Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ANALISIS BAHAYA DITEMPAT KERJA PENAMBANG PASIR


SUNGAI BRANTAS

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Higiene
Perusahaan dan UU Hiperkes

Disusun Oleh :

Salsabilla Cahya Putri Anna

(10321054)

Dosen Pengampu :

Ni’matu Zuliana, S.KM., M.KKK

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang
telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Penulis bersyukur atas telah terselesainya
tugas makalah yang berjudul “Analisis Bahaya Di Tempat Kerja Penambang Pasir
Sungai Brantas”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas UTS
pada mata kuliah Higiene Perusahaan dan UU Hiperkes. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang risiko bahaya ditempat kerja
penambang pasir sungai Brantas bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ni’matu Zuliana,
S.KM., M.KKK., sebagai dosenyang telah membantu hingga terselesaikannya
makalah ini. Dan penulis juga memahami jika makalah ini jauh dari kata sempurna
maka dari itu kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki tugas
makalah kami dilain waktu yang akan datang.

2
DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6

A. Pengertian Risiko dan Bahaya................................................................6


B. Manajemen Risiko.....................................................................................6
C. Matriks Penilaian Risiko...........................................................................7
D. Penambangan Pasir.................................................................................10
E. Sumber Bahaya Di Area Penambangan Pasir......................................10

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................12

A. Identifikasi Bahaya..................................................................................12
B. Tingkat kemungkinan dan konsekuensiserta peringkat risiko..........13
C. Upaya Pengendalian................................................................................15

BAB IV PENUTUP................................................................................................17

A. Kesimpulan...............................................................................................17
B. Saran.........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18

LAMPIRAN...........................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka-angka tentang kecelakaan dan penyakit kerja di Indonesia
menunjukkan perlunya memberikan perhatian serius untuk pekerja
Indonesia.Berdasarkan catatan BPJS Kesehatan, dilaporkan pada tahun
2016 bahwa setiap tahun terjadi hingga 98.000 kasus kecelakaan kerja di
Indonesia dari jumlah pekerja sekitar 121 juta orang. Bukan hanya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK) juga merupakan masalah
penting di dunia, termasuk Indonesia. International Labour Organization(ILO)
pada tahun 2013 menyatakan bahwa 160 pekerja mengalami sakit akibat
kerja setiap 15 detik. Kecelakaan kerja dan Penyakit akibat kerja menjadi
beban kesehatan dan ekonomi di Indonesia karena bukan hanya
membutuhkan pelayanan dan biaya kesehatan, namun juga menurunkan
produktivitas para pekerja di Indonesia.
Data Sakernas menyebutkan sampai dengan Agustus 2008, sektor
informal masih mendominasi kondisi ketenagakerjaan di Indonesia dengan
kontribusi sekitar 65,92% pekerja laki-laki dan 73,54% pekerja perempuan.
Meskipun nilai tambah penyerapan tenaga kerja di sektor informal tidak
sebesar di sektor formal. Wilayah pedesaan masih dominan menjadi sarang
sektor informal. Dari segenap pekerja di pedesaan lebih dari 75%-nya bekerja
di sektor informal, sedangkan di perkotaan hanya 40% pekerja.
Tenaga kerja sektor informal adalah tenaga kerja yang bekerja pada segala
jenis pekerjaan tanpa ada perlindungan negara dan atas usaha tersebut
tidak dikenakan pajak. Pekerja sektor informal seperti buruh dianggap
sebagai pekerja kasar (blue collar) sebagai pekerja pada pekerjaan yang
mengandalkan kekuatan fisik pada kelompok lapangan usaha Salah satu
pekerjaan yang termasuk dalam sektor informal adalah pekerja pada
tambang pasir.
Alasan memilih pertambangan pasir sebagai objek penelitian
dikarenakan pekerja tambang pasir banyak menggunakan tenaga fisik yang
berhubungan langsung dengan bahaya dan risiko pada lingkungan serta
dampak pekerjaan yang dilakukannya. Risiko yang dihadapi oleh

