DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas
Dosen pengampu :
Ns.Grace Carol Sipasulta,M.Kep.,Sp.Kep.,Mat.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian epidemiologi.........................................................................................3
B. Tujuan epidemiologi..............................................................................................3
C. Ruang lingkup epidemiologi..................................................................................4
D. Peran epidemiologi dalam kesehatan......................................................................5
E. Strategi mengenai analisa masalah berdasarkan konsep epidemiologi...................6
F. Hubungan sebab-akibat pola penyakit dengan waktu, tempat dan lingkungan.......8
G. Klasifikasi penyakit..............................................................................................11
H. Tingkat pencegahan penyakit...............................................................................11
I. Berbagai studi dalam epidemiologi......................................................................15
K. Ukuran dalam epidemiologi.................................................................................20
BAB III............................................................................................................................31
PENUTUP.......................................................................................................................31
A. Kesimpulan..........................................................................................................31
B. Saran....................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Jika ditinjau dari asal kata (Bahasa Yunani) Epidemiologi berarti
Ilmu yang mempelajari tentang penduduk {EPI = pada/tentang ; DEMOS
= penduduk ; LOGOS = ilmu}. Sedangkan dalam pengertian modern pada
saat ini EPIDEMIOLOGI adalah : “ Ilmu yang mempelajari tentang
Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) masalah kesehatan pada
sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang
Mempengaruhinya).”
Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus
dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari
sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri, yang berkaitan erat dengan penyakit
menular. Sejalan berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola
struktur masyarakat dari agraris ke industri yang mempengaruhi gaya
hidup, keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya.
B. Rumusan masalah
“apa yang dimaksud dengan epidemiologi dan bagaimana studi
deskriptif epidemiologi dilakukan?”
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Untuk menjelaskan pengertian epidemiologi
2. Tujuan khusus
a. Untuk menjelaskan pengertian epidemiologi
b. Untuk menjelaskan Tujuan epidemiologi
c. Untuk menjelaskan Ruang lingkup epidemiologi
d. Untuk menjelaskan Peran epidemiologi dalam kesehatan
e. Untuk menjelaskan Strategi mengenai analisa masalah berdasarkan
konsep epidemiologi
1
f. Untuk menjelaskan Hubungan sebab-akibat pola penyakit denga
waktu, tempat, dan lingkungan
g. Untuk menjelaskan Klasifikasi penyakit
h. Untuk menjelaskan Tingkat pencegahan penyakit
i. Untuk menjelaskan Berbagai studi Dalam epidemiologi
j. Untuk menjelaskan Studi deskriptif (pengertian, tujua, ruang
lingkup, dan langkah-langkah)
k. Untuk menjelaskan Ukuran Dalam epidemiologi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian epidemiologi
Jika ditinjau dari asal kata (Bahasa Yunani) Epidemiologi berarti
Ilmu yang mempelajari tentang penduduk (EPI = pada/tentang ; DEMOS =
penduduk ; LOGOS = ilmu). Sedangkan dalam pengertian modern pada
saat ini EPIDEMIOLOGI adalah : “ Ilmu yang mempelajari tentang
Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) masalah kesehatan pada
sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang
Mempengaruhinya).[ CITATION Zat19 \l 1033 ]
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola
penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan,
beserta faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian tersebut.
Epidemiologi merupakan ilmu yang penting bagi para tenaga
kesehatan atau dokter. Dengan bantuan epidemiologi, pemerintah dan
tenaga kesehatan dapat memetakan pola penyakit sehingga dapat
dilakukan langkah-langkah pencegahan dan mencari solusi untuk
menangani penyakit yang muncul.[ CITATION drK20 \l 1033 ]
B. Tujuan epidemiologi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai
dalam mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi
distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk
memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:
1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa
akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan
makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya.
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan
antara karsinoma paru-paru dengan asbes
3
3. Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan
konsisten dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang
terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir.
Untuk mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan
kenyataan pada manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita
karsinoma kandung kemih lebih banyak terpajan oleh rokok
dibandingkan dengan bukan penderita
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggulangan
masalah kesehatan, serta menentukan prioritas masalah kesehatan
masyarakat; misalnya:
4
2. Masalah kesehatan pada sekelompok usia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan,
akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok
manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga
berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui
penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak
lanjutnya.
5
4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu
penyakit dalam upaya menanggulanginya
5. Mengarahkan intervensi yang diperlikan untuk menanggulangi
masalah yang perlu dipecahkan.[ CITATION Pus18 \l 1033 ]
2. Pemaparan data
Data yang telah dikumpulkan secara rutin dapat dipaparkan dalam
berbagai bentuk tampilan seperti tabel, grafik atau gambar. Hasil
pemaparan akan memberikan informasi secara deskriptif kepada
pembaca mengenai fenomena atau gamabaran.
3. Analisa adata
Hasil pemaparan belum memberikan arti apabila belum dianalisa
dan diinterpretasi. Analisa data surveilance menggunakan pendekatan
deskriptif dengan determinan epidemiologi yaitu orang, tempat dan
waktu. Dalam melakukan analisis data surveilance dibutuhkan data
penunjang di luar informasi yang telah dikumpulkan misalnya data
6
kependudukan, adat geografis, data sosial budaya agar penariakan
keputusan lebih komprehensif.
4. Interpretasi data
Tahapan lanjut setelah melakuakan analisi data sebelum dilakuakan
penarikan suatu kesimpulan. Interpretasi adat secara sederhana
diartikan sebagai menafsirkan informasi yang dikumpulkan. Penafsiran
ini untuk menjawab apakah kejadian yang diamati merupakan suatu
kejadian yang sesungguhnya. Untuk itu dibutuhkan banyak data untuk
mendukung penarikan kesimpulan akhir.
5. Diseminasi
Diseminasi atau penyebarluasan informasi merupakan tahapan
alanjut setelah analisis dan interpretasi data. Diseminasi adapat
disamapaikan dalam rangka untuk meningkatkan kinerja surveilens,
keakuratan data dan peningkatan sumber daya manusia yang bekerja di
bidang kesehatan. Diseminasi juga bermanfaat untuk action
pemecahan masalah.
7
F. Hubungan sebab-akibat pola penyakit dengan waktu, tempat dan
lingkungan
1. Waktu
Kejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan
bulan serta tahun. Variabel waktu bermanfaat dalam memprediksi
puncak insiden, merencanakan upaya penanggulangan dan melakukan
evaluasi dampak penanggulangan yang telah dilaksanakan.
Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu antara lain,
skala perubahan frekuensi penyakit yaitu :
8
negara maju yang sistem pencatatan kesehatannya sudah baik dan
sudah lama, menunjukkan angka insiden dan prevalens yang jelas
dan teratur dari tahu ke tahun. Di Indonesia masih sukar untuk
melihat hal tersebut.[ CITATION Pus18 \l 1033 ]
2. Tempat
Pentingnya peranan tempat didalam mempelajari etiologi suatu
penyakit menular dapat digambar dengan jelas pada penyelidikan suatu
wabah.
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit
berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat
memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit. Perbandingan
pola penyakit sering dilakukan antara :
a. Batas daerah-daerah pemerintahan
b. Kota dan pedesaan
c. Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan,
sungai, laut
atau padang pasir)
d. Negara-negara
e. Regional
9
tertentu, reservoir penyakit menular tertentu, dan susunan genetika),
dan sebagainya
3. Lingkungan
a. Lingkungan Biologi
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan
memegang peranan yang penting dalam interaksi antara manusia
sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur
lingkungan yang menguntungkan manusia (sebagai sumber
kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan
manusia.
Dalam hubungannya dengan penyakit, maka sektor
lingkungan biologi dapat dibagi dalam beberapa hal, seperti :
1) Agent penyakit yang infeksius
2) Reservoir ( manusia dan binatang )
3) Vektor pembawa penyakit ( lalat, nyamuk, dll )
4) Tumbuhan dan binatang
b. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap
manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan
biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik
(termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi:
Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan Air, baik
sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran
10
pada air, dan Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan
air, radiasi dan lain sebagainya. Lingkungan fisik ini ada yang
termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat
manusia sendiri.
G. Klasifikasi penyakit
1. Penyakit menular/infeksi
a. Penyakit menular melalui air
b. Penyakit menular melalui udara
c. Penyakit menular melalui kelamin
d. Penyakit menular melalui binatang
2. Penyakit non-infeksi/tidak menular/kronis
1. Penyakit jantung
2. Penyakit kanker
3. Penyakit metabolic
11
1. Prepathogenesis Phase
Pada tahapan ini yang dapat digunakan melalui kegiatan primary
prevention atau pencehan primer. Pencegahan primer ini dapat
dilakukan selama fase pre pathogenesis terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan. Pencegahan dalam arti sebenarnya yaitu, terjadinya
sebelum sakit atau ketidakfungsian dan di aplikasikan ke dalam
populasi sehat pada umumnya. Pencegahan primer merupakan suatu
usaha agar masyarakat yang berada dalam stage of optinum health
tidak jatuh kedalam stage yang lain dan yang lebih buruk. Pencegahan
primer ini melibatkan tindakan yang diambil sebelum terjadinya
masalah kesehatan dan mencakup aspek promosi kesehatan dan
perlindungan.
Dalam aspek promosi kesehatan, pencegahan primer berfokus
pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan dari mulai individu,
keluarga, dan kelompok masyarakat. perlindungan kesehatan ini
ditujukan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang spesifik.
Misalnya, imunisasi adalah ukuran pelindung untuk penyakit menular
tertentu. Aspek perlindungan kesehatan dari pencegahan primer ini
juga dapat melibatkan, mengurangi atau menghilangkan faktor risiko
sebagai cara untuk mencegah penyakit. Primary prevention dilakukan
dengan dua kelompok kegiatan yaitu :
a. Health Promotion atau peningkatan kesehatan
Peningkatan status kesehatan masyarakat, dengan melalui beberapa
kegiatan, sebagi berikut:
1) Pendidikan kesehatan atau health education
2) Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti: penyuluhan
tentang masalah gizi
3) Pengamatan tumbuh kembang anak atau growth and
development monitoring
4) Pengadaan rumah yang sehat
5) Pengendalian lingkungan masyarakat
6) Program P2M (pemberantasan penyakit tidak menular)
12
7) Simulasi dini dalam kesehatan keluarga dan asuhan pada anak
atau balita penyuluhan tentang pencegahan penyakit.
2. Pathogenesis phase
Pada tahap pathogenesis ini dapat dilakukan dengan dua kegiatan
pencegahan yaitu :
a. Sekodary prevention (pencegahan sekunder). Yaitu pencegahan
terhadap masyarakat yang masih atau sedang sakit, dengan dua
kelompok kegiatan:
1) Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis awal dan
pengobatan segera atau adekuat), antara lain melalui:
pemeriksaan kasus dini (early case finding), pemeriksaan
umum lengkap (general check up), pemeriksaan missal (mass
screening), survey terhadap kontak, sekolah dan rumah
(contactsurvey, school survey, household survey), kasus (case
holding), pengobatn adekuat (adekuat tretment)
2) Disability limitation (pambatasan kecacatan). Penyempurnaan
dan intensifikasi terhadap terapi lanjutan, pencegahan
komplikasi, perbaikan fasilitas kesehatan, penurunan beban
sosial penderita, dan lainlain.
13
diagnosis and prompt treatment”. Pencegahan sekunder ini
dilakukan mulai saat fase patogenesis (masa inkubasi) yang
dimulai saat bibit penyakit masuk kedalam tubuh manusia sampai
saat timbulnya gejala penyakit atau gangguan kesehatan. Diagnosis
dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat prosespatologik
(proses perjalanan penyakit) sehingga akan dapat memperpendek
waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.
14
penyakitnya atau akibat komplikasi sakitnya, dan ditingkatkan
fungsi tubuh penderita setelah perawatan dilakukan. Rehabilitas
sebagai tujuan pencegahan tersier lebih dari upaya untuk
menghambat proses penyakitnya sendiri yaitu mengembalikan
individu kepada tingkat yang optimal dari ketidakmampuannya.
b. Case Report. Merupakan study pada satu kasus yang sama atau
kasus baru yang menggambarkan suatu riwayat penyakit dan
pengalaman klinis dari masing-masing kasus. Unit pengamatan
atau analisisnya individual. Desain study ini digunakan untuk
melihat distribusi suatu penyakit atau masalah kesehatan yang
15
diteliti, memperoleh informasi tentang kelompok resiko tinggi dan
membuat hipotesis baru. Karena merupakan pengumpulan dari
beberapa kasus-kasus yang dilaporkan maka study ini tidak bisa
digunakan untuk menggambarkan suatu populasi. Study ini dapat
digunakan sebagai langkah awal untuk meneliti serta dapat
menjembatani antara penelitian klinis dengan penelitian
epidemiologi.
c. Case Series. Studi ini merupakan studi lanjutan dari case report.
case report hanya terdiri dari satu kasus saja, tetapi case series
terdiri lebih dari satu kasus dan kurang dari sepuluh kasus. Studi
ini juga terkait pada sindrom atau penyakit baru. Unit
pengamatannya juga individual.
2. Study Analitik
Untuk mempelajari diterminan suatu penyakit di populasi dipakai
desain studi epidemiologi analitik. Desain studi ini dapat digunakan
untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi dan membandingkan
antara dua kelompok.
a. Case Control. Digunakan untuk meneliti faktor risiko/determinan
dari suatu penyakit yang 'outcome' jarang terjadi. penelitian
dimulai dari pengukuran status keterpaparan pada subjek-subjek
yang diteliti kemudian dikelompokan. Bersifat retrospektif yang
berarti melihat pengamatan dengan cara mundur. terdiri dari dua
kelompok yaitu sakit dan tidak sakit. D --> E (macam-macam).
16
b. Kohort. Penelitian bersifat observasional tanpa intervensi.
Penelitian dilakukan pada subjek-subjek yang masih bebas dari
outcome (Disease) tapi berisiko untuk dapat mengalaminya. Pada
studi ini dapat terlihat jelas hubungan antar exposure dengan
outcome. Biasanya studi ini dilakukan pada dua kelompok yaitu
kelompok terpapar dan tidak terpapar. Studi ini dapat bersifat
prospektif, retrospektif ataupun historical prospektif. Sample yang
dipilih merupakan sample yang tidak random sehingga hanya
beberapa sample yang terkait dengan penelitian saja.
17
mempelajari epidemiologi deskriptif, antara lain dapat mengetahui
frekuensi dan distribusi masalah kesehatan atau penyakit menurut
keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksud disini adalah
menurut variable orang, variable tempat dan variable waktu. Dengan
mengetahui varibel orang, variable tempat dan variable waktu dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengetahui factor penyebab terjadinya
suatu masalah kesehatan pada suatu tempat.
Epidemiologi deskriptif mempelajari kejadian dan distribusi
penyakit. Kejadian penyakit dapat dipelajari melalui riwayat alamiah
penyakit. Dalam epidemiologi deskriptif, distribusi penyakitnya
menurut variabel variabel orang, waktu dan tempat.
3. Ruang lingkup
Berikut ini terdapat beberapa ruang lingkup epidemiologi, terdiri atas:
a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-
masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah
18
kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya
masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan,
pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan
sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi
berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
19
Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting
seperti berikut
20
populasi tersebut dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari
berbagai jenis ukuran diataranya adalah
1) Proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapat dalam
penduduk suatu wilayah yang semula tidak sakit dan menjadi
sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi
tersebut adalah kasus baru. Tujuan dari Insidence Rate adalah
sebagai berikut:
a) Mengukur angka kejadian penyakit
b) Untuk mencari atau mengukur faktor kausalitas
c) Perbandinagan antara berbagai populasi dengan
pemaparan yang berbeda
d) Untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan oleh
determinan tertentu
Rumus:
P= d
k
n
]
n
Dimana:
P= Estimasi incidence rate
d= Jumlah incidence (kasus baru)
n= Jumlah individu yang semula tidak sakit ( population at
risk)
21
2) PR (Prevalence)
Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunkan
a) Menggambarkan tingkat keberhasilan program
pemberantasan penyakit
b) Untuk penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan.
Misalnya, penyediaan obat-obatan, tenaga kesehatan, dan
ruangan
c) Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnose
d) Digunakan untuk keperluan administratif lainnya
PoPR = P
p k
22 R
o
]
n
Po = perbandingan antara jumlah semua kasus yang
dicatat
R =jumlah penduduk
k = selama 1 perode
5) AR (Attack Rate)
Attack rate adalah andala angaka sinsiden yang terjadi
dalam waktu yang singkat (Liliefeld 1980) atau dengan kata
lain jumlah mereka yang rentan dan terserang penyakit tertentu
pada periode tertentu
Attack rate penting pada epidemi progresif yang terjadi
pada unit epidemi yaitu kelompok penduduk yang terdapat
pada ruang lingkup terbatas, seperti asrama, barak, atau
keluarga.
b. Rasio
Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua
nilai kuantittif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari
penyebut
Contoh: Kejadian Luar Biasa (KLB) diare sebanyak 30 orang di
suatu daerah. 10 diantaranya adalah jenis kelamn pria. Maka rasio
pria terhadap wanita adalah R=10/20=1/2.
c. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Penyebaran
proporsi adalah suatu penyebaran persentasi yang meliputi proporsi
dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang
23
mengenai masing-masing kategori atau subkelompok dari
kelompok itu.
Pada contoh di atas, proporsi pria terhadap permapuan adalah
P= 10/30=1/3
2. Ukuran fertilitas
a. Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat
dalam 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang
sama.
Rumus:
CBR = (B/P)k
B = semua kealhiaran hidup yang dicata
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
k = konstanta(1000)
24
F = Kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang
dicata
R = Penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada
tahun yang sama
3. Ukuran mortalitas
a. Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus
CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap
penyakit tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah
penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama
Rumus:
CFR = (P/T)k
P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada
tahun yang sama
perhitungan ini dapat digu8nakan uutk mengetahui tingakat
penyakit dengan tingkat keamtia yang tinggi. Rasio ini dapat
dispesifikkan menjadi menurut goklongan umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan dan lain-lain.
25
b. Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar
Angka keamtian kasar adalah jumlah keamtian ang dicata selama 1
tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.
Disebut kasar karena akngka ini dihitung secatra menyeluruh tanpa
memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi
denga tingkat kematian yang berbeda-beda.
Rumus:
CDR= (D/P)k
D= jumlah keamtian yang dicata selama 1 tahun
P=Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
Manfaat CDR
1) Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
2) Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam
masyarakat
3) Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi
4) Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis
5) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk
26
px = jumlah penduduk pada golonga umur x pada
pertengahan tahun yang sama
k = Konstanta
27
Rumus:
NMR = (d1/ B)k
d1 = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari
B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama
k = konstanta
28
4) Penyakit infeksi terutama ISPA
5) Pertolongan persalinan
29
T = Kelahiran hidup pada tahun yang sama.
k = konstanta
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola
penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan,
beserta faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian tersebut.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai
dalam mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi
distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup epidemiologi terdiri dari Masalah kesehatan sebagai
objek dan subjek epidemiologi, masalah kesehatan pada kelompok usia
tua, dan pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebabran masalah
kesehatan Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah
kesehatan.
B. Saran
Penulis menyarankan agar perlu adanya kesadaran masyarakat
mengenai penyebaran penyakit yang sangat mudah terjadi seperi
memastikan tubuhnya sehat dan fit sebelum memutuskan untuk pindah
menetap, atau berjumpa dengan orang lain, guna mengurangi terjadinya
penyebaran penyakit yang meluas.
31
DAFTAR PUSTAKA
Arthur. (2018, Januari 26). desain studi epidemiologi. Retrieved Januari 19, 2021,
from catatankuliahdatin.blogspot.com:
http://catatankuliahdatin.blogspot.com/2018/01/desain-studi-
epidemiologi.html?m=1
Siregar, L. (2018, April 7). ukuran frekuensi epidemiologi. Retrieved Januari 19,
2021, from www.slideshare.net:
https://www.slideshare.net/lasnisiregar/ukuran-ukuran-frekuensi-
epidemiologi
32
Zata Ismah, S. (2019, Maret). Diktat Dasar Epid. Retrieved Januari 19, 2021,
from repository.uinsu.ac.id: http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT
%20DASAR%20EPID.pdf
33