Anda di halaman 1dari 50

Chris Michael

POSYANDU
SEJARAH LAHIRNYA POSYANDU

 Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat


sehat, yang merupakan bagian dari
kesejahteraaan umum seperti yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945, Departemen
Kesehatan pada tahun 1975 menetapkan
kebijakan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD).
 Pencanangan Posyandu yang
merupakan bentuk baru ini, dilakukan
secara massal untuk pertama kali oleh
Kepala Negara Republik Indonesia pada
tahun 1986 di Yogyakarta, bertepatan
dengan peringatan Hari Kesehatan
Nasional. Sejak saat itu Posyandu
tumbuh dengan pesat.
LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Dasar tahun 1945 pasal 28 H ayat 1 dan UU
No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah da Kewenangan Propinsi sebagai
daerah otonom.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah.
5. Surat Edaran Mendagri Nomor 411.3/1116/SJ tahun 2001
tentang Revitalisasi Posyandu.
6. Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
DEFINISI POSYANDU

Sistem pelayanan yang dipadukan


antara satu program dengan program
lainnya yang merupakan forum
komunikasi pelayanan terpadu dan
dinamis seperti halnya program KB
dengan kesehatan atau berbagai
program lainnya yang berkaitan
dengan kegiatan masyarakat
TUJUAN
Tujuan pokok dari pelayanan pos pelayanan
terpadu adalah untuk :
1. Mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan anak
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu
untuk menurunkan IMR
3. Mempercepat penerimaan NKKBS
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan-kegiatan lain yang
menunjang peningkatan kemampuan hidup
sehat.
5. Pendekatan dan pemerataan
pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dalam usaha meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan kepada
penduduk berdasarkan letak geografi.
6. Meningkatkan dan pembinaan peran
srta masyarakat dalam rangka alih
teknologi untuk swakelola usaha-usaha
kesehatan masyarakat.
SASARAN

Bayi
Anak balita
Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
Pasangan Usia Subur (PUS)
KEDUDUKAN
1. Terhadap Pem Desa/Kelurahan
 Wadah pemberdayaan masy
2. Terhadap Pokja Posyandu
 sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek
administratif, keuangan, dan program dari Pokja.
3. Terhadap Beberapa UKBM
 Sebagai mitras
4. Terhadap Puskesmas
 Sbg UPT
5. Terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
 satuan organisasi yang mendapat arahan dan dukungan
sumberdaya dari Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.
PENGELOLA POSYANDU.

1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah


2. Penggungjawab operasional : Tokoh
Masyarakat
3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK
4. Sekretaris : Ketua Pokja Kelurahan/desa
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu
Petugas KB-Kes (Puskesmas).
PENGELOLA MASYARAKAT

Dipilih oleh masyarakat


Kriteria:
1. Diutamakan berasal dari para dermawan
dan tokoh masyarakat setempat.
2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif
tinggi dan mampu memotivasi masyarakat.
3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama
masyarakat.
PEMBENTUKAN POSYANDU.
a. Langkah – langkah pembentukan :
1. Pertemuan lintas program dan lintas sektoral
tingkat kecamatan.
2. Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh
kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur
kesehatan dan KB .
3. Musyawarah masyarakat desa membicarakan
hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana
posyandu, biaya posyandu
4. Pemilihan kader Posyandu.
5. Pelatihan kader Posyandu.
6. Pembinaan.
B. KRITERIA PEMBENTUKAN
POSYANDU
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak
terlalu dekat dengan Puskesmas agar
pendekatan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat lebih tercapai
sedangkan satu Posyandu melayani 100
balita.
C. KRITERIA KADER POSYANDU :
1. Dapat membaca dan menulis.
2. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
3. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan
masyarakat.
4. Mempunyai waktu yang cukup.
5. Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.
6. Berpenampilan ramah dan simpatik.
7. Diterima masyarakat setempat.
D. PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU.

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang


ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK
Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan
dari Puskesmas, dilakukan pelayanan
masyarakat.
KEGIATAN POSYANDU

1. KIA (Ibu Hamil, Nifas, Menyusui,


Bayi, Balita)
2. KB
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Penanggulangan & pencegahan
Diare
KEGIATAN TAMBAHAN
1. Bina Keluarga Balita (BKB).
2. Kelas Ibu Hamil dan Balita.
3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial
Kejadian
4. Luar Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan
Atas
5. (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk,
Polio, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum.
6. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
7. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
8. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman (PAB – PLP).
LANJUTAN….
1. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan
dan pemanfaatan pekarangan, melalui Taman
Obat Keluarga (TOGA).
2. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha
simpan pinjam.
3. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan
Masyarakat (Tabumas).
4. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga
Lansia (BKL).
5. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
6. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat
terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
SISTEM LIMA MEJA
Meja I
1. Pendaftaran
2. Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu
menyusui dan pasangan usia subur
Meja II
Penimbangan balita, ibu hamil
Meja III
Pengisian KMS
LANJUTAN ....

Meja IV
Diketahui berat badan anak yang
naik/tidak naik, ibu hamil dengan
resiko tinggi, PUS yang belum
mengikuti KB
Penyuluhan kesehatan
Pelayanan TMT, oralit, vitamin A,
tablet zat besi, pil ulangan, kondom.
Meja V
Pemberian imunisasi
Pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan
Pelayanan kontrasepsi IUD,
suntikan
Petugas pada Meja I s/d IV
dilaksanakan oleh kader PKK
sedangkan Meja V merupakan meja
pelayanan paramedis (Jurim, Bides,
perawat dan petugas KB).
SASARAN

Yang menjadi sasaran dalam pelayanan


kesehatan di Posyandu adalah :
1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1 sampai 5 tahun
3. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu
nifas
4. Wanita usia subur
KEGIATAN

A. Lima kegiatan posyandu ( Panca Krida Posyandu )


1. Kesehatan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
5. Penanggulangan diare
B.TUJUH KEGIATAN POSYANDU
( SAPTA KRIDA POSYANDU )

1. Kesehatan Ibu dan Anak


2. Keluarga Berencana
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
5. Penanggulangan diare
6. Sanitasi dasar
7. Penyediaan obat esensial.
PERSYARATAN
1. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat
100 orang balita
2. Terdiri dari 120 kepala keluarga
3. Disesuaikan dengan kemampuan petugas
(bidan desa)
4. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK
dalam satu tempat atau kelompok tidak
terlalu jauh.
LOKASI

1. Berada di tempat yang mudah didatangi


oleh masyarakat
2. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
3. Dapat merupakan lokal tersendiri
4. Bila tidak memungkinkan dapat
dilaksanakan di rumah penduduk, balai
rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.
PELAKSANAAN
Dari segi petugas Puskesmas :
1. Pendekatan yang dipakai adalah
pengembangan dan pembinaan PKMD
2. Perencanaan terpadu tingkat puskesmas,
lokakarya mini
3. Pelaksanaan melalui sistem 5 meja dan alih
teknologi
Dari segi masyarakat :
1. Kegiatan swadaya masyarakat yang
diharapkan adanya kader kesehatan
2. Perencanaannya melalui musyawarah
masyarakat desa
3. Pelaksanaannya melalui sistem 5 meja
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui
cakupan SKDN
S : Semua balita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
DANA.

Dana pelaksanaan Posyandu berasal


dari swadaya masyarakat melalui
gotong royong dengan kegiatan jimpitan
beras dan hasil potensi desa lainnya serta
sumbangan dari donatur yang tidak
mengikat yang dihimpunan melalui
kegiatan Dana Sehat.
SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)
Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian
kegiatan untuk menghasilkan informasi yang
sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan
tepat waktu bagi pengelola Posyandu.
Sistem Informasi Posyandu merupakan bagian
penting dari pembinaan Posyandu secara
keseluruhan.
Pembinaan akan lebih terarah apabila di
dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat
dan aktual.
MEKANISME OPERASIONAL SIP :
a. Pemerintah Desa/kelurahan bertanggung jawab
atas tersediannya data dan informasi Posyandu.
b. Pengumpul data dan informasi adalah Tim
Penggerak PKK dengan menggunakan instrumen :
1.Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan
nifas oleh ketua kelompok Dasa Wisma (kader
PKK).
2.Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu
bulan Januari s/d Desember.
3.Register anak balita dalam wilayah kerja
Posyandu bulan Januari s/d Desember.
LANJUTAN ....

4. Register WUS- PUS alam wilayah


ketiga Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
5. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja
Posyandu bulan Januari s/d Desember.
6. Data pengunjung petugas Posyandu,
kelahiran dan kematian bayi dan
kematian ibu hamil melahirkan dan
nifas.
7. Data hasil kegiatan Posyandu.
Catatan :
1. Instrumen/format SIP diatas oleh kader
Posyandu dengan bimbingan teknis dari
petugas kesehatan/PLKB
2. Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan
bertanggungjawab dalam hal :
a. Menghimpun data dan informasi dari seluruh
Posyandu yang ada dalam wilayah
desa/kelurahan.
b.Menyimpulkan seluruh data dan informasi.
c. Menyusun data dan informasi sebagai bahan
pertemuan ditingkat kecamatan (Rakorbang).
3. Puskesmas, Kaurbang mengambil data dari
desa untuk dianalisis dan kemudian menjadi
bahan rakor Posyandu di tingkat kecamatan.
4. Hasil analisis digunakan sebagai bahan
menyusunan rencana pembinaan. Masalah-
masalah yang dapat diatasi oleh Pemerintah
Tingkat Kecamatan segera diambil langkah
pemecahannya sedangkan yang tidak dapat
dipecahkan dilaporkan ke tingkat
Kabupaten/Kotamadya sebagai bahan
Rakorbang Tingkat ll.
STRATA POSYANDU DIKELOMPOKKAN
MENJADI 4 :
1. Posyandu Pratama :
adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan
kader aktifnya terbatas.
Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga
intervensinya adalah pelatihan kader ulang.
Artinya kader yang ada perlu ditambah
dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
2. POSYANDU MADYA :

1. Posyandu pada tingkat madya sudah dapat


melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
per tahun dengan rata-rata jumlah kader
tugas 5 orang atau lebih.
2. Akan tetapi cakupan program utamanya
(KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih
rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti,
kelestarian posyandu sudah baik tetapi
masih rendah cakupannya.
INDIKATOR PERKEMBANGAN POSYANDU
3. Intervensi untuk posyandu madya ada 2
yaitu :
a.Pelatihan Toma dengan modul eskalasi
posyandu yang sekarang sudah dilengkapi
dengan metoda simulasi.
b.Penggarapan dengan pendekatan PKMD
(SMD dan MMD) untuk menentukan
masalah dan mencari penyelesaiannya,
termasuk menentukan program tambahan
yang sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat.
3. POSYANDU PURNAMA

Posyandu pada tingkat purnama adalah


posyandu yang frekuensinya lebih dari 8
kali per tahun, rata-rata jumlah kader
tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA, Gizi dan
Imunisasi) lebih dari 50%.
Sudah ada program tambahan, bahkan
mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih
sederhana.
Intervensi pada posyandu di tingkat ini
adalah :
1.Penggarapan dengan pendekatan PKMD
untuk mengarahkan masyarakat menetukan
sendiri pengembangan program di
posyandu
2.Pelatihan Dana Sehat, agar di desa
tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang
kuat dengan cakupan anggota minimal
50% KK atau lebih.
4. POSYANDU MANDIRI

Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan


kegiatan secara teratur, cakupan 5
program utama sudah bagus, ada
program tambahan dan Dana Sehat telah
menjangkau lebih dari 50% KK.
Intervensinya adalah pembinaan Dana
Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat
tersebut menggunakan prinsip JPKM.
BENTUK KEGIATAN LAIN YANG
MASIH DILOKASI POSYANDU BERUPA;
1. Mencatat hasil kegiatan UPGK (Upaya
Perbaikan Gizi Keluarga) dalam
regester balita sampai terbentuknya
balok SKDN.
2. Membahas bersama - sama kegiatan
lain atas saran petugas.
3. Menetapkan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan seperti penyuluhan.
GRAFIK SKDN
S = jumlah balita yang ada di posyandu
K = jumlah balita yang terdaftar dan yang
memiliki KMS
D = Jumlah balita yang datang ditimbang
bulan ini
N = Jumlah balita yang naik berat badannya.
SEDANGKAN BENTUK KEGIATAN
YANG DILAKUKAN DILUAR POSYANDU
BERUPA:
1. Melaksanakan kunjungan rumah.
2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan
ikut serta dalam kegiatan UPGK.
3. Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan
gizi keluarga.
4. Membantu petugas dalam pendaftaran,
penyuluhan, dan peragaan ketrampilan
APABILA KADER MENJUMPAI KESULITAN DALAM
MENJALANKAN TUGASNYA DALAM POSYANDU, MAKA
MEREKA DAPAT MENGHUBUNGI ORANG-ORANG BERIKUT
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENCARI JALAN KELUAR:

1. Bidan desa.
2. Kepala Desa.
3. Tokoh masyarakat / tokoh agama.
4. Petugas LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat
Desa), RT, RW.
5. Tim Penggerak PKK.
6. Petugas PLKB (Petugas Lapangan Keluarga
Berencana)
7. Petugas pertanian ( PPL ).
DUKUNGAN DARI PUSKESMAS/
PETUGAS KESEHATAN

Memberikan pelatihan kepada kader yang terdiri dari:


1. Aspek komunikasi.
2. Tehnik berpidato.
3. Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.
4. Proses pengembangan.
5. Tehnik pergerakan peran serta masyarakat.
6. Memberikan pembinaan pada kader setelah
kegiatan Posyandu berupa: Memotivasi untuk
meningkatkan keaktifan kader dalam kegiatan
Posyandu.
DUKUNGAN DARI MASYARAKAT /
LKMD
LKMD mempunyai peranan besar dalam upaya
peningkatan tarap kesehatan masyarakat di desa
/ kelurahan.
Dalam hal ini termasuk upaya penurunan angka
kematian bayi, anak balita, ibu hamil dan angka
kelahiran, khususnya yang diupayakan melalui
posyandu dengan kegiatannya.

Anda mungkin juga menyukai