4
penambang pasir sangat beragam, mulai dari risiko kecelakaan yang
berasal dari peralatan penambangan yang tradisional, kondisi lingkungan,
hingga beban kerja yang dihadapi. Upaya pencegahan kecelakaan akibat
kerja dapat direncanakan, dilakukan dan dipantau dengan melakukan studi
karakteristik tentang kecelakaan agar upaya pencegahan dan
penananggulangnya dapat dipilih melalui pendekatan yang paling tepat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa saja bahaya yang ada ditempat penambang pasir sungai brantas?
2. Bagaimana penilaian risiko dan risiko prioritas pada pekerja
penambangan pasir sungai Brantas?
3. Bagaimana cara pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya risiko bahaya tersebut?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui bahaya yang terdapat ditempat penambang pasir
sungai Brantas.
2. Untuk mengetahui penilaian risiko dan risiko prioritas pada pekerja
penambangan pasir sungai Brantas.
3. Untuk mengetahui cara pengendalian yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya bahaya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Risiko dan Bahaya


Menurut kamus bahasa Indonesia versi online dalam buku Manajemen
Risiko Bisnis (Tony Pramana, 2011), risiko adalah “akibat yang kurang
menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuat atau
tindakan”. Dengan kala lain, risiko merupakan kemungkinan situasi atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan serta sasaran sebuah
organisasi atau individu (Pramana, 2011). Secara ilmiah risiko didefinisikan
sebagai kombinasi fungsi dari frekuensi kejadian, probabilitas dan
konsekuensi dari bahaya risiko yang terjadi.
Bahaya adalah sesuatu yang dapat menyebabkan seorang pekerja
terkena penyakit ataupun kecelakaan dan hal ini terjadi di lokasi pekerjaan.
Bahaya ini dapat menimbulkan dampak panjang maupun pendek. Dampak
dalam kategori jangka pendek seperti luka yang tidak menyebabkan cacat,
sakit karena radiasi atau lelah dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, untuk dampak jangka panjang, seperti terjadinya cacat
fisik hingga membuat seorang pekerja tidak dapat bekerja kembali. Bentuk
penyakitnya seperti sakit jantung, paru-paru bahkan hingga kanker.
Ada banyak bahaya pekerjaan, namun semua itu dapat dikelompokkan
sesuai dengan bidang pekerjaan tertentu. Setiap perusahaan dalam bidang
pekerjaan tertentu mempunyai risiko yang dapat berdampak pada penyakit
yang berbeda-beda. Misalnya, perusahaan kimia akan berdampak pada
penyakit yang diakibatkan oleh zat-zat kimia, begitu juga dengan perusahaan
konstruksi yang pasti akan lebih banyak risiko fisik.
B. Manajemen Risiko
Manajemen Risiko adalah bagian dari proses kegiatan di dalam
organisasi dan pelaksananya terdiri dari multi disiplin keilmuan dan latar
belakang. Manajemen Risiko adalah proses yang berjalan terus menerus.
Elemen utama dari manajemen risiko adalah :
1) Penetapan Tujuan
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup
manajemen risiko yang akan dilakukan.

6
2) Identifikasi Bahaya
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
3) Analisa risiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan
konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan
risiko yang ada dgn mengalikan kedua variabel tersebut
(Probabilitas x Konsekuensi) atau (Peluang x Akibat).
4) Evaluasi risiko
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar.
Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards
dibuat tingkatan prioritas manajemennya.
5) Pengendalian risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi
yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode,
bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
6) Monitor dan review
Monitor dan review terhadap hasil Sistem Manajemen Risiko
yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-2 yang perlu
dilakukan.
7) Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan Pengambil Keputusan
internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen
risiko yang dilakukan
C. Matriks Penilaian Risiko
DAMPAK KLINIS / CONSEQUENCES / SEVERITY

Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI

1 Insignificant Tidak ada cedera

2 Minor  Cedera ringan


 Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,

Cedera sedang

Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau

7
3 Moderate intelektual secara reversibel dan tidak berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya

 Setiap kasus yang memperpanjang perawatan

 Cedera luas / berat


 Kehilangan fungsi utama permanent (motorik,
4 Major
sensorik, psikologis, intelektual) / irreversibel, tidak
berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya

5 Cathastropic  Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan


penyakit yang mendasarinya

PROBABILITAS /FREKUENSI / LIKELIHOOD

Level Frekuensi Kejadian aktual

1 Sangat Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun

2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun

3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun

4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

5 Sangat Sering Terjadi dalam minggu / bulan

Skor Risiko
Cara menghitung Skor Risiko = Dampak X
skor risiko = Probability

RISK GRADING MATRIX

Frekuensi/ Potencial Concequences

Likelihood Insignificant Minor Moderate Major Catastropic

1 2 3 4 5

Sangat Sering Moderate Moderate High Extreme Extreme


Terjadi

(Tiap mgg /bln)

8
5

Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme

(Bebrp x /thn) \

Mungkin terjadi Low Moderate High Extreme Extreme

(1-2 thn/x)

Jarang terjadi Low Low Moderate High Extreme

(2-5 thn/x)

Sangat jarang Low Low Moderate High Extreme


sekali (>5 thn/x)

TINDAKAN

Risiko rendah : Risiko sedang : Risiko tinggi : Risiko ekstrim :

Investigasi Investigasi Investigasi Investigasi


sederhana, paling sederhana, paling komprehensif/analisis, komprehensif/analisis akar
lama 1 minggu. lama 2 minggu. akar masalah/RCA, masalah/RCA paling lama 45
paling lama 45 hari. hari.
Dapat teratasi Manajer/pimpinan
dengan perbaikan klinis harus menilai Kaji dengan detil & Membutuhkan tindakan
prosedur dampak biaya untuk perlu perhatian top segera & perlu dilakukan
mengendalikan manajemen sampai pada tingkat Direksi
risiko

D. Penambangan Pasir

9
Secara umum, sektor informal merupakan lingkungan usaha informal
karena lapangan kerja dipegang oleh pencari kerja seperti B. Wiraswasta,
diciptakan dan dikelola sendiri. Usaha yang paling menguntungkan di sektor
informal membuka restoran di daerah ramai, membangun perusahaan
tambang pasir tradisional dan unit usaha kecil yang terlibat dalam produksi
atau distribusi barang dan jasa untuk menciptakan lapangan kerja dan
menghasilkan pendapatan. Mereka yang terlibat dalam entitas operasional
bekerja dalam berbagai kendala, baik dalam hal modal, sumber daya fisik,
tenaga kerja dan keahlian.
Keberadaan penambangan pasir memiliki banyak fungsi penting bagi
masyarakat sekitar. Mereka secara tidak langsung dapat mempengaruhi
kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Dalam bidang ekonomi,
pertambangan dapat meningkatkan pendapatan para penambang, terutama
dalam meningkatkan taraf hidup. Dari sisi sosial, mereka bisa menjadikan
tambang sebagai tempat pertemuan dan interaksi antar sesama penambang,
bahkan pembeli.
Pasir sebagai bahan dasar pembangunan fisik mempunyai fungsi yang
sangat penting. Ekstraksi pasir memainkan peran yang sangat penting dalam
hal ini, tetapi itu tidak berarti bahwa penambang pasir dapat yakin bahwa
mereka dapat memenuhi kebutuhan keuangan mereka.
Selain indikator ekonomi, kondisi kesehatan juga dapat menjelaskan
kehidupan para penambang pasir. Jam kerja yang panjang dan tempat kerja
yang tidak steril menyebabkan berbagai penyakit. Kebanyakan penambang
bekerja pagi-pagi sekali dan selesai pada sore atau malam hari. Pekerjaan
Anda tidak lepas dari berendam di air. Hal ini menyebabkan banyak penyakit
air seperti kurap, kurap, penyakit gembur-gembur, varises dan kapalan.

E. Sumber Bahaya di Area Penambangan Pasir


Umumnya di semua tempat kerja selalu terdapat sumber bahaya yang
dapat mengancam keselamatan maupun kesehatan tenaga kerja. Sumber
bahaya diarea penambangan pasir dapat berasal dari pekerja itu sendiri.
Kesalahan utama sebagian besar kecelakaan, kerugian, dan kerusakan
terletak pada pekerja yang kurang kurang terampil, kurang tepat, terganggu
emosinya yang pada umumnya menyebabkan kecelakaan dan kerugian.
10
Selain berasal dari pekerja itu sendiri, sumber bahaya di area penambangan
pasir dapat berasal dari alam, contohnya ada arus sungai. Arus sungai
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja seorang pekerja tambang,
karena apabila arus sungai sangat deras dapat menyebabkan pekerja
tambang terjatuh atau terpeleset dan bisa juga tenggelam. Hal tersebut dalam
mengakibatkan kematian.

11
BAB III

PEMBAHASAN

Observasi dilakukan di Sungai Brantas daerah Penambangan Pasir


Kabupaten Tulungagung. Selain melakukan pengamatan, penulis juga melakukan
wawancara untuk memperoleh informasi yang diperlukan dari para pekerja
penambang pasir di daerah tersebut. Berikut adalah hasil observasi yang
didapatkan:

A. Identifikasi bahaya

Tabel 1.1 Jenis bahaya pada tahap mengambil pasir langsung dari sungai

No. Bahaya Jenis Bahaya


1 Terbawa arus sungai Bahaya fisik
2 Terkena penyakit kutu air Bahaya biologis
3 Terjatuh dan terpeleset Bahaya fisik
4 Terkena peralatan menambang seperti Bahaya fisik
sekop
5 Kaki terkena batu tajam, kerikil, beling, Bahaya fisik
kayu, bambu
6 Terpapar sinar matahari langsung Bahaya fisik
7 Terpapar suhu dingin jika malam hari Bahaya fisik
8 Telinga kemasukan air Bahaya fisik
9 Tenggelam Bahaya fisik
10 Tidak sengaja meminum air sungai Bahaya fisik
11 Gatal gatal Bahaya biologis

Table 1.2 Jenis bahaya pada tahap menaikkan pasir ke truk

No. Bahaya Jenis Bahaya


1. Sakit pada bagian pinggang Bahaya fisik
2 Sakit pada bagian punggung Bahaya fisik
3 Terjatuh dan terpeleset Bahaya fisik
4 Tertimpa pasir Bahaya fisik

12
B. Tingkat kemungkinan (likelihood) dan konsekuensi (consequency) serta
peringkat risiko

Table 2.1 Penilaian risiko pada pekerja penambang pasir sungai Brantas tahap
mengambil pasir di sungai

No. Bahaya Likelihood consequenc Peringkat


y Risiko
1 Terbawa arus sungai 4 5 Extreme
2 Terkena penyakit 4 2 Moderate
kutu air
3 Terjatuh dan 4 4 Extreme
terpeleset
4 Terkena peralatan 4 3 High
menambang seperti
sekop
5 Kaki terkena batu 5 3 high
tajam, kerikil, beling,
kayu, bambu
6 Terpapar sinar 5 2 moderate
matahari langsung
7 Terpapar suhu dingin 3 1 low
jika malam hari
8 Telinga kemasukan 4 3 High
air
9 Tenggelam 4 5 Extreme
10 Tidak sengaja 4 1 Moderate
meminum air sungai
11 Gatal gatal 4 1 Moderate

13
Table 2.2 Penilaian risiko pada pekerja penambang pasir sungai Brantas tahap
menaikkan pasir ke truk

No. Bahaya Likelihood consequenc Peringkat risiko


y
1. Sakit pada bagian 5 3 High
pinggang
2 Sakit pada bagian 5 3 High
punggung
3 Terjatuh dan 4 4 Extreme
terpeleset
4 Tertimpa pasir 4 3 high
Berdasarkan tabel 2.1 dan 2.2 diatas dapat diketahui tingkat
kemungkinan (likelihood) dan konsekuensi (consequency) dari risiko yang
terdapat di tempat tambang pasir. Tingkat kemungkinan (likelihood) tertinggi
dari tabel diatas adalah sangat sering (level 5) yang terdiri dari kaki terkena
benda tajam, terpapar sinar matahari langsung, sakit pada bagian pinggang
dan punggung. Sedangkan tingkat konsekuensi (consequency) tertinggi dari
tabel diatas yaitu cathastropic (level 5) yang terdiri dari risiko
tenggelam.Maksud dari sangat sering (level 5) adalah risiko bahaya tersebut
sangat sering terjadi dalam proses penambangan pasir. Frekuensi terjadinya
terjadi dalam minggu/bulan.

Berdadarkan tabel 2.1 dan 2.2 diatas dapat diketahui peringkat risiko
yang terdapat pada tempat penambang pasir. Peringkat risiko dikategorikan
menjadi 4 tingkatan yaitu extreme, high, moderate, low. Berikut adalah
peringkat risiko berdasarkan hasil observasi : extreme risk terdiri dari terbawa
arus sungai, terjatuh dan terpeleset, tenggelam. Akibat dari risiko ini adalah
pekerja mengalami cedera, kerugian material yang besar bagi penambangan.
Hal tersebut dapat dilihat dari consequency yang dapat ditimbulan dari risiko
bahaya tersebut. Sedangkan low risk terdiri dari terpapar .suhu dingin jika
malam hari.

14
C. Upaya Pengendalian
Table 3.1 Pengendalian bahaya pada pekerja penambang pasir sungai
Brantas tahap mengambil pasir di sungai

No. Bahaya Pengendalian Risiko


1 Terbawa arus sungai Pengendalian administratif
2 Terkena penyakit kutu air Penggunaan APD
3 Terjatuh dan terpeleset Human control
4 Terkena peralatan menambang seperti Penggunaan APD
sekop
5 Kaki terkena batu tajam, kerikil, beling, Penggunaan APD
kayu, bambu
6 Terpapar sinar matahari langsung Penggunaan APD
7 Terpapar suhu dingin jika malam hari Penggunaan APD
8 Telinga kemasukan air Penggunaan APD
9 Tenggelam Human control dan pengendalian
administratif
10 Tidak sengaja meminum air sungai Human control
11 Gatal gatal Penggunaan APD

Table 3.2 Pengendalian bahaya pada pekerja penambang pasir sungai Brantas
tahap mengambil pasir di sungai

No. Bahaya Pengendalian Bahaya

1. Sakit pada bagian pinggang Pengendalian administratif

2 Sakit pada bagian punggung Pengendalian administratif

3 Terjatuh dan terpeleset Human control

4 Tertimpa pasir Human control

Berdasarkan tabel 3.1 dan tabel 3.2 diatas upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja adalah pengendalian
administratif penggunaan APD dan human control.

15
Pengendalian risiko adalah Langkah dalam menentukan suatu manajemen
risiko. Factor risiko yang telah diketahui besar dan potensi akibatnya harus
dikendalikan dengan tepat sesuai kemampuan dan kondisi lokasi tambang.
Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan berbagai cara contohnya dengan
menghindarkan, dialihkan ke orang lain dan atau dikelola dengan baik. Upaya
pengendalian dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Observasi dilakukan di Sungai Brantas daerah Penambangan Pasir
Kabupaten Tulungagung. Hasil dari observasi tersebut didapatkan beberapa
bahaya yang terdapat di area penambangan pasir diantara nya terbawa arus
sungai, terjatuh, terpeleset, terkena penyakit kutu air, terkena peralatan
menambang, terkena batu, terpapar sinar matahari langsung, terpapar suhu
dingin, tenggelam, gatal-gatal, sakit pada bagian pinggang dan punggung.
Bahaya-bahaya tersebut termasuk kedalam bahaya fisik dan biologis.
Penilaian risiko berdasarkan tingkat kemungkinan (likelihood) tertinggi
dari hasil observasi adalah sangat sering (level 5) yang terdiri dari kaki
terkena benda tajam, terpapar sinar matahari langsung, sakit pada bagian
pinggang dan punggung. Sedangkan tingkat konsekuensi (consequency)
tertinggi dari tabel diatas yaitu cathastropic (level 5) yang terdiri dari risiko
tenggelam.
Peringkat risiko berdasarkan hasil observasi adalah extreme risk terdiri
dari terbawa arus sungai, terjatuh dan terpeleset, tenggelam. Akibat dari risiko
ini adalah pekerja mengalami cedera, kerugian material yang besar bagi
penambangan. Hal tersebut dapat dilihat dari consequency yang dapat
ditimbulan dari risiko bahaya tersebut.

B. Saran
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka penulis menyadari
masih terdapat banyak keterbatasan dan kekeliruan yang ada dalam observasi ini.
Namun dengan observasi ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat.
Bagi pembaca, hasil observasi ini diharapkan dapat menambah
wawasan pengetahuan terkait dengan ……..
Bagi pekerja, …..

17
DAFTAR PUSTAKA

Rosamia, B, dkk., 2015. Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Penambangan Pasir Kabupaten Lumajang. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Mahasiswa.
Sepang, B. 2013. Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
Proyek Pembangunan Orlens Fashion Manado. Jurnal Sipil Statistik. 1(4).
282 288
Perijingga, V, dkk., 2020. Eksplorasi Occupational Hazard Pada Pekerja
Pertambangan Pasir di Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 207-2015

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai