Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN TEORI

Posyandu

Pengertian posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya kesehatan bersumber Daya Manusia
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Yang paling utama adalah untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
(Depkes RI, 2006)

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja puskesmas, dimana
program ini dapat dilaksanakan dibalai dusun, balai kelurahan maupun di tempat-tempat lain
yang mudah didatangi oleh masyarakat (Ismawati, 2010)

Tujuan posyandu

Menurut Depkes (2006) tujuan diselenggarakan posyandu adalah :

1. Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
2. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan tentang penurunan AKI dan AKB.
3. Mempercepat penerimaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
4. Meningkatnya peran lintas sektoral dalam penyelenggaraan posyandu, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
5. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan
penurunan AKI dan AKB.

Manfaat posyandu

Menurut Depkes RI (2006) bahwa manfaat posyandu terdiri dari antara lain:

1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
b. Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan
terutama terkait Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor terkait.
2. Bagi kader, pengurus posyandu dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan
penurunan AKI dan AKB.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membentuk masyarakat dalam
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.
b. Dalam lebih spesifik membantu masyarakat untuk pemecahan suatu masalah
kesehatan sesuai dengan kondisi.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian pelayanan
secara terpadu.
4. Bagi sektor lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor
terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai
dengan kondisi.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor

Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu


1. Waktu Penyelenggaraan Posyandu
Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam sebulan. Jika
diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali dalam sebulan. Hari
dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat (Kemenkes RI, 2012).
2. Tempat Penyelenggaran Posyandu
Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah satu kios di
pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun oleh
swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada
di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat (Kemenkes RI, 2012).
3. Penyelenggaraan Kegiatan
Menurut Depkes RI tahun 2006, kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan
dimotori oleh Kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor
terkait. Jumlah minimal kader untuk setiap Posyandu adalah 5 (lima) orang. Jumlah
ini sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni
mengacu pada sistem 5 meja. Adapun yang dimaksud dengan sistem 5 meja di sini
menunjuk pada jumlah dan jenis pelayanan, yang masing-masing pelayanan
dilaksanakan secara terpisah. Guna meminimalisir salah penafsiran tentang sistem 5
meja, maka istilah 5 meja diganti menjadi langkah pelayanan. Pelayanan yang
dilaksanakan pada setiap langkah dan para penanggung jawab pelaksanaannya,
secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :

Langkah Pelayanan Pelaksana


Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian KMS Kader
Keempat Penyuluhan Kader
Kelima Pelayanan Kesehatan Petugas kesehatan dan
sektor terkait bersama
kader

Peran Kader dan Petugas Puskesmas


A. Peran Kader :
• Sebelum Hari Buka Posyandu
1. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
2. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui pertemuan
warga setempat atau surat edaran.
3. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran, penimbangan,
pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, serta pelayanan yang
dapat dilakukan oleh kader.
4. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait
dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan ini
merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau rencana
kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.
5. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Bahan-
bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para orangtua serta
disesuaikan dengan metode penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan
makanan apabila ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan
konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.
6. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu.
• Saat Hari Buka Posyandu
1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, dan sasaran lainnya.
2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada
Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran
lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi
anak, pemantauan terhadap tindakan orangtua tentang pola asuh yang
dilakukan pada anak, pemantauan tentang permasalahan anak balita, dan lain
sebagainya.
3. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil
pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini,
kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok dan
demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak balita.
5. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada
anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
6. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke Posyandu
dan minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu berikutnya.
7. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila ada
permasalahan terkait dengan anak balitanya.
8. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka
Posyandu.

B. Peran Petugas Puskesmas


1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
9. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di meja 5
(lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan
kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan 1 kali
sebulan.
10. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung
Posyandu dan masyarakat luas
11. Menganalisis hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada
Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan
sesuai dengan kebutuhan Posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. diakses dari
http://dp2m.umm.ac.id/files/file/buku-pedoman-umum-pengelolaan-
posyandu-1.pdf pada tanggal 19 Februari 2019
Ismawati, C. (2010). Posyandu dan Desa Siaga panduan untuk Bidan dan Kader.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Kementrian Kesehatan RI. (2012). Posyandu Menjaga Ibu dan Anak Tetap Sehat : Ayo ke
Posyandu Setiap Bulan. diakses dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-saku-posyandu.pdf
pada tanggal 19 Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai