20)

Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemamp
meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.

Manfaat Olahraga Bagi Lansia

Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara lain :

1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.

2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi)

3. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap


bertambahnya tuntutan, misalya sakit.

4. Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju
denyut jantung maksimal, tolerasnsi latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya
peningkatan lemak tubuh.

5. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan
kehilangan fungsional tersebut.

6. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa latihan/olah raga seperti senam
lansia dapatmengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes
melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan. (Darmojo 1999;81)

Senam lansia dilaksanakan disetiap satu bulan sekali pada saat dilakukan kegiatan
posyandu lansia yang dilaksanakan di 22 posyandu lansia yang ada.

Komponen aktivitas dan kebugaran

11
Menurut Darmojo (1999:74) komponen aktivitas dan kebugaran terdiri dari:

1. Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk menggambarkan rasa


percaya atas keamanan dalam melakukan aktivitas. Hal ini sangat berhubungan dengan
ketidaktergantungan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan keberdayagunaan mandiri ini
seorang usia lanjut mempunyai keberanian dalam melakukan aktivitas.

2. Latihan Pertahanan (resistence training) keuntungan fungsional atas latihan pertahanan


berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis latihan yang bertahan, antara lain
mengenai kecepatan bergerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of motion) dan jenis
kekuatan. Yang dihasilkan pada penelitian-penelitian dipanti jompo didapatkan bahwa
latihan pertahanan yang intensif akan meningkatkan kecepatan gart (langkah) sekitar 20%
da kekuatan untuk menaiki tangga sebesar 23-38%

3. Daya Tahan (endurance) daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
kerja dalam waktu yang relatif cukup lama. Pada lansia latihan daya tahan /kebugaran
yang cukup keras akan meningkatkan kekuatan yang didapat dari latihan bertahan. Hasil
akibat latihan kebugaran tersebut bersifat khas untuk latihan yang dijalankan (training
specifik), sehingga latihan kebugaran akan meningkatkan kekuatan berjalan lebih dengan
latihan bertahan.

4. Kelenturan (flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak terjadi pada lanjut
usia yang sering berakibat kekuatan otot dan tendon. Oleh karena itu latihan kelenturan
sendi merupakan komponen penting dari latihan atau olah raga bagi lanjut usia.

5. Keseimbangan-keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering mengakibatkan


lansia sering jatuh. Keseimbangan merupakan tanggapan motork yang dihasikan oleh
berbagai faktor, diantaranya input sesorik dan kekuatan otot. Penurunan keseimbangan
pada lanjut usia bukan hanya sebagai akibat menurunya kekuatan otot atau penyakit yang
diderita. Penurunan keseimbangan bisa diperbaiki dengan berbagai latihan keseimbangan.
Latihan yang meliputi komponen keseimbangan akan menurukan insiden jatuh pada
lansia.

L. KENDALA POSYANDU LANSIA

1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi
dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan
mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan
atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan
lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong
minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia

12
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau

3. Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa
harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau
kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan
dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau
merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan
atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor
eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia

4. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk


datang ke posyandu.

5. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia
apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,
mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi
segala permasalahan bersama lansia.

3. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.

6. Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan
atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik
tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di
posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
stimulus yang menghendaki adanya suatu respons

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah pelayanan kepada
lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakatbersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektorpemerintah dan non-
pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan
kesehatan pada upayapromotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di
PosyanduLanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama,
pendidikan,ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yangdibutuhkan
para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitashidup melalui peningkatan kesehatan
dan kesejahteraan mereka.Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi
diri.

B. Saran

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama para lansia maka perlu
adanya pengembangan dari Posyandu Lansia tersebut dengan melibatkan tenaga kesehatan,
tokoh masyarakat anggota masyarakat juga Kader.

14
DAFTAR PUSTAKA

Subijanto, dkk. (2011). Pembinaaan Posyandu Lansia Guna Pelayanan Kesehatan Lansia.
Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
http://posyandulansia.pdf.co.id.
Latifa, Nurul. (2010). Urgensi Posyandu Lansia. http://bataviase.co.id.

15

Anda mungkin juga menyukai