Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BAHAYA-BAHAYA YANG ADA DI TEMPAT KERJA SECARA


BIOLOGI

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keselamatan Pasien &
Keselamatan Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan yang Diampu Oleh Bapak
Fery Ronaldo, Ns., MPH

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Ade Suryani Putri : 20220114201003
2. Aditya Pratama : 20220114201004
3. Adventus Pratama : 20220114201005
4. Alfonso : 20220114201009
5. Andreas Tarigan : 20220114201012
6. Anugerah Asi Imanuel : 20220114201015
7. Apriandi Alphendra : 20220114201016
8. Diana Novita Karolina : 20220114201024
9. Helena Kristina : 20220114201026
10. Irma Agustina : 20220114201029

YAYASAN EKA HARAP


STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kami sampaikan atas
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya. sehingga
kami telah diberi kemudahan dalam menyusun makalah ini. Adapun judul makalah
ini adalah “Bahaya-Bahaya Yang Ada Di Tempat Kerja Secara Biologi’’. Makalah
ini diajukan sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah Keselamatan Pasien &
Keselamatan Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan.

Dalam penulisan makalah ini banyak hambatan dan rintangan yang kami
hadapi. Namun, berkat dorongan semua pihak, makalah ini akhirnya dapat kami
selesaikan. Maka pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penulisan makalah ini.

Akhir kata kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari sempurna. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca.

Palangkaraya, 28 Maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................... 3

1.4 Manfaat ................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

2.1 Definisi Penyakit Akibat Kerja (PAK) .................................................. 4

2.2 Pengertian Bahaya (hazard) Biologi ...................................................... 4

2.3 Klasifikasi Bahaya (hazard) Biologi ...................................................... 6

2.4 Identifikasi Bahaya (hazard) Biologi ...................................................... 6

2.5 Penyakit Akibat Kerja Bahaya (hazard) Biologi ..................................... 8

2.6 Pengendalian Dalam Bahaya (hazard) Biologi ....................................... 9

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 12

3.2 Saran ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak


terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak
saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para
pekerjanya akan tetapi jauh dari itu K3 mempunyai dampak positif atas
keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, isu K3 pada saat ini bukan
sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga
harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain, pada saat ini
K3 bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi
setiap pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.
Tempat kerja adalah tempat di mana orang berkumpul. Rata-rata orang
bekerja di kantor selama kurang lebih 8 jam per hari. Terdapat banya pekerjaan
di tempat kerja, di mana setiap pekerjaan pasti memiliki risiko dan bahaya,
yang semuanya itu dapat menimbulkan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
Bahaya faktor biologi atau biological hazard (biohazard) merupakan
istilah yang digunakan pada virus virus yang tingkat bahayanya berada pada
level 4. Virus sendiri merupakan mikroorganisme terkecil yang tidak memiliki
sel dan hanya mempunyai kode genetik saja. Virus dapat hidup pada organisme
lain dengan cara menginfeksi sel inangnya. Maka dari itu virus virus biohazard
ini sangat bebahaya terhadap manusia.
Berdasarkan prosesnya, transmisi dari biohazard dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu langsung dan tidak langsung. Proses langsung terjadi akibat
adanya kontak fisik dengan orang atau mahluk hidup yang terinfeksi. Proses
tidak langsung terjadi akibat adanya kontak dengan bahan atau benda yang
terkontaminasi seperti makanan, minuman dan udara.
Virus tidak hanya memiliki dampak buruk terhadap manusia. Di bidang
kedokteran, virus dimanfatkan sebagai obat penyakit kanker. Virus virus ini

