Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN POSYANDU

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah SISINFOKES

KELOMPOK 4

Nama Anggota NIM


Euis Asih Hartina 10119022
Tia Puspitasari 10119023
Puteri Azzahra 10119024
Lutfi Candra Gumilar 10119026
Dika Awalia 10119027
Abdul Aziz Al Mawardi 10119028
Andini Dewi Risliyani 10119029

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
Makalah Sistem Informasi Kesehatan Posyandu.

Penyusun menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan tugas Makalah ini,
khususnya bapak Rian selaku dosen mata kuliah SISINFOKES.

Selain itu kepada sahabat dan teman-teman yang telah membantu penyusun baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan tugas Makalah Sistem Informasi
Kesehatan Posyandu.

Teriring doa tulus semoga segala bantuan dan amal baik yang telah diberikan
mendapat ridha dan imbalan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Amin
yaarobbal a’lamin.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan tugas Makalah ini masih


terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan yang dihadapi. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan untuk hasil yang lebih baik.
Semoga hasil karya yang sederhana ini bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tasikmalaya, 28 September 2020

Penyusun
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG............................................................................................5
B. TUJUAN................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
A.PENGERTIAN POSYANDU

B. TUJUAN POSYANDU

C. PENGELOLA POSYANDU

D. KEGIATAN POKOK POSYANDU

E. PEMBENTUK POSYANDU

F. SASARAN REVITALISASI PSYANDU

G. JENIS POSYANDU

H. SISTEM LIMA MEJA

I. SISTEM INFORMASI POSYANDU

BAB III............................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan Terpadu (Posyandu)


adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan
kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung
jawab kepala desa.
A.A. Gde Muninjaya (2002:169) mengatakan : ”Pelayanan kesehatan terpadu
(yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan
pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan
sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu)”. Konsep
Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud
meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek
petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. (Departemen
kesehatan, 1987:10).
Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (imunisasi, timbang berat
badan) dan orang lanjut usia (Posyandu Lansia), dan lahir melalui suatu Surat
Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri), Menteri
Kesehatan (Menkes) RI, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) dan Ketua Tim Penggerak (TP) Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan dicanangkan pada sekitar tahun 1986.
Legitimasi keberadaan Posyandu ini diperkuat kembali melalui Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tertanggal 13 Juni 2001 yang
antara lain berisikan “Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu” yang antara
lain meminta diaktifkannya kembali Kelompok Kerja Operasional
(POKJANAL) Posyandu di semua tingkatan administrasi pemerintahan.

B. TUJUAN

 Untuk mengetahui pengertian dari posyandu.


 Untuk mengetahui tujuan posyandu.
 Untuk mengetahui siapa-siapa saja yang mengelola posyandu
 Untuk mengetahui kegiatan pokok posyandu.
 sasaran revitalisasi posyandu
 Untuk mengetahui jenis-jenis posyandu
 Untuk mengetahui system lima meja.
BAB II

ISI

A. Pengertian Posyandu

Pengertian posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu


program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi
pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan
atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat
(BKKBN, 1989).

Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan


untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di
posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada
waktu dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).

Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun


keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu
pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu
merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari
krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat
dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta
kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen
dan fungsi posyandu (Depdagri, 1999).

B. Tujuan Posyandu
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu
Hamil, melahirkan dan nifas) .
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

 
C. Pengelola Posyandu
1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah.
2. Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat.
3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK.
4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa.
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).
             
D. Kegiatan Pokok Posyandu
1. KIA
2. KB
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Penggulangan Diare
 
E. Pembentukan Posyandu
a. Langkah – langkah pembentukan :
1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah
bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .
3)    Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas
diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu .
4) Pemilihan kader Posyandu.
5) Pelatihan kader Posyandu.
6) Pembinaan.
 
b. Kriteria pembentukan Posyandu.
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas
agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai
sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.

c. Kriteria kader Posyandu :


1)    Dapat membaca dan menulis.
2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
4) Mempunyai waktu yang cukup.
5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.
6) Berpenampilan ramah dan simpatik.
7) Diterima masyarakat setempat.

d. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.


1. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader,
Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari
Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja
yaitu :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.

Meja V : Pelayanan KB & Kes :


 Imunisasi
 Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke
mulut tiap bulan Februari dan Agustus.
 Pembagian pil atau kondom
 Pengobatan ringan.
 Kosultasi KB-Kesehatan
 
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan
Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes,
perawat dan petugas KB).
      2.   Sasaran Posyandu yaitu Bayi/Balita, Ibu hamil/ibu menyusui, dan
WUS dan PUS.
 
STRATA POSYANDU dikelompokkan menjadi 4 :
            1. Posyandu Pratama  :
            • belum mantap.
            • kegiatan belum rutin.
            • kader terbatas.
            2. Posyandu Madya  :
            • kegiatan lebih teratur
            • Jumlah kader 5 orang
            3. Posyandu Purnama  :
            • kegiatan sudah teratur.
            • cakupan program/kegiatannya baik.
            • jumlah kader 5 orang
            • mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri  :
            • kegiatan secara terahir dan mantap
            • cakupan program/kegiatan baik.
            • memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

F. Sasaran Revitalisasi Posyandu


Kegiatan revitalisasi posyandu pada dasarnya meliputi seluruh posyandu
dengan perhatian utamanya pada posyandu yang sudah tidak aktif/rendah
stratanya (pratama dan madya) sesuai kebutuhan, posyandu yang berada di
daerah yang sebagian besar penduduknya tergolong miskin, serta adanya
dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat setempat dalam
menunjang pelaksanaan kegiatan posyandu. Dukungan masyarakat sangat
penting karena komitmen dan dukungan mereka sangat menentukan
keberhasilan dan kesinambungan kegiatan posyandu (Depkes RI, 1999).
Kontribusi posyandu dalam meningkatkan kesehatan bayi dan anak balita
sangat besar, namun sampai saat ini kualitas pelayanan posyandu masih perlu
ditingkatkan. Keberadaan kader dan sarana yang ada merupakan modal
dalam keberlanjutan posyandu. Oleh karena itu keberadaan posyandu harus
terus ditingkatkan sehingga diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu posyandu
pratama, madya, purnama, dan mandiri.

C. Jenis Posyandu 

Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan


intervensi sebagai berikut :
1. Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan
kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan
pelatihan dasar lagi.

2. Posyandu madya (warna kuning)


Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau
lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan
Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%.
Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah
cakupannya. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :
 Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang
sudah dilengkapi dengan metoda simulasi.
 Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk
menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk
menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat.

3. Posyandu purnama (warna hijau)


Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya
lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau
lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi)
lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah
ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di
tingkat ini adalah :
 Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan
masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di posyandu.
 Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat
yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.

4. Posyandu mandiri (warna biru)


Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur,
cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana
Sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. Intervensinya adalah
pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut
menggunakan prinsip JPKM.
D. Sistem Lima Meja
Pelaksanan Posyandu terkadang tampak acak-acakan, dikarenakan
pelaksanaannya di rumah salah satu warga sehingga kurang luas. Meskipun
tampak acak-acakan sebenarnya mempunyai skema Pola Keterpaduan KB-
kesehatan melalui sistem lima meja. Meja pertama yaitu pendaftaran. Meja
kedua, bagi bayi, balita dan ibu hamil dilakukan penimbangan berat badan.
Di meja ketiga, dilakukan pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) berapa berat
badan bayi, balita dan ibu hamil yang ditimbang berat badannya tadi. Meja
keempat, para kader Posyandu atau petugas kesehatan akan memberi
penyuluhan, misalnya bila berat badan bayi dan balita yang ditimbang tidak
mengalami kenaikan atau justru terjadi penurunan dari penimbangan bulan
sebelumnya, maka bayi dan balita tersebut perlu diberi makanan tambahan
yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan lemak.
Bagi ibu hamil dengan adanya penyuluhan dari bidan atau dokter dapat
mengetahui apakah mempunyai risiko tinggi seperti letak bayi tidak normal
dalam kandungan, tekanan darah yang rendah atau tinggi dan bila ada yang
mengalami anemia akan diberi tablet besi.Terakhir adalah meja kelima,
terdapat pelayanan imunisasi dasar yakni BCG, hepatitis B, DPT-polio,
campak, dan TT (tetanus) bagi ibu hamil, KB dan pengobatan sederhana dari
petugas kesehatan bagi bayi, balita dan ibu yang sakit. Bagi yang menderita
diare akan diberi oralit.
Posyandu ini merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat, maka
pendanaanya juga secara swadaya kalaupun ada dana bantuan dari
pemerintah jumlahnya sangat kecil. Bentuk swadaya dari masyarakat
misalnya berupa iuran yang ditetapkan oleh Posyandu setempat untuk
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa kacang hijau atau yang
lainnya.
Kader-kader Posyandu yang aktif memang layak dihargai. Secara langsung
mereka dapat mengetahui keadaan bayi dan balita yang menderita gizi buruk
bahkan busung lapar secara dini.
Agar anak Indonesia terhindar dari gizi buruk dan busung lapar, pemerintah
dituntut perhatian yang lebih besar terhadap masalah kesehatan warga
negaranya. Selain itu marilah kita perbaiki rasa kesetiakawanan dan sikap
peduli terhadap sesama serta mengaktifkan kembali Posyandu sebagai garda
terdepan memonitor perkembangan kualitas kesehatan anak-anak, khususnya
balita.

E. Sistem Informasi Posyandu

Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah tatanan dari berbagai komponen kegiatan Posyandu
yang menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan terhadap proses tumbuh kembang
anak dan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi cakupan program, pencapaian
program, kontinuitas penimbangan, hasil penimbangan dan partisipasi masyarakat.

Manfaat SIP
1. Sebagai dasar acuan bagi Kader Posyandu untuk memahami permasalahan sehingga
dapat mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan
sasaran.
2. Sebagai informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai pengelolaan Posyandu,
agar berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan Posyandu dapat
menggunakannya untuk membina Posyandu demi kepentingan masyarakat.

Macam-Macam Format SIP


1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan,
nifas. Berisi catatan dasar mengenai sasaran Posyandu.
2. Registrasi bayi dan balita di wilayah Posyandu. Berisi catatan pemberian tablet besi,
Vitamin A, pemberian oralit, tanggal imunisasi, dan apabila bayi meninggal, maka
perlu dicatat tanggal bayi meninggal di wilayah kerja Posyandu tersebut.
3. Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu. Berisi daftar ibu hamil, catatan
umur kehamilan, pemberian tablet tambah darah, imunisasi, pemeriksaan kehamilan,
resiko kehamilan, tanggal dan penolong kelahiran, data bayi yang hidup dan
meninggal, serta data ibu meninggal di wilayah kerja Posyandu.
4. Register Ibu Hamil dan Nifas di wilayah kerja Posyandu. Berisi daftar wanita dan
suami istri usia produktif yang memiliki kemungkinan mempunyai anak (hamil).
5. Data Posyandu. Berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, balita, WUS, PUS, ibu
hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir (kader
Posyandu, kader PKK, PKB/PLKB, paramedic dan sebagainya.
6. Data hasil kegiatan Posyandu. Berisi catatan jumlah ibu hamil yang diperiksa dan
mendapat tablet tambah darah, jumlah ibu menyusui, peserta KB ulang yang dilayani,
penimbangan balita, semua balita yang mempunyai KMS (K), balita yang
timbangannnya naik dan yang di Bawah Garis Merah (BGM), balita yang
mendapatkan Vitamin A, KMS yang dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat
sirup besi, dan imunisasi (DPT, polio, campak, hepatitis B) serta balita yang
menderita diare.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang


dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas, dimana pelaksanaanya
dilakukan di tiap kelurahan/RW. Kegiatannya berupa KIA, KB,P2M
(Imunisasi dan Penanggulangan Diare), dan gizi (penimbangan balita).
Untuk sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur
(WUS). Posyandu diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat yang
dibantu oleh petugas kesehatan setempat. Sala satu fungsi posyandu yaitu
sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai