Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

KESEHATAN MASYARAKAT PESISIR & KEPULAUAN


“Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kepulauan”

Dosen Pengampu :
Prof. dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc., Ph.D.
Disusun Oleh Kelompok 6:
A.Azizah Rahmadani K011211214
Anindya Kholifya Makmur K011211231
Bimariang Sambolayuk K011211204
Fardhila Khairunnisa Ismail K011211256
Ouedraogo Assane K011211267
Rahma Humairah K011211222
Restyanti Paarrang K011211240
St Nuraini R K011211248

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023

1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
“Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja” tepat pada waktunya dan tanpa kendala yang
diberikan oleh Prof. dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Kesehatan Masyarakat Pesisir dan Kepulauan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna disebabkan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dari berbagai pihak. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan di dunia pendidikan.

Makassar, 08 Oktober 2023

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Fakta Masalah ................................................................................................................. 4
B. Pertanyaan Masalah ........................................................................................................ 5
C. Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
A. Tabel Rekapitulasi Jurnal dan Kesimpulan Jurnal .......................................................... 6
B. Aspek Penyakit dan Lingkungan .................................................................................... 7
C. Solusi............................................................................................................................... 9
BAB II ..................................................................................................................................... 11
PENUTUP............................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Fakta Masalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan seluruh upaya yang
dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman, guna
mengurangi potensi bahaya yang dapat memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja ataupun kelalaian yang dapat menyebabkan demotivasi serta
menurunnya produktivitas kerja. Keselamatan kerja merupakan komponen utama
dalam dasar pelaksanaan seluruh pekerjaan yang akan dilakukan secara aman dalam
berbagai bidang. Pekerjaan yang aman memungkinkan seseorang terhindar dari risiko
kecelakaan yang dapat melukai diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Adapun
kesehatan dalam ruang lingkup K3 tidak hanya diartikan bebas dari penyakit. Namun,
kesehatan juga diartikan sebagai suatu kondisi kesempurnaan keadaan jasmani, rohani,
dan kemasyarakatan.
Peningkatan dalam pelaksanaan program K3 diharapkan dapat menghasilkan
penurunan angka kecelakaan kerja, baik di dalam perusahaan di pulau besar maupun di
berbagai tempat kerja lainnya. Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh dua faktor
utama, yaitu tindakan yang tidak aman (unsafe action) dan kondisi yang tidak aman
(unsafe condition). Unsafe action merujuk pada tindakan yang dilakukan secara salah
dalam pekerjaan dan tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, biasanya
dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang tidak memadai atau penggunaan peralatan
kerja yang berbahaya (unsafe condition). Unsafe condition sendiri dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti penggunaan alat yang tidak layak atau peralatan pelindung
yang tidak memenuhi standar keselamatan.
Pada umumnya, masyarakat kepulauan terlibat dalam berbagai aktivitas
ekonomi, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industri, konstruksi,
transportasi, pariwisata, dan lain-lain. Semua jenis pekerjaan tersebut memiliki potensi
mengalami kecelakaan kerja. Nelayan sebagai salah satu profesi dalam sektor
perikanan, memiliki potensi besar untuk mengalami kecelakaan kerja saat
melaksanakan aktivitas penangkapan ikan akibat cuaca buruk, ombak besar, dan
gelombang laut tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan kapal penangkap ikan mengalami
kecelakaan tenggelam atau terbalik. Selain itu, sektor pariwisata yang juga merupakan
salah satu sektor di wilayah kepulauan, berpotensi menghadapi berbagai kecelakaan

4
terkait dengan cuaca buruk, gelombang laut tinggi, dan kondisi pantai yang tidak
terduga yang dapat mengancam keselamatan pengunjung dan staf di destinasi wisata.
Mengingat potensi bahaya dan risiko kerja yang dapat terjadi di tempat kerja,
maka sangat penting bagi masyarakat untuk selalu menerapkan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3). Dengan demikian, hal tersebut dapat menciptakan lingkungan
kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan. Selain itu, penerapan
K3 ini juga dapat meningkatkan sistem dan produktivitas para pekerja, serta menjaga
kesehatan masyarakat yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut.
B. Pertanyaan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa saja risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang dihadapi oleh pekerja
informal, seperti nelayan, yang dapat mempengaruhi produktivitas mereka?
2. Apakah terdapat hubungan antara kelelahan kerja dan kecelakaan kerja pada
nelayan, dan bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi?
3. Bagaimana pelatihan dan pendidikan K3 dapat memengaruhi perilaku pekerja
dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Mempelajari dan memahami tantangan yang dihadapi oleh pekerja informal,
khususnya nelayan, dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja, serta bagaimana
faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi produktivitas mereka.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerjaa yang perlu
diperhatikan
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi interaksi antara
kelelahan dan kecelakaan.
c. Untuk mengetahui perilaku pekerja nelayan dalam menerapkan prinsip-prinsip
keselamatan kerja dan kesehatan kerja

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tabel Rekapitulasi Jurnal dan Kesimpulan Jurnal
Aspek Kesehatan Aspek Keselamatan Kerja
Rahma Humairah (K011211222): Anindiya Kholifya Makmur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (K011211231):
sebanyak 60,6% nelayan tangkap di Berdasarkan hasil uji Chi-square antara
Desa Papela memiliki status kesehatan variabel kelelahan kerja dan kecelakaan
kerja yang rendah dan 39,4% memiliki kerja, didapatkan nilai p = 0,011 (p<0,05).
status kesehatan kerja yang tinggi. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan
Rendahnya status kesehatan nelayan antara kelelahan kerja dengan kecelakaan
diakibatkan oleh adanya anemia kerja pada nelayan di Kelurahan Bahu
dengan proporsi 26,8%, keluhan Lingkungan 1 Kota Manado.
muskuloskeletal dengan proporsi
19,7% dan penyakit kulit dengan
proporsi 38%.
Fardhila Khairunnisa (K011211256): Restyanti Paarrang (K011211240):
Terdapat hubungan antara durasi jam Ada hubungan umur dengan kecelakaan
kerja dengan nyeri punggung bawah kerja pada nelayan wilayah Pulau Baai RW
pada nelayan di Dusun Mamokeng II Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu
Negeri Tulehu dengan nilai p=0.001. dan tidak ada hubungan sikap dengan
Diharapkan nelayan Desa mamoken kecelakaan kerja pada nelayan wilayah
dapat mengurangi durasi kerjanya Pulau Baai RW II Kelurahan Sumbe Jaya
sehingga kesehatannya tetap terjaga. Kota Bengkulu.
St. Nuraini R (K011211248): Bimariang Sambolayuk (K011211204):
Sebagian besar mata pencaharian Hasil yang didapatkan adalah nelayan
masyarakat kepulauan riau adalah dapat mengalami kecelakaan kerja seperti
nelayan tradisional. Hasil pemeriksaan tenggelam, hanyut, kapal rusak, terluka
kesehatan didapatkan nelayan karena duri ikan, dan penyakit. Nelayan
tradisional mengalami hipertensi 27 memerlukan alat pelindung diri untuk
orang (67,5%), diabetes melitus 6 mengurangi risiko kecelakaan dan
orang (15%) memiliki kadar glukosa penyakit akibat kerja.
darah hiperglikemia, rematik 7 orang

6
(17,5%) asam urat tinggi. Mayoritas
peserta memiliki faktor risiko penyakit
dekompresi akibat penyelaman
tradisional dan penyakit tidak menular
(PTM).
Ouedraogo Assane (K011211267): A. Azizah Rahmadani (K011211214):
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil pada penelitian ini yaitu terdapat
keselamatan kerja saat melaut hubungan antara status gizi (P-value =
(memiliki pengalaman dan 0,017), stres kerja (P-value = 0,024), dan
pengetahuan keselamatan, alat-alat beban kerja (P-value = 0,024) dengan
keselamatan, penggunaan APD, tidak kelelahan kerja pada pekerja di PT. X Kota
takabur dan berkata kotor dilaut). Batam Tahun 2023. Disimpulkan dimana
Sedangkan kesehatan kerja pada P-value < α 0,05 yang dapat diartikan
nelayan penangkap ikan saat melaut bahwa semua variabel terdapat hubungan
(memiliki kartu nelayan, kotak P3K, signifikan. Saran untuk perusahaan lebih
pemeriksaan kesehatan sebelum memperhatikan status gizi pekerja, beban
melaut). kerja, dan membangun manajemen stres
kerja agar terhindar dari kelelahan kerja.
Kesimpulan Aspek Penyakit: Kesimpulan Aspek Lingkungan:
Berdasarkan hasil dari jurnal, dapat Berdasarkan hasil dari jurnal yang didapat,
disimpulkan bahwa status kesehatan disimpulkan bahwa tingkat kecelakaan
kerja nelayan masih rendah. Penyakit kerja pada sebagian besar pekerjaan di
yang ditemukan pada nelayan di kepulauan masih tinggi. Sebagian besar
beberapa kepulauan cukup beragam. terjadi akibat kelelahan kerja dan
Sebagian besar mengalami keluhan kurangnya penggunaan Alat Pelindung
muskuloskeletal dan berbagai penyakit Diri (APD) saat bekerja.
tidak menular, seperti hipertensi dan
diabetes melitus.

B. Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


1. Kesehatan
Masalah kesehatan kerja banyak dialami oleh pekerja di sektor informal dengan
persentasi tenaga kerja informal mencapai 57,27%. Badan Pusat Stastik (BPS) mencatat
jumlah pekerja sektor informal dari tahun ke tahun semakin meningkat dari 66 juta orang

7
pada tahun 2015 menjadi 74 juta orang pada tahun 2019. Masyarakat nelayan memiliki
karakteristik dengan kepribadian yang tegas dan keras, bekerja tidak kenal waktu, bekerja
pada malam hari secara terus menerus dengan penuh risiko dari lingkungan. Jenis aktivitas
dan lingkungan kerja tersebut menjadi sumber potensial terjadinya gangguan kesehatan
yang pada akhirnya mempengaruhi derajat kesehatan kerja nelayan. Kesehatan kerja
merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang mengutamakan perhatian pada
tenaga kerja baik yang berada di sektor formal maupun di sektor informal. Setiap pekerja
diharapkan untuk selalu berusaha mempertahankan status kesehatannya tetap tinggi agar
tidak sakit dan bisa bekerja dengan aman dan produktif.
Berdasarkan Riskesdes 2013, penyakit menular tertinggi yang diderita nelayan
adalah ispa, malaria dan pneumonia, sedangkan penyakit tidak menular tertinggi adalah
hipertensi, sakit sendi, gangguan emosi, stroke dan Penyakit Jantung Kronis (PJK). Dari
segi kesehatan, nelayan menghadapi permasalahan kesehatan seperti gizi buruk,
dermatitis, diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat permasalahan
lingkungan seperti sanitasi, air bersih dan polusi. Pekerja informal seperti nelayan
memiliki risiko terjadinya kecelakaan kerja dikarenakan profesi nelayan
mempunyai karakteristik pekerjaan yang disebut 3D yaitu membahayakan
(dangerious), kotor (dirty), dan sulit (dif icult). Kecelakaan kerja pada Nelayan
dapat mengakibatkan kehilangan-kehilangan baik berupa luka, sakit, kematian.
Sebuah penelitian di kota Manado menunjukkan terdapat hubungan antara
kelelahan kerja dengan kecelakaan kerja pada nelayan.
World Health Organization (WHO) tahun 2011 dalam Alfarisi (2018) melaporkan
bahwa sekitar 80% orang menderita LBP. Kegiatan yang biasanya dapat mempercepat
terjadinya kelelahan otot pada nelayan dikarenakan melakukan penurunan dan
pengangkatan jaring yang dilakukan sebanyak 8 kali dengan durasi ± 10 menit per setting.
Jika aktivitas yang mengharuskan nelayan melakukan suatu pekerjaan dalam posisi yang
dinamis misalnya duduk, jongkok, berdiri, mengangkat, berjalan dan membungkuk secara
berulang-ulang dalam waktu yang lama inilah yang menyebabkan nelayan mengalami
keluhan nyeri di bagian punggung bawah.
Oleh karena itu, perlu adanya penerapan kebijakan kesehatan dan
keselamatan kerja menciptakan operasi yang aman dan meningkatkan kesehatan
fisik, mental dan sosial pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk
mencegah bahkan meminimalisir kecelakaan serta melindungi kapal (khususnya
nelayan) dan hasil tangkapannya. Hal terpenting untuk menjaga keselamatan dan
kesehatan mental adalah pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

8
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hak pekerja di industri
perekonomian formal atau informal, ukuran usaha dan jenis pekerjaan. Selain
masalah gizi, penyakit tidak menular, dan penyakit menular, pekerja informal juga
menghadapi risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat mempengaruhi
produktivitas mereka, seperti kondisi kerja yang tidak aman, gangguan kesehatan
seperti gangguan muskuloskeletal, gangguan mata dan gangguan kesehatan kulit.
Pekerja informal mempunyai risiko terpapar potensi bahaya kerja karena tidak ada
badan usaha atau pemilik yang bertanggung jawab langsung atas keselamatan dan
kesehatan kerja mereka, terutama yang mempunyai masalah terkait berbagai
penyakit, gangguan kesehatan, dan kecelakaan. Sehingga dapat menimbulkan
risiko kesehatan dan keselamatan terkait dengan pekerjaan mereka menghambat
produktivitas mereka seperti kondisi kerja yang tidak aman, masalah kesehatan
seperti gangguan muskuloskeletal, kelainan dan kelainan mata.
International Labour Organization (ILO) menyebutkan pada tahun 2018, 2 juta
pekerja di Indonesia meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja yang separuhnya
diakibatkan oleh kelelahan kerja. Sementara itu, BPJS Ketenagakerjaan juga menyebutkan
bahwa pada tahun 2020, BPJS Ketenagakerjaan menyatakan terjadi 117.161 kecelakaan
kerja, sedangkan pada tahun 2021 meningkat sebanyak 234.270 kasus kecelakaan kerja,
salah satunya kecelakaan kerja yaitu kelelahan kerja. Lebih dari 65% pekerja Indonesia
mengunjungi poliklinik perusahaan karena kelelahan kerja. Kelelahan yang sering terjadi
pada pekerja dengan status gizi buruk. Selain itu penyebab stres kerja adalah beban kerja
yang melebihi ambang batas sehingga menyebabkan kelelahan pada pekerja. Stres dan
beban setiap pekerja itu berbeda - beda, tergantung pada sejauh mana masalah yang
dihadapi masing-masing pekerja.
Kecelakaan kerja pada nelayan mempunyai risiko bahaya yang terbagi menjadi
dua yaitu Pertama, Kemungkinan dari kecelakaan yang artinya seberapa besar peluang
terjadinya kecelakaan, Kedua, Konsekuensi dari kecelakaan. Kecelakaan Kerja pada
Nelayan dapat mengakibatkan kehilangan-kehilangan baik berupa luka, sakit, kematian,
kerusakan peralatan dan material yang semuanya itu membutuhkan biaya penggantian.
C. Solusi
Adapun solusi yang dapat diberikan dalam menghadapi masalah aspek K3 yaitu
dengan beberapa cara, sebagai berikut :

9
1. Pelatihan Keselamatan di Tempat Kerja: Memberikan pelatihan komprehensif
kepada karyawan mengenai praktik keselamatan di tempat kerja, termasuk
penggunaan alat pelindung diri, prosedur darurat, dan penanganan bahan berbahaya.
2. Audit Keselamatan Reguler: Kami melakukan audit rutin untuk memastikan bahwa
semua peralatan dan area kerja memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan. Hal
ini membantu mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya sebelum kecelakaan
terjadi.
3. Penilaian Risiko: Lakukan penilaian risiko secara berkala untuk mengidentifikasi
area kerja yang berpotensi berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang
tepat.
4. Komunikasi secara efektif : mengembangkan sikap berani berkomunikasi kepada
atasan jika ada yang tidak dipahami.
5. Penerapan Prosedur Keselamatan: Memastikan bahwa semua prosedur keselamatan
yang ditetapkan dipatuhi secara ketat oleh seluruh karyawan. Hal ini mencakup
penggunaan alat pelindung diri, penggunaan peralatan yang benar, dan menghindari
aktivitas yang berpotensi membahayakan.
6. Mempromosikan kesadaran keselamatan: Dengan melakukan kampanye kesadaran
keselamatan secara berkala untuk meningkatkan pemahaman karyawan akan
pentingnya keselamatan di tempat kerja dan mendorong partisipasi aktif dalam
kegiatan pencegahan kecelakaan.

10
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peningkatan dalam pelaksanaan program K3 diharapkan dapat menghasilkan
penurunan angka kecelakaan kerja, baik di dalam perusahaan di pulau besar maupun di
berbagai tempat kerja lainnya. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hak
pekerja di industri perekonomian formal atau informal, ukuran usaha dan jenis
pekerjaan. Pekerja informal mempunyai risiko terpapar potensi bahaya kerja karena
tidak ada badan usaha atau pemilik yang bertanggung jawab langsung atas keselamatan
dan kesehatan kerja mereka, terutama yang mempunyai masalah terkait berbagai
penyakit, gangguan kesehatan, dan kecelakaan. Kecelakaan kerja pada Nelayan dapat
mengakibatkan kehilangan-kehilangan baik berupa luka, sakit, kematian.
Oleh karena itu, perlu adanya penerapan kebijakan kesehatan dan keselamatan
kerja menciptakan operasi yang aman dan meningkatkan kesehatan fisik, mental dan
sosial pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk mencegah bahkan
meminimalisir kecelakaan serta melindungi kapal (khususnya nelayan) dan hasil
tangkapannya. Hal terpenting untuk menjaga keselamatan dan kesehatan mental adalah
pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
B. Saran
Saran dari kelompok kami ditinjau dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja
yang dimana seringnya terjadi kecelakaan kerja, maka kelompok kami menyarankan
agar kita semua agar terhindar dari kecelakaan kerja yaitu, kenali risiko, patuhi prosedur
keselamata, pelatihan, istirahat dan fokus, serta pemeriksaan berkala.

11
DAFTAR PUSTAKA

A. Azizah Rahmadani : Hidayati, S., Hendarta, A. S. D., & Dewita, T. (2023). Hubungan Status
Gizi, Stres Kerja, dan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja di PT.
X Kota Batam Tahun 2023. Journal Occupational Health Hygiene and
Safety, 1(1), 75-83.
Anindya Kholifya Makmu : Papendang, R. Z., Maddusa, S. S., & Kalesaran, A. F. 2022.
Hubungan Antara Kelelahan Kerja Dengan Kecelakaan Kerja Pada Nelayan Di
Kelurahan Bahu Lingkungan 1 Kota Manado. PREPOTIF: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 6(3), 2383-2388.
Bimariang Sambolayuk : Dewi, F. S. 2023. Edukasi Peningkatan Pengetahuan Dan Perilaku
Keselamatan Kesehatan Kerja Nelayan Terhadap Alat Pelindung Diri. Ekalaya:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia, 2(1), 78-86.
Fardhila Khairunnisa Ismail : Tunny, H., Rochmaedah, S., Soamole, I., & Lombonaung, E.
(2023). Analisis Durasi Jam Kerja dengan Low Back Pain pada Nelayan di
Dusun Mamokeng Negeri Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku
Tengah. Edu Dharma Journal: Jurnal penelitian dan pengabdian
masyarakat, 7(2), 105-111.
Ouedraogo Assane : Rahman, I., Mallapiang, F., & Fachrin, S. A. (2019). Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Saat Melaut Pada Penangkap Ikan Di Kelurahan Lappa
Kecematan Sinjai Utara. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 13(6), 612-617.
Rahma Humairah : Subarjo, P. M., Ratu, J. M., & Setyobudi, A. (2021). Profil Kesehatan Kerja
Nelayan Tangkap di Desa Papela Kecamatan Rote Timur Kabupaten Rote
Ndao. Media Kesehatan Masyarakat, 3(2), 138-145.
Restyanti Paarrang : Suryani, S., Aprianti, R., Sanisahhuri, S., Wulan, S., & Purwasih, R. 2023.
Hubungan Faktor Umur dan Sikap Dengan Kecelakaan Kerja Pada Nelayan
Wilayah Pulau Baai RW II Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu. Jurnal
Kesehatan Saintika Meditory, 6(1), 427-433.
St Nuraini R : Widiastuti, L., Liestyaningrum, W., Atrie, U. Y., Wati, L., & Siagian, Y. (2023).
Edukasi Keamanan Penyelaman dan Deteksi Dini Kesehatan Nelayan Pesisir
Kawal Pantai. Jurnal Peduli Masyarakat, 5(1), 129-136.

12

Anda mungkin juga menyukai