Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas

Dosen pengampu :
Ns.Grace Carol Sipasulta,M.Kep.,Sp.Kep.,Mat.

Disusun oleh Kelompok 4 :


1. Bunga Tang (P07220118071)
2. Jordy Ryan Elvano (P07220118089)
3. Karil Dhea Virginia Tandi (P07220118090)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BALIKPAPAN
TINGKAT III/SEMESTER V
TAHUN AJARAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’ala. Alhamdulillahi Rabbil ’Aalamin, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul “Dasar-Dasar
Epidemiologi” ini. Shalawat dan salam dengan ucapan Allahumma sholli ’ala
Muhammad wa ’ala ali Muhammad penulis sampaikan untuk junjungan kita Nabi
besar Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan


Komunitas”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tentu punya
banyak kekurangan. Untuk itu penulis dengan berlapang dada menerima masukan
dan kritikan konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaannya di masa yang
akan datang. Akhirnya kepada Allah jualah penulis bermohon semoga semua ini
menjadi amal saleh bagi penulis dan bermanfaat bagi pembaca.

Balikpapan, 19 Januari 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian epidemiologi.........................................................................................3
B. Tujuan epidemiologi..............................................................................................3
C. Ruang lingkup epidemiologi..................................................................................4
D. Peran epidemiologi dalam kesehatan......................................................................5
E. Strategi mengenai analisa masalah berdasarkan konsep epidemiologi...................6
F. Hubungan sebab-akibat pola penyakit dengan waktu, tempat dan lingkungan.......8
G. Klasifikasi penyakit..............................................................................................11
H. Tingkat pencegahan penyakit...............................................................................11
I. Berbagai studi dalam epidemiologi......................................................................15
K. Ukuran dalam epidemiologi.................................................................................20
BAB III............................................................................................................................31
PENUTUP.......................................................................................................................31
A. Kesimpulan..........................................................................................................31
B. Saran....................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................32

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Jika ditinjau dari asal kata (Bahasa Yunani) Epidemiologi berarti
Ilmu yang mempelajari tentang penduduk {EPI = pada/tentang ; DEMOS
= penduduk ; LOGOS = ilmu}. Sedangkan dalam pengertian modern pada
saat ini EPIDEMIOLOGI adalah : “ Ilmu yang mempelajari tentang
Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) masalah kesehatan pada
sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang
Mempengaruhinya).”
Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus
dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari
sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri, yang berkaitan erat dengan penyakit
menular. Sejalan berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola
struktur masyarakat dari agraris ke industri yang mempengaruhi gaya
hidup, keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya.

B. Rumusan masalah
“apa yang dimaksud dengan epidemiologi dan bagaimana studi
deskriptif epidemiologi dilakukan?”

C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Untuk menjelaskan pengertian epidemiologi
2. Tujuan khusus
a. Untuk menjelaskan pengertian epidemiologi
b. Untuk menjelaskan Tujuan epidemiologi
c. Untuk menjelaskan Ruang lingkup epidemiologi
d. Untuk menjelaskan Peran epidemiologi dalam kesehatan
e. Untuk menjelaskan Strategi mengenai analisa masalah berdasarkan
konsep epidemiologi

1
f. Untuk menjelaskan Hubungan sebab-akibat pola penyakit denga
waktu, tempat, dan lingkungan
g. Untuk menjelaskan Klasifikasi penyakit
h. Untuk menjelaskan Tingkat pencegahan penyakit
i. Untuk menjelaskan Berbagai studi Dalam epidemiologi
j. Untuk menjelaskan Studi deskriptif (pengertian, tujua, ruang
lingkup, dan langkah-langkah)
k. Untuk menjelaskan Ukuran Dalam epidemiologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian epidemiologi
Jika ditinjau dari asal kata (Bahasa Yunani) Epidemiologi berarti
Ilmu yang mempelajari tentang penduduk (EPI = pada/tentang ; DEMOS =
penduduk ; LOGOS = ilmu). Sedangkan dalam pengertian modern pada
saat ini EPIDEMIOLOGI adalah : “ Ilmu yang mempelajari tentang
Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) masalah kesehatan pada
sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang
Mempengaruhinya).[ CITATION Zat19 \l 1033 ]
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola
penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan,
beserta faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian tersebut.
Epidemiologi merupakan ilmu yang penting bagi para tenaga
kesehatan atau dokter. Dengan bantuan epidemiologi, pemerintah dan
tenaga kesehatan dapat memetakan pola penyakit sehingga dapat
dilakukan langkah-langkah pencegahan dan mencari solusi untuk
menangani penyakit yang muncul.[ CITATION drK20 \l 1033 ]

B. Tujuan epidemiologi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai
dalam mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi
distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk
memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:
1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa
akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan
makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya.
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan
antara karsinoma paru-paru dengan asbes

3
3. Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan
konsisten dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang
terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir.
Untuk mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan
kenyataan pada manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita
karsinoma kandung kemih lebih banyak terpajan oleh rokok
dibandingkan dengan bukan penderita
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggulangan
masalah kesehatan, serta menentukan prioritas masalah kesehatan
masyarakat; misalnya:

Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat


dimasyarakat dapat digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan
pelayanan kesehatan disuatu wilayah dan menentukan prioritas masalah

Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi


tetanus neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data tersebut dapat
digunakan untuk menyusun strategi yang efektif dan efisien dalam
menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan mengirirm petugas
lapangan untuk memberikan penyuluhan pada ibu-ibu serta mengadakan
imunisasi pada ibu hamil.[ CITATION Pus18 \l 1033 ]

C. Ruang lingkup epidemiologi


1. Masalah kesehatan sebagai objek dan subjek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah
penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang
sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga
berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga
kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan
demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah
kesehatan secara keseluruhan.

4
2. Masalah kesehatan pada sekelompok usia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan,
akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok
manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga
berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui
penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak
lanjutnya.

3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebabran masalah


kesehatan Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah
kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang
masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara
menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan
memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka
dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan. [ CITATION
Dos201 \l 1033 ]

D. Peran epidemiologi dalam kesehatan


1. Mengidentifikasi faktor faktor yang berperan dalam terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat
2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan
pengambilan keputusan
3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang
sedang atau telah dilakukan. Bila dari hasil evaluasi program tersebut
dianggap tidak berhasil, maka dapat dihentikan atau diubah dengan
program lain. Misalnya program fogging untuk memberantas nyamuk
dewasa dapat diganti dengan menggalakan 3M (Menguras, Menutup
sumber air, mengubur setelah diketahui penyebabnya adalah perilaku
penduduk.

5
4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu
penyakit dalam upaya menanggulanginya
5. Mengarahkan intervensi yang diperlikan untuk menanggulangi
masalah yang perlu dipecahkan.[ CITATION Pus18 \l 1033 ]

E. Strategi mengenai analisa masalah berdasarkan konsep epidemiologi


1. Pengumpulan data
Data yang akan dikumpulkan dalam kegiatan surveilance berasal
dari banyak sumber antara lain :
a. Laporan kematian
b. Laporan kesakitan
c. Laporan kejadian luar biasa
d. Laporan dari penggunaan laboratorium
e. Laporan dari penelitian epidemiologi
f. Laporan dari penyelidikan epidemiologi atas kejadian luar biasa
g. Survei- survei penyakit
h. Pemantauan vector dan reservoir
i. Data demografik
j. Data lingkungan

2. Pemaparan data
Data yang telah dikumpulkan secara rutin dapat dipaparkan dalam
berbagai bentuk tampilan seperti tabel, grafik atau gambar. Hasil
pemaparan akan memberikan informasi secara deskriptif kepada
pembaca mengenai fenomena atau gamabaran.

3. Analisa adata
Hasil pemaparan belum memberikan arti apabila belum dianalisa
dan diinterpretasi. Analisa data surveilance menggunakan pendekatan
deskriptif dengan determinan epidemiologi yaitu orang, tempat dan
waktu. Dalam melakukan analisis data surveilance dibutuhkan data
penunjang di luar informasi yang telah dikumpulkan misalnya data

6
kependudukan, adat geografis, data sosial budaya agar penariakan
keputusan lebih komprehensif.

4. Interpretasi data
Tahapan lanjut setelah melakuakan analisi data sebelum dilakuakan
penarikan suatu kesimpulan. Interpretasi adat secara sederhana
diartikan sebagai menafsirkan informasi yang dikumpulkan. Penafsiran
ini untuk menjawab apakah kejadian yang diamati merupakan suatu
kejadian yang sesungguhnya. Untuk itu dibutuhkan banyak data untuk
mendukung penarikan kesimpulan akhir.

5. Diseminasi
Diseminasi atau penyebarluasan informasi merupakan tahapan
alanjut setelah analisis dan interpretasi data. Diseminasi adapat
disamapaikan dalam rangka untuk meningkatkan kinerja surveilens,
keakuratan data dan peningkatan sumber daya manusia yang bekerja di
bidang kesehatan. Diseminasi juga bermanfaat untuk action
pemecahan masalah.

6. Evaluasi kegiatan surveilens


Atribut-atribut yang digunakan untuk kegiatan evaluasi surveilens
antara lain :
a. Sensitivitas
b. Timeliness
c. Representative ness
d. Predictive value
e. Accuracy and completeness of descriptive information
f. Simplicity
g. Flexibility
h. Acceptability.

7
F. Hubungan sebab-akibat pola penyakit dengan waktu, tempat dan
lingkungan
1. Waktu
Kejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan
bulan serta tahun. Variabel waktu bermanfaat dalam memprediksi
puncak insiden, merencanakan upaya penanggulangan dan melakukan
evaluasi dampak penanggulangan yang telah dilaksanakan.
Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu antara lain,
skala perubahan frekuensi penyakit yaitu :

a. Variasi jangka pendek (fluktuasi)


Adalah perubahan naik-turunnya frekuensi kejadian
penyakit yang berjangka waktu relatif pendek. Contoh kejadian
yang relatif pendek adalah keracunan makanan yang bersumber
pada satu tempat, puncak frekuensi insiden umumnya hanya satu
dan setelah itu wabah tersebut akan selesai.

b. Variasi berkala (siklis)


Adalah perubahan secara berkala dengan interval daur waktu
dalam hitungan bulan atau musim sampai tahun. Umumnya
penyakit menular yang endemis biasanya menunjukkan daur atau
siklus musiman. Beberapa jenis penyakit tersebut sering kali dapat
dijelaskan latar belakang kejadiannya yang berkaitan dengan host,
agent, dan environment. Contohnya, penyakit demam berdarah
yang terjadi sesudah pergantian musim hujan ke musim kemarau.
Variabel siklik dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Variasi musiman (berulang interval < 1 tahun)
2) Variasi siklik (berulang interval > 1 tahun)

c. Variasi jangka panjang (secular trends)


Adalah perubahan frekuensi penyakit atau masalah
kesehatan yang terjadi dalam waktu yang panjang. Dibeberapa

8
negara maju yang sistem pencatatan kesehatannya sudah baik dan
sudah lama, menunjukkan angka insiden dan prevalens yang jelas
dan teratur dari tahu ke tahun. Di Indonesia masih sukar untuk
melihat hal tersebut.[ CITATION Pus18 \l 1033 ]

2. Tempat
 Pentingnya peranan tempat didalam mempelajari etiologi suatu
penyakit menular dapat digambar dengan jelas pada penyelidikan suatu
wabah.
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit
berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat
memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit. Perbandingan
pola penyakit sering dilakukan antara :
a. Batas daerah-daerah pemerintahan
b. Kota dan pedesaan
c. Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan,
sungai, laut
atau padang pasir)
d. Negara-negara
e. Regional

Untuk kepentingan mendapatkan pengertian tentang etiologi


penyakit, perbandingan menurut batas-batas alam lebih berguna
daripada batas-batas administrasi pemerintahan. Hal-hal yang
memberikan kekhususan pola penyakit di suatu daerah dengan batas-
batas alam ialah : keadaan lingkungan yang khusus seperti temperatur,
kelembaban, turun hujan, ketinggian diatas permukaan laut, keadaan
tanah, sumber air, derajat isolasi terhadap pengaruh luar yang
tergambar dalam tingkat kemajuan ekonomi, pendidikan, industri,
pelayanan kesehatan, bertahannya tradisi-tradisi yang merupakan
hambatan-hambatan pembangunan, faktor-faktor sosial budaya yang
tidak menguntungkan kesehatan atau pengembangan kesehatan, sifat-
sifat lingkungan biologis (ada tidaknya vektor penyakit menular

9
tertentu, reservoir penyakit menular tertentu, dan susunan genetika),
dan sebagainya

Migrasi antar desa tentunya dapat pula membawa akibat terhadap


pola dan penyebaran penyakit menular di desa-desa yang bersangkutan
maupun desa-desa di sekitarnya.

Peranan migrasi atau mobilitas geografis didalam mengubah pola


penyakit di berbagai daerah menjadi lebih penting dengan makin
lancarnya perhubungan darat, udara dan laut; lihatlah umpamanya
penyakit demam berdarah.[ CITATION Ary17 \l 1033 ]

3. Lingkungan
a. Lingkungan Biologi
Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan
memegang peranan yang penting dalam interaksi antara manusia
sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur
lingkungan yang menguntungkan manusia (sebagai sumber
kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan
manusia. 
Dalam hubungannya dengan penyakit, maka sektor
lingkungan biologi dapat dibagi dalam beberapa hal, seperti :
1) Agent penyakit yang infeksius
2) Reservoir ( manusia dan binatang )
3) Vektor pembawa penyakit ( lalat, nyamuk, dll )
4) Tumbuhan dan binatang

b. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap
manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan
biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik
(termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi:
Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan Air, baik
sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran

10
pada air, dan Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan
air, radiasi dan lain sebagainya. Lingkungan fisik ini ada yang
termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat
manusia sendiri.

c. Lingkungan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Penyakit


Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, dan
budaya. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu
yang membentuk masyarakat tersebut. Lingkungan sosial ini
meliputi : Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial
politik, serta sistem ekonomi yang berlaku. Bentuk budaya yang
berlaku setempat sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup
sehat masyarakat setempat kepadatan penduduk meliputi kepadatan
rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial lainnya. 

G. Klasifikasi penyakit
1. Penyakit menular/infeksi
a. Penyakit menular melalui air
b. Penyakit menular melalui udara
c. Penyakit menular melalui kelamin
d. Penyakit menular melalui binatang
2. Penyakit non-infeksi/tidak menular/kronis
1. Penyakit jantung
2. Penyakit kanker
3. Penyakit metabolic

H. Tingkat pencegahan penyakit


Berdasarkan Levell dan Clark tingkatan pencegahan dalam
keperawatan komunitas dapat digunakan pada tahap sebelum terjadinya
suatu penyakit (Prepathogenesis Phase) dan pada tahap Pathogenesis
Phase.

11
1. Prepathogenesis Phase
Pada tahapan ini yang dapat digunakan melalui kegiatan primary
prevention atau pencehan primer. Pencegahan primer ini dapat
dilakukan selama fase pre pathogenesis terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan. Pencegahan dalam arti sebenarnya yaitu, terjadinya
sebelum sakit atau ketidakfungsian dan di aplikasikan ke dalam
populasi sehat pada umumnya. Pencegahan primer merupakan suatu
usaha agar masyarakat yang berada dalam stage of optinum health
tidak jatuh kedalam stage yang lain dan yang lebih buruk. Pencegahan
primer ini melibatkan tindakan yang diambil sebelum terjadinya
masalah kesehatan dan mencakup aspek promosi kesehatan dan
perlindungan.
Dalam aspek promosi kesehatan, pencegahan primer berfokus
pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan dari mulai individu,
keluarga, dan kelompok masyarakat. perlindungan kesehatan ini
ditujukan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang spesifik.
Misalnya, imunisasi adalah ukuran pelindung untuk penyakit menular
tertentu. Aspek perlindungan kesehatan dari pencegahan primer ini
juga dapat melibatkan, mengurangi atau menghilangkan faktor risiko
sebagai cara untuk mencegah penyakit. Primary prevention dilakukan
dengan dua kelompok kegiatan yaitu :
a. Health Promotion atau peningkatan kesehatan
Peningkatan status kesehatan masyarakat, dengan melalui beberapa
kegiatan, sebagi berikut:
1) Pendidikan kesehatan atau health education
2) Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti: penyuluhan
tentang masalah gizi
3) Pengamatan tumbuh kembang anak atau growth and
development monitoring
4) Pengadaan rumah yang sehat
5) Pengendalian lingkungan masyarakat
6) Program P2M (pemberantasan penyakit tidak menular)

12
7) Simulasi dini dalam kesehatan keluarga dan asuhan pada anak
atau balita penyuluhan tentang pencegahan penyakit.

b. General and spesific protection (perlindungan umum dan khusus)


Merupakan usaha kesehatan untuk memberikan perlindungan
secara khusus dan umum terhadap seseorang atau masyaraka,
antara lain :
1) Imunisasi untuk balita
2) Hygine perseorangan
3) Perlindungan diri dari terjadinya kecelakaan
4) Perlindungan diri dari lingkungan kesehatan dalam kerja
5) Perlindungan diri dari carsinogen, toxic dan allergen.

2. Pathogenesis phase
Pada tahap pathogenesis ini dapat dilakukan dengan dua kegiatan
pencegahan yaitu :
a. Sekodary prevention (pencegahan sekunder). Yaitu pencegahan
terhadap masyarakat yang masih atau sedang sakit, dengan dua
kelompok kegiatan:
1) Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis awal dan
pengobatan segera atau adekuat), antara lain melalui:
pemeriksaan kasus dini (early case finding), pemeriksaan
umum lengkap (general check up), pemeriksaan missal (mass
screening), survey terhadap kontak, sekolah dan rumah
(contactsurvey, school survey, household survey), kasus (case
holding), pengobatn adekuat (adekuat tretment)
2) Disability limitation (pambatasan kecacatan). Penyempurnaan
dan intensifikasi terhadap terapi lanjutan, pencegahan
komplikasi, perbaikan fasilitas kesehatan, penurunan beban
sosial penderita, dan lainlain.

Pada pencegahan level ini menekankan pada upaya penemuan


kasus secara dini atau awal dan pengobatan tepat atau “early

13
diagnosis and prompt treatment”. Pencegahan sekunder ini
dilakukan mulai saat fase patogenesis (masa inkubasi) yang
dimulai saat bibit penyakit masuk kedalam tubuh manusia sampai
saat timbulnya gejala penyakit atau gangguan kesehatan. Diagnosis
dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat prosespatologik
(proses perjalanan penyakit) sehingga akan dapat memperpendek
waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.

b. Tertiary prevention (pencegahan tersier). Yaitu usaha pencegahan


terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari sakit serta
mengalami kecacatan antara lain:
a. Pendidikan kesehatan lanjutan
b. Terapi kerja (work therapy)
c. Perkampungan rehabilitsi sosial
d. Penyadaran terhadap masyarakat
e. Lembaga rehabilitasi dan partisipasi masyarakat

Upaya pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau


ketidakmampuan terjadi penyembuhan sampai stabil/ menetap atau
tidak dapat diperbaiki (irreversaible). Dalam pencegahan ini dapat
dilaksanakan melalui program rehabilitas untuk mengurangi
ketidakmampuan dan meningkatkan efisiensi hidup penderita.
Kegiatan rehabilitasi ini meliputi aspek medis dan sosial.
Pencegahan tersier dilaksanakan pada fase lanjut proses patogenese
suatu penyakit atau gangguan pada kesehatan.

Penerapannya pada upaya pelayanan kesehatan masyarakat


melalui program PHN (Public Health Nursing) yaitu merawat
penderita penyakit kronis di luar pusat-pusat pelayanan kesehatan
yaitu di rumahnya sendiri. Perawatan penderita pada stadium
terminal (pasian yang tidak mampu diatasi penyakitnya) jarang
dikategorikan sebagai pencegahan tersier tetapi bersifat paliatif,
prinsip upaya pencegahan adalah mencegah agar individu atau
kelompok masyarakat tidak jatuh sakit, diringankan gejala

14
penyakitnya atau akibat komplikasi sakitnya, dan ditingkatkan
fungsi tubuh penderita setelah perawatan dilakukan. Rehabilitas
sebagai tujuan pencegahan tersier lebih dari upaya untuk
menghambat proses penyakitnya sendiri yaitu mengembalikan
individu kepada tingkat yang optimal dari ketidakmampuannya.

Jadi pencegahan pada tahap pathogenesis ini dimaksudkan


untuk memperbaiki keadaan masyarakat yang sudah jatuh pada
tahap sakit ringan, sakit, dan sakit berat agar dapat mungkin
kembali ke tahap sehat optimum

I. Berbagai studi dalam epidemiologi


Dalam Epidemiologi terdapat dua jenis desain penelitian epidemiologi,
yaitu study deskriptif dan study analitik. Desain study ini digunakan untuk
mempermudah dalam penelitian yang terkait dengan berbagai faktor
penyebab, akibat, serta hubungan antar berbagai faktor. berikut adalah
kerangka garis besar beberapa desain study epidemiologi.
1. Studi Deskriptif. Untuk mempelajari distribusi dan frekuensi penyakit
di populasi dipakai desain studi epidemiologi deskriptif. Desain studi
ini memiliki variant lebih dari 1 dan berupa presentase.
a. Cross Sectional. Digunakan untuk membedakan dua kelompok.
Unit pengamatan merupakan individual dan populasinya
merupakan populasi yang umum serta samplenya random.
Pengukuran variable independent (exposure) dan variable
dependent (outcome) dilakukan secara bersamaan sehingga sulit
untuk mengetahui hubungan antara exposure dan outcome.

b. Case Report. Merupakan study pada satu kasus yang sama atau
kasus baru yang menggambarkan suatu riwayat penyakit dan
pengalaman klinis dari masing-masing kasus. Unit pengamatan
atau analisisnya individual. Desain study ini digunakan untuk
melihat distribusi suatu penyakit atau masalah kesehatan yang

15
diteliti, memperoleh informasi tentang kelompok resiko tinggi dan
membuat hipotesis baru. Karena merupakan pengumpulan dari
beberapa kasus-kasus yang dilaporkan maka study ini tidak bisa
digunakan untuk menggambarkan suatu populasi. Study ini dapat
digunakan sebagai langkah awal untuk meneliti serta dapat
menjembatani antara penelitian klinis dengan penelitian
epidemiologi.

c. Case Series. Studi ini merupakan studi lanjutan dari case report.
case report hanya terdiri dari satu kasus saja, tetapi case series
terdiri lebih dari satu kasus dan kurang dari sepuluh kasus. Studi
ini juga terkait pada sindrom atau penyakit baru. Unit
pengamatannya juga individual.

d. Studi Kolerasi. Disebut juga studi ekologi. Merupakan studi


observasional dengan unti analisis/pengamatannya agregat.
Populasi merupakan beberapa kumpulan dari unit pengamatan.
contohnya unit pengamatan untuk angka kepadatan jentik, dan
insidens DHF diukur berdasarkan area kerja puskesmas, maka
populasi studi terdiri dari kumpulan puskesmas - puskesmas.

2. Study Analitik
Untuk mempelajari diterminan suatu penyakit di populasi dipakai
desain studi epidemiologi analitik. Desain studi ini dapat digunakan
untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi dan membandingkan
antara dua kelompok.
a. Case Control. Digunakan untuk meneliti faktor risiko/determinan
dari suatu penyakit yang 'outcome' jarang terjadi. penelitian
dimulai dari pengukuran status keterpaparan pada subjek-subjek
yang diteliti kemudian dikelompokan. Bersifat retrospektif yang
berarti melihat pengamatan dengan cara mundur. terdiri dari dua
kelompok yaitu sakit dan tidak sakit. D --> E (macam-macam).

16
b. Kohort. Penelitian bersifat observasional tanpa intervensi.
Penelitian dilakukan pada subjek-subjek yang masih bebas dari
outcome (Disease) tapi berisiko untuk dapat mengalaminya. Pada
studi ini dapat terlihat jelas hubungan antar exposure dengan
outcome. Biasanya studi ini dilakukan pada dua kelompok yaitu
kelompok terpapar dan tidak terpapar. Studi ini dapat bersifat
prospektif, retrospektif ataupun historical prospektif. Sample yang
dipilih merupakan sample yang tidak random sehingga hanya
beberapa sample yang terkait dengan penelitian saja.

c. Intervensi. Biasanya dilakukan secara randomisasi. Peneliti


melakukan intervensi terhadap status "exposure" pada subjek-
subjek yang diteliti. Pada studi ini dilakukan pengecekan ulang
dalam kurun waktu tertentu. Jenis intervensi ini ada dua yaitu
intervensi secara klinik atau individual dan intervensi secara
komunitas misalnya pada komunitas pemabuk, perokok dan
sebagainya.

Setiap desain study memiliki ciri khas masing-masing. Walaupun


demikian setiap desain study mempunyai kekurangan dan kelebihan
tersendiri yang berpengaruh pada intervensi kesehatan masyarakat. untuk
itu sangat disarankan memilih desain studi yang tepat sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan sebelum melakukan penelitian.[ CITATION Art18
\l 1033 ]

J. Studi deskriptif (definisi,tujuan,ruang lingkup, dan langkah-langkah)


1. Pengertian epidemiologi deskriptif
Epidemiologi deskriptif adalah epidemiologi yang hanya
mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran suatu masalah
kesehatan saja. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan

17
mempelajari epidemiologi deskriptif, antara lain dapat mengetahui
frekuensi dan distribusi masalah kesehatan atau penyakit menurut
keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksud disini adalah
menurut variable orang, variable tempat dan variable waktu. Dengan
mengetahui varibel orang, variable tempat dan variable waktu dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengetahui factor penyebab terjadinya
suatu masalah kesehatan pada suatu tempat.
Epidemiologi deskriptif mempelajari kejadian dan distribusi
penyakit. Kejadian penyakit dapat dipelajari melalui riwayat alamiah
penyakit. Dalam epidemiologi deskriptif, distribusi penyakitnya
menurut variabel variabel orang, waktu dan tempat.

2. Tujuan epidemiologi deskriptif


Tujuan dari Studi Epidemiologi Deskriptif:
a. Untuk dapat menggambarkan distribusi penyakit berdasarkan
karakteristik populasi;
b. Untuk evaluasi trend masalah kesehatan dan membandingkan
antara daerah;
c. Untuk dapat memperhitungkan besarnya masalah kesehatan
sebagai basis perencanaan dan evaluasi program;
d. Untuk identifikasi masalah kesehatan yg nantinya dilanjutkan
dengan penelitian analitik untuk uji hipotesa;

Epidemiologi deskriptif juga merupakan studi epidemiologi yang


bertujuan menggambarkan pola distribusi penyakit dan determinan
penyakit menurut orang, tempat, dan waktu.[ CITATION Pon19 \l 1033 ]

3. Ruang lingkup
Berikut ini terdapat beberapa ruang lingkup epidemiologi, terdiri atas:
a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-
masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah

18
kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya
masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan,
pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan
sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi
berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia


Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah
kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap
sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit,
keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis
dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya
penanggulangan sebagai tindak lanjutnya. Pemanfaatan data
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam
merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan

Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal


tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut
dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau
masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian
dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya
masalah kesehatan.[ CITATION Dos201 \l 1033 ]

4. Langkah-langkah penelitian epidemiologi deskriptif


Untuk mencapai suatu tujuannya, epidemiologi harus memiliki
siklus ilmiah yaitu:
a. Menelaah fakta dan hipotesis yang telah ada
b. Memformulasikan hipotesis yang baru atau lebih spesifik
c. Mengumpilkan fakta-fakta baru untuk menguji hipotesis yang
telah dikemukakan

19
Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting
seperti berikut

a. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk


dipecahkan melalui metode deskriptif
b. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas
c. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian
d. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan
e. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan
atau hipotesis penelitian
f. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk
dalam hal inimenentukan populasi, sampel, teknik sampling,
menentukan istrumen, mengumpulkan data, dan menganalisa data
g. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data
dengan menggunakan teknik statistika yang relevan
h. Melakukan pengolahan dan analisis data (menguji hipotesis)
i. Menarik kesimpulan atau generalisasi
j. Membuat laporan peneliti.

K. Ukuran dalam epidemiologi


1. Ukuran Morbiditas
Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka
ini dapat digunakan untuk menggambarakan keadaan kesehatan secara
umum, mengetahui keberahasilan program program pemberantasan
penyakit, dan sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran
pengetahuan pendudukterhadap pelayanan kesehatan. Secara umum
ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas adalah
angka, rasio, dan pororsi
a. Rate
Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus
perbandingan antara pembilang dengan penyebut atau kejadian
dalam suatu populasi teterntu dengan jumlah penduduk dalam

20
populasi tersebut dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari
berbagai jenis ukuran diataranya adalah
1) Proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapat dalam
penduduk suatu wilayah yang semula tidak sakit dan menjadi
sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi
tersebut adalah kasus baru. Tujuan dari Insidence Rate adalah
sebagai berikut:
a) Mengukur angka kejadian penyakit
b) Untuk mencari atau mengukur faktor kausalitas
c) Perbandinagan antara berbagai populasi dengan
pemaparan yang berbeda
d) Untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan oleh
determinan tertentu

Rumus:
P= d
k
n
]
n
Dimana:
P= Estimasi incidence rate
d= Jumlah incidence (kasus baru)
n= Jumlah individu yang semula tidak sakit ( population at
risk)

Hasil estimasi dari insiden dapat digunakan sebagai bahan


untuk perencanaan penanggulangan masalah kesehatan dengan
melihat, Potret masalah kesehatan, angka dari beberapa
periode dapat digunakan untuk melihat trend dan fluktuasi,
untuk pemantauan dan evaluasi upaya pencegahan maupun
penanggulangan serta sebagai dasar untuk membuat
perbandingan angka insidens antar wilayah dan antar waktu.

21
2) PR (Prevalence)
Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunkan
a) Menggambarkan tingkat keberhasilan program
pemberantasan penyakit
b) Untuk penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan.
Misalnya, penyediaan obat-obatan, tenaga kesehatan, dan
ruangan
c) Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnose
d) Digunakan untuk keperluan administratif lainnya

Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan


lamanya sakit. Lamanya sakit adalah suatu periode mulai dari
didiagnosanya suatu penyakit hingga berakhirnya penyakit
teresebut yaitu sembuh, kronis, atau mati

3) PePR (Periode Prevalence Rate)


PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang
dicatat dengan jumlah penduduk selama 1 periode
Rumus:
PePR =P
k
R
]
n

P = jumlah semua kasus yang dicatat


R = jumlah penduduk
k = pada saat tertentu

4) PoPR (Point Prevlene Rate)


Point Prevalensi Rate adalah nilai prevalensi pada saat
pengamatan yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus
yang dicatat dengan jumlah penduduk pada saat tetentu
Rumus:

PoPR = P
p k
22 R
o
]
n
Po = perbandingan antara jumlah semua kasus yang
dicatat
R =jumlah penduduk
k = selama 1 perode

5) AR (Attack Rate)
Attack rate adalah andala angaka sinsiden yang terjadi
dalam waktu yang singkat (Liliefeld 1980) atau dengan kata
lain jumlah mereka yang rentan dan terserang penyakit tertentu
pada periode tertentu
Attack rate penting pada epidemi progresif yang terjadi
pada unit epidemi yaitu kelompok penduduk yang terdapat
pada ruang lingkup terbatas, seperti asrama, barak, atau
keluarga.

b. Rasio
Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua
nilai kuantittif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari
penyebut
Contoh: Kejadian Luar Biasa (KLB) diare sebanyak 30 orang di
suatu daerah. 10 diantaranya adalah jenis kelamn pria. Maka rasio
pria terhadap wanita adalah R=10/20=1/2.

c. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Penyebaran
proporsi adalah suatu penyebaran persentasi yang meliputi proporsi
dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang

23
mengenai masing-masing kategori atau subkelompok dari
kelompok itu.
Pada contoh di atas, proporsi pria terhadap permapuan adalah
P= 10/30=1/3

2. Ukuran fertilitas
a. Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat
dalam 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang
sama.
Rumus:
CBR = (B/P)k
B = semua kealhiaran hidup yang dicata
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
k = konstanta(1000)

Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan


tingkat fertilitas secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang
sensitif untuk
1) Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah
2) Mengukur perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada
tingkat
kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk

b. Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) Angka fertilitas menurut


golongan umur
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran
oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selam 1 tahun
yang dicata per 1000 penduduk wanita pada golongan umur
tertentu apda tahun yang sama
Rumus:
ASFR = (F/R)k

24
F = Kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang
dicata
R = Penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada
tahun yang sama

Angka fertilitas menurut golongan umur ini dimaksudkan untuk


mengatasi kelemahan pada angka kelahiran kasar karena tingkat
kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran
kelahiran menjadi lebih teliti

c. Total Fertility Rate ( TFR) Angka fertilitas total


Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur
yang dicatat sealma 1 tahun
Rumus:
TFR = Jumlah angka fertilitas menurut umur X k

3. Ukuran mortalitas
a. Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus
CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap
penyakit tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah
penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama
Rumus:
CFR = (P/T)k
P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada
tahun yang sama
perhitungan ini dapat digu8nakan uutk mengetahui tingakat
penyakit dengan tingkat keamtia yang tinggi. Rasio ini dapat
dispesifikkan menjadi menurut goklongan umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan dan lain-lain.

25
b. Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar
Angka keamtian kasar adalah jumlah keamtian ang dicata selama 1
tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.
Disebut kasar karena akngka ini dihitung secatra menyeluruh tanpa
memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi
denga tingkat kematian yang berbeda-beda.
Rumus:
CDR= (D/P)k
D= jumlah keamtian yang dicata selama 1 tahun
P=Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama

Manfaat CDR
1) Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
2) Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam
masyarakat
3) Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi
4) Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis
5) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk

c. Age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut


golongan umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan
antara jumlah kematian yang diacata selama 1 tahun padas
penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan
umur x pada pertengaha n tahun
Rumus:
ASDR= (dx/px)k
dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada
golongan umur x

26
px = jumlah penduduk pada golonga umur x pada
pertengahan tahun yang sama
k = Konstanta

Manfaat ASDR sebagai berikut:


1) untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan
masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan
umur
2) untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai
wilayah
3) untuk menghitung rata-rata harapan hidup.

d. Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita


Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian
bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah
kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk
balita pada tahun yang sama
Rumus:
UFMR = (M/R)k
M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun
R = Penduduk balita pada tahun yang sama
k = Konstanta

Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf


kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang
sensitif untuk sataus keseahtan bayi dan anak.

e. Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal


Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka
Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang berumur
kurang dari 28 hari yang dicatata selama 1 tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama

27
Rumus:
NMR = (d1/ B)k
d1 = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari
B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama
k = konstanta

Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut;


1) untuk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal
2) Untuk mengetahui program Imuninsasi
3) Untuk pertolongan persalina
4) untuk mengetahui penyakit infeksi

f. Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal


Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang
dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih
ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang
dicatat dalam 1 tahun per 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada
tahun yang sama.
Rumus:
PMR = (P+M/R)k
P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia
kehamilan berumur 28 minggu
M =ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 har
R = 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.

Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk


menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama
kesehatan ibu hamil dan bayi
Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut:
1) Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah
2) Status gizi ibu dan bayi
3) Keadaan sosial ekonomi

28
4) Penyakit infeksi terutama ISPA
5) Pertolongan persalinan

g. Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi


Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang
berumur kurang dari 1 tahun yang diacat selama 1 tahun dengan
1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:
IMR = (d0 /B)k
d0 = Jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun
B = Jumlah lahir hidup pada thun yang sama
k = Konstanta

Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi adalah sebagai


berikit:
1) Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan
masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian
bayi
2) Untuk Mengetahui tingkat pelayanan antenatal
3) Untuk mengetahui status gizi ibu hamil
4) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dan Program Keluaga berencana (KB)
5) untuk mengetahui kondisi lingkungan dan social ekonomi

h. Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Ibu


Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi
kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:
MMR = (I/T)k
I = adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan,
persalinan, dan masa nifas

29
T = Kelahiran hidup pada tahun yang sama.
k = konstanta

Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada:


1) Sosial ekonomi
2) Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas
3) Pelayanan terhadap ibu hamil
4) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.[ CITATION
Las18 \l 1033 ].

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola
penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan,
beserta faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian tersebut.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai
dalam mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi
distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup epidemiologi terdiri dari Masalah kesehatan sebagai
objek dan subjek epidemiologi, masalah kesehatan pada kelompok usia
tua, dan pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebabran masalah
kesehatan Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah
kesehatan.

B. Saran
Penulis menyarankan agar perlu adanya kesadaran masyarakat
mengenai penyebaran penyakit yang sangat mudah terjadi seperi
memastikan tubuhnya sehat dan fit sebelum memutuskan untuk pindah
menetap, atau berjumpa dengan orang lain, guna mengurangi terjadinya
penyebaran penyakit yang meluas.

31
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, d. (2020, Agustus 10). Memahami epidemiologi dan istilah-istilahnya.


Retrieved Januari 19, 2021, from www.alodokter.com:
https://www.alodokter.com/memahami-epidemiologi-dan-istilah-istilahnya

Arthur. (2018, Januari 26). desain studi epidemiologi. Retrieved Januari 19, 2021,
from catatankuliahdatin.blogspot.com:
http://catatankuliahdatin.blogspot.com/2018/01/desain-studi-
epidemiologi.html?m=1

Pendidikan, D. (2020, September 18). Epidemiologi adalah. Retrieved Januari 19,


2021, from www.dosenpendidikan.co.id:
https://www.dosenpendidikan.co.id/epidemiologi-adalah/

Pongo. (2019, Februari 20). pengertian dan materi epidemiologi. Retrieved


januari 19, 2021, from pongopedia.blogspot.com:
http://pongopedia.blogspot.com/2019/02/pengertian-dan-materi-
epidemiologi.html?m=1

Sari, P. (2018, Februari). Makalah Epidemiologi. Retrieved Januari 2021, from


www.academia.edu:
https://www.academia.edu/8399904/Makalah_epidemiologi_bu_marwanti

Siregar, L. (2018, April 7). ukuran frekuensi epidemiologi. Retrieved Januari 19,
2021, from www.slideshare.net:
https://www.slideshare.net/lasnisiregar/ukuran-ukuran-frekuensi-
epidemiologi

Wicaksono, A. I. (2017). Pola penyakit(orang,tempat,waktu) tugas Epidemiologi.


Retrieved 2021, from aryindrawicaksono.blogspot.com:
http://aryindrawicaksono.blogspot.com/2011/

32
Zata Ismah, S. (2019, Maret). Diktat Dasar Epid. Retrieved Januari 19, 2021,
from repository.uinsu.ac.id: http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT
%20DASAR%20EPID.pdf

33

Anda mungkin juga menyukai