Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

KESELAMATAN DAN KESEHATAN RUMAH SAKIT


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit

Dosen Pengampu :
Merry Sunaryo, S.KM., M.KKK

Disusun Oleh :
Nama : Alviatuz Zahro Subiyakto
NIM : 2440019002
Semester : 3

PROGRAM STUDI D-IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020/2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul praktikum : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Rumah


Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh
2. Mata kuliah : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit
3. Nama praktikan
a. Nama : Alviatuz Zahro Subiyakto
b. NIM : 2440019002
4. Nama dosen
a. Nama : Merry Sunaryo, S.KM., M.KKK
b. NPP : 16021051

Mengetahui, Surabaya, 1 Desember 2020


Dosen pengampu Praktikan

Merry Sunaryo, S.KM., M.KKK Alviatuz Zahro Subiyakto


NPP. 16021051 NIM. 2440019002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


rahmat-Nya bisa menyelesaikan laporan yang berjudul ”Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh”. Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, laporan ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Surabaya, 1 Desember 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat.......................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
2.1 Definisi Rumah Sakit ..................................................................................... 3
2.2 Fungsi Rumah Sakit ....................................................................................... 3
2.3 Tujuan Rumah Sakit....................................................................................... 3
2.4 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................................ 3
2.5 Pengertian Kecelakaan Kerja.......................................................................... 4
2.6 Penyakit Akibat Kerja di Rumah Sakit ........................................................... 4
2.7 Definisi K3 Rumah Sakit ............................................................................... 5
2.8 Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit .............................................................. 6
BAB 3 HASIL..................................................................................................... 7
3.1 Gambaran Umum RSUDZA .......................................................................... 7
3.2 Program K3 di RSUDZA ............................................................................... 9
3.3 Kasus-Kasus K3 Di RSUDZA...................................................................... 13
BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................... 14
4.1 Analisis Kasus di RSUDZA.......................................................................... 14
4.2 Penyelesaian Masalah di RSUDZA .............................................................. 15
4.3 Program-Program K3 ................................................................................... 17
BAB 5 PENUTUP ............................................................................................ 19
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 19
5.2 Saran............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20
LAMPIRAN ..................................................................................................... 21

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pelayanan di RSUDZA....................................................................... 10


Tabel 3.2 Data Laporan Kecelakaan Akibat Kerja di RSUDZA.......................... 13
Tabel 4.1 Data Analisis Kasus Kecelakaan Akibat Kerja di RSUDZA ............... 14
Tabel 4.2 Data Penyelesaian Kasus Kecelakaan Akibat Kerja di RSUDZA ........ 15

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 mengatur adanya program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia yang menyatakan bahwa setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan atas K3 dalam melakukan pekerjaan.
Sementara itu, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
menyatakan bahwa rumah sakit mempunyai risiko keselamatan dan Kesehatan
kerja yang spesifik sehingga perlu dikelola dengan baik agar menjadi tempat
kerja yang sehat, aman, dan nyaman.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit atau bisa disingkat dengan
K3RS adalah segala bentuk kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan Kesehatan bagi sumber data manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit. Salah satu
pekerjaan yang memiliki risiko bahaya yang tinggi adalah rumah sakit. Menurut
data dan fakta K3RS yang di dapat dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia no. 1087/MENKES/SK/VIII /2010 Tentang Standar Keselamatan dan
Kesehatan Rumah Sakit menyatakan bahwa secara global dari catatan World
Health Organization (WHO) ada lebih dari 35 juta pekerja kesehatan dan 3 juta
diantaranya terpapar HIV. Kasus terpapar HIV dapat terjadi di negara
berkembang. Data kasusu yang ada di Indonesia juga menyebutkan terdapat
83,3% petugas kesehatan yang mengeluh low back pain, 65,4% petugas
pembersih di rumah sakit menderita dermatitis kontak iritan pada tangan dan
pravelansi gangguan mental emosional sebesar 17,7% pada perawat rumah sakit.
Pada umumnya masyarakat maupun pekerja di rumah sakit kurang
menyadari potensi bahaya yang ada seperti PAK di rumah sakit yang dapat
menyerang semua tenaga kerja, baik tenaga medis maupun non medis
(Anies,2005). Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
maka diperlukan upaya pengelolaan K3 melalui penerapan SMK3RS diharapkan
dapat mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. SMK3RS
adalah bagian dari manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktivitas proses kerja di Rumah
Sakit, guna terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman
bagi sumber daya Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung
maupun lingkungan rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin berdiri sejak tanggal 23
Februari 1979 atas dasar SK Gubernur Daerah Istimewa Aceh no. 44/173/1979.
RSUDZA ini berada di Jl Tgk. Daud Beureueh no. 108 Lampriet, Banda Aceh.
Awal mula nya rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang didirikan oleh

1
Pemerintah Belanda di Kawasan Kuta Alam yang pada masa itu digunakan
sebagai barak penampungan prajurit Belanda yang terluka dan melayani
pengobatan bagi masyarakat Aceh. RSUDZA memiliki nilai-nilai yang
dijunjung, antara lain Intergritas, Profesional, Peduli, Kerjasama, dan Akuntabel.
Adapun program-program yang ada di RSUDZA ini, yakni Kebijakan K3,
Pelayanan Rumah Sakit, Pengolahan Limbah Rumah Sakit, Pelatihan Tanggap
Darurat Bencana, dan Program Hygiene dan Sanitasi Lingkungan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana komitmen dan kebijakan K3 di RSUD dr. Zainoel Abidin?
2. Bagaimana perencanaan K3 di RSUD dr. Zainoel Abidin?
3. Bagaimana langkah-langkah penerapan K3 RSUD dr. Zainoel Abidin?
4. Bagaimana jenis kecelakaan kerja di RSUD dr. Zainoel Abidin?
5. Bagaimana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
RSUD dr. Zainoel Abidin?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui komitmen dan kebijakan K3 di RSUD dr. Zainoel Abidin.
2. Mengetahui perencanaan K3 di RSUD dr. Zainoel Abidin.
3. Mengetahui langkah-langkah penerapan K3 di RSUD dr. Zainoel Abidin.
4. Mengetahui jenis kecelakaan kerja di RSUD dr. Zainoel Abidin.
5. Mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
RSUD dr. Zainoel Abidin.

1.4 MANFAAT
1. Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di dunia kerja serta menambah referensi ilmu mengenai bidang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Rumah Sakit.

2. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dalam mengaplikasikan ilmu Keselamatan dan
Kesehatan Kerja khususnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Rumah
Sakit.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI RUMAH SAKIT


Menurut PERMENKES 3 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit, definisi Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau swasta
harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang
Kesehatan, atau Instansi tertentu dengan pengelolaan Badan Layanan Umum
atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2.2 FUNGSI RUMAH SAKIT


1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna.
3. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4. Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan serta Penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. (UU RI Nomor
44 Tahun 2009)

2.3 TUJUAN RUMAH SAKIT


1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan, rumah sakit dan sumber daya manusia di dalam rumah sakit.
3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.
4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia rumah sakit dan rumah sakit. (UU RI Nomor 44 Tahun 2009)

2.4 PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja. Tujuan utama penerapan K3
berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1970 antara lain:

3
a. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang
lain di tempat kerja.
b. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien.
c. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.

Kapasitas kerja adalah kemampuan umum badan sebagai mesin untuk


menghasilkan pekerjaan dari intensitas dan jangka waktu yang berbeda yang
menggunakan sistem energi yang sesuai dengan badan, contoh: jenis kelamin,
umur, gizi, tingkat kesehatan, postur dan keadaan fisiologis tubuh, pendidikan,
keterampilan.

2.5 KECELAKAAN KERJA


Kecelakaan tidak terjadi kebetulan melainkan ada sebabnya Oleh karena
itu kecelakaan kerja harus diteliti dan ditemukan agar untuk selanjutnya
tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya
preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak
terulang. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah
kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan. Kecelakaan
kerja pada prinsipnya dapat dicegah dan pencegahan kecelakaan merupakan
tanggung jawab para manajer mandor dan kepala urusan.

2.6 PENYAKIT AKIBAT KERJA DI RUMAH SAKIT


Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang timbul atau didapat pada
waktu melakukan pekerjaan. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
Nomor 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Akibat Penyakit Akibat
Kerja bahwa yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja adalah setiap
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Dalam
Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 terdapat 31 jenis penyakit akibat
kerja, 29 diantara nya adalah penyakit akibat kerja yang bersifat internasional.
Berikut faktor-faktor yang menjadi penyebab penyakit akibat kerja di tempat
kerja:
1) Faktor fisik seperti suara radiasi sinar rontgen atau Sinar radioaktif, suhu,
tekanan udara, pencahayaan, kebisingan.
2) Faktor kimia antara lain debu, uap, gas, larutan zat kimia yang
menyebabkan iritasi, awan atau kabut.
3) Faktor biologis misal bibit penyakit antraks atau brucella yang
menyebabkan penyakit akibat kerja pada pekerja penyamakan kulit.

4
4) Faktor ergonomi yaitu antara lain kesalahan konstruksi mesin, sikap badan
yang tidak benar dalam melakukan pekerjaan dan sebagainya yang dapat
menimbulkan kelelahan fisik dan gangguan kesehatan.
5) Faktor mental atau psikologi yang terlihat misalnya pada hubungan kerja
atau hubungan industrial yang tidak baik.

2.7 DEFINISI K3 RUMAH SAKIT


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087
MENKES SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit, K3 Rumah Sakit merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit khususnya dalam hal kesehatan dan
keselamatan bagi SDM Rumah Sakit, pasien, pengunjung atau pengantar
pasien, masyarakat sekitar rumah sakit.
Tujuan umum K3 Rumah Sakit yaitu terciptanya lingkungan kerja yang
aman sehat nyaman untuk pekerja pasien pengunjung dan pihak ke-3 rumah
sakit. Tujuan khusus K3 Rumah Sakit terwujudnya organisasi kerja yang
menunjang tercapainya K3 Rumah Sakit meningkatkan profesionalisme dalam
K3 bidang manajemen pelaksanaan, pendukung program, terpenuhi nya syarat-
syarat K3 di setiap pekerja, terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya
PAK dan KAK, terselenggaranya program K3 Rumah Sakit secara optimal dan
menyeluruh, meningkatkan mutu citra dan produktivitas rumah sakit.
Ruang lingkup K3 Rumah Sakit adalah standar K3 Rumah Sakit
mencakup prinsip program dan kebijakan pelaksanaan K3 Rumah Sakit serta
pelayanan K3 Rumah Sakit, standar sarana prasarana dan peralatan K3 Rumah
Sakit, pengelolaan barang berbahaya, standar SDM K3 Rumah Sakit,
pembinaan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan.
Program K3 Rumah Sakit bertujuan untuk melindungi keselamatan dan
kesehatan serta meningkatkan produktivitas tenaga kerja, melindungi
keselamatan pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar lingkungan rumah
sakit. Berikut adalah program-program K3 di rumah sakit:
1) Pengembangan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah
Sakit.
2) Kebudayaan perilaku K3 Rumah Sakit.
3) Pengembangan SDM K3 Rumah Sakit.
4) Pengembangan pedoman dan standar operasional prosedur K3 Rumah
Sakit.
5) Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempat kerja.
6) Pelayanan kesehatan kerja.
7) Pengembangan keselamatan kerja.
8) Pengembangan program pemeliharaan pengolahan limbah padat cair dan
gas.
9) Pengolahan jasa bahan B3.

5
10) Pengembangan manajemen tanggap darurat.
11) Pengumpulan pengolahan dokumentasi data dan pelaporan kegiatan K3.
12) Review program tahunan.

2.8 SISTEM MANAJEMEN K3 RUMAH SAKIT


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit, SMK3
Rumah Sakit adalah bagian dari manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktivitas proses kerja
di Rumah Sakit, guna terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat, aman
dan nyaman bagi sumber daya Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung maupun lingkungan rumah sakit. SMK3 rumah sakit meliputi:
1) Penetapan kebijakan K3 Rumah Sakit.
2) Perencanaan K3 Rumah Sakit.
3) Pelaksanaan rencana K3 Rumah Sakit.
4) Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 Rumah Sakit.
5) Peninjauan dan peningkatan kinerja K3 Rumah Sakit.

6
BAB 3
HASIL

3.1 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL


ABIDIN BANDA ACEH
1. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Dr Zainoel Abidin Banda Aceh
Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) merupakan
Rumah Sakit rujukan pertama untuk Provinsi Aceh dan merupakan Rumah
Sakit satu-satunya di Asia yang Terakreditasi A serta Rumah Sakit
pendidikan di Aceh. RSUDZA berada di Jl Tgk. Daud Beureueh No. 108
Lampriet, Banda Aceh. Rumah sakit ini berdiri pada tanggal 23 Februari
1979 atas dasar Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
551/MENKES//2F1979 yang menetapkan RSUD dr Zainoel Abidin
sebagai Rumah Sakit kelas C, selanjutnya dengan SK Gubernur Daerah
Istimewa Aceh Nomor 44/173/1979 dan tanggal 7 Mei 1979 Rumah Sakit
Umum dr Zainoel Abidin ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah
dr Zainoel Abidin, kemudian dengan adanya Fakultas Kedokteran Unsyiah,
maka dengan SK MENKES RI Nomor 233/MENKES/SK/IV/1983 tanggal
11 Juni 1983, RSUD dr Zainoel Abidin di angkat kelasnya menjadi Rumah
Sakit kelas B Pendidikan dan Rumah Sakit rujukan untuk Provinsi Daerah
Istimewa Aceh dan pada tahun 2011 ditetapkan menjadi Rumah Sakit
rujukan daerah kelas A. (Profil RSUDZA 2015).

2. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Dr Zainoel Abidin


Tahun 1979-2016
Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin memiliki sejarah
panjang hingga bisa menjadi Rumah Sakit besar seperti sekarang, pada
mulanya Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit yang didirikan oleh
Pemerintah Belanda di kawasan Kuta Alam yang pada masa itu digunakan
sebagai barak penampung bagi prajurit Belanda yang terluka dan melayani
pengobatan bagi masyarakat Aceh. Ketika masa Jepang wilayah Kuta Alam
dijadikan pusat militer Jepang, sehingga Pusat Pelayanan Kesehatan
dipindahkan ke kawasan Gereja Katolik Simpang Lima dan beberapa tahun
kemudian dibuka di kawasan Kuta Alam.
Pada tahun 1979 Rumah Sakit ini pindah lokasi di wilayah Lampriet
pada saat proses pemindahan mula-mula hanya poliklinik, ruang rawat dan
ruang benda yang dipindahkan. Setelah itu pada 22 Februari 1979 dengan
adanya surat Keputusan dari Menteri Kesehatan RI maka RSU Banda Aceh
ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas D dan pada 7 Mei 1979 dengan Surat
Keputusan Gubernur Aceh berubah nama menjadi RSUD dr Zainoel
Abidin dan menjadi rumah sakit rujukan daerah Aceh.

7
Akibat bencana tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004
sebagian besar gedung Rumah Sakit mengalami kerusakan sehingga
dibangun gedung yang baru yang berlokasi di sebuah rumah sakit lama
yang selesai pada tahun 2009.

3. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin Banda
Aceh.
1. Visi
“Terwujudnya Rumah Sakit terkemuka dalam pelayanan pendidikan
dan penelitian yang berstandar Internasional”
2. Misi
1) Meningkatkan kompetensi SDM melalui pendidikan dan penelitian
yang berstandar internasional.
2) Memberikan pelayanan kesehatan individu yang menyenangkan
dan mampu memberikan kepuasan terhadap pelanggan.
3) Mendukung upaya pemerintah Aceh dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat untuk mencapai sustainable Development
Goals atau sdgs yang diaplikasikan melalui pencapaian humas
development indeks.
4) Menerapkan prinsip-prinsip Islami dalam mengembangkan sistem
pelayanan kesehatan administrasi dan pengelolaan keuangan.

4. Nilai-Nilai yang Terdapat Dalam Rumah Sakit Umum Daerah dr


Zainoel Abidin Banda Aceh
1. Integritas
2. Profesional
3. Peduli
4. Kerjasama
5. Akuntable

5. Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin Banda Aceh.


1. Meningkatkan kompetensi SDM di semua lini
2. Terselenggara nya sistem prosedur sesuai dengan ketentuan yang
mampu menjawab tuntutan masyarakat dan berprinsip terhadap
bisnis yang sehat
3. Terselenggaranya pelayanan yang menyenangkan dan mampu
memberikan kepuasan terhadap pelanggan
4. Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Aceh
melalui upaya pelayanan kesehatan di RSUD dr Zainoel Abidin
Banda Aceh.
5. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien
dalam waktu transparansi dan ketenagakerjaan.

8
3.2 PROGRAM K3 RS
Program K3RS merupakan suatu program yang bertujuan untuk melindungi
keselamatan serta meningkatkan produktivitas Rumah Sakit. Program K3RS
yang terlaksana pada Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin Banda
Aceh antara lain:
1. Kebijakan K3
Tahap pertama dalam penerapan SMK3 RS di RSUDZA yaitu
kebijakan K3, pada tahap penetapan kebijakan ini telah dilakukan sesuai
dengan pemerintah komitmen dari pihak rumah sakit dalam menjamin
keselamatan kerja dan keselamatan pasien sudah baik. Komitmen dari
kebijakan K3 dari Direktur RSUDZA sudah baik salah satunya dengan
terdapatnya kebijakan tentang K3 yang tertulis, tertanggal, memiliki tujuan
yang jelas sasaran dalam penerapan K3 serta visi misi yang ingin dicapai.
Kebijakan K3 disusun setelah melalui proses rapat dengan setiap
kepala instansi yang terdapat di rumah sakit serta koordinasi dengan Dinas
Lingkungan Hidup. Proses konsultasi dengan Dinas Lingkungan Hidup
yaitu dengan mengirimkan kebijakan yang telah disusun serta program-
program kerja yang telah direncanakan pada Dinas Lingkungan Hidup
untuk masukkan serta saran untuk kemudian dikoreksi dan direvisi
kembali. Kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan pada RSUDZA tersebut
antara lain:
1) Pelatihan pelatihan K3
2) Training
3) Publikasi poster
4) Simulasi demonstrasi
5) Sosialisasi keselamatan dan keamanan Rumah Sakit
6) Pelayanan kesehatan kerja
7) Pengolahan bahan berbahaya dan beracun atau B3
8) Pencegahan dan pengendalian kebakaran atau stimulasi kebakaran
9) Pengelolaan prasarana rumah sakit dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja
10) Pengelolaan peralatan medis

2. Pelayanan
RSUDZA memberikan pelayanan dibidang kesehatan dan didukung oleh
layanan dokter spesialis dan sub spesialis, serta ditunjang dengan fasilitas
medis yang lengkap. Berikut untuk fasilitas pelayanan RSUDZA :

9
Tabel 3.1 Pelayanan di RSUDZA
No. Pelayanan Fasilitas
1. Fasilitas 1. Ambulance
Pelayanan 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Farmasi/ Apotek
4. Ruang Operasi
5. Instalasi Gizi
6. Rehabilitasi Medik
7. Medical Check UP
8. Terapi Okupasi
9. Terapi Wicara
10. Bidan dan Perawat
11. Dokter Umum

2. Layanan 1. Pelayanan TB Terpadu


Unggulan 2. Pelayanan Onkologi Terpadu

3. Penunjang Medis 1. Laboratorium


a. Radiologi
b. Patologi Anatomi
2. Radiologi
a. Rontgen
b. Patologi Anatomi
3. Ultrasonografi (USG)
4. Elektrokardiogram (EKG)
5. Elektroensefalografi (EEG)
6. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
7. Fisioterapi
8. Kateterisasi Jantung (Cath Lab)

10
No. Pelayanan Fasilitas
4. Rawat Jalan 1. Poliklinik Umum
2. Spesialis Penyakit Dalam
3. Spesialis Kebidanan dan Kandungan
4. Spesialis Anak
5. Spesialis Bedah
a. Bedah Umum
b. Bedah Anak
c. Bedah Jantung
d. Bedah Orthopedi
e. Bedah Saraf
f. Bedah Toraks
g. Bedah Plastik
6. Spesialis Jantung dan Pembuluh
Darah
7. Spesialis Mata
8. Spesialis THT
9. Spesialis Paru
10. Spesialis Urologi
11. Spesialis Orthopedia
12. Spesialis Saraf
13. Spesialis Penyakit Kulit dan
Kelamin
14. Spesialis Kejiwaan
15. Klinik Gigi
5. Rawat Inap 1. Perawatan Khusus dan Intensi
Pasien a. ICU/ICCU/PICU/NICU/HCU
b. Ruang Isolasi
c. Ruang Perawatan Bayi
2. Perawatan Umum
a. Ruang Perawatan Kelas Super
VIP
b. Ruang Perawatan Kelas VIP
c. Ruang Perawatan Kelas I
d. Ruang Perawatan Kelas II
e. Ruang Perawatan Kelas III
Sumber: RSUDZA Banda Aceh 2019

3. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin


Banda Aceh
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin atau RSUDZA merupakan
rumah sakit pemerintah di kota Banda Aceh yang menghasilkan limbah cair.

11
Pengelolaan limbah cair dilakukan melalui pengumpulan dalam sebuah tabung
yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan
prosedur penanganan dan penyimpanan, serta limbah dari di RSUDZA diolah
melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sendiri. Berdasarkan
observasi di lapangan RSUDZA melakukan pengololaan limbah cair
menggunakan 1 unit IPAL dengan metode lumpur aktif dengan kapasitas ±
260m3/hari. IPAL RSUDZA telah memenuhi persyaratan baku mutu
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Kependuduksn dan Lingkungan Hidup
tahun 1991 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi kegiatan yang sudah
beroperasi.

4. Pelatihan Tanggap Darurat Bencana


Pada RSUDZA terdapat program pelatihan tanggap darurat bagi seluruh
SDM rumah sakit sebagai upaya penyadaran akan pentingnya tindakan yang
cepat dan tepat saat ada bencana datang. Pada pelatihan tanggap darurat akan
dibekali dengan teori-teori kesiapsiagaan dalam keadaan darurat, Tindakan apa
yang harus dilakukan dengan segera oleh tim-tim kesehatan. Selain itu, ada
berbagai simulasi untuk melatih peserta dalam bekerja secara tim dengan unsur-
unsur penanggulangan bencana di daerah masing-masing baik dari pemerintah,
masyarakat dan swasta. Program pelatihan tanggap darurat tersebut antara lain
yaitu tanggap darurat bencana kebakaran, pelatihan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan), pelatihan tanggap darurat jika terjadi kecelakaan kerja.

5. Program Hygiene dan Sanitasi Lingkungan


Untuk perbaikan layanan di RSUDZA ini, di dalamnya terkait dengan
hygiene dan sanitasi lingkungan rumah sakit, serta penyediaan air bersih yang
memenuhi syarat sesuai standar Kesehatan bagi pasien terkait dengan itu,
RSUDZA mulai mengoperasikan suatu fasilitas pengolahan air bersih yang siap
di konsumsi. Para pasien dan tim medis nantinya akan dapat menikmati fasilitas
tersebut langsung dari kamar atau ruang masing-masing. Instalasi pengolahan
air bersih siap minum itu bertujuan meminimalisir air yang terkontaminasi
kuman, sehingga akan memberi dampak mempercepat proses penyembuhan
pasien.

12
3.3 KASUS-KASUS K3 di RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL
ABIDIN BANDA ACEH
1. Data Laporan Kecelakaan Akibat Kerja di RSUDZA Banda Aceh

Tabel 3.2 Data Laporan Kecelakaan Akibat Kerja di RSUDZA Banda Aceh
Tahun Jenis Kecelakaan Kerja Jumlah
Kasus
Terkena cairan obat kemo pada punggung tangan 1
Terkena selang kuningan dari tabung oksigen pada pergelangan kaki 1
Jatuh terpeleset dan robek pada dahi karena membentur kaca pintu 3
utama RSUDZA Banda Aceh
2015 Jatuh terpeleset di koridor / ramp antara ruang onkologi dan ruang 1
thalassemia
Terpercik cairan NaCl ke mata sebelah kiri 1
Total 7
Jatuh terpeleset dan tertusuk jarum 2
2016 Tertusuk jarum 1
Total 3
2017 - -
Terkena obeng pada saat memperbaiki pintu ruang Arafah 2 1
2018 Pasien marah-marah pada saat mendaftar di loket 9 dan mendorong 1
kaca loket sampai pecah dan hampir mengenai petugas MR
Total 2
Jatuh terpleset akibat genangan air di lantai 3
Terpeleset akibat genangan air yang merembes dari palfon atap 2
Jatuh dari kursi yang tiba-tiba patah pada saat Menyusun barang di 1
rak
2019 Terasa nyeri, pedih dan bengkak pada jari tangan akibat terkena 1
limbah obat khemo
Terjatuh dari tangga lipat pada saat akan menggantikan bola lampu, 2
terpleset akibat sandal licin
Total 9
Total Keseluruhan 21
Sumber: RSUDZA Banda Aceh 2019

13
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 ANALISIS KASUS

Tabel 4.1 Data Analisis Kasus Kecelakaan Akibat Kerja di RSUDZA


No. Kasus Analisis
1. Terkena cairan obat kemo pada Kemoterapi merupakah salah satu
punggung tangan terapi paling efektif untuk
mengobati kanker. Proses
kemoterapi membutuhkan perawat
khusus dengan pengetahuan tinggi
mengenai kemoterapi. Perawat yang
bekerja dengan pelayanan kanker
atau perawat onkologi mempunyai
risiko lebih tinggi untuk terkena
penyakit atau kecelakaan kerja.
Kontak langsung terhadap oabat-
obat kemoterapi dapat
menyebbakan keracunan, paparan
obat kemoterapi yang tidak
disengaja bisa membuat para
perawat mengalami gangguan
sistem saraf dan reproduksi, bahkan
saat baru terserap dan masuk ke
sistem peredaran darah racun-racun
tersebut juga dapat memicu risiko
kanker darah
2. Tersandung selang kuningan pada Peletakan atau penempatan sarana
tabung oksigen prasarana rumah sakit seperti tabung
oksigen yang tidak sesuai.
3. Jatuh terpeleset dan robek pada dahi Terpeleset atau jatuh karena lantai
membentur kaca pintu utama licin, terbentur kaca atau less
RUDZA Banda Aceh steinless
4. Jatuh terpeleset di koridor/ramp Terpeleset atau jatuh karena lantai
antara ruang onkologi dan ruang koridor licin.
thalassemia
5. Terpercik cairan NaCl ke mata Lalai nya saat di laboratorium dan
sebelah kiri tidak menggunakan faceshield saat
meracik cairan
6. Terpeleset dan tertusuk jarum Terpeleset atau jatuh karena lantai
koridor licin.
7. Tertusuk jarum Lalai karena tidak melihat benda
tajam sekitar dan berpotensi
menimbulkan bahaya biologi yaitu

14
terpapar virus, jamur atau bakteri
dari pasien yang sudah disuntik
8. Pasien marah-marah pada saat Kurangnya rasa sabar pada pasien
mendaftar di loket 9 dan mendorong dan mengakibatkan faktor psikologi
kaca loket sampe pecah dan hampir bagi pekerja
mengenai putugaa MR
9. Jatuh terpeleset akibat genangan air Terpeleset dan terjatuh adalah
di lantai bentuk kecelakaan kerja yang dapat
terjadi, terpeleset biasanya
disebabkan karena kondisi lantai
yang licin yang dapat
mengakibatkan luka ringan
(memar)maupun berat (fraktura,
dislokasi, memar otal, dll)
10. Terpeleset akibat genangan air yang Terpeleset atau jatuh karena lantai
merembes dari plafon atap koridor licin, kurangnya perawatan
pada plafon rumah sakit
11. Jatuh dari kursi yang tiba-tiba patah Kurang nya memperhatikan barang
pada saat menyusun barang di rak yang akan digunakan dan kurang
nya melakukan pengecekan kepada
barang.
12. Terasa nyeri, pedih dan bengkak Kurang nya kesadaran mengenai
pada jari tangan akibat terkena pengelolaan B3 di Rumah Sakit
limbah obat kemo tersebut
13. Terjatuh dari tangga lipat pada saat Terpeleset atau jatuh karena lantai
akan menggantikan bola lampu, koridor licin.
terpeleset akibat sendal licin

4.2 PENYELESAIAN MASALAH

Tabel 4.2 Data Penyelesaian Kasus Kecelakaan Akibat Kerja di RSUDZA


No. Kasus Penyelesaian Masalah
1. Terkena cairan obat kemo 1. Menggunakan perlengkapan atau lata
pada punggung tangan pelindung diri lengkap dan sesuai yakni
seperti sarung tangan dan pakaian
penutup khusus untuk melindungi tubuh
dari tumbahan obta.
2. Berhati-hati dalam menggunakan cairan
obat kemo
2. Tersandung selang kuningan 1. Mengunakan sepatu safety
pada tabung oksigen 2. Meletakkan selang tabung oksigen
dengan rapi
3. Jatuh terpeleset dan robek 1. Adanya papan pemberitahuan tentang
pada dahi membentur kaca lantai basah

15
pintu utama RUDZA Banda 2. Berhati-hati dalam berjalan
Aceh 3. Adanya tulisan “awas kaca”
4. Pada pintu terdapat tulisan “tarik dan
dorong”
4. Jatuh terpeleset di 1. Adanya papan pemberitahuan tentang
koridor/ramp antara ruang lantai basah
onkologi dan ruang 2. Berhati-hati saat berjalan
thalassemia
5. Terpercik cairan NaCl ke 1. Menggunakan face shield atau kacamata
mata sebelah kiri pelindung
2. Rumah sakit memyiapkan shower
pembasuh mata
6. Terpeleset dan tertusuk 1. Berhati-hati dalam menggunakan jarum
jarum suntik
2. Berhati-hati dalam berjalan
3. Menggunakan pakaian tertutup
7. Tertusuk jarum 1. Bekerja dibawah pencahayaan
2. Berhati-hati dalam menggunakan jarum
suntik
3. Menggunakan alat suntik sekali pakai
8. Pasien marah-marah pada 1. Pihak rumah sakit meningkatkan
saat mendaftar di loket 9 dan pelayanan nya
mendorong kaca loket 2. Pasien bisa memaklumi saat mendaftar
sampe pecah dan hampir di loket dan tidak mendorong kaca
mengenai putugaa MR
9. Jatuh terpeleset akibat 1. Adanya papan pemberitahuan tentamg
genangan air di lantai lantai basah
2. Berhati-hati dalan berjalan
10. Terpeleset akibat genangan 1. Adanya papan pemberitahuan tentamg
air yang merembes dari lantai basah
plafon atap 2. Berhati-hati dalan berjalan
3. Pengecekan pada plafon atap
11. Jatuh dari kursi yang tiba- 1. Pengecekan kursi sebelum
tiba patah pada saat menggunakannya
menyusun barang di rak
12. Terasa nyeri, pedih dan 1. Menggunakan handscoon
bengkak pada jari tangan 2. Cairan limbah kemo diletakkan pada
akibat terkena limbah obat tempat khusus agar tidak terkena tangan
kemo ataupun bagian tubuh lainnya
13. Terjatuh dari tangga lipat 1. Berhati-hati dalan berjalan
pada saat akan 2. Mengganti sendal

16
menggantikan bola lampu, 3. Pengecekan pada tangga lipat sebekum
terpeleset akibat sendal licin digunakan

4.3 PROGRAM-PROGRAM K3 RS
1. Membentuk Pengorganisasian Kelompok Kerja Penerapan K3
RSUDZA perlu membentuk sebuah kelompok kerja penerapan K3 yang
terdiri dari seseorang yang mewakili dari setiap unit kerja dengan
kualifikasi dari jumlah anggota kelompok kerja yang harus disesuaikan
dengan kebutuhan rumah sakit. Tanggung jawab ini harus ditanamkan
melalui adanya aturan yang jelas, pola pembagian tanggung jawab,
penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan latihan serta penegakan
disiplin. Satuan pelaksana K3RS secara spesifik harus mempersiapkan data
dan informasi pelaksanaan K3 di semua tempat kerja. Merumuskan
permasalahan serta menganalisis penyebab timbulnya masalah Bersama
unit kerja.

2. Inpeksi K3 dan Pengujian


Pada RSUDZA banyak terdapat kasus yang berkaitan dengan kondisi
lingkungan maupun kondisi saran prasarana rumah sakit yang
mengakibatkan sebuah kecelakaan kerja. Inpeksi dan Pengujian ini
merupakan proses meninjau dan menilai keadaan K3 secara umum.
Kegiatan ini dilakukan secara berkala, terutama oleh petugas K3RS
sehingga PAK dan KAK dapat dicegah sedini mungkin. Kegiatan ini adalah
pengujian baik terhadap lingkungan maupun pemeriksaan terhadap pekerja
berisiko.

3. Pelatihan K3 Laboratory Safety


Pada RSUDZA masih terdapat kasus yang berkaitan dengan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3), sehingga diperlukan program khusus
sebagai pembelajaran dalam menangani atau menghadapi B3 tersebut.
Program pelatihan K3 Laboratory Safety merupakan pelatihan yang
berisikan kegiatan percobaan atau penyelidikan Keselamatan kerja di
laboratorium seperti proses eksperimen, penyimpanan bahan kimia,
pembuangan sisa bahan kima dan kesalahan penggunaan bahan kimia
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Kegiatan ini akan membantu
peserta dalam memahami aspek-aspek K3 yang terdapat pada
laboratorium.

4. Pengawasan Ketenagakerjaan
Dalam kebijakan K3 pada RSUDZA seorang supervisor hendaknya dapat
menyelenggarakan pengawasan ketenagakerjaan yang bertujuan untuk
inviestigasi kecelakaan kerja, serta menindak lanjuti keadaan atau tindakan

17
yang tidak aman agar kecelakaan kerja yang terjadi pada RSUDZA tidak
terulang kembali pada masa tang akan datang.

5. Pelayanan Fasilitas Penunjang Tenaga Kerja


RSUDZA sebaiknya menyediakan layanan fasilitas penunjang tidak hanya
ditujukan untuk pasien, melainkan membuat layanan fasilitas penunjang
juga untuk para tenaga kerja di rumah sakit sebagai jaminan aman bagi
mereka selama bekerja. Fasilitas penunjang yang dimaksud bukan hanya
tempat tidur, makan, minum, dan lain sebagianya, melainkan juga ada
sandal untuk di berbagai tempat, dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.

18
BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat digambarkan
bahwa penerapan SMK3 di RSUDZA Banda Aceh belum sepenuhnya
dilaksanakan berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 yaitu
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
kriteria satu yaitu Penetapan Kebijakan K3. Pada RSUDZA banyak terdapat kasus
yang berkaitan dengan kondisi lingkungan maupun kondisi saran prasarana rumah
sakit yang mengakibatkan sebuah kecelakaan kerja. Kegiatan ini dilakukan secara
berkala, terutama oleh petugas K3RS sehingga PAK dan KAK dapat dicegah sedini
mungkin. Pada RSUDZA masih terdapat kasus yang berkaitan dengan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3), sehingga diperlukan program khusus sebagai
pembelajaran dalam menangani atau menghadapi B3 tersebut. Kegiatan ini akan
membantu peserta dalam memahami aspek-aspek K3 yang terdapat pada
Laboratorium

5.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan kepada pihak Rumah Sakit RSUDZA sebaiknya
menyediakan layanan fasilitas penunjang tidak hanya ditujukan untuk pasien,
melainkan membuat layanan fasilitas penunjang juga untuk para tenaga kerja di
rumah sakit sebagai jaminan aman bagi mereka selama bekerja. Fasilitas penunjang
yang dimaksud bukan hanya tempat tidur, makan, minum, dan lain sebagianya,
melainkan juga ada sandal untuk di berbagai tempat, dan beberapa fasilitas
penunjang lainnya. Untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan
penerapan SMK3 di RSUDZA Banda Aceh antara lain:
1. Membentuk pengorganisasian kelompok kerja penerapan K3
2. Inpeksi K3 dan Pengujian
3. Pelatihan K3 Laboratory Safety
4. Pengawasan Ketenagakerjaan
5. Pelayanan Fasilitas Penunjang Tenaga Kerja

19
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1087/Menkes/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
Nur, Asiah. 2020. Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan kerja (SMK3) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
OHSAS 18001:2007. Standar Internasional Sistem Manajemen Kesehatan
Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban
Melapor Akibat Penyakit Akibat Kerja
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja (SMK3)
Permenkes 3 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

20
LAMPIRAN
a. Berita, Artikel, Jurnal yang di pakai

Gambar 1. Website Sejarah RSUDZA

Gambar 2. Website Penerapan SMK3 di RSUDZA

21
Gambar 3. Jurnal Kasus K3 di RSUDZA

Gambar 4. Website Pengelolaan Limbah Di RSUDZA

22

Anda mungkin juga menyukai