Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan.

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di
dunia dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya
keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik,
mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam
kondisi yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan
kesehatan. Hal ini merugikan penderita karena akan menurunkan
produktifitas terhadap kehidupan pribadi dan negaranya. Dengan demikian,
perlu adanya suatu usaha-usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Menanggapi hal tersebut, Hippocrates (460-377 SM) muncul sebagai
Bapak kedokteran yang menangani kasus kejadian sakit yang menitik
beratkan pada kuratif atau metode pengobatan dan penyembuhan.
Penyembuhan ini dilakukan setelah terjadi insiden sakit. Akan tetapi setelah
perkembangan zaman, penyembuhan melalui bidang kedokteran saja tidak
cukup berhasil dalam menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat.
Setelah itu muncullah metode preventif yang mengedepankan upaya-upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan berdasarkan ilmu Epidemiologi atau
ilmu mengenai distribusi, frekuensi dan determinan masalah kesehatan yang
terjadi di masyarakt serta aplikasinya dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat.
Bidang epidemiologi lebih fokus pada pencegahan dan pengendalian
penyakit bukan pada teknik pengobatan sekunder dan tersier yang ada
dalam ilmu pengobatan tradisional.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epidemiologi
Last (1998)
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian
yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi
untuk menanggulangi masalah kesehatan.

Mac Mahon (1970)


Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran
penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada
manusia.

W.H. Frost (1927)


Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi,
dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.

HIRSCH (1883)\
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis
penyakit pada manusia, pada saat tertentu di bumi dan kaitanya dengan
kondisi eksternal

ABDEL R OMRAN
Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi
keadaan kesehatn, penyakit dan perubahan pada penduduk begitu juga
determinannya serta akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

B. Prinsip prinsip epidemiologi

prinsip-prinsip epidemiologi merupakan suatu pengetahuan bagaimana


merumuskan permasalahan kesehatan dengan balk yang didasarkan pada
frekuensi dan penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sejalan dengan permasalahan dan tantangan kesehatan yang dihadapi di
era globalisasi yang berjalan kencang, bertambah besar dan rumit,
diharapan setiap tenaga kesehatan mampu untuk menghadapi dan mampu
dalam menganalisa setiap persoalan kesehatan yang terjadi.

Dalam buku ini dijelaskan berbagai hal yang berkaitan tentang


epidemiologi dengan harapan dapat menambah jelas dan pentingnya ilmu
epidemiologi bagi setiap mahasiswa kesehatan yang kelak menjadi bagian
dari pelaku di pelayanan kesehatan.lsi pembahasan buku ini antara lain:
• Definisi sejarah dan jangkauan,50° Penyakit sebagai salah satu masalah
kesehatan
• Sumber data dan penemuan masalah kesehatanFrekuensi masalah
kesehatan
• Konsep penyebab dan strategi epidemiologi• Rancangan penelitian
epidemiologi
• Informasi kesehatan secara epidemiologiioe Surveilans
epidemiologiEpidemiologi lingkungan dan epidemiologi kerja
Epidemiologi pelayanan dan kebijakan kesehatan4 Reseptivitas dan
vurnerabilitas penduduk terhadap malaria
• Hubungan dan penyebabKLB keracunan makananProsedur-prosedur
penyelidikan epidemiologiSistem pelaporan dan surveilanslstilah-istilah
dalam epidemiologi

B. Tujuan Epidemiologi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam
mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi
dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk
memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:
1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa
akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan
makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan
antara karsinoma paru-paru dengan asbes
3. Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan
konsisten dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang
terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir.
Untuk mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan
kenyataan pada manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita
karsinoma kandung kemih lebih banyak terpajan oleh rokok
dibandingkan dengan bukan penderita
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggulangan masalah
kesehatan, serta menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat;
misalnya:
a. Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat
dimasyarakat dapat digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan
pelayanan kesehatan disuatu wilayah dan menentukan prioritas
masalah
b. Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi
tetanus neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data
tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi yang efektif dan
efisien dalam menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan
mengirirm petugas lapangan untuk memberikan penyuluhan pada
ibu-ibu serta mengadakan imunisasi pada ibu hamil
3 JENIS PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
 Penelitian Crosectional

Adalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajari hubungan


penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status
paparan dan penyakit dalam waktu serentak pada individu-individu dari
populasi tunggal, pada satu saat atau tahun yg sama.

Ciri-ciri Crosectional :
1. Mendeskripsikan penelitian
2. Penelitian ini tidak terdapat kelompok pembanding
3. Hubungan sebab akibat hanya merupakan sebab-akibat
4. Penelitian ini menghasilkan hipotesis
5. Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian analitis

Kelebihan Crosectional :
1. Dapat dilakukan dengan hanya sekali pengamatan
2. Lebih murah di banding dengan penelitian lainnya
3. Berguna untuk informasi perencanaan
4. Untuk mengamati kemungkinan hubungan berbagai variabel yg ada.

Kekurangan Crosectional :
1. Tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan yg terjadi dengan
berjalannya waktu.
2. Informasi yg diperoleh tidak mendalam sehingga sering kali masalah
kesehatan yg dicari tdk diperoleh

Langkah-langkah Crosectional :
1. Seperti halnya pada berbagai penelitian lain, penelitian crosectional harus
mempunyai tujuan yang jelas, dana, dan fasilitas yang tersedia serta
bagaimana hasil penelitian akan mempunyai daya guna.

2. Kemudian ditentukan penduduk yg memungkinkan untuk diteliti sesuai


dengan tujuan penelitian.

3. Selanjutnya ditentukan pula jenis data yg akan dikumpulkan, termasuk


penentuan variabel sebagai faktor resiko, maupun faktor lainnya.

Tabel Analisis Crosectional

 Penelitian Case Control


Case control adalah rancangan studi epidemiologi yg mempelajari
hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara
membandingkan kelompok kasus dan kontrol status paparannya.

Ciri2 penelitian case control


1. Penelitian yg bersifat observasional
2. Diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita
3. Terdapat kelompok kontrol
4. Kelompok kontrol harus memiliki risiko terpajan oleh faktor risiko yg sm
dengan kelompok kasus.
5. Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara
kelompok kasus dan kontrol.
6. Tidak mengukur insidensi

Kelebihan Case Control :


1. Sangat sesuai dengan penelitian penyakit yg jarang terjadi atau penyakit
yg kronik
2. Relatif cepat dan tdk mahal
3. Relatif efisien, memerlukan waktu yg kecil
4. Sedikit masalah pengurangan periode investigasi.

Kelemahan Case Control


1. Tidak dapat incidence Rate
2. Sangat sulit memperoleh informasi biar periode terlalu lama.
3. Alur metodologi inferensi kausal yang
bertentangan dengan logika normal.
4. Rawan terhadap bias
5. Tidak cocok untuk paparan langka
6. Tidak dapat menghitung laju insidensi
7. Validasi informasi yang diperoleh sulit dilakukan
8. Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah

Langkah-langkahnya :
1. Kriteria Pemilihan Kasus :
o Kriteria Diagnosis dan kriteria inklusi harus dibuat dengan jelas.
o Populasi sumber kasus dapat berasal dari rumah sakit atau
populasi/masyarakat .
2. Kriteria Pemilihan Kontrol :
o Mempunyai potensi terpajan oleh faktor risiko yang sama dengan
kelompok kasus
o Tidak menderita penyakit yang diteliti
o Bersedia ikut dalam penelitian

Tabel Analisis Case Control :


Perhitungan ODD Ratio :
case control
a b exposure+
c d a+b
exposure-
c+d
a+c b+d

 Penelitian Kohort
Adalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang
mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara
membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar
berdasarkan status penyakit.

Ciri-ciri Penelitian Kohort :


1. Bersifat observasional
2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3. Disebut sebagai studi insidens
4. Terdapat kelompok kontrol
5. Terdapat hipotesis spesifik
6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7. Untuk kohor retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder

Kelebihan Penelitian Kohort :


1. Kesesuaian dengan logika normal dalam membuat inferensi kausal
2. Dapat menghitung laju insidensi
3. Untuk meneliti paparan langka
4. Dapat mempelajari beberapa akibat dari suatu paparan

Kekurangan Penelitian Kohort :


1. Lebih mahal dan butuh waktu lama
2. Pada kohort retrospektif, butuh data sekunder yang lengkap dan handal
3. Tidak efisien dan tidak praktis untuk kasus penyakit langka
4. Risiko untuk hilangnya subyek selama penelitian, karena migrasi,
partisipasi rendah atau meninggal

Langkah-langkahnya :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian.
2. Penetapan populasi kohort.
3. Penetapan Besarnya sampel.
4. Pencarian sumber keterpaparan.
5. Pengidentifikasian subyek.
6. Memilih kelompok control.
7. Pengamatan hasil luaran.
8. Perhitungan hasil penelitian.

Tabel Analisis Kohort :


Perhitungan Relative Risk
Outcome+ outcome-
a b Exposure+

c d Exposure-
a+c b+d
C. Strategi Epidemiologi
Strategi Epidemiologi adalah suatu pola pendekatan berupa suatu
rangkaian kegiatan untuk mengkaji masalah kesehatan sehingga di dapatkejelasan
tentang masalah kesehatan tersebut
1. Strategi epidemiologi ditegakkan atas dasar 2 asumsi, yaitu
a. Kejadian karena ada kecenderungan/kekhasan yang dimiliki
b. Penelusuran sistemik dan cermat kelompok penduduk yang berbeda dapat
mengenai faktor-faktor penyebab danpencegahan

2. Tiga langkah pokok, yaitu


a. Deskripsi distribusi kejadian / masalah kesehatan
b. Pengembangan model teoritis dan formulasi hipotesa
c. Pengujian hipotesis dan analisis melalui eksperimentasi dan observasi

3. Kegiatan Pokok Strategi Epidemiologi


1) Merumuskan HipotesisHipotesis : formulasi konsep yang
mengandunguraian tentang faktor-faktor yang diperkirakan berperansebagai
penyebab ditemukan frekuensi ataupun masalahkesehatan
2) Menguji hipotesis
3) Menarik kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Gerstman, B Burg. 2003. Epidemiology Kept Simple : An Introduction


Traditional and Modern Epidemiology. Canada : Wiley-Liss Inc

Kestenbaum, Bryan. 2009. Biostatistic and Epidemiology : An Introduction to


Clinical Research. New York : Springer

Murti, Bhisma. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta :


Gadjah Mada University Press

Setiabudiawan, Budi; Ghrahani, Reni, Sapartini, Gartika; Anggara, Mohamad


Yanuar; Garna, Herry. 2011. Laporan Kasus penyakit Kawasaki Atipikal. MKB,
Vol 43 No.3
Tambunan, Taralan; Trihono, Partini P dan Pardede, Sudung O. 2001. Sindrom
hemolitik Uremik di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta. Buletin
Penelitian Kesehatan 29 (2)

Webb, Penny dan Bain, Chriss. 2011. Essential Epidemiology : an introduction


for students and health professional. United
Kingdome : Cambridge University press

http://hasniadiv.blogspot.com/

http://murnikasmaranifkmundip.blogspot.com/2010/11/metode-penelitian-
analitik.html

http://rimasajja.students-blog.undip.ac.id/2010/11/07/desain-studi-
epidemiolog-studi-observasional/

Anda mungkin juga menyukai