1
akan menghancurkan sel sel kanker dari dalam tubuh. Virus yang digunakan
untuk mengobati kanker ini juga akan berbahaya jika terhirup oleh orang yang
bukan penderita penyakit kanker termasuk pekerja yang mengolah obat kanker
tersebut. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja harus diselenggarakan di
semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit. Maka dari itu, dibutuhkanlah suatu alat
yang dapatmelindungi pekerja dari virus yang termasuk dalam biohazard
tersebut. Adapun alat yang digunakan tersebut bernama laminar flow
biological safety cabinet.
Laminar flow biological safety cabinet merupakan kabinet yang
menyediakan ruang kerja yang steril dengan mengambil udara dari luar laminar
yang disaring menggunakan filter udara khusus, begitu juga dengan udara dari
dalam laminar yang akan disaring sebelum dibuang ke lingkungan. Sehingga
udara yang keluar dari laminar tidak mengandung biohazard yang sangat
berbahaya terhadap manusia dan lingkungan. Pada penelitian ini, penulis ingin
merancang dan membuat laminar flow biological safety cabinet yang aman dan
dapat digunakan untuk melindungi pekerja dari ancaman biohazard. Adapun
kelebihan dari alat yang penulis buat yakni efisien dalam pengunaannya,
karena pada alat ini semua bekerja secara otomatis sedangkan pada alat yang
beredar harus dilakukan secara manual. Dari segi harga, alat yang akan dibuat
relatif lebih murah dibandingkan dengan laminar flow biological safety cabinet
yang beredar.
Diharapkan dengan adanya laminar flow biological safety cabinet ini
pekerja dapat terhindar dari bahaya biohazard. Selain itu, dapat menambah
wawasan bagi mahasiswa tentang kabinet pengaman ini.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah definisi penyakit akibat kerja?


b. Apakah pengertian dari bahaya (hazard) biologi?
c. Apasaja klasifikasi pada bahaya (hazard) biologi?
d. Apasaja identifikasi pada bahaya (hazard) biologi?
e. Apasaja penyakit akibat kerja pada bahaya (hazard) biologi?

2
f. Apasaja pengendalian dalam bahaya (hazard) biologi?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui definisi penyakit akibat kerja


b. Mengetahui pengertian dari bahaya (hazard) biologi
c. Mengetahui klasifikasi pada bahaya (hazard) biologi
d. Mengetahui identifikasi pada bahaya (hazard) biologi
e. Mengetahui penyakit akibat kerja pada bahaya (hazard) biologi
f. Mengetahui pengendalian dalam bahaya (hazard) biologi

1.4 Manfaat

Manfaat dari Makalah ini bagi pembaca adalah dapat menambah pengetahuan
dan wawasan tentang Bahaya-Bahaya yang Ada Di Tempat Kerja Secara
Biologi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Menurut Suma’mur (1985) penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit ini artefisial oleh
karena timbulnya di sebabkan oleh adanya pekerjaan. Kepadanya sering
diberikan nama penyakit buatan manusia (Manmade disease).

Terdapat tiga istilah yang digunakan untuk mendefinisikan penyakit akibat


kerja yaitu penyakit yang timbul karena hubungan kerja, penyakit yang
disebabkan karena pekerjaan atau lingkungan kerja, dan penyakit akibat kerja.
Ketiga istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama dan masing-masing
memiliki dasar hukum dan perundang-undangan yang menjadi landasannya.
Penyakit akibat kerja yaitu penyakit yang penyebabnya adalah pekerjaan dan
atau lingkungan kerja (Suma’mur, 2009).

Ada beberapa jenis penyakit akibat kerja menurut Simposium Internasional


oleh ILO dalam Anizar (2009), yaitu :

a. Penyakit akibat kerja (occupational disease)


Penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat
dengan pekerjan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang
sudah diakui.
b. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work related disease)
Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor pada
pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam
berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks.
c. Penyakit yang mengenai populasi kerja (disease affecting working
populations)
Penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab
di tempat pekerja. Namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang
buruk untuk kesehatan.

2.2 Pengertian Bahaya (hazard) Biologi

4
Hazard adalah segala sesuatu yang dapat berpotensi menjadi bahaya
bahkan accident atau incident. Di berbagai lingkungan kerja dipastikan kita
dapat menemukan hazard tersebut dengan melakukan identifikasi HAZARD.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi hazard di
suatu lingkungan, tapi kita harus mengetahui dahulu ada berapa
pengelompokan hazard berdasarkan teori yang ada. Hazard biologi adalah
potensi bahaya yang ditimbulkan dari faktor makluk hidup. Biasanya hazard
biologi ini terdapat di lingkungan-lingkungan yang tidak bersih, kotor, dll.

Bahaya biologi dan bahaya perilaku yaitu kontak dengan darah pasien
yang terjadi apabila tiba-tiba darah memancar ke arah wajah dan terkena mata,
sedangkan petugas medis tidak menggunakan alat pelindung diri. Dampaknya
sangat berbahaya apabila pasien memiliki riwayat penyakit menular. Petugas
kesehatan memiliki kemungkinan tertular penyakit Hepatitis, AIDS, dan HIV.

Pada bahaya biologi dan perilaku apabila menerapkan rekomendasi


pengendalian dari peneliti dapat menurunkan tingkat risiko menjadi 60 dan 45
(prioritas 3) yaitu perlu diawasi dan diperhatikan secara berkesinambungan.
Bahaya ergonomi yaitu membungkuk pada saat menjahit luka (postur janggal)
yang berdampak nyeri otot atau low back pain. Low back pain bisa terjadi
karena terlalu lama membungkuk pada saat melakukan penjahitan luka. Contoh
dari hazard biologi adalah seperti cacing tambang. Cacing tambang dapat
membuat kaki kita berlubang, seperti dimakan oleh cacing tersebut. Maka dari
itu, dipertambangan diharapkan selalu menggunakan APD sepatu safety
sebagai pencegahan terhadap hazard biologi.

Pada bahaya ergonomi apabila menerapkan rekomendasi pengendalian


dari peneliti dapat menurunkan tingkat risiko menjadi 18 (prioritas 3) yaitu
perlu diawasi dan diperhatikan secara berkesinambungan. Tahap selanjutnya
dari pekerjaan penjahitan luka yaitu merapikan alat. Merapikan alat memiliki
bahaya fisik jarum jahit luka (hecting) dan instrumen tajam yang telah
digunakan dalam proses penjahitan luka. Jarum hecting tidak langsung di
buang ke dalam safety box dan meletakkan jarum bekas pakai ke dalam tempat
instrumen tajam. Dampak dari bahaya tersebut bukan hanya luka tusuk jarum

5
suntik tetapi ada juga bahaya tertular penyakit menular yang di derita oleh
pasien. Bahaya biologi dalam tahapan merapikan alat pun sama dengan bahaya
fisik yaitu kontak dengan darah pasien dan dampaknya tertular penyakit
hepatitis, HIV dan AIDS.

2.3 Klasifikasi Bahaya (hazard) Biologi

a. Klasifikasi Berdasarkan Tipe agen


Berdasarkan definisi biological agen, bahaya kerja biologi dapat di
klasifikasikan menjadi :
1. Agen Infeksius
2. Tumbuhan dan Produknya
3. Hewan dan Produknya
b. Klasifikasi Berdasarkan Mode Transmisi
Pengetahuan tentang bagaimana biohazard menular sangat Panjang
untuk memutus rantai infeksi. Berdasarkan prosesnya transmisi dari
biohazard dapat dibedakan menjadi :
1. Langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak fisik dengan orang
yang terinfeksi.
2. Tidak Langsung, dimana infeksi terjadi akibat kontak dengan bahan
atau benda yang terkontaminasi.

2.4 Identifikasi Bahaya (hazard) Biologi

Keputusan Menteri Kesehatan nomor 432/MENKES/SK/IV/2007


tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah
sakit bahwa bahaya biologi terdiri dari virus, bakteri, jamur dan parasit, juga
bahaya biologi yang berasal dari serangga, tikus dan binatang lainnya.

Faktor bahaya biologi (Kepmenkes, 2007) adalah :


1. Virus : HIV, virus SARS dan virus Hepatitis
2. Bioaerosol adalah disperse jasad renik atau bagian dari jasad renik di
udara berupa jamur, protozoa, virus yang menimbulkan bahan allergen,
pathogen dan toksin di lingkungan.

6
3. Bakteri dan Pathogen lainnya, misalnya Mycobakterium Tuberkulosis.

Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/2014 menyebutkan untuk


mengidentifikasi bahaya biologi di rumah sakit dengan pemeriksaan setiap
semester meliputi : konsentrasi mikroorganisme dalam udara ruang operasi
pemeriksaan mikrobiologi air bersih, pemeriksaan usap Ac dll.

a. Hubungan Bahaya Kerja Biologi dengan Pekerjaan


Para pekerja dapat mengalami kontak dengan bahaya biologi dalam
beberapa macam keadaan :
1) Intrinsik pada pekerjaan tertentu; pekerjaan konstruksi pada fasilitas
pengolahan limbah berisiko terpapar infeksi bakteri.
2) Insidental pada saat bekerja (bukan bagian dari aktivitas pekerjaan );
pekerja yang menderita penyakit akibat mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi.
3) Terjadi pada bagian tertentu dari pekerjaan; pekerjaan yang berpergian
dari/ke tempat enemik penyakit tertentu.
4) Tidak spesifik untuk perkerjan; bakteri legionella dapat tersebar dengan
mudah di air dan tanah sehingga dapat menginfeksi beberapa macam
pekerjaan seperti petugas maintence system pengairan an pekerja
kantoran dengan AC.

Berikut adalah tipe pekerjaan yang berisiko tinggi terpapar bahaya biologi:

1) Pekerja lapangan (outdoor)


2) Pekerja yang pekerjaannya behubungan dengan hewan
3) Pekerja yang terpapar darah atau cairan tubuh manusia
4) Pekerja yang bekerja di lingkungan kerja tertentu

b. Identifikiasi Risiko Bahaya Kerja Biologi di tempat kerja


Identifikasi risiko bahaya kerja biologi di lingkungan tempat kerja,
yaitu melalui agents penyebab penyakit seperti Mikro organisme (bakteri,
virus, infeksi, sengatan, toksin, alergi), Arthopoda (serangga, fungi, dll),
Tumbuhan tingkat tinggi (toksin & dermatitis, asma, pilek, allergen),
Tumbuhan tingkat rendah (yang membentuk spora), Vertebrata (protein)

7
alergi, Intervertebrata selain urine, saliva, faces, kulit/rambut (allergen)
Arthopoda (cacing, protozoa).

2.5 Penyakit Akibat Kerja Bahaya (hazard) Biologi

Penyakit akibat kerja secara umum dikenal sebagai penyakit yang


diderita oleh seorang pekerja yang diakibatkan oleh pekejaannya. Penyakit
Akibat Kerja (PAK), menurut KEPRES RI No. 22 Tahun 1993, adalah
penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat
kerja terjadi sebagai pajanan factor fisik, kimia, biologi, ataupun psikolog di
tempat kerja. World Healt Organization (WHO) membedakan empat kategori
Penyakit Akibat Kerja :
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya
Pneumoconiosis.
2. Penykit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjan, misalnya
Karsinoma Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara
faktor-faktor penyebeb lainnya, misalnya Bronkhitis Khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada
sebelumnya, misalnya asma.

a. Faktor Penyebab Akibat Kerja pada Bahaya (hazard) Biologi


Penyakit ditempat kerja akibat factor biologi biasanya disebabkan
oleh makhluk hidup sehingga menyebabkan gangguan Kesehatan pada
pekerja yang terpajan. Potensi bahaya yang menyebabkan reaksi alergi
atau iritasi akibat bahan-bahan biologis, seperti debu kapas, dedaunan,
bulu, bunga, dan sebagainya.
Penyakit biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang
berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri,
jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti
produk serat alam yang terdegradasi. Penyakit biologi dapat dibagi
menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-infeksi. Bahaya

8
yang bersifat non-infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme viable,
racun biogenic dan alergi biogenik.

b. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Bahaya Kerja Biologi


1) Penyakit yang Disebabkan Bakteri
 Demam Thypoid
 Anthrax
 TBC
2) Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Virus
 Hepatitis B dan C
 Virus HIV
 Penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD)
3) Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Jamur
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab
penyakit pada manusia. Penyakit yang disebabkan jamur pada
manusia disebut mikosis, yaitu mikosis superficial dan mikosis
sistemik. Mikosis superficial merupakan mikosis yang menyerang
kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur,
yaitu Trichophyton, Microsporum dan Epidermophyton. Sedangkan
mikosis sitemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam,
seperti jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut,
usus dan vagina.

2.6 Pengendalian Dalam Bahaya (hazard) Biologi

Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini


meliputi pada gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja,
kerusakan pada property, area atau tempat kerja, produk atau lingkungan,
kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan – kerusakan lainnya. Firence
(1978) mendefinisikan hazard sebagai suatu material atau kondisi yang
berpotensi ditempat kerja dimana dengan atau tanpa interaksi dengan variabel
lain dapat menyebabkan kematian, cedera, atau kerugian lain.

9
Komponen Bahaya :
1. Karakteristik material.
2. Bentuk material.
3. Hubungan pekerjaan dan efek.
4. Kondisi dan frekuensi penggunaan.
5. Tingkah laku pekerja.
Hazard atau bahaya dapat dihindari ataupun dampak dari hazard
tersebut dapat diminimalkan. Menurut PERMENAKER No. 05/MEN/1996,
pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan dengan
berbagai macam metode, yaitu:
1. Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi,
isolasi, ventilasi, higiene, dan sanitasi (engineering control).
2. Pendidikan dan pelatihan.
3. Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus,
insentif, penghargaan, dan motivasi diri.
4. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan dan etiologi.
5. Penegakan hukum.
6. Pemberian alat pelindung diri/ APD
Alat Pelindung Diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dapat
dilakukan untuk mencegah paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan
APD ini disarankan hanya digunakan bersamaan dengan penggunaan
alat pengendali lainnya. Dengan demikian perlindungan keamanan dan
kesehatan personel akan lebih efektif.

Upaya yang bisa di lakukan untuk menghindari bahaya biologi (tertular


penyakit AIDS, Hepatitis A, Hepatitis B, Tuberkulosis) yaitu dengan selalu
menerapkan protokol kesehatan, dan menggunakan APD yang dibutuhkan
sesuai dengan pekerjaan, seperti menggunakan sarung tangan dan masker
ketika kontak langsung dengan pasien. Komunikasi dan hubungan tim juga
merupakan suatu hal penting dalam meningkatkan keselamatan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Komunikasi dan hubungan tim merupakan
sebuah proses yang bisa dilaksanakan melalui rapat untuk memperoleh
informasi, dan pendapat dalam melaksanakan program kerja, evaluasi program

10
kerja, penyelesaian masalah bersama, bimbingan arahan, serta upaya yang bisa
di lakukan untuk mengurangi kesenjangan komunikasi antar pimpinan dan
sesama staf.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

OHSAS 18001:2007 pengertian bahaya atau hazard adalah semua


sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cidera
(kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK) (Ramli, 2008). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa bahaya adalah segala sesuatu yang memiliki
potensi merugikan bagi manusia . property dan lingkungan.
Penyakit biologi ddapat didefinisikan sebagai debu organik yang
berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri,
jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk
serat alam yang terdegradasi. Penyakit biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu
yang menyebabkan infeksi dan non-infeksi. Bahaya yang bersifat non-infeksi
dapat dibagi lagi menjadi organisme viable, racun biogenic dan alergi
biogenik.
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 432/MENKES/SK/IV/2007
tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
rumah sakit bahwa bahaya biologi terdiri dari virus, bakteri, jamur dan
parasit, juga bahaya biologi yang berasal dari serangga, tikus dan binatang
lainnya.
Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPRES RI No. 22 Tahun
1993, adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja.
Penyakit akibat kerja terjadi sebagai pajanan factor fisik, kimia, biologi,
ataupun psikolog di tempat kerja.
Penyakit ditempat kerja akibat factor biologi biasanya disebabkan
oleh makhluk hidup sehingga menyebabkan gangguan Kesehatan pada
pekerja yang terpajan. Potensi bahaya yang menyebabkan reaksi alergi atau
iritasi akibat bahan-bahan biologis, seperti debu kapas, dedaunan, bulu,
bunga, dan sebagainya.
Upaya yang bisa di lakukan untuk menghindari bahaya biologi
(tertular penyakit AIDS, Hepatitis A, Hepatitis B, Tuberkulosis) yaitu
dengan selalu menerapkan protokol kesehatan, dan menggunakan APD yang

12
dibutuhkan sesuai dengan pekerjaan, seperti menggunakan sarung tangan
dan masker ketika kontak langsung dengan pasien.

3.2 Saran
Kami menyadari makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna baik dari segi materi maupun penulisan, disebabkan karena kami
mempunyai keterbatasan dalam hal ilmu. Untuk itu kami mengharapkan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa mendatang,
dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Sumaryani Soemarko. 2012. PENYAKIT AKIBAT KERJA “Identifikasi dan
rehabilitasi kerja”. K3 Expo Seminar SMESCO. Progam Magister
Kedokteran Kerja FKUI, PPDS Kedokteran Okupasi FKUI.
Armedy Ronny Hasugian. 2016. Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Tenaga Kerja Indonesia di Kansashi, Zambia: Analisis Kualitatif. DKI
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
L. Meily Kurniawidjaja, Doni Hikmat Ramadhan. 2019. Buku Ajar Penyakit Akibat
Kerja dan Surveilans. Perpustakaan Nasional RI. Jakarta: UI Publishing.
Sutianik Romadhoni, Evi Widowati. 2017. The Penerapan Kewaspadaan Standar
sebagai Upaya Pencegahan Bahaya Biologi pada Tenaga Keperawatan.
Journal Of Public Healt Research Development. Semarang: Higeia.
Muchtaruddin Mansyur. 2007. Manajemen Risiko Kesehatan di Tempat Kerja. Maj
Kedokt Indon, Volum: 57. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai